• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 202009103 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 202009103 Full text"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

KUBUS DAN BALOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE

TUTOR SEBAYA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR

SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Oleh

DWIKE PUJI RAHAYU YEHANA MEKEL 202009103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesengsaraan, dan bertekunlah dalam doa ! (Roma 12:12)

 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN ! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan tuah. (Yeremia 17:7-8)  Di antara bebatuan dan tempat keraspun selalu ada celah sempit.. dimana

harapan dan peluang dapat bertumbuh.

 Sebesar apapun permasalahan yang kita hadapi kembali lagi pada firman Allah da jadilah p i adi ya g BERTAHAN, “ABAR da PERCAYA .

 Sesuatu yang BAIK.. datang bagi mereka yang PERCAYA.. Sesuatu yang LEBIH BAIK.. datang bagi mereka yang BERSABAR.. Dan, seuatu yang TERBAIK.. PASTI datang bagi mereka yang TIDAK PERNAH MENYERAH !

Persembahan untuk :  TUHAN YESUS KRISTUS.

 alm. Kakek, alm. Papa dan alm. Om yang telah membesarkanku selama masa hidupnya.

 Nenek dan Mama yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus untukku.

 M ak Wi da, as Bea , Po aka ku Ayiel ‘ Iyell ya g selalu e uatku tersenyum setiap hari.

 Theofelus Galih Saputro, S.Pd yang telah memberikan doa, motivasi dan kasih sayang.

(7)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan penyertaan-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar besarnya atas segala bimbingan dan kerjasama semua pihak terutama kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan penyertaan-NYA dalam penulis menyelesaikan skripsi.

2. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd. selaku Dekan FKIP UKSW yang telah memberi izin bagi pelaksanaan program ini.

3. Kriswandani, S.Si, M.Pd. selaku Kaprogdi S1 Pendidikan Matematika FKIP UKSW yang telah memberi izin dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Novisita Ratu, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing utama yang telah membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan dan menyempurnakan skripsi ini.

5. Wahyudi, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah membimbing dan memberi pengetahuan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi yang baik.

6. Ign. Wijayanto, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Salatiga, yang telah memfasilitasi dan memberikan ijin kepada penulis untuk mengambil data di sekolah tersebut.

7. F.r Supriyatno, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika SMP Pangudi Luhur Salatiga yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan waktu mengajarnya kepada penulis untuk mengambil data.

8. Bapak/Ibu guru dan staf SMP Pangudi Luhur Salatiga yang membantu dan memperlancar penulis dalam mengambil data.

9. Siswa siswi SMP Pangudi Luhur Salatiga, yang telah ikut serta dalam proses pengambilan data. Terimakasih dukungannya. Sukses untuk kalian semua. 10. Seluruh dosen Pendidikan Matematika yang telah membantu dan memberikan

pelajaran-pelajaran yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Matematika.

11. Alex Herlina Sudarti dan Alm. Wentuk Samel Mekel yang telah memberikan kasih sayang dan dukungannya secara finansial, moral, semangat dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih mah, pah. 12. Yohanes Bintara Kurniawan, SE,M.Acc Akt dan Windarti Sigar Mekel yang telah

(8)

vii

13. Julius Ariel Fernando Kurniawan dan Gabriel Diego Morientes Kurniawan yang selalu membuat penulis tersenyum setiap hari.

14. Alm. Joko Supriyono, Sri Sulastri, Alno Feri Kurniawan, S.Kep, Ruly Ayu Dwi Setyowati, S.Kom dan Anggraeni Ayu Tri Widiastuti yang telah memberikan semangat bagi penulis.

15. Theofelus Galih Saputro, S.Pd yang telah memberikan semangat, perhatian, serta motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Keluarga Pdt. Stefanus Kawiyono yang telah memberikan kata-kata motifasi sehingga membuat penulis tetap semangat.

17. Sahabat Son.Of.King yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan bagi penulis.

18. Sahabat Army.Of.God yang selalu mendoakan dan memberikan semangat bagi penulis.

19. Sahabat (Marta, Naomi, Ayu, Sila, Ruth, Gerrin, Feri, Revo dan Yayan) yang memberikan semangat bagi penulis.

20. Sahabat Vaganza (cik Gaby, mbak Megha, Devi, Shinta dan Debora) yang memberikan semangat bagi penulis.

21. Teman-teman Math Edu 2009 yang telah berjuang bersama-sama dan memberikan penulis semangat serta rasa kekeluargaan yang tinggi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu demi kelancaran dalam menyelesaikan laporan ini.

Salatiga, ... Juni 2013

(9)

viii

ABSTRAK

Mekel, Dwike Puji Rahayu Yehana. 2013.

Remediasi Kesalahan Siswa Tentang Bangun Ruang Kubus Dan Balok Dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013.

Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen

Satya Wacana. Pembimbing : Novisita Ratu, S.Si, M.Pd dan Wahyudi,

S.Pd, M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi dari kesalahan weakness in process skill yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan remediasi dengan menggunakan metode tutor sebaya agar dapat memperbaiki kesalahan siswa tentang bangun ruang kubus dan balok kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan desain penelitian One Group Pre test-Pos test Design”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes. Instrumen penelitian berupa 7 soal uraian. Teknik analisis data dibagi dalam 4 tahap, yaitu analisis hasil pre tes, analisis proses remediasi, analisis hasil pos tes, dan membandingkan hasil pre tes dan pos tes. Analisis hasil remediasi berdasarkan dari jawaban pertanyaan siswa pada pre tes, interaksi siswa yang terjadi pada saat remediasi dan dari soal latihan secara bertahap sampai tidak ditemukan lagi kesalahan yang diremediasi. Hasil penelitian ini diperoleh temuan sebagai berikut : pre tes yang dilaksanakan sebelum remediasi menunjukkan terjadi kesalahan weakness in process skill yaitu 77 kesalahan dengan prosentase 50%. Kesalahan tersebut antara lain kesalahan proses mengubah bentuk akar, kesalahan proses dalam menggunakan akar pada teorema phytagoras, kesalahan proses menggunakan teorema phytagoras, kesalahan dalam mengkuadratkan. Proses pembelajaran remediasi dilakukan dengan metode tutor sebaya dimana guru berperan sebagai fasilitator. Setelah proses pembelajaran remidiasi ini selesai dilanjutkan latihan-latihan. Latihan pertama masih ditemukan 37 kesalahan, latihan kedua ditemukan 12 kesalahan dan latihan ketiga tidak ditemukan lagi kesalahan weakness in process skill. Hasil pos tes menunjukan bahwa 100% siswa tidak melakukan kesalahan weakness in process skill sehingga dapat disimpulkan bahwa remediasi dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat memperbaiki kesalahan weakness in process skill siswa dalam menyelesaikan soal tentang bangun ruang kubus dan balok.

