• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS PERIODE TAHUN BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS PERIODE TAHUN BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

PERIODE TAHUN 2014 - 2018

BADAN KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

(2)

KATA PENGANTAR

engan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

kasih sayang dan tuntunanNya sehingga Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan

Tahun 2014 – 2018 dapat disusun dan terselesaikan dengan baik.

Rencana Strategis Tahun 2014 - 2018 ini memuat program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara selama lima

tahun kedepan.

Demikian Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014 – 2018 ini

dibuat. Akhirnya, disampaikan ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun, bahkan semua

pihak yang terlibat dalam pengumpulan data, analisis data, penulisan dan penerbitan

dokumen ini.

(3)

Kepala Badan Ketahanan Pangan,

Muchtar Wantasen, SE NIP. 196808122000121007

(4)
(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistimatika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KETAHANAN PANGAN

2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan 2.2 Sumber Daya Badan Ketahanan Pangan

2.3. Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan 3.2. Kondisi Yang Diharapkan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 4.1. Visi dan Misi Badan Ketahanan Pangan

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Ketahanan Pangan 4.3. Strategik Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, percepatan penganekaragaman pangan, dan pengawasan keamanan pangan segar sesuai dengan karakteristik daerah. Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi sebagai bagian pembangunan secara keseluruhan.

Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu : (a) sub sistem ketersediaan pangan melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, (b) sub sistem distribusi pangan melalui pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta (c) sub sistem konsumsi pangan melalui peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian, program-program ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.

Ketahanan pangan, di samping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak azasi manusia, juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa baik Pemerintah, Masyarakat dan Pihak Swasta, mulai dari Pusat, Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sepakat untuk bersama-sama membangun ketahanan pangan Nasional maupun Daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis dan desentralistis saat ini, pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi, penyediaan, distribusi dan konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih berperan sebagai inisiator, fasilitator, serta regulator, agar kegiatan masyarakat yang memanfaatkan sumber daya daerah dapat berjalan lancar, efisien, berkeadilan dan bertanggungjawab.

Pemerintah Kabupaten Minahasa Tengagra sebagai bagian integral dari Pemerintah Pusat yang telah menyatakan komitmen dan berperan aktif, dalam berbagai hal untuk melaksanakan aksi kemanusiaan, terutama mengatasi masalah kekurangan pangan dan kelaparan, kekurangan gizi serta kemiskinan di dunia. Kesepakatan tersebut antara lain tertuang dalam Deklarasi Roma Tahun 1996 pada KTT Pangan Dunia (World Food Summit 1996) dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later (WFS:fyl) 2001, serta deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) 200 yang isinya antara lain menyepakati mengurangi angka kemiskinan ekstrem/penduduk lapar dan kerawanan pangan di dunia sampai setengahnya pada tahun 2015.

(7)

Berdasar kerangka berfikir dan komitmen tersebut, Badan Ketahanan Pangan sebagai Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan tugas pokoknya yaitu menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam mendorong perwujudan ketahanan pangan daerah termasuk dalam mengurangi angka kemiskinan dan membebas masyarakat dari kelaparan dan kerawanan pangan.

Sebagai wilayah agraris sekaligus bahari, peluang pengembangan ketahanan pangan di daerah Kabupaten Minahasa Tenggara cukup terbuka dan menjanjikan dimana peluang-peluang tersebut antara lain:

 Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini maka data/ informasi dapat diakses secara cepat, tepat dan mudah oleh penggunanya. Ketersediaan data dan informasi pangan sangat diperlukan dalam merumuskan perencanaan ketahanan pangan, sehingga perencanaan dibidang pangan lebih terarah.

 Sebagai daerah agraris dan bahari Minahasa Tenggara mempunyai sumberdaya alam relatif kaya dan beragam yang dapat dikelolah untuk membangun ketahanan pangan.

 Berbagai sumber pangan dan makanan lokal dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

 Partisipasi industri rumah tangga pengolahan pangan makin berkembang, sehingga dapat mewujudkan kondisi masyarakat yang kondusif dalam penganekaragaman konsumsi pangan.  Sebagai dampak positif dari proses pendidikan masyarakat, tingkat kesadaran masyarakat

terhadap keamanan, mutu, pangan dan gizi bertambah tinggi sehingga tumbuh kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dalam jumlah, tepat dan gizi seimbang.

 Otonomi daerah memberi peluang bagi kebijakan dan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan yang berbasis sumberdaya alam dan budaya lokal.

Dalam rangka memelihara kesinambungan proses pembangunan dan melanjutkan berbagai pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan serta sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan, maka diperlukan Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018. Renstra tersebut merupakan dokumen perencanaan Badan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta mempedomani Peraturan Bupati Minahasa Tenggara Nomor Tahun tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013 - 2018.

(8)

Untuk itu sejalan amanat dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), serta dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2012 tentang Pangan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan, maka sudah menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Sulawesi Utara untuk mewujudkan ketahanan pangan di wilayah masing-masing. Memperhatikan akan kompleksitas dan pentingnya ketahanan pangan, maka pemerintah Kabupetan Minahasa Tenggara pada tahun 2010 membentuk Badan Ketahanan Pangan, namun pada tahun 2011 diubah menjadi Badan ketahanan Pangan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 4 Tahun 2011 tanggal 26 Januri 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Dan ini sebagai suatu institusi yang membantu Bupati dalam bidang ketahanan pangan di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Renstra Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara dapat juga digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian agar pembangunan dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Kabupaten Minahasa Tenggara khususnya di bidang ketahanan pangan. Renstra Badan Ketahanan Pangan Kabupetan Minahasa Tenggara merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif, memuat program-program pembangunan ketahanan pangan yang akan dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2014 - 2018, dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Daerah dan Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang ketahanan pangan di Kabupaten/Kota dan Millenium Development Goals (MDG’s).

1.2. Landasan Hukum

Dasar hukum penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan secara umum :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587 diubah dengan PERPU No.2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23Tahun 2014 )

5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

(9)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

10. Peraturan Bupati Minahasa Tenggara tentang Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah tahun 2013 – 2018 Nomor Tahun

Landasan Hukum secara khusus mengacu pada :

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label & Iklan Pangan; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan; 5. Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan pertanggungjawaban urusan ketahanan pangan;

7. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.

8. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 18 tahun 2009 tentang Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal serta Instruksi Gubernur Sulawesi Utara nomor 3 tahun 2009 tentang Penggunaan pangan lokal dalam pertemuan/rapat/pelatihan serta peningkatan keamanan pangan.

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Menyediakan tolak ukur dan alat bantu bagi unit-unit kerja yang ada pada lingkungan Badan Ketahanan Pangan secara konsekuen dan konsisten menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi, menginternalisasikan sistem perencanaan strategis kepada seluruh pegawai sehingga tugas pokok dan fungsi Badan Ketahananan Pangan Kabupeten Minahasa Tenggara dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2. Tujuan

 Memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanakan tugasnya dan menentukan prioritas-prioritas di bidang Ketahanan Pangan, sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2013-2018 dapat tercapai.

(10)

 Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait, monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara internal maupun eksternal.

