• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cecep Hidayat Universitas Bina Nusantara, Kampus Anggrek: Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan, Palmerah, ,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cecep Hidayat Universitas Bina Nusantara, Kampus Anggrek: Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan, Palmerah, ,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN

SITUASIONAL DAN PELATIHAN TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT COX AND TIHAYA

INDONESIA

Dina Landa Putri dan Laduma Tripani Nasution

Universitas Bina Nusantara, Kampus Anggrek: Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan, Palmerah, 021 – 5345830, [email protected], [email protected]

Cecep Hidayat

Universitas Bina Nusantara, Kampus Anggrek: Jln Kebon Jeruk Raya 27, Kemanggisan, Palmerah, 021 – 5345830, [email protected]

ABSTRACT

PT Cox and Tihaya Indonesia is a company that engaged in trade and business of supplying food

and beverages as well as in several other areas that include restaurants and bars. Also supported

by the shows and entertainment as a complement. Researcher wishes to conduct research on the

company's employees related to situational leadership training and employee job satisfaction and

its impact on the performance of the company's employees. The purpose of this study was to

determine how big the influence of situational leadership and employee training on job satisfaction

and its impact on employee performance in PT Cox and Tihaya Indonesia either partially or

simultaneously. The method of analysis used in this study is the method of Pearson correlation and

path analysis. Technical data retrieval is done by distributing questionnaires to interviews with

employees of PT Cox and Tihaya Indonesia and in the analysis using a Likert scale. The analysis of

data obtained by the contribution of situational leadership, training, and employee satisfaction to

employee performance simultaneously. But the individual, situational leadership contributed

significantly to employee satisfaction and situational leadership affect employee performance

directly and indirectly on the PT Cox and Tihaya Indonesia. While training contribute significantly

to employee satisfaction and employee training affects performance directly and indirectly on the

(2)

PT Cox and Tihaya Indonesia. Likewise, employee job satisfaction affects the performance of

employees at PT Cox and Tihaya Indonesia.

Keyword:

Situational Leadership, Training, Employee Job Satisfaction, Performance of employees

ABSTRACT

PT Cox and Tihaya Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

perdagangan dan usaha penyediaan makanan dan minuman serta di beberapa bidang lainnya yang

meliputi restoran dan bar yang juga didukung oleh penyelenggaraan pertunjukkan dan hiburan

sebagai pelengkap. Penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian pada karyawan perusahaan

berkenaan dengan kepemimpinan situasional dan pelatihan terhadap kepuasan kerja karyawan dan

dampaknya terhadap kinerja karyawan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan situasional dan pelatihan terhadap kepuasan

kerja karyawan dan dampaknya terhadap kinerja karyawan pada PT Cox and Tihaya Indonesia

baik secara parsial maupun simultan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode korelasi pearson dan path analysis. Teknis pengambilan data dilakukan dengan wawancara

dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia dan di analisis

menggunakan skala likert. Dari hasil analisis data diperoleh adanya kontribusi kepemimpinan

situasional, pelatihan, serta kepuasan kerja karyawan secara simultan terhadap kinerja karyawan.

Namun secara individual, kepemimpinan situasional berkontribusi secara signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan dan kepemimpinan situasional mempengaruhi kinerja karyawan secara

langsung dan tidak langsung pada PT Cox and Tihaya Indonesia. Sedangkan Pelatihan

berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dan pelatihan mempengaruhi

kinerja karyawan secara langsung dan tidak langsung pada PT Cox and Tihaya Indonesia.

Demikian juga kepuasan kerja karyawan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT Cox and

Tihaya Indonesia.

