• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSIS PENYUNTIKAN BERBEDA AYAM HUTAN HIJAU JANTAN DENGAN AYAM KAMPUNG BETINA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IB TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOSIS PENYUNTIKAN BERBEDA AYAM HUTAN HIJAU JANTAN DENGAN AYAM KAMPUNG BETINA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IB TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS SKRIPSI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 1|| DOSIS PENYUNTIKAN BERBEDA AYAM HUTAN HIJAU JANTAN DENGAN AYAM

KAMPUNG BETINA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IB TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan (S.Pt)

Pada Program Studi Peternakan UNP Kediri

Oleh:

MOHAMAD YAMIN BAHRENI NPM : 09.1.04.01.0005

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2014

(2)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

(3)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

(4)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 4||

DOSIS PENYUNTIKAN BERBEDA AYAM HUTAN HIJAU JANTAN

DENGAN AYAM KAMPUNG BETINA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI

IB TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS

MOHAMAD YAMIN BAHRENI

NPM : 09.1.04.01.0005

Fakultas Peternakan - Program Studi Peternakan

Peternakan.fp@unpkediri.ac.id

Dosen Pembimbing 1: Sapta Andaruisworo,S.Pt.M.MA,

Dosen Pembimbing 2: Dr. Fitriani,S.Pt.MP

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Dosis Penyuntikan Berbeda Ayam Hutan Hijau Jantan Dengan Ayam Kampung Betina Menggunakan Teknologi IB Terhadap Fertilitas Dan Daya Tetas.Skripsi. Fakultas Peternakan. Program Studi Peternakan. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Pembimbing I: Sapta Andaruisworo, S.Pt. M.MA. Pembimbing II: Dr. Fitriani, S.Pt.MP.

Penelitian ini dilaksanakan di rumah Bpk. Kasan, Ds Jatiprahu, Kec.Karangan, Kab.Trenggalek, yang berlangsung pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dosis Penyuntikan Berbeda Ayam Hutan Hijau Jantan Dengan Ayam Kampung Betina Menggunakan Teknologi IB Terhadap Fertilitas Dan Daya Tetas. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan dimana setiap ulangan terdiri dari 4 ekor ayam Kampung Betina Produksi. Dengan perlakuan yaitu Kandang A (Penyuntikan dengan dosis 0,05ml), Kandang B (Penyuntikan dengan dosis 0,1ml), Kandang C (Penyuntikan dengan dosis 0,2ml), Kandang D (Penyuntikan dengan dosis 0,3ml) dengan analisa Chi Quadrat dan dilanjutkan dengan Kontigensi dan Uji Korelasi ®

Chi Kuadrat hitung Fertilitas lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel (0,040 < 7,815), dan Chi Kuadrat hitung Daya Tetas juga lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel (0,0401 < 7,815). Jadi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terbukti dosis penyuntikan yang berbeda tidak mempengaruhi tingkat Fertilitas dan Daya Tetas telur hasil IB ayam Hutan Hijau Jantan dengan Ayam Kampung betina.

Kesimpulannya adalah Fertilitas telur hasil percobaan tertinggi pada kandang A 76,92% dengan dosis penyuntikan 0,05ml, dan daya tetas telur tertinggi hasil percobaan juga terdapat pada kandang A dengan tingkat daya tetas 85 % dosis penyuntikan 0,05ml.

Kata Kunci : Ayam Hutan Hijau Jantan, Ayam Kampung Betina, Teknologi Ib, Fertilitas, Daya Tetas.