 Untuk lebih memantapkan terselengaranya kegiatan dalam mendukung suksesnya pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam RPJMD;  Memudahkan pemangku kebijakan dan instansi terkait dalam pencapaian sasaran

pembangunan khususnya di bidang ketahanan pangan

 Merumuskan kebijakan dan program strategis guna meningkatkan ketahanan pangan sampai di tingkat rumah tangga

 Mengkomunikasikan rencana strategis ini kepada semua dinas/kantor/institusi yang secara langsung maupun tidak langsung turut terlibat dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.

1.4. Sistimatika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistimatika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 2.2 Sumber Daya SKPD

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan 3.2. Kondisi Yang Diharapkan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 4.1. Visi dan Misi SKPD

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3. Strategik Kebijakan

BAB V RENCANA, PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

(11)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN BADAN KETAHANAN PANGAN

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan KEPALA BADAN

1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang ketahanan pangan, merencanakan pengelolaan administrasi ketatausahaan, melaksanakan pengendalian teknis, mengkoordinir program ketahanan pangan dengan instansi terkait mengacu program ketahanan pangan nasional serta melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. 2) Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program kerja dibidang ketahanan pangan ; b. Perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan

c. Penyelenggara urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang ketahanan pangan ; pembinaan, bimbingan teknis, pengawasan, dan pengendalain teknis dan pelaksanaan kegiatan dibidang ketahan pangan;

d. Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan dibidang ketahanan pangan

e. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana serta ketatausahaan Badan ;

f. Pemberian rekomendasi perijinan bidang ketahanan pangan ;

g. Penumbuhan dan pengembangan pola-pola pembinaan yang mampu meningkatkan infrasruktur dimasyarakat yang bergerak dibidang pangan ;

h. Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraaan kelompok jabatan fungsional dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. 3) Uraian Tugas Jabatan Kepala Badan sebagaimana dimaksud ayat (1),

terdiri dari :

a. Menyusun program kerja Badan Ketahanan Pangan ;

b. Menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan daerah dibidang ketahan pangan ; c. Menyusun rencana kegiatan berdasarkan program kerja Badan ;

d. Melaksanakan koordinasi , penyusunan dan perumusan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan dibidang ketahanan pangan dengan dinas/instansi stakeholder yang lain ; e. Melaksanakan dan memfasilitasi program kegiatan Badan ;

f. Melaksanakan fasilitasi, prmberian bantuan dan penguatan modal kelembagaan pangan ;

g. Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga usaha ekonomi pedesaan;

h. Melaksanakan fasilitasi dan pengembangan kemandirian pangan ditingkat rumah tangga ;

(12)

i. Melaksanaan sosialisasi dan pembinaan kebijakan pemerintah dibidang ketahan pangan

j. Mengkoordinasikan, menjabarkan program kegiatan ketahanan pangan dari pusat dan propinsi sesuai dengan potensi daerah

k. Menyusun rencana kegiatan oprasional badan dengan menetapkan jenis kegiatan pembangunan dan pengembangan kegiatan ;

l. Melaksanakan kegiatan cadangan pangan daerah/lumbung pangan ;

m. Mengusulkan pengalokasian dana pada APBD kabupaten untuk ketahanan pangan n. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan kelompok

jabatan fungsional

o. Mewujudkan cadangan pangan pemerintah kabupaten melalui optimalisasi peran Lumbung Pangan ;

p. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

q. Melaksanakan pengawasan melekat di lingkungan unit kerja yang dipimpinnya agar tujuan pengelolaan program ketahanan pangan tercapai secara efektif dan efisien ; r. Melaporkan kegiatan Badan kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas ;

s. Memberikan saran dan pertimbangan pada atasan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan ;

t. Menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (Lakip) sebagai pertanggungjawaban kinerja aparatur sesuai dengan visi misi dan tujuan organisasi ;

u. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati sesuai tugas pokok dan fungsinya ;

v. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari realisasi anggaran, penyusunan neraca , arus kas dan catatanatas hasil laporan keuangan

w. Menyusun penetapan indicator kinerja kegiatan Badan ;

x. Memberikan penilaian pekerjaan kepada bawahan dengan DP3 ; dan

y. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya

SEKRETARIS BADAN

1. Sekretaris mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan koordinasi perumusan kebijakan teknis dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada semua unsur dilingkungan Badan, penyelenggara administrasi umum, surat menyurat, kepegawaian, pengelola keuangan , hubungan masyarakat, sarana dan prasarana, perlengkapan, urusan rumah tangga, protocol, perjalanan dinas, kearsipan dan ketatalaksanaan serta penyusunan perencanaan program dan pelaporan

(13)

2. Sekretariat mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program kerja bidang kesekretariatan Badan

b. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan perumusan kebijakan teknis dibidang Ketahan Pangan ;

c. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan tugas ketatausahaan, administrasi umum dan surat menyurat ;

d. Pengelolaan kepegawaian, sarana dan prasarana, perlengkapan, urusan rumah tangga, protocol, hubungan masyarakat, ketatalaksanaan dinas, kearsipan, pengelolaan perencanaan programdan penyusunan pelaporan ;

e. Pengelola keuangan, perjalanan dinas dan pertanggungjawaban keuangan ; f. Penyusunan bahan dalam rangka pembinaan teknis fungsional ; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Uraian Tugas jabatan Sekretaris sebagaimana dimaksud ayat (!), terdiri dari : 1. Menyusun program kerja kesekretariatan Badan

2. Melaksanakan perencanaan program, menyelenggarakan administrasi umum, surat menyurat, kepegawaian, keuangan, ketatalaksanaan, perlengkapan, barang inventaris, perjalanan dinas, rumah tangga, humas dan kearsipan ;

3. Menyusun konsep, petunjuk teknis dibidang ketatausahaan Badan ;

4. Menyusun, menganalisa dan mengevaluasi kebijakan oprasional dibidangpelaksanaan ketatausahaan meliputi : urusan dalam, protokol, surat menyurat, hokum, organisasi, tatalaksana, kepegawaian, keuangan, anggaran, saran prasarana, rumah tangga, perjalanan dinas dan inventaris Badan

5. Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) sesuai visi dan tujuan organisasi sebagai pertangungjawaban kinerja aparatur ;

6. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaran Pemerintah Daerah (LPPD) dan bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) bupati sesuai tugas dan fungsinya ; 7. Melaksanakan sosialisi produk hokum, organisasi dan tatalaksana serta program

ketahanan pangan

8. Melaksanakan koordinasi perencanaan anggaran, penyusunan anggaran belanja langsung, belanja tak langsung, pengendalian dan pengelolaan keuangan, analisis, realisasi dan pembukuan serta administrasi perbendaharaan ;

9. Melaksanakan pembinaan pegawai dibidang ketatausahaan ;

10. Melaksanakan pemeliharaan, keamanan, kebersihan, keindahan kantor dan lingkungan sekitar ;

11. Menyusun konsep penetapan kepanitiaan/tim kepegawaian meliputi tim penilai angka kredit jabatan fungsional dan tim lain yang diperlukan Badan ;

12. Membantu menyiapkan bahan usulan penetapan angka kredit bagi pejabat fungsionaluntuk kenaikan pangkat di lingkungan Badan ;

