• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Workshop Penyusunan RPP Berbasis Kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Workshop Penyusunan RPP Berbasis Kurikulum 2013"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TAKSONOMI BLOOM

Apa da n Ba ga im a na M e ngguna k a nny a ?

Oleh : Ret no Utari

Widyaisw ara M adya, Pusdiklat KNPK.

PENDAHULUAN

Pembuatan kurikulum yang t erdiri dari Term of Reference (TOR), Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) maupun Sat uan Acara Pembelajaran (SAP) dapat dikatakan pekerjaan rut in w idyaiswara. M engenai cont ent mat eri, walaupun t idak mudah, masih bisa ditangani karena tent unya penugasan t ersebut telah disesuaikan dengan kompet ensi w idyaiswara. M asalah biasanya timbul ketika mencari kesepakatan mengenai pemilihan taksonomi bloom. Kadang pemilihan kata kerja untuk menyatakan t ujuan program, kompet ensi dasar maupun indikator pencapaian dalam GBPP tersebut dirasakan kurang pas dengan apa yang dimaksud oleh penyusun. M asalah ini pulalah yang dialami oleh penulis ketika pertama kali dit ugaskan menyusun kurikulum program diklat di Pusdiklat KNPK dan it u terjadi lagi pada penugasan-penugasan berikutnya. Bosan menghadapi masalah inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai t aksonomi bloom.

SEJARAH TAKSONOM I BLOOM

(2)

konsultan dan akt ivis int ernasonal di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan besar dalam sistem pendidikan di India. Ia mendirikan the Int ernational Association for the Evaluat ion of Educational Achievement, the IEA dan mengembangkan the M easurement , Evaluation, and Statistical Analysis (M ESA) program pada Universit y of Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom menjabat sebagai Chairman of Research and Development Commit t ees of the College Entrance Examinat ion Board dan The President of the American Educational Research Associat ion. Ia meninggal pada 13 Sept ember 1999.

Sejarah taksonomi bloom bermula ket ika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahw a dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, t ernyat a persent ase t erbanyak but ir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjut an dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948. M enurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan t ingkat t erendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). M asih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan sisw a yang kompet en di bidangnya.

Akhirnya pada t ahun 1956, Bloom , Englehart , Furst , Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom . Jadi, Taksonomi Bloom adalah strukt ur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang t inggi. Tent unya untuk mencapai tujuan yang lebih t inggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, t ujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi t iga domain/ ranah kemampuan int elektual (int ellectual behaviors) yait u kognit if, afektif dan psikomot orik.

Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelekt ual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah afekt if m encakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulat if dan keterampilan motorik / kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para t rainer biasanya mengkait kan ket iga ranah ini dengan Know ledge, Skill and At tit ude (KSA). Kognit if menekankan pada Know ledge, Afekt if pada Att it ude, dan Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kit a memiliki t okoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang t erkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa at au Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat diident ikkan dengan ranah kognit if , rasa dengan ranah afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik.

Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan t ujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh sisw a agar mampu mengaplikasikan t eori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini t erdiri atas enam level, yaitu: (1) know ledge (pengetahuan), (2) comprehension (pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian).

Taks onomi berasal d ar i d ua kat a d alam

bahasa Yunani ya it u

t as sein

yang ber ar t i

(3)

Level ranah ini dapat digambarkan dalam bent uk piramida berikut:

Tiga level pertama (t erbawah) merupakan Low er Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini bukan berart i bahwa low er level t idak pent ing. Justru low er order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke t ingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.

RAN AH KOGNITIF - PENGETAHUAN (KNOW LEDGE)

No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci

1. Pengetahuan Kemampuan menyebut kan atau menjelaskan kembali

Contoh: menyatakan kebijakan.