(5)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 5|| 1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan usaha ternak pada komoditas-komoditas yang telah umum dilakukan sebagai penghasil utama daging, telur, susu, kulit dan sebagainya perlu terus didorong. Di samping produk-produk tersebut, belakangan telah berkembang usaha ternak yang lebih menekankan kepada fungsi komoditas untuk kesayangan/hiasan (pet animal). Saat ini di beberapa kota besar telah banyak bermunculan toko (tempat penjualan) yang khusus menjual beraneka ragam jenis hewan untuk hewan kesayangan/kesenangan keluarga, seperti kucing (berbulu indah), anjing (kerdil dan berbulu indah), ayam kate, burung dengan bulu indah dan suara merdu, ular, kura-kura, dan masih banyak jenis-jenis yang lain. Salah satu yang termasuk ke dalam golongan ternak hias/kesayangan dan sudah banyak disukai orang adalah ayam Bekisar yaitu ayam hasil persilangan antara ayam Hutan Hijau jantan (Gallus varius) dengan ayam Kampung betina (Gallus domesticus). Ayam Hutan adalah salah satu satwa liar yang mungkin dapat dibudidayakan akan tetapi sukarnya ayam Hutan dalam berkembang biak merupakan salah satu masalah yang akan dihadapi jika akan dibudidayakan. Hasil penelitian Nurdiani (1996) selama 90 hari terhadap lima pasang ayam Hutan menunjukkan bahwa ayam Hutan yang dipelihara di dalam kandang

tidak pernah melakukan perkawinan walaupun telah disangkarkan bersama setelah enam bulan. Hal ini terjadi diduga ayam Hutan tersebut masih mengalami stress karena pengandangannya sehingga menurunkan fungsi system reproduksinya. Dengan demikian menyilangkan kedua jenis ayam tersebut relatif tidak mudah, memerlukan metode tertentu dan sedikit ketrampilan.

Bila keadaan demikian berlanjut terus maka dapat mengganggu populasi ayam hutan di alam, sehingga perlu dipikirkan upaya untuk melakukan konservasi bagi ayam Hutan agar pembentukan ayam Bekisar dapat berlangsung terus.

Berdasarkan hal diatas untuk mengatasi keterbatasan pejantan ayam Hutan dan sulitnya penampungan semennya maka kami melakukan penelitian Dosis Penyuntikan Yang Berbeda Pada Persilangan Ayam Hutan Hijau Jantan Dengan Ayam Kampung Betina Menggunakan Teknologi IB Terhadap Fertilitas Dan Daya Tetas.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 4 Perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagaai berikut:

(6)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 6|| A = Terdiri 4 kandang individu (4

ekor/kandang) dosis penyuntikan (0,05ml)

B = Terdiri 4 kandang individu (4 ekor/kandang) dosis penyuntikan (0,1ml)

C = Terdiri 4 kandang individu (4 ekor/kandang) dosis penyuntikan (0,2ml)

D = Terdiri 4 kandang individu (4 ekor/kandang) dosis penyuntikan (0,3ml)

A,B,C,D = Kandang Perlakuan

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisa Chi Quadrat dan dilanjutkan dengan Kontigensi dan Uji Korelasi (R). Rumus : k X2= ∑ (f 0 - fh )2 I=I F n Dimana : 3. X2 = Chi kuadrat

4. f0 = Frekuensi yang diobservasi

fn = Frekuensi yang diharapkan

(Sugiono, 2011)

III. Hasil dan Kesimpulan

Hasil pemeriksaan semen segar ayam Hutan Hijau setelah penampungan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Rataan kualitas semen ayam Hutan Hijau

Rataan volume semen ayam Hutan Hijau per-ejakulasi yang di ambil selama penelitian mempunyai rataan sebesar 0,15+0,05 ml. Volume semen ayam Hutan Hijau ini sedikit karena semen yang di

peroleh kental. Kemungkinan dalam hal ini adalah, karena pada saat ayam Hutan Hijau jantan mengalami ejakulasi semen yang di tampung tidak bercampur dengan cairan limpa maupun dengan feses. Tinggi

No Parameter Pengamatan

Nilai

1 Volume (ml) 0,15+0,05 2 Warna Putih sampai

dengan putih keruh 3 pH 7 4 Konsistansi Kental 5 Bau Amis 6 Motilitas masa (+) + 7 Motilitas individu (%) 45 % 8 Spermatozoa hidup (%) 30 %

(7)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 7|| rendahnya volume semen yang didapat

tersebut dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain; usia ayam Hutan Hijau, pakan yang diberikan, performans ayam Hutan Hijau, kesehatan, serta tingkat kebiasaan ayam Hutan Hijau untuk diambil spermanya.

