• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Panjang Strand terhadap Kualitas Oriented Strand Board dari Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Panjang Strand terhadap Kualitas Oriented Strand Board dari Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz.)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Bambu Tali

Bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki kandungan lignoselulosa melimpah di Indonesia dan berpotensi besar untuk dijadikan sebagai bahan pengganti kayu karena pertumbuhannya lebih cepat dari kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan papan partikel. Namun, dalam penelitian ini bambu dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan OSB. Prospek pengembangan OSB dari bambu di Indonesia cukup baik karena ketersediaan kayu gergajian dan kayu lapis di pasaran yang semakin sedikit sedangkan bambu banyak ditemukan (Adrin et al., 2013).

(2)

lurus menjadikannya lebih tahan terhadap beban yang besar dibandingkan dengan jenis serat yang acak.

Dari 75 genus yang terdiri atas 1.500 spesies bambu di seluruh dunia, 10 genus atau 125 jenis diantaranya terdapat di Indonesia, antara lain : Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna, Nastus,

Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Namun tidak selamanya merupakan tanaman asli Indonesia. Pada umumnya bambu ditemukan di tempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air (Berlian dan Rahayu, 1995).

Bambu tali (Gigantochloa apus) secara taksonomi adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Poales

Famili : Poaceae Genus : Gigantochloa

Spesies : Gigantochloa apus Kurz. (Plantamor, 2014).

(3)

dijadikan bahan baku kerajinan (Berlian dan Rahayu, 1995).

Bambu merupakan bahan alternatif yang tepat karena sifat atau kekuatannya yang mirip dengan kayu serta merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa bambu berumur 3-5 tahun memiliki kekuatan yang baik apabila digunakan sebagai komponen struktural. Bambu merupakan kumpulan rumput-rumputan berbentuk pohon kayu atau perdu yang tumbuh lurus ke atas, kadang-kadang memanjat, dan bercabang-cabang (Mustafa, 2011).

Bambu tali (Gigantochloa apus) merupakan jenis bambu dengan rumpun rapat berbentuk simpodial dan tegak lurus sehingga bambu ini mudah diolah menjadi berbagai macam bentuk mulai dari perkakas, tiang, papan laminasi serta strand untuk OSB. Bambu ini banyak tersebar di Indonesia mulai dari dataran

rendah hingga dataran tinggi sehingga bambu ini memiliki potensi yang besar

untuk dimanfaatkan (Sujarwo et al., 2010).

Oriented Strand Board

(4)

yang akan dihasilkan (Iswanto et al., 2013).

Bentuk geometri dari strand sangat berpengaruh terhadap sifat–sifat kekuatannya (Maloney, 1993) yaitu: 1. Sifat mekanis seperti kelenturan, kuat tarik internal bond, kuat tahan baut,

dan kuat pegang paku.

2. Selain itu juga penampakan luarnya seperti kehalusan permukaan dan

sisinya mempengaruhi pada finishing.

3. Respon terhadap kadar air dan kelembaban udara. 4. Sifat permesinannya atau pengolahan seperti penggergajian, pelobangan, pembentukan, dan pengampelasan .

Cara membuat strand, pertama kali bambu dipotong setiap ruasnya kemudian dipotong menurut ukuran yang diinginkan serta dikupas kulitnya agar menghasilkan strand dengan daya rekat yang baik. Ukuran geometri strand adalah lebar 2,5 cm dengan panjang 7 cm. Ukuran ini tidak mutlak (Ginting, 2009).

Perekat Isosianat

Perekat merupakan hal penting dalam pembuatan OSB karena perekat berperan sebagai pengikat elemen-elemen kayu pembentuknya. Perekat isosianat

adalah perekat yang mampu merekatkan berbagai jenis sirekat (adherens). Keunggulan dari isosianat adalah kebutuhan penggunaan yang lebih sedikit, suhu kempa rendah, waktu kempa singkat, serta toleran dengan

partikel berkadar air tinggi, stabilitas dimensi tinggi dan tidak mengandung formaldehida (Marra, 1992).

(5)

tinggi sehingga menghasilkan produk dengan sifat fisis dan mekanis yang sangat baik. Dari sifat–sifat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan perekat isosianat memiliki pengaruh yang besar terhadap produksi OSB dengan kekuatan serta daya tahan yang tinggi (Adrin et al., 2013).

Perekat isosianat umum digunakan untuk pembuatan OSB walaupun biaya pembuatannya menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan PF (phenol formaldehida). Tapi, ikatan pada OSB dari isosianat memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan OSB yang terbuat dari perekat PF ketika terkena kelembaban. Tidak seperti PF, isosianat tidak hanya membentuk ikatan mekanis antara bagian kayu, tapi juga dapat membentuk ikatan kovalen dengan bagian kayu. Ikatan kimia ini lebih kuat dan lebih stabil dibandingkan ikatan mekanis, sehingga dalam pembuatan OSB dapat mengurangi penggunaan perekat isosianat untuk mencapai kekuatan yang sama atau lebih tinggi (Ibrahim dan Febrianto, 2013).

Hasil penelitian Nuryawan et al. (2008) pada OSB yang menggunakan perekat isosianat memiliki kualitas sifat fisis dan mekanis yang terbaik dibandingkan menggunakan perekat PF. Perekat isosianat memiliki reaktivitas yang tinggi, serta kekuatan ikatan dan daya tahan yang tinggi sehingga dapat menghasilkan produk dengan sifat fisis dan mekanis yang sangat baik. Selain itu perekat isosianat juga memiliki sifat cepat kering, memiliki pH netral dan kedap terhadap pelarut organik serta memiliki daya guna yang luas untuk merekatkan berbagai macam kayu (Saad dan Hilal, 2012).

Panjang Strand

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Namun, apabila kita pahami lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, seperti yang disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif

Nilai R² menunjukkan bahwa 45% variabel komitmen organisasi dipengaruhi oleh variabel kepuasan kerja, role conflict, role ambiguity dan role overload yang diajukan dan sebesar

spastisitas, adapun beberapa pendekatan yang dapat dilakukan fisioterapi pada. kasus CP spastic Quadriplegi adalah dengan menggunakan passive

- Construction of 3D video scenes is carried out using 3D GIS tools by initial DEM and DOM obtained by various means for capture and processing of cartographic data, satellite

Plot of energy digitizer values over time for a return FW signal: characterization of waveform by amplitude (PE) and partial integral of parts including two echoes. The

Dalam Undang-undang ini, di dalam pasal I misalnya dijelaskan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

A drawback of this sensor is the geometric quality of the delivered 3D data and the low repeatability: for example, if one compares different subsequent frames