(14)

13. Melaksanakan kordinasi administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dengan unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas ;

14. Melaksanakan surat menyurat dengan menginventarisasi srat masuk,surat keluar agar terkoordinir lewat satu pintu

15. Melaksanakan kearsipan dengan cara menyimpan berkas sesuai aturan yang berlaku agar mudah, cepat dalam mencarinya jika dibutuhkan ;

16. Melaksanakan pengembangan pengawai dengan mengikuti diklat untuk peningkatan SDM guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas ;

17. Menyiapkan bahan rencana anggaran pendapatan dan belanja badan dengan menyusun rencana kebutuhan anggarankegiatan guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas 18. Menyusun konsep perhitungan kebutuhan dan rencana pengadaan, peralatan perlengkapan badan, peralatan dan perlengkapan oprasional lainnya dan penyalurannya 19. Melaksanakan identifikasi, analisis dan menyelesaikan masalah yang dihadapidalam

pelaksanaan tugas pekerjaaannya ;

20. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian yag terdiri dari usul kenaikan pangkat, usul penetapan karpeg, Kartu Taspen, Cuti, Ujian Dinas, Diklat Struktural, Diklat teknis Fungsional,Ujian penyesuaian Naik Pangkat, Ijin Belajar, Ijin Gelar Kesarjanaan, Pemberhentian pegawai dan usul pensiun ;

21. Melaksanakan pertanggungjawaban keuangan dengan SPJ sesuai ketentuan yang berlaku ;

22. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari realisasi anggaran, penyusunan neraca, arus kas dan catatan atas hasil laporan keuangan ;

23. Menyusun penetapan indikatorkinerja kegiatan ;

24. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas ;

25. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan dalam pengambilan keputusan 26. Memberikan penilaian kepada staf dengan DP3 untuk mengetahui prestasi dan dedikasi

bawahan ;

27. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya

4) Sekretaris membawahi :

a. Sub Bagian Bina Program ;

b. Sub Bagian Keuangan /Perlengkapan ; dan c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

5) Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

(15)

Kepala Sub Bagian Bina Program

1) Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis, pengendalian, rencana program kerja danpengolahan data dan melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Badan.

2) Uraian Tugas Jabatan Kepala Sub bagian Bina Program sebaimana dimaksud ayat (1), terdiri dari :

1. Menyiapkan, menyusun bahan dan rencana program kerja Badan

2. Menyiapkan bahan penyusun perumusan kebijakan teknis Badan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) ;

3. Melakukan upaya guna mencapai pengembangan , keterpaduan, dan sinkronisasi pelaksanaan program

4. Merencanakan rencana kegiatan bidang ketahanan pangan dengan berpedoman pada landasan kerja

5. Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

6. Mengkoordinasikan pelaksana kebijakan teknis dan oprsional Badan ;

7. Melaksanakan fasilitasi, pembinaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan Badan ; 8. Melaksanakan identifikasi, evaluasi, analisis, dan pelaporan hasil pelaksanaan program

beserta kebijakan oprasional Badan ;

9. Menyusun penetapan indikator kinerja kegiatan Badan ;

10. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan perencanaan dibidang ketahanan pangan ; 11. Menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (Lakip) sebagai pertangungjawaban kinerja aparatur sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi ;

12. Menyiapkan bahan Laporan Penyelenggaran Pemerintah Daerah (LPPD) dan bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) bupati sesuai tugas dan fungsinya ; 13. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan dalam pengambilan keputusan 14. Memberikan penilaian kepada staf berupa DP3 ; dan

15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretarias sesuai dengan bidang tugasnya

Kepala Sub Bagian Keuangan/Perlengkapan

1) Kepala Sub Bagian Keuangan /Perlengkapan, mempunyai tugas pokok menyusun, menyiapkan bahan penyusunan anggaran, pendapatan, pembukuan, melaksanakan perhitungan anggaran dan verifikasi, pengurusan benda berharga, mengelola administrasi keuangan, laporan pertanggungjawaban (SPJ) dan evaluasi kegiatan dibidang pengganggaran dan keuangan Badan.

(16)

2) Uraian Tugas Jabatan Kepala Sub Bagian Keuangan /perlengkapan sebagaimana dimaksud ayat (1), terdiri dari :

1. Menyusun rencana kegiatan oprasional Sub Bagian Keuangan berdasarkan program kerja ;

2. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis dibidang pelaksanaan penyusunan anggaran, analisis pelaksanaan anggaran, pembukuan, perbendaharaan dan verifikasi ; 3. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan oprasional dibidang pelaksanaan penyusunan anggaran, analisis pelaksana anggaran, pembukuan, perbendaharaan dan verifikasi dilingkungan Badan ;

4. Melaksanakan pembukuan keuangan, perbendaharaan, pencairan cek/dana, penggajian pegawai, kesejahteraan pegawai dan pembukuan keuangan lainnya berdasarkan prinsip akuntansi keuangan;

5. Menyusun pertanggungjawaban keuangan dengan SPJ ;

6. Menyimpan arsip keuangan sesuai ketentuan pengarsipan pertanggungjawaban keuangan ;

7. Menghimpun, mengklarifikasi dan mengolah data, bahan penyusun anggaran, analisis pelaksanaan anggaran, pembukuan perbendaharaan dan verifikasi ;

8. Menyuapkan bahan untuk pelaksanaan penyusunan anggaran dan usulan pengelola anggaran Badan ;

9. Menghimpun dan melaksanakan telaah data base perencanaan program dan anggaran keuangan ;

10. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan keuangan Badan meliputi penetapan, perhitungan, perubahan anggaran pendapatan dan belanja badan serta penggunaan anggaran ;

11. Menganaliasa pendapatan dan belanja serta rencana anggran yang diusulkan agar diperoleh keseimbangan penggunaan anggaran ;

12. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegitan kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas ;

13. Merealisasikan kebutuhan penggunaan dana sesuia usulan yang diajukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas ;

14. Mengendalikan penggunaan anggaran keuangan Badan yang dilaksanakan dengan pengaturan realisasi anggaran serta meneliti surat pertanggungjawaban keuangan atas penggunaan anggaran ;

15. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan dibidang keuangan pengelolaan pangan ; 16. Menyampaikan saran dan pertimbangan pada atasan dalam pengambilan keputusan 17. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari realisasi anggaran, penyusunan rencana

, arus kas dan catatan atas hasil laporan keuangan ; 18. Memberikan penilaian kepada staf berupa DP3 ; dan

(17)

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok menyusun program, melaksanakan pelayanan dan pengelolaan urusan ketatausahaan, administrasi umum, perlengkapan, sarana dan prasarana, humas, protokol, urusan rumah tangga dan administrasi kepegawaian untuk kelancaran pelaksanaan tugas Badan.

