• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struma Nodusa Toksik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struma Nodusa Toksik"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I TINJAUAN

TINJAUAN PUSTAPUSTAKAKA

1.1 Struktur Anatomi dan Histologi Kelenjar Tiroid 1.1 Struktur Anatomi dan Histologi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak di leher, antara fasia koli media dan fasiaprevertebralis Kelenjar tiroid terletak di leher, antara fasia koli media dan fasiaprevertebralis melekat pada trakea sambil melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat

melekat pada trakea sambil melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat

lingkaran. Keempat kelenjar pada tiroid umumnya terletak pada permukaan belakang lingkaran. Keempat kelenjar pada tiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid. Arteri karotis komunis, a. jugularis interna dan n. vagus terletak

kelenjar tiroid. Arteri karotis komunis, a. jugularis interna dan n. vagus terletak  bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tir

 bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak dioid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Perdarahan kelenjar tiroid yang

dorsal tiroid sebelum masuk laring. Perdarahan kelenjar tiroid yang kaya berasal darikaya berasal dari empat sumber yaitu kedua a.

empat sumber yaitu kedua a. karutis eksterna (a. tiroidea superior) dan keduakarutis eksterna (a. tiroidea superior) dan kedua a. brakhialis (a. tiroidea

a. brakhialis (a. tiroidea inferior).inferior).11

ambar 1.1 Anatomi kelenjar tiroid ambar 1.1 Anatomi kelenjar tiroid

(2)

Kelenjar tiroid terdiri dari nodula!nodula yang tersusun dari folikel!folikel Kelenjar tiroid terdiri dari nodula!nodula yang tersusun dari folikel!folikel ke"il yang dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan jaringan ikat. #olikel! ke"il yang dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan jaringan ikat. #olikel! folikel tiroid dibatasi oleh epitel kubus dan lumennya terisi oleh koloid.Kelenjar  folikel tiroid dibatasi oleh epitel kubus dan lumennya terisi oleh koloid.Kelenjar  ti

tiroiroid d menmengangandung $ dung $ tiptipe e sel utamsel utama a yaiyaitutu thyrthyroid follioid follicular cellscular cells dandan  C cells  C cells (par

(parafollafollicular icular cells)cells). . %el %el fofolilikukulalar r memengnggungunakaakan n ioiodidine ne dadari ri dadararah h ununtutuk k  me

membmbuat uat hohormrmoneone, , yayang ng memembmbanantu tu memereregugulalasi si memetatabobolilismsme e tutubuhbuh. . %e%ell  parafolikular membuat

 parafolikular membuat "al"itonin, suatu "al"itonin, suatu hormone hormone yang yang membantu meregulasikanmembantu meregulasikan  bagaimana tubuh menggunakan kalsium.

 bagaimana tubuh menggunakan kalsium.11

1.2 Fisiologi Kelenjar Tiroid 1.2 Fisiologi Kelenjar Tiroid22

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (&'), bentuk Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (&'), bentuk aktifnya triyodotironin (&). %ekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar aktifnya triyodotironin (&). %ekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid (&%) yang dihasilkan oleh lobus

hormon perangsang tiroid (&%) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjaranterior kelenjar hipofisis.

hipofisis.

• Ada ' ma"am kontrol terhadap Ada ' ma"am kontrol terhadap faal kelenjar tiroid *faal kelenjar tiroid *

1. &+ (&hyrotrophin releasing hormone) 1. &+ (&hyrotrophin releasing hormone)

&ripeptida yang disentesis oleh hpothalamus.

&ripeptida yang disentesis oleh hpothalamus. erangsang hipofisiserangsang hipofisis me

mensnsekekreresi si &%&% (t(thyhyroroid id ststimimululatatining hog hormrmonone) ye) yanang sg selelananjujutntnyaya kelenjar tiroid terangsang menjadi hiperplasi dan hiperfungsi

kelenjar tiroid terangsang menjadi hiperplasi dan hiperfungsi

$. &% (thyroid stimulating hormone) $. &% (thyroid stimulating hormone)

likoprotein yang terbentuk oleh dua sub unit (alfa dan beta). -alam likoprotein yang terbentuk oleh dua sub unit (alfa dan beta). -alam sirkulasiakan meningkatkan reseptor di permukaan sel tiroid (&%!reseptor! sirkulasiakan meningkatkan reseptor di permukaan sel tiroid (&%!reseptor! &%!+) danterjadi efek hormonal yaitu produksi hormon meningkat

&%!+) danterjadi efek hormonal yaitu produksi hormon meningkat

. mpan /alik sekresi hormon (negative feedba"k). . mpan /alik sekresi hormon (negative feedba"k).

