• Tidak ada hasil yang ditemukan

Neuroanatomi Plexus Lumbosacralis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Neuroanatomi Plexus Lumbosacralis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NEUROANATOMI PLEKSUS LUMBOSACRALIS

NEUROANATOMI PLEKSUS LUMBOSACRALIS

Disusun Oleh: Disusun Oleh: Walentina Walentina 1061050071 1061050071 Pembimbing : Pembimbing :

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

PERIODE 21 JULI 2014

PERIODE 21 JULI 2014

 – 

 – 

 30 AGUSTUS 2014 30 AGUSTUS 2014

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA JAKARTA

2014 2014

(2)

NEUROANATOMI PLEKSUS LUMBOSAKRALIS

Anyaman pleksus lumbosakralis lebih sederhana daripada anyaman pleksus brakialis. Pleksus lumbosakralis merupakan gabungan dari pleksus lumbalis dan pleksus sakralis.

A. Pleksus Lumbalis

Pleksus lumbalis yang berada didalam massa musculus psoas, merupakan bagian atas dari  plexus lumbosacralis. Plexus ini biasanya dibentuk oleh bagian primer anterior dari 3 nervus

lumbalis yang pertama dan merupakan bagian dari nervus lumbalis yang ke empat, serta pada 50% kasus menerimanya dari nervus thoracalis yang ke terakhir.

L 1, L 2, dan L 4 terbagi menjadi cabang-cabang atas dan bawah. Cabang atas dari L 1 membentuk nervus ilioinguinalis. Cabang bawah dari L1 bergabung dengan cabang atas dari L2 untuk membentuk nervus genitorfemoralis. Cabang bawah dari L4 menggabungkan diri dengan L5 untuk membentuk truncus lumbosacralis.

Cabang bawah dari L2,seluruh L3 cabang atas dari L4 pecah masing-masing menjadi bagian anterior yang lebih kecil dan bagian posterior yang besar. Ketiga bagian anterior bersatu membentuk nervus obturatorius. Ketiga bagian posterior bersatu membentuk nervus femoralis. Dan 2 bagian yang atas mengeluarkan cabang-cabang yang membentuk nervus cutaneus femoralis lateralis.

Plexus lumbalis yang berada didalam massa musculus psoas, merupakan bagian atas dari  plexus lumbosacralis. Plexus ini biasanya dibentuk oleh bagian primer anterior dari 3 nervus lumbalis yang pertama dan merupakan bagian dari nervus lumbalis yang ke empat, serta pada 50% kasus menerimanya dari nervus thoracalis yang ke terakhir.

L 1, L 2, dan L 4 terbagi menjadi cabang-cabang atas dan bawah. Cabang atas dari L 1 membentuk nervus ilioinguinalis. Cabang bawah dari L1 bergabung dengan cabang atas dari L2 untuk membentuk nervus genitorfemoralis. Cabang bawah dari L4 menggabungkan diri dengan L5 untuk membentuk truncus lumbosacralis.

Cabang bawah dari L2,seluruh L3 cabang atas dari L4 pecah masing-masing menjadi  bagian anterior yang lebih kecil dan bagian posterior yang besar. Ketiga bagian anterior bersatu membentuk nervus obturatorius. Ketiga bagian posterior bersatu membentuk nervus femoralis.

(3)

Dan 2 bagian yang atas mengeluarkan cabang-cabang yang membentuk nervus cutaneus femoralis lateralis.

Gambar 1.1 Pleksus lumbalis 1. Distribusi Cabang- Cabang Terminalis

 N. ilioingunalis berjalan agak disebelah inferior N. iliohypogastricus dan bersama-sana nervus ini akan mengadakan anastomase serta menyebar kekulit bagian medial atas paha dan  pangkal penis serta scrotum atau mons pubis dan labium mayus. N. genitofemoralis muncul dari permukaan anterior m. psoas, berjalan oblique kebawah paha permukaan otot ini dan  bercabang menjadi n. spermaticus internus yang menuju m. cremaster dan kulit scrotum atau labia serta n. lumboinguinalis yang menuju kulit bagian pertengahan atas paha. N. cutaneous femoralis lateralis berjalan oblique menyeberangi m. iliacus dan dibawah ligamentum pouparti  bercabang menjadi beberapa rami yang menuju kulit sisi anterolateral paha.

 N. femoralis merupakan cang terbesar dari plexus lumbalis yang muncul dari tepi lateral m. psoas tepat diatas ligamentum pouparti dan berjalan turun dibawah ligamentum ini untuk memasuki trigonum femoralis pada sisi lateral arteri femoralis. Pada trigonum tersebut n.

