• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Luar Biasa Karya Murni di Kecamatan Medan Johor (1980-1997)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sekolah Luar Biasa Karya Murni di Kecamatan Medan Johor (1980-1997)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Untuk itu pendidikan diharuskan dapat dirasakan oleh setiap manusia dimanapun berada, karena tujuan dari pendidikan adalah, mengeluarkan unsur-unsur kemanusiaan yang sama. Unsur-unsur itu pada dasarnya tidak berbeda meski tempat dan waktunya berlainan.1

Indonesia belum memiliki data yang akurat dan spesifik tentang berapa banyak jumlah anak berkebutuhan khusus.Yang berhasil di data hanya sekitar 1.544.184 anak dan di prediksikan angka anak-anak berkebutuhan khusus (5-18 tahun) adalah sebanyak 330.764. Angka anak berkebutuhan khusus yang sudah mendapat layanan pendidikan hanya 85.737 anak, artinya ada 245,027 anak dengan berkebutuhan khusus yang belum mendapatkan layanan pendidikan.

Pendidikan haruslah dilakukan secara maksimal, akan tetapi tidak semua anak dapat berada dalam lingkungan keluarga ataupun mendapat didikan di sekolah umum. Hal inilah yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus.

2

1

Paulo Frere, Ivan Illich, dkk, Menggugat Pendidikan: Konservativ, Liberal, Anarkis, Yogyakarta: Pustaka Pelajaran, Cetakan VI, 2006, Hlm 135

2

Mudjito, Harizal, dkk, Pendidikan Inklusif, Jakarta: Baduose Media Jakarta, Cetakan Pertama, 2012,hlm.12

(2)

kehidupan bangsa. Hal tersebut relevan dengan pasal 31 UUD 1945 tentang pendidikan yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Yang dimaksud tiap-tiap warga negara di sini adalah setiap warga Negara Indonesia tanpa memandang latar belakang suku, ras, agama, ekonomi maupun keterbatasan fisiknya karena semua mempunyai hak yang sama, yaitu mendapatkan pendidikan. Istilah anak berkebutuhan khusus adalah klasifikasi untuk anak dan remaja secara fisik, psikologis dan atau sosial mengalami masalah serius dan menetap. Anak berkebutuhan khusus ini dapat diartikan mempunyai kekhususan dari segi kebutuhan layanan kesehatan, kebutuhan pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, pendidikan inklusi yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal pada umumnya untuk belajar, dan kebutuhan akan kesejahteraan sosial dan bantuan sosial.

Menurut Suran dan Rizzo seorang pengamat sosial, yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam dimensi yang penting, secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial yang menjadikan mereka terhambat dalam mencapai tujuan dan potensinya secara maksimal.3

3

Wikasanti Esthy, Pengembangan Life skills untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta: Redaksi Maxima, Cetakan I, 2014, hlm.8

(3)

dengan gangguan penglihatan (tunanetra).4 Yang dimana mereka sangat memerlukan pendidikan, yang juga dipandang sebagai pencipta sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa dalam rangka mempersiapkan masa depan generasi muda yang lebih baik menuju ke arah yang bertujuan untuk mencapai kemampuan dan daya saing bangsa pada lingkungan regional dan global.5Diperlukan penanganan khusus untuk mereka karena terdapatnya keterbatasan kemampuan mereka dalam mendapatkan pengalaman belajar dan sedikitnya kemampuan fisik dalam bergerak, contohnya saja setiap anak yang menderita kebutaan memerlukan latihan khusus yang harus berlangsung sampai dewasa.Makin berat atau makin rumitnya ketidak mampuan yang diderita anak tunanetra maka semakin diperlukan latihan tersebut.6

Selanjutnya pandangan masyarakat terhadap anak-anak tunanetra mulai berubah, anak bayi yang terlahir dalam keadaan buta tidak lagi dibunuh, mereka diberi hak hidup, peningkatan pandangan dan sikap masyarakat terhadap orang tunanetra sampai Ini bertujuan agar anak-anak tunanetra tidak merasa terasing lagi dari lingkungan sosialnya seperti abad-abad sebelumnya.

Disebutkan pada masa sebelum abad 18, merupakan masa kelam bagi penyandang tunanetra, masyarakat memandang anak tunanetra ialah manusia yang tidak berguna. Anak-anak bayi yang baru lahir apabila ternyata ia buta, tidak akan diberi hidup, ia akan dibunuh. Mereka yang nyata menderita buta setelah besar akan diasingkan atau diperalat sebagai kedok untuk mencari untung.