Kedua hormon (& dan &') ini menpunyai umpan balik di tingkat Kedua hormon (& dan &') ini menpunyai umpan balik di tingkat hipofisis. Khususnya hormon bebas. & disamping berefek pada hipofisis juga hipofisis. Khususnya hormon bebas. & disamping berefek pada hipofisis juga

(3)

 pada tingkat hipotalamus. %edangkan &' akan mengurangi kepekaan hipifisis terhadap rangsangan &%.

'. Pengaturan di tingkat kelenjar tiroid sendiri

Produksi hormon juga diatur oleh kadar iodium intra tiroid

• 0fek metabolisme ormon &yroid *

1. Kalorigenik  $. &ermoregulasi

. etabolisme protein. -alam dosis fisiologis kerjanya bersifat anabolik, tetapi dalam dosis besar bersifat katabolik 

'. etabolisme karbohidrat. /ersifat diabetogenik, karena resorbsi intestinal meningkat, "adangan glikogen hati menipis, demikian pula glikogen otot menipis pada dosis farmakologis tinggi dan degenarasi insulin meningkat.

. etabolisme lipid. &' memper"epat sintesis kolesterol, tetapi proses degradasi kolesterol dan ekspresinya le2at empedu ternyata jauh lebih "epat, sehingga pada hiperfungsi tiroid kadar kolesterol rendah. %ebaliknya pada hipotiroidisme kolesterol total, kolesterol ester dan fosfolipid meningkat.

3. 4itamin A. Konversi provitamin A menjadi vitamin A di hati memerlukan hormon tiroid. %ehingga pada hipotiroidisme dapat dijumpai karotenemia.

5. 6ain!lain * gangguan metabolisme kreatin fosfat menyebabkan miopati, tonus traktus gastrointestinal meninggi, hiperperistaltik  sehingga terjadi diare, gangguan faal hati, anemia defesiensi besi dan hipotiroidisme.

(4)

%truma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya terjadi karena folikel!folikel terisi koloid se"ara berlebihan. %etelah bertahun!tahun sebagian folikel tumbuh semakin besar dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut menjadi

noduler. %truma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang se"ara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda!tanda hipertiroidisme.1,3

1.# Klasi"ikasi

• Pada struma gondok endemik, Pere7 membagi klasifikasi menjadi*

1. -erajat 8* tidak teraba pada pemeriksaan

$. -erajat 9* teraba pada pemeriksaan, terlihat hanya kalau kepala ditegakkan . -erajat 99* mudah terlihat pada posisi kepala normal

'. -erajat 999* terlihat pada jarak jauh.

Pada keadaan tertentu derajat 8 dibagi menjadi*

1. -erajat 8a* tidak terlihat atau teraba tidak besar dari ukuran normal. $. -erajat 8b* jelas teraba lebih besar dari normal, tetapi tidak terlihat

 bila kepala ditegakkan.

• -ari aspek fungsi kelenjar tiroid, yang tugasnya memproduksi hormon

tiroksin, makabisa dibagi menjadi*

1 ipertiroidi: sering juga disebut toksik (2alaupun pada kenyataannya pada  penderita ini tidak dijumpai adanya toksin), bila produksi hormon tiroksin  berlebihan.

$ 0utiroid: bila produksi hormon tiroksin normal.  ipotiroidi: bila produksi hormon tiroksin kurang.

' %truma nodosa non toksik: bila tanpa tanda!tanda hipertiroidi

%truma nodosa dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa hal, yaitu* 1. /erdasarkan jumlah nodul:

a bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodosa soliter  (uninodosa)

 b bila lebih dari satu disebut struma multinodosa.

$. /erdasarkan kemampuan menangkap yodium radioaktif dikenal  bentuk  nodul tiroid yaitu *

a. nodul dingin  b. nodul hangat

(5)

". nodul panas.

. /erdasarkan konsistensinya a. nodul lunak 

 b. nodul kistik  ". nodul keras

d. nodul sangat keras.

