• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala Terhadap Kesehatan Pekerja Penyemprot Pestisida Di PT. Langkat Nusantara Kepong Desa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala Terhadap Kesehatan Pekerja Penyemprot Pestisida Di PT. Langkat Nusantara Kepong Desa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan

perkembangan dan pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Pestisida secara

umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya.

Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida digunakan untuk mengendalikan

hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda.

Dalam bidang perkebunan, pestisida merupakan sarana untuk membunuh

hama-hama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang

tepat adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat bahwa pestisida adalah

bahan yang beracun. (Soetikno,1992)

Penggunaan pestisida di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagian besar pestisida digunakan dalam sektor pertanian dan perkebunan untuk

mengendalikan jasad pengganggu yang dapat menurunkan hasil panen. Beberapa

jenis pestisida digunakan juga untuk mengendalikan jasad pengganggu dan

pembawa penyakit pada hewan ternak. (Soetikno,1992)

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika, pada saat ini

tercatat sebanyak 2600 bahan aktif pestisida yang diperdagangkan di Negara ini.

Dari jumlah ini, 575 berupa herbisida, 610 insektisida, 670 fungisida dan

nematisida, 125 rodentisida, dan 600 jenis disinfektan.(Soetikno,1992)

Di Indonesia, kebutuhan akan pestisida juga meningkat dari tahun ke

(2)

pasaran. Di pihak lain penggunaan pestisida membawa bencana yang sangat hebat

terhadap kesehatan pekerja khususnya pada pekerja yang kontak langsung dengan

pestisida, seperti pekerja penyemprot pestisida. Menurut WHO setiap setengah

juta kasus pestisida terhadap manusia, 5000 diakhiri dengan kematian.

PT.Langkat Nusantara Kepong merupakan perusahaan yang memiliki 16

pekerja penyemprot pestisida. Setiap pekerja mempunyai basis borong pekerja

sebanyak 12 pompa untuk 1 orang per hari. 1 pompa digunakan untuk menyiram

sebanyak 8 pokok sawit.

Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan akan menimbulkan

berbagai macam dampak diantaranya dampak kesehatan bagi manusia yaitu

timbulnya keracunan pada penyemprot pestisida khusunya di kebun kelapa sawit.

Pada perkebunan kelapa sawit di PT. Langkat Nusantara Kepong,

beberapa pekerja penyemprot pestisida mengalami keracunan yang diakibatkan

oleh bahan kimia yang terkandung dalam pestisida itu sendiri.

Efek keracunan yang dialami pekerja seperti mual, muntah, demam,

pusing, iritasi pada mata, iritasi pada kulit, dan lain-lain. Adapun jenis pestisida

yang digunakan oleh pekerja yaitu amiron, metsulindo, momento, kenlon,

kenfosat, prima up, starlon dan trister.

Di kalangan pekerja penyemprot pestisida, kesehatan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya keracunan pestisida

adalah faktor dari dalam tubuh (internal) dan dari luar tubuh (eksternal). Faktor

(3)

hemoglobin, tingkat pengetahuan dan status kesehatan, sedangkan faktor dari luar

tubuh memiliki peranan yang besar.

Faktor dari luar tubuh antara lain banyaknya jenis pestisida yang

digunakan, jenis pestisida, dosis pestisida, frekuensi penyemprotan, masa kerja

menjadi penyemprot, lama menyemprot, pemakaian alat pelindung diri, cara

penanganan pestisida, kontak terakhir dengan pestisida, ketinggian tanaman, suhu

lingkungan, waktu menyemprot dan tindakan terhadap arah angin. (dalam Rusli

Asri Djau,2009)

Kesehatan Kerja merupakan masalah kesehatan yang makin penting.

Menurut data International Labor Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta

kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan yang berhubungan

dengan pekerjaan. Data ILO tahun 1999 menyebutkan bahwa penyebab utama

kematian pada tenaga kerja adalah kanker akibat kerja (34%). (Aditama,2001)

Menurut WHO (World Health Organization) hanya sekitar 5 sampai 10%

pekerja di negara berkembang dan 20% pekerja di negara industri mendapat

pelayanan kesehatan yang memadai. WHO juga memperkirakan setiap tahun

terjadi sekitar 25 juta kasus keracunan pestisida atau sekitar 68.493 kasus setiap

hari. (Aditama,2001).

