BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. beserta seluruh anak perusahaan selama periode 2014. Lokasi Grup Salim Ivomas Pratama Tbk. tersebar di pulau Sumatera dengan luas perkebunan 119.787 Ha dan pulau Kalimantan dengan luas perkebunan 145.019 Ha. Meskipun kegiatan utamanya adalah pengolahan minyak kelapa sawit, Grup PT Salim Ivomas Pratama juga melakukan ekspansi usaha agronominya dengan mengakuisisi perkebunan kakao dan gula.
Grup PT Salim Ivomas Pratama memiliki kantor pusat di Jakarta serta kantor manajemen di Singapura. PT Salim Ivomas Pratama merupakan bagian dari Indofood Grup di bawah naungan Indoagri. Grup PT. Salim Ivomas Pratama Tbk. terdiri dari perusahaan-perusahaan sebagai berikut:
1. PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subsidiaries, terdiri dari: a. PT Cibaliung Tunggal Plantations/PT CTP (5.118 Ha) b. PT Serikat Putra & Subsidiaries/PT SP & Subs. (12.474 Ha) c. PT Indriplant/PT IP (5.500 Ha)
d. PT Gunung Mas Raya/PT GMR (13.931 Ha) e. PT Indoagri Inti Plantation/PT IIP (Transportasi)
f. PT Salim Ivomas Pratama Tbk./PT SIMP Tbk. (22.782 Ha) 2. Silveron Investment Ltd. & Subsidiaries, terdiri dari:
a. Asian Synergies & Subsidiary
1) PT Citra Nusa Intisawit/PT CNIS (21.462 Ha) 2) Asian Synergies Limited
b. PT Kebun Ganda Prima/PT KGP (25.130 Ha) c. Silveron Investment Limited
4. PT Sarana Inti Pratama (SAIN) & Subsidiaries, terdiri dari: a. PT Riau Agrotama Plantation/PT RAP (27.999 Ha) b. PT Citra Kalbar Sarana/PT CKS (11.382 Ha) c. PT Jake Sarana/PT JSA (10.316 Ha)
d. PT Sarana Inti Pratama (Riset and Breeding) 5. PT Mitra Inti Sejati Plantation/PT MISP (23.368 Ha)
6. PT Mentari Pertiwi Makmur & Subsidiaries/PT MPM & Subs.
7. PP London Sumatera Indonesia Tbk & Subsidiaries/PP LSIP & Subs. (41.870 Ha)
8. IndoInternational Green Energy Resources (IGER) Pte Ltd., terdiri dari: a. PT Mega Citra Perdana & Subsidiaries (45.385 Ha)
b. PT Mentari Subur Abadi & Subsidiary (19.972 Ha) c. PT Swadaya Bhakti Negaramas (12.197 Ha)
d. PT Laju Perdana Indah (21.502 Ha)
e. IndoInternational Green Energy Resources (IGER) Pte Ltd.
9. PT Cangkul Bumi Subur & Subsidiaries/PT CBS & Subs. (27.813 Ha) 10. PT Hijau Pertiwi Indah Plantation/PT HPIP (38.558 Ha)
B. Statistik Deskriptif
Data dalam penelitian ini merupakan data sesungguhnya yang diperoleh dari dokumentasi Departemen Akunting PT Salim Ivomas Pratama Tbk. Sedangkan periode pengumpulan data penelitian ini adalah selama 1 bulan dari pertengahan Juni 2015 sampai dengan pertengahan Juli 2015.
