• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR EVALUASI DAN PENGENDALIAN DALAM HIGIENE INDUSTRI K3 UHAMKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP DASAR EVALUASI DAN PENGENDALIAN DALAM HIGIENE INDUSTRI K3 UHAMKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

K3 UHAMKA

KONSEP DASAR EVALUASI

DAN PENGENDALIAN

(2)

Merupakan kegiatan pengukuran terhadap hazard secara lebih spesifik dan

sistematis menggunakan metode-metode tertentu, hasil pengukuran tersebut

kemudian dibandingkan dengan standar-standar yang berlaku.

Yaitu Merupakan tahap penilaian karakeristik dan besarnya potensi-potensi baha

ya yang mungkin timbul, sehingga dapat menentukan prioritas dalam mengatasi

permasalahan

 Evaluasi adalah suatu kegiatan sampling dan mengukur bahaya dengan

metode yang lebih spesifik, contohnya : mengukur kebisingan dengan sound

level meter, pengukuran kadar debu/partikel dengan menggunakan digital

dust indikator, melakukan pengukuran pencahayaan dengan menggunakan

Lux Meter dan sebagainya, hasil dari pengukuran ini dibandingan dengan per

aturan

– peraturan pemerintah yang berlaku, apakah melibihi nilai ambang

batas atau tidak (NAB)

.

(3)

NAB

 Adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (TLV-TWA= Threshold Limit Value Time Weighted Average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau

gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

 NAB ini akan digunakan sebagai (pedoman) rekomendasi pada praktek higene industri dalam melakukan penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya terhadap kesehatan. Sedangkan

NAB pada faktor kimia antara lain dapat pula digunakan: a. Kadar standar untuk perbandingan.

b. Sebagai pedoman untuk perencanaan proses produksi dan perencanaan teknologi pengendalian bahaya-bahaya di lingkungan kerja.

c. Menentukan pengendalian bahan proses produksi terhadap bahan yang lebih beracun dengan bahan yang sangat beracun.

d. Membantu menentukan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya penyakit-penyakit dan hambatan-hambatan efisiensi kerja akibat faktor kimiawi dengan bantuan pemeriksaan biologik.

 NAB Faktor Fisika = yaitu Iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang radio & mikro, Sinar Radiasi Ultra ungu, Medan Magnit. Tercantum dalam Permenaker No. 13/MEN/X/2011

 NAB Faktor Kimia = meliputi padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol dan uap yang berasal dari bahan kimia, berdasarkan CAS (Chemical Abstracts Services adalah nomor pendaftaran suatu bahan kimia yang diterbitkan oleh American Chemical Society). Dapat dilihat di Permenaker No. 13/MEN/X/2011.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Melakukan Evaluasi Berdasarkan Tingkat Keparahan Hazard Dan

Pencegahan Penyakit Dan Kematian Bergantung Pada Penilaian

Berdasarkan Pada Banyak Faktor?

1. Toxicity= kapasitas yang melekat dari agen (bahan kimia) untuk menyebabkan kerusakan, sifat bahaya itu, dan

organ yang terkena.

2. Exposure level, dose = jumlah pekerja yang menyerap bahan kimia selama bekerja dan dosis yang diterma

oleh pekerja.

3. Process or operational analysis= pengetahuan dan kesadaran dari pekerja bahwa bahan baku yang diubah

menjadi produk-produk selama produksi dapat menyebabkan pelepasan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan sakit pada pekerja.

4. Maintenance activity, spills, and accidents= pengetahuan tentang kejadian yang akut (tumpahan bahan kimia),

kejadian yang jarang terjadi, kebocoran, evaluasi rutin yang terlewatkan.

5. Epidemiology dan risk assesment = melihat data seluruh populasi pekerja dan survailens data kasus dapat

dijadikan informasi untuk mempertimbangkan kesehatan dari pekerja

6. Interview = menyediakan informasi mengenai pekerja, mengenai gejala kesehatan, pekerjaan, pengantian

kondisi kerja, semuanya itu menyediakan data yang penting untuk menganalisis dampak kesehatan dan stressor pekerjaan dari faktor bahan kimia, fisik, ergonomik, biologis.

7. Unequal distribution of risk= kesadaran (awareness) pekerja dapat menurunkan ataupun meningkatkan resiko

penyakit dan cedera.

8. Variability of respon= kerentangan dari masing-masing individu berbeda-beda, usia, dan status kesehatan

(11)

Inventory

 Daftar inventarisasi haruslah men cantumkan semua fasilitas bahan kimia yg tersedia, daftar tsb harus mencakup keseluruhan bahan baku dan produk akhir yang dihasilkan.  Tujuan inventarisasi yaitu meng

antisipasi kemungkinan bahaya dan memastikan risiko kerja sudah dikomunikasikan kepada pekerja sebelum para pekerja tsb mendapat cidera.

