• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN

CONCEPT ATTAINMENT

DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

Dini Palupi Putri

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup dinigusnadi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari rendahnya penguasaan siswa terhadap konsep–konsep matematika danmateri matematika sering dipahami dengan keliru oleh siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan Pemahaman Konsep Matematika siswa kelas V SD Negeri 05 Curup Selatan setelah diterapkan model pembelajaran Concept Attainment.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan tes evaluasi. Teknik analisis data melalui pengelolahan data hasil tes ketuntasan klasikal hasil belajar, pengolahan data hasil belajar, dan pengelolahan data hasil tes observasi. Hasil dari pengamatan aktifitas guru dan siswa mengalami peningkatan dari siklus ke siklus yaitu dari kategori cukup di siklus I, kategori cukup di siklus II, dan kategori baik di siklus III. Hasil penelitian tes pemahaman konsep pada siklus I, siklus II dan siklus III berturut-turut menunjukkan ketuntasan belajar klasikal siswa 61,11%, 70,08% dan 83,04%. Peningkatan hasil tes dan lembar observasi pemahaman konsep dari siklus I kesiklus III, dapat disimpulkan bahwa penerapan Concept Attainment dapat meningkatkan pemahaman konsep Matematika siswa kelas V pada mata pelajaran matematika

Kata Kunci: Concept Attainment, Pemahaman Konsep Matematika, Matematika

ABSTRACT

(2)

technique of collecting data through observation and evaluation tests. Data analysis techniques through test data pengelolahan classical completeness learning outcomes, pengelolahan learning outcomes data, and test data processing observation. The results of observations of the activities of teachers and students has increased from cycle to cycle, namely from the category enough in the first cycle, the category enough in the second cycle, and both categories at the third cycle. The results of the study test understanding of the concept in the first cycle, the second cycle and the third cycle in a row shows the classical learning completeness students 61.11%, 70.08% and 83.04%. Improved results of tests and observation sheet understanding of the concept of the first cycle to the third cycle, it can be concluded that the application of the Concept Attainment can improve the understanding of mathematical concepts fifth grade students in mathematics

Keywords: Concept Attainment, Concept Training Mathematics, Mathematics

PENDAHULUAN

Penguasaan peserta didik terhadap materi konsep–konsep matematika

masih rendah, penyebab rendahnya pemahaman konsep secara umum

menurut Lynch dan Waters dalam Suarman (2007) adalah (1) siswa sering

belajar dengan cara menghafal tanpa membentuk pengertian terhadap materi

yang dipelajari. (2) materi pelajaran yang diajarkan memiliki konsep

mengembang, sehingga siswa tidak dapat menemukan kunci untuk mengerti

materi yang dipelajari. (3) pendidik mungkin kurang berhasil dalam

menyampaikan kunci terhadap penguasaan konsep materi pelajaran yang

sedang diajarkan. Padahal pemahaman konsep merupakan bagian yang paling

penting dalam tujuan pembelajaran matematika artinya dalam mempelajari

matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih

dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

pembelajaran tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu upaya

untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru dituntut untuk profesional

dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan oleh rendahnya

(3)

(2015) Hasil TIMSS 2015 , tentang diagnosa hasil untuk perbaikan mutu dan

peningkatan capaian, pencapaian skor matematika siswa Indonesia pada

tahun 2015 yang populasinya kelas 4 SD/MI menduduki peringkat 45 dari 50

peserta. Siswa Indonesia perlu peningkatan kemampuan mengintegrasikan

informasi, menarik kesimpulan serta mengeneralisir pengetahuan yang

dimiliki ke hal-hal yang lain. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya

tingkat pemahaman siswa antara lain, pembelajaran yang terlaksana

cenderung berpusat pada guru, guru memberikan rumus-rumus dan memberi

contoh soal dan penyelesaian. Kegiatan siswa hanya mengerjakan soal

berdasarkan rumus yang ada dan berdasarkan contoh yang pernah diberikan

oleh guru tanpa mengetahui dari mana datangnya rumus, siswa tidak

dilibatkan dalam proses pemahaman konsep dan penemuan rumus,

melainkan rumus langsung diberikan oleh guru. Siswa tidak diberi

kesempatan untuk berkreasi dan mengemukankan ide-idenya. Dengan

pembelajaran yang berpusat pada guru pemahaman terhadap konsep

matematika tidak berkembang, siswa tidak kreatif dan kesulitan dalam

memecahkan masalah, dan siswa menggolongkan matematika sebagai

pelajaran yang tidak menyenangkan.

Sebagai solusi dari permasalahan rendahnya pemahaman konsep pada

mata pelajaran matematika adalah adanya suatu model pembelajaran yang

tepat yang dapat meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran

matematika. Model pembelajaran Concept Attainment merupakan salah satu

alternatif untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Menurut Dadang (2015: 212), model pembelajaran Concept Attainment

merupakan model pembelajaran proses mencari dan mendaftar sifat-sifat

yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan

contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori. Pencapaian konsep itu

juga harus dijelaskan dan diilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep

itu berlangsung. Siswa dibimbing dalam proses itu serta mengartikan

(4)

suatu model pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep

kepada siswa, guru mengawali pengajaran dengan menyajikan data atau

contoh dan yang bukan contoh, kemudian guru meminta siswa untuk

mengamati data atau contoh tersebut dan siswa dibimbing agar mampu

mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik dari contoh yang diberikan.Ada

dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

pencapaian konsep yaitu menentukan tingkat pencapaian konsep dan analisis

data.

Model Pembelajaran Concept Attainment

Concept Attainment adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari

secara tepat dan efisien. Model pembelajaran ini memiliki pandangan bahwa

para siswa tidak hanya dituntut untuk mampu membentuk konsep melalui

proses mengklafikasi data akan tetapi mereka juga dapat membentuk susunan

konsep dengan kemampuannya sendiri.

Menurut Dadang (2015 :213), Pembentukan konsep, yang dasarnya

dari model induktif yang telah dideskripsikan sebelumnya, merupakan proses

yang mengharuskan siswa menentukan fondasi dasar saat mereka akan

melakukan kategorisasi, maka pencapaian konsep mengharuskan mereka

menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang sudah terbentuk dalam

pikiran orang lain dengan cara membandingkan dan membedakan

contoh-contoh (disebut exemplars/contoh positif) yang berisi

karateristik-karateristik itu dengan contoh-contoh yang tidak berisi karateristik-karateristik ini

(disebut contoh positif/contoh negatif).

Penggunaan model pembelajaran Concept Attainment diawali dengan

pemberian contoh-contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan, kemudian

dengan mengamati contoh-contoh dan menurunkan definisi dari

konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama yang mesti diperhatikan oleh seorang

(5)

yang tepat untuk konsep yang diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang

akrab dengan siswa.