Kata Kunci:

Kepemimpinan Situasional, Pelatihan, Kepuasan Kerja Karyawan, Kinerja

Karyawan

PENDAHULUAN

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang beroperasi secara efektif dan efisien agar dapat tetap bertahan menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat. Kompleksitas masalah yang dihadapi manajemen PT Cox and Tihaya Indonesia saat ini membutuhkan pimpinan dan pelatihan yang memiliki kualitas tertentu untuk memperbaiki kinerja yang sudah ada. Adapun menurut Brahmasari dan Suprayetno ( 2008 ), pengaruh seorang pemimpin sangat menentukan karena untuk merealisasikan tujuan perusahaan perlu menerapkan kepemimpinan atau pola kerja yang konsisten terhadap situasi kerja yang dihadapi. Selain kepemimpinan yang efektif, sebuah perusahaan akan dapat terus berkembang dan dapat terus bersaing karena mempunyai sumber daya manusia yang terlatih. Tujuan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja bagi karyawan dan sebagai jembatan untuk perkembangan pengetahuan, kecakapan, pengalaman, sehingga menjadi stimulasi untuk melakukan pekerjaan lebih baik sesuai dengan keinginan dan tujuan perusahaan, Raharjo (2008). Pelatihan yang diberikan oleh pimpinan mempengaruhi kepuasan karyawan terhadap dirinya. Kepuasan karyawan berdampak terhadap performa yang di perlihatkannya. Karena kepuasan kerja karyawan dapat tercipta jika variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu kepemimpinan dan pelatihan serta kepuasan dalam perusahaan dapat di akomodasi dengan baik dan diterima oleh semua karyawan dalam perusahaan. Hasilnya, karyawan yang telah memiliki kepuasan memiliki kinerja yang lebih baik dari karyawan yang tidak

(3)

memiliki kepuasan dalam bekerja. Namun di PT Cox and Tihaya Indonesia ternyata masih ditemukan beberapa karyawan yang kurang akan pengetahuan mengenai produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan. Akibatnya akurasi penyelesaian tugas, kualitas, kecepatan dalam penyajian produk, serta pencapaian target yang ditentukan oleh manajemen, mengalami masalah dan penurunan dalam kinerja. Hal ini juga di sebabkan oleh bentuk organisasi yang kurang terstruktur dan terkesan overlapping antara Direktur,

Head Operation Manager dan General Manager. Dengan struktur organisasi yang demikian, pekerjaan

menjadi sangat tidak efektif dan tidak efisien.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Pengaruh Kepemimpina Situasional dan Pelatihan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia.

Menurut penelitian yang dilakukan Ida Ayu Brahmasari dan Paniel Siregar (2009) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja

dan Kinerja Karyawan pada PT Central Proteinaprima Tbk”, dalam jurnal Aplikasi Manajemen, diketahui

bahwa adanya pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Metode yang digunakan merupakan jenis penelitian penjelasan (explanatory research) dengan teknik pengambilan populasi. Kesimpulan tersebut didapat dari Hipotesis dengan menggunakan metode SEM yang membuktikan (β4 = 0,347; CR= 4.551) di mana hasil perhitungan menujukkan bahwa variabel kepemimpinan situasional secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut adalah positif atau searah.

Menurut penelitian yang dilakukan Utin Nina Hermiana, Liliyana dan Desvira Zain (2009) yang berjudul ”Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Kinerja UKM Kerajinan Anyaman Bambu di

Kabupaten Sambas Kalimantan Barat”, diketahui bahwa pelatihan memberikan pengaruh terhadap kinerja

karyawan. Metode yang digunakan adalah metode SEM (structural equation model) dan LISREL (linear

structural relationship). Kesimpulannya analisis statistik menunjukkan variabel pelatihan terbukti

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan UKM kerajinan anyaman bambu di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, besarnya pengaruh yaitu 0,43 atau 43%. Ini berarti variabel pelatihan secara parsial ikut berperan di dalam pembentukan kinerja karyawan. Melalui pelatihan yang telah diikuti, karyawan dapat memperbaiki pekerjaan mereka dan ini berdampak terhadap kinerja mereka.