4

Mudjito, Harizal, Op.cit, 2012, hlm26-27 5

Wardiman Djojonegoro, Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, hlm. 2

6

(4)

ke taraf belas kasihan. Masyarakat mulai ikut merasakan penderitaan para tunanetra hidup tanpa penglihatan . Barulah pada tahun 1784 di negara bagian Eropa, tepatnya di Paris, di buka lembaga pendidikan untuk anak anak tunanetra oleh Valentine Hauy7 dengan bantuan dana dari perkumpulan filantropi.8Paris.9

Sejalan dengan perkembangan pandangan masyarakat, maka beberapa negara membuka sekolah tunanetra antara lain di Amerika Serikat dibuka Sekolah tunanetra yang berada di kota Virginia, didirikan tahun 1840, di kota Carolina didirikan tahun 1841, di Kentucky di didirikan tahun 1842 ,di Kanada yakni Ontario School for the

blind didirikan tahun 1872. Pengaruh perkembangan pendidikan anak tunanetra di

Eropa menyebar pula ke Asia termasuk Indonesia. Di Jepang di kota Kyoto didirikan pada tahun 1876, di Hongkong di kota Hankow didirikan pada tahun 1883, di Indonesia sendiri pada tahun 1901 berdirilah sebuah lembaga pendikan tunanetra yang berada di kota Bandung, yang dipelopori oleh Dr. C.H.A Westhoff seorang ahli penyakit mata, berkebangsaan Belanda.10

7

Pelopor di bidang yang khusus mengembangkan suatu sistem huruf menyembul 8

Sebutan untuk orang-orang dermawan

9

Pradopo Soekini,Pendidikan anak-anak tunanetra,Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan, 1977, hlm.27

10

Ibid.,hlm56

(5)

ibukota dari Provinsi sumatera Utara yang mempunyai banyak kabupaten dan kota. Kota Medan mempunyai 21 Kecamatan dan 151 kelurahan.Salah satunya adalah Kecamatan Medan Johor, yang dimana terdapat nya sekolah luar biasa untuk tunanetra.Sekolah ini tepatnya berada di Jalan Karya Wisata, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor. Dimana sekolah ini berada dibawah yang naungan KSSY11

Sekolah Luar Biasa Karya Murni merupakan Sekolah yang mempunyai motto

Venerate Vitam12

6.Menyediakan komunitas terpadu dan sarana selama mereka dalam pembinaan dalam jenjang sosial

memiliki Visi, terwujudnya keyakinan diri para tunanetra akan kemandirian dan harkat manusia yang sama dengan sesamanya di tengah tengah masyarakat melalui pemberdayaan berlandaskan ajaran dan moral Katolik, adapun misi nya adalah:

1.Memberdayakan para tunanetra agar mampu merealisasikan potensi yang ada dalam dirinya

2.Mengadakan pelatihan untuk mengembangkan bakat dan keterampilan

3.Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan fisik dan kejiwaan

4.Memperdayakan tenaga pengajaran yang profesional

5.Menyediakan sarana dan fasilitas yang menunjang pembelajaran yang baik

13

Sekolah Luar biasa Karya Murni awalnya berada di komplek Jln.Hayam Wuruk No.11 Medan dan diresmikan tahun 1953,yang mengelola 2 sekolah yaitu SLB-A dan

11

Konggregasi Susteran Santo Yosef 12

Berasal dari bahasa latin yang berarti Hormatilah kehidupan

13

(6)

SLB B. dimana SLB-A adalah Sekolah Luar biasa khusus untuk anak tunanetra dan SLB-B adalah Sekolah Luar biasa untuk anak tunarungu.

Seiring perkembangan nya kompleks yang berada di jalan Hayam Wuruk tidak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga tidak mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Sehingga muncullah keputusan untuk memisahkan SLB-A dan SLB-B.di Tahun 1969 SLB-B dipindahkan ke Jalan Pasar Merah Medan, dan SLB-A tetap berada di kompleks Hayam Wuruk. Dari waktu ke waktu Sekolah Luar Biasa-A ini pun banyak peminatnya, sementara lokasi di jalan Hayam Wuruk tidak mengalami perkembangan, sebagai langkah awal untuk memperluas sekolah maka, dibelilah sebidang tanah seluas tiga setengah hektar di daerah Medan Johor Jln. Karya Wisata. Pembangunan terus dilakukan di daerah tersebut sampai akhirnya ditahun 1980 Sekolah Luar Biasa Karya Murni Pindah dengan sukacita dan menempati gedung baru, perkembangan murid terus bertambah ,namun ada sesuatu yang dirasa janggal pada saat itu yaitu anak anak anak bergaul tidak sesuai dengan usianya, dari situ timbullah pemikiran untuk mengadakan pengelompokan anak sesuai tingkatan usia masing masing. Untuk maksud tersebut maka pada tahun 1997 kembali dibangun lima unit gedung asrama tunanetra Karya Murni, masing masing unit terdiri dari kamar tidur lengkap dengan kamar mandi , ruang makan, ruang rekreasi, yang setiap unitnya di isi oleh 10 sampai 12 orang anak dengan satu orang suster pengasuh. Ditahun yang sama juga telah dibangun aula, guna mereka berkreasi baik dalam pengembangan musik ataupun olahraga.

