• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tindak Tutur Direktif Meminta dan Memerintah dalam Anime Ore Monogatari Episode 1 Karya Kazune Kawahara dan Aruko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tindak Tutur Direktif Meminta dan Memerintah dalam Anime Ore Monogatari Episode 1 Karya Kazune Kawahara dan Aruko"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pragmatik ialah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu (Nababan, 1987:2). Pragmatik memiliki kajian atau bidang telaah tertentu yaitu dieksis, praanggapan (presupposition), tindak tutur (speech acts), dan implikatur percakapan (conversational implicature) (Kaswanti Puwo, 1990:17).

(2)

Dalam bahasa Jepang tindak tutur disebut dengan gengokoudou (言

語行動). Tindak tutur merupakan bagian yang penting dalam komunikasi.

Salah satu jenis tindak tutur adalah tindak tutur ilokusi.

Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu, Rohmadi (2004:31).

Contoh tindak tutur ilokusi dalam bahasa Indonesia :

(1). Udara panas. (contoh ini adalah contoh yang dibuat penulis)

(2). Suseno sedang sakit. (contoh ini adalah contoh yang dibuat penulis)

Tuturan pada kalimat (1) mengandung maksud bahwa si penutur ingin agar pintu atau jendela segera dibuka, atau ingin agar mitra tutur melakukan suatu tindakan untuknya, seperti menghidupkan kipas angin, dan sebagainya. Pada kalimat (2) dituturkan kepada mitra tutur yang sedang menyalakan televisi dengan volume yang sangat tinggi, berarti tuturan ini tidak hanya dimaksudkan untuk memberikan informasi, tetapi juga ingin agar mitra tutur mengecilkan volume atau bahkan mematikan televisi.

Dalam bahasa Jepang tindak tutur ilokusi disebut hatsuwanaikoui

(発話内行 ).

Contoh tindak tutur dalam bahasa Jepang yaitu:

(3)

達: 猛男た け お

(Takeo)

高校 々 寂び

(sayang sekali kita tak akan bersama di SMA nanti!)

猛男た け お:

(Benar)

達 : 前 同 高校行

(Padahal aku maunya satu SMA dengan mu!)

猛男た け お :

(Benar)

達 : 電話わ 前 会 行

(Sering-sering kontak ya. Kami pasti mampir)

猛男た け お :

(Baik!)

Pada kalimat yang digarisbawahi dituturkan oleh adik kelas kepada kakak kelas yang bernama Takeo pada saat perpisahan sekolah. Tuturan tersebut tidak hanya berupa informasi tetapi juga menyuruh kakak kelas agar menerima kenang-kenangan yang diberikan oleh adik kelas.

(4)

terlebih dahulu harus mengetahui siapa penutur dan lawan tutur, bagaimana, kapan, dimana, dan, dalam situasi apa tuturan tersebut dituturkan.. Hal ini menjadi salah satu penyebab pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan dalam memahami maksud orang Jepang saat berkomunikasi langsung.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan kajian pragmatik mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam anime dengan judul Analisis Tindak Tutur Direktif Meminta dan Memerintah dalam Anime Ore Monogatari Episode 1 Karya Kazune Kawahara dan Aruko

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk tindak tutur meminta yang terdapat dalam anime Ore Monogatari karya Kazune Kawahara dan Aruko?

(5)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penelitian ini hanya meneliti bentuk-bentuk tindak tutur direktif meminta dan tindak tutur direktif memerintah yang ada di dalam anime Ore Monogatari karya Kazune Kawahara dan Aruko pada episode 1.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang tindak tutur ilokusi sudah dilakukan oleh Rahmad Aguslan dalam skripsi Analisis Tindak Tutur Direktif Memohon dalam Percakapan pada Buku Minna No Nihongo Shokyu II. Memaparkan bahwa tindak tutur direktif memohon terdapat tiga puluh lima bentuk, yaitu ada dua belas tindak tutur bentuk ~ , lima tindak tutur bentuk ~ , satu tindak tutur bentuk ~

, satu tindak tutur bentuk ~ , dua bentuk ~

, dan satu bentuk ~ , dan tiga belas

bentuk tindak tutur yang menggunakan supportive move. Contoh tindak tutur memohon bentuk ~ : 写真

(Tolong buatkan seperti yang di foto ini.)

(6)

yang ada di dalam anime Ore Monogatari karya Kazune Kawahara dan Aruko pada episode 1.

1.4.2. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan alat untuk membedah penelitian. Kerangka yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur direktif dan bentuk-bentuk dari bentuk meminta (memohon) dan memerintah berikut penjelasannya.