Dari dua penelitian sebelumnya yang ada di atas, jika dibandingkan dengan penelitian sekarang memiliki nilai unggul dalam hal metode analisisnya yaitu Path Analysis. Karena metode ini paling tepat digunakan untuk mengukur antara variabel satu dengan variabel lainnya baik secara parsial maupun simultan dan memiliki korelasi/hubungan signifikan yang positif.

Operasionalisasi Variabel

Kepemimpinan Situasional menurut Daft (2010:340), “Teori Kepemimpinan situasional, dimana seorang pemimpin dapat menggunakan satu dari empat gaya kepemimpinan, berdasarkan gabungan perilaku hubungan (perhatian terhadap manusia) dan tugas (perhatian terhadap produksi). Gaya yang sesuai bergantung kepada tingkat kesiapan pengikut”. Variabel kepemimpinan situasional ini secara operasional diukur dengan menggunakan 4 dimensi yang diadopsi dari hubungan antara gaya kepemimpinan dan kesiapan pengikut menurut Daft (2010:341), yaitu: Telling, Selling, Participating, Delegating.

Pelatihan menurut Mathis & Jackson (2006:301) ,“Pelatihan adalah sebuah proses dimana memberikan karyawan pengetahuan, dan keterampilan yang spesifik dan dapat di identifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini”. Variabel pelatihan ini secara operasional diukur dengan menggunakan 2 dimensi, yaitu: Pengetahuan yang spesifik tentang alat,fasilitas dan pelayanan dan Keterampilan yang spesifik dalam menyajikan dan menghasilkan produk.

Kepuasan Kerja Karyawan menurut Luthans (2006:243), “kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting”. Variabel kepuasan kerja karyawan ini secara operasional diukur dengan menggunakan dimensi faktor-faktor penentu

(4)

kepuasan kerja menurut Luthans (2005:212), yaitu: Pekerjaan itu sendiri, Rekan kerja, Atasan, Gaji, Kesempatan promosi, dan Kondisi kerja.

Kinerja Karyawan menurut Mathis & Jackson (2006:378), “kinerja karyawan adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan”. Variabel kinerja karyawan ini secara operasionalisasi diukur dengan menggunakan dimensi yang diadopsi dari elemen-elemen untuk mengukur kinerja menurut Mathis & Jackson, yaitu: Kuantitas dari hasil, Kualitas dari hasil, Ketepatan waktu, Kehadiran, dan Kemampuan bekerja sama.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat asosiatif, Sugiyono (2008:11) menjelaskan bahwa “penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dan bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel independen dengan variabel dependen”.

Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia. Time horizon pada penelitian ini adalah cross sectional, menurut Sekaran (2007:177) adalah “sebuah studi yang dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab penelitian”.

Skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal yang kemudian ditransformasikan menjadi skala interval, dengan menggunakan program MSI (Method Of Successive

Interval) Hal ini dikarenakan peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrument penelitian berupa

kuesioner yang memiliki alternatif jawaban dalam skala ordinal, padahal peneliti akan menganalisis data dengan statistik parametik. Akibatnya, data dengan skala ordinal tersebut harus ditransfer menjadi skala interval.

Sumber datanya adalah primer dan sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung, data ini didapatkan melalui observasi perusahaan, dimana karyawan pada PT Cox and Tihaya Indonesia yang dijadikan responden, melalui penyebaran kuesioner. Sedangkan untuk data sekunder yang berisikan informasi-informasi yang telah ada dan dikumpulkan untuk melengkapi data primer.

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi dimana keseluruhan dari kakteristik atau unit pengukuran yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian pada perusahaan PT Cox and Tihaya Indonesia mengambil keseluruhan dalam unit pelayanan dimana penelitian hanya 106 orang maka penelitian ini tidak menggunakan pengambilan sampel tetapi merupakan penelitian populasi. Adapun presisi yang ditetapkan sebesar 5%.

Validitas instrument dalam penelitian ini diuji dengan cara membandingkan rhitung dan rtabel, dimana Jika r hitung positif, serta r hitung ≥ r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Sedangkan untuk reabilitas menggunakan Aplha Chronbach >0,60.

