• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KERENTANAN SOSIAL MASYARAKAT KOTA PADANG DI WILAYAH RAWAN TSUNAMI DENGAN ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT KERENTANAN SOSIAL MASYARAKAT KOTA PADANG DI WILAYAH RAWAN TSUNAMI DENGAN ANALISIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KERENTANAN SOSIAL MASYARAKAT KOTA PADANG

DI WILAYAH RAWAN TSUNAMI DENGAN ANALISIS SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

ARTIKEL

YOMAL HARLI

NPM : 1310018312040

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

TINGKAT KERENTANAN SOSIAL MASYARAKAT KOTA PADANG DI

WILAYAH RAWAN TSUNAMI DENGAN ANALISIS SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS (SIG)

Yomal Harli, Nasfryzal Carlo, Zulherman

Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

Email: yomalharli@gmail.com

Abstrak

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu dari 28 wilayah rawan bencana di Indonesia. Dilihat dari tatanan geologinya Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah kepulauan di Indonesia yang memiliki tatanan geologi sangat kompleks, karena letaknya yang berada pada jalur patahan Semangko, tepat di antara pertemuan dua lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia. Kota Padang khususnya merupakan salah satu kota di Sumatera Barat yang rawan terhadap bencana gempabumi dan tsunami yang diakibatkan oleh pertemuan patahan aktif antara lempeng Asia dan Indo-Australia. Hal ini merupakan potensi bencana (hazard) bagi Kota Padang. Bahaya tsunami ini akan diperburuk dengan keadaan beberapa kecamatan di Kota Padang yang termasuk zona rawan tsunami yang memiliki tingkat kepadatan pemukiman dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Penentuan kerentanan tsunami menggunakan analisis kuantitatif. Ada dua indikator kerentanan sosial masyarakat pada penelitian ini yaitu kerentanan berdasarkan kepadatan penduduk dan kelompok rentan dengan menggunakan Analisis spasial pada software ArcGIS 10.1. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan peta kerentanan setiap kecamatan yang termasuk zona merah tsunami di Kota Padang yang terdiri dari 3 kelas, antara lain kelas kerentanan tinggi, kelas kerentanan sedang dan kelas kerentanan rendah. Dari hasil overlay peta kerentanan masing-masing parameter dan variabel yang berpengaruh terhadap kerentanan di wilayah zona merah tsunami dapat diketahui bahwa Kecamatan Padang Utara memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi yaitu 58.194 jiwa. Sedangkan dari analisis kelompok rentan dan letak wilayahnya, wilayah Padang Barat dan Padang Utara merupakan wilayah yang kemungkinan terkena dampak tsunami yang cukup besar.

Kata Kunci : Kerentanan, Tsunami, Sistem Informasi Geospasial, Zona Rawan Tsunami Kota Padang. kecamatan dengan tingkat kerentanan infrastruktur yang cukup tinggi.

1. Pendahuluan

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu dari 28 wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia. Dilihat dari tatanan geologinya provinsi ini memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan yang membentang dari barat laut ke tenggara dengan kepadatan penduduk mencapai 112 jiwa per km persegi. Garis pantai Sumatera Barat seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Sumatera Barat yang terletak pada jalur patahan Semangko, tepat di antara pertemuan dua lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia menyebabkan rentan terhadap gempa dan tsunami.

Kota Padang merupakan salah satu kota yang terkena dampak paling besar saat gempa 30 September 2009 (McCloskey, J. et.al.2010). Kota ini

memiliki karakteristik ruang perkotaan yang menghadap Samudera Hindia dan dikelilingi oleh jajaran Pegunungan Bukit Barisan, menjadikan kawasan ini rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami yang diakibatkan oleh pertemuan patahan aktif antara lempeng Asia dan Indo-Australia (sirrma.bppt.go.id. 2010 )

.