2) Uraian Tugas Jabatan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebaimana dimaksud ayat (1), terdiri dari :

1. Menyusun rencana kegiatan di Sub Bagian Umum ;

2. Melaksanakan pelayanan dan pengelolan urusan ketatausahaan, administrasi umum perlengkapan, sarana dan prasarana, humas, protokol, urusan rumah tangga dan administrasi kepegawaian untuk kelancaran pelaksanaan tugas Badan ;

3. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan urusan umum, analisa kebutuhan, pengadaan barang, perjalan dinas, rapat, ketatausahaan pimpinan, penataan , pemeliharaan, pengamanan sarana dan prasarana Badan ;

4. Menyiapka bahan untuk penyusunan kebijakan oprasional dibidang pelaksanaan administrasi kepegawaian meliputi : pengolahan dan pemutahiran data pegawai, perencanaan kebutuhan pegawai, pengembangan karier, pendayagunaan lulusan pendidikan, peningkatan kesejahteraan, dokumentasi, pemberian penghargaan, penyiapan pension ;

5. Menyiapkan bahan untuk pembinaan pegawai dengan mengikutsertakan diklat penjenjangan, teknis fungsional, ijin belajar sebagai upaya untuk meningkatkan SDM dan kinerja pegawai ;

6. Mengelola urusan kepegawaian Badan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakn penyiapan arsip ;

7. Menyelenggarakan administrasi perkantoran, perjalanan dinas pegawai, penerimaan tamu-tamu dinas, penerimaan dan pengiriman berita, rapat dinas, protokol, rumah tangga, keamanan kantor, inventaris kantor, kehumasan, pemeliharaan inventaris ; 8. Menyiapkan bahan usulan penetapan angka kredit pejabat fungsional ;

9. Mengusulkan kenaikan pangkat pegawai usul penetapan karpeg, Askes, Kartu Taspen, Karis/Karsu, ijin belajar, ijin gelar, cuti, kenaikan gaji berkala, kir dokter, pengujian kesehatan, pengangkatan PNS, mutasi kepegawaian pemberhentian dan pension pegawai ;

10. Melaksanakan pembinaaan/pelatihan dibidang kelembagaan asset dan kepegawaian 11. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan kegiatan kepada atasan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas ;

12. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan dalam pengambilan keputusan 13. Memberikan penilaian kepada staf berupa DP3 ; dan

(18)

BIDANG KETERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PANGAN

Tugas Pokok : Melaksanakan tugas penyelenggaraan di bidang sumber daya pangan dan pengembangan cadangan pangan serta distribusi, akses dan harga pangan. Fungsi : 1. Penyelenggaraan administrasi

2. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan

3. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas ketersediaan pangan 4. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas distribusi pangan 5. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan harga pasar Rincian tugas : 1. Menyelenggarakan pelayanan administrasi

2. Menyelenggarakan penyusunan program kegiatan dibidang ketersediaan dan distribusi pangan

3. Menyelenggarakan fasilitasi bidang ketersedian dan distribusi pangan 4. Menyelenggarakan urusan sumber daya pangan

5. Menyelenggarakan urusan pengembangan cadangan pangan 6. Menyelenggarakan urusan ketersediaan dan distribusi pangan 7. Menyelenggarakan urusan akses dan harga pangan

8. Mengkoordinasikan pelaksanakan tugas ketersediaan dan distribusi pangan 9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan

Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Membawahi : 1) Sub Bagian Ketersediaan Pangan

2) Sub Bagian Distribusi Pangan

Sub Bidang Ketersediaan Pangan

Tugas Pokok : Menyusun dan membuat data/bahan potensi dan pemanfaatan sumber daya pangan serta pengembangan cadangan pangan daerah

Fungsi : 1. Menganalisis, ketersediaan pangan, pangan strategis dan cadangan pangan daerah

2. Mengolah ketersediaan pangan, pangan strategis dan cadangan pangan daerah. 3. Menyusun secara periodic ketersediaan pangan, pangan strategis dan

(19)

4. Membuat identifikasi pangan pokok

5. Membuat prognosa tingkat ketersediaan dan kebutuhan pangan daerah Rincian Tugas : 1. Melaksanakan pelayanan administrasi

2. Melaksanakan penyusunan program kerja sub bidang ketersediaan pangan 3. Melaksanakan pengelolaan data adanya ketersediaan pangan

4. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan tugas 5. Membuat neraca bahan makanan (NBM)

6. Membuat dan manyusun laporan kegiatan perkembangan cadangan pangan pokok masyarakat secara periodik

7. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait 8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang

Sub Bidang Distribusi Pangan

Tugas Pokok : Menyusun serta membuat data/bahan komoditas pangan daerah

Fungsi 1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikanpelayanan tugas

2. Menyusun identifikasi pemantauan dan pengamanan distribusi pangan 3. Melaksanakan pengembang an infrastruktur akses pangan

4. Membuat pengembangan sistim jaringan dan pola distribusi pangan 5. Membuat peta distribusi komoditas pangan

Rincian Tugas: 1. Melaksanakan pengelolaan penyaluran komoditas pangan strategis 2. Menyusun dan melaksanakan pembinaan lumbung pangan dalam

pengembangan distribusi pangan

3. Membuat/ menganalisis perkembangan harga komoditas pangan secara reguler

4. Melakukan pemantauan kebijakan harga dasar gabah serta harga bahan pangan lainnya

5. Melakukan pengamanan kebijakan harga dasar gabah serta harga bahan pangan lainnya

6. Membuat dan menyusun laporan kegiatan

(20)

BIDANG KONSUMSI PANGAN

Bidang Konsumsi Pangan melaksanakan tugas penyelenggaraan dibidang teknologi pangan dan penganekaragaman konsumsi pangan serta tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang

Fungsi :

1. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya 2. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan

3. Pengkoordinasian pelaksana tugas konsumsi pangan 4. Penyelenggaraan urusan teknologi pangan

5. Penyelenggaraan urusan penganekaragaman konsumsi pangan Rincian Tugas :

1. Menyelenggarakan penyusunan program kerja bidang konsumsi pangan 2. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan peningkatan

konsumsi pangan

3. Menyelenggarakan telaah staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan 4. Menyelenggarakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan

konsumsi pangan

5. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait

Sub Bidang Penganekaragaman

Tugas :

1. Menyusun program kerja Sub Bidang Penganekaragaman konsumsi Pangan 2. Membuat data untuk pelaksanaan gerakan percepatan pengembangan

penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi berbasis pangan lokal

3. Melaksanakan peningkatan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi aktif untuk mengembangkan penganekaragaman konsumsi sesusi potensi wilayah

4. Menyusun petunjuk teknis gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan 5. Membuat laporan kegiatan

6. Melaksanakan tugas yang diberikan kepala bidang

Sub Bidang Pengembangan Pangan Lokal

Tugas :

1. Menyusun program kerja sub bidang pengembangan pangan local

2. Melaksanakan program kerja dan anggaran sub bidang pengembangan pangan local 3. Melaksanakan pengembangan produk pangan lokal yang dihasilkan oleh masyarakat 4. Melaksanakan koordinasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

(21)

