• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HAPPY CENTER DAN PERKEMBANGANNYA SEBAGAI GERAKAN KEAGAMAAN. Penulis melihat bahwa kehadirannya dalam bentuk persekutuan Kristen yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HAPPY CENTER DAN PERKEMBANGANNYA SEBAGAI GERAKAN KEAGAMAAN. Penulis melihat bahwa kehadirannya dalam bentuk persekutuan Kristen yang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB III

HAPPY CENTER DAN PERKEMBANGANNYA SEBAGAI GERAKAN

KEAGAMAAN

Fenomena kemunculan persekutuan Kristen yang dibentuk oleh Misionaris asal Korea adalah sebuah bentuk dari gerakan keagamaan yang sudah ada dikalangan mahasiswa, misi Kristen yang dibawa oleh para misionaris ini lebih banyak melibatkan para mahasiswa dan secara khusus mahasiswa UKSW. Penulis melihat bahwa kehadirannya dalam bentuk persekutuan Kristen yang melibatkan para mahasiswa perlu untuk dikaji berdasarkan teori dari gerakan keagamaan. Karena itu pada bagian ini, penulis memaparkan atau menyajikan hasil penelitian terkait dengan topik yang sedang dikaji khususnya terhadap Persekutuan Happy Center. Dalam bab ini, data yang dipaparkan oleh penulis dibuat secara tematik guna memudahkan pembaca untuk melihat setiap observasi atau wawancara yang penulis lakukan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis bahwa belum adanya sejarah yang tertulis secara lengkap dari Happy Center maka pada bagian ini akan digambarkan secara umum apa itu Happy Center, kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di dalamnya, serta adakah nilai dan norma yang mempengaruhi serta mengatur perkembangannya sebagai sebuah gerakan keagamaan. Selain itu pada bagian ini juga penulis akan memaparkan secara deskriptif tentang apa yang menjadi motivasi para mahasiswa UKSW yang terlibat aktif dalam kegiatan yang ada di Happy Center.

(2)

34 3.1 Gambaran Umum tentang Happy Center

Kemunculan persekutuan-persekutuan Kristen memang bukanlah sesuatu yang baru dalam sebuah universitas Kristen pada umumnya dan secara khusus di UKSW. Happy Center adalah suatu persekutuan anak muda yang merasa terbeban dengan misi Kristen di Indonesia, mereka berkumpul dalam suatu wadah persekutuan yang dibentuk oleh seorang Pendeta yaitu Yong Ku Ho

Joseph atau yang biasa dipanggil dengan Pendeta Ho41. Persekutuan ini dibentuk

karena kepedulian Pendeta Ho terhadap misi pelayanan di Indonesia. Kecintaannya terhadap Indonesia ingin ditunjukan melalui setiap pelayanan yang dilakukan dan salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah pembentukan Happy Center yang melibatkan para mahasiswa Kristen yang sebagian besar anggota persekutuan ini adalah mahasiswa UKSW dari berbagai latar belakang fakultas dan juga yang datang dari berbagai denominasi gereja yang ada.

Para mahasiswa ini dikumpulkan dengan sebuah misi Kristen yaitu menjadi seorang pemuda Kristen yang cinta terhadap Indonesia dan yang termotivasi untuk berdoa bagi sebuah kebangunan rohani di Indonesia. Selain misi pelayanan di Indonesia beliau juga melayani pada salah satu denominasi gereja yaitu GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia) Salatiga dari 2009 sampai sekarang, dan pernah menjadi pengajar atau dosen pada STT Kanaan di Ungaran Semarang pada tahun 2009-2010. Sebagai seorang Pendeta Misionaris tidak terlepas dari misi yang dibawanya. Selain tugas dan pelayanan sebagai seorang

41 Data ini Penulis Peroleh dari Perkenalan dengan Pdt, Yong Ku Ho Joseph dan hasil wawancara

(3)

35 Pendeta di GPdI Ungaran dan Salatiga, sebagian besar waktunya difokuskan

pada pelayanan di Happy Center.42 Tujuan pembentukan persekutuan ini adalah

sebagai wadah bagi Pendeta Ho untuk dapat lebih banyak mengenal para mahasiswa khususnya bagi mereka yang mempunyai kerinduan untuk mengenal, mendekatkan diri kepada Tuhan serta mengekspresikan talenta yang dimiliki untuk dapat melayani Tuhan sebagai bentuk kepedulian dan rasa cinta mereka terhadap Indonesia. Bagi Pendeta Ho adalah suatu kebahagiaan ketika dia dapat berbagi dan beribadah bersama para mahasiswa. Dengan adanya Happy Center kiranya dapat menjadi tempat bagi orang muda untuk berdoa bagi suatu

kebangunan rohani di Indonesia.43

Persekutuan Happy Center dimulai pada tahun 2011, di mana pada saat itu persekutuan ini hanya terdiri atas Pendeta Ho bersama istri dan anak-anaknya, kemudian melalui hubungan yang terjalin dengan beberapa mahasiswa yang ada di Asrama Kartini UKSW kemudian persekutuan ini mengalami perkembangan. Informasi yang diperoleh penulis para mahasiswa tersebut pertama kali mengenal persekutuan Happy Center dari salah seorang mahasiswa yang sudah terlebih dahulu mengenal Pendeta Ho. Perkenalan ini terjadi karena mahasiswa tersebut ikut dalam pelatihan atau kursus bahasa Korea dengan Pendeta Ho dan dari perkenalan inilah kemudian beberapa dari mahasiswa UKSW yang ada di asrama kemudian dikenalkan dan diajak untuk ikut ibadah bersama Pendeta Ho dan keluarga di rumah yang dikontrakannya yang sekarang digunakan untuk

