• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIM UAT EK9 NANDANG AGUS TARUNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIM UAT EK9 NANDANG AGUS TARUNA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

RENCANA STRATEGIS BISNIS/IT

TUGAS 5

Sistem Informasi Manajemen

Oleh :

Nandang Agus Taruna

EK 9

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

i   

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah

yang berjudul "Rencana Strategis Bisnis/IT” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. selaku dosen pengajar mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bogor, Februari 2012

(3)

ii   

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 3

BAB II PEMBAHASAN ... 4

2.1. Studi Kasus ... 4

2.2 Pembahasan ... 8

2.2.1 Organisasi tanpa Rencana Strategis Bisnis ... 8

2.2.2 Peluang IT Leader dalam Penyusunan Rencana Strategis ... 9

2.2.3 Hubungan antara IT dan Bisnis ... 11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 14

3.1. Kesimpulan ... 14

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Informasi dewasa ini sangat cepat dan

signifikan. Perkembangan ini menyebabkan perubahan peran teknologi pada dunia

bisnis atau organisasi. Peran ini mulai dari efisiensi, efektifitas dan sampai ke

peran strategik. Peran efisiensi yaitu menggantikan manusia dengan teknologi

informasi yang lebih efisien, peran efektifitas yaitu menyediakan informasi untuk

pengambilan keputusan manajemen yang efektif. Dan sekarang peranan teknologi

informasi tidak hanya untuk efisiensi dan efektifitas, tetapi sudah untuk strategik,

yaitu digunakan untuk memenangkan persaingan. Karena perannya yang strategik,

Teknologi Informasi juga disebut sebagai senjata strategik (strategic weapon),

yaitu digunakan sebagai alat ampuh untuk berkompetisi dan bahkan saat ini

teknologi informasi juga disebut sebagai enabler yaitu membuat organisasi

mampu mendapatkan keunggulan kompetitif.

Pada era informasi ini kegiatan bisnis suatu organisasi tidak terlepas dari

peran Sistem informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI), SI merupakan sarana

andalan guna memenangkan persaingan dalam industri, membantu organisasi

dalam mewujudkan efisiensi proses back office, meningkatkan kualitas layanan

kepada konsumen, membantu mengambil keputusan, merencanakan ke depan,

memperluas pasar, dan memasarkan produk.

Keunggulan bersaing organisasi yang didukung oleh sistem informasi

tersebut harus disesuaikan dengan kematangan proses dan rencana bisnis

organisasi ke depan guna memenangkan persaingan. Sistem informasi berfungsi

sebagai sarana dalam membantu organisasi untuk merealisasikan tujuan organisasi

(5)

2 mengevaluasi sumber daya Teknologi Informasi (TI) hingga diperoleh peluang

yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh para pelaku yang terlibat dalam

organisasi.

Perkembangan IT telah menciptakan pergeseran yang mempengaruhi

aktivitas di suatu organisasi. Agar IT dapat mendukung aktivitas suatu organisasi,

perlu diciptakan rencana strategis IT yang sejalan dengan tujuan, visi dan misi

organisasi tersebut. Keserasian antara strategi bisnis dan strategi IT merupakan hal

yang penting dalam menunjang kesuksesan bisnis tersebut, bahkan terkadang

IT-lah yang mewujudkan hal tersebut, karena IT dapat meningkatkan kinerja suatu

aktivitas bisnis dan mempengaruhi keseluruhan strategi bisnis.

Walaupun IT memiliki potensi dalam meningkatkan produktivitas, banyak

organisasi yang tidak mengetahui kondisi SI dan TI yang dimilikinya saat ini serta

seberapa penting SI dan TI bagi pekerjaan mereka. Banyak organisasi yang hanya

puas dengan cara kerja yang mereka terapkan saat ini. Hanya menjadikan

komputer sebagai mesin ketik, tanpa berpikir jauh kedepan. Pada organisasi

tersebut, perancangan rencana strategis IT merupakan tantangan berat bagi

seorang pemimpin IT.