1.$ Pato"isiologi

Aktivitas utama kelenjar tiroid adalah untuk mengkonversi yodium darah untuk membuat hormone tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormone tiroid dalam julah "ukup jika tidak memiliki "ukup yodium. Akibatnya tingakat hormo tiroid terlalu rendah, sehingga tiroid akan mengirim sinyal ke hipotalamus dan hipofisis. %inyal ini akan direspon hipofisis dengan meningkatkan produksi Thyroid Stimulating Hormone (&%). ormon ini merangsang tiroid unutk menghasilkan hormone tiroid sedangkan bahan baku yang tidak tersedia menyebabkan kelenjar tiroid tumbuh dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan abnormal ini disebabkan peningkatan "ellularitydan hiperplasi kelejar tiroid dalam upaya untuk menormalkan kembali kadar hormone tiroid. ;ika proses ini  berkelanjutan maka akan mengakibatkan gondok.1,',3

Pada penyakit graves tubuh se"ara patologis membentuk anti &% reseptor yang akan berikatan dengan reseptor &% di kelenjar tiroid, dan merangsang kerja kelenjar tiroid se"ara berlebihan dalam memproduksi hormone tiroid.

%ehingga akan terjadi keadaan tirotoksikosis dan pembesaran dari kelenjar tiroid.'

Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai en7im dalam tubuh, hiposekresi &%, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat menekan sekresi

hormone tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta faktr pengikat dalam  plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. /ila kadar!

kadar hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi pembesaran.

-ampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ!organ lain disekitarnya. -i bagian

(6)

mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus da pita suara sehngga terjadi kesulian bernapas dan disfagia yang akan berdampak terhadap gangguan  pemenuhan oksigen, nutrisi serta "airan elektrolit. Penekanan pada pita suara akan

menyebabkan suara menjadi serak atau parau.,3

1.% !iagnosis Anamnesis

Pada anamnesis, keluhan utama yang diutarakan oleh pasien bisa berupa  benjolan di leher yang sudah berlangsung lama, maupun gejala!gejala hipertiroid

atau hipotiroidnya. ;ika pasien mengeluhkan adan ya benjolan di leher, maka harus digali lebih jauh apakah pembesaran terjadi sangat progresif atau lamban, disertai dengan gangguan menelan, gangguan bernafas dan perubahan suara. %etelah itu  baru ditanyakan ada tidaknya gejala!gejala hiper dan hipofungsi dari kelenjer

tiroid. Perlu juga ditanyakan tempat tinggal pasien dan asupan garamnya untuk mengetahui apakah ada ke"endrungan ke arah struma endemik. %ebaliknya jika  pasien datang dengan keluhan ke arah gejala!gejala hiper maupun hipofungsi dari

tiroid, harus digali lebih jauh ke arah hiper atau hipo dan ada tidaknya benjolan di leher.1,3

Pemeriksaan Fisik 1

Pada pemeriksaan fisik status lokalis pada regio "oli anterior, yang paling  pertama dilakukan adalah inspeksi, dilihat apakah pembesaran simetris atau tidak,

timbul tanda!tanda gangguan pernapasan atau tidak, ikut bergerak saat menelan atau tidak.

Pada palpasi sangat penting untuk menentukan apakah bejolan tersebut benar adalah kelenjar tiroid atau kelenjar getah bening. Perbedaannya terasa pada saat  pasien diminta untuk menelan. ;ika benar pembesaran tiroid maka benjolan akan ikut

(7)

 bergerak saat menelan, sementara jika tidak ikut bergerak maka harus dipikirkan kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening leher.

Pembesaran yang teraba harus dideskripsikan *

 6okasi* lobus kanan, lobos kiri, ismus

 kuran* dalam sentimeter, diameter panjang

  ;umlah nodul* satu (uninodosa) atau lebih dari satu (multinodosa)

 Konsistensinya* kistik, lunak, kenyal, keras

  Nyeri* ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi

 obilitas* ada atau tidak perlekatan terhadap trakea, muskulus sternokleidomastoideus

  Kelenjar getah bening di sekitar tiroid * ada pembesaran atau tidak 

%ekitar < struma nodosa mengalami keganasan. -i klinik perlu dibedakan nodul tiroid jinak dan nodul ganas yang memiliki karakteristik*

1 Konsistensi keras pada beberapa bagian atau menyeluruh pada nodul dan sukar digerakkan, 2alaupun nodul ganas dapat mengalami degenerasi kistik dan kemudian menjadi lunak.