(7)

1980-1997” Penetapan tahun 1980 sebagai awal penelitian adalah, karena di tahun tersebut Sekolah Luar Biasa Karya Murni mulai menempati gedung baru setelah sebelumnya berada di Jalan Hayam Wuruk. Batas akhir penelitian pada tahun 1997 adalah, karena setelah menempati gedung baru, banyak perkembangan yang terjadi disekolah tersebut, yaitu pembangunan gedung, asrama, dan banyaknya anak tunanetra yang bersekolah di sekolah luar biasa Karya Murni, perkembangan bangunan ,sarana dan prasarana mulai dilakukan pada tahun 1997.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan awal dari setiap proses kerja ilmiah, tanpa adanya masalah tidak akan ada suatu proses penelitian ilmiah, untuk itu perlu dibuat suatu rumusan masalah sebagai landasan utama dalam sebuah penelitian agar mempermudah penelitian. Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Sekolah Luar Biasa Karya Murni di Kecamatan Medan Johor ?

2. Bagaimana perkembangan Sekolah Luar Biasa Karya Murni pada tahun 1980 1997 ?

(8)

1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab masalah yang kita rumuskan. Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan bagaimana Latar belakang berdirinya Sekolah Luar Biasa Karya Murni di Kecamatan Medan Johor

2. Menjelaskan bagaimana perkembangan Sekolah Luar Biasa Karya Murni Pada tahun 1980-1997

3. Menjelaskan bagaimana peran Sekolah Luar Biasa Karya Murni terhadap anak tunanetra dalam mendukung Proses Interaksi.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Penulis mengaharapkan tulisan ini dapat menjadi landasan untuk tetap mempertahankan peranannya sebagai lembaga pendidikan baik secara religius maupun pengetahuan umum.

2. Sebagai tambahan literatur kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya ilmu sejarah dalam hal sejarah pendidikan

(9)

1.4Tinjauan Pustaka

Untuk dapat menyusun kepustakaan yang baik, tidak ada cara lain mengumpulkan dan mengusahakan bahan sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan judul penulisan. Telaah pustaka dilakukan dalam rangka memuat data yang objektif dan relevan dengan topik penelitian.

Soekini Pradopo, dalam “Pendidikan anak-anak Tunanetra”, menjelaskan tentang sejarah perkembangan dan sistem pendidikan anak tunanetra serta menguraikan ciri khusus ketunanetraan yang terdiri atas tiga hal. Yaitu faktor penyebab, usaha pencegahan, dan karakteristik ketunanetraan

Direktorat pendidikan luar biasa, dalam “Pedoman penyelenggaraan

pendidikaninsklusif” menjelaskan bagaimana mengembangkan pendidikan inklusif,

manajemen dan sistem yang relevan terhadap sekolah dan anak berkebutuhan khusus. KSSY, dalam “Venerate Vitam, SLB/A Karya Murni”menjelaskan tentang bagaimana peran SLB Karya Murni dalam mengasuh anak tunanetra dari proses awal sampai dengan tahap terminasi, agar setelah menyelesaikan pendidikan luar biasa, tuna netra diharapkan mampu berdampingan dengan masyarakat umum lainnya

(10)

Sr. Angelina, dalam “Menanamkan keterampilan kehidupan sehari-hari pada

anak-anak berkebutuhan khusus (Tunanetra) di SLB-A Karya Murni” menjelaskan

sekolah sebagai sarana untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan untuk membangun rasa percaya diri yang kuat untuk menciptakan tunanetra sebagai individu yang berharga

Esthy Wikasanti, dalam “Pengembangan Life skill untuk anak berkebutuhan

khusus” menjelaskan anak berkebutuhan khusus dapat hidup tanpa bantuan orang lain

sehingga timbul kepercayaan dirinya.