Rintangan yang lebih berat akan dialami oleh seorang pemimpin di bidang

IT yang bekerja di suatu organisasi yang bahkan tidak memiliki tujuan atau

sasaran bisnis yang jelas. Pada kondisi seperti ini, tidak ada yang dapat dijadikan

acuan dalam pembuatan rencana strategis IT. Pada kondisi seperti ini, pembuatan

rencana strategis IT harus dilakukan bersamaan dengan penyusunan ulang sasaran

atau tujuan bisnis organisasi yang bersangkutan. Sehingga rencana strategis IT

dapat selaras dengan tujuan bisnis dan IT dapat memberikan dampak yang

(6)

3 1.2 Tujuan

• Mengetahui bagaimana suatu perusahaan dapat berjalan tanpa strategi

bisnis yang jelas. Dan mengetahui bagaimana lingkungan industri dan

bisnis perusahaan tersebut.

• Mengetahui keuntungan dan kerugian menjadi seorang IT leader di suatu

perusahaan yang tidak memiliki strategi bisnis yang jelas.

• Memahami hubungan antara keberhasilan IT dengan strategi bisnis di

(7)

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Studi Kasus

REAL WORLD CASE 3

Forrester, NMSU, Exante Financial Services, and Others : Getting Real about

Strategic Planning

Pada beberapa perusahaan seperti FedEx, GE atau Credit Suisse, IT dan

bisnis berhubungan dengan sangat erat hingga sulit membedakan antara keduanya.

Pada perusahaan-perusahaan tersebut, pemimpin perusahaan memahami

pentingnya IT sebagai aset strategis dan mendukung keberadaan IT. Pada

perusahaan-perusahaan semacam ini, CIO (Chief Information Officer) memegang

peranan yang penting pada perusahaan. Jika seseorang bekerja di surga IT

semacam itu, menciptakan rencana strategis yang baik mungkin merupakan hal

yang sangat mudah.

Akan tetapi, sebagian besar CIO bekerja di tempat yang bahkan kegiatan

bisnisnya tidak memiliki strategi yang jelas. Pada perusahaan-perusahaan seperti

itu, pemimpin-peminpin perusahaan tidak terlalu memperdulikan IT, apalagi

menghargai IT sebagai aset strategis. Pada tempat-tempat seperti ini, seorang CIO

menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin setiap

harinya, sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuk memikirkan rencana

beberapa bulan ke depan. Jika seseorang bekerja di tempat semacam ini, membuat

rencana strategis merupakan hal yang hampir tidak mungkin.

Untuk sebagian besar CIO, membuat rencana strategis IT merupakan hal

yang sulit. Rencana strategis IT adalah petunjuk tahunan yang bertujuan untuk

memandu IT dalam 12 bulan ke depan atau lebih. Seorang IT leader yang tidak

(8)

5

Alex Cullen, Vice President dan Research Director Forester Research

menyatakan bahwa “Tujuan dari rencana strategis IT adalah untuk meningkatkan

hubungan antara bisnis dan IT. Seorang CIO memerlukannya untuk

berkomunikasi dengan kegiatan bisnis, agar mereka dapat mengerti apa yang

dibutuhkan oleh perusahaan dan membuat harapan-harapan ke depan.”

Aturan utama dalam pengembangan strategi IT adalah untuk

menghubungkannya dengan strategi bisnis. Laurie Orlov, seorang analis IT

berpendapat bahwa sebuah bisnis harus memiliki hasil atau tujuan yang

diinginkan, seperti perolehan pangsa pasar, tingkat kepuasan konsumen yang lebih

tinggi, dll. IT harus mencari tahu peranan mereka dalam hal tersebut. Sayangnya,

ketika IT dituntut untuk memiliki rencana strategis, kegiatan yang mereka dukung

justru memiliki strategi bisnis yang memprihatinkan. Cullen berkata “Seringkali,

bisnis tidak memiliki strategi apa-apa. Atau mereka memiliki strategi, tetapi

strategi tersebut terlalu umum dan rancu. Atau mereka harus mengubahnya. Atau

mereka beberapa strategi, tetapi tidak dapat diaplikasikan untuk semua kegiatan

bisnis yang terlibat.”