 Daftar inventarisasi termasuk hazard ergonomik, fisik, biologi, psikologis dan kimia. Misal : daftar inventarisasi hazard yang potensial di rumah sakit.

(12)

Inventory..

 Industri maupun para suplier bahan kimia haruslah menyediakan Material Safety Data

Sheet (MSDS) atau di Indonesia disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

adalah dokumen yang berisi informasi mengenai potensi bahaya.

Kapan Menggunakan MSDS ?

Selalu ketahui bahaya dari suatu produk sebelum mulai menggunakannya. Pekerja harus melihat pada MSDS, cocokkan nama kimia pada wadah dengan nama bahan yang ada di MSDS, ketahui bahayanya, pahami petunjuk penanganan dan penyimpanan yang aman, serta memahami apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.

Persyaratan MSDS ?

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2001 tentang pengelolaan B3 pasal 11 yang berbunyi setiap orang yang memproduksi B3 wajib menyediakan MSDS. Pada pasal 12 menyatakan setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib menyertakan MSDS.

(13)

MSDS (Material Safety Data Sheet )

Isi dari sebuah MSDS menurut Kepmenaker No.187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia ber bahaya di tempat kerja yaitu :

1 Identitas bahan dan perusahaan 9 Sifat fisika dan kimia

2 Komposisi bahan 10 Stabilitas dan reaktifitas bahan

3 Identifikasi bahaya 11 Informasi toksikologi

4 Tindakan P3K 12 Informasi ekologi

5 Tindakan penanggulangan kebakaran 13 Pembuangan limbah

6 Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan 14 Pengangkutan bahan

7 Penyimpanan dan penanganan bahan 15 Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku

(14)

CSDS (Material Safety Data Sheet )

 Prosedur Operasi & Lembar Data Keamanan

Bahan Kimia (CSDS) harus dibuat untuk mem

berikan informasi rangkuman singkat mengenai penggunaan dan penanganan bahan Kimia

 CSDS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja

dan harus dipasang dengan jelas di lokasi dimana bahan kimia yang bersangkutan disimp an atau digunakan

 Bahan kimia yang berbeda dengan properti dan sumber bahaya serupa mungkin perlu diuraikan dalam satu Prosedur Operasi, sehingga mengurangi paperwork di pabrik. Prosedur Operasi adalah dokumen kerja dan merupakan bagian dari sistem manajemen K3 dan, dengan demikian, harus disimpan di dalam berkas bersama MSDS. Juga harus dipasang bersama CSDS terkait di daerah kerja produksi.

(15)

Deskripsi Proses Atau Operasional

 Inventarisasi menyediakan informasi tentang identifikasi hazard untuk sekarang ini tetapi tidak dapat untuk mengidentifikasikan tingkat risiko dari pemaparan bahan baku. Tidak dapat mengukur jumlah pekerja didalam proses kerja tersebut, yang menidentifikasikan bagamana atau dimana pekerja tersebut menggunakan bahan tersebut untuk proses produksi, atau secara detail melalui perjalanan proses berapa lama pekerja potensial untuk terkena pemaparan bahan tersebut.

 Tingkat keparahan bahaya saat ini tergantung dari pekerja yang secara potensial kontak langsung dengan durasi dan konsentrasi pemaparan bahan berbahaya tersebut.

 Meskipun informasi mengenai proses dan operasional industri dibutuhkan untuk mengetahui bahan berbahaya yang industri gunakan untuk produksi dan pekerja kontak langsung dengan bahan itu.

 Dibutuhkan kerjasama dari pihak engineering bersama-sama menangani proses operasional ini seperti kondisi operasional yang abnormal dan berbagai faktor yang dapat menimbulkan efek pema paran.

A. Lembar Alur Proses

Menggambarkan proses alur yang simple dan menampilkan secara bertahap model bagaimana dan ke mana setiap bahan tersebut menjadi sebuah produk.

(16)

 Voltile Organic Compound (VOC) adalah senyawa yang mengandung karbon yang menguap pada tekanan dan temperatur tertentu atau memiliki tekanan uap yang tinggi pada temperature ruang. VOC yang paling umum dikenal adalah pelarut (solvents).

 VOC berbahaya karena VOCs bereaksi dengan Nitrogen Oksida (NOx) jika terkena sinar matahari membentuk ground level ozone dan asap atau kabut. Pada konsentrasi tertentu di udara, ozone dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan.

 Efek ada kesehatan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokkan, sakit kepala atau pusing, kehilangan koordinasi, mual, kerusakan hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Beberapa organik dapat menyebabkan kanker pada hewan, beberapa dicurigai atau diketahui menyebabkan kanker pada manusia.