Berdasarkan data yang diperoleh, berikut adalah klasifikasi biaya-biaya yang disajikan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs.:
1. Cost of Goods Sold (Harga Pokok Produksi)
a. Direct Production Cost (Biaya Produksi Langsung)
1) Harvesting and collecting (Biaya panen dan pengumpulan buah) 2) Maintenance of mature plantations (Biaya pemeliharaan tanaman
3) Fertilizing of mature plantations (Biaya pemupukan tanaman menghasilkan)
4) Crop Purchase (Biaya bahan baku)
5) Research, breeding, transport, and material (Biaya penelitian, pembibitan, transportasi dan material)
6) Processing Cost (Biaya proses produksi)
7) Repair and maintenance of mill (Biaya perbaikan dan pemeliharaan Pabrik Kelapa Sawit)
8) Packaging Materials (Biaya material pengepakan) 9) Cane production cost (Biaya produksi tebu) 10) Raw Sugar Material (Biaya bahan baku gula)
b. Indirect Production Cost (Biaya Produksi Tidak Langsung)
1) Depreciation (Biaya depresiasi mesin produksi)
2) Salaries, wages, and employee's benefits (Gaji dan upah tenaga kerja bagian produksi)
3) Office administration (Biaya administrasi kantor bagian produksi) 4) Security cost (Biaya keamanan)
5) Repair and maintenance (Biaya perbaikan dan pemeliharaan umum bagian produksi)
6) Management fee (Jasa manajemen) 7) Training (Biaya pelatihan)
8) Travelling (Biaya perjalanan bagian produksi) 9) Amortization (Amortisasi)
10) Laboratories cost (Biaya laboratorium) 11) Professional fee (Jasa profesional)
12) Insurance (Biaya asuransi bagian produksi) 13) Telecommunication (Biaya telekomunikasi) 14) Transport (Biaya transportasi bagian produksi) 15) Forwarding (Biaya ekspedisi/pengapalan) 16) Tax & license (Pajak dan perijinan) 17) Plasma charges (Biaya plasma)
18) Water & Power (Biaya listrik dan air)
19) CSR & Donation (Biaya sumbangan dan bantuan lingkungan) 20) Material cost (Biaya material)
21) Internal consumption, Remelt Loss, Sugar Cane Inventory, Price
Varian, Gain/loss on delivery (konsumsi internal, kerugian
pencairan ulang, varian harga, kerugian pengiriman) 22) Lain-lain
2. Selling expenses (Biaya Penjualan) 1) Freight (Ongkos kirim/Kargo)
2) Pumping/Loading service (Jasa pompa/pemuatan) 3) Export tax (Pajak ekspor)
4) Export expense (Biaya ekspor)
5) Depreciation (Biaya depresiasi bagian penjualan)
6) Salaries, wages, and employee's benefits (Gaji dan upah bagian penjualan)
7) Marketing expenses and selling commission (Biaya pemasaran dan komisi penjualan)
8) Insurance (Biaya asuransi bagian penjualan) 9) Rental (Biaya sewa)
10) Royalty (Biaya royalti)
11) Fuel & Lubricant (Biaya bahan bakar dan pelumas) 12) Quality Claim (Klaim mutu)
13) Others (Lain-lain) .
3. General and Administration Expenses (Biaya Administrasi dan Umum) 1) Salaries, wages, and employee's benefits (Gaji dan upah bagian
administrasi dan umum)
2) General Office supplies (Biaya telekomunikasi bagian administrasi dan umum)
3) Telecommunications (Biaya Telekomunikasi) 4) Utility (Biaya peralatan)
6) Professional fee (Jasa profesional)
7) Insurance (Biaya asuransi bagian administrasi dan umum) 8) Rent (Biaya sewa)
9) Repair and maintenance (Biaya perbaikan dan pemeliharaan bagian administrasi dan umum)
10) Training & Recruitment (Biaya pelatihan dan perekrutan) 11) Travelling (Biaya perjalanan bagian administrasi dan umum) 12) Bank administration (Biaya administrasi bank)
13) Donation / Entertainment (Donasi/Sumbangan) 14) Management fee (Jasa manajemen)
15) Medical (Biaya pengobatan)
16) Depreciation (Biaya depresiasi bagian administrasi dan umum) 17) Amortization (Amortisasi)
18) Security (Biaya keamanan)
19) Investor Relation (Hubungan penanam modal) 20) Public Relation (Humas)
21) Changes in fair value of long term receivable (Perubahan nilai piutang jangka panjang)
22) Others (Lain-lain) 4. Others Charge (Biaya Lain-lain)
1) Interest expenses (Biaya bunga)
2) Gain (loss) on forex-Non Operational (Kerugian investasi – non operasional)
3) Gain (loss) on forex-Operational (Kerugian investasi – operasional)
4) Allowance for doubtful plasma receivables (Cadangan piutang plasma tak tertagih)
5) Bad debt expense (Biaya kredit macet)
6) Allowance for stock obsolences (Cadangan stok usang) 7) Finance charges (Biaya keuangan)
9) Imbalan Sukuh Ijarah
10) Amortization of Deferred Charges of SAP (Amortisasi biaya SAP ditangguhkan)
11) Rental (Biaya sewa)
12) Changes in fair value of long term receivable (Perubahan nilai piutang jangka panjang)
13) Provision for declining inventory (Provisi penurunan persediaan barang)
14) Tax correction (Koreksi pajak)
15) Miscellaneous Expense (Biaya lain-lain)
Adapun data-data yang menjadi dasar penulis untuk melakukan analisis adalah sebagai berikut:
1. Rekapitulasi Biaya PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs. Kwartal I Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 1)
2. Rekapitulasi Biaya PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs. Kwartal II Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 2)
3. Rekapitulasi Biaya PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs.Kwartal III Tahun 2014 dan 2013 (Lmapiran 3)
4. Rekapitulasi Biaya PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Kwartal IV Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 4)
5. Rekapitulasi Biaya PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 5)
6. Laporan Laba Rugi PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs. Kwartal I Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 6)
7. Laporan Laba Rugi PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs. Kwartal II Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 7)
8. Laporan Laba Rugi PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs. Kwartal III Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 8)
9. Laporan Laba Rugi PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs. Kwartal IV Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 9)
10. Laporan Laba Rugi PT Salim Ivomas Pratama Tbk & Subs. Tahun 2014 dan 2013 (Lampiran 10)
C. Pembahasan Hasil Penellitian
Berdasarkan jenis-jenis biaya yang disajikan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. dan Subsidiaries, kemudian biaya-biaya tersebut penulis kelompokkan ke dalam klasifikasi biaya kualitas seperti disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Klasifikasi Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs.