$ %ebaliknya nodul dengan konsistensi lunak lebih sering jinak, 2alaupun nodul yang mengalami kalsifikasi dapat dtemukan pada hiperplasia adenomatosa yang sudah berlangsung lama.

 9nfiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya merupakan tanda keganasan,

2alaupun nodul ganas tidak selalu mengadakan infiltrasi. ;ika ditemukan  ptosis, miosis dan enoftalmus (orner syndrome) merupakan tanda infiltrasi

atau metastase ke jaringan sekitar.

' $8< nodul soliter bersifat ganas sedangkan nodul multipel jarang yang ganas, tetapi nodul multipel dapat ditemukan '8< pada keganasan tiroid

 Nodul yang mun"ul tiba!tiba atau "epat membesar perlu di"urgai ganas terutama yang tidak disertai nyeri. Atau nodul lama yang tiba!tiba membesar   progresif.

3 Nodul di"urigai ganas bila disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening regional atau perubahan suara menjadi serak.

(8)

5 Pulsasi arteri karotis teraba dari arah tepi belakang muskulus sternokleido mastoidea karena desakan pembesaran nodul (/erry=s sign)

Ke"urigaan suatu keganasan pada nodul tiroid bisa dirangkum* 1. %angat men"urigakan

 ri2ayat keluarga karsinoma tiroid medulare

 "epat membesar terutama dengan terapi dengan levotirosin

 nodul padat atau keras

 sukar digerakkan atau melekat pada jaringan sekitar 

  paralisis pita suara

 metastasis jauh $. Ke"urigaan sedang

 umur di ba2ah $8 tahun atau di atas 58 tahun

  pria

 ri2ayat iradiasi pada leher dan kepala

 nodul >'"m atau sebagian kistik 

 keluhan penekana termasuk disfagia,disfonia, serak, dispnu dan batuk. . Nodul jinak 

 ri2ayat keluarga* nodul jinak 

 struma difusa atau multinodosa

  besarnya tetap

 #NA/* jinak 

 kista simpleks

 nodul hangat atau panas

 menge"il dengan terapi supresi levotiroksin.

9nde? @ayne digunakan untuk menentukan apakah pasien mengalami eutiroid, hipotiroid atau hipertiroid

ejala subjektif Angka ejala objektif Ada &idak   -ispneu d= effort 1 &iroid teraba  !

Palpitasi $ /ruit tiroid $ !$

BapaiClelah $ 0ksoftalmus $ !

%uka panas ! 6id retraksi $ !

%uka dingin  6id lag 1 !

Keringat banyak  iperkinesis ' !$

 Nervous $ &angan panas $ !$

&angan basah 1 Nadi

&angan panas !1 DE8?Cm ! !

 Nafsu makan F  E8!G8?Cm !

(9)

// F ! D11à eutiroid 11!1Eà normal > 1G à hipertiroid // H  #ibrilasi atrium  ;umlah Pemeriksaan Penunjang

Pemerikasaan laboratorium yang digunakan dalam diagnosa penyakit tiroid terbagi atas*',

1 Pemeriksaan untuk mengukur fungsi tiroid Pemerikasaan hormon tiroid dan &% paling sering menggunakan radioimmuno!assay (+9A) dan "ara en7yme!linked immuno!assay (069%A) dalam serum atau plasma darah. Pemeriksaan &' total dikerjakan  pada semua penderita penyakit tiroid, kadar normal pada orang de2asa 38!18 nmolC6 atau 8!1$8 ngCd6: & sangat membantu untuk  hipertiroidisme, kadar normal pada orang de2asa antara 1,8!$,3 nmolC6 atau 8,3!1,5 ngCd6: &% sangat membantu untuk mengetahui hipotiroidisme primer di mana basal &% meningkat 3 mC6. Kadang! kadang meningkat sampai  kali normal.

$ Pemeriksaan untuk menunjukkan penyebab gangguan tiroid. Antibodi terhadap ma"am!ma"am antigen tiroid ditemukan pada serum  penderita dengan penyakit tiroid autoimun.

a antibodi tiroglobulin  b antibodi mikrosomal

" antibodi antigen koloid ke dua (BA$ antibodies) d antibodi permukaan sel ("ell surfa"e antibody) e thyroid stimulating hormone antibody (&%A)

 Pemeriksaan radiologis dengan foto rontgen dapat memperjelas adanya deviasi trakea, atau pembesaran struma retrosternal yang pada umumnya

(10)

se"ara klinis pun sudah bisa diduga, foto rontgen leher Iposisi AP dan 6ateralJ diperlukan untuk evaluasi kondisi jalan nafas sehubungan dengan intubasi anastesinya, bahkan tidak jarang intuk konfirmasi diagnostik  tersebut sampai memelukan B&!s"an leher.

% bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk*

 -apat menentukan jumlah nodul

 -apat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik,

 -apat mengukur volume dari nodul tiroid

 -apat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak  menangkap iodium, yang tidak terlihat dengan sidik tiroid.

 Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat dilakukan,  pemeriksaan % sangat membantu mengetahui adanya pembesaran

tiroid.

 ntuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan biopsi terarah

 -apat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.

'. Pemeriksaan tiroid dengan menggunakan radio!isotop dengan

memanfaatkan metabolisme iodium yang erat hubungannya dengan kinerja tiroid bisa menggambarkan aktifitas kelenjar tiroid maupun bentuk lesinya. Penilaian fungsi kelenjar tiroid dapat juga dilakukan karena adanya sistem transport pada membran sel tiroid yang menangkap iodida dan anion lain.

. /iopsi aspirasi jarum halus ( Fine Needle AspirationC#NA)

empergunakan jarum suntik no. $$!$5. Pada kista dapat juga dihisap"airan se"ukupnya, sehingga dapat menge"ilkan nodul (Noer,

1GG3).-ilakukankhusus pada keadaan yang men"urigakan suatu keganasan./iopsi aspirasi jarum halus tidak nyeri, hampir tidak

menyababkanbahaya penyebaran sel!sel ganas. Kerugian pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat, teknik 

(11)

 biopsi kurang benar,pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah interpretasioleh ahli sitologi.

3. Petanda &umor 

Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (&g)serum. Kadar &g serum normal antara 1,!,8 ngCml, pada kelainan jinak ratarata$ ngCml, dan pada keganasan rata!rata '$' ngCml.

1.& Tatalaksana1

1. 'edika 'entosa

Pem(erian Tiroksin dan o(at Anti)Tiroid

&iroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini  bah2a pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon &%. leh karena itu

untuk menekan &% serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (&') ini juga diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengang katan kelenjar tiroid. bat anti!tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini adalah

 propiltiourasil (P&) dan metimasolCkarbimasol.

2. Non 'edika 'entosa 1. *+erasi,Pem(eda-an

Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering dibandingkan dengan yodium radioaktif. &erapi ini tepat untuk para pasien hipotiroidisme yang tidak mau mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat!obat anti tiroid. +eaksi!reaksi yang merugikan yang dialami dan untuk pasien hamil dengan tirotoksikosis parah atau kekambuhan. Pada 2anita hamil atau 2anita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik atau pil K/), kadar  hormon tiroid total tampak meningkat. al ini disebabkan makin banyak tiroid yang terikat oleh protein maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar &' sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid.

(12)

Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid, sebelum  pembedahan tidak perlu pengobatan dan sesudah pembedahan akan dira2at sekitar  hari. Kemudian diberikan obat tiroksin karena jaringan tiroid yang tersisa mungkin tidak "ukup memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan struma dilakukan !' minggu setelah tindakan  pembedahan.

9ndikasi operasi pada struma adalah*

struma difus toksik yang gagal dengan terapi medikamentosa struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan keganasan struma dengan gangguan tekanan

kosmetik.

Kontra indikasi operasi pada struma*

struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya

struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik yang lain yang  belum terkontrol

struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulit digerakkan yang biasanya karena karsinoma. Karsinoma yang demikian biasanya sering dari tipe anaplastik yang jelek prognosanya. Perlekatan pada trakea ataupun laring dapat sekaligus dilakukan reseksi trakea atau laringektomi, tetapi perlekatan dengan jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan eksisi yang baik.

struma yang disertai dengan sindrom vena kava superior. /iasanya karena metastase luas ke mediastinum, sukar eksisinya biarpun telah dilakukan sternotomi, dan bila dipaksakan akan memberikan mortalitas yang tinggi dan sering hasilnya tidak radikal.

2. odium /adioakti"

Lodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau

(13)

dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar  8 <. Lodium radioaktif tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperke"il penyinaran terhadap jaringan tubuh lainnya. &erapi ini tidak  meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau kelainan genetik.

Lodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau "airan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum pemberian obat tiroksin.

