• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi menggunakan strategi Snowball Throwing pada kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi menggunakan strategi Snowball Throwing pada kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

MENGGUNAKAN STRATEGI

SNOWBALL THROWING

PADA KELAS III MI NURUL HUDA DRIYOREJO GRESIK

SKRIPSI

Oleh :

MIRA RODHIYAH NIM. D77211072

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PGMI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Mira Rodhiyah, 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kenampakan Permukaan Bumi Menggunakan Strategi Snowball Throwing pada Kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Drs. H. Munawir, M.Ag

Kata Kunci : Peningkatan hasil belajar, strategi Snowball Throwing, kenampakan permukaan bumi, IPA

Penelitian berawal dari munculnya masalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengalami kesulitan terhadap hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi belum mencapai KKM pada siswa kelas III. Oleh karena itu, guru harus bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar IPA memenuhi KKM. Maka dari itu, Snowball Throwing merupakan jawaban terhadap masalah pembelajaran IPA yang berada di MI Nurul Huda Driyorejo Gresik.

Rumusan masalah penelitian adalah (1) Bagaimana penerapan strategi Snowball Throwing dalam meningkatkan pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi siswa kelas III MI Nurul Huda Gresik (2) Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi setelah menggunakan strategi Snowball Throwing siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik.

Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action Research yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Objek penelitian ini adalah peserta didik kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik dengan jumlah peserta 26 orang. Instrumen yang digunakan dalam mengambil data penelitian adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Kemudian hasil data dianalisis sesuai dengan rumus prosentase KKM.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Halaman Motto ... iii

Lembar Persetujuan ... iv

Lembar Pengesahan Tim Penguji ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Tabel ... xv

Daftar lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih ... 7

(8)

E. Lingkup Penelitian ... 8

F. Signifikasi Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Hasil Belajar ... 10

1. Pengertian Hasil Belajar ... 10

2. Tipe Hasil Belajar ... 12

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

B. Tinjauan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kenampakan Permukaan Bumi ... 17

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 17

2. Ruang Lingkup dan Tujuan Mempelajari IPA di SD/MI ... 19

3. Materi Pokok Kenampakan Permukaan Bumi ... 21

C. Tinjauan Strategi Pembelajaran Snowball Throwing ... 23

1. Pengertian Strategi Snowball Throwing ... 23

2. Tujuan Strategi Snowball Throwing ... 24

3. Langkah – Langkah Penerapan Strategi Snowball Throwing ... 25

4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Snowball Throwing ... 25

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 27

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 28

C. Variabel yang Diselidiki ... 29

(9)

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 53

G. Indikator Kerja ... 56

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 58

1. Pra Siklus ... 58

2. Siklus I ... 62

3. Siklus II ... 80

B. Pembahasan ... 97

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan berasal dari kata “didik” yang memiliki banyak arti,

diantaranya pelihara, bina, dan latih. Ketika ditambahkan imbuhan “pe-kan”,

artinya menjadi proses atau tindakan mendidik atau melatih. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas,

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara bahasa,

pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok melalui upaya pengajaran dan pelatihan”

Jadi, pendidikan mengandung arti proses dalam membina, melatih, memelihara anak atau siapa pun sehingga menjadi manusia yang santun, cerdas, kreatif, berguna bagi diri, keluarga,masyarakat, dan bangsa. 1

Belajar merupakan suatu proses panjang, saling berhubungan antara satu materi dengan lainnya. Belajar sesuatu tidak harus selalu memberikan jawaban pasti dan bukan itu sebetulnya dari belajar. Proses jangka panjang yang menggambarkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang tidak terputus

1

(11)

2

dan selalu ada benang merahnya, membuat pendidik berpikir bahwa sesuatu yang diberikan kepada anak didik haruslah berkesinambungan. 2 Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.3

Keberhasilan dalam menguasai isi materi atau tercapainya tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses evaluasi yaitu tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini salah satunya adalah tes formatif yaitu untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut dalam waktu tertentu.4

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolah adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses pembuktian. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

2

Angie Siti Anggari, Pembelajaran Bahasa Indonesia, ( Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,2007),12

3

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2001),30

4

(12)

3

didik untuk mempelajari diri-sendiri dan alam, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajaran IPA yang diberikan mulai dari SD/MI mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya secara sistematis, sehingga bukan hanya mempelajari sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga menekankan pada suatu proses penemuan. IPA adalah ilmu yang mempelajari sesuatu hal secara empirik dan fakta serta gejala alam yang terjadi. Dengan ini dalam pembelajaran IPA harus sesering mungkin melakukan eksperimen atau observasi sehingga pembelajaran yang terlaksana menjadi pembelajaran yang mengharuskan siswa aktif, agar siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Sehubungan dengan ini, pembelajaran kenampakan permukaan bumi menjadi salah satu problematika di kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. Siswa – siswi MI Nurul Huda Driyorejo Gresik belum memahami definisi dari macam – macam kenampakan permukaan bumi. Contohnya saja perbedaan definisi gunung dengan pegunungan. Mereka Kebingungan mendefinisikan itu semua bahkan terkadang pendefinisianya terbalik. Hal ini terjadi karena kurangnya minat baca siswa sehingga pengetahuan mereka sangat minim.