COSTS AND EXPENSES
PREVEN TION COSTS APPRAIS AL COSTS INTER-NAL FAILURE COSTS EXTER-NAL FAILURE COST COST OF QUALITY CLASSIFICATIONS
COST OF GOODS SOLD DIRECT PRODUCTION COST
Harvesting and collecting Maintenance of mature plantations
Fertilizing of mature plantations Crop Purchase from: - Intercompany - Plasma
- Other - third party Research, breeding, transport & material Processing cost Repair and maintenance of mill
Packaging Materials Cane production cost Raw Sugar Material
INDIRECT
PRODUCTION COST
Depreciation Salaries, wages, and employee's benefits Office administration Security cost
Repair and maintenance Management fee Training Travelling Amortization Laboratories cost Professional fee Insurance Telecommunication CSR and donation Transport (internal / - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - PREVENTION COST Amortization - Production Depreciation - Production Fertilizing of mature plantations Insurance - General & Administration Insurance - Markering Department Insurance - Production
Maintenance of mature plantations Professional fee - General & Adinistration
Professional fee - Production Research, breeding, transport & material
Salaries, wages, and employee's benefits - Production
Security cost - General & Administration
Security cost - Production Training - Production
Training & Recruitment - General & Administration
APPRAISAL COST
Amort of Deferred Charges of SAP Laboratories cost
Marketing expenses and selling commission
Material cost - Production Office administration - Production Others Selling Expenses Packaging Materials Processing cost
INTERNAL FAILURE COST
Cane production cost
Internal consumption, Remelt Loss, Sugar Cane Inventory Loss, Price Varian, Gain/loss on delivery Repair and maintenance - General & Administration
external) Forwarding Tax & license Plasma charges Water & Power Material cost Others
Purchase of CPO & PK Internal consumption, Remelt Loss, Sugar Cane Inventory, Price Varian, Gain/loss on delivery SELLING EXPENSES Freight Pumping/Loading service Export tax Export expense Depreciation Salaries, wages, and employee's benefits Marketing expenses and selling commission Insurance Rental Royalty Fuel & Lubricant Quality Claim Others
GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES
Salaries, wages, and employee's benefits General Office supplies Telecommunications Utility
License and tax Professional fee Insurance Rent
Repair and maintenance Training & Recruitment Travelling Bank administration Donation / Entertainment Management fee Medical Depreciation Amortization Security Investor Relation Public Relation Changes in fair value of long term receivable Others
OTHER CHARGES
Interest expenses Gain (loss) on forex- Non Operational
Gain (loss) on forex- Operational
Allowance for doubtful plasma receivables Bad debt expense Allowance for stock obsolences - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Repair and maintenance - Production Repair and maintenance of mill - Production
Travelling - General & Administration (Auditing & Controlling Purpose)
Travelling - Production (Inspection Purpose)
EXTERNAL FAILURE COST
Finance charges Plasma charges Imbalan Sukuh Ijarah Amort of Deferred Charges of SAP Rental
Changes in fair value of long term receivable Provision for declining inventory
Tax correction (SKP) Miscellaneous- Expense
MISCELLANEOUS EXPENSE
Provision for Income Tax Other Misc. Expense
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1. Prevention Cost (Biaya Pencegahan)
a. Amortization – Production (Ammortisasi bagian produksi) b. Depreciation – Production (Depresiasi bagia produksi)
c. Fertilizing of mature plantations (Biaya pemupukan tanaman
menghasikan)
d. Insurance - General & Administration (Biaya asuransi bagian
administrasi dan umum)
e. Insurance - Markering (Biaya asuransi bagian pemasaran) f. Insurance - Production (Biaya asuransi bagian produksi)
g. Maintenance of mature plantations (Biaya pemeliharaan tanaman
menghasilkan)
h. Management fee – Production (Jasa manajemen bagian produksi)