(14)

BAB II

0AP*/AN KASUS

2.1 Identitas

 Nama * Ny. N

mur * $E tahun

;enis kelamin * Perempuan Alamat * adina %umut

Agama * 9slam

&anggal pemeriksaan * 1 November $81

+uangan * B@ /edah mum +%A

2.2 Anamnesis

• Keluhan tama*

/enjolan di leher depan tengah sejak M5 tahun yang lalu.

• +i2ayat Penyakit %ekarang*

! /enjolan di leher depan tengah sejak M5 tahun yang lalu. /enjolan

a2alnya mun"ul sebesar kelereng 1?1?1"m lalu berangsur!angsur berubah sebesar telur ayam hingga akhirnya menjadi sebesar kepalan tangan orang de2asa.

! Nyeri pada benjolan (!), perubahan 2arna pada benjolan (!), keluar darah atau nanah (!), benjolan tidak teras panas.

! %esak napas (!), perubahan suara menjadi serak (!), susah menelan (!) ! /enjolan di tempat lain tidak ada

(15)

! ;antung berdebar!debar (!), tangan gemetar (!), tangan berkeringat (!),  penurunan berat badan (!), peningkatan nafsu makan (!), ke"enderungan

tinggal di daerah dingan (!)

! Pasien mengonsumsi garam biasa. Kebiasaan mengonsumsi sayuran seperti kubis, lobak "ina, singkong (!)

! Pasien tidak pernah mendapat terapi radiasi atau paparan dengan radiasi

• +i2ayat Penyakit -ahulu*

! &idak ada menderita penyakit keganasan atau benjolan sebelumnya

• +i2ayat penyakit keluarga*

! &idak ada anggota keluarga dengan keluhan yang sama

• +i2ayat sosial, ekonomi, dan kebiasaan

! Pasien adalah seorang petani

2. Pemeriksaan Fisik  Status eneralis

Keadaan umum * %akit sedang Keadaan gi7i * Bukup

Kesadaran * Bomposmentis "ooperatif   &ekanan -arah * 118CE8 mmg

 Nadi * E$ ?Cmenit

Pernafasan * 1G ?Cmenit

%uhu * 3,5oB

Pupil * 9sokor, +efleks "ahaya (C)

ata * 0?ophtalmus (!)

Kepala * Konjungtiva anemia (!C!), sklera ikterik (!C!) 6eher * lihat status lokalis

&hora? * ;antung* + E$?Cmenit, mumur (!), gallop (!), Paru * vaskuler () C N, +oni (!), 2hee7ing (!)

(16)

enetalia 0ksterna * tidak ada kelainan 0kstremitas * tidak ada kelainan

Status 0okalis +egio "olli anterior 

9 * &ampak benjolan pada leher depan bagian tengah sebesar kepalan tangan de2asa, 2arna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak ada darah atau pus keluar dari  benjolan

P * &eraba sebuah massa soliter, tidak teraba panas, ukuran 1 ? 18 ?  "m. Konsistensi kenyal, permukaan rata, batas tegas, nyeri tekan (!), mobile, massa ikut  bergerak saat menelan (), pembesaran K/ di servikal (!), jugular (!),

submandibular (!) atau klavikular (!). A * /ruit (!)

(17)

2.# Pemeriksaan Penunjang Indeks a3ne

ejala su(jekti" Angka ejala o(jekti" Ada Tidak   -ispneu d= effort 8 &iroid teraba 

Palpitasi 8 /ruit tiroid !$

BapaiClelah $ 0ksoftalmus 8

%uka panas 8 6id retraksi 8

%uka dingin 8 6id lag 8

Keringat banyak 8 iperkinesis !$

 Nervous 8 &angan panas !$

&angan basah 8 Nadi &angan panas 8 DE8?Cm

 Nafsu makan F 8 E8!G8?Cm 8

 Nafsu makan H ! >G8?Cm // F 8 D11à eutiroid 11)14 à normal > 1G à hipertiroid // H  #ibrilasi atrium 8 Jumla-  Pemeriksaan 0a(oratorium b * 18,E gCdl (N * 1$,8  1',8 gCdl) t * ,8 < (N* 5,8  ',8 <) 6eukosit * 18$'8 mm (N* 888  18888Cmm) &rombosit * 8888mm (N* 18888  '88888Cmm)

(18)

Pemeriksaan Seroimunologi

& *1,51 nmolC6 (N* 8,G$  $, nmolC6) &' * G,$ nmolC6 (N* 38  1$8 nmolC6) #&' * 18,1 pmolC6 (N* G  $8 pmolC6)

&%s * 8,G' u9Cm6 (N* 8,$58  ',58 u9Cm6)

Hasil Pemeriksaan US

&iroid* 6obus kiri tak membesar, parenkim homogen, tak tampak nodul atau

kalsifikasi. lobus kanan membesar dengan nodul solid hiperekoik berbatas tegas dengan halo disekitarnya, tampak meluas sampai ke daerah isthmus, ukuran yang terukur 8 ?  ? '5 mm.