(13)

4

mata pelajaran IPA untuk MI Nurul Huda Driyorejo Gresik cenderung dikuasai oleh guru, guru hanya memberikan pengajaran dimana siswa sedikit diberi kesempatan untuk mengembangkan argumennya sehingga siswa cenderung diam dan tidak bertanya. Mereka juga cenderung bosan dan malas ketika menerima pelajaran yang terkesan teoritis karena minat baca untuk kelas III sangat rendah. Hal ini berbeda ketika mereka menerima materi yang terkesan praktek dan bermain sambil belajar, mereka sangat antusias dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa – siswi kelas III adalah kinestetik ( tidak bisa diam ) terbukti dari keantusiasan mereka ketika menerima pelajaran praktek ataupun yang berkesan bermain sambil belajar.5

Salah satu bukti adalah hasil belajar siswa materi kenampakan permukaan bumi. Sebagian besar siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam hasil belajarnya. Hal ini di dapat dengan cara pretest yang dilaksanakan guru terhadap siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran. Alhasil Prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 30,7%. Dalam artian 18 siswa dari 26 siswa kelas III belum menguasai definisi kenampakan permukaan bumi dan mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan belajar yaitu 70. Sedangkan 8 siswa dari 26 siswa kelas III mendapatkan nilai diatas KKM berarti dalam pembelajaran kenampakan permukaan bumi dapat diselesaikan

5

(14)

5

siswa dengan baik walaupun harus tetap diperbaiki. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar materi kenampakan permukaan bumi secara tepat karena ada sebagian nama kenampakan yang hampir sama dalam definisinya, terkadang mereka terbalik dalam pendefinisiannya dan kurangnya motivasi yang mendukung dalam pembelajaran materi tersebut.

Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah mengubah paradigma (cara pandang) pendidikan SD/MI dari pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) ke pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Paradigma ini menuntun guru agar lebih kreatif dalm mengembangkan dan menerapkan strategi-strategi yang dapat menumbuhkan semangat siswa sehingga memungkinkan siswa dapat lebih aktif dalm kegiatan belajar mengajar. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran kenampakan permukaan bumi adalah strategi Snowball Throwing.

(15)

6

Pemilihan strategi Snowball Throwing dalam peningkatan hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi karena strategi ini menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dan memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. Strategi Snowball Throwing menjadikan para siswa lebih dilibatkan secara langsung, khususnya ketika mereka membuat pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh teman – temannya sendiri.6

Dengan menggunakan strategi Snowball Throwing, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi dengan baik, sehingga mereka dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari. Pembelajaran yang langsung melibatkan peserta didik aktif akan lebih bermakna dan lebih bermanfaat dalam implementasinya dalam kehidupan nyata peserta didik. Oleh karena itu, hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi siswa MI kelas III harus segera ditingkatkan kembali agar mereka dapat mengenal apapun yang ada di alam sekitarnya.

Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar materi kenampakan permukaan bumi bagi siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik, untuk mencapai tujuan tersebut penelitian dilakukan

6 Nur Arofatin, “ Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap

(16)

7

dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan uraian diatas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “Peningkatkan

Hasil Belajar Ipa Materi Kenampakaan Permukaan Bumi Menggunakan

Strategi Snowball Throwing pada Kelas III MI Nurul Huda Driyorejo

Gresik”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan,sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan strategi Snowball Throwing dalam meningkatkan pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi setelah menggunakan strategi Snowball Throwing siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik.

C. Tindakan Yang Dipilih

(17)

8

bermain, dari kegemaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Sebuah tindakan pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi Snowball Throwing pada pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi menggunakan strategi Snowball Throwing siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik.

E. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

a. Subjek penelitian diambil pada salah satu kelas yang heterogen dikelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik.

b. Materi yang dipakai pada penerapan strategi Snowball Throwing ini hanya terbatas pada materi pokok kenampakan permukaan bumi mata pelajaran IPA.

F. Signifikansi Penelitian

(18)

9

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian penulisan karya selanjutnya. Hasil penelitian yang akan dibahas dapat menjadi gambaran secara konseptual yang memberikan alternatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) Penerapan strategi pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

2) Siswa akan semakin aktif dalam kegiatan belajar dikelas. b. Bagi guru

Menambah pengalaman bagi guru dalam menerapkan beberapa strategi pembelajaran yang salah satunya adalah strategi Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi sekolah

1) Sebagai informasi mengenai strategi dalam proses pembelajaran agar lebih bervariasi.

2) Memberikan ide baru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah.

(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor.1 Salah satu surat yang berkaitan tentang belajar adalah dalam surat Al-„Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

اا

(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

(3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya

1

(20)

11

yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.2 Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia tanpa belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan untuk kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.

Menurut K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

Bloom menjelaskan bahwa hasil belajar pada dasarnya merupakan suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman. Dalam hal ini Aronson dan Briggs mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Soediarto, mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.3

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah memperoleh ilmu. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

2

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2013),5

3

(21)

12

instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

2. Tipe Hasil Belajar

Bloom membagi hasil belajar ke dalam 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan “berpikir”, mencakup kemampuan yang lebih sederhana

sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah. Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan “perasaan”, “emosi”, “sistem

nilai”, dan “sikap hati” yang menunjukkan penerimaan atau penolakan

terhadap sesuatu. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Pengelompokan ke dalam tiga ranah bertujuan membantu usaha untuk menguraikan secara jelas dan spesifik hasil belajar yang diharapkan. 4 a. Tipe hasil belajar bidang Kognitif : Berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual. Kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu : 5

1) Pengetahuan (knowledge): Kemampuan untuk menghafal, mengingat, atau mengulangi informasi yang pernah diberikan.