Perusahaan-perusahaan dengan strategi bisnis yang tidak jelas memberikan

tantangan tersendiri bagi seorang CIO, tetapi CIO yang lihai dapat melihathal

tersebut sebagai sebuah kesempatan. Dave Aron, vice president dan research

director pada Gartner Executive Programs berkata “Orang-orang di bidang bisnis

sangat berfokus pada operasi dan detil-detil lainnya. IT dapat membantu bisnis

dalam menentukan apa yang dapat menjadi daya saing perusahaan. Dan

kemudian, anda akan berubah dari seseorang yang hanya melaksanakan perintah

menjadi orang yang berpengaruh dalam keseluruhan strategi yang dibuat.”

Michael Hites mengetahui kurangnya visi di New Mexico State University

(NMSU) merupakan sebuah tantangan. Hites menjelaskan “Jika anda tidak

memiliki rencana di tingkatan yang paling tinggi, rencana strategis IT, bahkan

yang terbaik sekalipun, tidak akan dapat berjalan.” Ketika ia menjadi CIO pada

tahun 2003, NMSU memiliki rencana yang hampir sama dengan sekolah lainnya.

(9)

6 dalam menentukan rencana strategis IT. IT, walaupun dengan susah payah, dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi sama sekali tidak melakukan hal yang

bersifat strategis. Sehingga rencana strategis IT yang pertama dibuat oleh Hites

sangat beresiko.

Setelah beberapa tahun berkampanye tentang kurangnya rencana strategis

di universitas tersebut, Hites diangkat menjadi vice presidentof planning and

technology yang bertanggung jawab dalam perencanaan untuk seluruh aktivitas

universitas. Hites dan timnya memiliki banyak ide cemerlang yang memerlukan

dana sekitar 15 juta dolar, tetapi universitas hanya didanai setengah juta dolar

setiap tahunnya. Pertanyaan yang dihadapi oleh Hites dalam setiap tahunnya

adalah bagaimana cara menggunakan dana yang kecil tersebut untuk sesuatu yang

strategis. Jika universitas memiliki rencana yang biasa, seperti “membantu

keberhasilan siswa” atau “meningkatkan penilitian”, apapun yang anda lakukan di

universitas akan membantu mewujudkan tujuan tersebut dan anda tidak akan

pernah yakin bahwa anda mengambil pilihan yang tepat.. Tetapi jika universitas

keluar dari pola pikir lama dan menyatakan “Kami akan memiliki program

pendidikan online terbaik di dunia di bidang peradilan pidana.”, maka hal tersebut

merupakan sebuah rencana strategis.

Ketika Kelly Clark bergabung dengan Exante Financial Services, sebuah

perusahaan penyedia layanan finansial di industri pelayanan kesehatan, dia ingin

merubah proses perencanaan strategis IT. Clark menjelaskan bahwa umumnya,

proses tersebut dilakukan di akhir tahun. Perusahaan melihat persediaan anggaran,

kemudian menentukan apa yang dapat dilakukan dengan anggaran tersebut. Clark

menginginkan proses yang proaktif, sebuah overlay bisnis yang dapat menyatakan

“ini yang dicari oleh pasar, ini yang kita miliki, dan ini yang harus kita lakukan”.

Exante memiliki tujuan bisnis tetapi tidak memiliki strategi bisnis, sehingga Clark

berpendapat kepada CEO dan CFOnya bahwa mereka memerlukan hal tersebut,

dan mereka menyetujuinya.akhirnya mereka membuat rencana strategis

(10)

7 Ketika Brian Tennant menjadi CIO di Bethesda Lutheran Homes and

Services (BLHS), penyedia layanan berbasis kepercayaan untuk orang-orang yang

cacat pertumbuhan, perusahaan tersebut memiliki rencana strategis untuk

beberapa tahun ke depan. Akan tetapi, rencana tersebut hanya strategis di

namanya saja. Rencana tersebut sangat umum, yaitu ‘menjadi yang terbaik dan

tumbuh dengan jumlah ini’. Tidak pernah ada kejelasan mengapa mereka memilih

angka pertumbuhan atau cara mereka mengukurnya. Mereka juga tidak memberi

perhatian apakah rencana tersebut berjalan dengan baik. Awalnya, hal tersebut

tidak teralu berarti bagi Tennant.