Pada prinsipnya, model pembelajaran Concept Attainment adalah suatu

strategi mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada

siswa, dimana guru mengawali pengajaran dengan cara menyajikan data atau

contoh, kemudian guru meminta kepada siswa untuk mengamati data atau

contoh tersebut. Atas dasar pengamatan ini akan terbentuk abstraksi. Model

pembelajaran Concept Attainmentini dapat membantu siswa pada semua

tingkatan usia dalam memahami tentang konsep dan latihan pengujian

hipotesis.

Ada dua peran pokok guru dalam pembelajaran model pencapaian

konsep yang perlu diperhatikan, adalah :

1. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas

untuk berpikir dan menduga tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan.

2. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep

itu seharusnya berlangsung, membimbing siswa dalam proses itu,

membantu siswa menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan

mengartikulasi pemikiran-pemikiran mereka.

Aunnurrahman (2012: 158) menyatakan bahwa dalam pembelajaran,

model pencapaian konsep untuk membangun sebuah konsep maka

diharapkan siswa dapat mengingat kembali konsep sebelumnya yang telah

dipelajari sebelumnya serta dapat membangun sebuah keterkaitan antara

konsep yang baru dengan konsep sebelumnya. Guru juga menyajikan

contoh-contoh tambahan seperlunya.Ada tiga tugas penting yang harus diperhatikan

guru selama aktivitas pencapaian konsep, yaitu mencatat, menguji, dan

menyajikan data tambahan.

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat dipahami bahwa Model

pembelajaran Concept Attainment merupakan suatu model pembelajaran yang

efisien untuk mempresentasikan informasi yang telah terorganisir dari suatu

(6)

perkembangan konsep. Model pembelajaran Concept Attainment ini dapat

memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklafikasi

konsep-konsep melatih siswa menjadi efektif dari pengembangan konsep-konsep.

Menurut Andrew (1997) langkah-langkah Concept Attainment adalah

sebagai berikut:

1. Pastikan kita mempunyai 10 contoh soal benar dan 10 contoh salah

sebelum memulai pembelajaran.

2. Tampilkan contoh benar dulu secara jelas.

3. Lanjutkan penampilan 2 atau lebih pada contoh banar dan

contoh-contoh salah.

4. Setelah 6 sampai 8 contoh, tes lisan kepada para siswa untuk menentukan

contoh berikutnya benar atau salah.

5. Lanjutkan dengan 3 atau 4 contoh yang lain, jika siswa tidak yakin dengan

jawabannya letakkan pada kegiatan netral.

6. Setelah sekitar 6 contoh-contoh benar, tanyakan kepada siswa “Apa ciri

-ciri dari contoh yang benar?”. Daftarkan -ciri-ciri tersebut dimana para siswa dapat melihatnya. Daftar komentar siswa meskipun salah sekalipun.

7. Tes kembali ciri-ciri tersebut dengan contoh-contoh yang lain dan proses

kembali contoh-contoh yang telah netral. Kemudian revisi kembali ciri-ciri

tersebut dan buanglah ciri-ciri yang tidak penting.

8. Namailah konsep tersebut.

9. Hubungkanlah konsep tersebut dengan sifat-sifat atau ciri-ciri dengan

memuat aturan.

10. Siswa menambah identitas dengan label “ya” dan “tidak” pada contoh

-contoh.

11. Siswa menggeneralisasikan contoh-contoh dari konsep tersebut.

12. Siswa menganalisa pemikiran mereka sendiri dengan memberi

(7)

Langkah-langkah tersebut akan lebih baik jika dikolaborasikan dengan

model-model pembelajaran konstekstual, sehingga peningkatan kompetensi

lebih matang baik dalam pemahaman konsep maupun pemecahan masalah.

Penerapan model pembelajaran pencapaian konsep dalam

pembelajaran meliputi tiga tahapan pokok (Joyce Bruce, 2009: 136) :

1. Presentasi data dan identifikasi konsep, yaitu meliputi kegiatan

a. Guru menyajikan contoh-contoh yang telah dilabeli

b. Siswa membandingkan ciri-ciri positif dan negatif dari contoh yag

dikemukakan

c. Siswa menyimpulkan dan menguji hipotesis

d. Siswa memberikan arti sesuai dengan ciri-ciri esensial

2. Menguji pencapaian konsep yang meliputi beberapa kegiatan

a. Siswa mengidentifikasi tambahan contoh yang tidak dilabeli

b. Guru mengkonfirmasikan hipotesis, konsep nama dan defenisi sesuai

dengan ciri-ciri esensial

c. Siswa membuat contoh-contoh

3. Menganalisa kemampuan berfikir strategis yang meliputi:

a. Siswa mendeskripsikan pemikiran-pemikiran mereka

b. Siswa mendiskusikan hipotesis dan atribut-atribut

c. Siswa mendiskusikan bentuk dan jumlah hipotesis

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Concept Attainment

yang dikemukakan Rino (2014:12). Kelebihan model Concept Attainment,

sebagai berikut:

1. Guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan

memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang kan diajari oleh siswa,

sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan

pembelajaran.

2. Concept Attainment melatih konsep siswa, menghubungkan pada

kerangka yang ada, dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih

(8)

3. Concept Attainmentmeningkatkan pemahaman konsep matematika siswa

Adapun Kekurangan model Concept Attainment adalah sebgai berikut:

1. Siswa yang memiliki kemampuan pemahaman rendah akan kesulitan

untuk mengikuti pembelajaran, karena siswa akan diarahkan untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan.

2. Tingkat keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh penyaian data yang

disajikan oleh guru.

Pemahaman Konsep Matematika Siswa

Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,merupakan

kelanjutan dari pembelajaran pemahaman konsep dalam satu pertemuan.

Kedua,pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang

berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan pemahaman konsep. Seperti yang

diungkapkan oleh Purwanto (2004: 80):Pemahaman adalah tingkat

kemampuan yangmengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep,

situasi serta fakta yang diketahuinya.

Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep yang

harus disukai siswa. Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan

penguasaan konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika.

Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan

konsep agar siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai

kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan

pemecahan masalah.

Menurut Bruner dalam Herman (1990:48) ada beberapa tingkatan

penguasaan konsep dalam matematika, yaitu sebagai berikut:

1. Nama yaitu mengucapkan konsep dengan tepat dan benar

2. Contoh-contoh yaitu menjelaskan konsep dengan kalimat dan kata-kata

biasa, sehingga dapat dipahami oleh orang lain

3. Karakteristik yaitu mengidentifikasi ciri-ciri dari suatu konsep

(9)

5. Kaidah yaitu menerapkan konsep dengan benar dalam matematika

ataupun dalam penerapan matematika diluar bidang matematika.