(10)

ix DAFTAR ISI

Hala a Judul………... i

Hala a Pe setujua ………... ii

Hala a Pe gesaha ………... iii

Pe yataa ………... iv

Motto da Pe se aha ………... v

Kata Pe ga ta ………... vi

A st ak………... viii

Dafta Isi………... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Ga a ………... xii

Dafta La pi a ………... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Lata Belaka g………... 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian………... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajia Teo i……….………... 5

1. Tipe-tipe Kesalahan ………... 5

2. Remediasi ... 6

a. Pengertian Remediasi………...…………... 6

b. Tujuan Remediasi ………..………... 7

c. Fungsi Remediasi ... 7

3. Jenis-jenis Kegiatan Remediasi ... 8

4. Metode Tutor Sebaya ... 9

a. Pengertian Tutor Sebaya ... 9

b. Langkah-langkah Tutor Sebaya ... 10

c. Kelebihan dan Kelemahan Tutor Sebaya ... 12

5. Belajar Tuntas ... 13

B. Tinjauan Materi ………... 14

1. Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok ... 14

2. Peta Konsep ……….………... 14

C. Ke a gka Be piki ……….………... 16

D. Hipotesis Tindakan ... 17

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………... 19

B. Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian …………... 19

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 19

1. Teknik Pengumpulan Data ... 19

(11)

x

D. Prosedur Penelitian ………... 23

1. Persiapan ... 23

2. Pelaksanaan Pre tes ... 23

3. Evaluasi Jawaban Pre tes ... 23

4. Pengajaran Remediasi ... 23

5. Pemberian Pos tes ... 24

6. Membandingkan Hasil Pre tes dan Pos tes ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 24

1. Analisis Hasil Pre tes ... 24

2. Analisis Proses Remediasi ... 24

3. Analisis Hasil Pos tes ... 24

4. Membandingkan Hasil Pre tes dan Pos tes ... 25

5. Wawancara ... 25

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data ………... 27

1. Deskriptif Hasil Pre tes ... 27

2. Deskriptif Proses Remediasi ... 28

3. Deskriptif Hasil Pos tes ... 35

B. Analisis Data ... 35

1. Analisis Data Pre tes ... 35

2. Analisis Data Pos tes ... 37

3. Perbandingan ... 38

C. Pembahasan ...………... 39

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A.Si pula ………... 43

B.“a a ………... 43

(12)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Instrumen Observasi... 20 Tabel 2. Blue Print Instrumen Pengumpulan Data... 22 Tabel 3. Hasil Kesalahan Pre tes “iswa “e a a U u …... 27 Tabel 4. Pembahasan Proses Remediasi 1 dengan Menggunakan

Metode Tuto “e aya ………....…... 29 Tabel 5. Pembahasan Latihan 1 Proses Remediasi 2 dengan

Me ggu aka Metode Tuto “e aya ………... 31 Tabel 6. Pembahasan Latihan 2 Proses Remediasi 3 dengan

Menggunakan Metode Tutor Sebaya ………... 33 Tabel 7. Tabel Hasil Latihan dalam Proses Remediasi

Kesalahan Weakness in process skill ………... 35 Tabel 8. Tipe Tipe Kesalahan Weakness in proses skill

dalam Menyelesaikan Soal tentang Kubus dan Balok ... 36 Tabel 9. Hasil Kesalahan Weakness In Process Skill

Pos tes “iswa………... 38 Tabel 10. Perbandingan Pre tes dengan Pos tes

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Konsep... 15 Ga a . Ke a gka Be piki …..………... 16 Gambar 3. Tipe-tipe Kesalahan P e tes ………... 27 Gambar 4. Tipe Kesalahan Weakness in proces skill dalam

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Materi Lampiran B : RPP

Lampiran C : Lembar Soal Pre tes dan Pos tes Lampiran D : Kunci Jawaban Pre tes dan Pos tes Lampiran E : Lembar Soal Latihan

Lampiran F : Kunci Jawaban Latihan Lampiran G : Lembar Observasi Lampiran H : Dokumentasi

Lampiran I : Data Hasil Wawancara Lampiran J : Surat Ijin Penelitian

(15)
(16)

1 A. Latar belakang

Ilmu dasar yang mendukung kemajuan dan perkembangan IPTEK adalah matematika. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soejadi (2000) bahwa matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang tidak perlu disangsikan lagi merupakan tiang topang perkembangan IPTEK. Matematika di samping dapat berkembang mandiri, juga berkembang atas tuntunan keperluan bidang-bidang lain.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, memiliki peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Begitu pentingnya membangun kemampuan berpikir matematika, maka matematika diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif (Agusari, 2010).

Matematika terdiri dari empat wawasan luas yaitu aljabar, aritmatika, geometri, dan analisis. Supatmono (2009) kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dikarenakan siswa tidak membangun sendiri tentang pengetahuan konsep-konsep matematika tetapi cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika tanpa mengetahui makna yang terkandung pada konsep tersebut sehingga pada saat siswa menyelesaikan masalah matematika siswa sering melakukan kesalahan dan tidak menemukan solusi penyelesaian masalahnya. Materi dalam matematika yang berkaitan dengan konsep adalah geometri. Berdasarkan survei dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2000/2001 diperoleh bahwa siswa sangat lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk (Untung, 2008).

Geometri pada tingkat SMP kelas VIII adalah tentang bangun ruang kubus dan balok. Sunarsi (2009) menyatakan bahwa didalam penekanan pemahaman konsep siswa dalam matematika dewasa ini sering mengalami kesulitan. Contohnya kesalahan dalam menangkap bahasa atau konsep, menerapkan rumus-rumus dan kesalahan dalam perhitungan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat dikatakan masih sangat rendah.

Data dari Trends in Mathematics and Science Study (dalam Supriyoko, 2008) prestasi belajar matematika Indonesia secara umum berada pada peringkat 35 dari 46 negara peserta yang melibatkan lebih dari 200.000 siswa. Rata-rata nilai seluruh siswa dari seluruh negara adalah 467 sedangkan rata-rata nilai 5000-an siswa indonesia sebagai sampel studi hanyalah 411 (Zakaria, 2012). Data tersebut terlihat jelas bahwa kemampuan matematika siswa indonesia secara umum sangatlah rendah.

(17)

belajar ada 50 % dari 24 siswa jika dilihat dari tingkat ketuntasan siswa pada tahun-tahun sebelumnya untuk materi ini. Berdasarkan informasi dan pengalaman dari guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Karanganyar, siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal tentang bangun ruang, salah satunya adalah kesalahan dalam perhitungan. Banyak juga siswa yang masih salah dalam memasukkan rumus, sehingga siswa masih melakukan kesalahan proses dalam mengerjakan soal tentang bangun ruang. Hal ini dapat disebabkan karena siswa lebih cenderung hanya menghafalkan rumus, kurang memahami konsep secara benar.

Saputro (2012) dalam penelitiannya tentang Kesalahan-Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Kubus Dan Balok Kelas VIII Di SMP 04 Bopkri Kelet-Keling Jepara Tahun Ajaran 2011/2012, ditemukan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada bangun ruang kubus dan balok, serta untuk mengetahui hal apa saja dibalik kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada bangun ruang kubus dan balok adalah tipe kesalahan reading error ada 16,67%. Tipe kesalahan reading comprehesion difficulaty ada 17,28%. Tipe kesalahan transform error ada 0%. Tipe kesalahan weakness in proses skill ada 20,37%. Tipe kesalahan encoding error ada 2,47%. Tipe kesalahan corelles error ada 11,11%. Prosentase jumlah kesalahan siswa sehingga soal yang tidak dikerjakan siswa ada 32,10%. Prosentase tipe kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa adalah prosentase kesalahan siswa tipe weakness in proses skill ada 20,37%. Hasil yang ditemukan ini akan diteliti juga di SMP Pangudi Luhur Salatiga, untuk mengetahui apakah kesalahan weakness in proses skill ditemukan di SMP Pangudi Luhur.

Weakness in proses skill adalah salah satu tipe kesalahan yang dikemukakan oleh Newman (1980), kesalahan dalam ketrampilan proses. Jika hal ini dibiarkan terus maka akan menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari, memahami konsep dan menyelesaikan soal-soal matematika. Salah satu cara memperbaiki kesulitan tersebut adalah dengan melakukan remediasi kesalahan matematika, khususnya pada pokok bahasan kubus dan balok.

(18)

belajar, baik dengan cara pencegahan maupun penyembuhan, berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan objektif (Mukhtar dan Rusmini, 2008).