%"anning daerah leher tak tampak pembesaran K/. K0%AN* %truma nodus solid soliter de?tra

Hasil Sediaan A+us FNAB

ikrokopik tampak kelompokan sel!sel folikel dengan inti bulat!oval, sebaran ringan makrofag, limfosit dan leukosit PN dengan latar belakang eritrosit. K0%AN* %truma Adenomatosa ( Adenomatosa Goiter ).

2.$ !iagnosa

%truma Nodusa Non &oksik  2.% !iagnosis Banding

&umor leher suspek keganasan 2.& Penatalaksanaan

o 9sthmolobektomi

BAB III

ANA0ISIS KASUS

Pada anamnesis didapatkan data bah2a penderita ini berusia $E tahun. Perjalanan penyakit yang relative lama (5 tahun), pertumbuhan nodul dari mulai

(19)

sebesar kelereng lalu menjadi sebesar kepalan tangan orang de2asa, tidak disertai nyeri, tidak disertai demam atau ri2ayat trauma dapat menyingkirkan kemungkinan  penyebab penyakit adalah infeksi atau trauma. Kemungkinan bah2a kasus ini adalah

hipertiroidisme juga dapat disingkirkankarena tidak ditemukannyagejala tremor, tangan berkeringat atau jantung berdebar!debar. Pada anamnesis lebih lanjut

diketahui bah2a penderita tidak mengalami sesak nafas, tidak disertai ganguan bi"ara (suara menjadi sesak) dan sulit menelan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan sebuah nodul soliter, berukuran

sebesarkepalan tangan de2asa, dengan konsistensi kenyal, permukaan rata, terfiksir, ikut dalam gerakan menelan dan tanpa disertai nyeri. -isimpulkan bah2a penyakit yang diderita pasien ini adalag suatu pembesaran kelenjar tiroid. &idak didapatkannya nodul lain baik diservikal, jugular, submandibular ataupun klavikular, menuntun diagnosis bah2a benjolan tersebut mungkin bersifat jinak atau dapat juga ganas. Pada penilaian 9nde? @ayne didapatkan skor  yang berarti pasien berada dalam keadaan eutiroid. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan bah2a kadar &, &', #&' dan &%s dalam batas normal. al ini menunjukkan bah2a struma tersebut tidak mempengaruhi funsi kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan % didapatkan kesan struma nodus solid soliter de?tra dan pada pemeriksaan #NA/ didapatkan kesan adenomatosa.

!AFTA/ PUSTAKA

1. -e ;ong. @, %jamsuhidajat. +., $88'., /uku Ajar 9lmu /edah. 0disi +evisi., 0B., ;akarta.

(20)

$. 9nstitute for Ouality and 0ffi"ien"y in ealth Bare. $81. o2 does the thyroid

2ork. Pubed ealth.

http*CC222.n"bi.nlm.nih.govCpubmedhealthCP885$5$CreportQ printable

. 6e2indski. A, $88$. &he problem of goiter 2ith parti"ular "onsideration f goiter  resulting from iodine defi"ien"y (9)* Blassifi"ation, diagnosti" and treatment.  Neuroendo"rinology 6etters: $*1!.

'. 6ee, %tephanie 6., $81., oiter, Non &o?i"., eedi"ine., http*CC222.emedi"ine."omCmedCtopi"G1G.htm

. ulinda, ;ames +., $81., oiter., eedi"ine., http*CC222.emedi"ine."omC0-Ctopi"G13.htm

Referensi

Dokumen terkait

KUMAN INFEKSI DARI TENGGOROKAN, KULIT, DLL YAITU : KUMAN STEPTOCOCCUS  HEMOLYTICUS GROUP A, SEBAGIAN KECIL KUMAN TSB BERUPA ANTIGEN &amp; TUBUH KITA MEMBENTUK ANTI