 Contoh produk yang mengemisi VOC dan digunakan didalam ruangan adalah cat, bahan pembersih, bahan bangunan dan furnish, mesin fotokopi, tinta, lem, spidol.

(17)

B. Checklist

 Ceklist untuk evaluasi hazard lingkungan dapat ditimbulkan dari operasional industri yang seharusnya dapat dimodifika si agar sesuai dengan situasi yang diinginkan.

(18)

C. Peralatan

Peralatan dapat

terkonta-minasi

hazard

bahan

kimia atau memiliki risiko

fisik

untuk

terjadinya

kecelakaan kerja.

Sehingga perlu di list

semua peralatan yang

dapat

menyebabkan

penyakit akibat kerja &

ke-celakaan kerja. Sehingga

perlu dilakukan prosedur

LOTO (Locked out and

(19)

Field Survey

a. Sensory Perception

Seorang HI harus mampu untuk merasakan menggunakan panca inderanya (pengelihatan, pendengaran, dan perasa) untuk menilai tanda-tanda potensial hazard yang ada dilapangan ketika melakukan walkthrough.

b. Control Measures In use

Seorang HI harus mampu untuk menilai pengukuran permasalah yang ada di lapangan, sehingga permasalah itu dapat di atasi dengan cepat.

c. Observation and Interview

 Observasi adalah peninjauan secara cermat

 Observasi dan interview dapat dilakukan pada pekerja di bagian tertentu yang potensial

mengalami risiko bahaya, sehingga dengan adanya observasi dan interview yang dilakukan kepada karyawan.

(20)

Monitoring dan Sampling

Monitoring

Monitoring Personal

Monitoring Area

Sampling adalah berasal dari kata sampel yang berarti bahan / s

pesimen untuk pemeriksaan.

(21)

1) Untuk mengetahui tingkat risiko

2) Untuk mengetahui pajanan pada pekerja

3) Untuk memenuhi peraturan (legal aspek)

4) Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan

5) Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki oleh

pekerja

6) Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik.

(22)

 Langkah ini dilakukan untuk dapat mengendalikan bahaya yang

ada di tempat kerja, sehingga tidak menimbulkan dampak

kesehatan baik bagi pekerja maupun masyarakat di sekitar

tempat kerja.

 Adalah Pengendalian lingkungan kerja dimaksud untuk

mengurangi atau menghilangkan pemajaman terhadap agen

yang berbahaya di lingkungan kerja, ketiga tahapan ini tidak

dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya

dapat di capai dengan teknologi pengendalian yang memadai

untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di kalangan

para pekerja.

(23)

Langkah-Langkah

Pengendalian

(24)

Memilih Teknologi Pengendalian

a. Hirarki Pengendalian Bahaya

Eliminasi

Subtitusi

Enginering

Administrasi

(25)

b. Menyusun program pelatihan guna meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman berkaitan dengan risiko

c.

Menentukan upaya monitoring terhadap lingkungan/tempat kerja

d. Menentukan perlu atau tidaknya survailans kesehatan kerja

melalui pengujian kesehatan berkala, pemantauan biomedik,

audiometri dan lain-lain.

e.

Menyelenggarakan prosedur tanggap darurat / emergensi dan

pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan.

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tulisan ini akan diuraikan mengenai pengendalian persediaan, peramalan untuk persediaan bahan baku agar dapat menentukan periode pembelian yang dilakukan menentukan jumlah

a) Mengetahui faktor-faktor ergonomi dalam sistem kerja tebang, angkut dan giling. b) Mengetahui beban kerja fisik untuk pekerja. c) Mengetahui persepsi pekerja dan manajemen

Persoalan tenaga kerja yang lain adalah pada industri dengan jumlah tenaga kerja yang tinggi dituntut untuk mampu melakukan pengendalian dengan baik agar

Mutu produk crumb rubber SIR 20 diperbaiki dengan cara: bahan baku harus dilakukan pengujian untuk melihat tingkat kadar kotoran yang terkandung didalam lateks;

Namun pada hasil perhitungan Indeks Kemampuan Proses (Cp) untuk kadar bahan kering susu pasteurisasi coklat adalah 0,15 dan plain adalah 0,32 dimana nilai menunjukkan < 1,00

3.6 Harga satuan pekerjaan (HSP) adalah biaya upah kerja dengan atau tanpa harga bahan-bahan bangunan untuk satuan pekerjaan tertentu. 3.7 Jumlah pekerja adalah jumlah tenaga

Pada beban kerja fisik yang dialami oleh pekerja untuk proses pemipihan dan penjemuran cukup berat dimana pekerja melakukan proses pemipih- an menggunakan bantuan alat

Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif, dimana perhatian dipusatkan pada masalah- masalah aktual seperti kondisi lantai produksi yang berantakan dan sikap kerja pekerja