• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE. docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL ADDIE

Dedi Junaedi

Mahasiswa Program Magister (S2)

Program Pascasarjana (PPs) UIN Sunan Gunung Djati Bandung E-mail : dedi.junaedi305@gmail.com

ABSTRACT

Learning is an interactive process between teachers and learners, where teaching is a teacher's job. As a teacher, the creativity of a teacher in creating a design instructional will help achieve learning outcomes that are appropriate to the learning objectives. In making the design instructional there are several models that can be chosen by a designer (teacher), one of which design instructional is model ADDIE. Writing this journal aims to explain the design of learning model ADDIE including the stages to develop this model, the writing of this journal is done through literature study from various local and international sources. ADDIE is acronim for Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate, this acronim as well as a step in applying the ADDIE model in instructional design. The systematic model of ADDIE design makes this model a simple, effective and efficient model that is easy to apply.

Keyword : Learning, instructional design, ADDIE model.

ABSTRAK

Pembelajaran merupakan proses interaktif antara guru dan peserta didik, dimana mengajar merupakan tugas seorang guru. Sebagai seorang guru, kreatifitas seorang guru dalam membuat sebuah desain pembelajaran akan membantu mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam membuat desain pembelajaran terdapat beberapa model yang dapat dipilih oleh seorang perancang (guru), salah satunya adalah desain pembelajaran model ADDIE. Penulisan jurnal ini bertujuan memaparkan desain pembelajaran model ADDIE termasuk tahapan pengembangannya, penulisan jurnal ini dilakukan melalui studi pustaka dari berbagai sumber lokal dan internasional . ADDIE merupakan singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate, singkatan ini juga sekaligus sebagai tahapan dalam menerapkan model ADDIE dalam desain pembelajaran. Desain model ADDIE yang sistematis menjadikan model ini termasuk model yang sederhana, efektif serta efisien sehingga mudah untuk diterapkan.

(2)

PENDAHULUAN

Belajar adalah serangkaian kegiatan fisik dan psikis seoseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar memegang peranan penting dalam pembelajaran, karena dalam pembelajaran terdapat peristiwa belajar dan peristiwa mengajar. Belajar adalah aktivitas psychofisik yang ditimbulkan karena adanya aktivitas dan interaksi pembelajaran.

Mengajar merupakan tugas utama seorang guru. Seorang guru yang kreatif akan selalu berupaya menciptakan ide-ide dalam merancang sistem pembelajaran yang mampu menghantarkan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Siregar dalam Asep E. Latip bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses yang interaktif dari kegiatan belajar dan mengajar. Perspektif ini mendasari proses pembelajaran yang berakhir pada terciptanya keseimbangan kegiatan yang dilakukan oleh pelajar dan pengajar. Seorang pengajar atau pendidik berperan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi bahan pengajaran, kemudian memilih metode pengajaran, mengolah media pengajaran, menentukan indikator hasil belajar bahkan menetapkan karakter yang diharapkan. Pembelajar atau peserta didik berperan aktif dalam mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengkonfirmasi setiap kegiatan yang difasilitasi oleh pengajar.1

Pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yakni tujuan, materi, metode atau

(3)

implementasi dan evaluasi. Keempat komponen tersebut menjadi acuan dalam rangka merancang sebuah desain pembelajaran secara terukur dan tearah sehingga pembelajaran dapat mencapai pada tujuan yang diharapkan.

Kemampuan seorang guru dalam menentukan, membuat kemudian mengaplikasikan sebuah desain pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilannya dalam mengajar di sekolah. Karena memang desain pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan pembelajaran dalam upaya membantu aktifitas transfer pengetahuan antara guru dan peserta didik. Perencanaan pembelajaran tersebut secara prinsip merupakan penyusuan tujuan pembelajaran, memilih strategi yang tepat dalam pembelajaran, pembuatan materi, serta melakukan evaluasi pada semua komponen pembelajaran.