1.4.2.1 Tindak Tutur Direktif

Tindak tutur direktif merupakan salah satu kategori tindak ilokusi menurut JR. Searle. Gunawan (Rohmadi, 2004: 32) mendefinisikan tindak tutur direktif sebagai tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu. Menurut Tarigan (1986: 47) tindak tutur direktif dimaksudkan untuk menimbulkan efek melalui tindakan penyimakan. Ibrahim (1993: 27) mendefinisikan tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitra tutur. Ibrahim membagi tindak tutur direktif menjadi enam jenis, yang terdiri dari: requstives, questions, requirements, prohibitive, permissives, dan advisories.

1. Permintaan (Requstives)

(7)

tutur ini mengekspresikan keinginan penutur, sehingga mitra tutur melakukan sesuatu. Apabila penutur tidak mengharapkan kepatuhan, tindakan ini mengekspresikan keinginan atau harapan agar mitra tutur menyikapi keinginan yang tersampaikan ini sebagai alasan untuk bertindak. Fungsi tindakan requstives antra lain meliputi: meminta, memohon, mendoa, dan mengajak.

2. Perintah (Requirements)

Tindakan requirements mengindikasikan bahwa ketika mengucapkan suatu tuturan, penutur menghendaki mitra tutur untuk melakukan perbuatan. Penutur mengekspresikan keinginan bahwa ujarannya dalam hubungan dengan poisisi di atas mitra tutur, merupakan alasan yang cukup bagi mitra tutur melakukan tindakan (paling tidak sebagian dari) keinginan penutur. Apa yang diekspresikan oleh penutur adalah kepercayaan bahwa ujarannya mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur untuk melakukan tindakan. Penutur memberi anggapan bahwa dia memiliki kewengan dyan glebih tinggi daripada mitra tutur, misalnya, fisik, psikologis atau institusional yang memberikan bobot pada ujaran. Fungsi tindakan yang termasuk dalam requirements adalah menghendaki, mengomando, menuntut, mendikte, mengarahkan, menginstruksikan, mengatur dan mensyaratkan.

1.4.2.2 Bentuk Meminta

Dalam bahasa Jepang, kalimat permintaan disebut dengan 依頼文 (iraibun). Menurut Yoshio Ogawa (2003:56), yang dimaksud dengan Irai

(8)

人 何 頼 依頼 依頼

相手 動作 行 命令 同 依頼 普通

話 手 依頼 人 結果的 利益 得

Hito ni nanika wo suru koto wo tanomu koto wo “irai” to iu. “Irai”

wa aite ga dousa wo okonau ten wa “meirei” to onaji daga, “irai” dewa futsuu, hanashite (irai suru hito) ga kekkateki ni rieki wo eru.

Meminta seseorang untuk melakukan sesuatu disebut dengan Irai (permintaan). Irai sama dengan meirei (perintah), yaitu menitikberatkan pada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan atau aksi, tetapi pada irai, biasanya penutur mendapatkan keuntungan dari hasil yang diminta.

Menurut Kaneko Shiro dalam Nihongo Journal (2004 Juni), ragam memohon dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu onegaio suru, pada bagian ini terdapat tingkatan memohon dari yang terendah hikui

sampai yang tertinggi„takai’; kyoka o onegai suru; dan sono hoka no

onegai no hyogen. Berikut ini, keterangan teori Shiro tersebut.

a. 願 onegai suru (Membuat Permohonan)

Ungkapan memohon pertama onegai suru dalam penggunaannya

mengandung sifat mulai dari yang rendah „hikui’ sampai kepada

permohonan yang bersifat tinggi „takai’, permohonan itu dikelompokkan

(9)

1. ~

(1) 来 „ke sini sebentar‟

(Nihongo Journal:35)

2. ~

(2) 来 ? „tolong ke sini?

(Nihongo Journal:35)

3. ~

Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.

4. ~

Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ~te moraenai

5. ~

(3) 辞 書 ? „pinjam kamusnya?

(Nihongo Journal:35)

6. ~

(4) 明 日 朝9 時 集 „besok tolong kumpul pukul 9

pagi.‟

(10)

7. ~

(5) ペ ン チ 貸 „boleh pinjam tang?‟

(Nihongo Journal:35)

8. ~

Shiro tidak memberikan contoh untuk ini

9. ~

Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.

10. ~

(6) ペ ン チ 貸 „boleh tidak pinjam tang?‟

(Nihongo Journal:35)

11. ~

Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.

12. ~

Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam ini.

(11)

(7) 推 薦 状 書 „bisa tolong tuliskan surat

rekomondasi?‟

(Nihongo Journal:35)

14. ~

(8) 推 薦状 書 „bisa tolong tuliskan surat

rekomondasi?‟

(Nihongo Journal:35)

b. 許可 願 kyoka o onegai suru (Memohon/Meminta Izin)

Kelompok kedua itu digunakan pada waktu memohon izin sesuatu. Menggunakan bentuk verba ~ ( ). Shiro memberikan beberapa contoh seperti berikut.