Pada tahun 2005, BLHS memiliki Good Shepherd Comunities yang

berbasis di Orange County, California, yang memperbesar perusahaan sebanyak

dua pertiganya. Hal ini membuat perusahaan membutuhkan suatu modernisasi di

banyak hal, termasuk mengatur inti sistem ERP. Bahkan dengan strategi bisnis

menyeluruh, IT memiliki tujuan yang jelas: integrate and upgrade.

Tennant sadar bahwa sudah waktunya membuat rencana untuk

membimbing timnya yang berjumlah 10 orang melalui tiga sampai lima tahun ke

depan. Tetapi Tennant tidak hanya menunggu organisasi berusia 105 tahun

tersebut membuat rencana baru untuk lima tahun yang cukup spesifik untuk

membimbing IT, dia juga membantu perencanaan tersebut. Tennant berkata “Saya

memposisikan diri saya sebagai anggota tim manajemen senior yang kebetulan

bertanggung jawab di bidang IT. Sehingga, saya mengambil kesempatan untuk

mempertimbangkan seluruh aspek organisasi, dan bukan hanya di bidang saya.”

Clark dari Exante berkata bahwa perencanaan strategis merupakan hal

yang penting. Permasalahan yang dihadapai umumnya adalah masalah finansial.

Clark menyatakan bahwa dia telah berinvestasi pada proses dan SDM untuk

memastikan rencana strategis IT tetap menjadi prioritas. Dia berkata “Anda

membutuhkan sebuah tim yang berdedikasi. Sebagian besar organisasi tidak

menugaskan orang yang khusus menangani perencanaan strategis IT, sehingga

perencanaan tersebut menjadi sebuah beban. Ketika posisi perencana strategis

(11)

8 Hal ini disetujui oleh Orlov. Dia berkata “Seseorang di bidang IT harus

menggunakan sebagian besar waktunya untuk memikirkan strategi IT. Sedangkan

sisa waktunya digunakan untuk memastikan bahwa mereka terhubung dengan

semua hal yang terjadi di perusahaan.

Cullen berkata “Jika anda mengerjakan rencana strategis untuk pertama

kalinya pada tahun lalu, anda akan menyadari bahwa proses yang sama akan

membutuhkan waktu yang lebih singkat di tahun ini. Dan akan lebih baik pada

tahun-tahun selanjutnya. Anda akan menghabiskan waktu yang lebih sedikit untuk

melakukan pekerjaan tersebut dan memiliki waktu luang untuk berdiskusi. Hal itu

bahkan bisa menjadi hal terbaik yang anda inginkan dari pekerjaan anda karena

anda dapat menyampaikan pendapat anda tentang apa yang ingin anda lakukan

dan apa dampaknya terhadap organisasi.”

2.2 Pembahasan

2.2.1 Organisasi tanpa Rencana Strategis Bisnis

Perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki rencana strategis yang jelas

merupakan perusahaan yang tidak memiliki tujuan dan target tertentu. Mereka

tidak memikirkan berapa banyak target penjualan pada setiap tahun, kepuasan

konsumen terhadap pelayanan terhadap layanan yang diberikan, perbaikan sistem

pelayanan, atau rencana pengembangan perusahaan. Mereka hanya memikirkan

keuntungan yang didapat oleh perusahaan dan bagaimana agar perusahaan dapat

terus berjalan. Ketiadaan rencana strategis dapat terjadi di perusahaan-perusahaan

yang bergerak di suatu bidang tertentu pada lingkungan dimana tidak terdapat

kompetitor atau saingan lain. Tanpa adanya kompetitor, perusahaan akan tetap

memiliki pelanggan walaupun mereka memberikan pelayanan yang buruk. Kasus

seperti ini juga dapat terjadi pada perusahaan-perusahaan di lingkungan yang

terdapat kompetitor, namun jumlah permintaan jauh melebihi jumlah penawaran.