Sebagaiman Robert M. Branch meyebutkan bahwa “Instructional design is an iterative process of planning performance objectives, selecting instructional strategies, choosing media and selecting or creating materials, and evaluation”.2 (Desain pembelajaran adalah proses berulang untuk

merencanakan tujuan, memilih strategi pembelajaran, memilih media dan memilih atau membuat bahan, dan evaluasi).

Istilah desain pembelajaran seharusnya bukan menjadi hal yang asing bagi para guru (baca: pendidik), karena seorang guru dalam aktifitas mengajarnya harus senantiasa selalu memperhatikan perencanaan, pengembangan, evaluasi, serta mengelola proses pembelajaran (instructional) secara efektif dan sistematis sehingga peserta didik berhasil mencapai tujuan pembelajaran, sebagaimana menurut Kemp Morrison, & Ross (1998) dalam jurnal Zehra dan Edward.3

2 Branch, R. Maribe., Instructional Design : The ADDIE Approach. (Boston: Speinger US, 2009), hlm. 8

(4)

PEMBAHASAN

Pengertian Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.

Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala adalah pengembangan pengajaran secara sistematis yang digunakan secara khusus dari teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.4

Shambaugh dalam Wina Sanjaya, menjelaskan tentang desain pembelajaran sebagai berikut. An intellectual process to help teachers systematically learners needs and construct structures possibilities to responsively addres those needs. (Sebuah proses intelektual untuk membantu pendidik dalam

2046

(5)

menganalisis kebutuhan peserta didik dan membangun berbagai kemungkinan untuk merespon kebutuhan tersebut).5

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk memaksimalkan keefektifan dan efisiensi pembelajaran. Kegiatan mendesain pembelajaran diawali dengan menganalisis kebutuhan peserta didik, menentukan tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di dalamnya mencakup penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran.

Komponen Utama Desain Pembelajaran

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:

1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.

2. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.

3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari.

4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.

5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar.

(6)

6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi ang sudah dikuasai atau belum.

Model-model Desain Pembelajaran

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam empat (4) model, yakni:

1. Model berorientasi kelas, 2. Model berorientasi sistem, 3. Model berorientasi produk,

4. Model prosedural dan model melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.

Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekiolah, dan lain-lain. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.

(7)

mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk diuji cobakan dan diperbaiki.

Desain Pembelajaran Model ADDIE

Desain pembelajaran model ADDIE adalah salah satu desain pembelajaran yang berorientasi sistem, yakni sebuah desain yang menghasilkan sistem pembelajaran yang mencakup seluruh komponen pembelajaran. ADDIE merupakan akronim dari

Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. (menganalisis, merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi).6

Model pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya. Model ini terdiri atas 5 fase atau tahap utama yaitu 1) Analyze (Analisis), 2)

Design (Desain), 3) Develop (Pengembangan), 4) Implement

(Implementasi), 5) Evaluate (Evaluasi) (Reyzal Ibrahim, 2011).7

Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluations) berawal dari konsep model desain pembelajaran serta teori yang digunakan untuk angkatan darat AS pada tahun 1950. Selanjutnya, pada tahun 1975 dikembangkan lagi oleh Florida State University bidang Educational Technology untuk digunakan pada semua angkatan bersenjata AS.8

6 Branch, R. Maribe., Instructional Design : The ADDIE Approach. (Boston: Speinger US, 2009), hlm. 20

7 Ibrahim, Reyzal, Model Pengembangan ADDIE.

(http://jurnalpdf.info/pdf/model-pengembangan-addie.html diakses tanggal 2 November 2017 pukul 03.16 WIB)

8 Admin Padamu, Desain Pembelajaran Model ADDIE.

(8)

Praktisi pendidikan selanjutnya membuat beberapa revisi sehingga sekitar pertengahan 1980-an muncullah model yang lebih interaktif dan dinamis dari aslinya. Model ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti strategi dan metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model ADDIE dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan perangkat dan infrastruktur program pelatihan atau pembelajaran yang efektif, dinamis dan mendukung proses pembelajarn dengan beberapa tahapan.

Dibawah ini adalah skema desain sistem pembelajaran model ADDIE.

Skeam 1. Model ADDIE.