Dalam penelitian ini ada banyak metode analisis yang digunakan. Analisis diawali pada instrument penelitian, yaitu mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot dari setiap pertanyaan berdasarkan skala likert yang kemudian diuji validitas dan reabilitasnya, setelah itu dilanjutkan dengan uji normalitas data. Kemudian pengolahan data dilanjutkan dengan mentransformasikan data ordinal menjadi data interval. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan analisis korelasi pearson dan Path Analysis. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistikal Product and Service Solution).

HASIL DAN BAHASAN

Deskripsi Karateristik Responden

Karateristik responden merupakan gambaran dari keberadaan responden yang terlibat dalam penelitian yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia responden, pendidikan terakhir responden, masa kerja, dan divisi responden. Dari seluruh sampel karyawan sejumlah 87 orang yang diteliti, semuanya dapat mengisi dan mengembalikan kuisioner yang diberikan. Karateristik responden penelitian ini adalah sebagai berikut:

(5)

2) Sebagian besar, yaitu 57 (53,81%) responden berusia 21-30 tahun. 3) Mayoritas, yaitu 81 (76,41%) responden berpendidikan SMA/SMK

4) Masa kerja responden, yaitu bekerja < 3 tahun sebanyak 81 orang (76,42%), dan responden diantara 3-5 tahun sebanyak 25 orang (23,58%).

Didapatkan bahwa data seluruh variabel, yaitu Kepemimpinan Situasional (X₁), Pelatihan (X₂), Kepuasan Kerja Karyawan (Y), dan Kinerja Karyawan (Z) dinyatakan valid, reliable dan berdistribusi normal.

Untuk melakukan analisis jalur maka sruktur hubungan akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, Analisis pengaruh Kepemimpinan Situasional (X1) dan Pelatihan (X2) terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan (Y) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 1. Sedangkan analisis pengaruh Kepemimpinan Situasional (X1), Pelatihan (X2) dan Kepuasan Kerja

Karyawan (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) akan digambarkan dalam sub-struktur 2. Analisis jalur akan digambarkan dalam struktur hubungan dibawah ini:

Gambar 1 Struktur Hubungan X₁, X₂, Y, dan Z

Hasil Pengujian Korelasi Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2

Sub-Struktur 1

Hipotesis 1: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepemimpinan Situasional (X1) dan Pelatihan

(X2), dengan sifat hubungan kuat dan searah.

Hipotesis 2: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepemimpinan Situasional (X1) dan Kepuasan

Kerja Karyawan (Y) dengan sifat hubungan kuat dan searah.

Hipotesis 3: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Pelatihan (X2) dan Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

dengan sifat hubungan cukup kuat dan searah.

Tabel 1.

Sifat

Hubungan Bivariat X1,X2, dan Y

Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan

X1dengan X2 0,764 Kuat, Searah, dan Signifikan

X1 dengan Y 0,652 Kuat, Searah, dan Signifikan

X2 dengan Y 0,434 Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan Sub-Struktur 2

Hipotesis 4: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepemimpinan Situasional (X1) dan Kinerja

Karyawan (Z)dengansifat hubungan kuat dan searah.

Hipotesis 5: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Pelatihan (X2) dan Kinerja Karyawan (Z) dengan

sifat hubungan cukup kuat dan searah.

Hipotesis 6: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dan Kinerja Karyawan (Z) dengansifat hubungan kuat dan searah.

X₁

X₂

Y

P

zy

Z

Ρ

zx

Ρ

z

Ρ

yx

Ρ

yx

ε₁

ε

(6)

Tabel 2. Sifat Hubungan Bivariat X1,X2, Y, dan Z

Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan

X1dengan Z 0,769 Kuat, Searah, dan Signifikan

X2 dengan Z 0,468 Cukup Kuat, Searah, dan Signifikan

Y dengan Z 0,613 Kuat, Searah, dan Signifikan

Hasil Pengujian Hipotesis Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2

Selanjutnya, analisis pengaruh Kepemimpinan Situasional (X1) dan Pelatihan (X2) serta Kepuasan Kerja

Karyawan (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan sub-struktur 2.