Informasi yang sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Saputro (2012) dalam penelitiannya di SMP 04 Bopkri Kelet-Keling Jepara yang menemukan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok juga ditemukan di SMP Pangudi Luhur. Berdasarkan wawancara secara lisan terhadap guru mata pelajaran matematika menyatakan bahwa, siswa di SMP Pangudi Luhur Salatiga khususnya siswa kelas VIII masih ditemukan banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika tentang bangun ruang kubus dan balok. Kesalahan-kesalahan yang masih dilakukan oleh siswa, salah satunya adalah kesalahan dalam ketrampilan proses dan kesalahan dalam notasi. Siswa juga sering melakukan kesalahan dengan ceroboh dalam perhitungan matematika. Banyak juga siswa yang melakukan kesalahan dalam membaca soal dan memahami soal, sehingga membuat siswa melakukan kesalahan dalam mengubah soal matematika ke dalam model matematika.

Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang diinformasikan guru mata pelajaran matematika di SMP Pangudi Luhur Salatiga, guru berpendapat perlunya proses remediasi pada materi bangun ruang kubus dan balok, maka akan dilakukan remediasi yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan geometri khususnya bangun ruang. Mukhtar dan Rusmini (2008) metode dalam kegiatan remediasi adalah metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar, mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang digunakan dalam pengajaran remediasi berupa perlakuan pengajaran ini tentunya tidak berbeda dengan metode-metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pada umumnya.

Metode tutor sebaya adalah salah satu metode yang akan digunakan dalam proses kegiatan remediasi tentang bangun ruang kubus dan balok. Metode tutor sebaya, siswa bukan hanya dijadikan obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar tempat bertanya bagi temannya. Siswa yang sudah paham akan belajar untuk menghargai dan menolong siswa yang belum mengerti sebaliknya siswa yang kurang paham tidak akan malu atau segan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahaminya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul remediasi kesalahan siswa tentang bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan metode tutor sebaya kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga tahun ajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

(19)

tentang konsep bangun ruang kubus dan balok kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah memperbaiki kesalahan siswa dengan remediasi menggunakan metode tutor sebaya tentang konsep bangun ruang kubus dan balok kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, calon guru, dan siswa pada umumnya. Manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, pemikiran dan informasi yang berhubungan dengan soal bangun ruang kubus dan balok. Sehingga dapat dijadikan sumber atau referensi tentang metode remediasi yang didasarkan pada kesalahan yang dilakukan oleh siswa khususnya tentang bangun ruang kubus dan balok. Serta dapat dijadikan sumber referensi dalam memberikan remediasi menggunakan metode tutor sebaya kepada siswa apabila masih ditemukan kesalahan-kesalahan siswa dalam soal tentang bangun ruang kubus dan balok.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat praktis dari penelitian ini bagi guru adalah sebagai bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran pada materi bangun ruang kubus dan balok, sehingga kesalahan sejenis dapat diperbaiki.

b. Manfaat praktis dari penelitian ini bagi siswa adalah dapat memahami lagi pelajaran karena sudah mengerti kesalahan-kesalahan yang dilakukan, sehingga membuat hasil belajarnya lebih baik.

(20)

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Tipe-tipe Kesalahan

Penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika menurut Suhertin (2007) dikarenakan siswa tidak menguasai bahasa, contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, siswa tidak memahami arti kata, siswa tidak menguasai konsep dan kurang menguasai teknik berhitung.

Lerner (1988) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri.

Menurut Sriati (1994), kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika adalah kesalahan terjemahan dalam mengubah informasi ke ungkapan matematika atau kesalahan dalam memberi makna suatu ungkapan matematika, kesalahan konsep adalah kesalahan memahami gagasan abstrak, kesalahan strategi adalah kesalahan yang terjadi jika siswa memilih jalan yang tidak tepat yang mengarah ke jalan buntu, kesalahan sistematik adalah kesalahan yang berkenaan dengan pemilihan yang salah atas teknik ekstrapolasi, kesalahan tanda adalah kesalahan dalam memberikan atau menulis tanda atau notasi matematika, kesalahan hitung adalah kesalahan menghitung dalam operasi matematika.

(21)

dalam menggunakan notasi. Siswa dalam hal ini melakukan kesalahan dalam menggunakan notasi yang benar. Corelles error yaitu kesalahan keenam yang disebut juga kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat. Kesalahan dalam proses penyelesaian sering dijumpai dalam menyelesaikan soal matematika. Suhertin (dalam Wicaksono, 2010), berpendapat bahwa kesalahan jenis keempat yaitu kesalahan weakness in proses skill sangat berkaitan dengan masing-masing kesalahan, karena dari siswa salah membaca soal, mengubah model matematika, kesalahan dalam notasi maupun kesalahan siswa dalam hal ceroboh dapat berakibat fatal dalam siswa melakukan kesalahan proses itu sendiri. Penyebab kesalahan– kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal–soal matematika salah satunya disebabkan karena siswa tidak menguasai bahasa penyampaian materi dari guru contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami arti kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai teknik berhitung.

Bahasa yang sering digunakan guru sehari-hari dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarpun menggunakan bahasa Indonesia, dan terkadang siswa tidak dapat memahami apa yang diajarkan oleh guru. Dan terbukti bahwa bahasa sangat penting dalam hal menyelesaikan soal matematika. Siswa lebih mudah memahami dan mengerti bila bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang dilakukan siswa, dengan kata lain bahasa teman sebayanya yaitu bahasa jawa. Dari bahasa dapat membuat siswa mudah dalam mempelajari dan menyelesaikan soal matematika, sehingga siswa tahu letak kesalahan yang dilakukan siswa.

2. Remediasi

a. Pengertian Remediasi

Remediasi merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajar sehingga mencapai standar minimal ketuntasan yang ditetapkan. Sudrajat (2007) menyatakan bahwa untuk memahami konsep penyelenggaraan metode remediasi, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diberlakukan berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006 dan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 tahun 2007 dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

(22)

b. Tujuan Remediasi

Tujuan guru melaksanakan kegiatan remediasi adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah memperbaiki kesalahan siswa. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa menuntaskan penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan (Kartono, 2007).

c. Fungsi Remediasi

Warkitri, dkk (dalam Kartono, 2007) menyebutkan enam fungsi kegiatan remediasi, yaitu: fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapiutik.

1) Fungsi Korektif

Kegiatan remediasi mempunyai fungsi korektif dalam kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remediasi guru memperbaiki cara mengajar dan siswa memperbaiki cara belajar. Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses pembelajaran, mulai dari rumusan indikator hasil belajar, materi, pengalaman belajar dan evaluasi serta tindak lanjut.

2) Fungsi pemahaman

Kegiatan remediasi diharapkan terjadi proses pemahaman baik bagi guru dan siswa. Bagi seorang guru untuk melaksanakan kegiatan remediasi, terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Sebelum seorang guru menentukan jenis kegiatan remediasi yang akan dilakukan, guru terlebih dahulu mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Bagi siswa, kegiatan remediasi diharapkan siswa dapat memahami kelebihan dan kelemahan cara dan sikap belajarnya. Dengan pemahaman ini, diharapkan siswa akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.

3) Fungsi Penyesuaian

Kegiatan remediasi memiliki fungsi penyesuaian, yaitu dalam remediasi seorang guru dalam melaksanakan pembelajarannya harus menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Dalam menentukan hasil belajar siswa dan materi pembelajaran disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru harus menerapkan kekuatan yang dimiliki individu siswa melalui penerapan berbagai metode dan alat /media pembelajaran.

4) Fungsi Pengayaan

(23)

memanfaatkan sumber belajar, metode pembelajaran, alat bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari pada pembelajaran biasa. 5) Fungsi Akselerasi

Kegiatan remediasi memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran, karena melalui kegiatan remediasi guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. 6) Fungsi Terapiutik

Kegiatan remediasi mempunyai fungsi terapiutik karena melalui kegiatan remediasi guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang berkaitan dengan aspek sosial pribadi.