(3)

menyatakan membagi kota Padang menjadi 4 zona dengan menggunakan kondisi topografi (DEM) wilayah tersebut. Zona tersebut adalah zona 1 (0-5 m), zona 2 (6-10 m), zona 3 (11-15 m), dan zona 4 ( >15 m). Zona 1 dan 2 digambarkan sebagai zona rawan tsunami yang sebagian besar merupakan pemukiman penduduk terdiri dari dari 7 kecamatan di daerah pesisir kota Padang yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Utara, Nanggalo, Koto Tangah, Padang Timur, Padang Selatan, Bungus Teluk Kabung.

Namun dari peta evakuasi tersebut belum terlihat potensi kerentanan tsunami khususnya kerentana sosial masyarakat di wilayah rawan tsunami Kota Padang. Kerentanan sosial ini dilihat dari beberapa indikator yaitu kepadatan penduduk dan kelompok rentan di wilayah zona merah tsunami Kota Padang. Dan berdasarkan analisis kerentanan terhadap indikator tersebut akan dihasilkan peta kerentanan sosial di 7 kecamatan zona merah tsunami kota Padang.

Peta kerentanan sosial ini dianalisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geospasial (SIG) dengan teknik overlay. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan aplikasi yang tepat dalam pemetaan daerah rentan tsunami untuk suatu cakupan daerah yang luas (Prahasta, 2002). Sistem Informasi Geografi (SIG) mempunyai kelebihan salah satunya yaitu teknik overlay. Teknik overlay merupakan suatu teknik yang menggabungkan beberapa peta parameter menjadi peta baru yang memberikan informasi mengenai kerentanan sosial budaya masyarakat kota Padang di wilayah rawan bencana tsunami. Peta kerentanan sosial budaya ini dapat digunakan untuk mitigasi bencana tsunami sehingga dapat diprediksi potensi kerugian dari aspek sosial yang ditimbulkan oleh bencana tsunami tersebut.

2. Materi dan Metode Penelitian A. Materi

Materi penelitian yang digunakan untuk analisis kerentanan bersumber dari laporan BPS (Provinsi/kabupaten Dalam Angka, PODES, Susenan, PPLS dan PDRB) dan informasi peta dasar Kota Padang berasal dari Bakosurtanal.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006) Penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan menggunakan analisa statistik biasanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediksi.

Metode yang digunakan dalam menganalisis kerentanan bencana tsunami di zona merah rawan Tsunami Kota Padang adalah menggunakan teknik overlay yang terdapat dalam Software ArcGIS 10.1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kecamatan Bungus Teluk Kabung

(4)

Gambar 2. Peta Kecamatan Bungus Teluk Kabung berdasarkan kelas bahaya tsunami.

Berdasarkan hasil analisis overlay wilayah, diketahui kecamatan ini memiliki tingkat kerentanan yang tinggi yaitu 87% termasuk kedalam zona merah tsunami yang terdiri dari kelurahan teluk kabung tengah, teluk kabung selatan, bungus barat, bungus selatan serta sebagian besar teluk kabung utara dan bungus timur dan 13% zona bahaya sedang ada pada sebagian kecil kelurahan bungus timur dan teluk kabung utara. Dan bila dilihat dari jumlah kepadatan penduduknya yang ada diwilayah zona merah diketahui jumlah penduduk terpapar paling banyak ada pada penduduk laki-laki dengan jumlah 649 jiwa. Sedangkan, berdasarkan hasil analisis kelompok rentan diketahui jumlah penduduk terpapar yaitu balita yaitu 139 jiwa.

B. Kecamatan Padang Selatan.

Kecamatan ini memiliki Luas Wilayah 1303,90 km2 dengan jumlah total penduduk 18.154 jiwa. Dikecamatan ini terdiri dari sebelas kelurahan yaitu Air Manis, Alang Laweh, Batang Arau, Belakang Pondok, Mato Aie, Pasa Gadang, Ranah Parak Rumbio, Rawang, Seberang Padang, Seberang Palinggam, Taluak Bayua (Gambar 3).