Sub-struktur 1

Hipotesis 1: Kepemimpinan Situasional (X1) dan Pelatihan (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara

simultan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Hipotesis 2: Kepemimpinan Situasional (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Hipotesis 3: Pelatihan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Tabel 3. Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur 1

Sub-Struktur 2

Hipotesis 4: Kepemimpinan Situasional (X1), Pelatihan (X2), serta Kepuasan Kerja Karyawan (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Hipotesis 5:Kepemimpinan Situasional (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja

Karyawan (Z)

Hipotesis 6: Pelatihan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z)

Hipotesis 7: Kepuasan Kerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z)

Tabel 4. Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-Struktur 2 Pengaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (beta) Nilai Sig Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Koefisien Variabel lain (ρyε1) X1 terhadap Z 0,374 0,000 Ho ditolak 0,523 = 52,3% 0,6906 X2 terhadap Z 0,269 0,003 Ho ditolak Y terhadap Z 0,558 0,000 Ho ditolak

Jadi keseluruhan pengaruh kausal variabel Kepemimpinan Situasional (X1) dan Pelatihan (X2)

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) dan dampaknya terhadap Kinerja Karyawan (Z) dapat digambarkan dalam model struktur lengkap sebagai berikut:

Pengaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (beta) Nilai Sig Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Koefisien Variabel lain (ρyε1) X1 terhadap Y 0,388 0,003 Ho ditolak 0,613 = 61,3% 0,6221 X2 terhadap Y 0,351 0,000 Ho ditolak

(7)

Gambar 2. Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z

Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal dapat diketahui pengaruh kausal langsung, pengaruh kausal tidak langsung, serta pengaruh kausal total dari tiap-tiap variabel. Hasilnya dirangkum dalam Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Rangkuman Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z

Variabel Koefisien Jalur

Pengaruh Kausal

Langsung Tidak Langsung Total

X1 terhadap Y 0,388 0,388 - 0,388 X2 terhadap Y 0,351 0,351 - 0,351 X1 terhadap Z 0,374 0,374 0,388 x 0,558 = 0,216 0,59 X2 terhadap Z 0,269 0,269 0,351 x 0,558 = 0,195 0,464 Y terhadap Z 0,558 0,558 - 0,558 ε₁ 0,6221 - 0,6221 ε₂ 0,6906 - 0,6906

Pembahasan

1) Kepemimpinan Situasional (X₁) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan Situasional memiliki kontribusi positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Cox and Tihaya Indonesia dengan pengaruh yang kuat. Artinya kepemimpinan situasional merupakan suatu konsep yang dapat dijadikan sarana untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas serta dampak yang dihasilkan. Besarnya kontribusi kepemimpinan situasional terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar 0,388 atau 15,05%. Kepemimpinan Situasional juga memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja karyawan sebesar 0,764. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kepemimpinan perusahaan itu diterapkan maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia.

2) Pelatihan (X₂) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelatihan memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, sebesar 0,351 atau 12,32%. Pelatihan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kepuasan kerja karyawan sebesar 0,434. Hal ini berarti jika pelatihan karyawan naik maka tingkat kepuasan kerja karyawan juga naik.

0,351 0,269 0,374 ε2=0,6906

Y

X₁

X₂

Z

ε1=0,6221 0,388 0,764

(8)

3) Kepemimpinan Situasional (X₁) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan Situasional memiliki kontribusi yang positif dan signifikan sebesar 0,374 atau 13,98% terhadap kinerja karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia. Kepemimpinan Situasional memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja karyawan sebesar 0,769. Hal ini berarti semakin tinggi kepemimpinan situasional diterapkan dengan benar tanpa adanya tumpang tindih tugas terhadap karyawan, maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia.

