• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Korosi Baja Karbon yang di Proteksi Anoda Korban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Korosi Baja Karbon yang di Proteksi Anoda Korban"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

p-ISSN 2622-4593, e-ISSN 2622-4623

25 25

Analisis Korosi Baja Karbon

yang di Proteksi Anoda Korban

Cipto, ST.,MT [1]

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Musamus Merauke, Indonesia

cipto@unmus.ac.id Farid Sariman, ST.,MT [2]

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Musamus Merauke, Indonesia fsariman@unmus.ac.id

Christian Wely Wullur, ST.,MT [3]

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Musamus Merauke, Indonesia

christianwelly@unmus.ac.id Klemens A. Rahangmetan, ST.,MT [4]

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Musamus Merauke, Indonesia

krahangmetan@unmus.ac.id

Abstrak—Korosi menyebabkan penurunan kualitas material,

lingkungan dengan konsentrasi NaCl menyebabkan agresifitas korosi. Baja karbon sangan rentan mengalami korosi pada lingkungan air laut dan air payau, karena terdapat konsentrasi NaCl. Proteksi Anoda merupakan pencegahan korosi pada konstruksi atau instalasi yang berada lingkungan air laut dan air payau, anoda korban yang bernilai potensial lebih negatif dipasangkan dengan material konstruksi, sehingga reaksi oksidasi terjadi pada anoda korban dan reaksi reduksi terjadi pada material konstruksi. Metode eksperimental digunakan pada penelitian ini, kinerja alumunium anoda korban dalam melindungi baja karbon diketahui dengan cara mengkorosikan baja karbon. Nilai laju korosi baja karbon tanpa anoda korban pada lingkungan air laut 6,4337 MPY pada lingkungan air payau 4,8222 MPY. Anoda korban dengan luas penampang 1200 mm2 lebih baik dalam melindungi baja karbon terhadap korosi, penurunan nilai laju korosi baja karbon pada lingkungan air laut 48% (2,3556 MPY) dan penurunan nilai laju korosi baja karbon pada lingkungan air payau 51% (1,4002 MPY).

Kata kunci—Korosi, Baja Karbon, Aluminium Anoda Korban

I. PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia yang sebagian besar berupa lautan memiliki banyak sekali struktur atau konstruksi dari bahan logam, terutama baja karbon. Konstruksi tersebut selalu berhubungan dengan air laut yang merupakan elektrolit yang korosif. Hal ini mengandung konsekuensi terjadinya serangan korosi terhadap struktur-struktur tersebut, yang dapat menimbulkan kerugian yang besar baik dari segi teknis maupun ekonomis [1].

Laut merupakan wilayah yang paling luas dipermukaan dunia, dengan luas mencapai 70% dari seluruh permukaan dunia dan memiliki kemampuan mengkorosi logam secara cepat karena terdiri dari berbagai kandungan material (garam– garaman, gas–gas terlarut, bahan–bahan organik dan partikel– partikel tak terlarut) [2].

Air laut memiliki kandungan garam 3% sampai 5%, sedangkan air payau kandungan garam 0,05% sampai 3% atau

menjadi saline jika konsentrasinya 3 sampai 5. Selain memiliki kadar garam yang tinggi, air payau juga mengandung bahan organik. Reaksi kimia air payau terhadap logam sangat perlu di perhatikan, untuk menghindari terjadinya korosi yang bisa membuat kerugian[3].

Beberapa wilayah di bagian Timur Indonesia banyak terdapat air payau yang berpotensi mengkorosi baja karbon. Baja karbon merupakan material yang rentan korosif pada lingkungan air laut dan air payau, sehingga penelitian atau kajian eksperimental terkait perilaku korosi baja karbon pada lingkungan air laut dan air payau sangat dibutuhkan, untuk mengukur agresifitas korosi [4]–[6].

Ada beberapa pengaruh lingkungan korosi secara umum, yaitu sebagai berikut[9]:

a. Lingkungan air. Air atau uap air dalam jumlah sedikit atau banyak akan mempengaruhi tingkat korosi pada logam. b. Lingkungan udara. Temperatur, kelembaban relatif, partikel

- partikel abrasif, dan ion - ion agresif yang terkandung dalam udara sekitar sangat mempengaruhi laju korosi. c. Lingkungan asam, basa, dan garam. Pada lingkungan air

laut, dengan konsentrasi NaCl atau jenis garam - garam lain seperti KCl bervariasi akan menyebabkan laju korosi logam cepat.

Pencegahan korosi di lingkungan air laut terus dikembangkan. Salah satunya adalah pemakaian anoda korban yang bekerja berdasarkan prinsip proteksi katodik. Permukaan struktur logam di air laut diubah menjadi bersifat katodik melalui pemberian arus yang berasal dari anoda korban tersebut. Jenis anoda korban yang sesuai dipakai di lingkungan air laut adalah anoda korban paduan seng dan paduan aluminium. Tersedianya dua jenis paduan ini memberikan pilihan bagi para pemakai untuk menentukan jenis paduan yang sesuai dengan kebutuhannya. Dasar pemilihan ini seharusnya atas

(2)

p-ISSN 2622-4593, e-ISSN 2622-4623

26 26 pertimbangan kinerja terbaiknya [1].

Proteksi katodik metoda anoda korban adalah suatu penanggulangan korosi yang memanfaatkan deret galvanik untuk memilih suatu bahan yang bila digandengkan dengan logam yang ingin dilindungi, akan menjadi anoda [7]. Gambar 1 memperlihatkan contoh proteksi katodik metoda anoda tumbal. Karena bahan yang paling sering membutuhkan perlindungan adalah besi baja, maka dapat dilihat dari deret galvanik bahwa semua logam yang potensialnya lebih aktif dibanding besi baja[8].

Gambar 1. Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal [7].

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dimana material baja karbon di rendam (immersion test) pada air laut dan air payau. Baja karbon direndam berpasangan dengan anoda korban. Anoda korban divariasikan menjadi tiga ukuran, guna mengetahui kinerjanya lebih spesifik.

II. MATERIAL PENELITIAN

Material penelitian adalah baja karbon ST 37 dalam bentuk plat dengan ukuran 60 x 50 x 2 mm, anoda korban aluminium dalam bentuk plat dengan variasi ukuran 10 x 20 x 1 mm, 30 x 30 mm, dan 30 x 40 mm.

Tabel 1. Komposisi Kimia Anoda Tumbal Paduan

Aluminium[7].

Komposisi Kimia Anoda Aluminium

Parameter Result Concentration Unit

Aluminium (Al) sisa Tembaga (Cu) < 0,006 % Besi (Fe) < 0,1 % Hg 0,02 – 0,05 % Silicon (Si) 0,11 - 0,21 % Zinc (Zn) 0,3 – 0,5 % lain-lain <0,02 %

Tabel 2. Komposisi Kimia Baja Karbon[5].

Komposisi Kimia Baja Karbon

Parameter Result Concentration Unit

Aluminium (Al) 0,28 % Silicon (Si) 0,42 % Chromium (Cr) 12,95 % Iron (Fe) 78,11 % Nickel (Ni) 4,28 % Copper (Cu) 0,19 % Zinc (Zn) 0,13 % Manganese (Mn) 0,84 % Cobalt (Co) 1,49 % Aluminium (Al) 0,28 %

III.METODE PENELITIAN

Spesimen Baja karbon dan anoda korban diberi lubang berdiameter 3 mm, kemudian dilakukan pembersihan menggunakan etanol 70%, dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80oC. Selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator untuk mengisolasi spesimen dari pengaruh uap air yang ada di lingkungan, kemudian ditimbang sebagai berat awal, setelah itu dilakukan uji imersi.

A. Uji Imersi

Uji imersi skala laboratorium dilakukan sesuai dengan ASTM G 3-72 test standard (Standard of metal corrosion inspection practice)

Volume larutan adalah = 0,4 x luas permukaan / volume sampel

Luas permukaan sampel: L = (2 x P x L) + (2 x P x T) Larutan imersi yang digunakan adalah air laut dan air payau.

B. Corrosion Rate Calculation (from mass loss)

Persamaan laju korosi mengacu pada ASTM G1 Assessment of Corossion Damage sebagai berikut:

Corrosion rate = (K x W) / (A×T×D) Keterangan :

K : Konstanta T : Time of exposure

A : Luas permukaan yang direndam (cm2) W : Kehilangan berat (gram)

D : Density ( g/cm3) (Appendix X1 of ASTM G 1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Laju Korosi Baja Karbon Tanpa Proteksi Katodik Anoda Tumbal Aluminium

Hasil uji imersi baja karbon pada dua pelarut berbeda, yaitu air laut dan air payau tanpa proteksi katodik metode anoda

(3)

Jurnal MJEME, Vol. 1, No. 1, Oktober 2018 p-ISSN 2622-4593, e-ISSN 2622-4623

27 27 tumbal, menunjukkan adanya perbedaan kehilangan berat yang berbeda, seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Laju Korosi Baja Karbon

Larutan Imersi Laju Korosi (MPY)

Air Laut 6,4337

Air Payau 4,8222

Laju korosi baja karbon pada tabel 3, laju korosi di air laut lebih besar dari pada laju korosi baja karbon di air payau, hal ini disebabkan karena kandungan NaCl pada air laut lebih tinggi sehingga laju korosi lebih tinggi.

B. Laju Korosi Baja Karbon Menggunakan Proteksi Katodik Anoda Korban Aluminium

Baja karbon bertindak sebagai katoda (logam yang dilindungi) sedangkan aluminium sebagai anoda korban. Baja karbon mengalami korosi namun karena terproteksi oleh anoda korban aluminium, maka laju korosi menjadi lebih lambat dibandingkan dengan laju korosi baja karbon tanpa proteksi anoda korban.

Gambar 2. Grafik Perbandingan Laju Korosi Baja Karbon

Tanpa Anoda Korban dengan Baja Karbon menggunakan Anoda Korban

Grafik pada gambar 2. Laju korosi baja karbon tanpa anoda korban, lebih tinggi dibandingkan laju korosi baja dengan anoda korban. Hal ini disebabkan anoda korban memiliki nilai potensial lebih negatif dibandingkan baja karbon, sehingga proses oksidasi terjadi pada anoda korban dan proses reduksi terjadi pada baja karbon.

Tabel 3. Persentasi Laju Korosi Baja Karbon dengan

Menggunakan Anoda Tumbal pada Air Laut Luas

Penampang Anoda (mm2)

Laju Korosi Baja Karbon pada Air Laut (MPY)

Keterangan 200 48,455 Anoda Korban 1 900 32,344 Anoda Korban 2 1200 23,556 Anoda Korban 3 Berdasarkan tabel 3, laju korosi tertinggi baja karbon pada

air laut 4,8445 MPY, dimana luas penampang anoda korban 200 mm2 . sedang kan laju korosi terendah 2,3556 MPY dengan luas penampang anoda korban 1200 mm2

Tabel 4. Persentase Laju Korosi Baja Karbon dengan

Menggunakan Anoda Tumbal pada Air Payau Luas

Penampang Anoda (mm2)

Laju Korosi Baja Karbon pada Air Payau (MPY)

Keterangan 200 3,2344 Anoda Korban 1 900 2,7992 Anoda Korban 2 1200 1,4002 Anoda Korban 3 Berdasarkan tabel 4, laju korosi tertinggi baja karbon pada air payau 3,2344 MPY, dimana luas penampang anoda korban 200 mm2 . sedang kan laju korosi terendah 1,4002 MPY dengan luas penampang anoda korban 1200 mm2

(A)

(B)

Gambar 3 (A) Persentasi Kinerja Anoda Korban pada Air Laut

(B) Persentasi Kinerja Anoda Korban pada Air Payau 0.000 20.000 40.000 60.000 80.000 L aj u K or os i (M P Y) AIR LAUT AIR PAYAU 19% 33% 48%

ANODA 1 ANODA 2 ANODA 3

19%

30% 51%

(4)

p-ISSN 2622-4593, e-ISSN 2622-4623

28 28 Persentasi kinerja anoda korban pada air laut dan air payau yang ditunjukkan oleh gambar 3 (A) dan (B), persentasi tertinggi kinerja anoda korban pada air laut adalah 48%, dimana laju korosinya 23,556 MPY. Persentasi tertinggi kinerja anoda korban pada air payau adalah 51%, dimana laju korosinya 14,002 MPY.

V. KESIMPULAN

1. Baja karbon mengalami korosi pada lingkungan air laut dan air payau, dimana nilai laju korosi lebih tinggi pada air laut. 2. Nilai laju korosi baja karbon tanpa anoda korban pada

lingkungan air laut 6,4337 MPY.

3. Nilai laju korosi baja karbon tanpa anoda korban pada lingkungan air payau 4,8222MPY.

4. Anoda korban dengan luas penampang 1200 mm2 lebih baik dalam melindungi baja karbon terhadap korosi, penurunan nilai laju korosi baja karbon pada lingkungan air laut 48% (2,3556 MPY) dan penurunan nilai laju korosi baja karbon pada lingkungan air payau 51% (1,4002 MPY)

DAFTARPUSTAKA

[1] J. Anggono, S. Tjitro, D. F. Teknik, J. Teknik, M. Universitas, and K. Petra, “Studi Perbandingan Kinerja Anoda Korban Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut.”

[2] Munasir, “Laju Korosi Baja Sc 42 Dalam Medium Air Laut F-282,”

Pros. Semin. Nas. Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA, 2009.

[3] M. J. Anwar and E. Widodo, “Karakterisasi Laju Korosi Baja ST 40 Berlapis Polyester Putty Dalam Lingkungan Air Payau,” R.E.M.

(Rekayasa Energi Manufaktur) J., vol. 2, no. 2, p. 69, 2018.

[4] F. Sariman and D. Parenden, “Korosi pada Tangki Bahan Bakar yang Disebabkan oleh Penggunaan Bahan Bakar Premium bercampur Bioethanol,” vol. 1, no. 1, pp. 25–29, 2018.

[5] S. Indexed, D. Parenden, M. Engineering, and S. Program, “CORROSION ANALYSIS OF O F FUEL PUMP COMPONENTS CAUSED BY USE OF MIXED FUEL GASOLINE AND BIOETHANOL,” vol. 10, no. 1, pp. 362–369, 2019.

[6] S. Indexed, D. Parenden, and U. Musamus, “ESTIMATION OF EMISSIONS FOR PETROL VEHICLES IN SOME ROADS IN MERAUKE,” vol. 10, no. 1, pp. 326–334, 2019.

[7] M. W. Trethewey, “Tutorial: Signal processing aspects of structural impact testing,” Int. J. Anal. Exp. Modal Anal., 1992.

[8] F. A. S, “Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju Korosi,” vol. 1, no. 2, pp. 1–12, 2014.

[9] S. N. M.K and M. N. Misbah, “Analisis Pengaruh Salinitas dan Suhu Air Laut Terhadap Laju Korosi BajaA36 pada Pengelasan SMAW,”

(5)

p-ISSN 2622-4593, e-ISSN 2622-4623

29 29

Gambar

Gambar 1. Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal [7].
Tabel 3. Laju Korosi Baja Karbon

Referensi

Dokumen terkait

MDA ( Malondialdehyde ) merupakan senyawa dialdehida dengan rumus molekul C3H4O2, yang dapat dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh radikal bebas.. Oleh

Tidak terdapat interaksi antara bangsa dan dosis lactosym terhadap pertambahan bobot hidup dan konversi pakan, tetapi interaksi antara bangsa kelinci dan dosis lactosym

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dinamika sosial ekonomi masyarakat transmigrasi di Desa Sungai Tenang

Meningat luasnya domain pengembangan kurikulum beserta perangkat-perangkatnya, maka dalam penelitian ini hanya dilakukan pengembangan pada desain Rencana Pelaksanaan

Gesekan yang terjadi pada jenis terakhir ini lebih kecil, tetapi hanya dapat digunakan untuk menumpu beban dari satu arah, misalnya pada as roda kereta api. Journal

Pada penelitian ini, karya sastra digunkan sebagai cerminan kehidupan masyarakat dengan berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh para tokoh utama dalam novel OUT karya Natsuo

Kondensor adalah sebuah alat pengubah panas (heat exchanger) yang digunakan pada unit pembangkit dimana uap turbin yang telah menyelesaikan kerjanya diubah kembali

menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang harnpir