K3 UHAMKA
KONSEP DASAR EVALUASI
DAN PENGENDALIAN
Merupakan kegiatan pengukuran terhadap hazard secara lebih spesifik dan
sistematis menggunakan metode-metode tertentu, hasil pengukuran tersebut
kemudian dibandingkan dengan standar-standar yang berlaku.
Yaitu Merupakan tahap penilaian karakeristik dan besarnya potensi-potensi baha
ya yang mungkin timbul, sehingga dapat menentukan prioritas dalam mengatasi
permasalahan
Evaluasi adalah suatu kegiatan sampling dan mengukur bahaya dengan
metode yang lebih spesifik, contohnya : mengukur kebisingan dengan sound
level meter, pengukuran kadar debu/partikel dengan menggunakan digital
dust indikator, melakukan pengukuran pencahayaan dengan menggunakan
Lux Meter dan sebagainya, hasil dari pengukuran ini dibandingan dengan per
aturan
– peraturan pemerintah yang berlaku, apakah melibihi nilai ambang
batas atau tidak (NAB)
.
NAB
Adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (TLV-TWA= Threshold Limit Value Time Weighted Average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
NAB ini akan digunakan sebagai (pedoman) rekomendasi pada praktek higene industri dalam melakukan penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk mencegah dampaknya terhadap kesehatan. Sedangkan
NAB pada faktor kimia antara lain dapat pula digunakan: a. Kadar standar untuk perbandingan.
b. Sebagai pedoman untuk perencanaan proses produksi dan perencanaan teknologi pengendalian bahaya-bahaya di lingkungan kerja.
c. Menentukan pengendalian bahan proses produksi terhadap bahan yang lebih beracun dengan bahan yang sangat beracun.
d. Membantu menentukan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya penyakit-penyakit dan hambatan-hambatan efisiensi kerja akibat faktor kimiawi dengan bantuan pemeriksaan biologik.
NAB Faktor Fisika = yaitu Iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang radio & mikro, Sinar Radiasi Ultra ungu, Medan Magnit. Tercantum dalam Permenaker No. 13/MEN/X/2011
NAB Faktor Kimia = meliputi padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol dan uap yang berasal dari bahan kimia, berdasarkan CAS (Chemical Abstracts Services adalah nomor pendaftaran suatu bahan kimia yang diterbitkan oleh American Chemical Society). Dapat dilihat di Permenaker No. 13/MEN/X/2011.
Melakukan Evaluasi Berdasarkan Tingkat Keparahan Hazard Dan
Pencegahan Penyakit Dan Kematian Bergantung Pada Penilaian
Berdasarkan Pada Banyak Faktor?
1. Toxicity= kapasitas yang melekat dari agen (bahan kimia) untuk menyebabkan kerusakan, sifat bahaya itu, dan
organ yang terkena.
2. Exposure level, dose = jumlah pekerja yang menyerap bahan kimia selama bekerja dan dosis yang diterma
oleh pekerja.
3. Process or operational analysis= pengetahuan dan kesadaran dari pekerja bahwa bahan baku yang diubah
menjadi produk-produk selama produksi dapat menyebabkan pelepasan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan sakit pada pekerja.
4. Maintenance activity, spills, and accidents= pengetahuan tentang kejadian yang akut (tumpahan bahan kimia),
kejadian yang jarang terjadi, kebocoran, evaluasi rutin yang terlewatkan.
5. Epidemiology dan risk assesment = melihat data seluruh populasi pekerja dan survailens data kasus dapat
dijadikan informasi untuk mempertimbangkan kesehatan dari pekerja
6. Interview = menyediakan informasi mengenai pekerja, mengenai gejala kesehatan, pekerjaan, pengantian
kondisi kerja, semuanya itu menyediakan data yang penting untuk menganalisis dampak kesehatan dan stressor pekerjaan dari faktor bahan kimia, fisik, ergonomik, biologis.
7. Unequal distribution of risk= kesadaran (awareness) pekerja dapat menurunkan ataupun meningkatkan resiko
penyakit dan cedera.
8. Variability of respon= kerentangan dari masing-masing individu berbeda-beda, usia, dan status kesehatan
Inventory
Daftar inventarisasi haruslah men cantumkan semua fasilitas bahan kimia yg tersedia, daftar tsb harus mencakup keseluruhan bahan baku dan produk akhir yang dihasilkan. Tujuan inventarisasi yaitu meng
antisipasi kemungkinan bahaya dan memastikan risiko kerja sudah dikomunikasikan kepada pekerja sebelum para pekerja tsb mendapat cidera.
Daftar inventarisasi termasuk hazard ergonomik, fisik, biologi, psikologis dan kimia. Misal : daftar inventarisasi hazard yang potensial di rumah sakit.
Inventory..
Industri maupun para suplier bahan kimia haruslah menyediakan Material Safety Data
Sheet (MSDS) atau di Indonesia disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
adalah dokumen yang berisi informasi mengenai potensi bahaya.
Kapan Menggunakan MSDS ?
Selalu ketahui bahaya dari suatu produk sebelum mulai menggunakannya. Pekerja harus melihat pada MSDS, cocokkan nama kimia pada wadah dengan nama bahan yang ada di MSDS, ketahui bahayanya, pahami petunjuk penanganan dan penyimpanan yang aman, serta memahami apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.