4

Kelvin Sefert, Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogkarta: IRCiSod,2007),150-152

5

(22)

13

2) Pemahaman (comprehension): Kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulangi informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. 3) Aplikasi (application): Kemampuan menggunakan informasi, teori,

dan aturan pada situasi baru.

4) Analisa (analysis): kemampuan mengurai pemikiran yang kompleks, dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya.

5) Sintesa (synthesis) : Kemampuan untuk mengumpulkan komponen yang sama guna membentuk satu pola pemikiran yang baru.

6) Evaluasi (evaluation) : kemampuan membuat pemikiran berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Tipe hasil belajar psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang,dll. psikomotor terdiri dari 5 tingkatan, yaitu : 1) Peniruan (menirukan gerak)

2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) 3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)

4) Perangkaian (beberapa gerakan sekaligus dengan benar) 5) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

c. Tipe hasil belajar Afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti : minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri. Afektif terdiri dari 5 tingkatan, yaitu :

(23)

14

2) Merespons (aktif berpartisipasi)

3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai yang dipercayai)

4) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)

5) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup) 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Dibawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar:6

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

1) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila kesehatan peserta didik kurang sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik hal ini juga dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar.

2) Inteligensi

6

(24)

15

Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.

3) Minat dan Motivasi

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.

4) Cara belajar

(25)

16

tidak baik. Belajar harus ada istirahat untuk memberikan kesempatan ke pada mata, otak serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali.

b. Faktor Eksternal ( Berasal dari luar diri)

1) Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bmbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua hubungan orang tua dengan anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. 2) Sekolah

(26)

17

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan bermoral baik, hal ini akan mendrong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan anak – anak nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

4) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya bangunan yang rapat, keadaan lalu lintas yang membisingkan semuanya akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya tempat yang sepi dan iklim yang sejuk akan menunjang proses belajar.

B. Tinjauan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kenampakan

Permukaan Bumi

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

(27)

18

berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.7 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat terkait dengan kehidupan manusia dan lingkungannya. Selain itu IPA juga merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi proses ilmiah, antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA di SD/MI bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Penerapan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang

7

(28)

19

dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

2. Ruang Lingkup dan Tujuan Mempelajari IPA di SD/MI

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut :

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, dan

gas,

c. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 8

a. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional, dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. b. Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah

sehari-hari

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilsi serta sikap ilmiah.

8

(29)

20

Tujuan Mata Pelajaran IPA SD/MI menurut Permendiknas nomer 22 tahun 2006 adalah sebagai berikut :9

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubunganyang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g. Memperoleh bakal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

3. Materi Pokok Kenampakan Permukaan Bumi

9

(30)

21

Kenampakan alam atau biasa disebut dengan bentang alam adalah sesuatu yang ada di alam ini, yang terjadi secara alamiah dan dapat dilihat secara langsung oleh mata. Kenampakan alam yang berada di permukaan bumi terdiri atas dua golongan, yaitu daratan dan Perairan.10

a. Daratan

Daratan adalah permukaan bumi yang tidak tertutup oleh air. Daratan terdiri atas :

1) Dataran Tinggi merupakan dataran luas yang tingginya 200-1500 meter dari permukaan laut.

a) Gunung adalah tonjolan di permukaan bumi yang mempunyai ketinggian lebih dari 400 meter diatas permukaan laut. Contoh gunung adalah gunung Semeru dan Gunung Merapi.

b) Pegunungan merupakan kelompok gunung yang saling berhubungan atau bersambungan. Ketinggiannya mencapai ribuan meter. Contohnya adalah pegunungan Bukit Barisan di Sumatera.

c) Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di

10

(31)

22

sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung

2) Dataran Rendah adalah dataran luas yang tingginya antara 0 sampai 200 meter (kurang dari 200 m) dari permukaan laut. a) Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh

pegunungan atau perbukitan yang luasnya dari beberapa kilometer persegi sampai mencapai ribuan kilometerpersegi. Lembah juga disebut dengan daratan yang rendah diantara bukit – bukit.

b) Tanjung adalah wilayah daratan yang menjorok ke lautan. Apabila ukuran dari tanjung tersebut sangat luas, biasanya disebut dengan semenanjung. Contoh dari tanjung di Indonesia adalah Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

b. Perairan

1) Laut

(32)

23

2) Sungai

Sungai adalah aliran air yang besar yang terletak di wilayah daratan dan juga jalan air alami yang mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. 3) Danau

Danau adalah cekungan di daratan yang luas dan berisi air. Air danau berasal dari sungai-sungai di daerah sekitarnya. Danau mempunyai dua macam yaitu danau alami dan danau buatan (waduk). Contoh danau alami adalah danau Toba di Sumatera, sedangkan contoh waduk adalah Waduk Jatiluhur di Jawa Barat.

4) Rawa

Rawa merupakan dataran rendah (umumnya di daerah pantai dan digenangi oleh air. Di rawa-rawa banyak terdapat tumbuhan air.

C. Tinjauan Strategi Pembelajaran Snowball Throwing

1. Pengertian Strategi Snowball Throwing

(33)

24

menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.11

Pada pembelajaran Snowball Throwing, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru. Kemudian, masing-masing siswa membuat pertanyaan di selembar kertas yang dibentuk seperti bola lalu dilempar ke siswa lain. Siswa yang mendapat lemparan kertas harus menjawab pertanyaan dalam kertas yang diperoleh.

