• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 8 Tahun 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Daerah Kabupaten Buol Nomor 8 Tahun 2005"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUOL NOMOR : 8 TAHUN 2005

T E N T A N G

PELAYANAN AIR MINUM KEPADA PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) MOTANANG

KABUPATEN BUOL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUOL

Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya kebutuhan air minum baik di perkotaan maupun di pedesaan, maka peranan Perusahaan Daerah Air Minum Motanang Kabupaten Buol perlu ditingkatkan yang merupakan bagian dari pelayanan kesehataan air minum bagi masyarakat.

b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu diatur dan ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang – Undang RI Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2387 )

2. Undang – Undang RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3851 )

3. Undang – Undang RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3900);

4. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);

5. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437);

6. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438);

(2)
(3)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BUOL dan

BUPATI BUOL M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUOL TENTANG PELAYANAN AIR MINUM KEPADA PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) MOTANANG KABUPATEN BUOL

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Buol.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Kepala Daerah adalah Bupati Buol.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistim dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

6. Perusahaan Daerah Air Minum Motanang adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Buol yang selanjutnya disingkat PDAM.

7. Langganan adalah pemakai air baik perorangan maupun Badan yang menggunakan Air Minum dari PDAM.

8. Pipa transmisi adalah pipa pembawa air yang menghubungkan sumber air dengan pipa cabang distribusi utama.

9. Pipa Dinas adalah pipa yang menghubungkan pipa distribusi dengan pipa persil sampai dengan meter air.

10. Pipa persil adalah pipa beserta peralatan dan perlengkapan penyediaan air minum yang terletak dalam persil sesudah meter air.

11. Pipa Distribusi adalah pipa pembawa air minum dari penampungan sampai dengan penampungan distribusi dan atau pipa – pipa untuk pelayanan penyediaan air minum. 12. Persil adalah suatu bidang tanah dengan atau tanpa bangunan yang akan atau telah

menggunakan air minum dari PDAM .

13. Instalatir adalah suatu Badan Usaha atau perorangan yang bergerak dalam pekerjaan instalasi air minum.

14. Air Minum adalah air yang memenuhi syarat – syarat kualitas untuk diminum.

(4)

BAB II

PELAYANAN AIR MINUM KEPADA PARA PELANGGAN Pasal 2

Pelayanan air minum kepada para pelanggan dan pemakai air minum dilakukan sebagai berikut :

1. Melalui pipa distribusi ( pipa tersier ) dalam keadaan tertentu atau atas pertimbangan PDAM dapat menggunakan saluran cabang / induk dan memperhatikan ketentuan -ketentuan dan persyaratan teknik.

2. Pelayanan air minum kepada para pelanggan dan pemakai air minum lainnya dapat dilakukan melalui saluran pipa distribusi ( pipa tersier ) dengan cara :

a. Sambungan langsung ke rumah.

b. Melalui kran umum bagi masyarakat yang kurang mampu atau belum dapat terlayani sambungan ke rumah.

c. Melalui sarana lainnya dengan persetujuan PDAM .

BAB III

PIPA SALURAN AIR MINUM DAN METER AIR Pasal 3

(1). Pemasangan saluran pipa Dinas dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab PDAM. (2). Pemasangan saluran pipa persil dilakukan oleh PDAM atau boleh instalatir dengan

mendapat rekomendasi dari PDAM.

(3). Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, dan perubahan pipa saluran air baik saluran pipa dinas maupun saluran pipa persil diatur oleh PDAM.

(4). Pipa persil yang pasang oleh pelanggan dengan tidak mendapat izin PDAM dapat diputus.

(5). Meter air dipasang dan disegel oleh PDAM untuk mengetahui banyaknya pemakaian air oleh pelanggan.

(6). Meter air yang mengalami kerusakan baik yang di sengaja ataupun tidak disengaja, perbaikan dilakukan oleh PDAM, sedangkan biaya atas kerusakan tersebut ditanggung oleh pelanggan yang bersangkutan. Jika kerusakan – kerusakan itu ditimbulkan karena bencana, atau kejadian – kejadian yang dapat disamakan dengan bencana menurut pertimbangan PDAM, maka biaya perbaikannya menjadi tanggung jawab PDAM. (7). Pemilik persil atau orang yang dikuasakan olehnya bertanggung jawab penuh atas

beban biaya yang ditimbulkan serta tidak dibenarkan mengadakan / melaksanakan tindakan – tindakan tanpa mendapat izin dan atau tanpa sepengetahuan PDAM.

BAB IV

PEMASANGAN PIPA SALURAN AIR MINUM Pasal 4

(1). Calon pelanggan dan pemakai air mengajukan permohonan pemasangan saluran air minum dan terlebih dahulu mengisi formulir yang telah disediakan serta memenuhi persyaratan dan atau ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh PDAM.

(5)

BAB V

PERHITUNGAN REKENING AIR MINUM Pasal 5

( 1 ). Pemakaian air minum dalam satu bulan didasarkan pada hasil penunjukan meter atau yang disesuaikan dengan ketentuan dalam peraturan tarif PDAM, dan jumlah yang harus dibayar dicantumkan dalam rekening air minum dan ditambah biaya pemeliharaan meter dan biaya administrasi.

( 2 ). Tagihan yang tercantum dalam rekening air minum harus dilunasi sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh PDAM.

( 3 ). Dalam hal meter air tidak berjalan baik dan tidak dapat terbaca semestinya, maka perhitungan pemakaian air didasarkan pada pertimbangan :

a. Pemakaian minimal atau

b. Catatan pemakaian rata-rata dalam tiga bulan terakhir.