Kegiatan remediasi dengan melakukan pengajaran ulang menggunakan metode tutor sebaya. Melalui kegiatan pengajaran ulang menggunakan metode tutor sebaya guru dapat memperbaiki cara mengajarnya dan siswa dapat memperbaiki cara belajarnnya. Selama ini metode pembelajaran cenderung bersifat guru menjelaskan dan siswa menerima penjelasan dari guru. Mukhtar dan Rusmini (2008) metode tutor sebaya merupakan suatu metode mengajar yang dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa secara kelompok, siswa bukan hanya dijadikan obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar tempat bertanya bagi temannya. Dengan demikian siswa yang sudah paham akan belajar untuk menghargai dan menolong siswa yang belum mengerti sebaliknya siswa yang kurang paham tidak akan malu atau segan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahaminya.

3. Jenis-Jenis Kegiatan Remediasi

Kegiatan–kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar diantaranya sebagai berikut (Kartono, 2007).

a. Melaksanakan pembelajaran kembali

Melalui bentuk kegiatan ini seorang guru melaksanakan pembelajaran kembali materi yang belum dikuasai siswa.

b. Melakukan aktivitas fisik, misal tutor sebaya, atau praktek

Kegiatan remediasi ini yaitu dengan melakukan praktek atau tutor sebaya misalnya pada materi bangun ruang kubus dan balok. c. Kegiatan Kelompok

(24)

d. Tutorial

Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remediasi. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi.

e. Menggunakan sumber belajar lain

Penggunaan sumber belajar lain yang relevan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Misalnya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

Penelitian ini, dilakukan kegiatan remediasi dengan mengajarkan kembali (re-teaching) dengan menggunakan metode tutor sebaya. Metode ini juga dapat digunakan untuk membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, karena melalui kegiatan pengamatan dan mencoba melakukan sendiri, maka besar peluang siswa untuk dapat memahami suatu materi khususnya bangun ruang kubus dan balok.

4. Metode Tutor Sebaya a. Pengertian Tutor Sebaya

Djalil (1997) menyatakan bahwa pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama.

Suherman (2003) menyatakan bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.

Winataputra (1999) menyatakan bahwa tutor sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (sesuai kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep.

(25)

a) Supriyadi (1985) mengemukakan bahwa, Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi.

b) Ischak dan Warji (1987) mengemukakan bahwa, Tutor sebenarnya adalah sekelompok peserta didik yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.

c) Semiawan, dkk (1987) mengemukakan bahwa, Tutor sebaya adalah peserta didik yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada peserta didik yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah.

Tutor sebaya dapat disimpulkan sebagai sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta bantuan. Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam persiapan ini, antara lain mereka berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap teman sebaya, mencari perannya sendiri mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep yang penting, mendapatkan tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. Dengan demikian beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang lain dan bahkan mendapatkan pengetahun dan pengalaman

b. Langkah-langkah Tutor Sebaya

(26)

orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk. (d) Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, yaitu dari 4-6 orang peserta didik dan diusahakan kelompok yang dibentuk tersebut adalah kelompok yang heterogen. (e) Peserta didik yang pandai (para tutor sebaya) disebar ke setiap kelompok untuk memberi bantuannya. (f) Guru memonitoring dan membimbing terus kapan tutor maupun peserta didik yang lain membutuhkan pertolongan. Guru memonitoring tutor dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka diskusi maupun praktikum di kelas. (g) Jika ada masalah, tutor memberitahu peserta didik yang kurang paham dan jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan, tutor dan peserta didiknya meminta bantuan kepada guru. (h) Guru mengadakan evaluasi. Pada tahap evaluasi, sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok (selain tutor) untuk mengetahui apakah tutor sudah menjelaskan tugasnya atau belum, dan mengingatkan siswa untuk mempelajari sub pokok bahasan sebelumnya di rumah.

Pendapat lain, Djamarah (2005) langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang menerapkan bimbingan belajar kelompok dengan tutor sebaya adalah sebagai berikut, (a) Memilih tutor sebanyak 4-5 orang dengan syarat, (i) Termasuk dalam peringkat 10 terbaik berdasarkan nilai rapor atau nilai evaluasi sebelumnya. (ii) Dapat menguasai materi pelajaran. (b) Mengelompokkan sisiwa menjadi beberapa kelompok. (c) Pengelompokan dilakukan menurut tingkat kecerdasan siswa, yaitu setiap kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang. (d) Membahas beberapa contoh soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. (e) Memberikan bimbingan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa dengan bantuan tutor sebaya. (f) Mengisi lembar observasi, pengamatan, dan pengidentifikasian siswa selama kegiatan belajar mengajar antara lain: absent, dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

(27)

materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. (f) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klasifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

Langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya menurut Suparno (2007) yaitu, (a) Guru memberikan petunjuk pada tutor bagaimana mendekati temannya dalam hal memahami materi. (b) Guru menyampaikan pesan kepada tutor-tutor agar tidak selalu membimbing teman yang sama. (c) Guru membantu agar semua siswa dapat menjadi tutor sehingga mereka merasa dapat membantu teman belajar. (d) Tutor sebaiknya bekerja dalam kelompok kecil, campuran siswa berbagai kemampuan (heterogen) akan lebih baik. (e) Guru memonitoring terus kapan tutor maupun siswa yang lain membutuhkan pertolongan. (f) Guru memonitoring tutor sebaya dengan berkunjung dan menanyakan kesulitan yang dihadapi setiap kelompok pada saat mereka diskusi di kelas maupun praktikum. (g) Tutor tidak mengetes temannya untuk grade, biarkan hal ini dilakukan guru.

Dari beberapa langkah-langkah tutor sebaya diatas, penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut, (a) Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan memberi motivasi pentingnya mempelajari materi ini. (b) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, terdiri dari 4-6 orang. Masing-masing kelompok memiliki tingkat kecerdasan yang heterogen, dan salah satu orang yang memiliki tingkat kecerdasan paling tinggi menjadi tutor. (c) Masing-masing kelompok saling berdiskusi dibantu oleh tutor masing-masing kelompok. (d) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, sesuai sub materi yang diperoleh. Guru menjadi nara sumber dimana tutor tidak mampu menjawab. (e) Guru memberikan evaluasi kepada masing-masing siswa selain tutor, untuk mengkonfirmasi apakah tutor sudah menyampaikan tugasnya dalam membimbing teman sebayanya. (f) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. c. Kelebihan dan kelemahan Tutor Sebaya

(28)

Pendapat lain, Drajati (2009) ada beberapa kelebihan dari pembelajaran tutor sebaya ini adalah (a) Bagi peserta didik, dengan belajar bersama teman sebaya, dia merasa ada teman yang dapat membantu dirinya dalam memecahkan masalahnya. Sering terjadi peserta didik agak atau bahkan sulit untuk mengungkapkan kesulitan yang dialaminya kepada guru yang mengajar. Hal ini dapat disebabkan salah satunya malu jika bertanya. Dengan adanya belajar dengan teman sebaya, maka faktor malu ini agak berkurang, karena peserta didik merasa temannya tidak menggurui dan merasa nyaman dengan teman yang dianggap paham dengan konsep dan penjelasan atas suatu materi. (b) Bagi guru, dengan adanya belajar dengan teman sebaya, akan memudahkan atau meringankan kerja guru. Terkadang peserta didik mengalami kesulitan dengan bahasa yang digunakan oleh guru, sehingga tidak dimengerti oleh peserta didik tersebut. Disini, guru diharapkan menjadi fasilitator yang dapat menjembatani adanya kekurangan komunikasi antara peserta didik dengan guru. Selain itu, belajar dengan metode teman sebaya, guru mendapatkan gambaran jelas tentang peta kelas. Guru akan paham peserta didik yang mempunyai kepandaian luar biasa, menengah dan peserta didik yang kurang paham. Oleh karena itu, perlakuan atau treatment yang diberikan akan sesuai, sehingga semua peserta didik akan mencapai hasil yang optimal. (c) Peserta didik yang belajar dengan teman sebaya, akan lebih percaya diri untuk belajar. Dengan begitu, peserta didik akan belajar secara mandiri secara perlahan.

