• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR: ______________ TAHUN 2016

T E N T A N G

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER PADA MADRASAH TSANAWIYAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pengelolaan pembelajaran di Indonesia di semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, pada umumnya menggunakan sistem paket. Sistem ini mengharuskan semua peserta didik menempuh sistem pembelajaran yang sama dalam menyelesaikan program belajarnya. Sistem ini kurang aspiratif ketika menghadapi kenyataan bahwa peserta didik pada dasarnya majemuk baik dari kemampuan bakat, minat dan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa akan terhambat untuk menyelesaikan program studinya karena harus menunggu temannya yang lain, pun sebaliknya peserta didik yang lemah akan terpaksa untuk mengikuti pola belajar peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih.

Fenomena kemajemukan peserta didik ini seharusnya terlayani dengan baik, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 12 ayat 1 poin (b) menyatakan “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Selanjutnya pada poin (f) menyatakan bahwa “Peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”.

Maka dari itu, sesuai dengan Undang-undang tersebut dan untuk memenuhi pelayanan pendidikan yang efektif dan adil kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan di atas, dapat ditempuh dengan menyelenggarakan Sistem Kredit Semester (SKS) sebagaimana yang diatur lebih lanjut pada Permendikbud Nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Sistem Kredit Semester ini diselenggarakan melalui pengorganisasian pembelajaran bervariasi dan pengelolaan waktu belajar yang fleksibel. Pengorganisasian pembelajaran bervariasi dilakukan melalui penyediaan unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran yang dapat diikuti oleh peserta didik. Pengelolaan waktu belajar yang fleksibel dilakukan melalui pengambilan beban belajar untuk unit-unit pembelajaran utuh setiap mata pelajaran oleh peserta didik sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing.

(2)

Akhirnya diharapkan sistem ini dapat memberi layanan yang efektif, efisien dan maksimal terhadap kemajemukan peserta didik agar potensinya bisa terekplorasi dengan baik dan maksimal.

B. LANDASAN

Sistem kredit semester pada pendidikan Madrasah Tsanawiyah ini berlandaskan pada kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);

5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

6. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1114);

(3)

Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 851);

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382); sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama No. 60 th.2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;

10. Keputusan Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2014 Tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah;

11. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab;

12. Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, Dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Pada SMP/MTs Atau Yang Sederajat Dan SMA/MA/SMK atau Yang Sederajat.

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Menengah;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013;

(4)

C. TUJUAN

Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SKS Madrasah Tsanawiyah ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat umum mengenai SKS sebagai berikut:

1. Menjelaskan konsep, prinsip dan tujuan Sistem Kredit Semester (SKS) yang berlaku bagi di satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah.

2. Menjelaskan penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah. 3. Menjelaskan strategi implementasi Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah

(5)

BAB II

KONSEP, PRINSIP DAN TUJUAN

A. KONSEP

Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Dalam merumuskan konsep Sistem Kredit Semester ini, mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Di dalamnya mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:

1. Sistem Kredit Semester selanjutnya disebut SKS adalah: bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya menentukan jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.

2. Indeks Prestasi selanjutnya disebut IP adalah nilai akhir capaian pembelajaran peserta didik pada akhir semester yang mencakup nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan

B. PRINSIP

Dalam melaksanakan SKS berprinsip kepada:

1. Fleksibilitas; penyelenggaraan SKS harus fleksibel dalam pilihan mata pelajaran dan waktu penyelesaian masa belajar yang memungkinkan peserta didik menentukan dan mengatur strategi belajar secara mandiri.

2. Keunggulan; penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan belajar dan mencapai tingkat kemampuan optimal sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar.

3. Maju Berkelanjutan; penyelenggaraan SKS yang memungkinkan peserta didik dapat langsung mengikuti muatan, mata pelajaran atau program lebih lanjut tanpa terkendala oleh peserta didik lain.

4. Keadilan; penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan kapasitas belajar yang dimiliki dan prestasi belajar yang dicapainya secara perseorangan.

(6)

C. TUJUAN

1. Mengelola bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi bagi masing-masing kelompok peserta didik yang berbeda kecepatan belajarnya;

2. Memberikan layanan kepada peserta didik untuk menyelesaikan dan menjalani proses pendidikannya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, terutama bagi peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (Above average ability).

3. Sebagai bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi bagi peserta didik secara individu maupun kelompok yang berbeda kecepatan belajarnya untuk memaksimalkan potensinya agar terlayani dengan baik dan tidak mengalami underachievement.

(7)

BAB III

PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER

A. PERSYARATAN PENYELENGGARA SKS

Satuan pendidikan yang dapat menyelenggarakan SKS berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:

1. Satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah yang terakreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M).

2. Penerapan SKS oleh satuan pendidikan tersebut dilakukan secara bertahap mulai kelas VII pada satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah.

B. BEBAN BELAJAR

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Adapun ketentuan pengaturan beban belajar dalam SKS adalah sebagai berikut:

1. Komponen Beban Belajar

Beban belajar SKS terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

a) Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru.

b) Kegiatan/penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.

c) Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar kesepakatan dengan guru.

Adapun beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 50% untuk SMP/MTs, dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

Kegiatan tatap muka dalam beban belajar setiap satu jam pelajaran dilaksanakan selama 40 menit jam pelajaran (JP) dan Kegiatan tatap muka dalam beban belajar bagi peserta didik yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata yang ditunjukkan dengan IP>3,55 (dalam skala nilai 1-4) atau >89 (dalam skala nilai 1-100), durasi setiap satu jam pelajaran dapat dilaksanakan selama 30 menit sesuai dengan Permendikbud nomor 158 tahun 2014 pasal 9.

(8)

2. Jumlah Beban Belajar

Penyelenggaraan SKS agar berjalan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu batas minimal dan maksimal beban belajar yaitu sebagai berikut:

a) Peserta didik MTs yang menerapkan Kurikulum 2013 menempuh minimal 276 JP.

b) Setiap peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar dapat menyelesaikan program belajar paling cepat 4 (empat) semester dan paling lambat 8 (delapan) semester.

3. Kriteria Pengambilan Beban Belajar

Pengambilan beban belajar menggunakan kriteria:

a) Prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya untuk pengambilan beban belajar pada semester 1; atau

b) IP yang diperoleh pada semester sebelumnya untuk pengambilan beban belajar pada semester berikutnya.

c) Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh Pembimbing Akademik; d) Satuan pendidikan dapat mengatur sebaran mata pelajaran secara tuntas dengan pola

kontinu/homogen dan diskontinu/on and off. Pola kontinu/homogen yaitu setiap mata pelajaran selalu muncul tiap semester, sedangkan pola diskontinu/on and off yaitu setiap mata pelajaran tidak harus muncul tiap semester;

e) Peserta didik dengan kecepatan belajar dan prestasi tinggi dapat mengambil beban belajar lebih banyak dibanding dengan lainnya. Layanan pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk individu dan/atau kelompok:

- Layanan individu diberikan kepada peserta individu yang meminta tambahan beban belajar dan mata pelajaran di luar jam pelajaran kelas atau rombongan belajar (rombel) sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik;

- Layanan kelompok dapat dilakukan dengan membuat kelompok/kelas/ rombongan belajar tertentu dengan kecepatan dan prestasi/kemampuan yang hampir sama. Pengelompokan dalam kelas/rombel khusus secara bervariasi dapat dilakukan sejak awal masuk madrasah berdasarkan data yang diperoleh pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai tes masuk, dan dapat diperkuat dengan memperhatikan hasil psikotes.

(9)

C. INDEKS PRESTASI (IP)

Indeks Prestasi merupakan suatu alat ukur prestasi di bidang akademik/pendidikan semacam rerata terboboti. Pengambilan beban belajar dalam SKS memperhatikan Indeks Prestasi yang dicapai oleh peserta didik setiap semesternya dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Pengambilan beban belajar untuk semester 1 (satu) berdasarkan prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya (sebagaimana termaktub di dalam Kriteria Pengambilan Beban Belajar) dengan memperhatikan salah satu atau beberapa aspek dokumen berikut ini: nilai rapor, nilai Ujian Nasional, nilai Ujian Akhir Sekolah/Madrasah, prestasi olimpiade/kompetisi, dan nilai tes masuk. Aspek tersebut dapat diperkuat dengan memperhatikan hasil psikotes;

2. Pada semester berikutnya besaran beban belajar peserta didik berdasarkan IP pada semester sebelumnya, dengan memperhatikan ketentuan dalam Permendikbud no.158

tahun 2014, Permendikbud no.53 tahun 2015, dan karakteristik mata pelajaran di

madrasah, adalah sebagai berikut :

a. IP < 67 dapat mengambil beban belajar paling banyak 50 jam pelajaran; b. IP 67 – 83 dapat mengambil beban belajar paling banyak 58 jam pelajaran; c. IP 84 – 91 dapat mengambil beban belajar paling banyak 66 jam pelajaran; dan d. IP > 91 dapat mengambil beban belajar paling banyak 74 jam pelajaran.

3. Penentuan Indeks Prestasi (IP) di MTs adalah rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang masing-masing dihitung dengan rumus sebagai berikut:

∑N x JP

IP =

Jumlah JP

Keterangan: IP : Indeks Prestasi

ΣN : Jumlah mata pelajaran JP : Jam Pelajaran

Jumlah JP : jumlah JP dalam satu semester.

D. PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

Calon peserta didik baru Madrasah Tsanawiyah yang menyelenggarakan SKS dapat diterima dengan dasar seleksi sesuai ketentuan pada pedoman PPDB yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama sebagai berikut:

1. Surat Keterangan Lulus dari SD/SDLB/MI/MILB/Program Paket A/Pendidikan Pesantren Salafiyah Ula/sederajat;

(10)

2. Laporan Hasil Belajar/Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik; 3. Usia calon peserta didik baru;

4. Prestasi di bidang akademik, bakat olah raga atau bakat seni; dan prestasi lain yang diakui madrasah/sekolah.

Madrasah dapat melakukan tes bakat skolastik atau tes potensi akademik dan atau non akademik. Tes potensi akademik dan atau non akademik meliputi:

1. Tes Potensi Akademik (Tes tertulis antara lain mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia,IPA, IPS dan Agama atau sesuai dengan kebutuhan madrasah)

2. Tes Non Akademik meliputi :

a. Wawancara dengan calon peserta didik dan orang tua/wali peserta didik b. Tes Bakat dan Kemampuan (jika diperlukan)

c. Praktek Ibadah

d. Tes Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)

Seleksi calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) MTs yang berasal dari satuan pendidikan asing dilakukan berdasarkan:

1. Surat rekomendasi Direktur Jenderal Pendidikan Islam, sesuai dengan kewenangannya;

2. Aspek jarak tempat tinggal ke madrasah; 3. Usia calon peserta didik baru;

4. Prestasi di bidang akademik;

5. Bakat olah raga atau bakat seni; dan 6. Prestasi lain yang diakui madrasah.

Adapun layanan kelompok pada SKS bagi peserta didik yang memiliki potensi kemampuan/kecepatan belajar lebih atau memiliki potensi kecerdasan istimewa, dapat melakukan program percepatan, dibentuk sejak awal masuk madrasah, dengan dasar seleksi sebagaimana tersebut di atas ditambah ketentuan dari Permendikbud nomor 157 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus pasal 15 poin 4 yaitu:

1. Peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa diukur dengan tes psikologi; dan/atau

2. Peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga.

Peserta didik yang memiliki potensi kemampuan/kecepatan belajar lebih atau memiliki potensi kecerdasan istimewa tersebut, disarankan memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori superior (skala IQ ≥130).

(11)

E. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN SKS DI MADRASAH

Madrasah merupakan entitas sekolah yang bercirikan Agama Islam, maka dalam proses dan materi pembelajarannya harus melakukan diferensiasi demi menciptakan kekhasan madrasah yang berkarakter unggul dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya. Pembelajaran di madrasah disarankan melakukan diferensiasi baik dari segi materi ajar maupun proses pembelajaran, apalagi pada layanan kelompok/kelas-kelas yang peserta didiknya mempunyai potensi kemampuan/kecepatan belajar. Adapun diferensiasi dapat dilakukan dengan salah satu atau berbagai cara berikut:

1. Diferensiasi Materi Ajar

Materi ajar dapat dideferensiasi melalui salah satu dari beberapa cara berikut:

a) Integration (perpaduan): Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan afeksi peserta didik, melalui:

§ Integrasi agama dalam konten materi pembelajaran

§ Integrasi agama dalam soal evaluasi pembelajaran dengan memasukkan soal-soal berbasis afeksi dalam evaluasi pembelajaran.

§ Integrasi agama dalam perilaku dalam hubungan antar peserta didik maupun guru. b) Enrichment (pengayaan): independent study, guest speaker, mentors, exchange program,dll. c) Acceleration ( percepatan): multilevel enrollment, compaction (pemadatan), dll.

d) Escalation (penanjakan): Menemukan materi esensial dan menambah level materi sesuai dengan karakter keunggulan.

e) Deepening (Pendalaman): Pendalaman materi untuk mempertajam kemampuan penguasaan setiap materi yang ada dalam rangka menghadapi Ujian Tengah Semester maupun Ujian Akhir Semester hingga Ujian Nasional.

2. Diferensiasi Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar dapat dideferensiasi dengan model dan metode: a) Grouping (pengelompokan): cluster grouping, special school, seminars, dll. b) Menggunakan pendekatan saintifik dengan karakteristik sebagai berikut:

§ berpusat pada peserta didik.

§ melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

§ melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

§ mengembangkan karakter peserta didik.

a) Menggunakan model-model pembelajaran yang beriontasi pada peserta didik (student Centered) Misalnya : discovery learning, problem solving, dll.

(12)

maupun kelompok pada materi tertentu yang memungkinkan, agar peserta didik sebagai subjek belajar bagi teman sebayanya.

F. PENILAIAN

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ketentuan mengenai penilaian diuraikan sebagai berikut:

1. Berpedoman kepada Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, serta Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan atau peraturan/produk hukum lain yang mengatur penilaian pendidikan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementerian Agama; 2. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah

meliputi aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud no. 23 th. 2016 pasal 3). Untuk aspek pengetahuan dan keterampilan dengan skala 1-100 (Permendikbud no. 23 th. 2016 pasal 12).

3. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik sesuai Permendikbud no. 23 th. 2016 pasal 9 adalah sebagai berikut:

a. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;

b. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas, pembimbing akademik, atau guru kelas;

c. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

d. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

e. Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti pembelajaran remedi; dan

f. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

4. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekurang-kurangnya 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan KKM lebih dari 60 sesuai dengan memperhatikan kemampuan awal siswa, kerumitan kompetensi, dan keadaan sumber daya pendidikan di satuan pendidikan tersebut (Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Pertama Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2015: 49). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap

(13)

adalah Baik, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) bagi peserta didik yang mempunyai potensi kemampuan/kecepatan belajar atau potensi kecerdasan istimewa dapat ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan Permendikbud 158 tahun 2014; 5. Peserta didik yang belum mencapai KKM setelah mengikuti pembelajaran remedi wajib

dituntaskan melalui semester pendek setelah memasuki semester berikutnya. 6. Format Rapor sebagaimana terlampir.

G. PROGRAM REMEDIAL

Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik.

Prinsip pembelajaran remedial adalah adaptif, interaktif, fleksibilitas dalam metode, pembelajaran dan penilaian, pemberian umpan balik sesegera mungkin, pelayanan sepanjang waktu. Setidaknya program remedial dilakukan dengan:

1. Diagnosis kesulitan belajar peserta didik:

a. Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pelajaran),

b. Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, misalnya : faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan),

c. Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa).

Teknik untuk mendiagnosis kesulitan belajar: (a) Tes Prasyarat, (b) Tes Diagnosis, (c) Wawancara, (d) Observasi.

2. Pelaksanaan remedial:

a. Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, b. Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus, c. Pemberian tugas/latihan,

d. Belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya, dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ulangan.

3. Tes ulang: Tes ini diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan.

H. SEMESTER PENDEK (SP)

Semester pendek, sebagai upaya perbaikan nilai peserta didik yang belum mencapai KKM. Program semester pendek hanya diberikan kepada peserta didik yang belum lulus pada mata pelajaran semester sebelumnya walaupun telah melakukan remedial dengan nilai kurang

(14)

dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Mekanisme semester pendek:

a.

Peserta didik dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh madrasah) tidak diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek.

b. Nilai maksimum dari peserta semester pendek adalah nilai minimum KKM;

c. Peserta semester pendek mendaftarkan diri pada Penyelenggara Program SKS atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaaan (BAAS) melalui guru pendamping akademik; d. Guru mata pelajaran wajib memberikan layanan semester pendek jika terdapat peserta

didik yang mendaftar peserta semester pendek;

e. Jumlah pertemuan adalah 6 jam tatap muka tiap 2 JP mata pelajaran dan dapat ditambah sesuai kebutuhan;

f. Biaya semester pendek dibebankan kepada orang tua/wali yang besarnya diatur oleh madrasah melalui rapat dewan guru dan komite.

I. MASA TRANSISI PADA KELAS LANJUT

Apabila peserta didik menyelesaikan waktu studi lebih cepat dari seharusnya dan terdapat masa kosong, maka masa transisi tersebut terdapat beberapa pilihan yang bisa dilakukan penyelenggara SKS untuk mengisinya dengan antara lain:

1. Pengayaan materi, sebagai upaya meningkatkan pengetahuan peserta didik sebagai bentuk jaminan mutu program layanan peserta didik cerdas istimewa;

a. Program pengayaan hanya diberikan kepada peserta didik yang sudah lulus pada setiap mata pelajaran semester sebelumnya;

b. Peserta Pengayaan materi mendaftarkan diri kepada Penyelenggara Program SKS atau Bagian Administrasi Akademik dan Kesiswaan (BAAS) melalui guru pendamping akademik;

c. Guru mata pelajaran wajib memberikan layanan pengayaan jika terdapat peserta didik yang mendaftar peserta pengayaan materi;

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan. 2. Pengembangan keahlian

Pengembangan Keahlian ditujukan untuk menyiapkan peserta didik bermasyarakat dengan ketentuan:

a. Program Pengembangan keahlian hanya diberikan kepada peserta didik yang sudah lulus pada setiap mata pelajaran semester sebelumnya;

b. Peserta pengembangan keahlian mendaftarkan diri Penyelenggara Program SKS atau BAAS melalui guru pendamping akademik;

(15)

didik yang mendaftar peserta pengembangan keahlian; d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan.

3. Dril soal Ujian Akhir Madrasah dan Ujian Nasional.

a. Adalah pelaksanaan pembelajaran sebagai upaya mempersiapkan peserta didik menghadapi ujian nasional dan ujian akhir madrasah;

b. Program dril hanya diberikan kepada peserta didik yang telah menuntaskan seluruh beban belajar;

c. Pembina mata pelajaran wajib memberikan layanan kepada seluruh peserta didik yang memenuhi kriteria;

d. Jumlah pertemuan diatur sesuai kebutuhan; 4. Pengembangan prestasi (pembinaan olimpiade)

a. Program pengembangan prestasi (pembinaan olimpiade) diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan khusus untuk berprestasi;

b. Peserta pengembangan olimpiade dapat mendaftarkan diri kepada Penyelenggara Program SKS atau BAAS melalui guru pendamping akademik;

J. MUTASI PESERTA DIDIK

Madrasah memfasilitasi mutasi peserta didik antar madrasah/sekolah penyelenggara SKS dengan madrasah/sekolah lain yang masih menggunakan sistem paket. Mutasi dilaksanakan melalui mekanisme dan prosedur:

1. Madrasah memfasilitasi penyetaraan langsung terhadap beban belajar (sks) yang telah ditempuh pada sekolah asal;

2. Penyetaraan dari madrasah/sekolah sistem paket dapat dilakukan melalui matrikulasi dan mempertimbangkan KI-KD mata pelajaran yang sudah ditempuh;

3. Madrasah memfasiltasi mutasi ke madrasah/sekolah sistem paket sesuai dengan bentuk Laporan Hasil Belajar / Laporan Capaian Kompetensi sekolah/madrasah tujuan;

K. KELULUSAN

1. Kelulusan Peserta Didik dari satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS pada dasarnya dapat dilakukan pada setiap akhir semester dan atau disesuaikan dengan ketentuan pemerintah.

2. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di MTs setelah: a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan

c. Lulus Ujian Nasional dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), (Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik pasal 2).

(16)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

BAB IV

STRATEGI IMPLEMENTASI SKS

A. MEKANISME PERSIAPAN

Penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi phasing in/out dimulai tahun pertama, dimana penerapan SKS dimulai kelas VII, sedangkan kelas VIII dan IX masih menggunakan Sistem Paket. Pada tahun kedua, terdapat dua angkatan yang menerapkan SKS, dan pada tahun ketiga seluruh angkatan menerapkan SKS.

Tabel 1: Tahapan Penyelenggaraan SKS

PERIODE TAHAPAN PENERAPAN SKS

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX

Tahun Pertama Sistem Kredit Semester Sistem Paket Sistem Paket Tahun Kedua Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester Sistem Paket

Tahun Ketiga dst Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester Sistem Kredit Semester

Pada tahap awal penyelenggaraan SKS, satuan pendidikan:

1. Melakukan sosialisasi, koordinasi, dan konsolidasi kepada guru, staf TU, dan komite;

2. Menyusun KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan Sistem Paket dan SKS yang disahkan oleh Kementerian Agama;

3. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) SKS sesuai dengan unit-unit pembelajaran tiap mata pelajaran;

4. Merancang jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi Pembimbing Akademik (PA) dan Konselor/BK.

5. SMP/MTs dan SMA/MA/SMAK yang menerapkan sistem SKS harus memiliki izin dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing(Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 pasal 3 poin 2).

6 . Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan orang tua.

B. STRUKTUR KURIKULUM DAN ROADMAP/SEBARAN MATA PELAJARAN

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Struktur kurikulum memuat beban belajar dan sebaran mata pelajaran, peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam struktur kurikulum.

Mata pelajaran dalam kurikulum 2013 dikelompokkan menjadi dua kelompok; Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh

(17)

pusat sedangkan mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Beban belajar dalam struktur kurikulum dapat ditempuh secara bervariasi dengan mengikuti dua pola, yaitu: kontinu/homogen dan diskontinu/on and off.

1. Pola Kontinu/Homogen

Pada pola pembelajaran kontinu setiap mata pelajaran selalu muncul di tiap semester. Dalam hal ini pemilihan beban belajar berlaku ketika peserta didik memilih tambahan jam pelajaran (beban belajar) pada beberapa atau semua mata pelajaran sesuai dengan kemampuan dan pilihannya. Penambahan jam pelajaran berimplikasi pada tambahan unit pembelajaran (konten) dan kegiatan yang diperlukan di luar jam pelajaran yang telah ada.

Pada layanan kelompok pola kontinu, satuan pendidikan dapat menyusun variasi pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajarnya. Struktur kurikulum disusun bervariasi, terdiri atas: 6 semester, 5 semester, dan 4 semester.

Tabel 2: Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Kontinu MATA

PELAJARAN JP

6 semester 5 semester 4 semester Kelompok A 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 PAI a. AlQur'an Hadis 12 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 b. Akidah Akhlak 12 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 c. Fiqih 12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 d. SKI 12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 PPKn 18 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 3 B. Indonesia 36 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 8 9 9 9 9 4 B. Arab 18 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 Matematika 30 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 8 8 7 7 6 IPA 30 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 8 8 7 IPS 24 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 6 6 6 6 8 B. Inggris 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 Kelompok B 1 Seni Budaya 18 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 5 5 4 4 2 PJOK 18 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 3 Prakarya 12 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 Mulok: ... 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Alokasi Perpekan 288 48 48 48 48 48 48 57 57 57 57 58 71 71 71 71

2. Pola Diskontinu/On-Off

(18)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

semester. Untuk mengakomodasi peserta didik yang cepat, maka jumlah serial mata pelajaran dianjurkan maksimum adalah 4 (empat) seri. Dengan serial mata pelajaran ini, satuan pendidikan menyusun peta jalan (road map) pembelajaran secara bervariasi.

Penyusunan roadmap /sebaran mata pelajaran bertujuan untuk menyajikan pilihan on/off bagi peserta didik dan mengakomodasi beban mengajar 24 jam bagi guru. Penyusunan roadmap pembelajaran dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut;

a. Lakukan inventarisasi jumlah seluruh rombongan belajar kelas VII yang diterima melalui PPDB.

b. Selanjutnya disusun peta jalan / sebaran mata pelajaran dalam tabel yang dilengkapi jam pelajaran untuk semester ganjil (1, 3, dan 5) dan semester genap (2, 4, dan 6). Dalam mengisi On/Off mata pelajaran perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

(1) Prioritas rancangan adalah mata pelajaran yang diujikan pada UN.

(2) Pengaturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mata pelajaran on pada semester tertentu pada pilihan/kelas A dan B maka pada pilihan/kelas C dan D dirancang menjadi off dan sebaliknya.

(3) Dalam praktiknya jumlah jam pelajaran semester ganjil dan genap tidak selalu sama, oleh karena itu peta jalan akan bersifat fleksibel penggunaannya.

Tabel 3: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 6 Semester MATA

PELAJARAN

BEBAN JP /

SERI JML KELAS A,B (6 smt) KELAS C,D (6 smt) Kelompok A 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 PAI a. AlQur'an Hadis 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 b. Akidah Akhlak 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 c. Fiqih 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 d. SKI 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 2 PPKn 6 6 6 18 6 6 6 6 6 6 3 B. Indonesia 10 10 8 8 36 10 10 8 8 10 10 8 8 4 Bahasa Arab 6 6 6 18 6 6 6 6 6 6 5 Matematika 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7 6 IPA 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7 7 IPS 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6 8 Bahasa Inggris 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6 Kelompok B 1 Seni Budaya 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 2 PJOK 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 3 Prakarya 2 2 4 4 12 4 4 4 2 2 4 4 4 Mulok...

(19)

Tabel 4: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 5 Semester dan 4 Semester

MATA

PELAJARAN BEBAN JP / SERI JML KELAS E (5 smt) KELAS F (4smt) Kelompok A 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 PAI a. AlQur'an Hadis 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 b. Akidah Akhlak 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 c. Fiqih 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 d. SKI 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 2 PPKn 6 6 6 18 6 6 6 6 6 6 3 B. Indonesia 10 10 8 8 36 10 10 8 8 10 10 8 8 4 Bahasa Arab 6 6 6 18 6 6 6 6 6 6 5 Matematika 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7 6 IPA 8 8 7 7 30 8 8 7 7 8 8 7 7 7 IPS 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6 8 Bahasa Inggris 6 6 6 6 24 6 6 6 6 6 6 6 6 Kelompok B 1 Seni Budaya 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 2 PJOK 6 4 4 4 18 6 4 4 4 6 4 4 4 3 Prakarya 2 2 4 4 12 2 2 4 4 2 2 4 4 4 Mulok... Jumlah Alokasi

Waktu Per Minggu 80 76 74 46 276 56 56 57 53 54 68 70 68 70 C. PENYUSUNAN SERIAL MATA PELAJARAN DAN PEMETAAN KI-KD

1. Penyusunan Serial Mata Pelajaran

Penyusunan serial mata pelajaran merupakan bagian penting dalam SKS dengan member nomor seri pada mata pelajaran yang tertuang pada struktur kurikulum dan beban belajar. Dengan penyusunan serial, maka nomenklatur mata pelajaran dilengkapi dengan nomor seri, seperti Matematika 1, Matematika 2, dan seterusnya.

Pada kurikulum 2013, Penyusunan serial mengacu pada kompetensi dasar dari KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). Pada dua aspek ini (pengetahuan dan keterampilan) memiliki gradasi bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan fisik dan mental peserta didik.

Penyusunan serial mata pelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut;

a. Jumlah seri minimal 4 (empat) dan maksimal 6 (enam) untuk mengakomodasi kemungkinan peserta didik menyelesaikan pembelajaran lebih cepat;

b. Susunan Kompetensi inti dan Pengurutan KD dari KI-3 dan KI-4 mengacu pada urutan KD sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.

(20)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

c. Beban belajar dinyatakan dalam setiap seri mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai urutan serial, artinya dimulai dari seri 1, seri 2, dst. Peserta didik yang mengambil mata pelajaran Bahasa Inggris 2 disyaratkan telah mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris 1 sebagai mata pelajaran prasyarat.

2. Pemetaan KI-KD

Setelah melakukan penyusunan serial mata pelajaran, maka konsekuensinya adalah memetakan KD yang semula tersusun atas tingkatan kelas VII, VIII, dan IX menjadi KI-KD yang tersusun berdasar serial mata pelajaran. Penyusunannya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: tingkat perkembangan fisik dan mental peserta didik; hierarki kompetensi inti dan kompetensi dasar; relevansi dan kontinuitas materi pelajaran dan antar mata pelajaran dan kemudahan dalam keterpakaian.

Berikut ini contoh ilustrasi pemetaan serial mata pelajaran berdasarkan hierarki kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Tabel 5: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 6 semester

MATA

PELAJARAN Kode

Semester Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 5 6 Kelompok A 1 Pendidikan Agama Islam

AlQur'an Hadis 1 QH 6.1 2 QH kelas 7 smt 1

AlQur'an Hadis 2 QH 6.2 2 QH kelas 7 smt 2

AlQur'an Hadis 3 QH 6.3 2 QH kelas 8 smt 1

AlQur'an Hadis 4 QH 6.4 2 QH kelas 8 smt 2

AlQur'an Hadis 5 QH 6.5 2 QH kelas 9 smt 1

AlQur'an Hadis 6 QH 6.6 2 QH kelas 9 smt 2

Akidah Akhlak 1 AA 6.1 2 AA kelas 7 smt 1

Akidah Akhlak 2 AA 6.2 2 AA kelas 7 smt 2

Akidah Akhlak 3 AA 6.3 2 AA kelas 8 smt 1

Akidah Akhlak 4 AA 6.4 2 AA kelas 8 smt 2

Akidah Akhlak 5 AA 6.5 2 AA kelas 9 smt 1

Akidah Akhlak 6 AA 6.6 2 AA kelas 9 smt 2

Fiqih 1 FQ 6.1 2 F kelas 7 smt 1 Fiqih 2 FQ 6.2 2 F kelas 7 smt 2 Fiqih 3 FQ 6.3 2 F kelas 8 smt 1 Fiqih 4 FQ 6.4 2 F kelas 8 smt 2 Fiqih 5 FQ 6.5 2 F kelas 9 smt 1 Fiqih 6 FQ 6.6 2 F kelas 9 smt 2

SKI 1 SKI 6.1 2 SKI kelas 7 smt 1

SKI 2 SKI 6.2 2 SKI kelas 7 smt 2

SKI 3 SKI 6.3 2 SKI kelas 8 smt 1

SKI 4 SKI 6.4 2 SKI kelas 8 smt 2

SKI 5 SKI 6.5 2 SKI kelas 9 smt 1

(21)

MATA

PELAJARAN Kode

Semester Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 5 6 2 PPKn 1 PKn 6.1 3 PKn kelas 7 smt 1 PPKn 2 PKn 6.2 3 PKn kelas 7 smt 2 PPKn 3 PKn 6.3 3 PKn kelas 8 smt 1 PPKn 4 PKn 6.4 3 PKn kelas 8 smt 2 PPKn 5 PKn 6.5 3 PKn kelas 9 smt 1 PPKn 6 PKn 6.6 3 PKn kelas 9 smt 2 3 Bhs Indonesia 1 BI 6.1 6 BI kelas 7 smt 1 Bhs Indonesia 2 BI 6.2 6 BI kelas 7 smt 2 Bhs Indonesia 3 BI 6.3 6 BI kelas 8 smt 1 Bhs Indonesia 4 BI 6.4 6 BI kelas 8 smt 2 Bhs Indonesia 5 BI 6.5 6 BI kelas 9 smt 1 Bhs Indonesia 6 BI 6.6 6 BI kelas 9 smt 2

4 Bahasa Arab 1 BA 6.1 3 BA kelas 7 smt 1

Bahasa Arab 2 BA 6.2 3 BA kelas 7 smt 2

Bahasa Arab 3 BA 6.3 3 BA kelas 8 smt 1

Bahasa Arab 4 BA 6.4 3 BA kelas 8 smt 2

Bahasa Arab 5 BA 6.5 3 BA kelas 9 smt 1

Bahasa Arab 6 BA 6.6 3 BA kelas 9 smt 2

5 Matematika 1 MTK 6.1 5 MTK kelas 7 smt 1 Matematika 2 MTK 6.2 5 MTK kelas 7 smt 2 Matematika 3 MTK 6.3 5 MTK kelas 8 smt 1 Matematika 4 MTK 6.4 5 MTK kelas 8 smt 2 Matematika 5 MTK 6.5 5 MTK kelas 9 smt 1 Matematika 6 MTK 6.6 5 MTK kelas 9 smt 2

6 IPA 1 IPA 6.1 5 IPA kelas 7 smt 1

IPA 2 IPA 6.2 5 IPA kelas 7 smt 2

IPA 3 IPA 6.3 5 IPA kelas 8 smt 1

IPA 4 IPA 6.4 5 IPA kelas 8 smt 2

IPA 5 IPA 6.5 5 IPA kelas 9 smt 1

IPA 6 IPA 6.6 5 IPA kelas 9 smt 2

7 IPS 1 IPS 6.1 4 IPS kelas 7 smt 1

IPS 2 IPS 6.2 4 IPS kelas 7 smt 2

IPS 3 IPS 6.3 4 IPS kelas 8 smt 1

IPS 4 IPS 6.4 4 IPS kelas 8 smt 2

IPS 5 IPS 6.5 4 IPS kelas 9 smt 1

IPS 6 IPS 6.6 4 IPS kelas 9 smt 2

8 Bahasa Inggris 1 BIG 6.1 4 BIG kelas 7 smt 1 Bahasa Inggris 2 BIG 6.2 4 BIG kelas 7 smt 2 Bahasa Inggris 3 BIG 6.3 4 BIG kelas 8 smt 1 Bahasa Inggris 4 BIG 6.4 4 BIG kelas 8 smt 2 Bahasa Inggris 5 BIG 6.5 4 BIG kelas 9 smt 1 Bahasa Inggris 6 BIG 6.6 4 BIG kelas 9 smt 2

Kelompok B

1 Seni Budaya 1 SB 6.1 3 SB kelas 7 smt 1

Seni Budaya 2 SB 6.2 3 SB kelas 7 smt 2

Seni Budaya 3 SB 6.3 3 SB kelas 8 smt 1

Seni Budaya 4 SB 6.4 3 SB kelas 8 smt 2

(22)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

MATA

PELAJARAN Kode

Semester Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 5 6

Seni Budaya 6 SB 6.6 3 SB kelas 9 smt 2

2 Penjas Orkes 1 PJOK 6.1 3 PJOK kelas 7 smt 1 Penjas Orkes 2 PJOK 6.2 3 PJOK kelas 7 smt 2 Penjas Orkes 3 PJOK 6.3 3 PJOK kelas 8 smt 1 Penjas Orkes 4 PJOK 6.4 3 PJOK kelas 8 smt 2 Penjas Orkes 5 PJOK 6.5 3 PJOK kelas 9 smt 1 Penjas Orkes 6 PJOK 6.6 3 PJOK kelas 9 smt 2 3 Prakarya 1 PR 6.1 2 PR kelas 7 smt 1 Prakarya 2 PR 6.2 2 PR kelas 7 smt 2 Prakarya 3 PR 6.3 2 PR kelas 8 smt 1 Prakarya 4 PR 6.4 2 PR kelas 8 smt 2 Prakarya 5 PR 6.5 2 PR kelas 9 smt 1 Prakarya 6 PR 6.6 2 PR kelas 9 smt 2 4 Mulok 1 MLK 6.1 2 MLK kelas 7 smt 1 Mulok 2 MLK 6.2 2 MLK kelas 7 smt 2 Mulok 3 MLK 6.3 2 MLK kelas 8 smt 1 Mulok 4 MLK 6.4 2 MLK kelas 8 smt 2 Mulok 5 MLK 6.5 2 MLK kelas 9 smt 1 Mulok 6 MLK 6.6 2 MLK kelas 9 smt 2

Tabel 6: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 5 semester

MATA

PELAJARAN Kode

Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 5

Kelompok A

1

Pendidikan

Agama Islam

AlQur'an Hadis 1 QH 5.1 3 QH kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2 AlQur'an Hadis 2 QH 5.2 3 QH kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt 1

AlQur'an Hadis 3 QH 5.3 2 QH kelas 8 smt 2 AlQur'an Hadis 4 QH 5.4 2 QH kelas 9 smt 1 AlQur'an Hadis 5 QH 5.5 2 QH kelas 9 smt 2

Akidah Akhlak 1 AA 5.1 3 AA kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2 Akidah Akhlak 2 AA 5.2 3 AA kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt 1

Akidah Akhlak 3 AA 5.3 2 AA kelas 8 smt 2 Akidah Akhlak 4 AA 5.4 2 AA kelas 9 smt 1 Akidah Akhlak 5 AA 5.5 2 AA kelas 9 smt 2

Fiqih 1 FQ 5.1 2 FQ kelas 7 smt 1

Fiqih 2 FQ 5.2 2 FQ kelas 7 smt 2

Fiqih 3 FQ 5.3 3 FQ kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2 Fiqih 4 FQ 5.4 3 FQ kelas 8 sebagian smt 2 & kelas 9

smt 1

Fiqih 5 FQ 5.5 2 FQ kelas 9 smt 2

SKI 1 SKI 5.1 2 SKI kelas 7 smt 1

SKI 2 SKI 5.2 2 SKI kelas 7 smt 2

SKI 3 SKI 5.3 3 SKI kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2 SKI 4 SKI 5.4 3 SKI kelas 8 sebagian smt 2 & kelas 9

(23)

MATA

PELAJARAN Kode

Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 5

smt 1

SKI 5 SKI 5.5 2 SKI kelas 9 smt 1

2 PPKn 1 PKn 5.1 3 PKn kelas 7 smt 1

PPKn 2 PKn 5.2 3 PKn kelas 7 smt 2

PPKn 3 PKn 5.3 4 PKn kelas 8 smt 1 & sebagian smt 2 PPKn 4 PKn 5.4 4 PKn kelas 8 sebagian smt 2 &

sebagian kls 9 smt 1

PPKn 5 PKn 5.5 4 PKn kelas 9 sebagian smt 1 & smt 2 3 Bhs Indonesia 1 BI 5.1 7 Dipetakan guru berdasarkan tema atau

bab atau KI-KD Bhs Indonesia 2 BI 5.2 7

Bhs Indonesia 3 BI 5.3 7

Bhs Indonesia 4 BI 5.4 7

Bhs Indonesia 5 BI 5.5 8

4 Bahasa Arab 1 BA 5.1 4 BA kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2 Bahasa Arab 2 BA 5.2 4 BA kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8

smt 1

Bahasa Arab 3 BA 5.3 3 BA kelas 8 smt 2 Bahasa Arab 4 BA 5.4 3 BA kelas 9 smt 1 Bahasa Arab 5 BA 5.5 4 BA kelas 9 smt 2

5 Matematika 1 MTK 5.1 6 Dipetakan guru berdasarkan tema atau bab atau KI-KD

Matematika 2 MTK 5.2 6

Matematika 3 MTK 5.3 6

Matematika 4 MTK 5.4 6

Matematika 5 MTK 5.5 6

6 IPA 1 IPA 5.1 6 Dipetakan guru berdasarkan tema atau bab atau KI-KD

IPA 2 IPA 5.2 6

IPA 3 IPA 5.3 6

IPA 4 IPA 5.4 6

IPA 5 IPA 5.5 6

7 IPS 1 IPS 5.1 5 Dipetakan guru berdasarkan tema atau bab atau KI-KD

IPS 2 IPS 5.2 5

IPS 3 IPS 5.3 5

IPS 4 IPS 5.4 4

IPS 5 IPS 5.5 5

8 Bahasa Inggris 1 BIG 5.1 4 BIG kelas 7 smt 1 Bahasa Inggris 2 BIG 5.2 4 BIG kelas 7 smt 2 Bahasa Inggris 3 BIG 5.3 4 BIG kelas 8 smt 1

Bahasa Inggris 4 BIG 5.4 6 BIG kelas 8 smt 2 & sebagian kelas 9 smt 1

Bahasa Inggris 5 BIG 5.5 6 BIG kelas 9 sebagian smt 1 & smt 2

Kelompok B

1 Seni Budaya 1 SB 5.1 4 SB kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2 Seni Budaya 2 SB 5.2 4

SB kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8 smt1

Seni Budaya 3 SB 5.3 4 SB kelas 8 smt 2 Seni Budaya 4 SB 5.4 3 SB kelas 9 smt 1 Seni Budaya 5 SB 5.5 3 SB kelas 9 smt 2

(24)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

MATA

PELAJARAN Kode

Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 5

2 Penjas Orkes 1 PJOK 5.1 3 PJOK kelas 7 smt 1 Penjas Orkes 2 PJOK 5.2 3 PJOK kelas 7 smt 2

Penjas Orkes 3 PJOK 5.3 4 PJOK kelas 8 smt 1 sebagian smt 2

Penjas Orkes 4 PJOK 5.4 4

PJOK kelas 8 sebagian smt 2 & kelas 9 smt 1

Penjas Orkes 5 PJOK 5.5 4 PJOK kelas 9 smt 2

3 Prakarya 1 PR 5.1 3 PR kelas 7 smt 1 & sebagian smt 2

Prakarya 2 PR 5.2 3

PR kelas 7 sebagian smt 2 & kelas 8 smt 1 Prakarya 3 PR 5.3 2 PR kelas 8 smt 2 Prakarya 4 PR 5.4 2 PR kelas 9 smt 1 Prakarya 5 PR 5.5 2 PR kelas 9 smt 2 4 Mulok 1 MLK 5.1 2 MLK kelas 7 smt 1 Mulok 2 MLK 5.2 2 MLK kelas 7 smt 2

Mulok 3 MLK 5.3 2 MLK kelas 8 smt 1 sebagian smt 2

Mulok 4 MLK 5.4 2

MLK kelas 8 sebagian smt 2 & sebagian kelas 9 smt 1

Mulok 5 MLK 5.5 2

MLK sebagian kelas 9 smt 1 & kelas 9 smt 2

Tabel 7: Pemetaan Serial Mata Pelajaran Berdasarkan Hierarki KI-KD dalam 4 semester

MATA

PELAJARAN Kode

Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 Kelompok A 1 Pendidikan Agama Islam AlQur'an Hadis 1 QH 4.1 3

Dipetakan guru berdasarkan tema atau bab atau KI-KD

AlQur'an Hadis 2 QH 4.2 3 sda

AlQur'an Hadis 3 QH 4.3 3 sda

AlQur'an Hadis 4 QH 4.4 3 sda

Akidah Akhlak 1 AA 4.1 3 Sda

Akidah Akhlak 2 AA 4.2 3 Sda

Akidah Akhlak 3 AA 4.3 3 Sda

Akidah Akhlak 4 AA 4.4 3 Sda

Fiqih 1 FQ 4.1 3 Sda

Fiqih 2 FQ 4.2 3 Sda

Fiqih 3 FQ 4.3 3 Sda

Fiqih 4 FQ 4.4 3 Sda

SKI 1 SKI 4.1 3 sda

SKI 2 SKI 4.2 3 sda

SKI 3 SKI 4.3 3 sda

SKI 4 SKI 4.4 3 sda

2 PPKn 1 PKn 4.1 5 sda

PPKn 2 PKn 4.2 5 sda

(25)

MATA

PELAJARAN Kode

Semester

Pemetaan KI-KD Mata Pelajaran 1 2 3 4 PPKn 4 PKn 4.4 4 sda 3 Bhs Indonesia 1 BI 4.1 9 sda Bhs Indonesia 2 BI 4.2 9 sda Bhs Indonesia 3 BI 4.3 9 sda Bhs Indonesia 4 BI 4.4 9 sda

4 Bahasa Arab 1 BA 4.1 4 sda

Bahasa Arab 2 BA 4.2 4 sda

Bahasa Arab 3 BA 4.3 5 sda

Bahasa Arab 4 BA 4.4 5 sda

5 Matematika 1 MTK 4.1 8 sda Matematika 2 MTK 4.2 8 sda Matematika 3 MTK 4.3 7 sda Matematika 4 MTK 4.4 7 sda

6 IPA 1 IPA 4.1 7 sda

IPA 2 IPA 4.2 7 sda

IPA 3 IPA 4.3 8 sda

IPA 4 IPA 4.4 8 sda

sda

7 IPS 1 IPS 4.1 6 sda

IPS 2 IPS 4.2 6 sda

IPS 3 IPS 4.3 6 sda

IPS 4 IPS 4.4 6 sda

8 Bahasa Inggris 1 BIG 4.1 6 sda Bahasa Inggris 2 BIG 4.2 6 sda Bahasa Inggris 3 BIG 4.3 6 sda Bahasa Inggris 4 BIG 4.4 6 sda

Kelompok B

1 Seni Budaya 1 SB 4.1 3 sda

Seni Budaya 2 SB 4.2 3 sda

Seni Budaya 3 SB 4.3 3 sda

Seni Budaya 4 SB 4.4 3 sda

2 Penjas Orkes 1 PJOK 4.1 4 sda Penjas Orkes 2 PJOK 4.2 4 sda Penjas Orkes 3 PJOK 4.3 5 sda Penjas Orkes 4 PJOK 4.4 5 sda 3 Prakarya 1 PR 4.1 3 sda Prakarya 2 PR 4.2 3 Sda Prakarya 3 PR 4.3 3 Sda Prakarya 4 PR 4.4 3 Sda 4 Mulok 1 MLK 4.1 2 sda Mulok 2 MLK 4.2 2 sda Mulok 3 MLK 4.3 2 sda Mulok 4 MLK 4.4 2 Sda

(26)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

D. PENETAPAN ROMBONGAN BELAJAR/KELAS

Langkah penetapan rombongan belajar pada tahun pertama dilakukan pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). MTs penyelenggara SKS perlu memfasilitasi pengisian data yang memuat riwayat hasil belajar dari nilai rapor, data prestasi waktu di SD/MI, dan data kemampuan lain seperti data tes masuk, data psikotes, dll. yang diperlukan untuk membuat klasifikasi kecepatan belajar peserta didik. Beberapa langkah kegiatan penetapan rombongan belajar antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengelompokan siswa dengan variasi kecepatan belajar 4 semester, 5 semester, dan 6 semester. Komposisi jumlah kelas/rombongan belajar umumnya lebih banyak pada kategori 6 semester. Sementara itu kategori 4 semester paling sedikit atau sulit diperoleh. Kriteria pengelompokan berdasarkan data nilai SD/MI dan/atau hasil seleksi PPDB. Contoh pilihan kriteria pengelompokan:

a. Berdasarkan Nilai Akhir (NA: gabungan NS dan NUN) adalah sebagai berikut: § Nilai (NA) > 89 → kategori 4 semester

§ Nilai (NA) 75 s.d 88 → kategori 5 semester § Nilai (NA) < 75 → kategori 6 semester

b. Berdasarkan rata-rata rapor SD/MI dan nilai tes masuk pada seleksi PPDB. Kriteria pengelompokan tersebut di atas dapat diperkuat dengan data psikotes.

c. Kriteria (a) atau (b) dapat diperkuat dengan prestasi pendukung yang diperoleh selama pendidikan sebelumnya.

2. Pada pola diskontinu, hasil pengelompokan berdasarkan kecepatan belajar dilanjutkan pengelompokan berdasarkan pilihan road map/sebaran mata pelajaran.

3. Memberikan nama rombongan belajar dengan kelas A, B, C, dst. / nama lain sebagai kelas mayor (utama). Kelas utama ini dapat berkembang menjadi kelas minor mulai semester dua akibat adanya peluang menambah beban mata pelajaran pada saat pengisian KRS. 4. Menetapkan ruang kelas jika menggunakan sistem belajar kelas tetap. Pada sistem belajar

kelas bergerak (moving clasroom) tidak memiliki ruang kelas tertentu. Sistem moving class merupakan sistem pendukung yang mendukung pelaksanaan SKS tetapi tidak mutlak untuk dilaksanakan.

E. BIMBINGAN AKADEMIK DAN BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan akademik dan bimbingan konseling sangatlah penting dalam penerapan SKS, kedua hal tersebut dilakukan oleh Pembimbing Akademik (PA) dan Bimbingan Konseling (BK). PA dan BK melayani konsultasi peserta didik dalam rangka mendorong optimalisasi potensi dan prestasi belajar peserta didik di madrasah.

(27)

1. Pembimbing Akademik (PA)

PA adalah guru yang diberi tugas untuk membimbing perkembangan prestasi akademik peserta didik sampai akhir masa studinya dan dapat diganti sesuai dengan kebutuhan. PA membimbing peserta didik maksimal sebanyak 1 (satu) rombongan belajar, adapun tugasnya sebagai berikut:

a. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi (KRS), pembagian rapor, dan melaksanakan konsultasi akademik;

b. Memantau dan melakukan analisis data potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi yang diperoleh dari Konselor/BK, serta memberikan rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di sekolah agar potensi akademik peserta didik berkembang secara maksimal;

c. Mengelola hasil observasi dan penilaian sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan hasil observasi dan penilaian dari guru mata pelajaran;

d. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, konselor/BK, dan guru mata pelajaran.

2. Konselor/BK

Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan formal. Konselor/BK memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta didik (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dan mandiri dalam mengambil keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Dalam pelaksanaan SKS, konselor/BK membimbing siswa dengan jumlah minimal 150 orang selama masa studi dengan tugas sebagai berikut:

a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta melakukan analisis potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi peserta didik;

b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi konstruktif agar peserta didik mampu mencapai tugas perkembangannya melalui kegiatan pengembangan diri di sekolah termasuk peserta didik yang membutuhkan layanan khusus;

c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan kosultasi kelompok sesuai jadwal layanan, serta layanan individu sesuai dengan kebutuhan peserta didik; dan

d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap semester;

(28)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

F. PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

Tahapan persiapan yang perlu dilakukan penyesuian adalah perangkat pembelajaran, yaitu Silabus, Program Semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyesuaian diperlukan karena paradigma tahunan yang biasanya dilakukan pada sistem paket harus disesuaikan dengan paradigma semesteran pada SKS.

a. Silabus yang semula dirancang untuk kelas VII, VIII, dan IX perlu direkonstruksi sesuai dengan serial mata pelajaran. Rekonstruksi silabus dilakukan dengan cara memotong dan/atau menggabungkan kompetensi dan materi pokok sesuai dengan hasil pemetaan KI-KD yang disusun pada serial mata pelajaran, dengan merujuk pada lampiran

Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 dan KMA No.165 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mapel PAI dan Bahasa Arab, atau peraturan lain yang berlaku.

b. Program semester dirancang untuk satu semester dan dapat digunakan pada semester ganjil atau genap. Dengan demikian pada SKS tidak diperlukan program tahunan, karena acuan program pembelajaran adalah semesteran.

c. Secara umum mekanisme, prosedur, dan teknik penyusunan RPP mengacu pada ketentuan Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Namun demikian, RPP perlu direvisi dan disesuaikan dengan alokasi waktu sesuai dengan program semester. Revisi yang diperlukan antara lain adalah:

(1) Alokasi waktu pertemuan sesuai dengan road map / sebaran mata pelajaran; (2) Perlu dilengkapi dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri;

G. PERSIAPAN SARANA PENDUKUNG

Pelaksanaan SKS di Madrasah Tsanawiyah memerlukan sarana pendukung sebagai upaya memaksimalkan pencapaian peningkatan mutu layanan. Sarana pendukung yang sebaiknya disiapkan antara lain:

a. Program aplikasi untuk sistem administrasi penilaian. Beberapa hal yang mendorong pentingnya program aplikasi ini antara lain:

(1) Dalam kelas paralel terjadi perbedaan beban belajar dan mata pelajaran dalam tiap semester;

(2) Membantu tugas PA dan BK dalam mengontrol dan membimbing pseserta didik melalui data yang tersimpan dalam program tersebut;

(3) Memudahkan data penilaian untuk mencetak laporan akhir semester dan laporan kumulatif setiap akhir semester;

(29)

b. Bahan ajar mandiri yang dikembangkan sesuai dengan serial mata pelajaran termasuk yang tersedia dalam bentuk digital dan mudah diakses. Hal ini untuk mendorong kemandirian belajar peserta didik untuk mencapai keberhasilan belajarnya.

c. Fasilitas dan waktu belajar yang fleksibel yang memberi layanan belajar lebih luas bagi peserta didik tertentu dengan kemampuan dan semangat belajar yang tinggi.

H. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SKS

Setelah melakukan persiapan di atas, selanjutnya sesuai dengan roadmap pembelajaran yang sudah disusun maka perlu dilakukan beberapa tahapan langkah sebagai berikut;

1. Penugasan Guru Mata Pelajaran

Penugasan guru mata pelajaran perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan yang baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Dengan demikian pada tahun ke dua, guru yang ditugaskan dapat menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah ada dengan perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan.

b. Memiliki persiapan yang baik sebagai pembimbing, pembina, dan pemberi motivasi kepada peserta didik.

c. Memiliki budaya belajar yang baik untuk terus berkembang dan integritas terbaik dalam menjalankan tugas.

Penugasan guru mata pelajaran pada tahap awal menjadi langkah strategis dan faktor yang kuat pengaruhnya pada keberhasilan pelaksanaan SKS.

2. Penyusunan Jadwal Mata Pelajaran

Penyusunan Jadwal mata pelajaan yang memuat dua pola, yaitu pola kontinu/homogen dan pola diskontinu/ on-off harus berdasarkan pada road map / sebaran mata pelajaran.

3. Pelaksanaan Layanan Konsultasi PA dan BK

Pembimbing Akademik dan BK memberikan layanan bimbingan sesuai dengan tugas dan fungsinya serta bekerjasama untuk melayani peserta didik sampai lulus.

4. Pelaksanaan UTS dan UAS

UTS dan UAS dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dalam jadwal semester guna melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik.

5. Pelaksanaan Rapat Akhir Semester

Rapat akhir semester merupakan kegiatan rutin untuk mengevaluasi hasil belajar dan pelaksanaan SKS. Kegiatan ini mirip seperti rapat akhir tahun bagi sekolah paket yang membahas keberhasilan dan hambatan selama satu tahun, termasuk masalah kenaikan

(30)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

kelas. Madrasah penyelenggara SKS perlu melakukan rapat akhir semester yang membahas masalah kelulusan peserta didik pada tiap mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dan tidak lagi membahas masalah kenaikan kelas.

Beberapa masalah yang diagendakan dalam rapat akhir semester antara lain:

a. Hasil belajar satu semester mencakup keberhasilan dan ketuntasan peserta didik dalam mata pelajaran;

b. Rekapitulasi peserta didik yang akan dilayani melalui kegiatan semeser pendek;

c. Mekanisme dan prosedur pengisian KRS sesuai dengan roadmap pembelajaran dan penyesuaian terhadap hasil pengisian KRS;

d. Analisis hasil layanan PA dan BK selama satu semester; e. Pembagian tugas mengajar untuk semester yang akan datang; f. Perencanaan kegiatan semester pendek.

6. Penyusunan Laporan Capaian Kompetensi / Rapor

Penyusunan Laporan Capaian Kompetensi dilakukan di akhir semester yang diharapkan memenuhi minimal dua kriteria, yaitu representatif (menggambarkan karakter penilaian autentik pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai kurikulum 2013) dan user frendly (kemudahan pengguna dalam memanfaatkannya). Oleh karena itu selain tersaji nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara rinci dan terpisah dibolehkan untuk menyajikan nilai kesatuan kedua aspek tersebut dalam satu nilai indeks prestasi.

7. Pelaksanaan Kegiatan Semester Pendek

Kegiatan semester pendek (SP) mulai dilaksanakan setelah pembagian rapor semester. Kegiatan semester pendek diberikan kepada peserta didik yang belum lulus untuk memperbaiki nilai mencapai batas minimal ketuntasan/kelulusan.

Kegiatan semester pendek dapat dilaksanakan pada libur akhir semester, hari sabtu (bagi sekolah dengan 5 hari belajar), atau pada sore hari setelah jadwal pelajaran selesai. Kegiatan ini dikoordinasi oleh bagian kurikulum atau penyelenggara SKS dengan jadwal kegiatan serta guru-guru yang diberi tugas.

I. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Evaluasi pelaksanaan SKS meliputi evaluasi kinerja satuan pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap akhir semester, meliputi: tingkat kehadiran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, dan hasil belajar peserta didik.

(31)

a. Struktur beban belajar dan struktur kurikulum setiap program,

b. Serial mata pelajaran,

c. Susunan KI dan KD sesuai dengan serial mata pelajaran,

d. Peraturan akademik,

e. Mekanisme pemilihan beban belajar,

f. Menentukan pembimbing akademik,

g. Melaksanakan penilaian hasil belajar untuk menentukan Indeks Prestasi.

2) Evaluasi terhadap pengelola dilakukan setahun sekali, mencakup: a. Tingkat relevansi pendidikan terhadap visi, misi, dan tujuan;

b. Tingkat capaian Standar Nasional Pendidikan oleh satuan pendidikan; c. Tingkat efisiensi dan produktivitas satuan pendidikan;

d. Tingkat daya saing satuan pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional, dan global.

3) Evaluasi Hasil

a. Evaluasi hasil dilakukan melalui analisis hasil belajar peserta didik dalam bentuk hasil

tiap mata pelajaran dan perubahan perilaku. Setiap mata pelajaran memiliki data hasil belajar pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Evaluasi dilakukan setiap semester hingga hasil akhir UAMBN dan UN.

b. Evaluasi terhadap prilaku dilakukan melalui survei dan pengamatan pada aspek kemandirian, motivasi, dan kepuasan terhadap layanan pembelajaran dan penilaian. Hasil evaluasi menjadi data pendukung bagi penguatan mutu pendidikan melalui pelaksanaan SKS.

(32)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016

BAB V

PENUTUP

Sistem Kredit Semester yang disingkat SKS merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya diberi kesempatan menentukan jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar. Pola penyelenggaraan SKS secara kontinu atau secara diskontinu merupakan variasi yang dapat dipilih madrasah dalam menyelenggaran sistem tersebut. Oleh karena itu, penyelenggaraan SKS di MTs bukan sesuatu yang niscaya, melainkan sesuatu yang bersifat inovatif dan membawa warna berbeda dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.

Petunjuk Teknis penyelenggaraan SKS yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI diharapkan dapat memandu satuan pendidikan ataupun guru dalam menyelenggarakan SKS dengan lebih baik, walaupun dalam kenyataannya pelaksanaan SKS di setiap satuan pendidikan sangat bervariasi disesuaikan dengan kondisi di setiap satuan pendidikan.

Direktur Jenderal ttd

(33)

Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)

KOP MADRASAH

KARTU RENCANA STUDI (KRS) Nama : Semester : NIS/NISN : Tahun Pelajaran : Program/Jurusan : Guru Wali / PA :

No Mata Pelajaran SKS Guru Mata

Pelajaran Ruang Kelas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jumlah IP Semester : Sks Lalu : Sks kini : ………….., ... 20 ... Siswa (_______________) Guru Wali/ Pembimbing Akademik (_______________) Mengesahkan Pengelola SKS/ Bag.Administrasi Akademik (_______________)

(34)

Hasil Review Juknis Tim Asosiasi MTs SKS Jatim, Premier Inn 2-5 Agt 2016 Contoh Rapor dalam Bentuk Angka

RAPOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : Program : Reguler/Unggulan/PDCI

Nama Siswa : Semester :

NIS/NISN : Tahun Ajaran :

A. Sikap

Aspek Sikap Deskripsi Sikap

Spiritual ... Sosial ...

B. Pengetahuan dan Keterampilan Ketuntasan Belajar Minimal :

No KODE MATA PELAJARAN JP PENGETAHUAN KETERAMPILAN N B x N (B) NIL PRED NIL PRED

Kelompok A

1 Pendidikan Agama Islam

QH1 a. Al-Qur'an Hadis 1 2 4,00 A 3,20 B+ 3,83 7,66 AA1 b. Akidah Akhlak 1 2 3,66 A- 3,66 A- 3,66 7,32

FK1 c. fikih 1 2 3,50 B+ 3,60 A- 3,55 7,10

SKI1 d. Sejarah Kebudayaan

Islam 1 2 3,40 B+ 3,66 A- 3,53 7,06

2 PKn1 Pendidikan Pancasila &

Kewarganegaraan 1 3 3,10 B 3,30 B+ 3,20 9,60

3 BIN1 Bahasa Indonesia 1 3 3,66 A- 3,66 A- 3,66 10,98

4 BAR1 Bahasa Arab 1 3 3,00 B 3,40 B+ 3,20 9,60

5 MAT1 Matematika 1 4 3,50 B+ 3,10 B 3,30 13,20

6 IPA1 Ilmu Pengetahuan Alam 1 4 3,50 B+ 3,66 A- 3,58 14,32 7 IPS1 Ilmu Pengetahuan Sosial 1 2 3,40 B+ 3,00 B 3,20 6,40

8 BIG1 Bahasa Inggris 1 4 3,50 B+ 3,50 B+ 3,50 14,00

Kelompok B

9 SB1 Seni Budaya 1 3 3,66 A- 3,50 B+ 3,58 10,74 10 PJOK1 Pendidikan Jasmani, Olah

Raga, dan Kesehatan 1 3 3,55 A- 3,66 A- 3,61 10,82

11 PK1 Prakarya 1 2 3,60 A- 3,50 B+ 3,55 7,10 JUMLAH 39 135,44 IP Semester : 135,44 = 3.46 39 Ketidakhadiran Sakit : _____ hari IP Kumulatif : Izin : _____ hari Maks sks Semester Depan: Tanpa Keterangan : _____ hari

No Kegiatan Ekstrakurikuler Nilai Keterangan

1 Pramuka A Sangat Memuaskan, menguasai masalah tali-temali, smaphore, dan baris-berbaris. 2 UKS B Memuaskan, aktif dalam setiap kegiatan UKS dan aktif sebagai Kader Kesehatan Remaja

3 …. …. ……… ……….., ………20… Orang Tua/Wali (_______________) Pembimbing Akademik (_______________) Mengetahui, Kepala Madrasah, (_______________)

Gambar

Tabel 1:  Tahapan Penyelenggaraan SKS
Tabel 2:  Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Pola Kontinu   MATA
Tabel 3:  Contoh Struktur  Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 6 Semester MATA
Tabel 4:  Contoh Struktur  Kurikulum dan Beban Belajar Pola Diskontinu 5 Semester dan 4  Semester
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ukuran matang gonad ikan di Perairan Sibolga maka ikan lemuru yang didaratkan selama pelaksanaan penelitian memiliki ukuran yang lebih panjang dari

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul AGUNAN DALAM PEMBERIAN

Syi’ah Imamiyah adalah mereka yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw telah menunjuk tentang kepempimpinan Ali sebagai pengganti beliau dengan nash yang dzahir,

Bab I merupakan pendahuluan, yang menguraikan permasalahan terkait penelitian ini tentang bagaimana peranan usaha usaha “apam Barabai” untuk menunjang

Aqua Golden Mississipi dalam menerima tenaga kerja dari Desa Babakan Pari yaitu Sumber Daya Manusianya yang rendah, karena sebagian besar hanya lulusan pendidikan dasar (SD

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Total sampel penelitian

Pemanfaatan hasil penelitian Pteridophyta di kawasan Hutan Pacet Taman Hutan Raya Raden Soerjo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto sebagai sumber belajar biologi

Berdasarkan kesamaan dan kegunaan, maka masker gel (peel-off) dan gelatin crystal gel ditinjau dari uraian diatas tidak menutup kemungkinan bahwa masker gel (peel-off) dapat