Kesehatan kerja adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara pekerjaan

dan kesehatan. Hubungan ini dapat terjadi dua arah. Arah pertama ialah

bagaimana pekerjaan mempengaruhi kesehatan, sedangkan arah yang kedua ialah

(4)

Dalam hal pertama dipelajari masalah kecelakaan kerja, penyakit akibat

kerja, dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Dalam hal kedua

dipelajari bagaimana pekerja yang sakit agar tetap dapat menjalankan

pekerjaannya secara produktif. (Kuswadji,1996)

Kesehatan kerja mempunyai maksud memberikan perlindungan terhadap

pekerja sekaligus melindungi aset perusahaan. Hal ini tercantum dalam

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan

perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan, dan setiap orang

lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya, serta sumber

produksi dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien sehingga proses

produksi berjalan dengan lancar.

Untuk menjamin kesehatan pekerja, PT.Langkat Nusantara Kepong telah

melakukan pemeriksaan kesehatan yang diperuntukkan bagi pekerja, khususnya

pekerja penyemprot pestisida. Pemeriksaan kesehatan di perusahaan ini dilakukan

pada tanggal 18 Mei 2014 dan dilanjutkan kembali pada tanggal 8 Januari 2015.

Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan secara berkala, bertujuan untuk mengetahui

gejala-gejala atau masalah kesehatan yang dialami pekerja serta agar diperoleh

data kesehatan pekerja sebagai bentuk pendeteksian dini terhadap resiko paparan

bahan kimia.

Pemeriksaan kesehatan berkala adalah rikes pada waktu-waktu tertentu

terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter. Sebagaimana disebutkan dalam

PERMENAKERTRANS No.Per.02/MEN/1980 (Pasal 3 ayat 1), dimaksudkan

(5)

pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari

pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha

pencegahan.

Sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan UU No.36 Tahun 2009 pasal

85 yang menyebutkan bahwa : (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan

kesehatan baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan

kesehatan pada bencana bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan

kecacatan. (2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan

kesehatan pada bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang menolak

pasien dan/atau meminta uang muka terlebih dahulu.

Upaya kesehatan kerja dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi seperti

evaluasi pemeriksaan kesehatan. Evaluasi pemeriksaan kesehatan ini dilakukan

untuk mengetahui kemampuan tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan

tertentu, ditinjau dari segi kesehatan, mendeteksi gangguan kesehatan yang

mungkin berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja, serta identifikasi

penyakit akibat kerja. Berapa banyak pekerja yang terganggu kesehatannya akibat

bahan beracun dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan.

(Kuswadji,1996)

Berdasarkan pemaparan tersebut yang berkaitan dengan pentingnya

pemeriksaan kesehatan berkala, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jelas

tentang evaluasi hasil pemeriksaan kesehatan berkala terhadap pekerja

(6)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah

penelitian adalah bagaimana evaluasi hasil pemeriksaan kesehatan pekerja

penyemprot pestisida?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan kesehatan berkala terhadap

kesehatan pekerja penyemprot pestisida di PT. LANGKAT NUSANTARA

KEPONG.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengevaluasi hasil pemeriksaan kesehatan berkala terhadap pekerja

penyemprot pestisida.

b. Mengevaluasi kondisi kesehatan pekerja penyemprot pestisida.

c. Memberi rekomendasi sebagai upaya untuk menjaga Kesehatan dan

Keselamatan Kerja pekerja penyemprot pestisida.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Instansi/Perusahaan

Manfaat penelitian bagi instansi/perusahaan adalah sebagai masukan serta

merekomendasikan upaya kesehatan yang dapat dilakukan untuk menjaga

kesehatan para pekerja khususnya bagi pekerja yang kontak langsung dengan

bahan-bahan kimia.

(7)

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi, bahan pembanding,

dan bahan referensi untuk diadakan penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi Penulis

Manfaat penelitian bagi penulis adalah memberi pengalaman langsung

bagi penulis dalam melaksanakan penelitian serta penerapan dan pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

These elements are theoretical, but practically it is a subject of the type of environmental monitoring in hand and depends on the organization providing the data,

Retribusi Rumah Potong Hewan yang selanjutnya dapat disebut Retribusi Daerah adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan pasilitas rumah pemotongan hewan ternak

Jayapura satu kesatuan sistem dengan Pelabubhan Depapre dan Pelabuhan Demta (Provinsi Papua)

Deskripsi singkat MK : Dalam mata kuliah ini akan dibahas tentang kebutuhan akuntansi pemerintahan pada saat ini, pemahaman tentang berbagai peraturan dan

Dengan demikian mereka diharapkan siap menerapkan pengetahuan dan keahliannya sebagai auditor dan mampu mengembangkan keahlian untuk memecahkan masalah-masalah

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 2OO8 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.. WTLAYAH SUNGAT

Istirahat Anak bermain bebas diluar didalam pengawasan guru Guru dan anak Observasi Keberanian Disiplin

Respon Morfologi Tanaman Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) Varietas AnjasmoroTerhadap Beberapa Iradiasi Sinar Gamma.Universitas Sumatera Utara.. Jurnal