M endefinisikan, menyusun daftar, menamai, menyatakan, mengidentifikasikan,

mengetahui, menyebut kan, membuat

rerangka, m enggaris bawahi, menggambarkan, menjodohkan, memilih

2. Pemahaman Kemampuan memahami instruksi/ masalah, menginterpretasikan dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri

Contoh : M enuliskan kembali atau merangkum mat eri pelajaran

M enerangkan, menjelaskan , menguraikan, membedakan, mengint erpret asikan,

merumuskan, memperkirakan, meramalkan, menggeneralisir, menterjemahkan, mengubah, memberi contoh, memperluas, menyatakan kembali, menganalogikan, merangkum

3. Penerapan Kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru

Contoh: M enggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji pegawai.

M enerapkan, mengubah, menghitung, melengkapi, m enemukan. membuktikan, menggunakan, mendemonstrasikan,

m emanipulasi, memodifikasi, m enyesuaikan, menunjukkan, mengoperasikan, menyiapkan, menyediakan, menghasilkan.

4. Analisa Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen unt uk memperoleh

M enganalisa, mendiskriminasikan, membuat skema / diagram, membedakan,

(4)

pemahaman yang lebih luas atas dampak komponen – komponen t erhadap konsep tersebut secara utuh.

Contoh: M enganalisa penyebab meningkat nya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.

m emisahkan, membagi, m enghubungkan, m enunjukan hubungan ant ara variabel, memilih, memecah menjadi beberapa bagian, menyisihkan, mempert entangkan.

5. Sintesa Kemampuan merangkai atau menyusun kembali komponen- komponen dalam rangka menciptakan arti/ pemahaman/ struktur baru.

Contoh: M enyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber

M engkat egorikan mengkombinasikan, mengatur memodifikasi, mendisain, mengintegrasikan, mengorganisir,

mengkompilasi, m engarang, menciptakan, m enyusun kembali, menulis kembali, merancang, m erangkai, merevisi, m enghubungkan, merekonst ruksi, menyimpulkan, mempolakan

6. Evaluasi Kemampuan mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan atau krit eria.

Contoh: M embandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jaw aban.

M engkaji ulang, membandingkan,

menyimpulkan, mengkrit ik, mengkontraskan, mempert entangkan menjustifikasi,

mempertahankan, mengevaluasi, membukt ikan, memperhitungkan,

menghasilkan, menyesuaikan, mengkoreksi, melengkapi, menemukan.

Ranah Afekt if m encakup segala sesuatu yang t erkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat ,minat , motivasi, dan sikap. Lima kat egori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.

RANAH AFEKTIF – SIKAP (ATTITUDE)

No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci

1. Penerimaan Kemampuan unt uk m enunjukkan atensi dan penghargaan

t erhadap orang lain

Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat nama seseorang

menanyakan, mengikut i, memberi, menahan / mengendalikan diri, m engident ifikasi,

memperhat ikan, menjawab.

2. Responsif Kemampuan berpart isipasi akt if dalam pembelajaran dan selalu

(5)

t ermot ivasi unt uk segera bereaksi dan mengambil t indakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas

memilih, menyajikan, mempresent asikan, melaporkan, menceritakan, menulis, menginterpretasikan, menyelesaikan, mempraktekkan.

3. Nilai yang dianut (Nilai diri)

Kemampuan m enunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yang baik dan kurang baik t erhadap suatu kejadian/ obyek, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku.

Contoh: M engusulkan kegiatan Corporat e Social Responsibilit y sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.

M enunjukkan, mendemonstrasikan, memilih, m embedakan, mengikuti, memint a,

memenuhi, menjelaskan, membentuk, berinisiat if, melaksanakan, memprakarsai, menjustifikasi, mengusulkan, melaporkan , menginterpretasikan, membenarkan, menolak, menyatakan / mempertahankan pendapat ,