Sehingga, walaupun perusahaan lain dapat memberikan pelayanan yang jauh lebih

baik, sebagian pelanggan akan tetap menggunakan jasa perusahaan tersebut

karena si kompetitor tidak dapat melayani seluruh permintaan pelanggan yang

(12)

9 Kasus seperti ini juga dialami oleh instansi-instansi pemerintah, karena

umumnya instansi-instansi pemerintah bergerak di bidang pelayanan masyarakat

tertentu dan pelayanan tersebut bersifat monopoli. Artinya tidak ada perusahaan

swasta yang boleh atau mendapatkan izin untuk bergerak di bidang tersebut.

Sebenarnya di level pusat, setiap instansi pemerintah memiliki tugas dan fungsi

yang diatur dalam undang-undang. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya

tersebut setiap instansi juga membuat visi dan misi tertentu. Sayangnya, pada

tingkatan yang lebih rendah, seperti pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota,

visi dan misi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Para pejabat dan staffnya

terlalu sibuk oleh pekerjaan-pekerjaan rutin, sehingga mereka tidak dapat

meluangkan waktu untuk memikirkan perencanaan strategis bagi instansi di

tempat dia bekerja. Tidak jarang, beberapa program rencana strategis baru yang

diinstruksikan oleh instansi pusat dalam rangka perbaikan mutu pelayanan tidak

dilaksanakan dengan baik oleh bagian atau cabangnya di daerah. Bahkan pada

beberapa kasus, perubahan tersebut justru dianggap sebagai beban yang dapat

mengganggu pekerjaan rutin.

2.2.2 Peluang IT Leader dalam Penyusunan Rencana Strategis

Tidak adanya strategi bisnis yang jelas memberikan peluang bagi IT leader

untuk maju dan membantu menyusun strategi baru bagi organisasi. Dengan

keterlibatannya di dalam penyusunan rencana strategi bisnis, seorang IT leader

dapat menempatkan IT di posisi yang penting bagi perusahaan. Sehingga, pada

posisi tersebut, IT tidak lagi hanya menjadi sarana pendukung, melainkan menjadi

modal utama dan memberikan dampak yang besar bagi organisasi, baik dalam

setiap aktivitasnya, maupun dalam proses pengambilan keputusan.

Selain dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, Seorang IT leader

yang mampu menyusun strategi dimana bisnis dan IT dapat berjalan secara

harmonis, akan mendapatkan keuntungan pribadi dalam karirnya di organisasi,

seperti promosi jabatan, kenaikan gaji atau posisi penting lain dalam pengambilan

keputusan. Akan tetapi hal tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah dan berada

(13)

10 Menyusun suatu rencana strategis bisnis yang dapat membimbing

organisasi dalam beberapa tahun ke depan merupakan hal yang sulit. Sedangkan

menyusun strategi bisnis-IT dimana keduanya saling berhubungan dan saling

mendukung merupakan hal yang lebih sulit lagi. Agar IT dapat berperan optimal

dalam organisasi, maka seorang perencana harus mengerti dan menguasai setiap

kegiatan/aktivitas yang terjadi di organisasi dan memikirkan bagaimana

keterlibatan IT di dalam setiap aktivitas tersebut. Sehingga, si perencana harus

mengatur waktu serta mencurahkan tenaga dan pikirannya agar dapat melakukan

semua hal tersebut.

Hal lain yang perlu dipikirkan adalah investasi yang cukup besar yang

harus disediakan oleh perusahaan dalam rangka penggunaan IT sebagai sarana

pendukung. Investasi tersebut meliputi penyediaan server dengan spesifikasi jauh

di atas komputer biasa, perancangan sistem jaringan, pembangunan database,

pembuatan aplikasi/program yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan,

pembuatan sarana pendukung, serta pelatihan teknis untuk operator.

Implementasi rencana strategis baru di organisasi, baik secara langsung,

maupun tidak langsung juga akan menyebabkan perubahan struktural, fungsional

atau operasional di organisasi. Ini artinya si perencana juga harus memikirkan

bagaimana caranya agar setiap pihak di organisasi dapat beradaptasi terhadap

perubahan tersebut tanpa mengganggu rutinitas sehari-hari. Perubahan yang

terjadi di suatu organisasi umumnya menghadapi tantangan internal berupa

resistansi dari pihak-pihak di organisasi tersebut. Resistansi ini terjadi karena

dengan adanya perubahan tersebut, beberapa pihak akan mengalami perubahan

pola kerja. Artinya, mereka harus menyediakan waktu untuk mempelajari apa

yang harus mereka lakukan di posisi yang baru, apalagi jika perubahan tersebut

melibatkan penggunaan teknologi baru yang membutuhkan pelatihan khusus.

