• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Prematuritas Bayi dengan Hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Prematuritas Bayi dengan Hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hiperbilirubinemia adalah keadaan yang paling umum membutuhkan evaluasi dan pengobatan pada bayi baru lahir.Manifestasi klinis dari hiperbilirubinemia-ikterus terjadi di 60% bayi baru lahir yang normal dan hampir semua bayi baru lahir yang prematur. (Watson, 2009)

Ikterus dapat diakibatkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan, imaturitas sistem konjugasi di hati, atau kelainan biliaris pada ekskresi bilirubin terkonjugasi.Semua faktor ini berperan pada berbagai derajat ikterus pada neonatus yang bervariasi.Pada bayi cukup bulan, ikterus memanjang hingga melebihi minggu pertama kehidupan atau lebih dari 2 minggu pada bayi prematur. (Schwartz, 2004)

Hiperbilirubinemia pada neonatus terdiri diri dari satu atau dua bentuk : hiperbilubinemia tidak terkonjugasi atau hiperbirubinemia terkonjugasi. Kedua bentuk tersebut memiliki penyebab dan potensi komplikasi yang berbeda. (Gomella dkk.,2004)

Hiperbilirubinemia indirek atau tidak terkonjugasi adalah salah satu dari yang tersering atau isu terpenting pada semua bayi yang baru lahir.Ini signifikan meningkat pada bayi baru lahir yang prematur, angka kejadian dan potensi resiko meningkat. Tingkat serum bilirubin pada semua bayi baru lahir meningkat dari standar dewasa, tetapi sebanyak 60% dari bayi cukup bulan akan meningkat diatas 5 sampai 7 mg/dl, dan presentase lebih meningkat pada bayi prematur. (Brodsky, 2008)

Puncak hiperbilirubinemia terjadi pada usia 3 hari pada bayi cukup bulan yaitu 5-6 mg/dl (88-102 µmol/l) dan 5 hingga 7 hari pada bayi prematur dengan

(2)

2

kadar bilirubin 8-12 mg/dl (137 µmol/l). Kadar bilirubin yang kurang dari 12,9 md/dl (221µmol/l) dianggap sebagai ikterus fisiologis jika penyebab patologis ikterus pada neonatus telah dihilangkan.(Schwartz, 2004)

Insiden hiperbilirubinemia di Amerika 65%, Malaysia 75%, sedangkan di Surabaya 30% pada tahun 2000,dan 13% pada tahun 2002. Dari penelitian Maisels, dkk didapatkan bahwa hiperbilirubinemia terjadi terbanyak pada bayi prematur (rata-rata umur kehamilan 38,1 ± 3minggu). Penelitian yang dilakukan oleh Sarici, dkk menemukan bahwa neonatus dengan umur kehamilan 36-37 minggu memiliki resiko 5,7 kali terjadinya hiperbilirubinemia dibandingkan neonatus dengan umur kehamilan 39-49 minggu. Resiko hiperbilirubinemia akan meningkat sesuai dengan menurunnya umur kehamilan (0,6 kali per minggu dari umur kehamilan). Pada penelitian prospektif, neonatus dengan umur kehamilan 35-37 minggu, 2,4 kali mengalami hiperbilirubinemia dibandingkan neonatus dengan umur kehamilan 38-42 minggu, dan menjadi kelompok resiko tinggi. (Kosim dkk, 2007)

Ikterus diantara bayi prematur Nigeria dibawah perawatan khusus dipelajari faktor yang menentukan kejadian klinis ikterus, faktor predisposisi dan hasil akhirnya dengan hiperbilirubinemia yang signifikan (SBR diatas atau sama dengan 10 mg/dl). Angka kejadian ikterus yang terdapat pada 292 bayi prematur lebih dari periode 18 bulan adalah 71,2%. Rasio laki-laki dan perempuan adalah 1 : 1,04. (Owa, Dawudo,1990)

Penelitian Sarici mendapatkan 10,5% neonatus cukup bulan dan 25,5% neonatus kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signifikan dan membutuhkan fototerapi. Pada beberapa bayi, peningkatan bilirubin menyebabkan neurotoksik.Bilirubin tidak terikat potensial membahayakan sistem susunan saraf, dan dapat menyebabkan kerusakan neurologis yang berat dan permanen, atau yang disebut dengan bilirubin-induced neurologic damage. (Lubis dkk, 2013)

(3)

3

Hasil penelitian Gunasegaran menunjukkan terdapat 43 orang bayi baru lahir yang menderita hiperbilirubinemia. Dari jumlah ini, karakteristik demografi tertinggi: laki-laki 51,2%, berat badan lahir rendah 48,8%, usia gestasi prematur 69,8% dan cara partus pada ibu spontan 62,8%. (Gunasegaran, 2012) Hasil dari penelitian Kosim, M. Sholeh, dkk (2007) menunjukan dari 90 pasien dengan ikterus neonatorum, 71 (78,9%) pasien mempunyai kadar bilirubin =10 mg/dL.Limapuluh tiga (58,9%) pasien BBLR, 50 (55,6%) preterm dan 54 (60%) lahir spontan. Limapuluh tujuh bayi(69,5%) pasien dengan sepsis awitan dini, 33 bayi ( 30.5 %) awitan lambat. Angka kematian 80% dan sebagianbesar 65 (90,3%) disebabkan oleh sepsis. (Kosim dkk, 2007)

Berdasarkan data yang didapat diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan prematuritas bayi dengan hiperbilirubinemia. Disamping itu, belum adanya data dan penelitian mengenai hubungan prematuritas dengan hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014 juga turut menambah ketertarikan peneliti untuk menggangkat judul Hubungan Prematuritas Bayi dengan Hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka pertanyaan ataupun masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana hubungan prematuritas bayi dengan hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Januari 2014 hingga Desember 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan umum

Untuk mengetahui “Bagaimana hubungan prematuritas bayi dengan hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Januari 2014 hingga Desember 2014?”

(4)

4

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui jumlah bayi baru lahir yang prematur dengan hiperbilirubinemia.

2. Mengetahui usia gestasi bayi baru lahir yang prematur yang disertai dengan hiperbilirubinemia.

3. Mengetahui lama masa perawatan bayi baru lahir yang prematur yang disertai dengan hiperbilirubinemia.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk peneliti

Sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan sarjana kedokteran dan menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan.

1.4.2. Untuk Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit khususnya pada bayi baru lahir yang prematur dengan hiperbilirubinemia.

1.4.3. Untuk Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

To obtain well-distributed, stable and quantity controllable features, UR-SIFT algorithm is adopted in source image, meanwhile, SIFT with lower contrast threshold

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dengan hormat kami mengundang saudara untuk menghadiri acara pembuktian kualifikasi yang akan dilaksanakan pada :. Diharapkan

[r]

Sehubungan hal tersebut di atas, maka Pokja akan melakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan memperlihatkan dokumen

(1) Seksi Angkutan Jalan Antar Kota dan Wilayah mempunyai tugas melaksanakan pengaturan, penataan dan pengendalian angkutan antar kota dalam wilayah dan

apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Panitia Pengadaan Polres Bantul,

[r]