42 Hasil Wawancara dengan 2 orang pengurus Happy Center

(4)

36

persekutuan Happy Center.44 Para mahasiswa tersebut mulai tertarik dengan

persekutuan ini, yang saat itu jumlah anggotanya 7-10 orang mahasiswa bersama keluarga dari Pendeta Ho.

Persekutuan ini juga dibentuk karena adanya kerja sama dengan gereja-gereja yang ada di Korea berdasarkan hubungan yang sudah terjalin antara Pendeta Ho dengan beberapa pemimpin-pemimpin gereja yang ada di Korea. Dari data pada salah satu media sosial yang digunakan oleh Pendeta Ho, terlihat bahwa adanya beberapa nomor rekening bank yang berbeda dan dipakai beliau untuk menerima bantuan untuk mengembangkan pelayanan melalui Happy Center. Adanya ikatan dan kerja sama dengan gereja-gereja misi yang ada di Korea terlihat dari beberapa kunjungan dari para pemimpin gereja Korea dan mahasiswa yang berasal dari gereja di Korea, kegiatan ini biasanya berlangsung

tiga sampai empat kali dalam setahun.45

Melalui observasi dan pengamatan lapangan yang penulis lakukan terlihat bahwa mahasiswa yang terlibat dalam persekutuan ini adalah mereka yang berasal dari luar daerah yang untuk sementara berdomisili di Salatiga dengan latar belakang daerah yang berbeda, diantarnya Soe-Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Ambon, Papua dan Jawa. Selain daerah yang berbeda, para mahasiswa ini adalah warga gereja dengan denominasi dan latar belakang gereja asal yang berbeda. Dari pengakuan beberapa orang mahasiswa bahwa keanggotaan mereka sebagai jemaat atau warga gereja yang ada di Salatiga

44 Wawancara dengan saudara Jefri Lona, 16 November 2017, dan telah dikonfirmasi dengan

Pendeta Ho

45 Wawancara dengan Sdr, Jefri Lona (salah satu member senior Happy Center), 15 November

(5)

37 hanyalah sebagai jemaat tamu, simpatisan ataupun jemaat titipan. Ini jugalah yang telah mempengaruhi mereka untuk tidak terlalu terlibat dalam berbagai kegiatan yang ada pada beberapa gereja yang ada di Salatiga. hal ini terlihat berbeda ketika mereka terlibat dalam persekutuan Happy Center. Dari pengakuan sebagian besar mahasiswa yang aktif dalam persekutuan ini mengatakan bahwa Happy Center telah menjadi tempat bagi mereka untuk saling

mengenal satu dengan yang lain tanpa melihat daerah dan latar belakang gereja.46

Persekutuan Happy Center diawali dengan sebuah persekutuan doa, mereka berkumpul dalam ibadah yang dilaksanakan sekali dalam satu minggu. Adapun yang menjadi tema dari persekutuan ini adalah “Pray for Revival in Indonesia”. Tema ini juga telah melandasi terbentuk Happy Center sebagai sebuah persekutuan yang melibatkan para mahasiswa Kristen di dalamnya. Artinya bahwa Happy Center sebagai salah satu wadah atau tempat berkumpulnya para pemuda Kristen yang mempunyai kepedulian dan rasa cinta dan mempunyai kerinduan untuk berdoa bagi suatu kebangkitan rohani di Indonesia. Tema ini juga telah munculnya dari suatu penafsiran dari suatu peristiwa keagamaan yang pernah terjadi pada tahun 1965-1969. Tema ini juga didukung oleh adanya penafsiran dari teks-teks Alkitab seperti Matius pasal 28 ayat 19 yang tertulis “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 17 yang tertulis: “akan terjadi hari-hari terkahir – demikianlah firman Allah—bahwa Aku akan mencurahkan rohKu ke atas semua

(6)

38 manusia; maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi”.

Salah satu gerakan kebangkitan rohani yang pernah terjadi pada tahun 1965-1969 merupakan gerakan kebangunan rohani terbesar yang masih aktif dan membawa pengaruh pada terbentuknya gerakan-gerakan kebangunan rohani dengan model yang berbeda. Gerakan ini berbentuk kelompok-kelompok kecil orang Kristen yang tinggal bersama dan berkumpul bersama yang mengalami dan bersaksi tentang Tuhan. Salah satu ciri khas lain dari kelompok ini adalah pembentukan kelompok-kelompok kecil yang pergi memberitakan injil di desa-desa. Selain memberitakan injil, kelompok-kelompok ini dikatakan juga

mengadakan berbagai mujisat-mujisat.47

Pada akhir September 1965, mulai muncul tim-tim pemberita Injil dari berbagai jemaat. Oleh karena pertumbuhan yang begitu cepat dan melibatkan begitu banyak orang, aktivitas pelayanan seperti kesaksian-kesaksian begitu padat terutama sejak akhir September 1965 hingga tahun 1966. Ibadah-ibadah hari Minggu bisa diisi dengan kesaksian-kesaksian tentang berbagai penglihatan,

pengalaman penyembuhan dari berbagai penyakit.48 Demi mengabarkan Injil,

banyak orang-orang muda meninggalkan sekolah mereka dan juga para pegawai

47 George W. Peters, Indonesia Revival Focus On Timor, (Michigan: The Zondervan Corporation

Grand Rapids, 1973) 32-33

(7)

39 negeri yang meninggalkan pekerjaan mereka. Mereka pergi mengabarkan

sampai ke Sumba, Flores bahkan sampai ke pulau Jawa, Sumatra dan Papua.49.

Persekutuan Happy Center adalah suatu persekutuan yang bersifat sangat terbuka dengan siapa saja yang mau bergabung di dalamnya, penyambutan pada setiap anggota baru sangatlah bersifat kekeluargaan dan tidak ada aturan yang mengikat. Artinya bahwa nilai kekeluargaan menjadi sebuah aturan atau norma yang dipakai dalam persekutuan ini.

Dengan sumber daya yang dimiliki oleh Pendeta Ho, para mahasiswa yang terlibat dalam persekutuan ini akan difasilitasi agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana. Salah satu contoh adalah sebelum memulai persekutuan para mahasiswa akan dijemput dengan kendaraan yang ada, makan bersama dan kemudian akan dibawa ke tempat persekutuan untuk dapat memulai kegiatan persekutuan. Beberapa anggota mengakui bahwa dengan fasilitas tersebut menjadi salah satu alasan mereka termotivasi untuk terlibat dalam setiap

kegiatan yang ada50. Selain itu juga mereka tidak diwajibkan untuk berpakaian

yang lebih formal seperti mereka biasa ke gereja. Dari observasi yang dilakukan penulis dalam persekutuan yang diadakan terlihat bahwa jumlah keanggotaan persekutuan ini adalah 45-50 orang, yang hampir sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa UKSW. Dalam persekutuan Happy Center bukan saja kegiatan ibadah tetapi ada diskusi tentang masalah-masalah yang dialami para

49Jan Sihar Aritonang and Karel Steenbrink, A History of Christianity in Indonesia, (Netherlands:

Leiden University, 2008), 309

(8)

40

mahasiswa dalam menjalani studi.51 Diskusi ini biasanya dilakukan dalam

suasana ibadah dan dalam satu rangkaian liturgi yang digunakan.

Kegiatan pertama yang diikuti para mahasiswa ketika terlibat dan menjadi anggota dari Happy Center adalah Ibadah Minggu. Ibadah ini dijalankan setiap minggu pukul 12.00 wib (jam 12 siang) hingga pukul 16.00 wib (jam 4 sore). Para mahasiswa yang akan mengikuti ibadah pertama akan dijemput di dua tempat berbeda yaitu depan Asrama Kartini dan depan ATM Center kampus UKSW, dari sini kemudian para mahasiswa akan dibawa ke tempat makan atau salah satu warung makan untuk makan bersama dan kemudian dibawa ke tempat pelaksanaan ibadah yaitu di Happy Center, dan baru melaksanakan ibadah pada pukul 12.00 wib hingga pukul 16.00 wib. Pada kesempatan ibadah inilah para mahasiswa diperkenalkan kepada keluarga dari Pendeta Ho dan anggota yang lain. Penulis melihat bahwa walaupun sebagian besar anggota adalah mahasiswa UKSW tetapi dalam ibadah minggu terlihat juga ada 8-10 orang yang adalah pemuda asal Korea dan beberapa orang tua. Dari informasi yang diperoleh penulis mereka adalah para siswa atau mahasiswa yang sedang studi di Salatiga yang mempunyai hubungan dengan Pendeta Ho.

Salah satu ciri dari persekutuan ini adalah ibadahnya begitu santai dan hidup. Perenungan Firman Tuhan tidak hanya dibawakan oleh satu orang, melainkan setiap orang bisa berbicara. Terdapat kesempatan bagi orang-orang untuk menceritakan pengalaman mereka tentang yang percaya kepada Yesus. Dalam pujia-pujian biasanya tidak hanya mulut yang bernyanyi tetapi diikuti

(9)

41 oleh gerakan-gerakan tubuh seperti tepuk tangan dan goyangan badan. Sangat

berbeda dengan yang ibadah-ibadah dalam gereja yang sangat begitu kaku.52

Keikutsertaan para mahasiswa dalam persekutuan Happy Center sebagian besar terjadi karena adanya hubungan yang sudah terjalin antara sesama anggota. Beberapa orang mahasiswa yang terlibat sudah saling mengenal sebelum mereka mengikuti persekutuan tersebut dan sebagian besar mereka ada dalam suatu komunitas baik yang tinggal di Asrama Kartini UKSW maupun lewat hubungan pertemanan dalam suatu komunitas etnis.

3.2 Kegiatan-Kegiatan Happy Center

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam persekutuan Happy Center diantaranya:53

3.2.1 Ibadah Persekutuan

Kegiatan ibadah persekutuan dilakukan setiap hari minggu pukul 12.00 - 16.00 wib. Kegiatan ini dilakukan secara rutin untuk menumbuhkan serta memperkokoh iman percaya anggota persekutuan, mengikat tali persekutuan dan persaudaraan serta memenangkan jiwa bagi pelebaran Kerajaan Kristus serta kemuliaan namaNya. Yang selalu menjadi tema dari ibadah ini adalah ‘“Pray for Revival in Indonesia”. Hal ini juga yang menjadi tema utama dari Happy

Center karena itu melalui ibadah ini para anggota dalam hal ini para mahasiswa diajak untuk dapat berdoa bagi suatu kebangkitan atau kebangunan rohani di

52 EbenHaizer I. Nuban Timo, Aku Memahami yang Aku Imani, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia,2013), hal150

53 Wawancara dengan sdr Tri Buce (salah seorang senior di Happy Center). Salatiga 05 Desember

(10)

42 Indonesia. dalam ibadah ini semua anggota persekutuan mendapatkan kesempatan untuk melakukan peran berbeda seperti menjadi pemberita firman, pemimpin pujian, pendoa safaat, pemain musik dan mengisi puji-pujian selama ibadah berlangsung. Peran tersebut dilakukan untuk melatih dan mengaktifkan keterlibatan anggota persekutuan dalam mengaplikasikan talenta yang diberikan Tuhan demi kemuliaanNya.

Pada pelaksanaan ibadah ini ada beberapa unsur dalam tata ibadah diantaranya; pembukaan yang terdiri dari doa pembukaan, puji-pujian, dan penyembahan; pembacaan Alkitab, khotbah dan persembahan kesaksian, baik dalam bentuk cerita singkat tentang pengalaman keagamaan dari anggota ataupun persembahan pujian; doa penutup. Lagu-lagu yang dipakai dalam tata ibadah ini tidak saja dari Kidung Jemaat ataupun Pelengkap Kidung Jemaat atau sejenisnya tetapi lebih banyak menggunakan lagu kontemporer atau lagu-lagu rohani yang sering didengar melalui media-media sosial. Lagu-lagu-lagu ini dinyanyikan dengan diiringi band dengan beberapa alat musik dan dibantu LCD untuk mempermudah. Selain lagu-lagu yang digunakan dalam ibadah ini ada juga doa-doa yang disampaikan dalam bentuk lagu, dan biasanya ini disampaikan oleh pemimpin pujian ataupun Pendeta Ho.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang yang terlibat dalam persekutuan ini, membebaskan mereka untuk mengungkapkan apa yang menjadi keingingan mereka. Sangat berbeda dengan gereja yang terlihat begitu kaku.

Menurut salah seorang mahasiswa yang diwawancarai penulis, mengatakan bahwa dia merasakan sesuatu yang berbeda dengan ibadah-ibadah

(11)

43 di gereja pada umumnya. Dari observasi yang dilakukan, penulis menemukan bahwa jalannya ibadah diatur oleh para anggota sendiri, yang sudah terlebih dahulu ditentukan oleh Pendeta Ho dengan tugasnya masing-masing.

3.2.2 Pemahaman Alkitab (PA)

Kegiatan PA dilakukan setiap minggu (waktu disesuaikan) dengan memberikan kesempatan kepada anggota persekutuan untuk menggali, menafsirkan, memberikan persepsi mengenai ayat- ayat Firman Tuhan untuk mendalami maksud dan tujuan Tuhan bagi hidup manusia dalam setiap isi firmanNya. Anggota persekutuan membahas lebih dalam kehendak Tuhan lewat firmaNya berupa teguran, larangan, motivasi, penghiburan, nasihat, dan lain-lain untuk memperkaya pengetahuan serta melengkapi diri mereka dengan firman sebagai senjata Allah dalam menghadapi kehidupan dan menjadi petunjuk untuk menapaki hari-hari seterusnya selama hidup.

3.2.3 Group Discussion/Sharing (Diskusi Kelompok)

Membentuk kelompok-kelompok kecil untuk membahas topik-topik dalam kehidupan serta mengaitkannya dengan Firman Tuhan. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali dalam sebulan dan pada hari khusus yang ditentukan oleh Pendeta Ho. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan suasana berbagi antar anggota kelompok mengenai setiap masalah, kelemahan ataupun hal-hal baik yang terjadi dalam hidup. Dalam kegiatan tersebut anggota kelompok saling memberi masukan, nasihat, teguran, ataupun penguatan yang didasari Firman Tuhan sehingga saling membangun satu sama lain. Anggota persekutuan kemudian saling mendoakan sebagai langkah untuk menguatkan satu sama lain

(12)

44 di dalam Tuhan. Dalam kelompok kecil ini para anggota akan dibagi dalam kelompok kecil 3-4 orang kemudian saling berbagi pengalaman dari anggota yang sudah lama aktif dan anggota yang baru dan yang mempunyai pergumulan khusus atau yang ingin didoakan akan didoakan dalam kelompok kecil ini dengan cara penumpangan tangan bagi yang didoakan.

Selain itu juga dalam beberapa kesempatan ibadah akan diadakan doa oleh Pendeta Ho pada semua anggota yang ada kemudian mendekati mereka secara bergantian dan berdoa dengan cara menumpangkan tangan. Dalam kegiatan ini, terselip satu hal di mana setiap anggota persekutuan diajak untuk turut merasakan apa yang dialami oleh sesama anggota sehingga tercipta rasa empati dalam melakukan pelayanan. Apabila hal itu terjadi dalam lingkup persekutuan sebagai lingkup yang kecil, akan memberikan dampak yang besar di mana anggota akan mampu mempraktekannya ketika berada pada lingkungan yang lebih besar.

3.2.4 Pelayanan Mingguan

Pelayanan mingguan adalah suatu program yang dilakukan oleh Happy Center di mana anggota persekutuan mengisi liturgi dengan pujian (vokal grup) pada gereja-gereja yang dikunjungi. Walaupun pelayanan ini tidak rutin dilakukan tetapi kegiatan tersebut tetap berjalan. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memberitakan Injil lewat pujian kepada Tuhan pada lingkup yang lebih besar dalam mendukung pelayanan Tuhan serta menyampaikan kasih Tuhan kepada umat manusia. Selain itu, melatih anggota dalam memberitakan Injil lewat talenta yang diberikan Tuhan.

(13)

45 3.2.5 Diakonia

Selain kegiatan-kegiatan keagamaan, Happy Center juga melakukan pelayanan kasih dengan mengunjungi panti asuhan dan panti jompo. Waktu pelaksanaan dari kegiatan ini disesuaikan dengan hari-hari besar gerejawi dan sebelum hari raya Lebaran. Dalam kegiatan ini, persekutuan menyediakan sembako, dana, mengumpulkan pakaian dan lain-lain untuk disumbangkan kepada anggota panti. Tujuannya adalah memberikan pelayanan kasih yang nyata sesuai dengan isi Firman Tuhan dalam membantu anak-anak serta orang tua yang mengalami kekurangan serta membutuhkan uluran tangan dari orang lain.

Persekutuan juga memperkuat tali persaudaraan dengan anggota panti dengan melakukan ibadah bersama sebagai bentuk pelayanan marturia kepada Sang Pencipta. Kegiatan ini juga merupakan suatu bentuk kepedulian Pendeta Ho dan keluarga bersama para anggota Happy Center kepada lingkungan sekitarnya.

3.2.6 Perayaan Hari-hari Besar Keagamaan

Dalam merayakan hari-hari besar keagamaan, Happy Center melakukan kegiatan perayaan bersama di sekretariat ataupun pada gereja/jemaat tertentu (apabila diundang) dengan melibatkan semua anggota persekutuan dan jemaat serta mengundang kerabat dekat baik yang seagama maupun yang beragama lain. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkuat ikatan kekeluargaan antar anggota persekutuan, jemaat serta menjaga tali silahturahmi dengan lingkungan sekitar serta memberitakan kasih Tuhan kepada sesama. Menyongsong kegiatan

(14)

46 ini, dilakukan berbagai perlombaan yang bernuansa keagamaan dilandasi Firman Tuhan pada semua level usia untuk mengetahui dalamnya tingkat pemahaman terhadap Firman Tuhan serta membangkitkan motivasi keterlibatan dalam pelayanan Tuhan. Selain itu, membangkitkan semangat anak-anak untuk aktif belajar tentang Tuhan Yesus Kristus dan kasihNya kepada manusia. 3.2.7 Pemberian Bantuan pada Beberapa Anggota Happy Center yang

Mengalami Masalah Keuangan dalam Bentuk Beasiswa

Kegiatan ini dilakukan langsung oleh pemimpin persekutuan sesuai dengan kebutuhan dari para mahasiswa dan para mahasiswa yang mendapatkan bantuan adalah mereka yang sudah lebih dari 4-5 bulan terlibat dalama persekutuan. Maksud kegiatan ini adalah agar para mahasiswa dapat termotivasi untuk terlibat dalam persekutuan, pada kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada dengan lebih fokus pada nilai-nilai spiritualitas dari setiap kegiatan keagamaan yang didasari oleh teks-teks kitab suci. Happy Center juga pernah melakukan perkunjungan dan pelayanan ke kampus UKSW dengan tujuan mendorong anak-anak muda (mahasiswa) Kristen untuk ikut terlibat dalam pelayanan Tuhan. Di sini, mahasiswa sebagai generasi muda Kristen didorong untuk lebih berpartisipasi mengisi masa mudanya demi menjadi pelayan Tuhan.

3.2.8 Kursus Bahasa bagi Anak-anak Muslim

Selain beberapa pelayanan keagamaan yang dilakukan, Happy Center juga melakukan beberapa kegiatan dalam bidang pendidikan, di mana kegiatan ini ditujukan bagi anak-anak usia 8-12 tahun. Kegiatan dibuat sebagai bentuk kepedulian Pendeta Ho dan keluarga kepada anak-anak yang ada disekitar

(15)

47 kompleks dari Happy Center dan dibawa pengawasan dari masing-masing orang tua dan mahasiswa yang juga adalah anggota dari Happy Center. Pelatihan Bahasa (Inggris, Mandarin dan Korea) ini dilakukan secara rutin pada hari Selasa pada pukul 14.00 wib setiap minggu.

3.2.9 Retreat

Kegiatan retreat dilakukan oleh persekutuan dengan mencari tempat-tempat khusus yang jauh dari keramain untuk refreshing dan melakukan doa serta pemahan Firman Tuhan. Kegiatan tersebut dilakukan selama beberapa hari (tergantung kesepakatan bersama). Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk melatih anggota persekutuan agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, menenangkan pikiran serta hati, merefleksi dan merenungkan kembali perjalanan hidup serta kasih Tuhan yang begitu luar biasa dalam kehidupan masing-masing serta memikirkan dan mengimani pentingnya peran iman percaya kepada Tuhan dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Anggota juga diberi kesempatan untuk merefleksi hidupnya mengenai apa yang telah dilakukan pada waktu lampau, apa yang perlu dihindari atau dihentikan (pertobatan), apa yang perlu ditingkatkan demi kebaikan hidup dan pelayanan kepada sesama serta kemajuan pelayanan kepada yang Maha Kuasa.

Selain beberapa kegiatan di atas ada juga kegiatan yang dilakukan sendiri oleh Pendeta Ho dan keluarga, yaitu perkunjungan kebeberapa daerah yang merupakan daerah asal tempat di mana para mahasiswa berasal. Dalam perkunjungan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya pelayanan ke beberapa gereja yang ada, memberi bantuan sembako dan perkunjungan

(16)

48 pastoral bagi beberapa jemaat yang kurang mampu serta melaksanakan ibadah bersama para anggota dari persekutuan Happy Center bersama keluarga mereka. Dalam kunjungan ini Pendeta Ho sendiri melibatkan para anggotanya yang ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah beliau ingin menunjukan kecintaannya terhadap Indonesia melalui pelayanan yang dilakukan, serta menjaga ikatan kekeluargaan dengan sesama anggota yang pernah aktif dalam persekutuan Happy Center.

Kepeduliannya bagi sesama dengan memberi bantuan sembako bagi mereka yang kekurangan tanpa dibatasi oleh agama apapun, selain itu juga Pendeta Ho sendiri mempunyai kepedulian dalam dunia pendidikan di mana adanya kegiatan kursus bagi anak-anak yang ada di sekitar komplek Happy Center.

3.3 Motivasi Mahasiswa UKSW terhadap Happy Center

Kehadiran persekutuan Happy Center di Salatiga membawa pengaruh terhadap kehidupan keagamaan mahasiswa UKSW. Dari observasi yang dilakukan terlihat bahwa para mahasiswa ini adalah mahasiswa UKSW dari berbagai fakultas dan program studi. Kehadiran Happy Center di dalam kampus tidak begitu terlihat, tidak ada pergerakan ataupun sosialisasi yang dilakukan untuk merekrut para mahasiswa agar menjadi anggota di dalamnya.

Hasil dari grup diskusi yang dibuat penulis dengan beberapa mahasiswa yang merupakan anggota Happy Center memberi jawaban bahwa keikutsertaan mereka di dalam persekutuan tersebut terjadi karena adanya ketidakpuasan mereka terhadap ibadah-ibadah yang ada dari gereja-gereja yang ada di Salatiga, dimana lebih terlihat kaku dan monoton dalam setiap liturgi yang ada. Selain itu

(17)

49 juga status sebagai mahasiswa yang berasal dari luar daerah telah membatasi pengenalan mereka terhadap gereja-gereja yang ada di Salatiga.

Suasana kekeluargaan dan dengan didukung oleh fasilitas-fasilitas penunjang dan juga adanya kebebasan yang diberikan bagi para mahasiswa ini untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang ada di Happy Center begitu mempengaruhi motivasi mereka, bukan karena adanya penginjilan di dalam kampus tetapi lebih karena hubungan pertemanan yang sudah dibentuk

sebelumnya.54 Informasi-informasi tentang Happy Center disampaikan melalui

hubungan-hubungan pertemanan yang ada sehingga bagi mereka yang ingin bergabung dalam persekutuan ini terlebih dahulu sudah memiliki hubungan pertemanan dengan salah satu dari anggota yang sudah aktif. Selain hubungan pertemanan yang ada diantara sesama anggota, sebagian kecil dari para mahasiswa yang terlibat didalamnya juga mengatakan bahwa pengenalan mereka terhadap Happy Center karena rasa ingin tahu, yang muncul karena melihat foto atau video yang dimuat melalui media sosial oleh teman-teman yang sudah menjadi anggota dari Happy Center, dari sinilah kemudian mereka mulai mencari informasi lewat media sosial kemudian berkenalan dengan Pendeta Ho dan diajak untuk ikut dalam persekutuan yang diadakan setiap hari Minggu

pukul 12.00 wib.55

Menurut pengakuan seorang mahasiswa yang sudah lama ikut dalam persekutuan Happy Center, ada tiga alasan mengapa mereka diajak untuk ikut

54 Informasi didapat penulis dari Focus Group Disscusion (FGD), 25 November 2017 55 Wawancara denga saudara Astrid Bata, Salatiga 2 Desember 2017

(18)

50 dalam persekutuan Happy Center. Pertama, alasan para mahasiswa yang dipilih untuk terlibat dalam persekutuan ini karena mereka adalah anak muda yang masih punya banyak waktu untuk membuktikan kecintaan mereka terhadap bangsa Indonesia melalui pikiran, ide dan kecintaan mereka terhadap bangsa haruslah dilandasi dengan pengenalan dan kedekatan mereka dengan Tuhan. Kedua, mahasiswa adalah orang muda yang masih punya banyak waktu untuk melayani Tuhan baik itu melalui pelayanan-pelayanan yang ada di Happy Center sendiri maupun pelayanan di luar persekutuan yang ada baik itu pelayanan gerejawi maupun pelayanan sosial. Ketiga, para mahasiswa ini diajak kedalam persekutuan tersebut agar waktu di masa muda mereka dapat diisi dengan

hal-hal positif melalui pengenalan akan Firman Tuhan.56

Keikutsertaan para mahasiswa di dalam persekutuan Happy Center pada awalnya adalah untuk membangun relasi dengan pemimpin persekutuan dan beberapa anggota yang berasal dari Korea, bagi mereka suatu kebanggaan ketika bisa bertemu dan saling mengenal dengan para pemuda yang berasal dari Korea

tersebut.57 Namun setelah terlibat aktif dalam persekutuan tersebut terjadi

perubahan terhadap motivasi awal, hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari Pendeta Ho melalui kebebasan yang diberikan dan juga melalui keteladanan dari Pendeta Ho.

Seorang mahasiswa mengatakan bahwa:58

56 Wawancara dengan Domingus Mnune, Salatiga 2 Desember 2017 57 Wawancara dengan Grace S Aden, 2 Desember 2017

(19)

51 “ Beliau (Pendeta Ho), telah merubah pandangan saya terhadap keikutsertaan saya dalam persekutuan Happy Center, beliau mengajarkan kepada saya dan beberapa teman saya bahwa kami adalah generasi muda yang punya tanggung jawab terhadap Indonesia, beliau sendiri bukan orang Indonesia tetapi mencintai Indonesia, karena itu sebagai orang muda kami harus punya jiwa dan motivasi pelayanan melalui talenta, ide ataupun pikiran dan semuanya harus dilandasi dengan Firman Tuhan”.

Keikutsertaan para mahasiswa untuk terlibat dalam persekutuan Happy Center juga sangat dipengaruhi oleh sang pemimpin persekutuan ini. Adapun beberapa hal yang mempengaruhi para mahasiswa ini untuk ikut dalam persektuan Happy Center. Pertama, mereka mengakui bahwa adanya keteladanan yang ditunjukan Pendeta Ho bagi mereka yaitu semangat pelayanan serta kecintaannya kepada Indonesia yang ditunjukan melalui pelayanan bagi sesama. Kedua, adanya sikap keterbukan, kebebasan. Mereka diterima sebagai anggota tidak dengan paksaan, tidak memandang latar belakang gereja atapun daerah asal tetapi justru diberi kesempatan dan kebebasan untuk memilih. Dari wawancara yang dilakukan terhadap delapan orang mahasiswa anggota Happy Center, lima di antaranya menjawab bahwa keikutsertaan mereka dalam ibadah yang diadakan setiap hari Minggu dan beberapa kegiatan lain telah membantu mereka untuk dapat mengurangi kebutuhan-kebutuhan bulanan mereka seperti biaya makan. Selain itu juga mereka menceritakan bahwa sebagian besar dari mereka juga pernah menerima bantuan keuangan untuk biaya kuliah dan bantuan biaya pengobatan bagi beberapa mahasiswa ketika sakit, sehingga dengan ikut

(20)

52 serta dalam persekutuan ini menjadi salah satu bentuk respon mereka terhadap kebaikan Pendeta Ho. Kebutuhan-kebutuhan ini disediakan oleh pemimpin dari persekutuan ini sebagai bentuk perhatian dan kepedulian beliau terhadap para mahasiswa yang mengalami masalah, hal ini dilakukan oleh Pendeta Ho dengan tujuan agar para anggotanya untuk lebih fokus pada nilai-nilai spiritualitas yang didapatkan melalui setiap kegiatan-kegiatan keagamaan dan yang didasari oleh teks-teks Aklitab. Memberikan diri secara utuh dalam setiap pelayanan yang ada. Ketiga, adanya kepedulian yang dibangun dalam persekutuan Happy Center baik itu antara pemimpin persekutuan dengan anggota, antara sesama anggota yang aktif maupun yang tidak aktif lagi, maupun antara setiap anggota dengan para pemuda dari Korea dan Amerika yang melakukan perkunjungan ke Happy Center khususnya. Salah satu contoh bentuk kepedulian ini juga terlihat ketika adanya perkunjungan dari Pendeta Ho sendiri ketika ada anggota yang sakit, selain didoakan, ada juga bantuan yang diberikan untuk membantu biaya pengobatan. Kepedulian yang ditunjukan oleh Pendeta Ho terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh para mahasiswa juga mempengaruhi motivasi dari para mahasiswa tersebut. Keempat, adanya nilai kekeluargaan yang dibangun dalam persektuan Happy Center, menurut salah seorang anggota sikap kekeluargaan ini sudah sejak awal dia alami dan rasakan, sikap ini sudah ditunjukan oleh Pendeta Ho sendiri yaitu melalui penerimaan yang baik ketika

awal diajak oleh Pendeta Ho, maupun ketika sudah aktif.59

(21)

53 Kepedulian dari Pendeta Ho juga ditunjukan dalam keterbukaannya untuk menerima mahasiswa yang ingin menceritakan permasalahan dalam perkuliahaannya. Dari wawancara dengan lima orang mahasiswa yang telah aktif selama 3-4 tahun, mengakui bahwa mereka pernah menerima bantuan beasiswa untuk membiayai perkuliahaan mereka tanpa ada pengembalian dalam bentuk

apapun.60 Bahkan tidak sebagai pengikat mereka untuk tetap aktif dalam

persektuan Happy Center.

Dari Focus Group Discussion yang dilakukan, penulis menemukan bahwa selain motivasi-motivasi dan alasan para mahasiswa untuk terlibat dalam persekutuan Happy Center yang dikemukakan di atas, motivasi untuk mendapatkan sebuah pengalaman keagamaan juga merupakan hal yang diungkapkan oleh hampir sebagian besar mahasiswa yang ikut dalam persekutuan ini. Menurut penuturan seorang anggota:

“Saya bisa mengenal lebih dalam serta mensyukuri kasih Tuhan merupakan dorongan yang hakiki untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tanpa Tuhan, kehidupan saya sebagai manusia tidak berarti sama sekali. Saya percaya bahwa semua yang terjadi dalam hidup ini hanyalah sebuah mujizat gratis dari Tuhan yang terus menerus mengiringi kehidupan. Singkatnya, saya hidup dan berkarya hanya karena kasih karunia dari Yang Maha Kuasa. Hal inilah yang mendasari motivasi saya untuk mengikuti pertemuan-pertemuan rohani dalam rangka mensyukuri anugerah Tuhan dan melayani Tuhan. Tujuan terutama untuk masuk ke Happy Center adalah untuk lebih menghadirkan Tuhan dalam

(22)

54 kehidupan saya lewat ibadah dan pelayanan sehingga saya mampu berjalan di bawah kasih karunia Tuhan yang besar, memberitakan kebesaran Tuhan bagi sesama dan membawa orang lain mendalami maksud dan tujuan mulia Tuhan dalam kehidupan mereka, memberitakan injil kebenaran bagi orang lain dan mendoakan serta melayani sesama sebagai ciptaan Tuhan yang juga membutuhkan keselamatan di akhirat. Selain itu, mempelajari teladan yang diberikan Kristus serta mengaplikasikannya dalam kehidupan”.

Pengalaman keagamaan juga diperolah oleh mereka melalui setiap

kesempatan yang diberikan seperti penuturan Saudara Dexan:61

Sebagai orang muda saya masih punya banyak waktu dan tenaga, karena itu saya mau pakai buat melayani Tuhan. Karena kalau sudah tua tidak mngkin lagi punya waktu lebih untuk Tuhan. Saya punya kerinduan untuk mengembangkan talenta yg sudah Tuhan kasih, lewat talenta sebagai pemusik atau singer.

Referensi

Dokumen terkait

2 Kurangnya informasi keragaman genetik populasi lokal monyet ekor panjang di Jawa Timur, Pulau Bali, dan Pulau Lombok yang didekati dengan morfologi eksternal

KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Badan Penanggulangan Bencana

Untuk itu, pemerintah juga perlu menerapkan kebijakan pembatasan lalu lintas, terutama pada area yang layanan angkutan umum dan fasilitas kendaraan tidak bermotornya sudah

Tesis ini berjudul Penerapan Metode Role Playing Menggunakan Media Paper Doll untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Berbahasa Jawa Sesuai dengan Unggah-Ungguh (Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pinjaman dana bergulir dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang dapat membantu meningkatkan produk, omzet penjualan,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan rahmat serta Rosulullah Muhammad SAW yang senantiasa memberikan syafaat kepada umatnya

3) Untuk menguji apakah secara parsial debt to equity ratio berpengaruh dan seberapa besar pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan plastik dan kemasan yang terdaftar di BEI

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting dalam proses pembelajaran harus mampu memilih media,