Warna semen yang di dapat pada saat penampungan adalah berwarna putih sampai putih keruh atau krem dengan konsistensi semen tersebut kental serta berbau amis, sama halnya yang di dapat Utami (1995) pada ayam lokal yaitu berwarna putih susu sampai krem dan berkonsistensi kental. Semen yang berwarna coklat serta kehijauan berindikasi bahwa telah terkontaminasi dengan feses (Toelihere, 1981).

Rataan derajat keasaman (pH) semen yang diperoleh selama penelitian menunjukkan pH 7,0 diukur dengan menggunakan kertas lakmus. Derajat keasaman pH ayam Hutan Hijau sama dengan pH semen ayam lokal yaitu 7,0 ( Petrus, 2001)

Persentase motilitas spermatozoa ayam Hutan Hijau yaitu 45 %. Semen tersebut masih termasuk dalam kategori cukup. Solihati dkk (2008) menyatakan bahwa, motilitas yang harus dimiliki sebelum IB adalah sebesar 40%, dan motilitas bukan indicator penting yang secara langsung menunjukkan kapasitas fertilisasi (Hafez, 1993)

Tetapi motilitas dapat dipakai sebagai patokan paling sederhana dalam penilaian kualitas semen untuk inseminasi buatan (Toelihere, 1981), meskipun “sperm quality index” ( SQI) yang merupakan indikasi dari kualitas semen secara keseluruhan (Parker dkk, 2000) sangat ditentukan oleh motilitas, konsentrasi dan viabilitas sperma (McDaniel dkk, 1998). Motilitas spermatozoa itu sendiri adalah kemampuan sperma dalam bergerak dengan tepat menuju sel telur (Wiliam, dkk 1993)

Persentase spermatozoa hidup dalam semen segar yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 30 %. Memang jika melihat dari persentase diatas maka dapat dikatakan spermatozoa tersebut kurang baik,

(8)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 8|| akan tetapi hal ini ternyata dalam kenyataan

berbanding terbalik dengan hasil IB yang di lakukan yaitu dilihat dari tingkat fertilitas dan daya tetasnya, ternyata cukup tinggi, kemungkinan penurunan persentase ini terjadi karena selama proses uji laboratorium yang dilakukan banyak sekali terkendala teknis yaitu, jarak yang jauh antara laboratorium dengan lokasi pengambilan semen, penurunan suhu yang ekstrim ketika di bawa menuju laboratorium dan ketika di lakukan penelitian. Kasetyaningtyas (1999) mengemukakan persentase motilitas individu spermatozoa mengalami penurunan akibat proses adaptasi dari spermatozoa dengan bahan pengencer dan proses pendinginan yang berlangsung dapat mempengaruhi aktivitas metabolism spermatozoa. Supriatna (1993) juga menyatakan bahwa akibat proses adaptasi sel spermatozoa terhadap konsentrasi bahan pengencer dapat mengakibatkan gangguan permaebilitas membrane, menurunkan aktivitas metabolism sel, kerusakan sel dan menurunkan motilitas individu spermatozoa. Perhitungan presentase spermatozoa hidup

dilakukan dengan cara meneteskan semen ayam Hutan Hijau segar keobyect glass diberi larutan eosin negrosin setelah itu ditutup dengan cover glass dan diteropong memakai mikroskop dengan pembesaran 10x40 kali. Selanjutnya dihitung spermatozoa antara yang hidup dan yang mati, kalau yang mati terlihat menyerap warna sedangkan yang hidup tidak menyerap warna, spermatozoa yang normal mempunyai presentase semen hidup segar kira-kira 80 % (Toelihere, 1993).

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

2. Penggunaan Dosis Penyuntikan Berbeda tidak berpengaruh terhadap tingkat Fertilitas dan Daya Tetas telur hasil IB ayam Hutan Hijau Jantan dengan Ayam Kampung betina.

(9)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 9|| IV. Daftar Pustaka

Anonimous, 1991. Mencetak Aneka Bekisar.Bonus Trubus. September XXII (262).