Dalam beberapa kasus, hal ini dianggap sebagai beban, karena selain harus

mempelajari pola kerja baru, mereka juga dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan

(14)

11 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan

rencana strategis bisnis/IT baru memiliki resiko yang sangat besar. Jika tidak

diperhitungkan dengan benar dan terjadi kesalahan di salah satu aspek saja, maka

organisasi tersebut dapat mengalami suatu kegagalan. Tergantung jenis

kesalahannya, kegagalan tersebut mungkin hanya kegagalan pada penerapan IT

sebagai sarana pendukung, atau bahkan kegagalan sistem bisnis secara

keseluruhan.

2.2.3 Hubungan antara IT dan Bisnis

Perencanaan rencana strategis sistem/teknologi informasi merupakan

proses untuk menentukan tujuan-tujuan implementasi sistem/teknologi informasi

dan mengidentifikasi sistem/teknologi informasi yang potensial untuk diterapkan

dalam organisasi tersebut [Lederer and Sethi, 1988]. Secara sederhana,

perencanaan sistem/teknologi informasi dapat diartikan sebagai pengkajian

informasi kebutuhan-kebutuhan suatu organisasi dan pendefinisian sistem,

database dan teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi

tersebut. Sehingga, agar dapat diimplementasikan secara optimal, sistem/teknologi

informasi harus sesuai dengan rencana strategis bisnis organisasi. Alasan mengapa

bisnis dan IT harus saling berhubungan antara lain sebagai berikut :

a. Peningkatan performa dan kinerja

Kemampuan utama yang dimiliki oleh IT adalah kemampuannya

untuk membantu, bahkan menggantikan fungsi otak manusia dalam

berpikir. Hal ini berdampak pada peningkatan kecepatan aktivitas yang

dilakukan oleh operator, dibandingkan jika pekerjaan tersebut dikerjakan

secara manual. Salah satu penerapan IT pada organisasi adalah

pembangunan sistem manajemen database. Selain dapat meningkatkan

performa, penerapan teknologi ini juga dapat mendeteksi dan memperbaiki

kesalahan yang dibuat oleh manusia (human error), seperti duplikasi dan

inkonsistensi data. Agar kemampuan IT ini dapat dimanfaatkan dengan

(15)

12 apa saja yang terjadi di organisasi dan di bagian mana serta bagaimana IT

dapat diimplementasikan untuk mendukung aktivitas tersebut.

b. Kemudahan Berkomunikasi

Sistem jaringan yang terbangun dengan baik dapat mempermudah

komunikasi antar pihak yang terlibat dalam organisasi. Termasuk di

dalamnya kemudahan dalam akses dan penyebaran data. Dalam

perencanaannya juga harus dipilih data-data apa saja yang dapat dibagi

(shared) dan data-data apa saja yang sifatnya rahasia. Untuk organisasi

besar yang keberadaannya tersebar di beberapa tempat yang berbea,

penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat memberikan

manfaat yang sangat besar, seperti efisiensi waktu dan tenaga.

c. Peningkatan Pelayanan

Pelayanan terhadap konsumen dapat ditingkatkan dengan

penggunaan IT. Sistem dan teknologi informasi yang dibangun sesuai

dengan rencana strategis bisnis dapat digunakan untuk mengumpulkan

opini, permintaan dan keluhan dari konsumen. IT kemudian dapat

menganalisis apa yang harus dilakukan oleh organisasi agar dapat

memenuhi permintaan atau mengatasi keluhan dari konsumen tersebut,

sehingga dapat menaikkan tingkat kepuasan pelanggan.