Menurut Hamalik dalam Usman (2006:33), untuk mengetahui apakah

siswa telah mengetahui dan memahami suatu konsep, paling tidakada 4 hal

yang telah diperbuatnya, yaitu sebagai berikut:

1. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya

2. Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep itu

3. Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan

contoh

4. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan

konsep

Menurut Bloom dalam munir (2016:55) keampuan dan pemahaman

terhadap konsep matematika dapat diihat dari kemampuan siswa dalam:

1. Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari

2. Kemampuan memberikan contoh dari konsep yang telah dipelajari

3. Kemampuan mengklafikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau

tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut

4. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk

representasi matematika

5. Kemampuan mengembangkan syarat perlu da syarat cukup suatu konsep

6. Kemampuan mengaitkan berbagai konsep matematika

7. Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.

Hamzah (2015: 61) Indikator untuk memahami konsep matematika

adalah siswa mampu:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

2. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya

3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

(10)

6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi

tertentu

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga

dapat mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan

pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa

menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami

konsep atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan

mempunyai susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan

tetapi maksudnya sama.

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan,Pemahaman

adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan

tentang sesuatu yang diperolehnya. Konsep yang bisa dicerna atau dipahami

oleh peserta didik sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan, mampu

menemukan cara untuk mengungkapkan konsep tersebut. Jadi, Pemahaman

Konsep adalah Kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami,

mengemukakan, mengelompokkkan kembali ilmu yang diperolehnya baik

dalam bentuk lisan maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut

benar-benar mengerti apa yang disampaikan.

Dari tujuh indikator yang ada, peneliti menggunakan 3 indikator di

terapkan dalam model pembelajaran Concept Attainment pada mata pelajaran

matematika kelas V. Ada tiga indikator diantaranya adalah:

1. Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa

untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan

kepadanya.

Contoh: Pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang

maksud dari pelajaran itu.

2. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur

tertentu adalahkemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat

(11)

Contoh: Dalam belajar siswa harus mampu menyelesaikan soal dengan

tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar.

3. Kemampuan mengklafikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan

masalah adalah kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur

dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Contoh: Dalam belajar siswa mampu menggunakan suatu konsep untuk

memecahkanmasalah.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dan

menggunakan model pembelajaran Concept Attainment. Model PTK yang

digunakan adalah Model PTK Kurt Lewin dilakukan dengan beberapa siklus,

setiap siklus terdiri dari 4 tahan yaitu: 1) Perencanaan (Planning), 2)

Pelaksanaan Tindakan (Action), 3) Observasi (Observation), 4) Refleksi

(Reflection). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

hasil tes per siklus dan lembar observasi Guru dan siswa. Data Hasil tes di

analisis dengan melihat ketuntasan belajar klasikal siswa, siswa dikatakan

tuntas jika 80% siswa mendapatkan nilai lebih dari 65. Sedangkan data hasil

observasi guru dan siswa dianalisis dengan skor aktifitas guru dan siswa

mendapat skor 40-64 dengan kriteria baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Concept Attainment dalam Meningkatkan Pemahaman

Konsep Matematika

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan bahan ajar berupa silabus dan RPP Sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran dengan model Concept Attainment.

2) Guru menyiapkan LKS sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

(12)

3) Guru menyiapkan kisi-kisi soal tes dan soal tes per siklus, kemudian

memvalidasi soal tes kepada 2 orang dosen dan 1 orang guru.

4) Guru menyiapkan kisi-kisi lembar observasi Guru dan siswa,

kemudian memvalidasi kepada validator.

b. Tahap Pelaksanaan(Action)

Pertemuan siklus 1 berisi penyampaian materi operasi hitung

campuran dan dilajutkan dengan pemberian latihan secara individual,

semua dilakan melalui model pembelajaran Concept Attainment sebagai

berikut:

1) Sebelum melaksanakan proses pembelajaran yang dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan pelaksaan pembelajaran (RPP) yang

telah disusun untuk tindakan siklus I, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang

digunakan.

2) Tahap-tahap pembelajaran Concept Attainmentsebagai berikut:

a)Guru menetapkan materi, menjelaskan materi operasi hitung

campuran.

b)Guru mempresentasikan contoh-contoh yang berlabel dan

meminta siswa mendefenisikan, dan memberikan kesempatan

siswa bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.

c) Guru mengurutkan sesuai dengan prosedur, dan meminta siswa

membandingkan.

d)Gurumengkonfirmasikan nama-nama konsep menurut

sifat-sifatnya.

e)Guru meminta siswa membuat contoh dan bukan contoh dari

materi, serta memberikan nama konsep.

f) Guru menganalisis startegi berfikir siswa dan meminta siswa

mengerjakan latihan sesuai dengan model pembelajaran yang

(13)

g)Siswa mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan dalam

model pembelajaran Concept Attainment.

h)Penutup, Guru membimbing siswa merangkum dan menarik

kesimpulan, selanjutnya memberikan PR sebagaitugas atau

latihan.

c. Tahap Pengamatan (Observation) Siklus I

1) Dari pengamatan terhadap guru dalam pengelolahan pemebelajaran

Concept Attainment, diperoleh temuan sebagai berikut:

a)Pada tahap pendahuluan guru dapat mengkondisikan kelas

dengan cukup baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan.

b)Tahap 1, Guru menetapkan materi, menjelaskan materi operasi

hitung campuran. Disampaikan dengan suara keras dan cukup

jelas, tetapi guru masih kesulitan memotivasikan siswa.

c) Tahap 2, Guru mempresentasikan contoh-contoh yang berlabel

dan meminta siswa mendefenisikan, guru masih terlihat kesulitan

dalam meminta siswa untuk mendefinisikan kembali materi yang

disampaikan, karena masih ada siswa yang acuh dalam belajar.

d)Tahap 3, Guru mengurutkan sesuai dengan prosedur, dan

meminta siswa membandingkan contoh dan bukan contoh, guru

sudah cukup membimbing siswa dalam membandingkan contoh

dan bukan contoh dari materi yang disampaikan.

e)Tahap 4, Guru mengkonfirmasikan nama-nama konsep menurut

sifat-sifatnya,guru belum maksimal memfokuskan

mengkonfirmasikan nama-nama konsep sehingga siswa belum

memahami secara baik.

f) Tahap 5, Guru meminta siswa membuat contoh dan bukan contoh

dari materi, serat memberikan nama konsep, guru sudah cukup

baik membimbing siswa dalam pembuatan contoh dan bukan

(14)

g)Tahap 6, Guru menganalisis startegi berfikir siswa dan meminta

siswa mengerjakan latihan sesuai dengan model pembelajaran

yang ditentukan. Guru melakukan analisis cukup baik, tetapi

pembahasan belum dilakukan secara nenyeluruh.

h)Tahap 7, siswa mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan

dalam model pembelajaran Concept Attainment.sudah cukup baik

dilakukan.

i) Penutup, dalam pertemuan pertama siklus I guru tidak cukup

waktu dalam membimbing siswa merangkum materi tetapi PR

sudah diberikan. Untuk pertemuan berikutnya guru sudah cukup

baik membimbing siswa dalam merangkum materi.

2) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:

a)Siswa masih terkejut dan penasaran dengan apa yang dibawa oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran, tetapi masih ada beberapa

siswa yang acuh tak acuh.

b)Beberapa siswa kurang memperhatikan dan kurang fokus

terhadap materi yang dijelaskan guru.

c) Beberapa siswa masih belum paham dan masih kesulitan dalam

membuat contoh dan bukan contoh serat memberikan nama

konsep dari materi.

d)Masih ada beberapa siswa masih kesulitan dalam menganalisis

strategi befikirnya dalam menemukan suatu konsep.

d. Tahap Refleksi (Reflektion) Siklus I

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar dengan

menerapkan model Pembelajaran Concept Attainment pada materi

Operasi Hitung Campuran (penambahan dan pengurangan), pada akhir

siklus I diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh dari

(15)

Pelakasanan observasi terhadap pembelajaran Matematika siklus I

dilakukan oleh 2orang pengamat yaitu guru mata pelajaran Matematika

yaitu Ibu Rosidah S.Pd, dan teman sejawat Ibu Sopiah, S.Pddengan

mengisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas

siswa.

1) Lembar Observasi Guru pada Siklus I

Untuk menilai aktivitas guru selama pembelajaran

berlangsung digunakan lembar observasi yang sesuai dengan model

pembelaajran Concept Attainmentdalam pembelajaran Matematika

(MM). Pengamat menerikan penilaian berdasarkan kriteria penilian

lembar observasi pada aspek-aspek pengamatan yang terdiri dari 4

aspek penilaian aktivitas guru.

Nilai observasi aktivitas guru pada siklus I menurut pengamat

I aktivitas guru pada siklus I adalah sebesar 34dan menurut

pengamat II aktivitas guru pada siklus I adalah sebesar 34. Rata-rata

nilai yang diperoleh adalah34. Hal ini menunujukkan aktivitas guru

dalam menerapkan model pembelajaran Concept Attainment, dari

data yang diperoleh dari 2 orang pengamat terhadap aktivitas guru

diperoleh nilai rata-rata 34 yang termasuk kriteria cukup.

2) Lembar Observasi Siswa pada Siklus I

Untuk menilai aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

berlangsung digunakan lembar observasi yang sesuai dengan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Concept

Attainment.

Dari Dari data yang diperoleh dari 2 orang pengamat terhadap

aktivitas siswa diperoleh nilai rata-rata 33 yang termasuk kriteria

cukup.Dengan diperoleh kriteria cukup tersebut bahwa aktivitas

siswa pada siklus I terdapat beberapa kekurangan yang perlu

(16)

Pada siklus pertama ini saat menerapkan model pembelajaran

Concept Attainment, ada beberapa siswa masih lemah memahami

materi sehingga pemahaman konsep Matematika pada materi

operasi hitung campuran (penambahan dan pengurangan) masih

tergolong lemah. Sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak

yaitu siklus ke II diterapkan kembali model pembelajaran Concept

Attainment berulang kali sehingga dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran siswa pada mata pelajaran Matematika (MM). adapun

hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya, yaitu siswa

harus lebih siap atau terfokus pada penjelasan guru, menerapkan

langkah-langkah kerja yang diperintahkan, menganalis strategi

berpikir mereka dalam menemukan kosep, memahami konsep atau

materi pada lembar pada lembar kerja siswa (LKS).

3) Hasil Tes Evaluasi Siklus I

Dari hasil tes evaluasi 1 pada siklus 1 ini, siswa yang tuntas

belajar diperoleh keterangan bahwa secara keseluruhan siswa kelas

V SDN 05 Curup Selatan belum tuntas dengan kriteria ketuntasan

minimal (KKM) sebesar 61,11%. Secara individu sudah ada 11 orang

siswa yang tuntas belajar dan yang belum tuntas sebanyak 7 orang.

hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika (MM) perlu

dilakukan perbaikan untuk mencapai kualitas belajar secara

keseluruhan di kelas V SDN 05 Curup Selatan dalam menerapkan

model pembelajaran Concept Attainment.

2. Siklus II

Secara garis besar pelaksanaan siklus II berlangsung cukup baik,

tetapi masih dalam penyampaian materi dengan bahasan sub pokok yang

sama yaitu operasi hitung campuran. Secara teperinci prosedur penilitian

tindakan kelas dalam siklus kedua diuraikan sebagai berikut:

(17)

Agar kemampuan siswa dalam pemahaman konsep matematika

dapat ditingkatkan dan hasil belajar siswa juga lebih meningkat, maka

upaya perbaikan pada siklus berikutnya seperti dibawah ini :

1) Guru akan lebih mengoptimalkan dalam menjelaskan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

2) Guru harus menjelaskan dan memperesentasikan materi dengan

perlahan-lahan atau secara bertahap agar siswa menyimak dan

memahami materi yang disampaikan guru dengan model

pembelajaran Concept Attainment.

3) Guru lebih mengoptilmalkan mengkonfirmasikan hipotesis,

nama-nama, dan menyatakan kemabali defenisi menurut sifat-sifat pada

materi yang diajarkan.

4) Guru lebih mengoptimalkan menganalaisis strategi berfikir siswa.

b. Tahap Pelaksanaan (Action)

Penyampaian materi operasi hitung campuran dan dilajutkan

dengan pemberian latihan secara individual, semua dilakukan melalui

model pembelajaran Concept Attainment sebagai berikut:

1) Sebelum melaksanakan proses pembelajaran yang dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan pelaksaan pembelajaran (RPP) yang

telah disusun untuk tindakan siklus I, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang

digunakan.

2) Tahap-tahap pembelajaran Concept Attainment sebagai berikut:

a) Guru menetapkan materi, menjelaskan materi operasi hitung

campuran.

b) Guru mempresentasikan contoh-contoh yang berlabel dan

meminta siswa mendefenisikan, dan memberikan kesempatan

siswa bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.

c) Guru mengurutkan sesuai dengan prosedur, dan meminta

(18)

d) Gurumengkonfirmasikan nama-nama konsep menurut

sifat-sifatnya.

e) Guru meminta siswa membuat contoh dan bukan contoh dari

materi, serta memberikan nama konsep.

f) Guru menganalisis startegi berfikir siswa dan meminta siswa

mengerjakan latihan sesuai dengan model pembelajaran yang

ditentukan.

g) Siswa mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan

dalam model pembelajaran Concept Attainment.

h) Penutup, guru membimbing siswa merangkum dan menarik

kesimpulan.

c. Tahap Pengamatan (Observation) Siklus II

1)Dari pengamatan terhadap guru dalam pengelolahan pembelajaran

Concept Attainment, diperoleh temuan sebagai berikut:

a) Pada tahap pendahuluan guru dapat mengkondisikan kelas

dengan cukup baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan.

b) Guru menetapkan materi, menjelaskan materi operasi hitung

campuran disampaikan dengan suara keras dan cukup jelas.

c) guru sudah cukup membimbing siswa dalam membandingkan

contoh dan bukan contoh dari materi yang disampaikan.

d) Guru mengkonfirmasikan nama-nama konsep menurut

sifat-sifatnya, guru sudah maksimal memfokuskan

mengkonfirmasikan nama-nama konsep, walapun masih ada

beberapa siswa belum memahami secara baik.

e) Guru menganalisis startegi berfikir siswa dan meminta siswa

mengerjakan latihan sesuai dengan model pembelajaran yang

ditentukan. Guru melakukan analisis cukup baik.