1. ~

(9) 写真 撮 ( 達 ) „fotokan‟

(Nihongo Journal:35)

2. ~ ( )

(10) 電話 わ / わ ? ( 達 ) „Boleh pinjam

telepon?‟

(12)

3. ~ ( )

(11) 留学 ?(親 ) „izinkan saya belajar di luar negeri? (kepada orang tua)

(Nihongo Journal:35)

4. ~ ( )

(12) 留学 „tolong izinkan saya belajar di luar

negeri.‟

(Nihongo Journal:35)

5. ~ ( )

(13) 意 見 言 わ ? „izinkan saya

mengeluarkan pendapat saya?

(Nihongo Journal:35)

6. ~ ( ) /

(14) 明日 わ /

„Besok, bolehkah saya menggunakannya?‟

(Nihongo Journal:33)

c. ほ 願 表現 (Ungkapan Memohon/Meminta yang

(13)

Kelompok ketiga menunjukkan ungkapan yang digunakan untuk memaparkan keadaan sekarang, seperti perasaan, keadaan, dan keinginan. Hal tersebut dilakukan agar penutur memahami hal yang diinginkan. Kalimat yang di dalam kurung adalah kalimat yang sebenarnya ingin diucapkan.

Seperti contoh berikut ini.

(15) カ カ …. 水 飲

„Kerongkongan saya kering‟…. (izinkan saya minum)

(Nihongo Journal:33)

(16) 寝 ….

„Anak saya sedang tidur‟……...(mohon tenang)

(Nihongo Journal:33)

1.4.2.3 Bentuk Memerintah

Menurut Hamzon dan Rospita (2010:78-79) dalam bahasa Jepang, kalimat perintah dibentuk dengan cara pembentukan pola kalimat:

1. V renyoukei + te kudasai

Contoh : 食 (Silahkan banyak makan)

2. V renyoukei + nasai

(14)

3. V meireikei

Contoh : 学校 行 (Pergi ke sekolah) 4. V jishoukei + na

Contoh : 車 触 !(Jangan sentuh mobil!)

Berdasarkan teori-teori yang ada di ataslah masalah yang ada di penelitian ini akan dianalisis.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur meminta apa saja yang terdapat dalam Ore Monogatari.

2. Untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur memerintah apa saja yang terdapat dalam Ore Monogatari.

1.5 2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai tindak tutur direktif meminta dan memohon pada anime.

(15)

1.6. Metode Penelitian

Rosady (2008:24) dalam bukunya menyatakan pengertian metode, berasal dari kata methods (Yunani) yang dapat diartikan dengan cara atau menuju suatu jalan, jadi metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode simak, merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa. Dalam ilmu sosial, metode ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi (Mahsun, 2005: 218) Selanjutnya, teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik catat.

Untuk menganalisis data digunakan metode deskripstif kualitatif. Karena data yang dihasillkan dalam penelitian ini merupakan data deskriptif. Maka fokus analisanya adalah pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam angka-angka (Mahsun, 2005:233).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(16)

2. Menonton anime “Ore Monogatari” episode 1.

3. Mengumpulkan cuplikan-cuplikan kalimat yang mengandung tindak

tutur direktif dalam anime “Ore Monogatari” episode 1.

4. Menerjemahkan cuplikan-cuplikan kalimat yang telah terkumpul tersebut.

5. Mengklasifikasi jenis-jenis tindak tutur direktif yang ada dalam anime

“Ore Monogatari” episode 1

6. Menganalisis jenis-jenis tindak tutur direktif dan fungsi tindak tutur ilokusi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tindak tutur yang terdapat dalam novel tersebut, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi serta klasifikasi dari

Skripsi yang berjudul Tindak Tutur Asertif dan Direktif dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari ini merupakan hasil penerapan ilmu pragmatik yang menganalisis tindak tutur

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tindak tutur yang terdapat dalam novel tersebut, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi serta klasifikasi dari

Di samping itu, penelitian ini juga memfokuskan pada jenis tindak tutur ilokusi direktif karena pada penggunaan kalimat yang berkaitan dengan jenis tindak tutur

Pertiwi, Brigita Vina. Tindak Tutur Ilokusi dalam Film Kartini Karya Hanung Brahmantyo: Kajian Pragmatik. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Penelitian ini berisi pemaparan

Kinshikei pada data 2 juga sesuai apa yang dijelaskan oleh Namatame (dalam Firmansah, 2018:28) yaitu Kinshikei adalah jenis tindak tutur ilokusi direktif menyuruh

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis tindak tutur direktif pada kajian pragmatik terdapat enam bentuk tindak tutur yaitu perintah, permintaan, Nasihat, larangan,

Peneliti memilih kajian pragmatik untuk menganalisis tindak tutur dalam podcast Denny Sumargo dengan Lutfi Agizal, serta Young Lex mengenai penggunaan kata anjay karena dimaksudkan