(4)

femoralis membagi diri menjadi cabang-cabang terminalis. Cabang-cabang motorik diatas ligamentum ingunalis mempersarafi m. iliopsoas. Cabang-cang motorik didalam paha mempersarafi m. sartoius, m.pectineus dan m. quadriceps femoris.

 N. obturatorius berjalan disebelah lateral pembuluh darah hypogastricus dan ureter, serta turun lewat canalis obturatorius pada bagian atas foramen obturatum menuju sisi medial paha. Didalam canalis tersebut, n. obturatorius pecah menjadi cabang anterior dan posterior. Ramis motorik dari cabang posterior mempersarafi m. obturator externus dan m. adductor magnus. Rami motorik dari cabang anterior mempersarafi m. adductor longus dan brevis serta m .gracilis.

(5)

2. Gambaran Klinik Menurut Nervus Yang terkena

A. Nervus ilioinguinalis, iliohypogastricus,dan genitofemoralis

Hilangnya sensorik atau rasa nyeri pada distribusinya dapat bermanfaat dalam menentukan lokasi lesi pada medula spinalis dan radiks. Nyeri yang menjalar pada distribusinya terjadi pada penyakit-penyakit pelvis renalis dan ureter.

B. Nervus cutaneous femoralis lateralis

Trauma pada saraf ini mempunyai arti klinik karena pada nervus ini sering menjadi tempat parestesia dan kadang-kadang rasa nyeri, keluhannya meliputi :

- rasa kebal

- kesemutan dan nyeri pada sisi luar dan depan paha yang paling nyata pada waktu  berjalan dan berdiri

Penyebabnya tidak diketahui sekalipun berbagai gangguan patologis telah diperkirakan sebagai penyebabnya, misalnya :

-  Neuritis

- Angulasi nervus tersebut ketika meninggalkan pelvis

- Obesitas

- Spondilitis

- Tekanan dari pakaian yang ketat

C. Nervus femoralis

Lesi pada N .Femoralis kerap kali juga mengenai N. Obturatorius. Trauma dapat terjadi akibat cunam (Forceps) selama persalinan, trauma pada waktu reposisi dislokasi congenital sendi panggul. anaeurisma arteri femoralis dan diabetes militus.

Gambaran klinik :

1. Gejala motorik :  paralis M. iliopsoas menyebabkan ketidakmampuan untuk memfleksikan paha ke badan. Apabila hanya m. iliacus yang mengalami paralisis maka fleksi paha akan melemah. Pada paralisis m. quadriceps ektensi tungkai maupun fleksi lutut akan manghilang.

2. Gangguan sensorik : sensasi hilang pada distribusi cutaneus n. femoralis. Rasa nyeri terjadi pada lesi iritatif dan sering paling nyata pada lutut.

(6)

D. Nervus obturatorius

Lesi pada nervus obturatorius akan menyebabkan rotasi eksterna dan adduksi paha akan terganggu dan pasien akan sulit menyilangkan tungkainya.

B. Pleksus Sacralis

Pleksus sacralis muncul dengan 5 radiks plexus yang dibentuk oleh bagian-bagian  primer anterior dari nervus lumbalis kelima dan sebagian nervus lumbalis keempat. Sebuah cabang terminalis utama yaitu nervus ischiadicus dan beberapa cabang collateral dibentuk oleh plexus sacralis.

Masing-masing dari kelima radiks plexus pecah menjadi bagian anterior dan posterior. Empat bagian posterior yang atas (L4, L5, dan S1, S2) bersatu membentuk nervus peroneus communis. Seluruh 5 bagian anterior (L4, L5 dan S1, S2, S3) bergabung membentuk nervus tibalis. Bagian posterior S3, bersama cabang-cabang dari bagian anterior S2 dan S3 ikut membentuk plexus pudendus.

1. Cabang-cabang collateral dari bagian posterior

 N. gluteus superior (L4, L5,S1) berjalan diatas m. piriformis melalui foramen ischiadicus major kedalam otot-otot gluteus, dimana serabut saraf ini mensuplai m. gluteus medius serta minimus dan m. tensor fasciae latae. N. gluteus inferior (L5, S1, S2) berjalan dibawah m.  piriformis melalui foramen ischiadicus magna ke m. gluteus maximus. N. clunialis medialis inferior (n. cutaneous perforans) (S2, S3) menembus ligamentum sacrotuberosum dan distribusinya keregio gluteus medius bawah.