4. Organisasi Kemampuan m embent uk sist em nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai.

Contoh: M enyepakati dan ment aat i etika profesi, mengakui

perlunya keseimbangan antara kebebasan dan t anggung jawab

M entaat i, mematuhi, merancang, mengatur, mengident ifikasikan, mengkombinasikan, mengorganisisr, merumuskan, menyamakan, mempertahankan, menghubungkan,

mengintegrasikan, menjelaskan, mengait kan, menggabungkan, memperbaiki, menyepakati,

m enyusun, menyempurnakan, menyatukan pendapat , menyesuaikan, melengkapi, membandingkan, memodifikasi 5. Karakt erisasi Kemampuan m engendalikan

perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan int rapersonal, int erpersonal dan social. Contoh: M enunjukkan rasa percaya diri ket ika bekerja sendiri, kooperat if dalam akt ivitas kelompok

M elakukan, melaksanakan, m emperlihatkan membedakan, memisahkan, menunjukkan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasi, mempraktekkan, mengusulkan, merevisi, memperbaiki, membatasi, mempertanyakan, mempersoalkan, menyat akan, bert indak, M embuktikan, mempertimbangkan.

(6)

RANAH PSIKOM OTORIK – KETRAM PILAN (SKILLS)

No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci

1. Persepi Kemampuan menggunakan saraf sensori dalam

menginterpretasikan nya dalam memperkirakan sesuatu

Contoh: menurunkan suhu AC saat merasa suhu ruangan panas

M endeteksi, m empersiapkan diri, memilih, menghubungkan, menggambarkan,

mengident ifikasi, mengisolasi, membedakan menyeleksi,.

2. Kesiapan Kemampuan unt uk

mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi, dalam

menghadapi sesuatu. Contoh: melakukan pekerjaan sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekurangan seseorang.

M emulai, mengawali, memprakarsai,

membant u, memperlihat kan mempersiapkan diri, menunjukkan, mendemonstrasikaan.

3. Reaksi yang diarahkan

Kemampuan unt uk memulai ket rampilan yang kompleks dengan bantuan / bimbingan dengan meniru dan uji

coba.Contoh: M engikut i arahan dari instruktur.

M eniru, ment rasir, mengikut i, mencoba, mempraktekkan, mengerjakan, membuat , memperlihat kan, memasang, bereaksi, menanggapi.

4. Reaksi natural (mekanisme)

Kemampuan unt uk melakukan kegiatan pada t ingkat

ket rampilan ahap yang lebih sulit. M elalui tahap ini

diharapkan sisw a akan terbiasa melakukan tugas rutinnya. Contoh: menggunakan computer.

M engoperasikan, m embangun, memasang, m embongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, merakit , mengendalikan, mempercepat , memperlancar, mempert ajam, menangani.

5. Reaksi yang kompleks

Kemampuan unt uk melakukan kemahirannya dalam melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan, ket epatan, efsiensi dan efekt ivit asnya. Semua tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat, t anpa ragu.

Contoh: Keahlian bermain piano.

M engoperasikan, m embangun, memasang, membongkar, memperbaiki, melaksanakan sesuai standar, mengerjakan, menggunakan, merakit , mengendalikan, mempercepat , memperlancar, mencampur, mempertajam, menangani, mngorganisir, membuat draft / sketsa, mengukur

6. Adaptasi Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola

(7)

sesuai dengan yang dbut uhkan, Contoh: M elakukan perubahan secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak t erduga tanpa merusak pola yang ada.

kembali, memodifikasi.

7. Kreativit as Kemampuan unt uk menciptakan pola baru yang sesuai dengan kondisi/ situasi tert entu dan juga kemampuan mengat asi masalah dengan mengeksplorasi

kreat ivitas diri. Contoh:

membuat formula baru, inovasi, produk baru.

M erancang, membangun, m enciptakan, mendisain, memprakarsai,

mengkombinasikan, membuat, menjadi pioneer

Revisi Taksonomi Bloom

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognit ivisme memperbaiki t aksonom i Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan t ersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognit if. Revisi tersebut meliputi:

1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja unt uk set iap level t aksonomi.

2. Perubahan hampir t erjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan t erendah hingga t ert inggi. Perubahan mendasar t erletak pada level 5 dan 6. Perubahan-perubahan t ersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Pada level 1, know ledge diubah menjadi rem embering (mengingat).