i. Management fee - General and Administration (Jasa manajemen bagian
administrasi dan umum)
j. Professional fee - General & Adinistration (Jasa profesional bagian
administrasi dan umum)
k. Professional fee - Production (Jasa profesional bagian produksi)
l. Research, breeding, transport & material (Biaya penelitian, pembibitan,
transportasi dan material)
m. Salaries, wages, and employee's benefits – Production (Biaya gaji dan
n. Security cost - General & Administration (Biaya keamanan bagian
administrasi dan umum)
o. Security cost - Production (Biaya keamanan bagian produksi) p. Training – Production (Biaya pelatihan bagian produksi)
q. Training & Recruitment - General & Administration (Biaya pelatihan
dan perekrutan bagian umum dan administrasi) 2. Appraisal Cost (Biaya Penilaian)
a. Amortization of Deferred Charges of SAP (Amortisasi biaya SAP
ditangguhkan)
b. Laboratories cost (Biaya laboratorium)
c. Marketing expenses and selling commission (biaya pemasaran dan
komisi bagian penjualan)
d. Material cost – Production (Biaya material bagian produksi)
e. Office administration – Production (Biaya administrasi bagian produksi) f. Others Selling Expenses (Biaya lain-lain)
g. Packaging Materials (Biaya pengepakan material) h. Processing cost (Biaya proses produksi)
3. Internal Failure Cost (Biaya Kegagalan Internal)
a. Cane production cost (Biaya produksi gula)
b. Internal consumption, Remelt Loss, Sugar Cane Inventory Loss, Price Varian, Gain/loss on delivery (konsumsi internal, kerugian pencairan
ulang, varian harga, kerugian pengiriman)
c. Repair and maintenance - General & Administration (Biaya perbaikan
dan pemeliharaan bagian administrasi dan umum)
d. Repair and maintenance – Production (Biaya perbaikan dan
pemeliharaan bagian produksi)
e. Repair and maintenance of mill – Production (Biaya perbaikan dan
pemeliharaan pabrik kelapa sawit)
f. Travelling - General & Administration (Biaya perjalanan bagian umum
dan administrasi)
4. External Failure Cost (Biaya Kegagalan Eksternal)
a. Quality Claim (Klaim mutu)
Dari hasil pengelompokan menurut klasifikasi biaya kualitas, maka biaya-biaya tersebut dapat disajikan ke dalam laporan biaya kualitas seperti berikut sesuai dengan konsep biaya kualitas:
1. Rekapituasi Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Kwartal I Tahun 2014 dan 2013 (Tabel 4.2)
2. Rekapitulasi Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Kuartal II Tahun 2014 dan 2013 (Tabel 4.3)
3. Rekapitulasi Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Kuartal III Tahun 2014 dan 2013 (Tabel 4.4)
4. Rekapitulasi Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Kuartal IV Tahun 2014 dan 2013 (Tabel 4.5)
5. Rekapituasi Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Tahun 2014 dan 2013 (Tabel 4.6)
Dari hasil rekapitulasi di atas, dapat disajikan informasi biaya kualitas sebagai berikut:
1. Multiple Period Tren Model (Model Tren Periode Berganda)
Model informasi biaya kualitas tren periode berganda PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subsidiaries dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.7
PT Salim Ivomas Pratama Tbk. And Subs. Multiple Period Trend of Cost of Quality
Tabel 4.8
PT Salim Ivomas Pratama Tbk. And Subs. Multiple Period Trend of Cost of Quality
Berdasarkan dua tabel biaya kualitas periode 2013 dan 2014 di atas, penulis memperoleh informasi sebagai berikut:
Tabel 4.9
Rekapitulasi Informasi Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. Periode 2013-2014
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan:
PVC : Prevention Cost (Biaya Pencegahan) APC : Appraisal Cost (Biaya Penilaian)
IFC : Internal Failure Cost (Biaya Kegagalan Internal) EFC : External Failure Cost (Biaya Kegagalan Eksternal) Q1 : Kwartal I
Q2 : Kwartal II Q3 : Kwartal III Q4 : Kwartal IV
Selanjutnya dari informasi tersebut penulis membuat grafik biaya kualitas dengan komponen sebagai berikut:
Tabel 4.10
Komponen Grafik Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs.