2)Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:

a) Siswa sudah memahami model pembelajaran yang diterapkan

(19)

b) Beberapa siswa lebih memperhatikan dan fokus terhadap materi

yang dijelaskan guru.

c) Beberapa siswa sudah paham dan walaupun masih ada siswa

kesulitan dalam menganalisis strategi berfikir menemukan

konsep, membuat contoh dan bukan contoh serta memberikan

nama konsep dari materi.

d. Tahap Refleksi Siklus II

Pelaksanaan observasi terhadap pembelajaran siklus II dilakukan

oleh 2 orang pengamat yaitu guru mata pelajaran Matematika (MM)

dengan teman sejawat yaitu Ibu Rosidah, S.Pd, dan Ibu Sopiah, S.Pd.

Dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

Lembar ini guna melihat bagaimana aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

Concept Attainment.

1) Lembar Observasi Guru pada Siklus II

Untuk menilai aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung

digunakan lembar observasi yang sesuai dengan model

pembelajaran Concept Attainmentdalam pembelajaran Matematika

(MM). Pengamat memberikan penilaian berdasarkan kriteria

penilaian lembar observasi pada aspek-aspek pengamatan yang

terdiri dari 17 aspek penilaian aktivitas guru.

Nilai observasi aktivitas guru pada siklus I menurut pengamat I

aktivitas guru pada siklus II adalah sebesar 47 menurut pengamat II

aktivitas guru pada siklus II adalah sebesar 47. Rata-rata nilai yang

diperoleh adalah 47. Hal ini menunujukkan aktivitas guru dalam

menerapkan model pembelajaran Concept Attainment sub pokok

bahsan yaitu operasi hitung campuran (Perkalian dan Pembagian)

termasuk dalam kriteria baik.

(20)

Untuk menilai aktivitas belajar siswa selama pembelajaran

berlangsung digunakan lembar observasi yang sesuai dengan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Concept

Attainment.

Nilai observasi aktivitas siswa pada siklus II menurut

pengamat I aktivitas siswa pada siklus II adalah sebesar 53. Menurut

pengamat II aktivitas guru pada siklus II adalah sebesar 51. Rata-rata

nilai yang diperoleh adalah 52. Hal ini menunujukkan aktivitas guru

dalam menerapkan model pembelajaran Concept Attainment sub

pokok bahasan yaitu operasi hitung campuran (perkalian dan

pembagian) termasuk dalam kriteria baik.

3) Hasil Tes Evaluasi pada siklus II

Dari hasil tes evaluasi 2 pada siklus 2 ini, siswa yang tuntas

belajar diperoleh keterangan bahwa pada tahap siklus II kelas V SDN

05 Curup Selatan tuntas belajar secara keseluruhan dengan kriteria

ketuntsan belajar 88,88%.Tingkat keberhasilan pada pemahaman

konsep sangat tinggi, meskipunada 2orang siswayang belum tuntas

belajar. Dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 60. Hal

ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Concept

Attainment meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran

Matematika materi Operasi Hitung Campuran. Proses pembelajaran

pada siklus II sudah meningkat dari hasil belajar sebelumnya dan

juga ketuntasan belajar kalsikal sudah memenuhi standaryang

dikemukakan Depdiknas 2006 yaitu dikatakan tuntas apabila

ketuntasan klasikal maksimal sudah mencapai 85 %.

3. Siklus III

Secara garis besar pelaksanaan siklus III berlangsung cukup baik,

(21)

sama yaitu operasi hitung campuran. Secara teperinci prosedur penilitian

tindakan kelas dalam siklus kedua diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Agar kemampuan siswa dalam pemahaman konsep matematika

dapat ditingkatkan dan hasil belajar siswa juga lebih meningkat, maka

upaya perbaikan pada siklus berikutnya seperti dibawah ini :

1) Guru akan lebih mengoptimalkan dalam menjelaskan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

2) Guru harus menjelaskan dan memperesentasikan materi dengan

perlahan-lahan atau secara bertahap agar siswa menyimak dan

memahami materi yang disampaikan guru dengan model

pembelajaran Concept Attainment.

3) Guru lebih mengoptilmalkan mengkonfirmasikan hipotesis,

nama-nama, dan menyatakan kemabali defenisi menurut sifat-sifat pada

materi yang diajarkan.

4) Guru lebih mengoptimalkan menganalaisis strategi berfikir siswa.

b. Tahap Pelaksanaan (Action)

Penyampaian materi operasi hitung campuran dan dilajutkan

dengan pemberian latihan secara individual, semua dilakukan melalui

model pembelajaran Concept Attainment sebagai berikut:

1) Sebelum melaksanakan proses pembelajaran yang dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan pelaksaan pembelajaran (RPP) yang

telah disusun untuk tindakan siklus III, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang

digunakan.

2) Tahap-tahap pembelajaran Concept Attainment sebagai berikut:

a) Guru menetapkan materi, menjelaskan materi operasi hitung

(22)

b) Guru mempresentasikan contoh-contoh yang berlabel dan

meminta siswa mendefenisikan, dan memberikan kesempatan

siswa bertanya mengenai materi yang belum dimengerti.

c) Guru mengurutkan sesuai dengan prosedur, dan meminta

siswa membandingkan.

d) Gurumengkonfirmasikan nama-nama konsep menurut

sifat-sifatnya.

e) Guru meminta siswa membuat contoh dan bukan contoh dari

materi, serta memberikan nama konsep.

f) Guru menganalisis startegi berfikir siswa dan meminta siswa

mengerjakan latihan sesuai dengan model pembelajaran yang

ditentukan.

g) Siswa mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan

dalam model pembelajaran Concept Attainment.

h) Penutup, guru membimbing siswa merangkum dan menarik

kesimpulan.

c. Tahap Pengamatan (Observation) Siklus III

1) Dari pengamatan terhadap guru dalam pengelolahan pembelajaran

Concept Attainment, diperoleh temuan sebagai berikut:

a) Pada tahap pendahuluan guru dapat mengkondisikan kelas

dengan cukup baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan.

b) Guru menetapkan materi, menjelaskan materi operasi hitung

campuran disampaikan dengan suara keras dan cukup jelas.

c) guru sudah cukup membimbing siswa dalam membandingkan

contoh dan bukan contoh dari materi yang disampaikan.

d) Guru mengkonfirmasikan nama-nama konsep menurut

sifat-sifatnya, guru sudah maksimal memfokuskan

mengkonfirmasikan nama-nama konsep, walapun masih ada

(23)

e) Guru menganalisis startegi berfikir siswa dan meminta siswa

mengerjakan latihan sesuai dengan model pembelajaran yang

ditentukan. Guru melakukan analisis cukup baik.