2. Tujuan Strategi Snowball Throwing

Tujuan dari strategi pembelajaran Snowball Throwing adalah sebagai berikut :

a. Untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa

b. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menguasai materi

c. Melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok

11

(34)

25

d. terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

e. Meningkatkan keaktifan hasil belajar siswa

3. Langkah – langkah Penerapan Strategi Snowball Throwing

Ada beberapa langkah-langkah pelaksanaan strategi Snowball Throwing agar mudah untuk mengoperasikannya sehingga implementasi strategi ini dapat mencapai tujuan pembelajaran, yaitu: 12

a. Guru menyajikan materi pembelajaran

b. Guru membentuk kelompok dan memanggil ketua kelompok untuk menyampaikan materi pembelajaran. Ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan materi.

c. Setiap siswa menuliskan satu pertanyaan dari penjelasan ketua kelompok. Pertanyaan ditulis pada lembar kerja kelompok

d. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan sesama teman beberapa menit

e. Setelah mendapat kertas/bola, siswa diminta menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas secara bergantian

f. Guru mengevaluasi dan menutup pembelajaran. 4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Snowball Throwing

Strategi pembelajaran Snowball Throwing sama halnya dengan strategi pembelajaran lain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan

12

(35)

26

a. Kelebihan strategi Snowball Throwing adalah : 1) Melatih kesiapan siswa dalam menerima materi

2) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain. 3) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.

4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran lebih afektif

5) Saling memberikan pengetahuan karena saling memberi pertanyaan kepada teman lain.

b. Kekurangan strategi Snowball Throwing adalah :

1) Pengetahuan yang diberikan tidak terlalu luas dan hanya berkisar pada apa yang telah diketahui siswa

2) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran

(36)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memeroleh fakta – fakta dan prinsip – prinsip dengan sabar, hati – hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.1 Jadi, Metode penelitian adalah suatu rancangan pendekatan yang digunakan pada saat penelitian untuk mengumpulkan data yang akan digunakan sebagai dasar menyusun kesimpulan

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Fokus PTK pada siswa atau proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni sebagai berikut :

1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data – data analisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

1

(37)

28

2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. 2

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting, yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas. PTK akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas.3

B. Setting Penelitian Dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Driyorejo Gresik yang terletak di Desa Sumput, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik untuk pelajaran IPA kelas III

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik MI Nurul Huda Driyorejo Gresik, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar yang efektif dikelas.

2

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2013),45

3

(38)

29

3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III di MI Nurul Huda Driyorejo Gresik. Banyaknya siswa yang menjadi subyek penelitian ini sebanyak 26 siswa dengan jumlah siswa laki – laki 15 siswa dan perempuan 11 siswa.

4. Mata Pelajaran

Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran yang sesuai dengan disiplin ilmu, yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi kenampakan permukaan bumi.

C. Variabel yang diselidiki

 Variable Input : Siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik  Variable Proses : Strategi Snowball Throwing

 Variable Output : Hasil belajar IPA

D. Rencana Tindakan

Ada empat macam model penelitian tindakan kelas yaitu model kurt lewin, model kemmis, dan model kobhin Mc taggart, model john Elliot, dan model Dave. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu jenis model Penelitian Tindakan Kelas yaitu model penelitian Kurt Lewin.

(39)

30

pengamatan (observing), d) refleksi (reflecting).4 Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan pada diagram berikut:

dst

Gambar 3.1

Prosedur PTK Model Kurt Lewin

Dari berbagai model PTK, penelitian “Peningkatkan Hasil Belajar Ipa

Materi Kenampakaan Permukaan Bumi Menggunakan Strategi Snowball

4

Hamzah,dkk, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional (Jakarta: Bumi Aksara,2012),86 Siklus

II Identifikasi

masalah

Siklus I Perencanaan

(Planning)

Refleksi

(reflecting) tindakan

(acting)

pengamatan (observing)

(40)

31

Throwing Pada Kelas III MI Nurul Huda Gresik” menggunakan model Kurt Lewin. Berikut langkah – langkah model Kurt Lewin :

a. Perencanaan ( Planning ). Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah [a] membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); [b] mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas; [c] mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

b. Tindakan (Acting). Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP dalm situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c. Pengamatan (Observing). Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah [a] mengambil perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; [b] memantau kegiatan diskusi/kerja sama dalam kelompok; [c] mengamati pemahaman tiap – tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang.

d. Refleksi (Reflecting). Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah [a] mencatat hasil observasi; [b] mengevaluasi hasil observasi; [c] menganalisis hasil pembelajaran; [d] mencatat kelemahan – kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya.

(41)

32

dalam pelaksanaannya. Adapun penjelasan dari masing-masing siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Siklus I

Siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari : 1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus 1 ini, peneliti dan guru mengidentifikasi masalah, menganalisa masalah, mencari cara pemecahan masalah dengan melakukan refleksi dan analisis hasil belajar siswa saat siklus. Dari hasil tersebut, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi

kenampakan permukaan bumi yang terfokus pada rencana perbaikan dari pra siklus dengan menggunakan Strategi Snowball Throwing dan diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa

b. Menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan, seperti buku pelajaran dan lembar materi siswa

c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa

d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran atau aspek yang diamati dan dinilai dalam proses pembelajaran

(42)

33

2. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I ini, peneliti akan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan berdoa. 2) Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran.\

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti

1) Guru menunjukan gambar – gambar kenampakan permukaan bumi dan siswa menjawab gambarnya.

2) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, pembagian kelompok dengan cara berhitung 1-4

3) Masing – masing kelompok menentukan ketua kelompok yang bertanggung jawab untuk menyampaikan materi kepada anggota kelompoknya dan meminta lembar materi kepada guru.