 Pada level 2, comprehension dipert egas menjadi underst anding (memahami).

 Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).

 Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).

 Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 t etapi dengan perubahan mendasar, yaitu creat ing (mencipta).

 Pada level 6, Evaluat ion turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan evaluating (menilai). Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathw ohl pada ranah kognit if terdiri dari enam level: remembering

(mengingat ), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluat ing (menilai) dan creating (mencipt a). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan t ujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.

Taksonomi Bloom baru vers i Kr eat hwohl pada

r anah kognit if t er d ir i d ar i enam level:

r emember ing ( menginga t ) , und ers t and ing

( memahami) , applying ( mener apkan) , analyz ing

( menganalis is , mengur ai) , evalua t ing ( menilai)

(8)

Perubahan istilah dan pola level t aksonomi bloom dapat digambarkan sebagai berikut:

Sama dengan sebelum revisi, tiga level pert ama (terbawah) merupakan Low er Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikut nya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan piramida di atas, secara logika adalah sebagai berikut :

- Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya t erlebih dahulu - Sebelum kita menerapkan maka kit a harus memahaminya t erlebih dahulu

- Sebelum kita menganalisa maka kit a harus menerapkannya dulu - Sebelum kita mengevaluasi maka kit a harus menganalisa dulu

- Sebelum kit a berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kit a harus mengingat , memahami,

mengaplikasikan, menganalisis dan m engevaluasi.

(9)

itu sebenarnya cocok untuk proses pembelajaran yang terint egrasi. Krit ik lain mengatakan bahwa higher level (M enganalisa, mengevaluasi dan mencipta) sebenarnya bersifat setara sehingga bentuk segitiga menjadi sepert i di bawah ini. (Anderson and Krat hwohl, 2001; dalam Wikipedia)

Hingga saat ini ranah afekt if dan psikomot orik belum mendapat perhatian. Skill menekankan aspek psikomot orik yang membutuhkan koordinasi jasmani sehingga lebih t epat dipraktekkan bukan dipelajari. Att itude juga merupakan fakt or yang sulit diubah selama proses pembelajaran karena at t it ude terbent uk sejak lahir. M ungkin itulah alasan mengapa revisi baru dilakukan pada ranah kognit if yang difokuskan pada know ledge.

Bagaimana Cara M enggunakan Taksonomi Bloom?

Dalam kait annya dengan tugas pengajar/ w idyaiswara dalam menyusun kurikulum, pemilihan kata kerja kunci yang t epat memegang peranan pent ing dalam menjelaskan tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar konsep materi tersampaikan secara effektif. Kata kerja kunci t ersebut merupakan acuan bagi inst ruktur dalam menent ukan kedalaman penyampaikan mat eri, apakah cukup memahami saja, mendemonst rasikan, menilai, dan sebagainya.

Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

1. Tent ukan t ujuan pembelajaran

2. Tent ukan kompet ensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah peningkatan know ledge, skills at au att itude. Dalam hal ini perlu dipert imbangkan karakt eristik mata diklat , dan peserta didik

3. Tent ukan ranah kemampuan int elektual sesuai dengan kompetensi pembelajaran.

a. Ranah kognit if : Tent ukan t ingkat an taksonomi,

apakah pada t ingkatan M engingat,

M emaham i,M enerapkan, M enganalisis, M enilai, M embuat .

b. Ranah Psikomot orik : Kat egorikan ranah tersebut ,

Pemilihan ka t a ker ja kunci ya ng

t epat memegang peranan pent ing

dalam menjelaskan t ujuan

pr ogr am d iklat , kompet ensi

dasar d an ind ika t or pencapaia n

agar konsep ma t er i t er sampaikan

(10)

apakah t ermasuk Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan, Reaksi natural (mekanism e), Adaptasi, Reaksi yang kompleks Kreat ivit as.

c. Ranah Afekt if: Kat egorikan ranah t ersebut , apakah t ermasuk penerimaan, Responsif, Nilai yang dianut (Nilai diri), Organisasi dan Karakterisasi.

4. Gunakan kat a kerja kunci yang sesuai, unt uk menjelaskan inst ruksi kedalaman materi, baik pada t ujuan program diklat, kompet ensi dasar dan indikator pencapaian.

5. Sebagai tambahan, untuk penerapan t aksonomi bloom dalam ranah kognitif, dapat dit entukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan mengacu pada Bloom ’s Cognit ive Wheel. Pilihan m edia pembelajaran ini dapat dilihat pada lingkaran t erluar yang berwarna hijau.

Walaupun Bloom ’s Cognit ive Wheel ini belum direvisi, namun masih dapat dijadikan acuan mengingat perubahannya yang tidak terlalu signifikan. Untuk lebih jelasnya penerapan taksonomi bloom ini dapat dilihat dalam Bloom ’s Cognit ive Wheel berikut ini.

Berikut ini adalah penjelasan dan pilihan kata kerja kunci dari ranah kognitif yang telah direvisi.

REVISI RANAH KOGNITIF - PENGETAHUAN (KNOW LEDGE)

No. Kat egori Penjelasan Kata kerja kunci

1. M engingat Kemampuan menyebut kan kembali informasi /

penget ahuan yang t ersimpan dalam ingatan. Contoh: menyebutkan art i t aksonomi.

M endefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat , mengenali, menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurut kan, menamai, menempatkan, menyebut kan. 2. M emahami Kemampuan memahami

inst ruksi dan menegaskan

M enerangkan, menjelaskan,

(11)

pengert ian/ makna ide atau konsep yang t elah diajarkan baik dalam bent uk lisan, t ert ulis, maupun grafik/ diagram Contoh : M erangkum mat eri yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri

menyatakan kembali, menafsirkan, mengint erpretasikan, mendiskusikan, menyeleksi, mendet eksi, melaporkan, menduga, mengelompokkan, memberi contoh, merangkum menganalogikan, mengubah, memperkirakan.

3. M enerapkan Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam sit uasi tetent u. Cont oh: M elakukan proses pembayaran gaji sesuai dengan sist em berlaku.

M emilih, menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan,

mendemonstrasikan, memodifikasi, mengint erpretasikan, menunjukkan, membukt ikan, menggambarkan, mengoperasikan, menjalankan

memprogramkan, memprakt ekkan, memulai. 4. M enganalisis Kemampuan memisahkan

konsep kedalam beberapa komponen dan mnghubungkan satu sama lain untuk

memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara ut uh. Contoh: M enganalisis penyebab

meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.

M engkaji ulang, membedakan, membandingkan, mengkont raskan,

memisahkan, menghubungkan, menunjukan hubungan ant ara variabel, memecah menjadi beberapa bagian, menyisihkan, menduga, mempertimbangkan mempert entangkan, menat a ulang, mencirikan, mengubah

st rukt ur, melakukan pengetesan, mengint egrasikan, mengorganisir, mengkerangkakan.

5. M engevaluasi/ menilai

Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, krit eria atau patokan t ert ent u

Contoh: M embandingkan hasil ujian sisw a dengan kunci jawaban.

M engkaji ulang, mempertahankan,

menyeleksi, mempert ahankan, mengevaluasi, mendukung, menilai, menjustifikasi,

mengecek, mengkrit ik, memprediksi, membenarkan, menyalahkan.

6. M encipta Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bent uk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuat u yang orisinil. Contoh: M embuat kurikulum dengan

mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber

M erakit , merancang, menemukan, mencipt akan, memperoleh,

(12)

Penutup

Demikian sedikit uraian mengenai t aksonomi bloom, dan u ntuk memudahkan para penyusun kurikulum dalam memilih kata kerja yang sesuai t erkait dengan tujuan program, kompetensi dasar dan indikator pencapaian, berikut ini adalah daftar pilihan kata kerja yang dapat digunakan dalam ranah kognit if (know ledge). Selamat membuat kurikulum, semoga bermanfaat!