Pembelajaran tutor sebaya menurut Yamin (2008) memiliki beberapa kekurangan yaitu, (a) Diperlukan waktu yang cukup banyak, bahkan diperlukan waktu di luar jam pembelajaran di sekolah. (b) Terbatasnya peserta didik yang dapat dilatih dalam satu periode tertentu.

Suparno (2007) tutor sebaya memiliki kekurangan yaitu Kekurangan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, tidak semua siswa bisa menjawab pertanyaan teman sebayanya sehingga siswapun bingung, dan tidak semua siswa mau belajar dengan temannya.

5. Belajar Tuntas

Belajar tuntas berdasarkan beberapa ahli pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2000) bahwa belajar tuntas artinya penguasaan penuh. Penguasaan penuh ini dapat dicapai apabila siswa mampu menguasai materi tertentu secara menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik pada materi tersebut.

(29)

yang berarti menguasai atau memperoleh kecakapan khusus. Mastery adalah sebuah pernyataan tentang penguasaan dengan sempurna terhadap tujuan akhir pembelajaran. sebagaimana dikemukakan terdahulu, para pendidik berkewajiban memegang konsep dalam memperlakukan kemampuan peserta didik sampai pada taraf memiliki kemampuan, yaitu: (1) menerapkan kecakapan dalam kehidupannya dan keadaanya sendiri; (2) menampilkan kecakapan tanpa bantuan; (3) mengkonsolidasikan beberapa perilaku yang mempunyai ciri-ciri tersendiri kepada tindakan yang mengarah kepada menampilkan kecakapan. Ketiga unsur ini sangat esensial dalam memaknai mastery.

Banyamin S Bloom (dalam Yamin, 2008) menyebutkan tiga strategi dalam belajar tuntas yaitu mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar, dan mengimplementasikan dalam pembelajaran klasikal dengan memberi bumbu untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual yang menliputi: 1) corrective technique , pengajaran remediasi yang dilakukan dengan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh siswa, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya; 2) memberikan tambahan waktu kepada siswa yang membutuhkan (belum menguasai bahan secara tuntas). B. Tinjauan Materi

1. Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok

SK : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

KD : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

Indikator : Menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok.

2. Peta Konsep

(30)

Diagram 2.1 PetaKonsep

Bangun Ruang Sisi Datar

Kubus Balok

Definisi Kubus Definisi Balok

Unsur-unsur Kubus :

1. Sisi 2. Rusuk 3. Titik Sudut 4. Diagonal sisi 5. Diagonal ruang 6. Bidang diagonal

Prisma Limas

Unsur-unsur Balok :

(31)

C. Kerangka Berpikir

Diagram 2.2 KerangkaBerpikir Tipe-tipe kesalahan yang dilakukan siswa

Pembelajaran Remediasi menggunakan metode tutor sebaya Reading

error

Kesalahan siswa dapat diperbaiki dengan cara remediasi dengan menggunakan metode

tutor sebaya

Tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal kubus dan balok

Penyajian data

Reading comprehesion

difficulaty

Transform error

Weakness in proses

skill

Corelles error Encoding

error

Tutor sebaya akan menunjukkan keuntungan dengan menggunakan potensi siswa yang mampu menyerap pelajaran dengan cepat yaitu memudahkan

interaksi antar teman sebayanya. Reduksi Data Banyak kesalahan

(32)

D. Hipotesis Tindakan

(33)
(34)

19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengunakan penelitian tindakan deskriptif kualitatif, dikarenakan peneliian ini lebih mengutamakan pada proses tindakan remediasi daripada hasil, sehingga penelitian ini tidak menggunakan statistik melainkan data dianalisis secara kualitatif (Bintoro, 2010). Jenis penelitian yang digunakan untuk meremediasi kesalahan siswa tentang bangun ruang kubus dan balok adalah penelitian tindakan dengan menggunakan desain penelitian dalam bentuk One Group Pre test-Pos test Design (Sugiyono, 2011). Dalam desain ini, kepada sampel percobaan dikenakan dua kali pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan sebelum perlakuan diberikan, dan pengukuran kedua dilakukan sesudah perlakuan dilaksanakan. Soal-soal diagnosa (pre tes) kepada sampel diberikan oleh peneliti pada saat perlakuan diberikan. Setelah diketahui kesalahan sampel dalam menjawab soal (terjadi kesalahan dalam menyelesaikan soal), diberi remediasi dengan metode tutor sebaya yang diupayakan dapat memperbaiki kesalahan siswa. Untuk mengetahui keberhasilan remediasi yang dilakukan, diberikan Pos tes pada sampel yang sama. Berdasarkan Pre tes, remediasi dan Pos tes, dilakukan analisis proses dan analisis hasil dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif (Nazir dalam Rochman, 2011).

B. Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Salatiga yang terletak di Jalan Diponegoro 90 Salatiga. Subjek yang diteliti adalah anak kelas VIII C pada semester II Tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 sampai 27 April 2013.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Teknik tes adalah cara pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian kepada subjek penelitian. Teknik tes pada penelitian ini adalah pre tes dan pos tes. Tahapan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

a. Pre tes

(35)

siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok, yang berjumlah 7 soal. Soal tersebut digunakan karena pada penelitian sebelumnya telah diuji validitas isi dan realibilitasnya.

b. Remediasi dengan tutor sebaya

Hamalik (1998) menyatakan bahwa tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor.

Metode tutor sebaya adalah kegiatan bantuan perbaikan yang diberikan oleh teman-teman yang sekelas dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor sebaya ini tidak harus merupakan siswa yang paling pandai dikelas, tetapi tentunya siswa tersebut sudah menguasai terhadap bahan atau materi kubus dan balok yang akan ditutorkan (Mukhtar dan Rusmini, 2008).

c. Pos tes

Pos tes adalah tes akhir yang diberikan kepada sampel setelah mengikuti pembelajaran dan dievaluasi. Jenis soal pos tes sama persis dengan soal pre tes. Remediasi dikatakan berhasil jika sudah tidak ditemukan lagi kesalahan weakness in proses skill, dengan kata lain prosentase kesalahan weakness in proses skill 0%.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini ada dua instrumen, yaitu :

[image:35.516.76.447.178.646.2]

a. Instrumen observasi pada penelitian ini berbentuk questioner dan dilakukan oleh guru mata pelajaran. Instrumen ini bertujuan untuk mengobservasi proses pembelajaran remediasi yang dilakukan. Blue print instrumen observasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Blue Print Instrumen Observasi

Tahap Indikator Aspek yang dinilai

Apersepsi dan Motivasi

Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan memberi

motivasi pentingnya mempelajari materi ini.

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya mempelajari materi yang akan dipelajari.

Eksplorasi

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, terdiri dari 4-6 orang. Masing-masing

kelompok memiliki tingkat kecerdasan yang heterogen,

dan salah satu orang yang memiliki tingkat kecerdasan

2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai dengan metode tutor sebaya, masing-masing kelompok terdiri dari 4 anggota.

(36)

paling tinggi menjadi tutor. siswa.