Periode 2013-2014
Informasi diatas menunjukkan bahwa pada tingkat penjualan sebesar Rp 1.743.195.000.000,-, control cost yang ditimbulkan sebesar Rp 701.100.000.000,- dan failure cost sebesar Rp 85.498.000.000,- sehingga total quality cost yang ditimbulkan sebesar Rp 786.598.000.000,-, dan seterusnya.
Performa biaya kualitas yang dihasilkan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Selama tahun 2013 dan 2014 dapat diketahui melalui tabel dan grafik dibawah ini:
a. Performa Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Tahun 2013
Tabel 4.11
Matriks Biaya Kualitas PT SIMP Tbk. & Subs. Tahun 2013
Berdasarkan matriks tersebut, penulis membuat grafik performa biaya kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs tahun 2013 sebagai berikut:
Gambar 4.1
Grafik Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs Tahun 2013
Titik-titik pada grafik di atas menunjukkan biaya-biaya kualitas yang ditimbulkan selama periode tahun 2013. Sangat jelas terlihat bahwa pengeluaran biaya kualitas belum berada di titik optimal. Titik optimal total biaya kualitas terjadi pada saat titik Control Cost dan titik Failure Cost bertemu. 79,000 84,000 89,000 94,000 99,000 104,000 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000 1,600,000 2,100,000 2,600,000 Control Cost Total Quality Cost Failure Cost
b. Performa Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Tahun 2014
Tabel 4.12
Matriks Biaya Kualitas PT SIMP Tbk. & Subs. Tahun 2014
Berdasarkan matriks tersebut, penulis membuat grafik performa biaya kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs tahun 2014 sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs Tahun 2014
Seperti halnya di tahun 2014, performa biaya kualitas yang dihasilkan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Di tahun 2014 juga belum optimal. 75,000 80,000 85,000 90,000 95,000 100,000 105,000 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 2,300,000 2,700,000 Control Cost Total Quality Cost Failure Cost
Jika dua grafik di atas digabungkan menjadi satu maka performa biaya kualitas yang dihasilkan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Selama periode 2013-2014 dapat disajikan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3
Grafik Biaya Kualitas PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs Tahun 2013-2014
Berdasarkan grafik yang tersaji di atas, dapat diketahui bahwa biaya kualitas yang dihasilkan dari kegiatan usaha PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs sangat dan tidak mengikuti pola yang ideal. Hal ini menunjukkan bahwa biaya kualitas yang dihasilkan belum optimal.
Biaya kualitas optimal ditentukan dengan mencari titik terendah dari masing-masing komponen biaya kualitas terhadap biaya kualitas total. Selain itu juga diketahui besarnya masing-masing komponen biaya kualitas pada tingkat biaya kualitas yang optimal. Besarnya biaya kualitas optimal ditentukan berdasarkan persamaan antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan terhadap biaya kualitas total.
75,000 80,000 85,000 90,000 95,000 100,000 105,000 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,500,000 2,500,000 Control Cost Total Quality Cost Failure Cost
Melalui proses uji coba (trial and error), penulis menyajikan komposisi biaya kualitas yang ideal seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Matriks Komposisi Ideal Biaya Kualitas (dalam jutaan Rupiah)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa titik optimal dicapai pada tingkat penjualan sebesar Rp 2,5 Trilyun dengan Control Cost sebesar Rp 400 Milyar dan Failure Cost sebesar Rp 230 Milyar sehingga total biaya kualitas yang ditimbulkan sebesar Rp 630 Milyar.
Titik optimal biaya kualitas tersebut dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4
Grafik Biaya Kualitas Optimal
62,000 162,000 262,000 362,000 462,000 562,000 662,000 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 Cotrol Cost Total Quality Cost Failure Cost
Menurut Juran (1988:5), total biaya kualitas akan mencapai titik minimum dimana terdapat dua asumsi yang terbentuk dari analisis ini yaitu biaya kegagalan mendekati nol dimana kerusakan semakin berkurang dan biaya pencegahan serta penilaian mendekati tidak terbatas dimana kerusakan berkurang ke tingkat yang paling rendah. Jadi, biaya kualitas optimal dapat tercapai saat komposisi biaya kualitas menghasilkan total biaya kualitas paling rendah pada tingkat kerusakan maksimum yang masih dapat diterima oleh perusahaan.