Anonimous. 1998 Inseminasi Buatan Pada Ayam Buras. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Jakarta

Anonimous, 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_be kisar 03 Sep. 2013 21:42D

Bahr, J.M and M.R.Bakst,1987. Poultry in Hafez, E.S.E Reproduction in Farm Animal. 5th ed. Lea and Febiger Philadelphia PP.379-395.

Brillard, J.P 1993. Sperm Storage and Transport Following Natural mating and artificial insemination. J. Poult.Sci.

Bulu, P.M. 2001. Studi Banding Kualitas Semen antara Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) dan Ayam Lokal (Gallus domesticus). Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Craw Ford, R.D. 1984. Domestic Fowl in: Evolution of Domesticated Animals,I.L, Mason (editor). Longman Group Ltd. London and New York. Garner,D.L.and E,S.E. Hafezz acoo.

Spermatozoa and seminal plasma In: Reproduction in farm Animals. 7th ed.

E.S.E Hafez (ed) Lea &Febiger, Philadelphia. PP:96-125.

Hardiyanto, 1993. Pengaruh Semen Ayam Segar Setelah diencerkan dan Disimpan Melalui Inseminasi Buatan

Terhadap Fertilitas dan Kematian Embrio Telur Ayam Kampung. J. Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 3(4):47-56.

Hendiwirawan, E. 1999. Pelestarian Ayam Hutan Melalui Pembentukan Ayam Bekisar Untuk Ternak Kesayangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak, Bogor.

Hutt, F.B.1949. Genetics of the fowl. MC. GrawtHill Book CO, Inc.,New York. Toronto, London.

Iskandar, S.2007. Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Lokal. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bogor. Iskandar, S.S Sastrodihardjo dan Dharsana,

1997. Reproduksi Ayam Buras Menggunakan Teknologi Inseminasi Buatan. Ringkasan Hasil – hasil Penelitian Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor.

Mansjoer, S. S. 1987. Habitat dan performans ayam hutan di Indonesia. Media Peternakan 12 : 1- 7.

Mansjoer, S.S. 1985. Pengkajian sifat-sifat produksi ayam kampong serta persilangannya dengan ayam Rhode Island Red. Disertasi Pasca Sarjana-IPB. Bogor.

Murtidjo, B.A. 2005. Mengelola Ayam Buras.Yogyakarta. Penerbit.Kanisius. Neisheim, M.C.RE. Austic and E. C leislie,

1979. Poultry 12 th.ed. lea and Febiger. Philadelphia. Pp. 16-57. Nort, O.M 1984. Commercial Chiken

Production Manual. 3th ed. Avi Publishing Company. Inc. Westport, Connecticut.

(10)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 10|| Nurdiani, N. 1996. Studi Perilaku Seksual

dan Hubungan Pola Hormonal dengan beberap nilai Hematologis Ayam HUtan Hijau Jantan.

Ostashko et al, 1977 dalam Surai, P.E and Wishart, G.J, 1996. Poultry Artificial Insemination Technology In The Countries Of The Former USSR. World’s Poultry Science Journal. Vol.52(1).

Partodihardjo, S, 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Fakultas kedokteran Veteriner. Jurusan Reproduksi. IPB. Bogor.

Pratama,G.S. 2011. Karakteristik Semen Ayam Arab Pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor.

Rasyaf, M. 1998. Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadya. Jakarta.

Ridwan dan Rusdin. 2008. Konservasi Semen Ayam Buras Menggunakan Berbagai Pengencer Terhadap Fertilitas Dan Periode Fertil Spermatozoa Pasca Inseminasi Buatan. Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Palu.

Ridwan. 2008. Pengaruh Jenis Pengencer Semen Terhadap Motilitas, Abnormalitas, dan Daya Tahan Hidup Spermatozoa Ayam Buras Pada Penyimpanan Suhu 5º C. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Taduloko. Palu.

Sarwono, B. 1991. Beternak Ayam Buras. Cetakan ke 3. Penebar Swadaya, Jakarta.