Elaborasi

Masing-masing kelompok saling berdiskusi dibantu oleh

tutor masing-masing kelompok.

4. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar, dimana salah satu siswa menjadi tutor.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, sesuai sub materi yang diperoleh. Guru menjadi

nara sumber dimana tutor tidak mampu menjawab.

5. Guru memonitoring dan membimbing terus kapan tutor maupun peserta didik yang lain membutuhkan pertolongan, selama proses tutor dilaksanakan.

Konfirmasi

Guru memberikan evaluasi kepada masing-masing siswa

selain tutor, untuk mengkonfirmasi apakah tutor

sudah menyampaikan tugasnya dalam membimbing

teman sebayanya.

6. Guru memberi latihan soal kepada siswa (selain tutor) untuk mengkonfirmasi materi yang telah dipelajari.

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari apa yang

telah dipelajari.

7. Interaksi antara guru dan siswa dalam menarik kesimpulan atas materi yang telah dipelajari.

Kegiatan Penutup

8. Guru memberi motifasi kepada siswa agar lebih memahami materi yang telah dipelajari.

�� �=� ℎ �

8�4 �100

(37)
[image:37.516.69.433.92.649.2]

Tabel 3.2 :

Blue Print Instrumen Pengumpulan Data

KD Indikator Instrumen

Mengidentifikasi

sifat-sifat kubus, balok,

prisma dan limas serta

bagian-bagiannya.

Mengidentifikasi

sifat-sifat kubus, balok,

prisma dan limas serta

bagian-bagiannya.

Mengidentifikasi

sifat-sifat kubus, balok,

prisma dan limas serta

bagian-bagiannya.

Menyebutkan

unsur-unsur kubus,

balok.

2. Isilah tabel di bawah ini dengan

memperhatikan gambar di atas !

Unsur Balok Jumlah

Sisi Titik Sudut Rusuk Diagonal sisi Diagonal Ruang Bidang Diagonal Menyelesaikan

persoalan tentang

unsur-unsur kubus

dan balok.

Menyelesaikan

persoalan tentang

unsur-unsur kubus

dan balok.

1. Dari gambar kubus di bawah

rusuknya adalah 8 cm, tentukan :

a. Panjang rusuk AE b. Panjang diagonal sisi AC c. Panjang diagonal ruang CE d. Luas bidang diagonal ACG

3. Dari gambar balok di atas,

tentukan :

a. Panjang rusuk AE b. Panjang diagonal sisi AC c. Panjang diagonal ruang CE d. Luas bidang diagonal ACGE

8 cm

5 cm

(38)

Menyelesaikan soal

tentang sifat-sifat

kubus dan balok.

4. Diketahui suatu kubus dengan

luas salah satu sisinya 144 cm2dan

diagonal sisinya 12 2cm. Hitunglah :

a. Panjang rusuk kubus b. Diagonal ruang kubus

5. Suatu kubus dengan diagonal sisi

8 2cm dan diagonal ruangnya 8

3cm tentukan luas bidang diagonalnya!

Mengidentifikasi

sifat-sifat kubus, balok,

prisma dan limas serta

bagian-bagiannya.

Menyelesaikan soal

aplikasi tentang

kubus dan balok.

6. Diketahui suatu kubus dengan

luas salah satu sisinya 144 cm2dan

diagonal sisinya 12 2cm. Hitunglah :

c. Panjang rusuk kubus d. Diagonal ruang kubus

7. Suatu kubus dengan diagonal sisi

8 2cm dan diagonal ruangnya 8

3cm tentukan luas bidang diagonalnya!

D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan

Peneliti mempersiapkan soal-soal yang akan dipakai untuk mendiagnosa apakah sampel mengalami kesalahan tentang bangun ruang kubus dan balok. Soal sebanyak 7 nomor diambil dari soal-soal pada skripsi Saputro (2012) yang meneliti kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok. Soal tersebut digunakan karena pada penelitian sebelumnya telah diuji validitas isi dan realibilitasnya.

2. Pelaksanaan Pre tes

Soal-soal pre tes yang telah disiapkan diberikan kepada sampel. Soal-soal pre tes secara lengkap dapat dilihat pada blue print instrumen. 3. Evaluasi Jawaban Pre tes

Setelah dilakukan pre tes jawaban terkumpul dievaluasi. Evaluasi ini digunakan untuk menentukan sampel yang mengalami kesalahan tentang bangun ruang kubus dan balok. Adapun jawaban dan alasan pre tes siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

4. Pengajaran Remediasi

(39)

5. Pemberian Pos tes

Soal yang serupa dengan pre tes diberikan kepada siswa, digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengalami pembentukan konsep baru.

6. Membandingkan Hasil Pre tes dan Pos tes E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dibagi dalam 5 tahap, yaitu analisis hasil pre tes, analisis proses remediasi, analisis hasil pos tes, membandingkan hasil pre tes dan pos tes dan wawancara.

1. Analisis Hasil Pre tes

Analisis data pre tes pada penelitian ini terdiri dari 3 tahapan. Tahap pertama adalah reduksi data, kedua penyajian data, ketiga verifikasi (pengecekan) data dan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi data

Reduksi data adalah pemilahan dan penyederhanaan data. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari penumpukan data atau informasi yang sama dari siswa.

b. Penyajian data

Data yang disajikan berupa jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok beserta faktor-faktor penyebabnya.

c. Verifikasi (pengecekan) data dan penarikan kesimpulan

Verifikasi data dan penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan analisis berlangsung sehingga diperoleh suatu kesimpulan apabila kurang dari 100% siswa menjawab benar maka dapat disimpulkan terjadi kesalahan dalam soal tersebut. Proses remediasi yang dilakukan adalah untuk memperbaiki prosentase kesalahan terbanyak sampai prosentase kesalahan terbanyak itu menjadi 0%. 2. Analisis Proses Remediasi

Analisis hasil remediasi berdasarkan : a. Jawaban pertanyaan siswa pada pre tes.

b. Interaksi siswa yang terjadi pada saat remediasi.

c. Mengerjakan soal latihan secara bertahap sampai tidak ditemukan lagi kesalahan yang diremediasi, apabila 100% dari siswa menguasai materi yang disampaikan (tidak mengalami kesalahan) maka remediasi dikatakan berhasil.

3. Analisis Hasil Pos tes

(40)

verifikasi data apabila 100% siswa menguasai materi yang disampaikan (tidak mengalami kesalahan) maka remediasi dikatakan berhasil.

4. Membandingkan Hasil Pre tes dan Pos tes

Hasil pre tes dan pos tes dibandingkan untuk mekonfirmasi proses remediasi yang diterapkan berhasil atau tidak, apabila prosentase kesalahan terbanyak pada hasil pre tes sudah tidak ditemukan lagi pada pos tes dengan kata lain prosentase kesalahan pada pos tes 0% maka dapat disimpulkan bahwa proses remediasi yang dilakukan berhasil.