BIDANG KEWASPADAAN PANGAN

Kepala Bidang Kewaspadaan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan perumusan kebijakan teknis dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang Kewaspadaan Pangan yaitu Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan dan tugas – tugas lain yang diberikan oleh kepala Badan. Bidang Kewaspadaan Pangan Mempunyai Fungsi :

a. Penyusunan program kerja dibidang kewaspadaan pangan b. Perumusan kebijakan teknis dibidang kewaspadaan pangan

c. Pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dibidang kewaspadaan pangan d. Penyusunan rencana strategis dan program kerja

e. Pelaksanaan koordinasi kebijakan teknis dan oprasional kewaspadaan pangan dan para pemangku kepentingan (Stakeholder)

f. Pelaksanaan identifikasi daerah-daerah rawan

g. Pembinaan dan pengembangan kewaspadaan dan produk pangan

h. Peningkatan partisipasi masyarakat terhadap persoalan kewaspadaan pangan

i. Penumbuhan dan pengembangan pola- pola pembinaan dibidang kewaspadaan pangan j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Badan

Uraian Tugas Kepala Bidang kewaspadaan Pangan :

a. Menyusun rencana dan program kerja bidang kewaspadaan pangan

b. Melaksanakan pembinaan, pengembangan serta pengawasan keamanan, mutu dan gizi pangan

c. Mengkoordinasikan inventarisasi data kewaspadaan dan keamanan pangan

d. Melaksanakan identifikasi, evaluasi, analisis dan pelaporan hasil pelaksanaan program beserta kebijakan oprasional bidang kewaspadaan pangan

e. Memfasilitasi penyaluran bantuan pangan pada rumah tangga rawan pangan f. Meningkatkan ketrampilan dibidang kewaspadaan pangan

g. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan dalam pengambilan keputusan h. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban

pelaksanaan kegiatan bidang

i. Menyiapkan bahan penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan bahan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada bupati sesuai tugas dan fungsinya

j. Memberikan penilaian kepada staf berupa DP3 dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya

(22)

Sub Bidang Kewaspadaan Pangan

Mempunyai tugas:

a. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas b. Menyusun bahan/informasi dalam rangka penyusunan kegiatan-kegiatan.

c. Menyusun rencana pengembangan kewaspadaan pangan dan gizi d. Melaksanakan petunjuk teknis system kewaspadaan angan dan gizi e. Melaksanakan penanganan akan kerawanan pangan

f. Membuat dan mengumpulkan data pengolahan dan penyusunan eta kerawanan pangan. g. Memfasilitasi kegiatan pemberdayaan daerah rawan pangan

h. Melaksanakan pemantauan daerah rawan pangan dan gizi

i. Melakukan koordinasi demi terwujudnya pengembangan dan pelaksanaa system kewaspadaan pangan dan gizi

j. Membuat dan menyusun laporan kegiatan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang.

Sub Bidang Keamanan Mutu Dan Gizi Pangan

Mempunyai Tugas :

a. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas b. Menyusun bahan/informasi dalam rangka penyusunan kegiatan keamanan pangan c. Melaksanakan pengendalian standarisasi keamanan Mutu dan Gizi Pangan

d. Melakukan pengujian monitoring dan pelaporan mutu, gizi dan keamanan pangan

e. Menyusun fasilitas terwujudnya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang mutu,gizi dan keamanan pangan

f. Melaksanaan sosialisasi standard an hasil pengujian mutu, gizi dan keamanan pangan g. Membuat dan menyusun laporan kegiatan

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

BIDANG KELEMBAGAAN PANGAN

Tugas Pokok :

a. Melakanakan perumusan kebijaksanaan teknis dibidang kelembagaan pangan b. Melaksanakan koordinasi di bidang kelembangan dan prasarana pangan Fungsi :

a. Penyusunan program kerja dibidang kelembagaan pangan

b. Pelaksanaan pembinaan kelembagaan dan sarana prasarana pangan masyarakat

c. Pelaksanaan keterlibatan masyarakat dalam mengoptimalkan kelembagaan dan sarana prasarana pangan

d. Pelaksanaan kegiatan pengumpulan dan analisis ketahanan pangan masyarakat

(23)

Uraian tugas :

a. Menyusun program kerja bidang kelembagaan dan saran prasarana pangan

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan teknis danoprasional dengan instansi lain c. Mengembangkan pola-pola pembinaan yang mampu mengembangkan insfrastruktur di

masyarakat yang bergerak dibidang Kelembagaan Pangan d. Mengkoordinasikan inventarisasi data kelembagaan pangan

e. Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat mandiri pangan f. Melaksanakan kajian pengembangan kelembagaan pangan

g. Melaksanakan fasilitas pembinaan, pemantauan, dan evaluasi pelaporan bidang kelembagaan Pangan

Sub Bidang Pengembangan Sistim Ketahan Pangan

a. Menyusun rencana dan program kerja sub bidang pengembangan sistim ketahanan pangan

b. Melaksanakan pembinaan sistim manajemen laboratorium uji mutu dan keamanan pangan

c. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang kelembagaan pangan

d. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi forum masyarakat dalam upaya meningkatkan kelembagaan pangan masyarakat

e. Melaksanakan pelatihan dan ketrampilan tentang kelembagaan pangan f. Melaksanakan inventarisasi data kelembagaan pangan

Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan Pangan

a. Menyusun program kerja sub bidang pengembangan kelembagaan pangan

b. Melaksanakan pengembangan pasar masyarakat untuk produk pangan lokal yang dihasilkan oleh masyarakat

c. Melaksanakan hubungan kerja dengan lembaga organisasi masyarakat terkait guna memperoleh kesinergisan dan melaksanakan sarana dan prasarana pangan

d. Mengembangkan dan analisis informasi ketahanan pangan

e. Melaksanakan koordinasi dilingkup Badan dan dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas

(24)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

1) Kelompok jabatan fungsional dilingkungan Badan mempunyai tugas dan tanggung jawab membantu sebagian tugas Kepala Badan dalam melaksanakan kegiatan teknis sesuai dengan keahlian, ketrampilan dan spesialisasinya masing-masing dan bersifat mandiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang jabatan fungsional 2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal in dapat dibagi

dalam Sub-sub kelompok sesuai dengan kebutuhan masing-masing, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan

3) Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan perumpunan, sifat dan jenis sesuai beban kerja, yang penetapan formasinya diatur dengan peraturan Bupati berdasarkan ketentuan perundang – undangan mengenai jabatan fungsional yang berlaku

4) Pembinaan terhadap jabatan fungsional dilakukan oleh instansi Pembina sesuai dengan peraturan perunadang –undangan yang berlaku

TATA KERJA

1) Kepala Badan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan yang ditetapkan oleh Bupati

2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Sekretaris, para Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertical dan horizontal baik dilingkungan Badan maupun antar satuan organisasi dilingkungan pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing-masing

3) Kepala Badan, Sekretaris, para Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang bertanggung jawab memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan berkewajiban memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksana tugas bawahannya dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

4) Sekretaris, para Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan kelompok jabatan fungsional wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan dan serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya

5) Setiap laporan yang diterima oleh kepala Badan dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya

6) Para Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional dilingkungan Badan menyampaikan laporan kepada kepala Badan dan selanjutnya Sekretaris menyusun laporan berkala kepala Badan disampaikan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

(25)

7) Para kepala Bidang di lingkungan Badan bertanggung jawab kepada kepala Badan dan dalam oprasional pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh sekretaris

8) Dalam penyampaian laporan masing – masing kepada atasan tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja

2.2. Sumber Daya Badan Ketahanan Pangan a. Sumber Daya Manusia /Ketenagaan

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara sampai pada 31 Desember Tahun 2014 berjumlah 13 (tiga belas) orang yang terdiri atas laki-laki 8 orang dan perempuan 5 orang dengan perincian sebagai berikut

GOLONGAN A (orang) B (orang) C (orang) D (orang) JUMLAH IV 1 - - - 1 III - 2 1 5 8 II 1 3 - - 4 I - - - - -

b. Sarana dan Prasarana Aset

No Jenis Barang/

Nama Barang Jumlah/Volume Keterangan

1 Kendaraan Roda 4 1 unit Mobil dinas

2 Komputer PC 3 unit 1 unit rusak

3 Laptop 5 unit 1 hilang

4 Printer 5 buah 4 rusak

5 Meja Kepala/Sekretaris 2 buah Baik 6 Kursi Kepala/Sekretaris 2 buah 1 rusak 7 Meja ½ Biro / Meja Kerja 13 buah 2 rusak

8 Meja rapat 1 buah Baik

9 Kursi lipat 8 buah Baik

10 Lemari 1 buah Baik

11 Kursi sofa 2 buah Baik

12 Flash disk 6 buah 3 rusak

13 UPS/Stabilizator 2 buah 1 hilang

14 Kursi rapat 12 buah Baik

(26)

2.2. Kinerja Pelayanan SKPD

Pada Tahun 2011 Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara diganti menjadi Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara. Kinerja Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara diarahkan dan difokuskan pada pemantapan ketahanan pangan dengan melaksanakan fungsi koordinasi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan PERMENTAN No. 65/Permentan/ OT.140/12/10 tentang SPM Bidang Ketahanan Pangan Propinsi dan Kabupaten/Kota. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan ditentukan 4 (empat) jenis pelayanan dasar yaitu :

1. Ketersediaan dan Cadangan Pangan. 2. Distribusi dan Akses Pangan.

3. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan 4. Penanganan Kerawanan Pangan

Dari hasil pelayanan terhadap pelaksanaan kegiatan di Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara selang tahun 2008-2012, menunjukkan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan realisasinya mencapai 100%, dan tingkat efisiensi pelaksanaan setiap kegiatan cukup efisien dimana realisasi output lebih besar dari input, serta tingkat efektifitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan, sasaran dan hasil cukup efektif.

Peranserta Kantor Ketahanan Pangan dalam mendorong pemantapan ketahanan pangan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan koordinasi perumusan kebijakan dan langkah-langkah implementasi pemantapan ketahanan pangan masyarakat dengan kegiatan Program aksi GENTANASI (Gerakan Sehari Tanpa Nasi), Penanganan daerah rawan pangan, Pemberdayaan lumbung pangan masyarakat, Percepatan diversifikasi konsumsi pangan, Penanganan mutu dan keamanan pangan dan Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Pencapaian kinerja Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara selama Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada table 2.5 dibawah ini :

(27)

2.3. Tantangan dan Peluang Pelayanan SKPD a. Dinamika ekonomi pangan global

Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang mengarah pada kemandirian pangan , masalah pangan global merupakan krisis akses pangan yang terkait dengan masih tingginya angka kemiskinan di dunia khususnya bagi negara-negara miskin dan berkembang, sehingga apabila tidak segera diatasi bersama akan mengancam keamanan dunia bahkan dapat menimbulkan krisis sosial. Menurut catatan PBB, pada saat ini tidak kurang dari 5 Juta jiwa lahir ke dunia setiap 10 hari, dan diperkirakan jumlah penghuni bumi mencapai 9,2 milyar jiwa pada tahun 2050. Dari segi kebutuhan pangan diperkirakan besar kebutuhan pangan untuk menyediakan bahan pangan tidak saja jumlah yang mencukupi, tetapi juga harus memenuhi standar dan kualitas nutrisi . Untuk itu, produksi pertanian harus meningkat sebesar 70 persen agar dapat memenuhi kebutuhan . Dampak dari perubahan atau anomali iklim dapat juga menambah besarnya kesulitan dan risiko bagi pembangunan ketahanan pangan secara berkelanjutan. Krisis pangan global yang melanda dunia saat ini memang belum memberikan imbas yang relatif besar terhadap Indonesia umumnya atau Kabupaten Minahasa Tenggara khususnya hal ini disebabkan iklim di Indonesia masih mendukung produksi pangan sehingga masih dapat memenuhi kebutuhan domestik. Namun demikian, untuk 5 tahun kedepan kemandirian pangan di Indonesia akan menghadapi tantangan yang cukup serius masih banyak tantangan yang dihadapi baik dalam aspek; ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, penyediaan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, penanganan keamanan pangan, kelembagaan ketahanan pangan, maupun manajemen ketahanan pangan

b. Perubahan Iklim Global , Anomali Iklim

Perubahan pola hujan sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia sejak beberapa dekade terakhir, seperti awal musim hujan yang mundur pada beberapa lokasi dan maju di lokasi lain. Perubahan iklim merupakan ancaman yang sangat potensial terhadap stabilitas ketahanan pangan karena sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim. Ketahanan pangan Nasional kerapkali menghadapi tantangan tidak ringan baik dari dalam maupun dari luar. Salahsatu dimensi terbaru adalah perubahan iklim dan cuaca esktrim akibat pemanasan global yang tidak terduga langsung berdampak pada ketahanan pangan nasional dan wilayah. Dampak anomali iklim yang didominasi oleh kekeringan dan kebanjiran terhadap ketahanan pangan terkait dengan dampaknya terhadap produksi dan distribusi pangan, kemampuan akses pangan masyarakat terhadap pangan dan kerusakan sumberdaya alam di sentra produksi pangan.

(28)

c. Dampak Pertambahan Penduduk Terhadap Pengentasan Kemiskinan, Akses Pangan dan Perubahan Gaya Hidup.