Berikut ini adalah tabel tahapan pengembangan desain pembelajaran model ADDIE.9

Tabel 1. Konsep dan prosedur desain pembelajaran model ADDIE

Konsep

Prosedur umum

9 ………., Instructional Design : The ADDIE Approach. (Boston: Speinger US, 2009), hlm. 21

revisi

revisi

Analyze

Implement

Evaluation

Design

revisi

(9)

Analyze

Sumber : Buku Instructional Design The ADDIE Approach

Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang terdiri dari 5 tahapan yakni: analisis (Analyze), desain (Design), pengembangan (Development), implementasi (Implementation) serta evaluasi (Evaluation).

1. Analisis (Analysis)

Desain tahap analisis berfokus pada target audiens. Pada tahap analisis, dilakukan pendefinisian permasalahan instruksional, tujuan instruksional, sasaran pembelajaran serta dilakukan identifikasi lingkungan pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Tahap Analisis umumnya membahas pertanyaan-pertanyaan berikut:

(10)

b. Apa yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan pada akhir program pembelajaran atau apa kebutuhan siswa?

c. Apa yang diinginkan siswa dari hasil pembelajaran? Apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku dan lain-lain?

d. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan untuk mereka cukup? aspek apa yang perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki?

e. Apa fokus tujuan instruksional?

f. Apakah lingkungan belajar kondusif atau tidak? Apa jenis lingkungan belajar lebih disukai?

g. Apakah akan sumber daya baik itu teknis maupun dukungan sudah mencukupi?

2. Desain (Design)

Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian, latihan, konten, dan analisis yang terkait materi pembelajaran, rencana pembelajaran dan pemilihan media. Fase desain dilakukan secara sistematis dan spesifik. Dalam tahap desain, yang ditanyakan adalah: a. Sumber media yang akan digunakan seperti Audio, Video

dan Grafis. Apakah sumber tersebut dari pihak ketiga atau siswa membuat sendiri?

b. Berbagai sumber dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran. Apa sumber cukup tersedia untuk menyelesaikan pembelajaran?

c. Tingkat dan jenis kegiatan yang akan dihasilkan selama pembekajaran. Apakah terjadi kolaboratif, interaktif atau individu?

(11)

e. Berapa banyak waktu yang akan ditugaskan untuk setiap tugas dan bagaimana pembelajaran yang akan dilaksanakan (per pelajaran, bab, modul, dan lain-lain,)? f. Apa saja keterampilan kognitif yang ditentukan bagi siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran?

g. Apakah guru memiliki cara untuk menentukan nilai-nilai yang telah dicapai oleh siswa? Apa metode untuk menentukan kompetensi yang diinginkan oleh siswa?

h. Bagaimana mekanisme yang dirancang oleh Anda untuk mendapatkan umpan balik pada bahan ajar?

i. Bagaimana merancang kegiatan pembelajaran sehingga menarik minat siswa? Anda akan memilih untuk variasi dalam pilihan pengiriman dan jenis media?

3. Pengembangan (Development)

Dalam tahan pengembangan dilakukan pembuatan dan penggabungan konten yang sudah dirancang pada tahapan desain. Pada fase ini dibuat storyboard, penulisan konten dan perancangan grafis yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Apakah membuat bahan ajar sesuai jadwal?

b. Apakah ada tim kerja di beberapa siswa? Apakah ada anggota yang bekerja secara efektif dalam sebuah tim? c. Apakah siswa berkontribusi sesuai kapasitasnya?

d. Apakah bahan yang dihasilkan dimaksudkan untuk tugas siswa?

4. Implementasi (Implementation)

(12)

pengujian. Aktivitas lain yang harus dilakukan pada fase ini meliputi penggandaan dan pendistribusian materi dan bahan pendukung lainnya, serta persiapan jika terjadi masalah teknis dan mendiskusikan rencana alternatif dengan siswa.