5. Wawancara

(41)
(42)

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data

1. Deskriptif Hasil Pre tes

[image:42.516.83.438.124.649.2]

Hasil dari pre tes di SMP Pangudi Luhur ditemukan kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal kubus dan balok. Hasil kesalahan pre tes siswa ini berdasarkan dengan tipe-tipe kesalahan siswa menyelesaikan soal matematika menurut Newman (Clement, 1980) dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Hasil Kesalahan Pre tes Siswa Secara Umum Butir

Soal 1 2 3 4 5 6 7

Total Kesalahan

Prosentas e

RE 4 1 3 0 0 0 0 8 5%

RCD 1 2 4 3 1 1 1 13 8%

WPS 18 0 16 20 8 9 6 77 50%

TE 0 0 0 0 0 0 0 0 0%

EE 10 1 3 6 9 7 7 43 28%

CE 2 2 2 2 0 3 3 14 9%

Total 35 15 28 31 14 20 12 155 100%

Keterangan

RE : Reading error

RCD : Reading comprehesion difficulty WPS : Weakness in proses skill

TE : Transform error EE : Encoding error CE : Corelles error

Gambar 4.1

Tipe-tipe Kesalahan Pre tes

RE RCD WPS TE EE CE

Total Kesalahan 8 13 77 0 43 14

0 20 40 60 80 100 T o ta l K e sa la h a n

(43)

2. Deskriptif Proses Remediasi

Proses remediasi yang dilakukan di SMP Pangudi Luhur Salatiga menggunakan metode tutor sebaya. Proses remediasi ini berlasung dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama berlangsung selama 2 kali 45 menit, pertemuan kedua berlangsung selama 1 kali 45 menit dan pertemuan ketiga berlangsung selama 1 kali 45 menit.

a. Pertemuan Pertama ( 2 x 45 menit )

Sebelum pertemuan pertama telah dipilih tujuh siswa dari hasil pre tes terbaik. Ketujuh siswa tersebut dianjurkan untuk mempelajari soal-soal pre tes yang sudah diberikan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pre tes. Pertemuan pertama dimulai dengan dipanggilnya ketujuh siswa yang sudah dipilih sebelumnya di depan kelas yang akan berperan sebagai tutor. Kemudian dibagi tujuh kelompok sesuai dengan jumlah tutor yang dipilih sebelumnya. Tutor kemudian diberi pengarahan untuk menjadi tutor mengajari, membahas dan menjelaskan soal-soal pre tes yang diberikan sebelumnya dan cara mengerjakan yang tepat kepada teman-teman sekelompoknya agar tidak ditemukan lagi kesalahan-kesalahan yang ditemukan sebelumnya pada waktu pre tes. Satu kelompok berisi satu tutor dan 3 anggota kelompok. Masing-masing tutor masuk kedalam masing-masing kelompok, dan selanjutnya tutor mulai memberikan penjelasan dengan teman satu kelompoknya tentang soal-soal pre tes yang diberikan serta menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tentang kubus dan balok tanpa ditemukan kesalahan-kesalahan yang sama dengan kesalahan-kesalahan yang ditemukan saat pre tes.

(44)
[image:44.516.79.439.81.651.2]

Tabel 4.2

Pembahasan Proses Remediasi 1 dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya Kesalahan Weakness In

Process Skill Penjelasan Tutor

Pada soal 1c ditulis 2= 2+ 2

2 = 82+ 8 22 2 = 64 + 64 2 = 128 2 = 8 4

Kesalahan siswa adalah siswa salah dalam proses mengubah 8 22, sehingga menjadi 64 2 padahal seharusnya adalah seperti rumus

( 2) = 2 2

8 22= (82× 22) = (64 x 2) = 128

Panjang diagonal sisi = 8−6 = 2 . Seharusnya untuk mencari panjang AC harus menggunakan teorema phytagoras 2= 2+

2 bukan hanya mengalikan bilangan yang

diketahui pada gambar.

2= 2+ 2 2= 82+ 62 2= 64 + 36 2= 100

= 100 = 10

Jawaban siswa soal 4b dalam proses menghitung 122+ 12 22 = 144 + 144 2 = 1288 2 Proses ini kurang tepat karena proses penjumlahan antara 144 + 144 2 = 1288 2 tidak jelas proses pemberian akar pada hasil penjumlahan 1288 2

Proses penghitungan diagonal ruang seharusnya adalah

2=2+ 2 2= 122+ 12 22

(45)

= 332 = 8 3

Jawaban siswa nomor 5 adalah �. = 8 2 × 8 = 64 . Rumus yang digunakan siswa sudah tepat dan proses memasukan angka dalam rumus juga sudah tepat. Tetapi dalam proses mengalikan 8 2 × 8, siswa masih kurang tepat sehingga diperoleh hasil 64 cm. Hasil dari proses penghitungan yang tepat adalah 8 2 × 8 = 64 2 .

Kesalahan siswa adalah hasil dari proses teorema phytagoras 125 = 25 5 = 5 2 yang tanpa diketahui 125 = 25 5 dan 25 5 = 5 2 seharusnya adalah

2= 2+ 2 2= 102+ 52

2= 100 + 25

= 125 = 25 × 5 = 25 × 5

= 5 5

Jawaban siswa pada soal nomor 7 adalah Luas Bidang ACGE =13 6 = 78

Proses yang benar adalah =�. ∶ = 60∶12 = 5

Setelah diketahui = 5 maka tahap selanjutnya mencari

2= 2+ 2 2= 122+ 52 2 = 144 + 25

= 169 = 13 Dan Selanjutnya adalah

(46)
[image:46.516.79.439.183.649.2]

Guru memberikan latihan-latihan soal tentang kubus dan balok setelah tutor-tutor selesai menjelaskan pada masing-masing kelompoknya. Latihan-latihan tersebut diberikan secara bertahap kepada siswa yang pada pre tesnya ditemukan kesalahan weakness in process skill. Dari latihan pertama ini masih ditemukan hasil 37 kesalahan weakness in process skill. Pembahasan laihan 1 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Pembahasan Latihan 1 Proses Remediasi 2 dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya

Kesalahan Weakness In

Process Skill Penjelasan Tutor

Kesalahan siswa pada nomor 4 adalah 152+ 15 22

225 + 225. 2 450. 2

Kesalahan pertama adalah proses siswa mengubah

15 22menjadi 225. 2 padahal

seharusnya15 22= 225 × 2

Kesalahan kedua adalah proses pengakaran 225+225. 2 = 450. 2 . Tidak jelas diketahui dari proses penjumlahan 225 + 225. 2 tiba-tiba menjadi 450. 2. Tidak diketahui mengapa muncul 450 padahal 450 adalah hasil penjumlahan 225+225.

Seharusnya untuk menghitung diagonal ruang adalah

2= 152+ 15 22 2= 225 + (225 × 2) 2= 225 + 450 2= 675

= 675 = 225 × 3 = 225 × 3 = 15 3

Jawaban siswa pada soal nomor 5 adalah 4 32−4 2

(47)

Kesalahan siswa adalah siswa mengubah 4 2 menjadi 32 padahal 4 2 tidak dikuadratkan. Seharusnya adalah

4 22= 42× 22= 16 × 2 = 32 Dan cara yang benar adalah

�2 = 4 324 22

�2 = 48 32

�2 = 16

� = 4

Luas bidang diagonalnya adalah

�=�×

�= 4 × 4 2

�= 16 2 2 = 42+ 32 = 16 + 9 = 25 = 5

Diagonal sisi alas balok = 52+ 52

= 25 + 25 = 50 = 5 2 = 52

Kesalahan siswa adalah siswa salah dalam menggunakan teorema phytagoras dan

penggunaan akar, siswa tidak menggunakan akar saat mengubah 25 = 5 dan 50 = 5 2 = 52 Seharusnya 25 = 5 dan 50 = 5 × 2 = 5 2 Proses penyelesaian yang benar adalah

Diagonal sisi alas balok adalah

2= 42+ 32 2= 16 + 9

= 25 = 5

Diagonal ruang balok adalah

2= 2+ 2 2= 52+ 52 2= 25 + 25

(48)

Peran guru disini hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran remediasi dengan metode tutor sebaya ini berlangsung dengan baik dikarenakan tutor telah melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai tutor dengan memberikan penjelasan tentang soal-soal kubus dan balok dan bagimana cara menyelesaikan soal-soal tentang kubus dan balok agar tidak terjadi kesalahan yang sama dengan kesalahan yang ditemukan pada waktu dilaksanakan pre tes.

b. Pertemuan Kedua (1 x 45 menit )