4) Ketua kelompok menjelaskan materi kepada anggotanya. Setelah semua anggota kelompok menguasai materi, setiap siswa mendapatkan satu lembar kertas kerja.

(43)

34

6) Setelah itu, kertas yang berisi pertanyaan dibuat seperti bola dan dikumpulkan.

7) Setiap satu bola/pertanyaan dilempar ke satu teman kelompoknya yang lain.

8) Setelah setiap siswa mendapatkan satu bola pertanyaan, secara bergantian siswa menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas.

9) Masing – masing siswa berhak membenarkan jawaban temannya yang salah.

10)Guru memberikan penguatan materi yang telah di diskusikan c. Kegiatan penutup

1) Siswa mendapatkan lembar evaluasi akhir pembelajaran untuk dikerjakan secara individu.

2) Guru menutup pelajaran dengan memberi motivasi, berdoa dan mengucapkan salam.

3. Pengamatan (Obeserving)

Peneliti dan guru melakukan pengumpulan data yang terdiri dari hasil tes dan lembar pengamatan. Peneliti juga melakukan pengamatan saat proses belajar mengajar berlangsung diantaranya :

1) Situasi kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi Snowball Throwing.

(44)

35

3) Kemampuan siswa saat berkomunikasi dengan teman – temannya. 4. Refleksi

Peneliti yang telah memperoleh data dari hasil pelaksanaan dan pengamatan akan merefleksi dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Merefleksikan proses pembelajaran yang telah terlaksana.

2) Mencatat kendala – kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan tindakan

Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti membuat perencanaan ulang untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I diantaranya :

a. Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

b. Menyiapkan instrumen pengumpulan data seperti instrumen aktivitas siswa, instrumen kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dan instrumen soal latihan

c. Pengembangan proses tindakan. 2. Pelaksanakan tindakan

(45)

36

dengan rencana pelaksanaan yang telah dibuat dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, yaitu sebagai berikut : a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan berdoa. 2) Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti

1) Guru menunjukkan gambar – gambar permukaan bumi dan menyuruh salah satu siswa menempelkan gambar tersebut ke kolom daratan / perairan.

2) Guru mengajak bernyanyi dengan gerakan lagu “ naik – naik ke

puncak gunung”

3) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, pembagian kelompok dengan cara berhitung 1-4

4) Masing – masing kelompok menentukan ketua kelompok yang bertanggung jawab untuk menyampaikan materi kepada anggota kelompoknya dan meminta lembar materi kepada guru.

5) Ketua kelompok menjelaskan materi kepada anggotanya. Setelah semua anggota kelompok menguasai materi, setiap siswa mendapatkan satu lembar kertas kerja.

(46)

37

7) Setelah itu, kertas yang berisi pertanyaan dibuat seperti bola dan dikumpulkan.

8) Setiap satu bola/pertanyaan dilempar ke satu teman kelompoknya yang lain.

9) Setelah setiap siswa mendapatkan satu bola pertanyaan, secara bergantian siswa menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas. 10)Bagi peserta didik yang menjawab pertanyaan dengan benar

mendapatkan penghargaan.

11)Guru memberikan penguatan materi yang telah di diskusikan 12)Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kembali materi yang

belum dimengerti. c. Kegiatan penutup

1) Siswa mendapatkan lembar evaluasi akhir pembelajaran untuk dikerjakan secara individu.

2) Guru menutup pelajaran dengan memberi motivasi, berdoa dan mengucapkan salam.

3. Observasi

(47)

38

4. Refleksi

Pada tahap refleksi siklus II ini, peneliti melakukan refleksi seperti siklus I diantaranya :

a. Guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II seperti siklus I

b. Guru menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran.

c. Apabila pada siklus II ini presentase hasil belajar sudah memenuhi indikator kerja, makasiklus II ini merupakan siklus yang terakhir dari penelitian tindakan kelas ini.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah segala sesuatu yang diperoleh dari lapangan untuk dijadikan bahan sebuah penelitian. Berdasarkan jenis penelitiannya, proses pengambilan data terbagi atas dua klasifikasi besar, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data kuantitatif

(48)

39

b. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data penelitian yang dikumpulkan secara triagulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasilnya lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Terkait dengan penelitian ini, yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah siswa-siswi kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik, dimana siswa – siswi tersebut tidak hanya menjadi objek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dan terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri atas: (a) hasil tugas, (b) hasil belajar, (c) hasil observasi siswa dan guru terhadap pelaksanaan atau kegiatan belajar mengajar (KBM).

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes dokumentasi, dan wawancara

a. Wawancara

Wawancara disebut juga dengan interview. wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.5 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara

5

(49)

40

jenis bebas terpimpin, artinya peneliti melakukan tanya jawab ( wawancara ) secara bebas tetapi daftar pertanyaan yang diajukan telah disusun sebelumnya. Wawancara ini peneliti tujukan kepada guru mata pelajaran IPA. Sedangkan data yang ingin diambil dari kegiatan wawancara tersebut adalah untuk mengetahui penerapan strategi Snowball Throwing dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

b. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian.6 Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek yang diobservasi yang dikenal sebagai observee.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran berlangsung. lembar observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dan siswa selama kegiatan PBM. Lembar pengamatan ini sangat diperlukan dalam kegiatan refleksi sebagai upaya untuk menguji keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran pada setiap siklus dan untuk menentukan tindak lanjut dalam siklus berikutnya.