 N. cutaneous femoralis posterior (small sciatic) merupakan bagian dari anterior dan  posterior S1, S2 serta bagian anterior S2, S3. Cabang-cabang collateral dari bagian anterior

memanjang ke m. quadrates femoris dank e m. gamellus inferior (L4, L5 dan S1) serta ke m. obturator internus dank e m. gamellus superior (L5, S1, S2).

(7)

Gambar 1.3 Pleksus sacralis

 N. ischiadicus merupakan saraf perifer yan g paling besar. Terdiri atas serabut -serabut saraf spinal L.4, L.5, S.1, S.2 dan S.3. Terdiri atas 2 buah nervus yang terpisah di dalam satu selubung nervus peroneus communis yang dibentuk olah 4 bagian posterior atas dari plexus sacralis, dan nervus tibialis dari seluruh 5 bagian anterior. Nervus iskiadikus meningalkan pelvis lewat foramen iskiadikus major, biasanya dibawah musculus  piriformis, dan berjlaan turun diantara trochanter major os femur dan tuberositas iskiadika disepanjang permukaan posterior paha ke ruang poplitea dimana serabut saraf ini berakhir dengan bercabang menjadi nervus tibialis dan nervus peroneus communis. Cabang-cabangnya  pada paha mempersarafi hamstring muscle (meliputi ini semimembranosus, m. Semitendinosus

(8)

Gambar 1.4 N. ischiadicus

(9)

2. Gambaran klinik menurut saraf yang terkena

A. Nervus gluteus superior

Serabut saraf ini jarang mengalami trauma sendirian. Paralisis m. gluteus medius dan minimus melemahkan otot abduksi tungkai yang menyebabkan gangguan berjalan dan panggul miring kesisi yang lain.

B. Nervus gluteus inferior

Trauma saraf ini lebih sering mengalami trauma daripada nervus gluteus superior. Paralisis m. gluteus maximus mengakibatkan kekuatan m. extensor pada panggul melemah menyebabkan penderita mengalami kesulitan saat bangkit dari posisi duduk, berlari, melompat atau memanjat tangga.

C.  Nervus ischadicus

Cerdera pada n. ischiadicus dapat disebabkan karena herniasi diskus intervertebralis, dislokasi sendi panggul atau waktu mencoba melakukan reposisi, trauma persalinan pada bayi ketika melakukan traksi tungkainya atau trauma pada ibu akibat kompresi oleh fetus, fraktur  pelvis, tumor dan lain-lain.

Gambaran klinik:

A. Gejala-gejala motorik:

1. Hamstring paralysis: gerakan fleksi tungkai menghilang.

2. Paralisis seluruh otot-otot tungkai dan kaki yang menyebabkan steppgae gait serta tidak mampu berdiri pada tumit atau jari-jari kaki

3. Menghilangnya reflex Achilles dan reflex plantar B. Gejala sensorik: sensibilitas menghilang pada tungkai.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hartono A. Neuropati anatomi korelatif dan neurologi fungsional. Gajah mada university  press: 1993.

2. Duus P. Diagnosis topik Neurologi. Jakarta: EGC. 2010:90-99.

Gambar

Gambar 1.1 Pleksus lumbalis 1.  Distribusi Cabang- Cabang Terminalis
Gambar 1.2 Percabangan pleksus Lumbalis
Gambar 1.3 Pleksus sacralis
Gambar 1.4 N. ischiadicus

Referensi

Dokumen terkait

a.. Mengingat ruang sempit yang membatasi kemajuan pengeboran dan hanya terdapat satu bidang bebas, maka harus dibuat suatu pola pengeboran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 4 diatas, sebanyak 76 responden menunjukan bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian

(iv) Berikan 1 markah untuk 1 nilai murni berserta dengan bukti/ peristiwa contoh yang kurang jelas tetapi masih relevan. (v) Berikan 0 markah jika calon mengemukakan nilai

Hal tersebut menunjukkan bahwa sudah terdapat Cr di dalam mikroorganisme ragi tape, yang sesuai dengan data hasil pengukuran kadar Cr organik pada fermentasi substrat yang

Agar penelitian ini lebih sistematis dan untuk menghindari pengulangan pembahasan terkait dengan data yang diperoleh, maka klasifikasi atau katagori ini memberikan

Dengan telah berlakunya Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang daerah maka diberi Dengan telah berlakunya Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang daerah maka diberi kebebasan

adalah untuk mengetahui minat siswa terhadap permainan tee ball pada siswa kelas V SD Se-Gugus III Karangjati Kecamatan Karangjati Kabupaten

1. Perhatian seletif : orang mengalami sangat banyak rangsangan setiap hari. Kebanyakan orang dapat dibanjiri oleh lebih dari 1.500 iklan per hari. Karena seseorang tidak