[image:48.516.79.443.141.646.2]

Pertemuan kedua adalah melanjutkan dari pertemuan pertama yaitu setelah ditemukan 37 kesalahan weakness in process skill pada hasil latihan pertama yang diberikan guru, maka tahap selanjutnya adalah tutor menjelaskan kembali kepada beberapa siswa yang hasil latihan pertama masih melakukan kesalahan weakness in process skill. Guru memberikan latihan kedua kepada beberapa siswa yang masih melakukan kesalahan weakness in process skill dan ternyata masih ditemukan 12 kesalahan weakness in process skill. Tahap selanjutnya, guru beserta tutor menjelaskan kembali kepada siswa yang pada latihan kedua masih mengalami kesalahan weakness in process skill. Pembahasan latihan 2 dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Pembahasan Latihan 2 Proses Remediasi 3 dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya

Kesalahan Weakness In

Process Skill Penjelasan Tutor

= 42+ 32 =16+9 = 25

Diagonal ruang balok = 52+ 52

=25+25 = 50 = 5 2 =25

Kesalahan siswa adalah siswa salah dalam menggunakan teorema phytagoras yaitu hasil penjumlahan dari 16+9= 25 tidak di akar yaitu seharusnya menjadi 25 = 5. Kesalahan siswa yang lain adalah tidak menggunakan akar saat mengubah 50 = 5 2 = 25.

(49)

2 = 42+ 32 2 = 16 + 9

= 25 = 5

Diagonal ruang balok adalah

2= 2+ 2 2= 52+ 52 2= 25 + 25

= 50 = 25 × 2 = 25 × 2 = 5 2 = 122+ 52 = 144 + 25 = 125 = 13

Kesalahan siswa adalah dalam proses penggunaan akar pada teorema phytagoras ditemukan hasil dari 144 + 25 = 125, padahal pada penjumlahan tidak tertulis 144 + 25 tetapi hasil penjumlahan tersebut menjadi 125. Selain itu ditemukan kesalahan penjumlahan hasil penjumlahan 144+25. Seharusnya hasil penjumlahan 144+25= 169. Kesalahan lainnya juga ditemukan yaitu hasil akar

125 = 13 padahal seharusnya 125 = 5 3. Proses yang benar adalah

=�. ∶ = 144∶12 = 12

Setelah diketahui = 12 maka tahap selanjutnya mencari

2 = 2+ 2 2 = 122+ 122 2= 144 + 144

= 288 = 144 × 2

= 12 2 Dan Selanjutnya adalah

(50)

c. Pertemuan Ketiga (1 x 45 menit )

Latihan yang ketiga diberikan guru setelah tahap penjelasan ketiga selesai dilakukan dan hasil dari latihan ketiga yang diberikan oleh guru adalah tidak ditemukan lagi kesalahan weakness in process skill pada hasil latihan siswa.

Proses ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua siswa telah berhasil mempelajari kubus dan balok setelah diberi penjelasan dari tutor-tutor pada tiap masing-masing kelompok dengan cara presentasi kelompok dari masing-masing tutor.

Guru kemudian memberi tambahan penjelasan dan menyimpulkan materi dari apa yang sudah disampaikan oleh masing-masing tutor kepada siswa yang lain.

Pertemuan berikutnya adalah guru melakukan pos tes sebagai pemantapan bahwa siswa telah memahami materi kubus dan balok dengan baik dan untuk mengetahui apakah masih akan ditemukan kesalahan weakness in process skill lagi pada waktu siswa mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok. Hasil latihan dalam proses remediasi dapat dilihat pada Tabel 4.5.

[image:50.516.85.444.190.534.2]

Tabel 4.5

Tabel Hasil Latihan dalam Proses Remediasi Kesalahan weakness in process skill

No. Latihan 1 Latihan 2 Latihan 3

1 0 0 0

2 0 0 0

3 0 0 0

4 11 0 0

5 13 0 0

6 13 7 0

7 0 5 0

Total

Kesalahan 37 12 0

3. Deskriptif Hasil Pos tes

Hasil pos tes setelah dilakukan proses remediasi adalah tidak ditemukannya kesalahan weakness in process skill dari kesalahan-kesalahan pada hasil pos tes siswa.

B. Analisis Data

1. Analisis Data Pre tes

(51)

Pangudi Luhur Salatiga sebagai responden. Banyak kesalahan-kesalahan siswa yang ditemukan dalam menyelesaikan soal-soal tentang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus dan balok setelah hasil pre tes diteliti dan dikoreksi.

Analisis ini dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika menurut Newman (Clement, 1980) yaitu tipe kesalahan reading error, reading comprehesion difficulaty, transform error, weakness in proses skill, encoding error, corelles error dalam materi kubus dan balok.

a. Tipe 4 : Weakness in process skill

Pada tipe kesalahan weakness in proces skill atau yaitu kesalahan dalam ketrampilan proses, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan weakness in proses skill. Pemaparan secara rinci tipe kesalahan weakness in proces skill yang dilakukan siswa kelas VIIIC SMP Pangudi Luhur Salatiga dalam menyelesaikan soal mengenai diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada materi bangun ruang kubus dan balok dapat dilihat pada Tabel 4.6.

[image:51.516.79.444.154.573.2]

Tabel 4.6

Tipe Kesalahan Weakness in proces skill dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok

No Weakness in process skill

Kesalahan

lain Total

1 18 17 35

2 0 6 15

3 16 12 28

4 20 11 31

5 8 10 14

6 9 11 20

7 6 11 12

Jumlah 77 78 155

Prosentas

e 50% 50%

(52)

skill ada 29% dan 71% kesalahan lain. Soal nomor 6 total kesalahan yang ditemukan, prosentase kesalahan weakness in proces skill ada 45% dan 55% kesalahan lain. Soal nomor 7 total kesalahan yang ditemukan, prosentase kesalahan weakness in proces skill ada 8% dan 92% kesalahan lain.

[image:52.516.86.446.142.544.2]

Gambar 4.6

Tipe kesalahan Weakness in proces skill dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok

Gambar tipe kesalahan 4 (Weakness in proses skill) diketahui ada 77 kesalahan weakness in proces skill yang dilakukan siswa dengan prosentase 50%; 78 tipe kesalahan lain yang dilakukan siswa

Gambar

Gambar 1. Peta Konsep.....................................................................
Tabel 3.1 Blue Print Instrumen Observasi
Tabel 3.2 :
Tabel 4.1 Hasil Kesalahan Pre tes Siswa Secara Umum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona asal dan tujuan perjalanan pelajar serta membangun model bangkitan perjalanan ( trip

Di antara nasihat Luqman kepada anaknya yang diabadikan oleh Allah adalah nasihat untuk tidak berbuat syirik.. Syirik merupakan upaya menyamakan selain Allah dengan

Hasil perhitungan dipresentasikan dalam bentuk plot antara nilai persentase beras aktual dan prediksi seperti tampak di Gambar 8 yang menggunakan model kalibrasi PLS spektra

P T Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) memiliki program terencana untuk melaksanakan kebijakan pemerintah untuk penggunaan bahan bakar biodiesel sebesar 30% atau B30

Pada penelitian ini bentuk RTH yang akan di bangun di Kota Sintang adalah RTH Hutan Kota, karena tujuan dari pembangunan hutan kota tersebut sebagai pengaman untuk

 Menganalisis Gerak latihan drible dan lay up dalam permainan bola basket antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban

Beberapa syarat yang ditetapkan ulama untuk menjadikan local wisdom sebagai sumber hukum Islam (1) local wisdom berlaku dalam mayoritas kasus yang terjadi di

FileReader is a class or object that is used to read files, and should be utilized with the BufferedFileReader object, which is going to help save data when reading