4) Pelatihan (X₂) berkontribusi positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia. Pelatihan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kinerja karyawan sebesar 0,468. Hal ini berarti semakin tinggi pelatihan yang berikan, maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia, begitu juga sebaliknya. Namun nilai koefisien jalur pelatihan terhadap kinerja karyawan hanya sebesar 0,269 atau 7,23%. Hal ini berarti seberapa pun besarnya pengaruh yang diberikan, akan tetap berpengaruh walaupun hanya dalam jumlah yang kecil.

5) Kepuasan Kerja Karyawan (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kepuasan kerja karyawan memberikan hasil yang memuaskan, karena secara langsung kepuasan kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,558 atau 31,14%. Kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja karyawan sebebsar 0,613. Hal ini berarti menunjukkan bahwa semakin baik kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan maka semakin tinggi tingkat kinerja karyawan PT Cox and Tihaya Indonesia.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan Kepemimpinan Situasional dan Pelatihan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Secara individual Kepemimpinan Situasional memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Sedangkan Pelatihan memiliki kontribusi yang positif secara signifikan terhadap Kepuasan kerja Karyawan.

2. Kepemimpinan Situasional, Pelatihan, dan Kepuasan Kerja Karyawan secara simultan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Secara individual Kepemimpinan Situasional memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, Pelatihan memiliki pengaruh secara langsung yang positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Sedangkan Kepuasan Kerja Karyawan berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka saran-saran yang dapat diberikan kepada PT Cox and Tihaya Indonesia adalah sebagai berikut:

1. PT Cox and Tihaya sebaiknya terus meningkatkan Kepemimpinannya agar tercipta kepuasan kerja karyawan dan kinerja karyawan yang lebih baik lagi dengan cara:

• Pemimpin harus lebih mempertimbangkan setiap ide-ide yang diberikan bawahannya karena bawahan adalah aset dari perusahaan.

• Pemimpin lebih memberi dukungan fasilitas yang memadai untuk karyawannya agar lebih baik dalam pengambilan keputusan.

• Pemimpin harus dapat menjelaskan secara mendetail mengenai tugas-tugas yang diberikan kepada karyawan.

2. Pelatihan memiliki kontribusi terhadap kinerja karyawan dan menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan kinerja karyawan, sehingga PT Cox and Tihaya Indonesia juga perlu

(9)

memperhatikan pelatihan yang ada. Untuk meningkatkan pelatihan tersebut dapat dilakukan dengan cara:

• Diharapkan mentor dari pelatihan tersebut lebih memperhatikan metode apa yang lebih cepat dimengerti oleh karyawan, bagaimana cara menggunakan fasilitas, karena jika tidak maksimal akan membuat kesalahan yang mengakibatkan kehilangan pelanggan dan merugikan perusahaan.

• Pelatihan yang diberikan perusahaan harus lebih ditingkatkan karena ketatnya kompetisi dengan perusahaan restaurant dan bar lain dalam hal makanan, minuman, pelayanan dan entertain. Jenis-jenis pelatihan harus selalu di upgrade agar karyawan dapat melayani pelanggan dengan lebih baik lagi.

3. Perusahaan lebih memperhatikan gaji karyawan apakah sudah sesuai dengan tanggung jawabnya, disesuaikan disini seperti pada posisi atau jabatan karyawan masing-masing. Selain jabatan juga harus diperhatikan sisi senioritasnya, dimana gaji antara karyawan lama dengan karyawan baru seharusnya dibedakan seperti gaji karyawan lama lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan baru. Dan yang terakhir gaji yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan UMP ( upah minimum provinsi).

REFERENSI

Arikunto. (2004). Dasar-dasar Statistik. Jakarta : Erlangga.

Berger, Lance. A & Berger, Dorothy. R. (2007). The Handbook of best practices on talent. Cetakan 2. Jakarta : Penerbit PPM

Brahmasari, Ida.A & Suprayetno, Agus. (2008). Pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kepuasaan kerja karyawan serta dampaknya pada kinerja perusahaan. Jurnal manajemen dan kewirausahaan vol.10, No.2.