Hansen dan Mowen (2005:6) menyatakan bahwa titik optimal tercapai apabila peningkatan biaya pencegahan tidak mampu lagi menghasilkan pengurangan biaya kegagalan yang lebih tinggi; titik ini menunjukkan tingkat minimum dari total biaya kualitas dan disebut tingkat kualitas dapat diterima (acceptable quality level/AQL).
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, titik optimal atau titik dimana total biaya kualitas yang ditimbulkan berada pada level terendah merupakan titik temu antara kurva Control Cost dan kurva Failure Cost. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya biaya kegagalan yang ditimbulkan tidak menjamin efektivitas pengendalian biaya kualitas. Sebaliknya, tingginya biaya kegagalan yang ditimbulkan tidaklah mengindikasikan buruknya pengendalian biaya kualitas.
2. One Year Period Trend Model (Model Tren Periode Satu Tahun)
Selain model periode berganda, informasi biaya kualitas juga dapat disajikan dengan model informasi biaya kualitas tren satu tahun. Model Informasi Biaya Kualitas Tren Satu Tahun PT Salim Ivomas Pratama Tbk. &
Tabel 4.14
PT Salim Ivomas Pratama and Subsidiaries One Year Trend Report of Cost of Quality
Pada tahun 2013, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. menyajikan biaya pencegahan sebesar 85,69% dari total biaya kualitas, sedangkan untuk biaya penilaian sebesar 6,74% dari total biaya kualitas, biaya kegagalan internal sebesar 10,39% dari total biaya kualitas dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0,04% dari total biaya kualitas. Sedangkan pada tahun 2014, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. menyajikan biaya pencegahan sebesar 83,03% dari total biaya kualitas, sedangkan untuk biaya penilaian sebesar 7,01% dari total biaya kualitas, biaya kegagalan internal sebesar 9,89% dari total biaya kualitas dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0,06% dari total biaya kualitas. Komposisi ini belum akurat karena beberapa klasifikasi tidak dipisahkan dengan baik sehingga pengelompokan biaya kualitas belum mencerminkan proporsi yang akurat.
Claude dan Sanjay seperti dikutip oleh Leni Susanti (http://jsma.stan-im.ac.id/pdf/vol2/2/3, hal. 39) menyatakan bahwa dana yang dikeluarkan untuk
corrective action (prevention cost dan appraisal cost) umumnya merupakan biaya
utama bagi perusahaan yang berusaha mengurangi masalah-masalah yang timbul karena kualitas. Pendapat tersebut sesuai dengan performa biaya kualitas yang disajikan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. dimana sebagian besar unsur biaya kualitas terdiri dari biaya pencegahan dan biaya penilaian sehingga menghasilkan biaya kegagalan yang rendah. Hal ini terlepas dari kelemahan klasifikasi biaya kualitas yang dilakukan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs.
Menurut anggapan Zero Defect View seperti yang diungkapkan oleh Hansen dan Mowen (2005:6) bahwa tingkat optimal bagi biaya kualitas adalah pada saat produk dihasilkan sesuai dengan target kualitas yaitu pada saat unit yang rusak/cacat berada di titik minimum atau bahkan tidak ada lagi (nol). Berdasarkan pendapat tersebut, PT. Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. belum optimal dalam mengurangi biaya kegagalan yang terjadi hingga titik nol.
Jika dibandingkan dengan penjualan selama tahun 2013 dan 2014, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. belum berhasil menekan biaya kualitas sesuai dengan standar yang diungkapkan oleh Shank dan Govindarajan seperti yang dikutip oleh Leni Susanti (http://jsma.stan-im.ac.id/pdf/vol2/2/3, hal. 39)
yang menyatakan bahwa ketika perusahaan menghabiskan dana yang cukup besar untuk kegiatan pencegahan, total biaya kualitas berada dalam kisaran 5% dari total penjualan. Dalam hal ini, total biaya kualitas yang dikeluarkan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. masih jauh lebih besar yaitu sebesar 35 % dari penjualan di tahun 2014 dan 39,45% dari penjualan di tahun 2013.
Hal ini diluar perhatian dari manajemen oleh karena informasi biaya kualitas belum optimal dilaporkan. Dengan adanya laporan biaya kualitas, diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajemen PT Salim Ivomas Pratama Tbk. & Subs. Tidak saja untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan tetapi juga menghemat biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan kualitas produk tersebut.