1.5Metode Penelitian

Dalam penulisan sejarah yang ilmiah, pemakaian metode sejarah yang ilmiah sangatlah penting.Metode penelitian sejarah lazim disebut dengan metode sejarah. Metode itu sendiri berarti cara, jalan, atau petunjuk pelaksana atau petunjuk teknis .14

Tahap pertama Heuristik. Tahapan ini merupakan proses pengumpulan sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam hal ini, penulis akan melakukan studi pustaka dan studi lapangan. Dalam studi pustaka penulis akan

Sejumlah sistematika penulisan yang terangkum di dalam metode sejarah sangat membantu setiap penelitian di dalam merekonstruksi kejadiann pada masa yang telah berlalu. Untuk mendapatkan penulisan sejarah yang deskriptif analitis haruslah melalui tahapan demi tahapan, yaitu :

14

(11)

mengumpulkan buku-buku, skripsi dan karya tulis ilmiah lainnya yang pernah ditulis sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Untuk mengumpulkan sumber pustaka penulis melakukan kunjungan ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Kota Medan, Perpustakaan Sekolah Luar Biasa Karya Murni. Adapun penelitian lapangan dilakukan dengan metode wawancara terhadap informan-informan yang terkait dengan penelitian, seperti wawancara dengan Kepala sekolah Sekolah Luar Biasa Karya Murni, Tata Usaha Sekolah Luar Biasa Karya Murni, Guru-guru Sekolah Luar Biasa Karya Murni, Murid Sekolah Luar Biasa Karya Murni, dan yang mengetahui tentang sejarah Sekolah Luar Biasa Karya Murni yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini.

Dalam fase heuristik, selain mengumpulkan bahan-bahan seperti telah disebutkan di atas, juga digunakan ”ilmu-ilmu bantu” yang relevan dengan fokus penelitian. Ilmu-ilmu bantu yang merupakan pendukung ilmu sejarah disebut auxiliary sciences

atau sister discipline15yang penggunaannya tergantung pada pokok atau periode

sejarah yang dikaji. Ilmu bantu mempunyai fungsi-fungsi penting yang digunakan oleh para sejarawan dalam membantu penelitian dan penulisan sejarah, sehingga menjadikan sejarah sebagai suatu karya ilmiah. Ilmu bantu dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, psikologi, antropologi, Konsep-konsep dari ilmu sosial membantu atau menjadi alat (tools) untuk kajian sejarah yang analitis-kritis ilmiah16

15

Ibid., hal. 49 16

(12)

Tahapan kedua yang dilakukan adalah Kritik.Dalam tahapan ini kritik dilakukan terhadap sumber yang telah terkumpul pada kegiatan heuristik, kemudian disaring dan diseleksi. Data yang terkumpul tersebut baik merupakan data hasil wawancara maupun data tulisan/pustaka akan disaring dan diseleksi guna mengetahui keontetikan serta keabsahannya.17

17

Kuntowijaya, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, Hlm.99

Kritik sumber ini terbagi dua, yakni Kritik ekstern yang meliputi, berbagai sumber yang penulis kumpulkan baik berupa dokumen atau sumber pustaka dimana aspek fisiknya tersebut diuji dengan memperhatikan aspek dominan yang mempengaruhi kondisi dokumen itu sehingga mendapat sumber yang autentik. Selanjutnya kritik Intern, adalah berupa pengujian atas keaslian isi data yang telah diperoleh..

Tahapan ketiga adalah Interpretasi, dalam tahapan ini merupakan penafsiran-penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikritik.Dalam tahap ini penulis melakukan analisis dan sintesa.Analisis berarti menguraikan. Dari proses tersebut diperoleh fakta-fakta. Kemudian data-data yang diperoleh disintesakan sehingga memperoleh kesimpulan.

Referensi

Dokumen terkait

Metode Penelitian Sosial, Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan.. Medan: PT Grasindo

better facilities can increase the level of satisfaction and the number of visitors in Taman Wisata.

Pendistribusian barang yang tepat waktunya akan sangat memuaskan pelanggan dengan meningkatnya pendistribusian maka waktu yang diperlukan akan semakin

JUDUL : PERGURUAN TINGGI TAK SIAP, PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN TERKENDALA. MEDIA

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Satlantas Kota Salatiga sudah melakukan beberapa program seperti police goes to school, police goes to campus dan penyuluhan ke

Pada hasil analisis Rumah Susun Transit Ujung Berung terdapat ruang untuk umum yang merupakan bagian bersama sehingga memenuhi standar pelayanan minimal sarana

Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk energi matahari dalam kehidupan dengan sistematis.. Manfaat energi

Setelah mendengarkan contoh, siswa mampu menyanyikan notasi lagu “Menanam jagung” Sesuai tinggi rendah nada dengan aba-aba ketukan dari guru dengan benar.. Setelah berdiskusi,