BAB VI SANKSI – SANKSI

Bagian Pertama Denda Pasal 6

( 1 ). Denda dikenakan kepada pelanggan atau pemakai air minum dalam hal – hal sebagai berikut :

a. Keterlambatan pembayaran rekening air minum telah melebihi waktu yang telah ditetapkan

b. Penyambungan kembali air minum karena terkena tindakan penutupan / pencabutan / pemutusan sementara.

c. Pengambilan air minum sebelum meter air. d. Terjadi kerusakan meter air dan perlengkapannya. e. Meter air yang dipindahkan tanpa seizin PDAM.

( 2 ). Besarnya denda sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) pasal ini, ditentukan berdasarkan keputusan PDAM.

Bagian Kedua

Pemutusan dan Penutupan Aliran Air Minum Pasal 7

Pemutusan / penutupan sementara aliran air minum dapat dilakukan apabila : a. Pelanggan mengajukan permohonan untuk ditutup atas permintaan sendiri b. Rekening air minum tidak dibayar dalam waktu 2 (dua) bulan sejak ditagihkan. c. Segel pada meter air terdapat kerusakan atau dibuka.

d. Pelanggan yang bersangkutan menjual atau memperdagangkan air minum tanpa izin khusus PDAM

e. Pelanggan yang bersangkutan ternyata menggunakan pompa atau alat sejenis lainnya secara langsung dari pipa PDAM

f. Jaringan perpipaan ( pumbling ) di tempat pelanggan yang bersangkutan ternyata dirubah sedemikian rupa sehingga tidak memenuhi syarat – syarat yang ditentukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada PDAM

(6)

Bagian Ketiga Pencabutan Meter

Pasal 8

(1). Dilakukan apabila pelanggan yang bersangkutan berhenti menjadi pelanggan.

(2). Apabila sambungan di rumah pelanggan yang bersangkutan terkena pemutusan aliran air minum karena pelanggan tidak mematuhi peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

PENYAMBUNGAN KEMBALI Pasal 9

(1). Setelah sambungan rumah pelanggan yang bersangkutan dicabut meter airnya, kemudian menjadi pelanggan kembali, maka sebelum dilakukan penyambungan kembali, pelanggan diwajibkan mengajukan permohonan dan melunasi tunggakan rekening air minum termasuk denda – denda lainnya menurut peraturan yang ditetapkan oleh PDAM.

(2). Pengaliran kembali air minum yang telah ditutup / diputus dapat dilaksanakan setelah terlebih dahulu memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) pasal ini.

BAB VIII

PEMERIKSAAN / PENELITIAN METER AIR Pasal 10

(1). Para pelanggan air minum dapat mengajukan permintaan kepada PDAM untuk melaksanakan pemeriksaan / penelitian atas bekerjanya meter air yang dipasang dipersil, apabila menyangsikan kebenaran bekerjanya meter air tersebut.

(2). Pemeriksaan atau penelitian meter air hanya dapat dilaksanakan oleh PDAM.

BAB IX

HIDRAN KEBAKARAN Pasal 11

(1). Hidran kebakaran yang dipasang dan disediakan oleh PDAM yang ada, setiap saat dapat dipergunakan untuk kepentingan pemadam kebakaran.

(2). Hidran Kebakaran disegel oleh PDAM tetapi sewaktu – waktu segel dapat diputuskan apabila dipergunakan oleh Dinas Kebakaran untuk memadamkan kebakaran, dan harus melaporkan kepada PDAM selambat – lambatnya 1 x 24 jam setelah segel diputuskan.

BAB X KRAN UMUM

Pasal 12

(1). Untuk Daerah – daerah pemukiman tertentu yang dinilai cukup padat dan kemampuan ekonomi yang rendah, maka dapat dipasang kran umum.

(7)

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 14

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Buol.

Disahkan di B u o l

pada tanggal 2005

BUPATI BUOL

Drs. H. A. KARIM HANGGI

Diundangkan di Buol

pada tanggal 2005

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BUOL

Drs. HENGKYE PARIMO

Pembina Utama Madya NIP. 570004816

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian ini adalah peternak sebagai responden yang melakukan usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang..

Nilai-Nilai Variabel Keputusan Pembaruan Model IRC pada kasus 3 (� dan � Sebagai Variabel) Berdasarkan Fungsi Utilitas Quasi Linier pada Setiap Skema Pembiayaan 46 Tabel

Sambungan rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang menyediakan air langsung ke rumah-rumah dengan menggunakan sambungan pipa-pipa distribusi air melalui water meter dan instalasi

pengasuhan anak oleh orang tua dalam keluarga inti, pada situasi ibu sebagai.. kepala rumah tangga dan ayah sebagai kepala rumah tangga tanpa

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah untuk membuat aplikasi helpdesk berbasis web pada PDAM Tirta Musi Palembang yang meliputi proses pelaporan kerusakan alat-alat

Dengan asumsi, kebijakan hutang ditujukan untuk pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, karena itu dari hasil penelitian ini, bisa disimpulkan bahwa besar kecilnya

Hasil dari pengujian kelima dimensi servqual yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas layanan pada perusahaan ini diperoleh hasil bahwa yang mendominasi kualitas layanan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b diatas perlu ditinjau biaya dan tahapan penyelesaian pekerjaan tahun jamak sebagaimana tertuang