Laju pertumbuhan penduduk yang cepat dan terus meningkat, namun tidak diikuti oleh meningkatnya kualitas sumberdaya manusia merupakan tantangan yang harus dihadapi dan diantisipasi. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi maka dapat menjadi ancaman yang besar dalam upaya penyediaan pangan. Hal ini karena dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka permintaan pangan akan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat dan perubahan selera . Dinamika dari sisi permintaan ini menyebabkan kebutuhan pangan meningkat dalam jumlah, mutu dan keragaman jenis dan keamanannya. Selain dihadapkan pada tantangan penyediaan pangan yang terus meningkat disisi lain dihadapkan pada masalah penanganan kemiskinan . Menurut data BPS dari total jumlah penduduk miskin terdapat sekitar 68 persen berada di pedesaan yang menggantungkan nasibnya pada sektor pertanian, sedangkan sisanya di perkotaan, maka hal ini berarti bahwa permasalahan kemiskinan sangat terkait dengan sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat strategis untuk dijadikan sebagai instrumen dalam pengentasan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang sangat kompleks dan mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global, maka dalam pengembangan sektor pertanian/ ketahanan pangan akan menjadi suatu tantangan yang cukup besar untuk dapat memberikan kontribusi dalam penurunan jumlah penduduk miskin. Dalam mengembangkan produksi bahan pangan dan mengembangkan diversifikasi pangan harus mengacu pada sumberdaya lokal dan budaya lokal yang ada, serta pola makan yang dianut oleh masyarakat. Oleh karena itu sejalan dengan berkembangnya industri pangan dan industri makanan olahan, maka Renstra Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013 -2018 kedepan masyarakat akan dihadapkan pada banyak pilihan sesuai selera tanpa kendala keuangan. Preferensi dan selera seseorang akan mengalami perubahan dari pilihan makanan yang sederhana dan murah untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya yang semula terfokus pada pangan sumber karbohidrat beralih kemakanan sumber protein,vitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, sehat dan produktif. Selain itu terjadi perubahan dalam psikologis seseorang dalam bentuk ingin mencoba makanan lain yang lebih mempunyai unsur ”kegengsian”yang merupakan salah satu cara untuk perubahan gaya hidup yang lebih mapan dan moderen, sehingga muncul istilah perubahan gaya hidup (lifestyle) akan mengubah gaya makan (eat style). Perubahan gaya hidup dan gaya makan akan merupakan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan teknologi pangan , industri pangan olahan berbasis pada bahan pangan lokal dan budaya lokal. Oleh karena itu Pemerintah harus dapat melakukan rekontruksi/perubahan pola hidup dan pola makan yang hanya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok dapat mengubah pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang untuk dapat hidup sehat dan produktif antara lain dengan menggunakan berbagai macam cara yaitu baik melalui media massa/elektronik, seminar, pameran,

(29)

jargonjargon, ataupun event-event lain di masyarakat untuk dapat merobah pola pangan, dengan demikian bentuk dan jenis pangan olahan yang berbasis bahan pangan lokal bisa terus dikembangkan sesuai selera (preferensi) dan budaya msyarakat.

d. Kelembagaan dan Manajemen Ketahanan Pangan

Kelembagaan dan manjemen ketahanan pangan sebagai aspek non teknis merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan. Kemampuan manajemen ketahanan pangan merupakan pendorong dan penggerak dalam pelaksanaan pemantapan ketahanan pangan tingkat nasional, daerah hingga rumah tangga. Berbagai permasalahan yang dihadapi yang perlu ditanggulangi secara terkoordinasi antara lain;

- Pemahaman dan komitmen pemerintah daerah kabupaten/kota masih rendah tentang kelembagaan yang menangani ketahanan pangan sebagai unit kerja daerah, dan belum optimalnya peran dan fungsi Dewan Ketahanan Pangan (DKP) sebagai lembaga fungsional koordinator dalam penanganan ketahanan pangan.

- Belum adanya keseragaman nomenklatur lembaga/unit kerja ketahanan pangan yang dibentuk di Kabupaten/kota, sehingga penyelenggaraan pembangunan ketahanan pangan belum optimal.

- Kelembagaan ketahanan pangan di masyarakat seperti lumbung pangan, PKK, Posyandu, Kelompok tani, Gabungan kelompok tani (Gapoktan), Koperasi tani, KTNA belum berfungsi secara efektif. - Belum terlaksananya kegiatan ketahanan pangan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan serta kurangnya dukungan APBD provinsi dan Kabupaten/kota dalam mendukung program ketahanan pangan.

(30)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan

Dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara. Berikut ini beberapa permasalahan yang berpengaruh terhadap kinerja Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tengara, meliputi:

1) Pangan terutama beras yang berasal dari produksi lokal masih terbatas.

2) Pengelolaan kelembagaan cadangan pangan masyarakat belum berkembang secara optimal.

3) Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastuktur serta kemampuan tenaga pendamping dan penyuluh lapangan.

4) Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasil-hasil pangan, merupakan kondisi yang kurang kondusif bagi produsen dan konsumen pangan, disebabkan: (a) terbatasnya fasilitas untuk mendukung transparansi informasi pasar; dan (b) terbatasnya kemampuan lembaga pemasaran dalam pengelolaan usahanya.

5) Distribusi bahan pangan masih sering mengalami kendala disebabkan karena infrastruktur yang kurang memadai terutama dalam menjangkau wilayah/desa di pedalaman.

6) Masih adanya berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan menuju pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, antara lain: (a) keterbatasan kemampuan ekonomi dari keluarga; (b) keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi; (c) adanya kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; (d) lambatnya perkembangan, penyebaran, dan penyerapan teknologi pengolahan pangan lokal untuk meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai sosial, citra, dan daya terima; (e) adanya pengaruh globalisasi industri pangan siap saji yang berbasis bahan impor, khususnya gandum; (f) adanya pengaruh nilai-nilai budaya kebiasaan makan yang tidak selaras dengan prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman;

7) Masih banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam penanganan keamanan pangan, antara lain: (a) kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat produsen dan konsumen terhadap pentingnya keamanan pangan, terutama pada produk pangan segar; (b) belum optimalnya kontrol penggunaan pestisida, bahan kimia, dan bahan tambahan pengawet; (c) belum efektifnya penanganan keamanan pangan, karena sistem yang dikembangkan, SDM, dan pedoman masih terbatas;

(31)

(d) merebaknya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya untuk pangan segar; (e) standar keamanan pangan untuk sayur dan buah segar impor belum jelas diterapkan, sehingga buah impor yang belum terjamin keamanan pangannya masih mudah masuk ke dalam negeri; (f) belum ada penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum di bidang pangan segar; (g) koordinasi lintas sektor dan subsektor terkait dengan keamanan pangan belum optimal; dan (h) kurangnya kesadaran pihak pengusaha/pengelola pangan untuk menerapkan peraturan/standar yang telah ada.

8) Belum optimalnya perencanaan dan koordinasi terpadu dalam wadah Dewan Ketahanan Pangan;

9) Masih kurangnya sarana prasarana penunjang pelayanan di bidang ketahanan pangan; 10) Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi di bidang ketahanan pangan;

Isu-isu strategis Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

1. Konsumsi pangan beras masih cukup tinggi

Ketahanan pangan pada tatanan wilayah merupakan kemampuan suatu wilayah untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan sumberdaya berbasis keragaman sumberdaya lokal, permasalahan/isu berkaitan dengan ketersediaan pangan adalah sebagai berikut :

 Kebutuhan beras masih sangat tinggi.

 Pangan terutama beras yang berasal dari produksi lokal masih terbatas.

 Pengelolaan kelembagaan cadangan pangan masyarakat belum berkembang secara optimal.

2. Kerentanan dan kerawanan pangan di daerah pedalaman masih cukup tinggi.

Kemiskinan berhubungan erat dengan masalah kerawanan pangan. Meningkatnya jumlah penduduk miskin memberikan indikasi meningkatnya jumlah penduduk yang rentan terhadap rawan pangan. Tingginya kemiskinan yang menyebabkan masyarakat di pedesaan rentan terjadinya kerawanan pangan disebabkan karena :

 Terbatasnya penyediaan infrastruktur dasar pedesaan, potensi sumberdaya pangan yang rendah, rentannya kesehatan masyarakat di daerah terpencil, dan sering terjadinya bencana alam.

 Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastuktur serta kemampuan tenaga pendamping dan penyuluh lapangan.

(32)

3. Informasi pasokan, harga dan akses pangan belum optimal

Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasil-hasil pangan, merupakan kondisi yang kurang kondusif bagi produsen dan konsumen pangan, disebabkan: (a) terbatasnya fasilitas untuk mendukung transparansi informasi pasar; dan (b) terbatasnya kemampuan lembaga pemasaran dalam pengelolaan usahanya. Penurunan harga komoditas pangan pada saat panen raya cenderung merugikan petani, sebaliknya pada saat tertentu pada musim paceklik dan hari-hari besar, harga pangan meningkat tinggi dan menekan konsumen. Selain itu juga distribusi bahan pangan masih sering mengalami kendala disebabkan karena infrastruktur yang kurang memadai terutama dalam menjangkau desa di pedalaman.

Pembinaan distribusi dan harga pangan oleh Badan Ketahanan Pangan, melalui pelaksanaan monitoring dan pemantauan harga pangan strategis belum berjalan secara maksimal dan berkelanjutan; penyediaan hasil analisis, peta distribusi pangan strategis serta hasil kajian distribusi dan harga pangan, yang akurat, masih terbatas dan belum tersedia secara periodik. Sedangkan peran kelembagaan masyarakat untuk mendorong stabilisasi dan distribusi pangan di daerah sentra pangan masih perlu ditingkatkan.

Informasi pasokan, harga dan akses pangan sangat dibutuhkan bagi masyarakat pada umumnya dan pelaku usaha pada khususnya dalam rangka perencanaan pemenuhan pangan di wilayah.

4. Kualitas konsumsi pangan masyarakat masih rendah

Kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagian besar masyarakat masih rendah, yang dicirikan pada pola konsumsi pangan yang belum beragam, bergizi seimbang, dan aman. Kondisi tersebut, tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan menuju pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, antara lain: (a) keterbatasan kemampuan ekonomi dari keluarga; (b) keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi; (c) adanya kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; (d) lambatnya perkembangan, penyebaran, dan penyerapan teknologi pengolahan pangan lokal untuk meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai sosial, citra, dan daya terima; (e) adanya pengaruh globalisasi industri pangan siap saji yang berbasis bahan impor, khususnya gandum;

(f) adanya pengaruh nilai-nilai budaya kebiasaan makan yang tidak selaras dengan prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman;

Sampai saat ini, pembinaan penganekaragaman konsumsi pangan yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan masih belum optimal, yang ditandai oleh (a) keterbatasan dalam memberikan dukungan program bagi dunia usaha dan asosiasi yang mengembangkan aneka produk olahan pangan lokal; dan (b) kurangnya fasilitasi pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman;

(33)

(c) dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media, masih terbatas; dan (d) masih sedikitnya informasi menu/kuliner berbasis pangan lokal.

5. Pengawasan keamanan pangan segar belum optimal

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Semakin maju suatu bangsa semakin besar perhatiannya terhadap mutu makanan yang dikonsumsi. Aset terbesar dan paling berharga bagi manusia adalah kesehatan. Untuk menjaga agar tubuh tetap sehat menuntut persyaratan pangan yang bukan saja harus bergizi tinggi, tetapi juga harus aman dikonsumsi serta memiliki mutu yang baik.

Berbagai kasus gangguan kesehatan manusia akibat mengkonsumsi pangan yang tidak aman oleh cemaran berbagai jenis kimia, biologis, dan fisik lainnya yang membawa penyakit, beredarnya bahan makanan dan minuman olahan tanpa izin edar serta melanggar ketentuan batas kadaluarsa, dan penggunaan bahan tambahan pangan terlarang, dapat membahayakan kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

Hasil pemantuan dan evaluasi menunjukkan, bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam penanganan keamanan pangan, antara lain: (a) kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat produsen dan konsumen terhadap pentingnya keamanan pangan, terutama pada produk pangan segar; (b) belum optimalnya kontrol penggunaan pestisida, bahan kimia, dan bahan tambahan pengawet; (c) belum efektifnya penanganan keamanan pangan, karena sistem yang dikembangkan, SDM, dan pedoman masih terbatas; (d) merebaknya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya untuk pangan segar; (e) standar keamanan pangan untuk sayur dan buah segar impor belum jelas diterapkan, sehingga buah impor yang belum terjamin keamanan pangannya masih mudah masuk ke dalam negeri; (f) belum ada penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum di bidang pangan segar; (g) koordinasi lintas sektor dan subsektor terkait dengan keamanan pangan belum optimal; dan (h) kurangnya kesadaran pihak pengusaha/pengelola pangan untuk menerapkan peraturan/standar yang telah ada.

6. Sinergitas kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan belum optimal

Kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan sebagai aspek non-teknis, merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan. Berbagai permasalahan yang dihadapi perlu ditanggulangi secara terkoordinasi, antara lain:  Kinerja Dewan Ketahanan Pangan sebagai wadah koordinasi kebijakan ketahanan

pangan belum optimal.

 Bentuk lembaga/unit kerja ketahanan pangan yang dibentuk di kabupaten/kota belum seragam, sehingga gerak manajemen kelembagaan pembangunan ketahanan pangan menjadi tidak optimal.

(34)

 Pelaksanaan monitoring dan pemantauan program ketahanan pangan masih perlu ditingkatkan dan kurang berkelanjutan, terutama pada pelaksanaan program di kabupaten/kota.

 Penyediaan hasil analisis, peta ketahanan pangan serta hasil kajian ketahanan pangan yang akurat masih terbatas.

 Hasil analisis ketahanan pangan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan program

 Tersedianya teknologi komunikasi dan informasi yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program.  Belum tersusunnya Standart Pelayanan Minimal kelembagaan.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih

Tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih tertuang dalam Misi 3 : Mewujudkan perekonomian yang handal berbasis potensi bahari, pertanian (kelapa) dan pariwisata serta iklim investasi dan kesempatan berusaha yang semakin kondusif yang dilaksanakan melalui program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat serta Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian/Perkebunan

Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD terhadap pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dapat dilihat pada tabel telaahan visi dan misi KDH dan wakil KDH terpilih.

Gambar

Tabel 2.5 Pencapaian Kinerja Badan Ketahanan Pangan Kab. Minahasa Tenggara Tahun 2009-2013
Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Tenggara Aspek Kajian Pelayanan SKPD
Tabel 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih
Tabel VI

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Pusomaen sebagai salah satu PD di kabupaten Minahasa Tenggara menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan

dan Perikanan Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Misi 2 : Membangun perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya

Berdasarkan identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Perangkat daerah, hasil Telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020 – 2024 ini diharapkan menjadi acuan dan panduan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di Pusat maupun Daerah,

Dari visi misi Kepala Daerah terpilih sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2016-2021 Pemerintah Kabupaten Wonogiri, tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian

Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama kepemimpinan

Telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih di Kabupaten Magetan dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi Dinas

Penyusunan RPJPD Kabupaten Minahasa Tenggara bertujuan untuk memfokuskan arah pembangunan jangka panjang terkait kondisi yang hendak diwujudkan atau visi daerah dan