6

(50)

41

c. Tes

Tes adalah suatu alat yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) dan uraian. Selain itu juga menggunakan non tes yang berupa penilaian performance.

d. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, artinya barang – barang tertulis. Dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data – data yang sudah ada. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini meliputi jumlah guru, jumlah siswa, daftar nilai siswa dalam materi bahasa jawa, dan foto – foto selama proses penelitian tindakan kelas berlangsung.

3. Instrumen Pengumpulan Data

a. Wawancara

(51)

42

Lembar Wawancara sebagai berikut :

1. Bagaimana Krakteristik siswa kelas 3 MI Nurul Huda Driyorejo Gresik?

Jawab : Karakteristik siswa kelas 3 sangat hiperaktif namun dalam akademik kedudukannya imbang maksudnya ada siswa pintar dan ada siswa kurang pintar.

2. Bagaimana hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA ?

Jawab : Hasil belajar untuk mata pelajaran IPA selalu meningkat. 3. Metode apa yang biasa ibu gunakan dalam menyampaikan materi

IPA ?

Jawab : biasanya saya menggunakan metode ceramah, diskusi dan meminta salah satu siswa untuk maju kedepan kelas untuk menjawab beberapa soal.

4. Kesulitan apa yang biasa ibu hadapi saat mengajarka pembelajaran IPA ?

Jawab : Kesulitannya yaitu ada siswa yang cepat memahami materi dan ada yang lama memahami materi bahkan ada salah satu siswa yang belum bisa membaca.

b. Observasi

(52)

43

Tanggal : ... Kelas/Semester : ... Waktu : ... Pokok Bahasan : ...

Tabel 3.1

Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

I Persiapan

Persiapan fisik siswa dalam mengikuti pembelajaran

Persiapan alat pelengkapan belajar buku IPA, gambar – gambar kenampakan bumi

Persiapan performance siswa

II Pelaksanaan

Kegiatan awal

Siswa menjawab salam

Salah satu perwakilan kelas memimpin doa bersama

(53)

44

Siswa mencapai tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

Eksplorasi

Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai kenampakan permukaan bumi

Siswa menyampaikan pendapatnya

Siswa memperhatikan dan menjawab gambar – gambar yang ditunjukan guru

Elaborasi

Siswa membentuk kelompok sesuai peratuan Siswa menyimak penjelasan dari ketua kelompok

Siswa menulis pertanyaan di kertas Siswa melipat kertas menjadi bola

Siswa melempar bola tepat sasaran dan tidak bercanda

Siswa menjawab pertanyaan kertas bola Siswa membenarkan jawaban yang salah

Konfirmasi

Siswa mendengarkan penguatan dan

(54)

45

bumi

Kegiatan akhir

Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

Siswa mendengar motivasi tentang kenampakan permukaan bumi

Siswa dan guru mengakhiri pembelajaran dan do’a bersama

Siswa menjawab salam dari guru

Jumlah

Jumlah Total

Presentase

Keterangan :

1= sangat tidak sesuai (tidak dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu)

2= tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu) 3= sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tidak tepat waktu)

4= sangat sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)

..., ... Pengamat

(55)

46

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Sekolah : ... Tanggal : ... Kelas/Semester : ... Waktu : ... Pokok Bahasan : ...

Tabel 3.2

Observasi Aktivitas Guru

No. Aspek yang diamati

Nilai

1 2 3 4

1 Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian b. Menimbulkan motivasi

c. Mengaitkan materi pada pembelajaran sebelumnya

d.Menyampaikan tujuan

2 Penguasaan Materi ajar

a. Orientasi, motivasi, dan bahasa (sederhana dan jelas)

(56)

47

3 Strategi yang digunakan

a. Kesesuaian strategi dengan indikator pembelajaran

b. Kesesuaian strategi dengan karakter peserta didik

a. Kesesuian strategi dengan karakter materi ajar

d. Variasi strategi

4 Performance

a. Suara intonasi, nada, dan irama b. Posisi dan gerakan guru

c. Pola interaksi perhatian pada siswa d. Ekspresi roman muka

5 Media, bahan, sumber pembelajaran (Snowball Throwing)

a. Kesesuaian Snowball Throwing dengan indikator pembelajaran

b. Kesesuaian Snowball Throwing dengan karakter materi ajar

c. Kesesuaian Snowball Throwing dengan karakter peserta didik

(57)

48

6 Bertanya

a. Pertanyaan jelas dan konkrit

b. Pertanyaan memberikan waktu berfikir c. Pemerataan pertanyaan pada siswa d. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi

7 Reinforment (memberi penguatan)

a. Penguatan verbal b. Penguatan non verbal c. Variasi penguatan d. Feed back

8 Menutup pembelajaran

a. Memberikan reward/penghargaan pada siswa

b. Menarik kesimpulan

c. Memberi dorongan psikologis d. Mengevaluasi

Jumlah

Jumlah total

Prosentase

(58)

49

1= sangat tidak sesuai (tidak dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu)

2= tidak sesuai (dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu) 3= sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tidak tepat waktu)

4= sangat sesuai (dilakukan, sesuai aspek, efektif, tepat waktu)

(59)
(60)
(61)
(62)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data perpaduan dari data kuantitatif dan data kualitatif. Dengan demikian analisis data dari penelitian ini adalah analisis deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif yang dibandingkan pada tiap siklus. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan analisis data sebagai berikut:

a. Analisis Data Hasil Tes Siswa

Penilaian tes ini diperoleh dari hasil tes tulis yang dinyatakan dengan rumus :

Nilai perolehan akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

(63)

54

sehingga diperoleh nilai rata – rata. Nilai rata – rata ini didapat dengan menggunakan rumus :

X =

Keterangan : X = Nilai rata – rata

= Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

Sedangkan penilaian ketuntasan belajar berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, seorang siswa dikatakan berhasil jika telah mencapai tarap penguasaan minimal nilai 70. Untuk menghitung presentasi ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

P = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100 % ∑siswa

Adapun kriteria ketuntasan/ kelulusan belajar siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria ketuntasan hasil belajar

No Kriteria Prosentase

1. Sangat baik 91-100 %

2. Baik 81 - 90 %

(64)

55

4. Kurang 50 - 60 %

5. Sangat kurang 0 – 50 %

b. Analisis Data Hasil Observasi Guru dan Siswa

Observasi terhadap guru sebagai pengajar dan observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari prosentase kemampuan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi dengan menggunakan strategi Snowball Throwing. Adapun analisis observasi di hitung dengan menggunakan rumus:

P =

x 100

Keterangan :

P = prosentase yang akan dicari

F = jumlah skor yang diperoleh siswa dan guru N = jumlah seluruh skor ideal

Ketetapan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa sebagai berikut7 :

Tabel 3.5

Kriteria ketetapan hasil observasi guru dan siswa

No Kriteria Nilai akhir

1. Sangat Baik 76 – 100

7

(65)

56

2. Baik 51 – 75

3. Cukup 26 – 50

4. Rendah < 25

G. Indikator Kerja

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini tercapai sesuai dengan harapan apabila dalam penelitian ini :

1. Penerapan strategi Snowball Throwing pada mata pelajaran IPA kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik berjalan dengan baik

2. Penguasaan materi pada mata pelajaran IPA kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik pada akhir penelitian meningkat hingga 85% siswa telah mencapai nilai diatas batas ketuntasan minimal.

H. Tim Peneliti Dan Tugasnya

(66)

57

Adapun tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peneliti :

a. Nama : Mira Rodhiyah b. NIM : D77211072

c. Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan / PGMI

d. Tugas :

1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian.

2. Menyusun RPP, format observasi, dan instrumen penelitian. 3. Terlibat dalam semua jenis kegiatan.

4. Menyusun laporan penelitian. 2. Pembimbing

a. Nama : Ibu Siti Maimunah, S.Pd.I b. Jabatan : Guru IPA kelas 3

c. Tugas

1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan. 2. Mempersiapkan kegiatan belajar mengajar.

(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan dengan durasi 2 x 35 menit. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas 3 MI Nurul Huda Driyorejo Gresik dengan jumlah 26 siswa. Penelitian ini merupakan penerapan strategi Snowball Throwing untuk materi kenampakan permukaan bumi pada mata pelajaran IPA.

Pada penelitian ini, data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil kinerja siswa saat pembelajaran, hasil tes, penilaian sikap, dan penilaian produk. Sedangkan data penerapan strategi Snowball Throwing selama proses pembelajaran dikelas diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa. Adapun hasilnya adalah :

1. Pra Siklus

(68)

59

satu siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Sehingga dalam pembelajaran tersebut yang lebih dominan adalah guru yang biasa disebut dengan teacher center.

Pembelajaran yang menggunakan pendekatan teacher center membuat siswa pasif dan sulit dalam memahami dan menguasai konsep berakibat siswa tidak dapat mendefinisikan macam – macam kenampakan permukaan bumi di daratan maupun di perairan. Sehingga hasil belajar yang mereka peroleh tidak memenuhi nilai KKM mata pelajaran IPA yaitu 70. Hasil Uji Kompetensi pada tanggal 12 Januari 2017 menunjukan bahwa yang berhasil mencapai KKM hanya 8 siswa dari 26 siswa sehingga ketuntasan kelas mencapai 30,7 % dari jumlah siswa yang ada.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi belajar siswa kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi masih dibawah rata – rata atau rendah. Ini dibuktikan dengan data uji kompetensi yang telah dilaksanakan.

Adapun data hasil belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi sebelum diberi tindakan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data hasil evaluasi belajar siswa kelas III sebelum menggunakan Snowball Throwing

(69)

Jumlah siswa yang tuntas 8

Jumlah siswa yang tidak tuntas 18

Presentase ketuntasan belajar 30,7%

(70)

61

X =

Nilai rata-rata

=

=

= 47

b. Keterangan ketuntasan siswa

T = ∑

∑ × 100%

=

× 100%

= 30,7 %

Dari hasil data tabel 4.1, dapat diketahui hasil analisisnya bahwa jumlah siswa yang belum tuntas lebih banyak daripada siswa yang tuntas.1 Dari jumlah siswa 26 yang mencapai KKM berjumlah 8 siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM berjumlah 18 siswa. Prosentase ketuntasan yang diperoleh pada mata pelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi kelas III MI Nurul Huda Driyorejo Gresik sebesar 30,7% dengan rata – rata tersebut masih belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Dari hasil data diatas perlu adanya tindakan

1

(71)

62

pelaksanaan dalam pembelajaran melalui strategi Snowball Throwing. Metode ini diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Siklus I

a. Perencanan

Pada tahap ini, peneliti dan guru menentukan waktu untuk menerapkan strategi yang telah disepakati sebelumnya yang akan dilaksanakan pada siklus I. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dan guru menyepakati bahwa penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2017

Gambar 4.1

Diskusi perencanaan pembelajaran sebelum siklus I2

Pembelajaran diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan materi kenampakan permukaan bumi melalui strategi Snowball Throwing. Pembelajaran yang menggunakan strategi Snowball Throwing ini memerlukan kesiapan

2

(72)

63

yang matang yaitu keluasan tempat pada saat mereka melempar bola kertas pada saat kegiatan inti. Untuk memperoleh data, peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa dan juga lembar evaluasi tes tulis.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi dari RPP yang telah dirancang dan dipersiapkan sebelumnya. Peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran di sekolah dan guru sebagai observer. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 11.15 WIB dengan pertimbangan waktu kegiatan awal pembelajaran ± 10 menit, kegiatan inti ± 50 menit, dan kegiatan inti ± 20 menit. Mata pelajaran IPA berlangsung pada jam kelima dan keenam.