Beberapa contoh implementasi yang dapat ditentukan: a. Advis pada metode pilihan pencatatan data aktual dari

pengalaman siswa saat berinteraksi dengan belajar.

b. Apa tanggapan emosional yang diberikan oleh guru dan siswa selama pebelajaran?Apakah mereka benar-benar tertarik, bersemangat, kritis atau bertahan?

c. Sebagai hasil pembelajaran, apakah guru melihat bahwa siswa dapat memahami topik dengan segera atau apakah mereka perlu bantuan?

d. Bagaimana menangani setiap kesalahan yang mungkin terjadi selama pembelajaran. Apa reaksi guru ketika kegiatan untuk siswa tidak berjalan seperti yang direncanakan?

e. Ketika masalah teknis dan lain muncul apakah guru memiliki strategi ‘cadangan’?

f. Apakah implementasi untuk skala kecil atau skala besar? g. Ketika kelompok siswa mendapat materi, apakah mereka

dapat bekerja secara mandiri atau memerlukan bimbingan?

5. Evaluasi (Evaluations)

(13)

perbaikan pembelajaran. Perancang seluruh tahap evaluasi harus memastikan apakah masalah yang relevan dengan program pelatihan diselesaikan dan apakah tujuan yang diinginkan terpenuhi.

Tahapan-tahapan model ADDIE menurut Chaeruman (2008) adalah sebagai berikut : 10

a. Tahap analisis: suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar. Maka untuk mengetahui atau menentukan apa yang harus dipelajari, kita harus melakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.

b. Tahap desain: tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama kita merumuskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, misalnya sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya.

(14)

c. Tahap pengembangan: pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain tadi menjadi kenyataan. Jika dalam desain diperlukan suatu perangkat lunak berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan, atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang dikembangkan.

d. Tahap implementasi: langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misalnya, jika memerlukan perangkat lunak tertentu maka perangkat lunak tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan dibuat tertentu dan juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.

(15)

Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil.

Kelebihan dan Kekurangan Model ADDIE

Dalam aplikasinya di lapangan, model ADDIE ini tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihan dan kekurangan desain pembelajaran model ADDIE ini diantaranya:11

a. Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.

Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis, artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.

b. Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama.

Dalam tahap analisis ini pendesain atau pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan

11 Nurmaya, Model Pembelajaran: 7 Model Pembelajaran.

(16)

mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

KESIMPULAN

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Admin Padamu, Desain Pembelajaran Model ADDIE. https://www.padamu.net. Diakses pada 07 November 2017 pukul 13.15 WIB.

Branch, R. M. 2009. Instructional Design : The ADDIE Approach.

Boston: Springer US.

Chaeruman. 2008. Mengembangkan Sistem Pembelajaran dengan Model ADDIE. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya

Gage, Nathaniel L. 2009. A Conception Of Teaching. Boston: Springer US

Ibrahim, Reyzal. 2011. Model Pengembangan ADDIE diakses melalui http://jurnalpdf.info/pdf/model-pengembangan-addie.html diakses tanggal 2 November 2017 pukul 03.16 WIB

Latip, Asep E. 2016. Pembelajaran Berbasi Karakter di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 28, Issue 1.

Nurmaya. 2015. Model Pembelajaran: 7 Model Pembelajaran. (https://mayalink.wordpress.com/model-pembelajaran-7-model-pembelajaran/, diakses tanggal 17 November 2017

Sagala Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Wina Sanjaya. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Gambar

Tabel 1. Konsep dan prosedur desain pembelajaran model

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Model Desain Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK) adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran,

Menurut konsep penyusunan desain instruksional secara sistematis, buku-buku teks hanyalah merupakan salah satu sumber untuk memilih materi (bahan) pelajaran. Materi

Penelitian ini bermaksud, menelaah lebih lanjut bagaimana desain pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Analyze, Design, Develop,

Menurut Oemar Hamalik, 1999 (dalam Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 73 ) dalam pengajaran, perumusan tujuan pembelajaran merupakan hal yang utama dan setiap proses pengajaran

Tujuan utama tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi desain dan pengembangan yaitu membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk kompetensi,

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan

Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Syaiful Sagal 2016:62) “pembelajar adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan