• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN. Pedoman PT SPR LANGGAK. S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n S P R L H a l 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN. Pedoman PT SPR LANGGAK. S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n S P R L H a l 1"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1

Pedoman

AD Premier 8th Floor Jl. TB Simatupang No. 5 Ragunan – Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550

PT SPR LANGGAK

SISTEM MANAJEMEN

ANTI PENYUAPAN

(2)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2

HISTORI

Tabel Otorisasi dan Historis Dokumen

Narasumber Date Versi

Ikin Faizal 21 September 2020

Alfiandri 22 September 2020

M. Yasin Abdulfatah 21 September 2020

Susi Kardina Ria 21 September 2020

Yunida Mahpuzoh 21 September 2020

Arif Wicaksono 22 September 2020

M. Habibi 22 September 2020

Approvals:

1 Oktober 2020 Ikin Faizal

Historis Dokumen:

Revisi No Date Oleh Perubahan Proses

0 01 Oktober 2020 Business Support Rilis Pertama

3. 4. 5.

Digitally signed by Ikin Faizal DN: cn=Ikin Faizal, o=PT SPR Langgak, ou=GM, email=ikin@sprcorp.co m, c=ID Date: 2021.01.12 16:43:02 +07'00'

(3)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 3 DAFTAR ISI

Isi

PT SPR LANGGAK ... 1 HISTORI ... 2 DAFTAR ISI ... 3 PENGANTAR ... 5 1. PENDAHULUAN ... 6 1.1. Tentang SPRL Langgak ... 6

1.2. Area Kerja Produksi ... 6

1.3. Produksi ... 8

1.4. Pengembangan Lapangan ... 8

1.5. VISI SPRL ... 8

1.6. MISI SPRL ... 8

1.7. TATA NILAI SPRL ... 9

2. DASAR HUKUM DAN ACUAN NORMATIF SMAP SPRL... 11

2.1. Dasar Hukum ... 11

2.2. Acuan Normatif ... 11

3. DEFINISI DAN ISTILAH ... 12

4. ORGANISASI DAN KONTEKS SPRL ... 14

4.1. Pemahaman Organisasi dan Proses Bisnis SPRL ... 14

4.2. Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan ... 18

4.3. Lingkup Penerapan SMAP ... 18

4.4. Sistem Manajemen Anti Penyuapan dan Proses terakit ... 19

4.5. Identifikasi dan Penilaian Resiko Penyuapan ... 20

5. KEPEMIMPINAN ... 22

5.1. Kepemimpinan dan Komitmen ... 22

5.2. Kebijakan Anti Penyuapan ... 23

5.3. Peran Tanggung jawab dan Wewenang ... 23

6. PERENCANAAN ... 27

6.1. Tindakan Pada Resiko dan Peluang ... 27

(4)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 4

7. DUKUNGAN DAN PENDUKUNG ... 28

7.1. Sumber Daya ... 28

7.2. Kompetensi dan Kapabilitas ... 28

7.3. Kesadaran (Awareness) dan Pelatihan ... 30

7.4. Komunikasi ... 30

7.5. Informasi Terdokumentasi ... 31

8. OPERASI... 33

8.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi ... 33

8.2. Uji Kelayakan (Due Diligence) ... 33

8.3. Pengendalian Keuangan ... 33

8.4. Pengendalian Non Keuangan ... 34

8.5. Pengendalian Penyuapan yang Dikendalikan Perusahaan dan Rekan Bisnis ... 34

8.6. Komitmen Anti Penyuapan ... 35

8.7. Hadiah, Kemurahan Hati, Sumbangan dan Keuntungan Serupa ... 35

8.8. Mengelola Ketidakcukupan Pengendalian Anti Penyuapan ... 35

8.9. Meningkatkan Kepedulian ... 36

8.10. Investigasi dan Penanganan Penyuapan ... 36

9. EVALUASI KINERJA ... 38

9.1. Pemantauan Pengukuran Analisis dan Evaluasi ... 38

9.2. Audit Internal SMAP ... 38

9.3. Tinjauan Manajemen – Management Review ... 38

10. PENINGKATAN ... 39

10.1. Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan ... 39

10.2. Peningkatan Berkelanjutan ... 40

11. TENTANG SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN ... 41

11.1. Sistem Manajemen Perusahaan ... 41

11.2. Kerangka Kerja SMAP ... 42

(5)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 5

PENGANTAR

SPR Langgak merupakan perusahaan minyak yang mengoperasikan Lapangan Langgak dengan status PSC (Production Sharing Contract) - KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) dengan produk utama berupa minyak mentah (Crude Oil) yakni Sumatra Light Crude (SLC).

Untuk menghasilkan produk tersebut, SPRL menyadari pentingnya pengelolaan sistem manajemen yang baik berupa sistem manajemen operasional, sistem manajemen anti penyuapan., sistem manajemen asset , sistem manajemen teknologi informasi, sistem manajemen keselamatan Kesehatan kerja dan lingkungan, sistem manajemen keuangan, sistem manajemen SDM , sistem manajemen tata Kelola perusahaan dan sistem manajemen lainnya. Adanya sistem manajemen perusahaan yang baik, terpadu dan efektif akan memfasilitasi dan mendorong kemampuan SPRL untuk membuat keputusan yang bijaksana dan efisien mulai dari proses eksplorasi, eksploitasi , pengembangan lapangan, proses produksi dan operasi, dan proses distribusinya dalam rangka memperoleh minyak yang melibatkan manusia, sarana/infrastruktur, material dan alur informasi dalam proses bisnisnya.

Dalam rangka mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate govemance) pada PT SPR Langgak ("SPRL") yang memenuhi prinsip transparansi , kemandirian , akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran, maka diperlukan komitmen dari seluruh pihak di Perusahaan untuk mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme serta mendorong terciptanya iklim bisnis yang bersih dan bebas dari praktek suap di lingkungan Perusahaan. Manajemen juga menyadari bahwa penyuapan merupakan fenomena yang dapat meningkatkan biaya dalam melakukan suatu bisnis, menimbulkan ketidakpastian pada transaksi komersial, meningkatkan biaya barang dan jasa, mengurangi anti penyuapan. produk dan jasa, dapat merusak kepercayaan terhadap institusi, dan mengganggu keadilan serta efisiensi operasi.

Atas dasar demikian, maka dipandang perlu menyusun sebuah Pedoman yang mengintegrasikan komponen-komponen pendukung anti penyuapan, dalam sebuah Pedoman Sistem Manajemen Anti Penyuapan SPRL Langgak.

Sistem Manajemen Anti Penyuapan SPRL (SMAP- SPRL) ini merupakan komponen penting dari kerangka kerja manajemen anti penyuapan berbasis ISO 37001:2016 untuk manajemen anti penyuapan. Penerapan Standar ISO 37001:2016) akan sangat membantu organisasi dalam mengembangkan, menerapkan dan meningkatkan program kepatuhan anti suap dengan aturan dan tatanan yang jelas, baik pada tingkatan atas maupun tingkatan manajemen di bawah.

SPRL akan mendorong perbaikan terus-menerus penerapan manajemen anti penyuapan melalui penerapan SMAP ini serta sistem manajemen lainnya.

Ikin Faizal

General Manager – SPRL Oktober 2020

(6)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 6

1. PENDAHULUAN

1.1. Tentang SPRL Langgak

PT. SPR Langgak (“SPRL”) adalah perusahaan minyak yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan Langgak oil Field, Riau, yang memproduksi Sumatra Light Crude (SLC). PT. SPR Langgak dimiliki oleh PT. Sarana Pembangunan Riau, perusahaan tertua di Provinsi Riau . Kantor pusat berlokasi di Jakarta. Saat ini SPRL mempekerjakan personil yang kompeten, berbakat, energik, dan profesional sebagai bagian dari tim SPRL.

Fakta tentang Langgak Field

• Area Langgak menghasilkan Sumatra Light Crude ("SLC").

• Lapangan ditemukan pada tahun 1976, dan telah dioperasikan oleh SPR Langgak sejak 20 April 2010.

• Lahan ini dirancang untuk menangani operasi 3.000 barel per hari awalnya, karena tercatat pada 329 barel minyak per hari pada saat pertama kali dioperasikan oleh SPR Langgak.

• SPRL berkomitmen untuk mempertahankan tingkat produksi Field sesuai dengan persetujuan target SKK Migas dengan menggunakan teknologi canggih dalam pemeliharaan layanan minyak, pekerjaan, pengembangan yang baik, dan peningkatan pelaksanaan pemulihan minyak.

1.2. Area Kerja Produksi

Area Operasi - Peta Lokasi Wilayah Kerja SPR Langgak terletak di Desa Langgak, Rokan Hulu, Provinsi Riau. 135 km dari Pekanbaru, 100 km Barat Daya dari Minas Field (Chevron).