d. Pengambilan Keputusan

Selain membantu dalam kegiatan operasional, IT yang selaras

dengan strategi bisnis organisasi juga dapat membantu para pimpinan

dalam mengambil kebijakan. IT dapat menganalisis suatu permasalahan

dan menawarkan alternatif solusi yang dapat dipilih dalam mengahadapi

permasalahan tersebut. Selain itu, karena terhubung dengan setiap jenis

kegiatan yang terjadi di perusahaan, IT juga dapat mencari titik lemah

perusahaan, mengidentifikasi kecacatan yang terjadi di mata-mata rantai

operasi serta cara mengatasinya, sehingga pimpinan dapat mengambil

(16)

13 dalam organisasi. Bagian dari sistem informasi yang dapat melakukan hal

tersebut disebut Sistem pendukung keputusan/SPK (Inggris: decision

support systems disingkat DSS). Pada tahap ini, IT bukan lagi menjadi

menjadi sarana pendukung bisnis, melainkan menjadi aspek yang berperan

penting dalam mengarahkan bisnis

Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak alasan lain mengapa IT

harus berhubungan dengan rencana strategis bisnis organisasi. Secara umum,

rencana strategis IT yang disusun dengan baik dapat meningkatkan keuntungan

yang diperoleh oleh organisasi dan meningkatkan daya saing terhadap kompetitor

(17)

14

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

• Rencana strategis bisnis/IT adalah pedoman bagi organisasi yang dapat

membimbing organisasi untuk mencapai tujuannya dalam jangka waktu

tertentu dan bagaimana peran IT dalam membantu mewujudkan hal

tersebut.

• Organisasi yang dapat berjalan meskipun tanpa rencana strategis yang

jelas umumnya dijumpai pada lingkungan bisnis dimana tidak terdapat

kompetitor di bidang bisnis yang sama.

• Tidak adanya strategi bisnis yang jelas memberikan peluang bagi IT leader

untuk maju dan membantu menyusun strategi baru dimana IT dapat

berperan dalam strategi tersebut. Namun, karena tidak ada hal yang dapat

dijadikan acuan atau pijakan, rencana strategis tersebut memiliki resiko

kegagalan yang besar.

• Implementasi IT harus berhubungan dan sesuai dengan rencana strategis

bisnis organisasi agar IT dapat membantu, bahkan mengarahkan organisasi

dalam setiap kegiatan dan pengambilan keputusan yang terjadi di

organisasi.

3.2 Saran

• Agar rencana strategis bisnis/IT dapat disusun dengan baik, perlu dibentuk

suatu tim yang anggotanya merupakan perwakilan dari masing-masing

unit kerja dan semua anggota tim mengerti pentingnya IT dalam

menunjang aktivitas mereka di unit kerja masing-masing.

• Manusia merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan rencana

strategis bisnis/IT yang tidak dapat diukur. Oleh karena itu, mindset

semua pihak harus diubah agar tidak terjadi resistansi terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Suatu permukaan hidrofobik dapat diperoleh melalui modifikasi struktur hirarki mikro dan/atau nano pada suatu substrat atau dengan modifikasi struktur permukaan

Pengaruh Penambahan Karagenan dan Agar pada Berbagai Kosentrasi terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Jelly drink Tomat (Lycopersicum esteluntum Mill).. Jurusan

• DIPERKENANKAN MELAKUKAN PENAMBAHAN GEDUNG UNTUK MENAMPUNG KEGIATAN PENUNJANG DARI ALIHFUNGSI BANGUNAN GEDUNG KANTOR PT TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN BOROBUDUR DAN RATU BOKO.. •

Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia merupakan unit eselon III yang berada di bawah unit Direktorat Industri Kecil dan Menengah, Kementrian Perindustrian

Jika ternyata Andi yang termuda, maka Budi yang tertua Deskripsi berikut adalah acuan untuk menjawab pertanyaan no 25-28.. dan seterusnya hingga

Pengawasan atau kontrol residu antibiotika dalam produk ternak, terutama untuk susu dan daging yang diolah, perlu penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control

Bidang: Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM bidang ini minimal 600 menit) No. Subbidang, Program, dan Kegiatan. Frek &

Rencana Strategis Bisnis (RSB) Rumah Sakit Paru Dr.M.Goenawan Partowodigdo (RSPG) Cisarua Bogor tahun 2015 – 2019 ini disusun sejalan dengan RSB Kementerian Kesehatan RI