2)Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:

1. Siswa sudah memahami model pembelajaran yang diterapkan

dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

a) Beberapa siswa lebih memperhatikan dan fokus terhadap

materi yang dijelaskan guru.

b) Beberapa siswa sudah paham dan walaupun masih ada siswa

kesulitan dalam menganalisis strategi berfikir menemukan

konsep, membuat contoh dan bukan contoh serta memberikan

nama konsep dari materi.

d. Tahap Refleksi Siklus III

Pelaksanaan observasi terhadap pembelajaran siklus III dilakukan

oleh 2 orang pengamat yaitu guru mata pelajaran Matematika (MM)

dengan teman sejawat yaitu Ibu Rosidah, S.Pd, dan Ibu Sopiah, S.Pd.

Dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

Lembar ini guna melihat bagaimana aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

Concept Attainment.

Perkembangan Hasil Observasi dan Tes Evaluasi

1. Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas kegiatan pembelajaran siswa dapat dilihat dari hasil

pengamatan atau observasi yang dilakukan pengamat. Aktivitas guru

selama kegitan pembelajaran dengan kategori cukup-sangat baik dapat

(24)

Tabel 1

Perkembangan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Siklus Rata-rata Skor Kriteria

1 I 33 Cukup

2 II 52 Baik

3 III 62 Baik

Hasil pengamatan atau observasi yang disajikan pada tabel

diatas, dapat dideskripsikan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran selalu meningkatkan. Peningkatan aktivitas tersebut

meningkatnya pemahaman konsep matematika dapat dilihat

berdasarkan hasil observasi yang meliputi kegiatan-kegitan seperti:

aktivitas mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti

langkah atau prosedur pembelajaran dalam model Concept Attainment

pelajaran Matematika.

2. Observasi Aktivitas Guru

Aktivitas kegiatan guru dapat dilihat dari hasil pengamatan atau

observasi yang dilakukan pengamat atau peneliti. Aktivitas guru selama

kegiatan pembelajaran dengan kategori cukup-baik dapat dilihat pada

tabel 2 berikut:

Tabel 2

Perkembangan Hasil Observasi Aktivitas Guru

No. Siklus Rata-rata Skor Kriteria

1 I 34 Cukup

2 II 47 Baik

3 III 56 Baik

Hasil pengamatan atau observasi yang disajikan pada tabel

diatas, dapat dideskripsikan bahwa aktivitas guru kegiatan

pembelajaran selalu meningkat. Peningkatan aktivitas tersebut dapat

dilihat berdasarkan observasi yang meliputi kegiatan-kegiatan yang

(25)

Perkembangan Hasil Tes Per Siklus Siswa

Hasil tes evaluasi siswa per siklus dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3

Hasil Tes Evaluasi Siswa Per Siklus

No. Siklus Ketuntasan Klasikal

1 I 61.11 %

2 II 70.08 % 3 III 83.04 %

Dari tabel 3 di atas dapat di tarik kesimpulan, hasil tes siswa dari siklus

ke siklus terdapat peningkatan hasil belajar. Dengan ini dapat disimpulkan

dengan menggunakan metode Concept Attainment dapat meningatkan

kemampuan konsep siswa.

PEMBAHASAN

1. Pemahaman Konsep Siswa sebelum Menerapkan Model Pembelajaran

Concept Attainment

Siswa diberikan soal pretest, untuk melihat kemampuan awal

tentang konsep operasi hitung belajar. Dari 5 soal essay yang diberikan,

hanya 7 orang siswa yang mencapai nilai KKM dari 18 jumlah siswa

keseluruhan. Pada soal dengan indokator menyatakan ulang konsep, hanya

7 orang yang bisa menjawab, sisanya 11 orang menjawab soal tetapi kurang

tepat. Pada indikator soal memberikan contoh dan non contoh hanya 13

orang yang enjawab soal dengan benar, sisanya 5 orang menjawab dengan

jawaban yang kurang lengkap. Pada indikator menggunakan dan

memanfaatkan serta memilih prosedur tertentu sebanyak 10 orang siswa

menjawab soal dengan benar, sisanya 8 orang siswa menggunakan dan

memanfaatkan prosedur tertentu menjawab soal dengan salah.

Ketuntasan belajar klasikal untuk mata pelajaran Matematika (MM)

adalah70% dan ketuntasan belajar secara individu adalah apabila siswa

(26)

model pembelajaran Concept Attainment yaitu dengan nilai rata-rata 56,94

dan prensentase ketuntasan belajar klasikal hanya 50%. Dan dinyatakan

belum memenuhi target. Disimpulkan bahwa tingkat pemahaman konsep

matematika siswa kelas V sebelum menerapkan model Concept Attainment

dinyatakan masih tergolong rendah.

2. Penerapan Model Concept Attainment dalam Meningkatkan

Pemahaman Konsep Matematika

Pada Penerapan model pembelajaran Concept Attainment, siswa

dibagi dalam beberapa kelompok, awalnya siswa masih bingung dan belum

bisa beradaptasi dengan pemberian model pembelajaran yang masih baru

dikenalkan. Tetapi, setelah bebrapa kali pertemuan siswa sudah bisa

beradaptasi. Pembelajaran dimulai dengan siswa dibagi dalam beberapa

kelompok, dan dilanjutkan dengan guru membagikan LKS kepada seiap

siswa, kemuadian siswa dibimbing dalam pemeblajaran untuk

menyelesaikan LKS, kemudian siswa diminta untuk mempersentasikan

hasil diskusi kelompok dan terakhir siswa diberi tugas per individu.

Siswa yang diberikan materi dengan menerapkan model Concept

Attainment setelah proses belajar mengajar akan tahu saran yang akan

dicapai sehingga dapat mengarahkan mereka dalam belajarnya. Dadang

(2015:212) Concept Attainment model yang dirancang untuk menata atau

menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari, secara

tepat dan efisien. Pada model ini siswa tidak hanya dituntut untuk mampu

membentuk konsep melalui proses pengklafikasi data akan tetapi mereka

juga dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuannya sendiri.

a. Aktivitas Guru

Berdasarkan analisis hasil observasi guru pada siklus I, siklus II

dan siklus III dalam pembelajaran Matematika menggunakan model

pembelajaran Concept Attainment dapat terlihat aspek-aspek yang

tercapai dan belum tercapai dalam pembelajaran. Pada siklus I ada 10

(27)

sempurna. Pada siklus II aspek yang tercapai 12 dan 4 aspek yang belum

mencapai skor sempurna. Secara keseluruhan aspek-aspek tersebut

berkriteria “Cukup” dan sudah tercapai secara maksimal. Pada siklus III

ada 14 aspek yang mencapai skor sempurna sehingga mencapai kriteria

Baik.