Operation Area – Location Map

Located in Desa Langgak, Rokan Hulu, Riau Province. 135 km from Pekanbaru, 100 km Southwest from Minas Field (Chevron).

(7)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 7

(8)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 8

1.3. Produksi

Lapangan langgak memproduksi Crude Oil dengan spesifikasi sebagai berikut :

1.4. Pengembangan Lapangan

Rencana pengembangan yang akan dilakukan adalah :

• Perencanaan untuk mengebor sumur pengembangan di lapangan Langgak mulai 2018 hingga 2024 tergantung kondisi harga minyak.

• Mengembangkan dengan konsultan profesional untuk menerapkan penguatan teknologi pemulihan minyak (EOR).

• Mempertahankan ketersediaan dan keandalan asset terutama fasilitas produksi untuk mendukung pengembangan lapangan.

• Menjaga reliability, availability & maintenance critical equipment di Lapangan yang sebagian besar merupakan peralatan tua (aging equipment)

1.5. VISI SPRL

To be recognized as a World-Class oil & gas field operator that contributes to the welfare of Indonesia, especially Riau community

Untuk diakui sebagai operator lapangan minyak & gas Kelas Dunia yang berkontribusi terhadap kesejahteraan Indonesia, khususnya masyarakat Riau 1.6. MISI SPRL

• To produce oil & gas optimally in a corridor of PSC terms.

• To operate the business that is in line with the approved program and budget. • To comply with all regulations that are issued by the Govemment of Indonesia as

well as Corporation.

• To recognize professionalism of workers who demonstrate the capability beyond limits.

(9)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 9

• Memproduksi minyak dan gas bumi secara optimal dalam koridor Kontrak Kerjasama (PSC Term)

• Menjalankan kegiatan bisnisnya sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah disetujui

• Mengikuti semua peraturan yang berlaku baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia maupun Perusahaan Induk

• Mengakui profesionalisme dari semua pekerja yang dapat mendemontrasikan kemampuannya diatas limit yang telah ditentukan

• Berusaha mempopulerkan Riau sebagai tanah Melayu 1.7. TATA NILAI SPRL

SPR Langgak foundation is built on its values which guide our actions to deliver a high quality standard of result. SPR Langgak conduct the business in a socially, environmentally responsible and timely manner, considering the law and universal human rights for the community beneficial.

Integrity & Trust:

Honest with ourselves and others, honour the commitments. Trust, respect, and support each other.

Diversity:

Respect the differentiate of each other in term of religion, race who involve in the business, and appreciate the uniqueness and diversity of individual talents, experiences and ideas.

High Performance:

Always deliver high quality result by applying proven processes in a fir-for-purposes manner, continues improvement, and problem solving.

Partnership:

Build anti penyuapan.ally beneficial relationships by collaborating with all stakeholders, such as: communities, govemments, customers, suppliers, and other business partners.

Protect People & Environment:

Always put the workforce as the highest priority for their health and safety. Protect the assets, communities, and the environment.

SPR Langgak dibangun di atas nilai-nilai yang memandu tindakan kami untuk memberikan standar hasil yang berkualitas tinggi. SPR Langgak menjalankan bisnis secara sosial, lingkungan, bertanggung jawab dan tepat waktu, mengingat hukum dan hak asasi manusia universal untuk masyarakat bermanfaat.

Integritas & Kepercayaan:

Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, menghargai komitmen. Percaya, hormat, dan saling mendukung.

(10)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 0 Kebhinnekaan

Hormati perbedaan satu sama lain dalam hal agama, ras yang terlibat dalam bisnis, dan menghargai keunikan dan keragaman bakat, pengalaman dan gagasan individu. Kinerja Tinggi:

Selalu berikan hasil berkualitas tinggi dengan menerapkan proses yang telah terbukti dengan cara yang bermakna, perbaikan berkelanjutan, dan penyelesaian masalah. Kemitraan:

Bangun hubungan yang saling menguntungkan dengan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, seperti: komunitas, pemerintah, pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya.

Melindungi Masyarakat & Lingkungan:

Selalu menempatkan tenaga kerja sebagai prioritas tertinggi untuk kesehatan dan keselamatan mereka. Lindungi aset, komunitas, dan lingkungan

(11)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 1

2. DASAR HUKUM DAN ACUAN NORMATIF SMAP SPRL

2.1. Dasar Hukum

1. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

3. Undang-Undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

4. Undang-Undang No. 31 tahun 1999 yang telah diamandemen berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 200 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

5. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

6. Inpres 1/2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014.

7. Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Govemance) Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

8. Surat Edaran KPK No. B.143/01-13/2013 tanggal 21 Januari 2013 perihal Himbauan Terkait Gratifikasi.

9. Pedoman Tata Kerja PTK SKK MIgas.

10. Surat SKKMIGAS No.0989/SKKMA0000/2018/S0 Perihal KKKS untuk mengambil langkah-langkah anti penyuapan.

11. Pedoman Kode Perilaku Bisnis dan Etika (KPBE) SPR Langgak 12. Peraturan Perusahaan (PP) SPR Langgak

2.2. Acuan Normatif

(12)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 2

3. DEFINISI DAN ISTILAH

SPRL menetapkan definisi dan Istilah di dalam SMAP sebagai berikut:

1. Penyuapan (Bribery) adalah menawarkan, menjanjikan, memberikan, menerima atau meminta keuntungan yang tidak semestinya dari nilai apapun (berupa keuangan atau non keuangan), langsung atau tidak langsung, terlepas dari lokasi, merupakan pelanggaran peraturan perundang-undangan, sebagai bujuk:an atau hadiah untuk orang yang bertindak atau menahan diri dari bertindak terkait kinerja dari tugas orang tersebut.

2. Gratifikasi adalah pemberian dan atau penerimaan dalam arti luas yakni uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, yang dilakuk:an dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

3. Benturan Kepentingan - Conflict of Interest adalah keadaan di mana seorang anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Manajemen dan Pekerja SPRL mempunyai kepentingan selain kepentingan perusahaan sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan dan mengakibatkan SPRL tidak mendapatkan hasil terbaik.

4. Tata Kelola Perusahaan - Good Corporate Govemance (GCG) adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

5. Peminta adalah pihak-pihak yang melakukan permintaan Gratifikasi. 6. Penerima adalah pihak-pihak yang menerima Gratifikasi.

7. Pihak Ketiga adalah orang perseorangan dan/atau badan hukum dan/atau instansi pemerintah dan atau organisasi sosial kemasyarakatan baik yang memiliki atau tidak memiliki hubungan bisnis dengan SPRL atau merupakan pesaing SPRL termasuk tapi tidak terbatas pada vendor, supplier , dealer, agen,bank counterpart maupun mitra kerja.

8. Suap adalah memberi atau menjanjikan sesuatu yang berhubungan dengan jabatan dan pekerjaannya , yang diketahui dan/atau patut diduga bahwa pemberian tersebut diberikan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan/atau untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.

9. Organisasi adalah orang atau kelompok orang yang memiliki fungsi masing- masing dengan tanggung jawab, wewenang dan hubungan untuk mencapai suatu sasaran. 10. Pihak Berkepentingan/Pemangku Berkepentingan – Stakeholder adalah orang ,

masyarakat, pihak atau organisasi yang dapat mempengaruhi, dipengaruhi, atau menganggap dirinya terpengaruh oleh suatu keputusan atau aktivitas.

11. Sistem Manajemen adalah sekumpulan unsur organisasi yang saling terkait atau berinteraksi untuk menetapkan kebijakan dan sasaran dan proses untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan..

(13)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 3

12. Sistem Manajemen Anti Penyuapan atau yang disingkat SMAP adalah sekumpulan unsur organisasi yang saling terkait atau berinteraksi untuk menetapkan kebijakan dan sasaran dan proses untuk mencapai sasaran tersebut terkait dengan anti penyuapan. 13. Direksi adalah orang atau sekumpulan orang yang mengarahkan dan mengendalikan

organisasi pada tingkat tertinggi di SPRL.

14. Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan adalah fungsi di organisasi dengan tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan operasi sistem manajemen anti penyuapan.

15. Risiko / Risk adalah dampak dari ketidakpastian pada sasaran.

16. Informasi Terdokumentasi adalah informasi dalam bentuk media penyimpanan yang dipersyaratkan untuk dikendalikan dan dipelihara oleh organisasi dimana informasi tersebut berada.

17. Internal Control & Compliance adalah fungsi/ pihak/ personil yang ditunjuk oleh Direksi atau manajemen yang mempunyai kompetensi untuk melakukan audit sistem manajemen, termasuk Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).

18. Alih Daya adalah membuat pengaturan untuk organisasi ekstemal melaksanakan sebagian fungsi atau proses dari organisasi.

19. Ketidaksesuaian adalah tidak dipenuhinya persyaratan. 20. Kesesuaian adalah pemenuhan persyaratan.

21. Tindakan Korektif adalah menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan untuk mencegah kejadian berulang.

22. Peningkatan Berkelanjutan adalah kegiatan berulang untuk perbaikan kinerja. 23. Pekerja adalah orang yang diterima dan dipekerjakan di SPRL berdasarkan surat

keputusan pengangkatan oleh Manajemen atau perjanjian kerja sesuai ketentuan yang berlaku dengan menerima upah dari SPRL

24. Rekan Bisnis adalah pihak ekstemal dimana organisasi mempunyai, atau

merencanakan untuk menetapkan beberapa bentuk hubungan bisnis, yang tidak terbatas pada klien, pelanggan, usaha bersama, rekan usaha bersama, rekan konsorsium, penyedia Alih Daya, kontraktor, konsultan, subkontraktor, pemasok, vendor, penasihat, agen, distributor , perwakilan, perantara dan investor.

25. Uji kelayakan Due Diligence adalah proses untuk menilai lebih lanjut dari sifat dan tingkatan risiko penyuapan dan membantu organisasi untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan transaksi spesifik, proyek, aktivitas, Rekan Bisnis dan pekerja.

(14)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 4

4. ORGANISASI DAN KONTEKS SPRL

4.1. Pemahaman Organisasi dan Proses Bisnis SPRL

SPRL menetapkan, menjalankan dan menerapkan bisnisnya sebagai KKKS dengan kerangka kerja proses bisnis sebagai berikut :

Gambar 2. Proses Bisnis SPRL

Secara lengkap, penjelasan proses bisnis diatas digambarkan sebagai berikut : Tabel 1. Penjelasan Proses Bisnis SPRL

BLOCK PROCESS PENJELASAN – NAMA PROSES Definisi Internal Stakeholder Internal Stakeholder (SPRL) Pemangku Kepentingan Internal SPRL

Adalah Pihak /individu/organisasi yang berhubungan langsung dengan pembuatan kebijakan, program, dan proyek di SPRL. Para pihak ini merupakan penentu utama dalam kegiatan

pengambilan keputusan yang mempengaruhi di SPRL. Terdiri atas :

- PT SPR

- Manajemen / Top Executives

- Pekerja/Pekerja baik PKWT maupun PKWTT

- Keluarga Pekerja/Pekerja Core Process [C] Management Support Process [S] Monitoring & Control Process [M] Proses Maintenance L2.C033. MAINT Proses Pengelolaan SDM L1.S01. HR Proses Pengelolaan Keuangan L1.S02.FIN Proses SCM L1.S03.SCM Proses Layanan Umum L1.S04.GEN Proses IT L1.S05.IT Proses Pajak L1.S06.TAX Proses Eksplorasi L1.C01. EPL Proses Plan of Development L1.C02. POD Proses Pengembangan Lapangan L2.C031. DEV Proses Operasional Produksi L2.C032. PRO Proses Distribusi Minyak Bumi L1.C04. DIS Proses Pelaporan Minyak Bumi L1.C05 REP Proses Penagihan Minyak Bumi L1.C06. AR Proses Tata Kelola Perusahaan (GCG) L1.M01. GCG Proses Audit L1.M02. AUDIT Proses Legal &Kepatuhan Internal L1.M03. LEGAL Proses Manajemen Resiko L1.M04. MR Proses System Manajemen Asset L1.S07.ASSET Proses Eksploitasi L1.C03 EPT Proses HSE L2.C034.HSSE Proses Penganggaran L1.S08.BDG Proses Humas dan Pemerintahan L1.M05. PR Proses Keamanan & Pengamanan L1.S09.SEC Ex te rna l S ta ke ho lde r (C us tom er, S K K M ig as , P em eri nt ah , K em ent ri an ES D M , K om unit as , M as ya ra ka t, S upp lie r/V e ndo r/M it ra ) Internal Stakeholder

(PT. SPR, Management & Top Executive, Pekerja, Keluarga Pekerja )

H YD R OC AR B ON P R OD U C TS ( C rude Oi l)

(15)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 5 BLOCK PROCESS PENJELASAN –

NAMA PROSES Definisi Extemal Stakeholder Extemal Stakeholder SPRL Pemangku Kepentingan Ekstemal SPRL

Adalah Pihak /individu/organisasi yang tidak berhubungan langsung dengan pembuatan kebijakan, program, dan proyek di SPRL, namun para pihak ini memiliki pengaruh dalam

keberlangsungan, operasional maupun kebijakan yang berjalan di SPRL.

Terdiri atas :

- Pemerintah baik Pusat maupun Daerah

- Kementrian ESDM

- SKK Migas

- Supplier/Vendor/Penyedia Barang Jasa

- Pelanggan/Customer

- Masyarakat Lokal

- Komunitas

Hydrocarbon Products

Hasil Utama dari Operasi Bisnis SPRL

Merupakan produk utama dari hasil operasi bisnis SPRL yang berupa : - Minyak Mentah Monitoring & Control Process [M] Cluster Proses Bisnis SPRL yang masuk ke dalam kategori Monitoring & Control Process. Ditandai dengan symbol [M] pada penamaan proses bisnisnya.

Adalah proses bisnis yang melakukan monitor dan pengendalian pada Proses Bisnis Inti maupun Proses Support , dengan kriteria :

- Memonitor dan mengawasi pelaksanaan proses utama

operasional dan pendukung

- Mengukur kinerja pelaksanaan proses dalam organisasi

- Mengelola risiko pelaksanaan proses inti dan proses

pendukung

- Menentukan standar, aturan maupun kaidah sesuai

Tata Kelola Perusahaan yang baik (good corporate govemance)

Core Process [C] Cluster Proses

Bisnis Inti di SPRL. Ditandai dengan symbol [C] pada penamaan proses bisnisnya.

Adalah proses bisnis inti yang menciptakan aliran nilai utama dan menghasilkan revenue secara langsung ke perusahaan, dengan kriteria :

- Berperan langsung pada pemenuhan pendapatan

(revenue) dan biaya (cost) perusahaan

- Berperan langsung terhadap keberhasilan organisasi

perusahaan (Visi, Misi dan Strategi perusahaan)

- Berperan langsung terhadap pertumbuhan bisnis

perusahaan atau induk perusahaan ( Parent Companies)

Management & Support Process [S] Cluster Proses Bisnis Management & Support di SPRL, ditandai dengan symbol [M] pada penamaan proses bisnisnya.

Adalah adalah proses bisnis yang memberikan dukungan kepada proses bisnis Inti maupun proses bisnis Monitoring/Control dengan kriteria :

- Memenuhi kebutuhan pengguna internal, para pelaku di

proses Inti atau di proses monitoring.

- Memberikan dukungan penuh dalam keberhasilan

(16)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 6 BLOCK PROCESS PENJELASAN –

NAMA PROSES

Definisi

L1.M01.GCG Proses Tata Kelola

Perusahaan (Good Corporate Govemance).

Merupakan proses manajemen bisnis perusahaan yang terkait dengan proses pengambilan keputusan dengan mengedepankan nilai etika perusahaan dalam tataran Kode Etik Perusahaan dan Pedoman GCG Perusahaan

L1.M02.AUDIT Proses Audit Merupakan proses kegiatan audit baik berupa audit periodic,

audit khusus, audit pihak ekstemal dan audit fungsi organisasi (energi, quality, operation, finance, dll)

L1.M03.LEGAL Proses Legal Merupakan proses yang terkait kegiatan advisory – hukum/legal,

legal compliance, kontrak/perikatan/perjanjian hukum dan terkait kasus litigasi hukum.

L1.M04.MR Proses

Manajemen Resiko

Merupakan Proses Identifikasi, Pengelolaan Resiko (teknis, finansial, produksi, maintenance, safety, dll) dari suatu aktifitas.

L1.M05.PR Proses Humas dan

Pemerintahan

Merupakan proses yang terkait upaya mempengaruhi opini public, masyarakat maupun stakeholder lainnya melalui komunikasi, media dengan para pemangku kepentingan agar tercapai tujuan perusahaan, termasuk proses tanggungjawab social didalamnya (CSR).

L1.C01.EXP Proses Eksplorasi Merupakan proses kegiatan pengelolaan eksplorasi, proses

prospecting, proses survey, studi G&G, proses kalkulasi

keekonomian, untuk menemukan cadangan baru,baik di wilayah kerja yang sudah berproduksi maupun di wilayah kerja yang belum diproduksikan sampai dengan penentuan status eksplorasi (PSE).

L1.C02.POD Proses Plan of

Development

Merupakan proses pembuatan rencana pengembangan lapangan migas / Plan of Development yang meliputi : data temuan geologis, keekonomian lapangan migas, hasil Analisa

keekonomian , skenario pengembangan, jadwal pengembangan fasilitas , kajian aspek HSSE dan community development selama pengembangan, pengiriman POD Package sampai dengan persetujuan POD Package.

L1.C03.EPT Proses Eksploitasi Merupakan proses untuk mendapatkan hydrocarbon, mulai dari

perhitungan reserve, sertifikasi reserve, pengembangan lapangan (sumur dan fasilities), proses operasional produksi , proses perawatan dan proses keselamatan, dan kesehatan lingkungan.

L2.C031.DEV Proses

Pengembangan Lapangan

Merupakan proses pengembangan lapangan untuk produksi migas setelah POD package disetujui, terdiri atas pengembangan fasilitas produksi maupun proses pengeboran sumur

pengembangan dan kick off sumur pengembangan sampai dengan proses Close Out/ AFE Close Out.

L2.C032.PRO Proses

Operasional Produksi

Merupakan proses produksi migas yang meliputi proses : operasi produksi, proses monitoring produksi dalam memastikan

production process dan product quality sesuai standar.

L2.C033.MAINT Proses

Maintenance

Merupakan proses perawatan dan peningkatan reliability fasilitas produksi dalam memastikan production process dan product

(17)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 7 BLOCK PROCESS PENJELASAN –

NAMA PROSES

Definisi

L2.C034.HSE Proses Health

Safety & Environment

Merupakan proses pemenuhan standar/system/kinerja terkait dengan pemenuhan kualitas dan kuantitas terkait : Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan Kerja.

L1.C04.DIS Proses Distribusi

Minyak Bumi

Merupakan proses setelah produksi migas, yang meliputi transfer/pemindahan produk minyak mentah sampai dengan penyerahan Bill of Lading produk minyak mentah / minyak bumi.

L1.C05.REP Proses Pelaporan

Migas

Merupakan proses pelaporan penyaluran lifting minyak bumi.

L1.C06.AR Proses Penagihan Merupakan proses distribusi penagihan lifting minyak (crude oil)

dari hasil distribusi minyak bumi.

L1.S01.HR Proses

Pengelolaan SDM

Merupakan proses kegiatan pengelolaan aspek human capital, mulai dari perencanaan tenaga kerja, RPTK, penyusunan Struktur oganisasi, Strategi pemenuhan SDM, pengembangan SDM, Kompetensi SDM, penghargaan dan kompensasi SDM, proses payroll, proses PPh 21, pengelolaan informasi SDM, manajemen terminasi, pengelolaan hubungan industrial sampai dengan terminasi pekerja SDM.

L1.S02.FIN Proses

Pengelolaan Keuangan

Merupakan proses pengelolaan keuangan perusahaan yang meliputi : proses penerimaan internal, proses pembayaran ekstemal, proses akuntansi dan pelaporan pencatatan biaya, proses reimbursement, proses manajemen cash, dengan proses pelaporan keuangan (FQR, FMR dll).

L1.S03.SCM Proses Supply

Chain Management

Merupakan proses kegiatan pengelolaan rantai pasokan (supply

chain management), mulai dari perencanaan dan strategi rantai

pasokan (supply chain) , pengadaan barang dan jasa, proses

tender/direct selection/direct appointment, pengelolaan storage,

pengelolaan material , manajemen vendor/database, pengelolaan kinerja vendor/penyedia barang dan jasa sampai dengan penerimaan barang di tempat.

L1.S04.GEN Proses Layanan

Umum

Merupakan proses kegiatan pengelolaan layanan umum, pengadaan kebutuhan office dan asset facilities, land transportation, catering, perawatan office/Gedung/kantor, pelayanan travel/akomodasi .

L1.S05.ICT Proses

Pengelolaan IT

Merupakan proses kegiatan pengelolaan aspek Information,

Technology, yang meliputi pengelolaan keamanan teknologi

informasi, privasi dan keamanan data, mengelola system informasi perusahaan SPRL, pengembangan infrastruktur /jaringan TIK, dan layanan TIK kepada para user di perusahaan.

L1.S06.TAX Proses Pajak Merupakan proses pengelolaan perpajakan yang meliputi proses

pengelolaan pajak mulai dari pembayaran pajak sesuai jenis pajak (PPh non 21, PPN), Pajak bumi bangunan, reimbursemen pajak, audit pajak, banding pajak dan pelaporan pajak (SPT masa)

L1.S07.ASSET Proses Sistem

Manajemen Asset

Merupakan proses pengelolaan asset mulai dari perolehan asset (AFE dan non AFE), proses transfer asset dari dan ke KKKS lain, pengelolaan asset (HBM, HBI, Persediaan), proses perlindungan asset, proses depresiasi asset, proses penghapusan asset sampai dengan pelaporan asset.

L1.S08.BDG Proses

Penganggaran

Merupakan proses kegiatan pengelolaan anggaran/budget/RKA mulai dari penyusunan anggaran, koordinasi pembuatan anggaran Pre WP&B, pengajuan AFE & WP&B, sampai dengan eksekusi anggaran WP&B/AFE dan monitoring WP&B, AFE dan RKAP.

(18)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 8 BLOCK PROCESS PENJELASAN –

NAMA PROSES

Definisi

L1.S09.SEC Proses Keamanan

dan Pengamanan

Merupakan proses pemenuhan terkait keamanan dan security di area baik itu di kantor, field maupun lapangan meliputi dari identifikasi, pengamanan asset (HBM, HBI, Tanah dan Persediaan) , access control sampai dengan pelaporan..

Dalam upaya memahami konteks terkait penyuapan, SPRL telah menetapkan isu-

isu ekstemal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis dan yang

mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan.

• Isu internal yang dimaksud antara lain berkenaan dengan nilai-nilai yang

berlaku dalam organisasi, pengetahuan, budaya, dan kinerja organisasi.

• Isu ekstemal SMAP yang dimaksud antara lain tentang hukum, teknologi,

persaingan, sosial, budaya, dan ekonomi.

Isu-isu internal dan ekstemal seperti tertuang pada Laporan Internal dan Ekstemal

Analysis, serta Laporan

Risk Assessment, untuk memberikan gambaran risiko

dan peluang dalam rangka pencegahan penyuapan.

4.2. Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan

SPRL

telah menentukan Pemangku Kepentingan internal dan ekstemal yang

terkait SMAP termasuk menentukan persyaratan yang relevan dari pemangku

kepentingan

Terkait dengan Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan, telah diuraikan

lengkap dalam Tabel Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan,

menentukan keterkaitannya dengan isu-isu penyuapan yang diidentifikasi.

4.3. Lingkup Penerapan SMAP

SPRL telah menetapkan batas-batas SMAP yaitu :

1. Mencakup seluruh persyaratan Standar Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016.

2. Mencakup seluruh area dan aktivitas perusahaan yang terkait dan dapat terjadinya penyuapan.

(19)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 1 9

1. Isu-isu ekstemal dan internal.

2. Persyaratan Pihak Yang Berkepentingan.

3. Kewajiban kepatuhan pada peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya. 4. Hasil dari penilaian risiko penyuapan.

5. Kegiatan, produksi dan operasi.

6. Kewenangan dan kemampuan untuk melakukan pengendalian.

Lokasi dan penerapan SMAP di SPRL meliputi :

Nama Perusahaan : PT SPR Langgak (“SPRL”)

Jenis Usaha : Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak Mentah

Alamat Kantor : AD Premier 8th Floor Jl. TB Simatupang No. 5 Ragunan – Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550.

Alamat Operasi : Lapangan Langgak, Desa Tandun, Rokan Hulu, Provinsi Riau. 135 km dari Pekanbaru, 100 km Barat Daya dari Minas Field (Chevron).

Penerapan SMAP tidak mencakup induk perusahaan atau pihak yang memiliki hubungan istimewa seperti Koperasi Karyawan. Namun demikian, induk atau pihak yang memiliki hubungan istimewa perusahaan selanjutnya dapat menerapkan SMAP secara bertahap dengan mengikuti pola , aturan maupun standar yang ada di SPRL.

4.4. Sistem Manajemen Anti Penyuapan dan Proses Terkait

Sesuai proses bisnis yang dituangkan pada sub bab 4.1, maka SPRL

1. Berkomitmen untuk penerapan SMAP sesuai dengan persyaratan standar ISO 37001:2016 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Internal Control & Compliance SPRL bertanggung jawab untuk pengembangan dan implementasi SMAP dan terus meningkatkan efektivitasnya.

3. Kebijakan/SOP yang ditetapkan berdasarkan SMAP maupun yang telah ada seperti Pedoman Kode Perilaku dan Etika Bisnis , merupakan komitmen organisasi untuk memenuhi harapan Pihak Yang Berkepentingan dan pemenuhan persyaratan hukum/peraturan perundang-undangan.

4. SPRL menetapkan, mendokumentasi, menerapkan, memelihara dan secara berkelanjutan meninjau, dan jika diperlukan, meningkatkan SMAP, termasuk proses dan interaksinya yang diperlukan, sesuai dengan persyaratan.

5. SMAP ini dirancang untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko dalam rangka mencegah, mendeteksi dan menanggapi terhadap penyuapan

(20)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 0

4.5. Identifikasi dan Penilaian Resiko Penyuapan

Sesuai proses bisnis yang dituangkan pada sub bab 4.1, proses Resiko atau Manajemen Resiko ada di dalam Proses L1.M04.MR, maka Penilaian Resiko Penyuapan mengikuti ketentuan sebagai berikut :

1. Proses Resiko di SPRL sesuai Peta Proses Bisnis SPRL :

Gambar 3. Proses Bisnis Risk L1.M04.MR

2. Risk Management Objective. Untuk mengidentifikasi risiko secara efektif, SPRL terlebih dahulu menetapkan tujuan strategis, operasional, pelaporan, dan kepatuhan.Apa yang ingin dicapai organisasi maupun fungsi organisasi beserta faktor-faktor ekstemal dan internal yang dapat memengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut..

3. Risk Identification. SPRL mengidentifikasi peristiwa internal dan ekstemal yang memiliki potensi untuk mempengaruhi operasi perusahaan dengan menganalisis alur kerja dan proses dan daftar risiko dan penyebab, tingkat risiko yang dihadapi, dan dampak risiko yang diidentifikasi pada operasi perusahaan. Adalah penting bahwa peristiwa internal dan ekstemal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi diidentifikasi, membedakan antara risiko dan peluang.

4. Risk Assessment. SPRL menilai risiko secara inheren & residual dan menganalisis dan membaginya menjadi 2 kategori utama: probabilitas dan konsekuensi per peristiwa risiko. SPRL memprioritaskan risiko untuk mengidentifikasi dan membatasi , kemudian menilai lebih lanjut prioritas dan mengatasi risiko berdasarkan kebutuhan organisasi.

5. Risk Measure & Control. SPRL menilai risiko secara inheren & residual dan menganalisis dan membaginya menjadi 2 kategori utama: probabilitas dan konsekuensi per peristiwa risiko.SPRL memprioritaskan risiko untuk mengidentifikasi dan membatasi , kemudian menilai lebih lanjut prioritas dan mengatasi risiko berdasarkan kebutuhan organisasi. SPRL manajemen meanti penyuapan.skan risiko apa yang harus dihindari, diterima, dikurangi, atau transfer dan pengembangan serangkaian tindakan untuk menyesuaikan risiko dengan tingkat toleransi risiko

(21)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 1

entitas dan selera risiko. Setelah risiko dinyatakan, perusahaan kemudian harus melanjutkan untuk memprioritaskan risiko tersebut

6. Risk Control Implementation. SPRL mendefinisikan struktur yang jelas dengan proses & prosedur dalam menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko ke dalam organisasinya untuk menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang koheren. Kontrol kegiatan seperti penilaian dan pelaporan operasional, otorisasi, verifikasi, persetujuan dan distribusi tugas perlu dilaksanakan untuk menghindari risiko yang terjadi. Identifikasi pilihan kontrol, tentukan prioritas, dan membuat keputusan pengendalian.

7. Risk Monitoring & Evaluation. SPRL mendefinisikan pemantauan Infrastruktur dengan mengembangkan prosedur kontrol yang memantau dan meninjau proses kritis bisnis, perusahaan juga harus memiliki prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur pengendalian terkait risiko tersebut bekerja secara efektif dan harus secara berkala melakukan audit pada prosedur kontrol untuk menentukan atau proses pemantauan risiko bekerja secara efektif dan seperti yang diharapkan, jika perlu melakukan penyesuaian atau perbaikan untuk meningkatkan proses pemantauan risiko.

8. SPRL melaksanakan penilaian risiko penyuapan secara berkala, dengan:

• mengidentifikasi risiko penyuapan untuk mengantisipasi isu-isu internal dan ekstemal,

• menganalisa, menilai dan memprioritaskan penanganan risiko penyuapan yang teridentifikasi,

• mengevaluasi kesesuaian dan keefektifan dari kendali/mitigasi yang ada untuk mengurangi risiko penyuapan yang dinilai.

9. SPRL menetapkan kriteria untuk mengevaluasi tingkat risiko penyuapan, dan mempertimbangkan kebijakan dan sasaran organisasi.

10. Penilaian Risiko penyuapan ditinjau:

• Secara berkala sehingga perubahan dan informasi bam dapat dinilai secara tepat berdasarkan waktu dan frekuensi yang ditentukan,

• Pada saat perubahan penting terhadap struktur atau aktivitas organisasi. 11. SPRL menyimpan Informasi terdokumentasi dalam bentuk Laporan, untuk

menunjukkan bahwa penilaian risiko penyuapan telah dilaksanakan dan digunakan untuk merancang atau meningkatkan SMAP.

12. Hasil Risk Assessment terkait dengan Resko Penyuapan/ Bribery, tersedia pada Laporan Risk Profile Assessment Result.

(22)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 2

5. KEPEMIMPINAN

5.1. Kepemimpinan dan Komitmen

SPRL menetapkan, menjalankan dan menerapkan kepemimpinan dan komitment terhadap Penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan :

1. Direktur sebagai Dewan Pengarah SMAP, mempunyai komitmen terhadap SMAP sebagai berikut :

a. Mengarahkan manajemen dalam penerapan SMAP sesuai dengan koridor, batasan, ruang lingkup maupun standar yang berlaku.

b. Memastikan keselarasan antara strategi perusahaan dengan kebijakan anti penyuapan,

c. Menerima dan meninjau informasi tentang isi dan operasi dari SMAP pada waktu yang direncanakan,

d. Memastikan kecukupan dan kesesuaian sumber daya yang diperlukan untuk implementasi SMAP,

e. Melaksanakan pengawasan yang wajar terhadap efektivitas penerapan SMAP oleh Manajemen.

2. General Manager, sebagai pimpinan tertinggi keseluruhan operasional Perusahaan, menunjukkan komitmen terhadap SMAP dengan:

a. Menyetujui kebijakan pengelolaan SMAP

b. Memastikan SMAP, termasuk kebijakan dan sasaran, diterapkan, dipelihara dan ditinjau secara memadai untuk mengatasi risiko penyuapan di SPRL, c. Memastikan integrasi persyaratan SMAP maupun sistem manajemen lainnya

ke dalam proses organisasi,

d. Menyediakan sumber daya yang diperlukan, cukup dan tepat untuk implementasi SMAP,

e. Mengkomunikasikan kebijakan anti penyuapan secara internal dan ekstemal, f. Memastikan SMAP dirancang secara tepat untuk mencapai sasarannya, g. Mengambil tanggung jawab atas keefektifan sistem manajemen anti

penyuapan

h. Mempromosikan kepedulian pada pendekatan proses dan pemikiran berbasis risiko terkait anti penyuapan;

i. Mengomunikasikan pentingnya manajemen anti penyuapan yang efektif dan kesesuaian terhadap persyaratan sistem manajemen anti penyuapan.; j. Memastikan sistem manajemen anti penyuapan mencapai tujuan dimaksud; k. Mempromosikan peningkatan dan perbaikan berkelanjutan pada level

organisasi.

l. Mendukung peran manajemen yang relevan lainnya untuk memperlihatkan kepemimpinannya dalam bidang tanggung jawab mereka.

m. Mengarahkan dan mengkoordinasikan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup fungsi/ proyek / divisi organisasi untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko, dalam rangka pencapaian sasaran dan kebijakan anti penyuapan perusahaan.

3. Manager, sebagai pimpinan tertinggi fungsi operasional Perusahaan, menunjukkan komitmen terhadap SMAP dengan:

(23)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 3

a. Mengkomunikasikan secara internal maupun ekstemal jika diperlukan, mengenai pentingnya manajemen anti penyuapan yang efektif dan memenuhi persyaratan SMAP,

b. Mengarahkan dan mendukung personil untuk berkontribusi pada keefektifan SMAP,

c. Mempromosikan budaya anti penyuapan yang sesuai di SPRL

d. Mempromosikan peningkatan berkelanjutan pada unit kerja masing-masing. e. Mendukung peran manajemen yang relevan lainnya dalam mencegah dan

mendeteksi penyuapan yang terjadi di bidang tanggung jawab masing- masmg divisi/ departemen/ unit kerja.

f. Memastikan tidak ada Pekerja yang terganggu akibat tindakan pembalasan, diskriminasi atau disipliner terhadap laporan yang dibuat dengan itikad baik atau atas dasar keyakinan yang wajar terhadap pelanggaran atau pelanggaran.

5.2. Kebijakan Anti Penyuapan

Untuk mewujudkan Visi dan Misinya SPRL menetapkan, menjalankan dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang menjadi acuan/pedoman dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Kebijakan-kebijakan tersebut disusun dengan mentaati ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mempertimbangkan perkembangan terkini dari kegiatan bisnis perusahaan.

Kebijakan Anti Penyuapan. tersebut merupakan komitmen dari seluruh insan perusahaan dan menjadi acuan dalam penerapan SMAP agar perusahaan terhindar dari praktik-praktik penyuapan.

Kebijakan Anti Penyuapan tersebut ditinjau ulang secara berkala serta diperbaiki/ diperbarui apabila diperlukan untuk memastikan kebijakan tersebut sejalan dengan tujuan perusahaan.

5.3. Peran Tanggung jawab dan Wewenang

Gambar 4. Struktur Organisasi SPRL

Executive : General Management

SCM Dept Support DeptBusiness Exploration & Development Dept

Production Operation Dept

Finance & Accounting

Dept HSSE Dept Internal Control &

(24)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 4

Sesuai Struktur Organisasi SPRL, maka masing – masing fungsi memiliki: 1. Peran dan Tanggungjawab sebagai berikut :

Tabel 2. Peran dan tanggungjawab

Posisi Peran dan Tanggungajawab

Executive – General Manager

• Mengambil tanggung jawab atas keefektifan sistem manajemen anti penyuapan.;

• Memastikan kebijakan dan sasaran anti penyuapan. ditetapkan untuk sistem manajemen anti penyuapan. dan selaras dengan konteks dan arahan strategik organisasi;

• Mempromosikan kepedulian pada pendekatan proses dan pemikiran berbasis risiko;

• Mengomunikasikan pentingnya manajemen anti penyuapan. yang efektif dan kesesuaian terhadap persyaratan sistem manajemen anti penyuapan.;

• Memastikan sistem manajemen anti penyuapan. mencapai sasaran maupun target yang dimaksud;

• Mempromosikan peningkatan berkelanjutan dan perbaikan proses.

• Mendukung peran manajemen yang relevan lainnya untuk memperlihatkan kepemimpinannya dalam bidang tanggung jawab mereka.

• Mengarahkan dan mengkoordinasikan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup fungsi/ proyek / divisi organisasi untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko, dalam rangka pencapaian sasaran anti penyuapan. perusahaan.

Internal Control dan Compliance

• Menjadi Fungsi Kepatuhan terkait dengan SMAP dengan : • mengawasi rancangan dan penerapan SMAP perusahaan, • menyediakan petunjuk dan panduan untuk Pekerja

terhadap SMAP dan isu terkait penyuapan,

• memastikan SMAP sesuai dengan persyaratan standar dan peraturan yang berlaku

• Menjalankan monitoring dan evaluasi program peningkatan anti penyuapan.

• Menjalankan proses integrasi sistem manajemen anti

penyuapan ke dalam sistem yang relevan , seperti Whistle

Blower Report dan lainnya.

• Menjadi penghubung antara pihak badan sertifikasi dan organisasi, untuk pengaturan jadwal audit, kekurangan dokumen.

• Memberikan laporan dan masukan terhadap manajemen perihal implementasi Sistem Manajemen Anti penyuapan. di dalam organisasi, sekaligus menjadi jembatan penghubung arah kebijakan manajemen terhadap implementasi

SCM Dept • Melibatkan. mengarahkan dan mendukung orang di fungsi SCM untuk berkontribusi pada keefektifan sistem manajemen anti penyuapan.

(25)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 5

Posisi Peran dan Tanggungajawab

• Memastikan integrasi persyaratan sistem manajemen anti penyuapan. dalam proses bisnis organisasi

• Melakukan pengawasan melekat terutama terhadap proses bisnis kritikal yaitu pengadaan barang dan jasa, untuk menghindari dan mencegah terjadinya penyuapan.

• Menyusun dan menjalankan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup

fungsinya untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko

Business Support Dept

• Memastikan sumber daya yang diperlukan untuk sistem manajemen anti penyuapan tersedia;

• Melibatkan. mengarahkan dan mendukung orang untuk berkontribusi pada keefektifan sistem manajemen anti penyuapan.

• Memastikan semua pekerja memiliki persyaratan kompetensi, pengembangan kompetensi maupun pengukuran kompetensi dalam pencapaian sasaran kinerja maupun penugasan dalam bidangnya.

• Menyusun dan menjalankan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup

fungsinya untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko

Exploration & Development Dept

• Melibatkan. mengarahkan dan mendukung orang di fungsi Exploration & Development, untuk berkontribusi pada keefektifan sistem manajemen anti penyuapan.

• Memastikan semua Policy/ Prosedur/ Instruksi Kerja dijalankan dengan baik, sehingga semua berjalan sesuai dengan apa yang sudah disepakati di dalam dokumen sisitem manajemen

• Menyusun dan menjalankan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup

fungsinya untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko

Production Dept • Melibatkan. mengarahkan dan mendukung orang di fungsi Production & Operation untuk berkontribusi pada keefektifan sistem manajemen anti penyuapan.

• Memastikan semua Policy/ Prosedur/ Instruksi Kerja dijalankan dengan baik, sehingga semua berjalan sesuai dengan apa yang sudah disepakati di dalam dokumen sisitem manajemen

• Menyusun dan menjalankan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup

fungsinya untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko

Finance Dept • Melibatkan. mengarahkan dan mendukung orang di fungsi Finance, Accounting untuk berkontribusi pada keefektifan sistem manajemen anti penyuapan.

• Memastikan semua Policy/ Prosedur/ Instruksi Kerja dijalankan dengan baik, sehingga semua berjalan sesuai dengan apa yang sudah disepakati di dalam dokumen sisitem manajemen

• Menyusun dan menjalankan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup

(26)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 6

Posisi Peran dan Tanggungajawab

fungsinya untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko

HSSE Dept • Melibatkan. mengarahkan dan mendukung orang di fungsi HSE untuk berkontribusi pada keefektifan sistem manajemen anti penyuapan maupun dokumen lainnya.

• Memastikan semua Policy/ Prosedur/ Instruksi Kerja dijalankan dengan baik, sehingga semua berjalan sesuai dengan apa yang sudah disepakati di dalam dokumen sisitem manajemen

• Menyusun dan menjalankan perencanaan resiko, profile resiko dan analisa respon resiko seluruh kegiatan di lingkup

fungsinya untuk memastikan perolehan program respon resiko yang selaras dan mendukung rencana mitigasi resiko.

2. Pengambilan Keputusan yang Didelegasikan.

Terkait pengambilan keputusan yang didelegasikan, maka kebijakan SPRL adalah : • Dalam pengambilan keputusan atas pelaksanaan kegiatan perusahaan yang

tepat dan bebas dari Benturan Kepentingan, General Manager telah menetapkan pelimpahan kewenangan kepada pejabat SPRL.

• Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas diatur dalam dokumen Kewenangan Persetujuan Kegiatan (Delegation of Authority - DoA) yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap Kebijakan yang ditetapkan oleh Executive – General Manager.

• General Manager akan melakukan tinjauan terhadap DoA tersebut secara berkala sebagai bagian dari peran dan tanggung jawabnya untuk penerapan dan kepatuhan terhadap SMAP.

(27)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 7

6. PERENCANAAN

6.1. Tindakan Pada Resiko dan Peluang

Terkait Tindakan pada Resiko dan Peluang, maka :

1. Ketika merencanakan SMAP, Perusahaan mempertimbangkan isu, Pemangku Kepentingan dan hasil identifikasi risiko seperti diuraikan pada Bagian 4.5 sehingga dapat menentukan tindakan yang diperlukan dalam memitigasi risiko dan meraih peluang peningkatan yang ditujukan untuk:

a. Memberikan kepastian yang wajar bahwa SMAP dapat mencapai sasaran yang dimaksud,

b. Mencegah, atau mengurangi pengaruh yang tidak diinginkan yang relevan dengan kebijakan dan sasaran anti penyuapan,

c. memantau keefektifan SMAP,

d. mencapai peningkatan berkelanjutan. 2. SPRL merencanakan:

a. Tindakan untuk mengatasi risiko penyuapan dan peluang untuk peningkatan, b. bagaimana mengintegrasikan dan menerapkan tindakan ini pada proses

SMAP,

c. mengevaluasi keefektifan dari tindakan tersebut.

6.2. Sasaran Anti Penyuapan dan Perencanaan Untuk Mencapainya Terkait sasaran dan perencanaan untuk mencapainya, maka :

1. SPRL menetapkan sasaran/ KPI dari SMAP pada :fungsi dan tingkat yang relevan. 2. Sasaran/KPI SMAP yang ditetapkan mempertimbangkan:

a. konsistensi dengan Kebijakan Anti Penyuapan, b. keterukuran dan kesesuaiain,

c. isu-isu penyuapan, Pemangku Kepentingan dan resiko yang

teridentifikasi

d. kemampuan pencapaiannya, e. cara pemantuannya,

f. upaya peningkatannya.

3. SPRL menyimpan informasi terdokumentasi dari sasaran/KPI SMAP.

4. Ketika merencanakan bagaimana untuk mencapai sasaran SMAP,

SPRL menetapkan;

a. apa yang akan dikerjakan,

b. sumber daya apa yang dipersyaratkan, c. siapa yang akan bertanggung jawab, d. kapan sasaran akan dicapai,

e. bagaimana hasil akan dievaluasi dan dilaporkan, f. siapa yang akan menjatuhkan sanksi atau hukuman.

(28)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 8

7. DUKUNGAN DAN PENDUKUNG

7.1. Sumber Daya

SPRL menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk penetapan , penerapan, pemeliharaan dan peningkatan berkelanjutan dari SMAP, diantaranya:: 1. Sumber daya manusia yang melaksanakan penerapan SMAP.

2. Sarana dan prasarana fisik maupun non fisik seperti jalur dan perangkat intemet & telepon, kotak pengaduan whistle blower, media komunikasi lainnya.

3. Anggaran untuk penerapan SMAP seperti anggaran pelatihan & sosialisasi, anggaran penyediaan sarana & prasarana, konsultasi dan sertifikasi SMAP.

7.2. Kompetensi dan Kapabilitas 7.2.1. Umum

SPRL telah

1. Menentukan kompetensi yang harus dimiliki oleh pekerja dalam

melaksanakan pekerjaannya, dibawah kendali organisasi yang

berpengaruh pada kinerja anti penyuapan

2. Merangkum Kompetensi tersebut dalam bentuk Kamus Kompetensi dan Profil Kompetensi.

3. Menentukan jenis kompetensi yang sesuai dengan Sistem Manajemen Anti Penyuapan yaitu :

a. Kompetensi Soft : Building Positive Relationship, Building Pamership Alignment, Building Business Partnership,

b. Kompetensi Teknis GCG : Risk Management Framework & Principles, Risk Reporting Technique

c. Kompetensi Teknis Internal Audit & Control : Internal Control, Fraud Awareness & Forensic Skill, Audit Tools & Technique, Communication & Reporting Audit Result.

d. Kompetensi Teknis Business : Business Partnership Management

(29)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 2 9

4. Mengidentifikasi kompetensi posisi dan pekerja berdasarkan profil kompetensi yang dibutuhkan pekerja.

5. Melakukan tindakan untuk mempertahankan dan mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan melakukan penilaian berkala atas kompetensi tersebut.

6. Melakukan penyimpanan hasil identifikasi, tindakan pengembangan, penilaian terhadap kompetensi tersebut.

7.2.2. Proses Ketenagakerjaan

Terkait proses ketenagakerjaan :

1. Dalam hubungannya dengan semua Pekerja, SPRL telah menerapkan prosedur seperti :

a. Kondisi kerja yang mensyaratkan pekerja untuk mematuhi kebijakan anti penyuapan dan SMAP, dan mendisiplinkan Pekerja ketika terjadi ketidakpatuhan.

b. Dalam jangka waktu yang tertentu selama mereka dipekerjakan, pekerja menerima salinan, atau disampaikan dan diberikan pelatihan mengenai kebijakan anti penyuapan,

c. SPRL memiliki prosedur yang dapat mengambil tindakan disipliner yang sesuai terhadap Pekerja yang melanggar kebijakan anti penyuapan atau SMAP, dan

d. Pekerja tidak akan menerima pembalasan, diskriminasi atau tindakan disiplin (misalnya dengan ancaman, isolasi, penurunan jabatan , pencegahan kemajuan, pemindahan , pemecatan , intimidasi, dikorbankan, atau bentuk lain dari gangguan):

1. bila menolak berpartisipasi atau menolak setiap kegiatan yang dinilai mempunyai risiko penyuapan , atau

2. ketika ada kepedulian atau melaporkan dengan itikad baik atau ada keyakinan tentang upaya suap, pelanggaran atau dugaan pelanggaran terhadap kebijakan anti suap atau sistem manajemen anti-suap (kecuali jika individu tersebut terlibat dalam pelanggaran atau penyuapan).

2. Sehubungan dengan semua posisi yang terkena risiko sebagaimana ditentukan dalam penilaian risiko penyuapan, dan untuk Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan, SPRL menerapkan prosedur atau aturan yang mengatur tentang :

a. Uji Kelayakan/Due Diligence terhadap calon Pekerja sebelum dipekerjakan, dan Pekerja sebelum mereka dipindahkan atau dipromosikan, untuk memastikan Pekerja tersebut mematuhi kebijakan anti penyuapan dan persyaratan sistem manajemen anti penyuapan.

b. Insentif kinerja, target kinerja, penghargaan dan elemen-elemen insentif/ penghargaan lainnya yang ditinjau secara berkala untuk memberikan perlindungan terhadap dorongan penyuapan.

c. Penandatangan pakta integritas bagi seluruh pekerja SPRL. Untuk mematuhi aturan, regulasi yang terkait dengan Sistem Manajemen Anti Penyuapan ataupun Kode Perilaku Bisnis dan Etika SPRL.

(30)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 3 0

7.3. Kesadaran (Awareness) dan Pelatihan

Terkait proses kesadaran dan pelatihan bagi pekerja:

1. SPRL memberikan kesadaran (awareness) anti penyuapan yang cukup dan sesuai serta pelatihan untuk Pekerja. Awareness dan pelatihan tersebut sesuai dengan isu-isu berikut, dengan mempertimbangkan hasil penilaian risiko penyuapan:

a. kebijakan anti penyuapan, prosedur dan SMAP perusahaan, dan keterkaitan dengan pekerjaan dari masing-masing Pekerja,

b. risiko penyuapan dan kerugian pada pekerja maupun perusahaan,

c. keadaan dimana penyuapan dapat terjadi pada setiap pekerjaan, dan bagaimana mengenali keadaan ini,

d. bagaimana mengenali dan menanggapi permintaan atau penawaran suap, e. bagaimana pekerja dapat membantu mencegah dan menghindari

penyuapan serta mengenali indikator kunci risiko penyuapan,

f. kontribusi setiap Pekerja terhadap efektivitas SMAP, termasuk keuntungan dari peningkatan kinerja anti penyuapan dan pelaporan dugaan penyuapan,

g. implikasi dan konsekuensi potensial dari ketidaksesuaian dengan persyaratan SMAP,

h. bagaimana dan kepada siapa mereka dapat melaporkan setiap masalah terkait penyuapan,

i. informasi tentang ketersediaan pelatihan dan sumber daya.

2. Pekerja SPRL diberikan awareness dan pelatihan anti penyuapan pada jangka waktu tertentu sesuai dengan perannya masing-masing, risiko penyuapan di lingkungan kerja, dan setiap adanya perubahan kondisi. Program awareness dan pelatihan akan diperbarui secara berkala jika diperlukan untuk menyesuaikan dengan informasi baru yang relevan.

3. Dengan pertimbangan risiko penyuapan yang teridentifikasi , SPRL dapat menerapkan prosedur awareness , sosialisasi atau pelatihan anti penyuapan untuk Rekan Bisnis yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyuapan. Prosedur tersebut mengatur materi dan sarana yang diperlukan untuk kegiatan awareness

dan pelatihan.

4. SPRL menyimpan informasi terdokumentasi tentang prosedur pelatihan, isi pelatihan, kapan dan kepada siapa informasi diberikan.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelatihan dan awareness bila dilihat lebih lanjut pada Prosedur HR 05.1 Training Soft Skill dan Prosedur HR 05.2 tentang Training Technical Skill.

7.4. Komunikasi

1. SPRL menetapkan metode untuk proses komunikasi internal pada seluruh tingkatan dan fungsi.

2. SPRL menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi dari pihak terkait yang relevan dengan SMAP. SPRL senantiasa mempertimbangkan proses

(31)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 3 1

komunikasi yang efektif untuk menindaklanjuti segala masukan, masalah, keluhan dan saran-saran dari pihak internal maupun ekstemal.

3. SPRL menetapkan bentuk komunikasi terkait dengan anti penyuapan berupa: a. Sosialisasi Kebijakan Anti Penyuapan kepada pihak ekstemal dan internal

perusahaan.

b. Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan SMAP kepada seluruh Pekerja.

c. Poster-poster/ Spanduk / Banner / Kampanye baik secara fisik maupun digital (offline dan online) terkait pencegahan penyuapan pada area-area perkantoran dan publik di lingkungan SPRL.

d. Memo dan email terkait SMAP untuk hubungan antar satuan kerja. e. lnformasi mengenai Whistleblowing System (WBS) pada area publik. 7.5. Informasi Terdokumentasi

1. Untuk memastikan perencanaan penerapan SMAP, SPRL telah menetapkan sistem dokumentasi perusahaan yang secara hirarki terdiri dari:

a. Undang Undang b. Peraturan Pemerintah

c. Peraturan Menteri / Peraturan Daerah / PerGub d. Pedoman Tata Kerja– PTK SKK Migas

e. Kebijakan dan Pedoman Internal Perusahaan f. Standard Operating Procedure (SOP).

g. Petunjuk Teknis.

2. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan perusahaan secara efisien dan efektif, diatur pendelegasian kewenangan yang dituangkan dalam dokumen Delegation of Authority (DoA).

3. Penjelasan dari masing-masing sistem dokumentasi diatas adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden.

b. Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang

c. Peraturan Menteri / Peraturan Daerah/ PerGub adalah naskah dinas yang

memuat kebijakan pokok suatu instansi, provinsi,

kabupaten/kota/kebijakan sebagai penjabaran kebijakan umum presiden dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

d. Pedoman Tata Kerja SKK MIgas adalah Pedoman Tata Laksana dan Pekerjaan yang dikeluarkan SKK Migas terkait operasional Hulu Migas bagi KKKS di Indonesia.

e. Kebijakan adalah dokumen yang memuat konsep dan ketentuan-ketentuan yang mengatur pelaksanaan kegiatan perusahaan serta berlaku secara umum pada perusahaan.

f. Standard Operating Procedure (SOP) adalah dokumen yang mengatur alur kerja/alur proses pelaksanaan kegiatan di dalam suatu satuan kerja dan/atau antar satuan kerja.

g. Petunjuk Teknis adalah dokumen yang mengatur teknis pelaksanaan kegiatan yang lebih rinci pada satuan kerja tertentu yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari SOP.

(32)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 3 2

h. Delegation of Authority (DoA) adalah dokumen yang mengatur tentang pendelegasian kewenangan kepada seseorang atau beberapa orang untuk memberikan persetujuan atas kegiatan perusahaan dan menandatangani dokumen perusahaan.

(33)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 3 3

8. OPERASI

8.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi

1. SPRL merencanakan, menerapkan, meninjau dan mengendalikan proses (Bagian 8.2 sampai dengan 8.10) yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan SMAP, dan untuk menerapkan tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang, dengan:

a. menentukan kriteria untuk proses,

b. menerapkan pengendalian proses sesuai dengan kriteria tersebut,

c. menyimpan informasi terdokumentasi sepanjang diperlukan agar mempunyai keyakinan bahwa proses yang telah dilakukan seperti yang direncanakan.

2. SPRL melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. mengendalikan perubahan yang direncanakan

b. meninjau konsekuensi dari perubahan yang tidak diinginkan

c. mengambil tindakan untuk mengurangi dampak buruk, bila diperlukan. 3. SPRL memastikan bahwa proses Alih Daya (outsource) dikendalikan, seperti

misalnya untuk melakukan pekerjaan pendukung terhadap pekerjaan operasi produksi di SPRL

8.2. Uji Kelayakan (Due Diligence)

1. SPRL Untuk mencegah dampak dari risiko penyuapan, SPRL melaksanakan Uji Kelayakan (Due Diligence) terhadap hal-hal berikut:

a. Kegiatan penganggaran, kegiatan operasi, kegiatan pengelolaan aset. b. Hubungan kerjasama dengan Rekan Bisnis.

c. Asesmen terhadap pekerja pada posisi tertentu.

2. Uji Kelayakan (Due Diligence ) tersebut diperbaharui secara berkala sehingga

perubahan dan informasi baru dapat diperhitungkan dengan sebaik-baiknya.

8.3. Pengendalian Keuangan

1. Untuk mencegah terjadinya praktik-praktik penyuapan, SPRL menerapkan pengendalian keuangan sebagai berikut:

a. Menerapkan pemisahan tugas antara yang melakukan dengan yang menyetujui pembayaran ,

b. menerapkan tingkat berjenjang sesuai kewenangan untuk persetujuan pembayaran (sehingga nilai transaksi yang lebih besar memerlukan persetujuan pejabat dengan jabatan yang lebih tinggi),

c. memverifikasi penerima pembayaran dan pekerja atau penyedia jasa yang ditunjuk telah disetujui melalui mekanisme perusahaan.

d. memerlukan sedikitnya 2 (dua) tanda tangan pada setiap persetujuan pembayaran,

e. membutuhkan dokumen pendukung yang sesuai untuk dilampirkan pada persetujuan pembayaran,

f. membatasi penggunaan pembayaran tunai dan menerapkan metode pengendalian pembayaran tunai yang efektif.

(34)

| S i s t e m M a n a j e m e n A n t i P e n y u a p a n – S P R L H a l | 3 4

g. memberikan syarat bahwa kategori dan uraian pembayaran dalam rekening akurat dan jelas,

h. menerapkan audit keuangan oleh pihak independen secara berkala . .

8.4. Pengendalian Non Keuangan

1. SPRL menerapkan pengendalian Non Keuangan untuk mengelola resiko penyuapan pada area berikut :

a. Pengadaan, diatur dalam PTK 007 Buku Kedua Revisi 04 tahun 2017 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa. Proses pengadaan barang dan jasa menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, kompetitif, transparan, adil dan wajar, terbuka, akuntabel, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Selain itu proses pengadaan barang dan jasa mengedepankan etika dan menerapkan pakta integritas dalam proses pelaksanaannya.

b. Pengelolaan Aset diatur dalam PTK 007 Rev 1 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Aset KKKS.

c. Kebijakan Akuntansi diatur dalam PTK 059 tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Kontrak Kerjasama Untuk Kegiatan Hulu dan Migas.

d. Penggunaan Pengacara / Konsultan Hukum Ekstemal diatur dalam PTK 028 tahun 2018 tentang Penggunaan Jasa Pengacara/ Konsultan Hukum Ekstemal oleh KKKS.

e. Kewajiban setiap Vendor/ Supplier terdaftar dalam SPDA dan CIVD SKK Migas.

f. Aturan Pekerjaan Rangkap, menjabat pekerjaan lain yang diatur dalam KPBE SPR Langgak.

2. SPRL melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan diatas dengan melakukan Audit Compliance (Kepatuhan) untuk mengetahui apakah kegiatan-kegiatan tersebut telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang telah ditetapkan.

8.5. Pengendalian Penyuapan yang Dikendalikan Perusahaan dan Rekan Bisnis

1. SPRL menerapkan kebijakan pengendalian anti penyuapan terhadap rekan bisnis yang dikendalikan oleh SPRL seperti :

a. Koperasi Karyawan

b. Anak perusahaan dengan saham mayoritas c. Konsorsium dengan suara terbanyak.

2. Bila rekan bisnis bukan merupakan organisasi dibawah kendali SPRL, maka SPRL menerapkan kebijakan :

a. melakukan Due Diligence - Uji Kelayakan kerjasama seperti yang diatur pada bagian 8.2,

b. mensyaratkan Rekan Bisnis melaksanakan pengendalian anti penyuapan sehubungan dengan transaksi, proyek atau aktivitas yang relevan, yang secara eksplisit sudah tercantum dalam persyaratan PTK 007 Buku Kedua Revisi 04 tahun tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa.

Gambar

Tabel Otorisasi dan Historis Dokumen
Gambar 1. Wilayah Kerja SPR Langgak
Gambar 2. Proses Bisnis SPRL
Gambar 3. Proses Bisnis Risk L1.M04.MR
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan p€nyusunan SlaipsilN{akalah, dengan ketentuan sebagai berikut :. Siwi

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah adanya permasalahan terkait kondisi lingkungan kerja fisik yaitu suhu yang panas, metode kerja yaitu prosedur kerja

Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan. Jaminan pelayanan menunjukkan kesanggupan instansi/UPP sesuai kapasitas manajemen yang ada

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI), dalam hal ini subdit PPM sebagai unit pelaksana manajemen bertugas untuk memfasilitasi

Hal ini menyatakan bahwa hubungan kondisi peralatan dan teknologi dengan lingkungan fisik sangat mempengaruhi sistem kerja pada perusahaan sehingga dapat

 Dalam mendukung peningkatan sistem manajemen kinerja, sejak tahun 2017, telah diterapkan sistem aplikasi pemantauan dan penilaian kinerja berbasis IT

Persyaratan untuk diterima melalui jalur Selnas Bakat Minat berbasis portofolio, jalur Selnas PMB PTKKN berbasis ujian tulis, maupun jalur seleksi nasional berdasarkan

1.2.2 Selain proses kerja di dalam prosedur ISO di Bahagian / Unit masing-masing, staf juga perlu mematuhi lain-lain garis panduan yang telah disediakan sebagai rujukan