Daftar cont oh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognit if

M engetahui M emahami M engaplikasikan M enganalisis M engevaluasi M embuat

M engut ip M enyebut kan M enjelaskan M enggam bar M embilang M engident if ikasi M endaft ar M enunjukkan M emberi label M emberi indeks M em asangkan

M em perkirakan M enjelaskan M engkat ego rikan M encirikan M erinci M engasosiasikan M em bandingkan M enghitung M engkont raskan M engubah M em pert ahankan M enguraikan M enjalin M em bedakan M endiskusikan M enggali M enco ntohkan M enerangkan M engem ukakan M em polakan M em perluas M enyim pulkan M eram alkan M enyesuaikan M engkalkulasi M em odifikasi M engklasifikasi M enggam barkan M enggunakan M enilai M elatih M enggali M engem ukakan M engadapt asi M enyelidiki M engo perasikan M em persoalkan M engkonsepkan M ensim ulasikan M em ecahkan M enom inasikan M endiagram kan M engko relasikan M erasio nalkan M enguji M encerahkan M enjelajah M embagankan M enyim pulkan M enem ukan M enyim pulkan M enilai M empert ahankan M em erinci M empro yeksikan

(13)

DAFTAR PUSTAKA :

Benjamin Bloom–New World Encyclopedia ,from htt p:/ / new w orldencyclopedia.org/ entry/ Benjamin diakses t anggal 13 September 2011.

Berbagi Ilmu-Taksonomi Bloom, dari ht tp:/ / endang965.w ordpress.com/ 2009/ 03/ 18/ taksonomi-blo diakses t anggal 14 September 2011.

Bloom’s Taxonomy–Emerging Perspect ives on Learning, Teaching and Technology, from ht tp:/ / project s.coe.uga/ epit t / ?t it le=Bloom_taxonomy, diakses tanggal 14 Sept ember 2011.

Bloom's Taxonomy [image]. (2008),from: htt p:/ / w w w .t hecaepepreschool.com/ bloomspop.ht ml, di t anggal 13 September 2011.

Bloom’s Taxonomy of Learning Domains, The Three Types of Learning – Big Dog & Lit t le Dog Perform Juxt aposit ion from htt p:/ / w w w .nw link.com/ ~donclark/ hrd/ bloom.ht ml, diakses t anggal 17 Septem

Bloom’s Taxonomy–Wikipedia, t he free encyclopedia from ht tp:/ / en.w ikipedia.org/ w iki/ Bloom , dia t anggal 17 September 2011.

Revisi Taksonomi Bloom at au Revised Bloom Taxonomy, dari

ht t p:/ / w w w .hilman.w eb.id/ post ing/ blog/ 852/ revisi-t aksonomi-bloom, diakses tanggal 18 Sept emb

Taksonomi Bloom -Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,dari

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan

Hasil penelitian ini adalah secara keseluruhan, hotel dengan tariff tinggi lebih mengutamakan kegiatan Customer Relationship Management (CRM) baik dari sisi

Nous am´e- liorons substantiellement les constantes num´eriques intervenant dans les ´enonc´es existants pour le cas de deux logarithmes, obtenus avec la m´ethode de Baker ou bien

Hubungan persepsi kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa fakultas psikologi. Universitas

Untuk mencapai tingkst efisiensi tersebut perusahaan perlu mengetahui aktivitas yang memberi nilai tambah ( value added ) maupun aktivitas yang tidak member nilai

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Menurut Zakiyudin (2011:15), sistem informasi manajemen (management information system) adalah suatu sistem informasi manajemen menggambarkan ketersediaan suatu rangkaian

Mengacu pada Tabel 1 maupun Gambar 6, terlihat bahwa semakin rendah tingkat pengayaan bahan bakar, maka dibutuhkan teras yang lebih tinggi untuk mencapai teras