Shaw. 1798. Ayam Hutan Hijau.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam-hutan_hijau. Solihati N, Ruhijat Idi, Rangga Setiawan,

I.Y. Asmara, Bayu I. Sujana. 2006 Pengaruh Lama Penyimpanan Semen Cair Ayam Buras pada Suhu 5 0C terhadap Periode Fertil dan Fertilitas Sperma Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Bandung. Steele, M.G and G.J. Wishart.1996.

Demonstration that the removal of sialic acid From the surface of chicken spermatozoa impedes their transuaginal migration. Theriogenology 46:1037-1044.

Steel R.G.D dan Hames H.T 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sturkie, P.D.1986. Reproduction in the Famele and Reproduction in the Male dalam P.D. Sturkie (Ed) Avian Physiology. New York. 4th (ed) Springer Verlag.

Sudiro, F. 1993. Aneka Ayam Hias dan Piaraan. Kanisius. Yogyakarta.

Sugiono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Supriatna, E.U. Atmomorsono. Dan R. Kartasujana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta. Sutiyono. Riyadi, S dan Kismiati, S. 2006.

Fertilitas dan Daya tetas Telur dari Ayam Petelur Hasil Inseminasi buatan menggunakan semen Ayam Kampung yang Diencerkan dengan bahan berbeda, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

(11)

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Mohamad Yamin Bahreni | 09.1.04.01.0005

Fak Peternakan – Prodi Peternakan simki.unpkediri.ac.id || 11|| Tanaka, K.;T.Wada; O, Koga; Y. Nishio and

F. Hertalanty. 1994. Chick Production By In Vitro Fertilizization Of the Fowl Ovum. J Repord. Fert. Volume 100.P. 447-447.

Tarigan, N. dan Hermanto, S. 1991. Bekisar

: Pemeliharaan dan

Pengembangbiakan secara Modern. Kanisius. Yogyakarta. London.

Toelihere, M.R, 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung. Anggota IKAPI. Jawa Barat

Toelihere, M.R, 1981. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung.

Udjianto, A dan Purnama, R.D. 2004. Inseminasi Buatan Pada Ayam Buras Dengan Metode Deposisi Intra Uterine. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Wayan B, dan Desak. D.I.L. 2013. Konsentrasi Spermatozoa Dan Motilitas Spermatozoa Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) Laboratorium Teknologi Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Widya A, Kustono, Widayati D.T, Bintara S, dan Ismaya. 2013. Pengaruh Dosis Sperma Yang Diencerkan Dengan Nacl Fisiologis Terhadap Fertilitas Telur Pada Inseminasi Buatan Ayam Kampung. Fakultas Peternakan. Universitas Gajahmada. Yogyakarta.

Yuwanta, T, 1995. Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada ternak Unggas. Perencanaan dan tatalaksana pembibitan Unggas. Universitas Gajah mada. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

telah mendorong penjualan lahan-lahan masyarakat yang berdekatan dengan sungai dan beralih profesi sebagai penambang pasir. Kepentingan dari masyarakat melalui aktifitas

Sebagaimana kita ketahui bahwa kekhasan PAK membuat PAK berbeda dengan mata pelajaran lain, yaitu PAK menjadi sarana atau media dalam membantu peserta didik berjumpa dengan Allah

Perbedaan dari kedua link ini adalah link registrasi digunakan sebagai form registrasi, peserta yang mendaftar secara otomatis akan mendapatkan email berupa link zoom,

Menurut aluyo !'##&#34;)5 4ika protein dihidrolisis oleh bakteri akan tampak  Menurut aluyo !'##&#34;)5 4ika protein dihidrolisis oleh bakteri akan tampak  ona 4ernih di

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, distribusi obat-obatan merupakan

Namun, informasi tersebut memang termasuk dalam laporan, yang mungkin menginformasikan asesmen atau keputusan yang dibuat oleh para pemangku kepentingan atau mendukung

Dengan telah berakhirnya masa pendidikan Magister saya, pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih

Alhamdulillah, rasa syukur penulis kepada Allah SWT, karena rahmat dan karunia Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis pemeliharaan peralatan dan