Adapun langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan awal yaitu guru memasuki kelas dan mengucapkan salam. Guru menanyakan kabar kepada siswa “bagaimana kabarnya hari ini ?” siswa menjawab dengan

(73)

64

Gambar 4.2

Guru mencontohkan gerakan pada saat menjawab “apa kabarnya hari ini ?”3

Sebelum memulai pembelajaran guru memberi motivasi dengan bertanya tentang kegiatan selama masa liburan sekolah. Serentak mereka menjawab dan guru meminta untuk mengacungkan tangan bagi siswa yang ingin menjawab untuk menghindari kegaduhan kelas. 5 siswa menjawab bahwa mereka berlibur ke kebun binatang, ke pantai, ke sungai untuk mencari ikan, pergi kerumah nenek dan ada yang pergi ke mall. Setelah memberi motivasi guru menjelaskan tentang pelajaran yang akan di pelajari hari ini.

Gambar 4.3

Siswa antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru4

3 Guru mencontohkan gerakan ketika guru bertanya “bagaimana kabarnya hari ini ?” siswa

(74)

65

Memasuki kegiatan inti, guru mengeksplor pengetahuan siswa dengan menunjukan gambar – gambar tentang macam – macam kenampakan permukaan bumi. Guru hanya sekedar bertanya tentang apakah gambar itu tanpa memberikan penjelasan lebih dalam. Siswa antusias dalam menjawab gambar, ada pula yang tidak memperhatikannya, dan ada pula memperhatikan namun tidak ada semangat belajarnya.

Gambar 4.4

Guru menunjukan gambar mengenai kenampakan permukaan bumi5

Dalam elaborasi guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian dengan cara berhitung 1-4. Setelah berhitung siswa berkumpul dengan kelompoknya masing – masing dan memilih 1 siswa untuk menjadi ketua kelompok. Ketua kelompok maju ke depan

4

Guru memberikan treatment mengacungkan tangan saat menjawab pertanyaan untuk menghindari kekacauan kelas dan siswa sangat berani dalam menjawab pertanyaan.

5

(75)

66

kelas untuk mengambil kertas materi. Tugas ketua kelompok membacakan materi kepada teman sekelompoknya dan teman yang lain memperhatikannya.

Pada saat ketua kelompok membacakan materi siswa yang lain sangat memperhatikan dan ada pula yang seakan melamun sambil menahan pipinya.

Gambar 4.5

Suasana kelas ketika mendengarkan ketua kelompok membacakan materi6

Setelah mendengarkan penjelasan ketua kelompok siswa menulis sebuah pertanyaan di lembar kerja yang sudah disiapkan oleh guru mengenai apa yang sudah dibacakan oleh ketua kelas. Setelah itu semua siswa berdiri di depan kelas dan berdiri berhadapan dengan temannya. Guru memandu untuk meremas – remas kertas pertanyaan sampai membentuk bola dan meminta untuk melempar kertas bola kepada teman yang ada dihadapannya. Mereka sangat memperhatikan

6

(76)

67

langkah demi langkah petunjuk yang disampaikan oleh guru. Karena karakteristik siswa yang aktif sehingga hal ini memicu siswa untuk semangat belajar.

Gambar 4.6

Siswa sangat memperhatikan perintah guru7

Gambar 4.7

Siswa melempar kertas bola8

Guru memperingatkan untuk tidak memegang kertas namanya sendiri. Langkah selanjutnya siswa membuka bola kertas dan duduk di tempat semula untuk menjawab pertanyaan dari temannya. Setelah

7

Siswa berdiri berhadapan dengan rapi. Mereka sangat antusias ketika melakukan kegiatan ini. Mereka memperhatikan langkah demi langkah apa yang dipandu oleh guru.

8

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin
  Tabel 3.1 Observasi Aktivitas Siswa
gambar yang ditunjukan guru
Tabel 3.2 Observasi Aktivitas Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tersebut untuk menguji secara empiris pengaruh suasana layanan dengan melakukan pengembangan interaksi antar pelanggan untuk menciptakan kepuasan

Class diagram pada aplikasi yang akan di bangun untuk penggunanya seorang pakar yaitu dimulai dari login seorang dokter untuk proses selanjutnya yaitu tampilan home, dan

Sementara penilaian dalam instrumen kepuasan siswa telah disediakan alternatif jawaban dari setiap butir pertanyaan dan responden dapat memilih satu.. No Indikator Sub

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan kompetensi kewarganegaraan dalam menumbuhkan

▸ Long sentences are also problematic in writing because, even if they are punctuated properly, they can be hard to read since readers often want a pause, and writers need to be

static boolean addUser(String username, String password) throws Exception { return userDirectory.add(username, password);. static String getPassword(String username) {

Sehingga keputusan yang diambil adalah terima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik vermikompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4-14 MST, diameter batang 4-14 MST, total luas