Brahmasari, Ida.A & Siregar, Paniel. (2009). Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT Central Proteinaprima Tbk. Jurnal Aplikasi Manajemen vol. 7, No.1.

Daft, Richard. L. (2011). Era Baru Manajemen. Buku 2 Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat. Danim, Sudarwan. (2008). Kinerja staf dan organisasi. Jakarta : CV Pustaka Setia

Dessler, Gary. (2006). Human Resource Management. Eight edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Dessler, Gary. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Indeks

Guidance Book. Rules and Regulations: COX BAR and Lounge. (2012). Management Pt. cox and tihaya indonesia

Harsono, Bambang. (2009). Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karanganyar. Journal Excellent vol.1 No.2.

Hermiana, U.N, Liliyana &Zain, Desvira. (2009). Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Kinerja Karyawan UKM Kinerja Karyawan Anyaman Bambu di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.Jurnal Eksekutif Vol.6 No.1.

(10)

Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. (2009). Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill.

Kuncoro, EA & Riduwan (2008). Cara Menggunakan dan memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Cetakan kedua. Bandung : Alfabeta.

Lensufiie, Tikno. (2010). Leadership untuk profesional dan mahasiswa. Jakarta : Erlangga Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta : ANDI

Mangkunegara, A.P. (2006). Perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: PT Refika aditama

Mangkunegara, A.P. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung : PT Refika aditama

Mathis, R & Jackson, J. (2006). Human Resource Management. Cetakan kesepuluh. Jakarta : Salemba empat. Moeheriono. (2012). Indikator kinerja utama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Mudayen, Y.M.V. (2010). Pengaruh kompensasi, pengembangan karir, lingkungan dan pengalaman terhadap motivasi dan prestasi kerja. Jurnal penelitian Vol.13, No. 2. Hal : 169-198

Pamungkas, Gangsar. (2011). Tips dan Trik Dahsyat menjadi Pemimpin Hebat. Yogyakarta : Araska Rahardjo, Mukti. (2008). Analisis pelaksanaan pelatihan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan

bagian penjualan pada PT.X di Jakarta. Jurnal Manajemen/Tahun XII, No.2.

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella J. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Edisi kedua. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Riyadi, Slamet. (2011). Pengaruh gaya kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan manufaktur di jawa timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 13 No.1.

Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2007). Organizational Behavior. Cetakan kedua belas. Jakarta : Salemba Empat Sarjono, H & Juanita,W. (2011). SPSS vs Lisrel. Jakarta : Salemba.

Sekaran, Uma. (2007). Research Methods Business. Jakarta : Salemba Empat.

Sofyandi, Herman. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV.Alfabeta

Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Subrata, Andrayanie & Ruay L.R. (2009). Hubungan Risk Awarness dengan Self-Confidance, Work Climate dan Job Characteristic menggunakan metode Path Analysis. Journal of management and business review Vol.6, No.2. Hal : 68-79

Suprapti, A.R. (2008). Hubungan motivasi mengikuti pelatihan dan kinerja karyawan dengan orientasi pembelajaran sebagai variabel pemediasi. Jurnal bisnis dan manajemen Vol.8, No.2. Hal : 131-136. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(11)

RIWAYAT PENULIS

Dina Landa Putri, lahir di kota Banda Aceh pada tanggal 8 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Manajemen pada tahun 2012

Laduma Tripani Nasution, lahir dikota Banda Aceh pada tanggal 14 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Manajemen pada tahun 2012.

Gambar

Gambar 1 Struktur Hubungan X₁, X₂, Y, dan Z  Hasil Pengujian Korelasi Sub-Struktur 1 dan Sub-Struktur 2
Tabel 5. Rangkuman Hubungan Kausal Empiris Variabel X 1 , X 2 , dan Y terhadap Z

Referensi

Dokumen terkait