Persyaratan MSDS ?
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2001 tentang pengelolaan B3 pasal 11 yang berbunyi setiap orang yang memproduksi B3 wajib menyediakan MSDS. Pada pasal 12 menyatakan setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib menyertakan MSDS.
MSDS (Material Safety Data Sheet )
Isi dari sebuah MSDS menurut Kepmenaker No.187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia ber bahaya di tempat kerja yaitu :
1 Identitas bahan dan perusahaan 9 Sifat fisika dan kimia
2 Komposisi bahan 10 Stabilitas dan reaktifitas bahan
3 Identifikasi bahaya 11 Informasi toksikologi
4 Tindakan P3K 12 Informasi ekologi
5 Tindakan penanggulangan kebakaran 13 Pembuangan limbah
6 Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan 14 Pengangkutan bahan
7 Penyimpanan dan penanganan bahan 15 Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku
CSDS (Material Safety Data Sheet )
Prosedur Operasi & Lembar Data Keamanan
Bahan Kimia (CSDS) harus dibuat untuk mem
berikan informasi rangkuman singkat mengenai penggunaan dan penanganan bahan Kimia
CSDS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja
dan harus dipasang dengan jelas di lokasi dimana bahan kimia yang bersangkutan disimp an atau digunakan
Bahan kimia yang berbeda dengan properti dan sumber bahaya serupa mungkin perlu diuraikan dalam satu Prosedur Operasi, sehingga mengurangi paperwork di pabrik. Prosedur Operasi adalah dokumen kerja dan merupakan bagian dari sistem manajemen K3 dan, dengan demikian, harus disimpan di dalam berkas bersama MSDS. Juga harus dipasang bersama CSDS terkait di daerah kerja produksi.
Deskripsi Proses Atau Operasional
Inventarisasi menyediakan informasi tentang identifikasi hazard untuk sekarang ini tetapi tidak dapat untuk mengidentifikasikan tingkat risiko dari pemaparan bahan baku. Tidak dapat mengukur jumlah pekerja didalam proses kerja tersebut, yang menidentifikasikan bagamana atau dimana pekerja tersebut menggunakan bahan tersebut untuk proses produksi, atau secara detail melalui perjalanan proses berapa lama pekerja potensial untuk terkena pemaparan bahan tersebut.
Tingkat keparahan bahaya saat ini tergantung dari pekerja yang secara potensial kontak langsung dengan durasi dan konsentrasi pemaparan bahan berbahaya tersebut.
Meskipun informasi mengenai proses dan operasional industri dibutuhkan untuk mengetahui bahan berbahaya yang industri gunakan untuk produksi dan pekerja kontak langsung dengan bahan itu.
Dibutuhkan kerjasama dari pihak engineering bersama-sama menangani proses operasional ini seperti kondisi operasional yang abnormal dan berbagai faktor yang dapat menimbulkan efek pema paran.
A. Lembar Alur Proses
Menggambarkan proses alur yang simple dan menampilkan secara bertahap model bagaimana dan ke mana setiap bahan tersebut menjadi sebuah produk.
Voltile Organic Compound (VOC) adalah senyawa yang mengandung karbon yang menguap pada tekanan dan temperatur tertentu atau memiliki tekanan uap yang tinggi pada temperature ruang. VOC yang paling umum dikenal adalah pelarut (solvents).
VOC berbahaya karena VOCs bereaksi dengan Nitrogen Oksida (NOx) jika terkena sinar matahari membentuk ground level ozone dan asap atau kabut. Pada konsentrasi tertentu di udara, ozone dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan.
Efek ada kesehatan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokkan, sakit kepala atau pusing, kehilangan koordinasi, mual, kerusakan hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Beberapa organik dapat menyebabkan kanker pada hewan, beberapa dicurigai atau diketahui menyebabkan kanker pada manusia.
Contoh produk yang mengemisi VOC dan digunakan didalam ruangan adalah cat, bahan pembersih, bahan bangunan dan furnish, mesin fotokopi, tinta, lem, spidol.
B. Checklist
Ceklist untuk evaluasi hazard lingkungan dapat ditimbulkan dari operasional industri yang seharusnya dapat dimodifika si agar sesuai dengan situasi yang diinginkan.
C. Peralatan
Peralatan dapat
terkonta-minasi
hazard
bahan
kimia atau memiliki risiko
fisik
untuk
terjadinya
kecelakaan kerja.
Sehingga perlu di list
semua peralatan yang
dapat
menyebabkan
penyakit akibat kerja &
ke-celakaan kerja. Sehingga
perlu dilakukan prosedur
LOTO (Locked out and
Field Survey
a. Sensory Perception
Seorang HI harus mampu untuk merasakan menggunakan panca inderanya (pengelihatan, pendengaran, dan perasa) untuk menilai tanda-tanda potensial hazard yang ada dilapangan ketika melakukan walkthrough.
b. Control Measures In use
Seorang HI harus mampu untuk menilai pengukuran permasalah yang ada di lapangan, sehingga permasalah itu dapat di atasi dengan cepat.
c. Observation and Interview
Observasi adalah peninjauan secara cermat
Observasi dan interview dapat dilakukan pada pekerja di bagian tertentu yang potensial
mengalami risiko bahaya, sehingga dengan adanya observasi dan interview yang dilakukan kepada karyawan.