Peningkatan ini terjadi karena kekurangan pada siklus I dan

siklus II telah diperbaiki pada siklus III. Dengan adanya peningkatan

rata-rata skor tersebut dapat diartikan bahwa guru dalam proses

pembelajaran MM dapat meningkat menggunakan model Concept

Attainment. Peningkatan ini sejalan dengan pendapat Bruner (1997).

mengatakan Concept Attainment merupakan”proses mencari dan

medaftar sifat-sifat yang digunakan untuk membedakan

contoh-danbukan contoh yang tepat dan tidak tepat. Sehingga dalam proses

pembelajran MM menggunakan model pembelajaran Concept

Attainmentdapat mengaktifkan proses pembelajaran dan aktivitas guru

meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor aktivitas guru pada

siklus I adalah 34, siklus II adalah 47 dan meningkat pada siklus III

dengan nilai rata-rata skor 56 dalam kriteria cukup.

b. Aktivitas Siswa

Berdasarkan analisis observasi siswa pada siklus I, siklus II dan

III menunjukkan bahwa pembelajaran MM menggunkan model

pembelajaran Concept Attainmentdapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran baik dari segi aktivitas guru ataupun aktivitas siswa pada

mata pembelajaran MM kelas V SDN 05. Hal ini terlihat aspek-aspek yang

telah tercapai dan belum tercapai dalam pembelajaran. Pada siklus I ada

10 aspek yang telah tercapai dan 3 aspek yang belum mencapai skor

sempurna. Pada siklus II ada 13 aspek yang mencapai kriteria cukup.

Pada siklus III hampir keselururuhan tercapai dengan maksimal. Secara

(28)

Peningkatan aktivitas siswa pada siklus III ini terjadi peningkatan

rata-rata skor menggunakan model Concept Attainment. Peningkatan ini

terjadi karena kekurangan pada siklus I dan siklus II telah diperbaiki

pada siklus III. Dengan adanya peningkatan rata-rata skor tersebut dapat

diartikan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran MM dapat

meningkat menggunakan model pemebelajaran Concept

Attainment.Dengan menggunakan model pembelajaran Concept

Attainmentmaka proses pembelajaran akan menarik karena

dikembangkan atas dasar teori-teori dan pengalaman nyata sehingga

membangkitkan semangat belajar siswa secara optimal dengan

memotivasi diri siswa sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor aktivitas sisa pada siklus

I adalah 33, siklus Iiadalah 52 dan meningkat pada siklus III dengan nilai

rata-rata skor 62 dalam kriteria “baik”.

Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran

diperoleh gambaran bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran telah meningkat dan aktivitas siswa pun meningkat

dalam pemebelajaran MM menggunkan model Concept Attainment.

Sehingga pada penelitian ini proses pembelajaran MM menggunakan

model pembelajaran Concept Attainment ini dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran MM disetiap siklusnya.

Model Concept Attainmentini cukup baik diterapkan, pada tahap

siklus I beberapa siswa masih belum paham dan masih kesulitan dalam

membuat contoh dan bukan contoh serta memberikan nama konsep dari

materi, akan tetapi mereka mulai memperhatikan dengan fokus

terhadap model yang diterapkan. Pada siklus II dalam penerapan model

Concept Attainment siswa mulai sudah memahami model pembelajaran

yang diterapkan dengan baik, pada saat guru meminta siswa untuk

memberikan mereka mulai manganalisis strategi berfikir menemukan

(29)

konsep dari materi.Pada siklus III siswa sudah mulai aktif dalam proses

pembelajaran dan dari hasil tes evaluasi siswa sudah mencapai kriteria

baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

Concept Attainment meningkatkan pemahaman konsep pada mata

pelajaran Matematika materi Operasi Hitung Campuran.

3. Pemahaman Kosep Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 05 Curup

Selatan dapat Meningkat setelah diterapkannya Model Concept

Attainment

Pemahaman konsep siswa pada siklus I pada tes pemahaman konsep

ini terdapat 18 orang siswa yang mengikuti tes, pada siklus I terdiri dari 10

butir soal dan terdapat 3 indikator pencapaian pemahaman konsep yaitu,

1) Kemampuan menyatakan ulang konsep, 2) kemampuan menggunakan,

memilih dan memanfaatkan prosedur tertentu dan 3) kemampuan

memecahkan masalah. Pada siklus I, pemahaman konsep peserta didik

untuk indikator menyatakan ulang konsep.

Data hasil pemahaman konsep siswa selama proses pembelajaran

berlangsung diperoleh rata-rata hasil tes evaluasi pada silus I adalah

61,11%, siklus II adalah 70.08% dan siklus III 83.04%, peningkatan hasil

belajar siswa siklus I ke siklus III menunjukkan adanya peningkatan

pemahaman konsep selama proses belajar berlangsung.

Adapun presentase ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan

bahwa pada siklus I sebesar 61,11% dan meningkat menjadi 83,04% pada

siklus III. Peningkatan pemahaman konsep pada hasil belajar siswa pada

siklus II, menunjukkan antusias siswa dalam pelajaran matematika dengan

penerapan model Concept Attainment.

Peningkatan presentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II juga

terlihat pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru,

mencatat/menyalin pelajaran, bertanya, menjawab/menanggapi

pertanyaan, meminta bimbingan dari guru, menganalisa cara bekerja

(30)

siswa memiliki perhatian yang besar dalam belajar, khususnya dalam

pelajaran matematika yang menerapkan model Concept Attainment.Model

Concept Attainment cukup baik diterapkan dalam pembelajaran pemberian

latihan, observasi, tes evaluasi.

Penerapan Concept Attainmentakan memperdalam pengertian

siswa, juga mampu meningkatkan pemahaman konsep terhadap pelajaran

yang diterima, pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan

ulang konsep maksud dari pelajaran itu, dalam belajar siswa mampu

menggunakan konsep untuk memecahkan masalah, melatih anak berfikir

kreatif, melatih siswa kearah belajar mandiri, dan melatih siswa untuk

menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan soal dengan

tepat sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur yang benar.

Hasil peningkatan pemahaman konsep dari hasil penelitian dengan

menggunakan model Concept Attainmentjuga dapat dilihat dari dari

kegiatan siklus I sampai pada kegiatan siklus II menunjukkan adanya

peningkatan dalam hal proses pembelajaran (aktivitas guru dan aktivitas

siswa). Hal ini dilihat dari analisis hasil data observasi terhadap guru dan

analisis hasil data observasi terhadap aktivitas siswa pada proses

pembelajaran siklus I dan siklus II.

Berdasarkan data yang sudah dianalisis, prestasi belajar diperoleh

dari nilai tes yang telah dilaksanakan seluruh siswa dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar siswa dari kemampuannya dapat dilihat dari

nilai rata-rata dan presentase ketuntasan belajar siswa sebelum

menerapkan model pembelajaran Concept Attanment.

Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum

menggunakan model pembelajaran Concept Attainment adalah

56,94dengan presentase ketuntasan 50% dengan jumlah siswa tuntas

sebanyak 18 orang siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 9orang

(31)

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa pemahaman konsep

matematika siswa tergolong rendah. Hasil belajar untuk pemahaman

konsep akan diperbaiki dengan menggunakan Concept Attainmentyang

mana dapat menambah minat siswa dalam belajar terutama dalam

pelajaran Matematika. Nilai rata-rata setelah menerapkan model

pembelajaran Concept Attainmentdapat dilihat pada lampiran. Dari tabel

lampiran dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus

I diperoleh rata-rata 65% dan nilai presentase pada siklus I adalah 61,11%

dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 18 orang siswa dan jumlah siswa

yang belum tuntas sebanyak 8 orang siswa, dengan begitu hasil pada siklus

I belum dapat mencapai target walaupun sudah ada peningkatan, jika

dibandingkan dengan presentase ketuntasan belajar sebelum mengunakan

model pembelajaran Concept Attainment yang diperoleh sebesar 50%. Hal

ini karena guru tidak menggunakan model pembelajaran yang berbeda

dalam proses pembelajaran.

Pada siklus II hasil belajar siswa yang diperoleh seperti yang terlihat

pada tabel lampiran 24 nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 76dan

nilai presentase ketuntasan belajar pada siklus II yaitu 88,88 % dengan

jumlah siswa yang tuntas sebanyak16 orang siswa, yang belum tuntas

sebanyak 2 orang siswa. Bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh

pada siklus I terdapat kenaikan prsentasi belajar siswa. Peningkatan hasil

belajar siswa terjadi karena guru telah memperbaiki kelemahan pada

proses mengajar pada siklus sebelumnya. Peningkatan hasil belajar telah

menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep siswa pada

proses belajar berlangsung. Guru telah berusaha optimal dalam

memberikan susana baru dalam proses pembelajaran yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran Concept Attainment sehingga siswa dapat

meningkatkan pemahaman konsep dengan hasil belajar siswa meskipun

(32)

Dilihat pada diagram peningkatan pencapaian pemahaman konsep

hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model Concept

Attainmentdapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mata

pelajaran Matematika, serta dapatmembantu guru dalam meningkat

aktivitas belajar mengajar guru dan siswa dalam pelajaran Matematika,

dengan susana belajar yang berbeda siswa lebih aktif dan menarik sehingga

siswa tidak cepat bosan dan jenuh selama proses belajar berlangsung.

Concept Attainmentdalam mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa di kelas V SDN 05 Curup Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, hasil akhir dari

penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus pada mata pelajaran

MM di Kelas V SDN 05 Curup Selatan, terdapat peningkatan

yaitu:Peningkatan pemahaman konsep terebut terjadi karena proses

pembelajaran di siklus II mengacu pada refleksi proses pembelajaran siklus

II. Kelemahan dan kekurangan pembelajaran yang ditemui pada siklus I

yang diperbaiki pada proses pembelajaran siklus II sesuai denga

langkah-langkah yang telah direncanakan. Dalam hal ini proses pembelajaran yang

telah dilakukan dengan menggunkan model pembelajaran Concept

Attainmnetdapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu nilai ketuntasan

dalam pemebelajaran dapat dicapai (Presentase ketuntasan pembelajaran

mengalami peningkatan). Artinya proses pembelajaran pemahaman

konsep matematika dengan menggunkan model pembelajaran Concept

Attainment dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

Peningkatan didapatkan sudah mencapaitingkat ketuntasan belajar

yang kalisikal. Karena menurut sekolah tersebut bahwa ketuntasan belajar

klasikal telah tercapai apabila dalam kelas tersebut sudah mencapai 70%

dari jumlah siswa yang mendapai nilai 6,0. Berdasarkan data yang

diperoleh menunjukkan bahwa Model Pembelajaran juga merupakan salah

(33)

dalam kelas. Rusman (2013: 132) Model pembelajaran yang sesuai dan

efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pada proses belajar pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Concept Attainmentdalam materi opersi hitung campuran ini

pemilihan model yang sangat tepat karena dapat meningkatkan presetasi

siswa, hal ini menunjukkan bahwa penerapan model tersebut dalam proses

pembelajaran khususnya, pada mata pelajaran Matematika materi operasi

hitung campuran, dengan pemahaman konsep yang dimiliki siswa mampu

menimba berbagai ilmu pengetahuan. Utomo (2010: 119)Pembelajaran

dengan menggunkan model Concept Attainmentini dapat mengembangkan

proses befikir. Sehingga dapat memberi dampak positif terhadap siswa, dan

dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakana melalui

model pemebelajaran Concept Attainment.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data tes dan observasi, rata-rata kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran

Concept Attainmentdapat meningkat kan Kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa.Adapun presentase ketuntasan hasil belajar siswa

menunjukkan bahwa pada siklus I sebesar 61.11% dan meningkat menjadi

83.04% pada siklus III.

Peningkatan pemahaman konsep pada hasil belajar siswa pada siklus III,

menunjukkan antusias siswa dalam pelajaran matematika dengan penerapan

model Concept Attainment. PembelajaranConcept Attainment dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuangkan gagasan sebelum

menjawab permasalahan yang diberikan guru dan mengambangkan

pemahaman konsep siswa dalam memahami materi.

REFERENSI

(34)

Aqib Zainal, dkk. (2013). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: YramaWidya.

Bruce, Joyce, dkk. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulbar, Rsman. (2006). Buletin Pendidikan Matematika. Ambon: FKIP Universitas Pattimura.

Munir. (2016). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Pascasarjana UPI dan CV Alfabeta.

Purwanto Ngalim. (2004). Prinsip-Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Ridwan, (2008). Ketercapaian Prestasi Belajar. Ridwan202.wordpress.com.

Rino Ridwan. Kelabihan Model Concept Attainment, http:/ejournal.unp.ac.id/index.php/pek/article/download/460/260 kelebihan model cencept attainment, 12 November 2014.

Gambar

Tabel 2
Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Hepatoprotektif Jangka Panjang Infusa daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Terhadap Aktivitas Alanin Aminotransferase dan Aspartate Transaminase pada Tikus Jantan

PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL.. Universitas

Berdasarkan pengujian kadar kotoran yang dilakukan dengan menggunakan pelarut aseton dapat dilihat bahwa rata-rata persen kadar kotoran tertinggi terdapat pada getah kemenyan

Desain faktorial adalah metode optimasi yang digunakan untuk mengetahui efek yang paling dominan dalam mencari dan menentukan area komposisi optimum gelling agent

BAGAN ALIR STANDAR PELAYANAN PENDAFTARAN UJIAN SURVEYOR KADASTER BERLISENSI DAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH. Pemohon

Perkembangan permukiman Kampung Assegaf yang awalnya memusat dengan pola permukiman bentuk memanjang pada garis sungai kemudian berkembang menyebar dengan bentuk memanjang

Provincial Education Department has several duties and responsibilities such as (1) doing an integrated socialization to the Local Educational Department and High School,

Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun.... **) Diisi sesuai dengan ketersediaan data. Analisis terhadap indikator kinerja lainnya pada fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi