Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan
Maha Adil, maka setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan
perbuatannya, sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan balasan yang
setimpal.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena
ini merupakan sifat yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung
jawab atas segala bentuk apapun yang kita perbuat, entah itu perbuatan
baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga telah berlaku
jujur.
2.1 DEFINISI TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah, keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. sehingga bertanggung jawab
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung akibatnya.
Seorang pelajar memiliki kewajiban belajar. bila belajar, maka hal itu
berarti ia telah memenuhi kewajibanya serta dia juga telah bertanggung
jawab atas kewajibannya
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau
pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan
pihak lain. Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu hidup
bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam.
Sebaliknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab cenderung
merusak sistem di manapun dia berada.
2.2 MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
a. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab
untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan. Sebab
apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka
tindakannnya tidak terkontrol lagi
b. Tanggung jawab terhadap keluarga
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga
kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota
masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan
perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga
negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku
manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan
manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawabkan kepada negara.
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh
Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga
tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan
tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan
sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya,
manusia perlu pengorbanan.
RESUME KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti darimanagemen.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya
Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang mampu menggerakan
sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana sesorang tidak memperoleh
pengikut karena status. Kemampuan seorang pemimpin dibuktikan pertama dari bagaimana dia mampu meyakinkan orang-orang yang dipimpinya untuk
memahami visi dan misi organisasi untuk kemudian mau bersama-sama mengupayakan tujuan organisasi tersebut.
Seorang pemimpin berbeda dengan manajer. Pemimpin mempunyai kekuasaan atas pengikutnya bukan karena jabatannya tetapi karena kemampuan
personality. Sikap, tingkah laku yang kemudian memunculkan wibawa.
Sedangkan manajer memiliki kekuasaan karena jabatan yang dimilikinya. Dia bisa memberi komando karena struktur dan birokrasi, tetapi saat dia sudah tidak lagi menjabat maka tidak satupun "bekas" bawahanya mau dia perintah.
Perbedaan mendasar antara pemimpin dan manajer adalah dari pola pikir dan cara bekerja. Seorang pemimpin memiliki visi jauh kedepan, sanggup
mengadopsi perubahan, sedangkan manajer berfikir untuk jangka pendek. Dalam melaksanakan pekerjaanya pemimpin sangat fleksibel dan tidak kaku sedangkan manajer melakukan apa yang telah digariskan, kaku dan enggan berubah.
Pemimpin inilah yang mendorong dan menggerakan orang lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini penting, sebab
bagaimana pun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan tepatnya penempatan orang dalam organisasi, belum berarti menjamin geraknya
organisasi menuju sasaran dan tujuan. untuk itu diperlukan kecakapan, keulatan, pengalaman dan kesabaran.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain guna mencapai tujuan tertentu ini disebut Kepemimpinan atau leadership. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen, dan lebih dari itu adalah
Dalam menggerakkan orang lain kita harus ingat empat faktor yaitu:
Kepemimpinan : kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta
menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.
Komunikasi : cara dan media penyampain pesan.
Instruksi : perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tagas, tampak arahnya, jelas
bagaimana jalan pelaksanaannya.
Fasilitas : kemudahan yang menyebabkan pekerjaan mudah dilaksanakan.
Tipe-Tipe Pemimpin
Pemimpin Konvensional
Anda tentu pernah mendengar ada sebutan "Tokoh Masyarakat" Mereka tidak pernah diangkat secara formal tetapi diakui sebagai pimpinan dalam
kelompoknya. Perkataanya didengar, Pemikiranya dijadikan rujukan. Pemimpin seperti ini biasanya dianggap sebagai panutan kerena " kelebihan" yang mereka miliki baik secara Ilmu, fisik atau derajat sosial. Biasanya konsep seperti ini ada pada masyarakat tradisional atau pouse tradisonal
Pemimpin Secara ilmiah
Pemimpin secara ilmiah terbagi dalam 7 jenis kepemimpinan yaitu:
1. Kepemimpinan pribadi /personal leadership yaitu tipe seorang
pemimpin yang selalu mengadakan hubungan langsung dengan anggotanya.
2. Kepemimpinan non pribadi / non personal leadership yaitu kebalikan
tipe kepemimpinan pribadi, tetapi melalui jenjang / hierarchie organisasi yang sudah ditentukan.
3. Kepempmpinan otoriter yaitu tipe pemimpin yang menanggap
kepemimpinan adalah hak pribadinya, orang lain tidak ikut campur sehingga setiap perintahnya tidak perlu mendapat konsultasi dari pengikut – pengikutnya. pemimpin berkuasa penuh, para pengikut tidak mendapat kesempatan
mengemukakan pendapat.
4. Kepemimpinan yang demokratis, yaitu tipe pemimpin yang selalu
menerima dan menghargai saran, pendapat, nasihat dari pengikutnya.
5. Kepemimpinan yang kebapaan / paternalistis, yaitu tipe pemimpin
pengikut-pengikutnya. kelemahannya adalah sulit memberikan
kepercayaan/tanggung jawab secara penuh dan ada rasa khawatir tidak berhasil.
6. Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire, yaitu tipe
kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang menonjol dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada pengikutnya untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan sepenuhnya kepada bawahannya.
7. Kepemimpinan bebas,apa maunya/ laissez faire, yaitu tipe
kepemimpinan yang menonjolkan kebebasan, artinya pemimpin kurang menonjol dalam pemimpin pengikutnya dan diserahkan sepenuhnya kepada pengikutnya untuk memecahkan persoalan dan tanggungjawabnya.menyerahkan sepenuhnya kepada bawahannya.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya seorang pemimpin harus memiliki dua aspek yaitu :
Aspek Internal, yaitu pemimpin harus mengetahui keadaan organisasi, gerak,
tujuan dan keadaannya (pemimpin harus mempunyai pandangan organisasi, mengambil keputusan secara tepat, tegas dan mudah dilaksanakan, pandai mendelegasikan wewenang, mendapat dukungan dari anggotannya.
Aspek Eksternal yaitu pemimpin harus mengetahui situasi masyarakat diluar
organisasi dan perkembangan organisasi lain.
Kelebihan – kelebihan yang perlu di miliki sebagai seorang Pemimpin.
Kelebihan rokhaniah atau ahklak seperti jujur, adil, percaya diri sendiri, ramah, dapat dipercaya bijaksana, kuat keyakinan beragamanya, sederhana, berjiwa besar, berbudi luhur, berani,dll.
Kelebihan jasmani seperti berbadan kuat, sehat, terampil, tangkas, dll.
Kelebihan penggunaan nalar/ ratio yaitu cerdas, pandai, luas pandangannya mampu melihat kedepan, inisiatif, kretif, lancar berbicara,dll.
Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pe
anggotanya kearah tujuan atau cita-cita yang sudah ditetapkan.
Mengetahui artinya menempatkan diri sebagai orang yang dituakan.
Diandalkan dan mendapat kepercayaan dari anggotanya untuk mengambil
keputusan.
Mempelopori atau merintis yaitu menjadi pelopor,memberi contoh/teladan
untukditiru.
Memberi petunjuk, nasihat, petua agar pengikut-pengikutnya bersikap dan
bertindak benar.
Memberi bimbingan agar pengikut – pengikutnya maju dalam
usaha/pekerjaannya,tidak putus asa dan berani bertindak.
Membina guna meningkatkan pengetahuan dan ketermapilan anggotanya.
Menggerakkan yaitu memberikan dorongan atas kepada anggotanya agar mau
bekerja dan beusaha mencapai tujuan/cita – cita.
Empat tanggung jawab seorang pemimpin
1. Pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Pada diri sendiri dan orang lain
3. Pada masyarakat
4. Pada bangsa dan Negara
Setiap manusia itu sesungguhnya adalah pemimpin tergantung dari bagaimana manusia melihat diri dan masa depannya
Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’,
sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat
menggerakan mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
Jenis-jenis kepemimpinan
Sepanjang perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya pemimpin-pemimpin dalam berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 jenis kepemimpinan:
1. Kepemimpinan di bidang rohaniah
2. Kepemimpinan di bidang politik
3. Kepemimpinan di bidang militer, dan
4. Kepemimpinan di bidang managerial
Adapun yang menjadi pokok dalam pembahasan masalah ini adalah jenis kepemimpinan yang terakhir atau kepemimpinan di bidang manajerial
khususnya dalam kepemimpinan yang berada dalam ruang lingkup bidang seni pertunjukan.
Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan.
- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang pimpinan.
Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin. Dalam alam
demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia.
Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin, diantaranya adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat ditempuh:
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan :
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:
-Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.
Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
-Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat
-Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Karismatis
adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.
Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek internal dan aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Aspek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke arah masalah masalah ketata-lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
1. Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh.
2. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tegas.
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dilaksanakan dengan baik.
4. Hubungan dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.
Aspek eksternal atau aspek politik, adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk melihat perkembangan situasi masyarakat
Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :
o Kelebihan dalam bidang ratio.
untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.
o Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
o Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari – hari yang baik terutama ditujukan kepada orang – orang yang dipimpinnya.
Terry menyebutkan adanya 3 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
-Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
-Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.
-Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya. Adapun beberapa kecakapan/kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
1. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
2. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
3. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
4. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.