Gambar 3. Peta Kecamatan Padang Selatan berdasarkan kelas bahaya tsunami

Dilihat dari hasil analisis overlay diketahui kecamatan ini 100% termasuk kedalam zona merah tsunami. Dan berdasarkan tingkat kepadatan penduduknya diketahui jumlah penduduk terpapar paling tinggi yaitu laki-laki (4.212 jiwa) dari total kepadan penduduknya

8.409 jiwa. Dan untuk kelompok rentan yang mengalami kerentanan yang tinggi terdapat pada balita yaitu 1.798 jiwa dari total kelompok rentan 1392 jiwa.

C. Kecamatan Padang Timur.

Kecamatan ini memiliki Luas Wilayah 856,84 km2 dengan jumlah total penduduk 44.302 jiwa. Di kecamatan ini terdiri dari delapan kelurahan yaitu Andalas, Ganting Parak Gadang, Jati, Jati Baru, Parak Gadang Timur, Sawahan, Sawahan Timur, Simpang Haru, (Gambar 4)

Gambar 4. Peta Kecamatan Padang Timur berdasarkan kelas bahaya tsunami.

Berdasarkan hasil analisis overlay diketahui kecamatan ini 100% termasuk kedalam zona merah tsunami. Dan jika dilihat dari kepadatan penduduknya diketahui kerentanan tertinggi terjadi pada penduduk perempuan dengan jumlah 9.378 jiwa dari total kepadan penduduk 18.621 jiwa. Sedangkan, pada kelompok rentan diketahui tinggkat kerentanan yang tinggi terjadi pada balita dengan jumlah 1.509 balita dari jumlah total kelompok rentan 2.849 jiwa.

D. Kecamatan Padang Barat.

(5)

Gambar 5. Peta Kecamatan Padang Selatan berdasarkan kelas bahaya tsunami

Berdasarkan hasil analisis overlay yang telah dilakukan, diketahui kecamatan ini 100% termasuk kedalam zona merah tsunami. Dilihat dari kepadatan penduduknya jumlah penduduk terpapar paling banyak adalah laki-laki yaitu 17.639 jiwa dari total kepadatan penduduk 35.013 jiwa. Sedangkan untuk kelompok rentanpaling tinggi terjadi pada lansia yaitu 2.924 jiwa.

E. Kecamatan Padang Utara.

Kecamatan ini memiliki Luas Wilayah 817,97 km2 dengan jumlah total penduduk 65.886 jiwa. Di kecamatan ini terdiri dari delapan kelurahan yaitu Air Tawa Barat, Air Tawar Timur, Alai Parak Kopi, Gunung Pangilun, Lolong Belanti, Ulak Karang Selatan, dan Ulak Karang Utara

Gambar 6. Peta Kerentanan Kecamatan Padang Utara

Berdasarkan hasil analisis overlay diketahui kecamatan ini juga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi karena wilayah ini

100% termasuk kedalam zona merah tsunami. Dilihat dari jumlah kepadatan penduduk diwilayah ini kerentanan tertinggi terjadi pada penduduk perempuan yaitu 23.773 jiwa dari total kepadatan penduduk 45.158 jiwa. Dan untuk kelompok rentan yang memiliki tingkat kerentanan tinggi ada pada balita dengan jumlah 3.021 jiwa.

F. Kecamatan Nanggalo.

Kecamatan ini memiliki Luas Wilayah 817,97 km2 dengan jumlah total penduduk 65.886 jiwa. Di kecamatan ini terdiri dari delapan kelurahan yaitu Gurun Laweh, Kampung Lapai Baru, Kampung Olo, Kurao Pagang, Surau Gadang, dan Tabiang Banda Gadang (Gambar 7)

Berdasarkan hasil analisis overlay diketahui kecamatan ini juga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi karena wilayah ini 100% termasuk kedalam zona merah tsunami. Dilihat dari jumlah kepadatan penduduk diwilayah ini diketahui jumlah penduduk terpapar paling banyk adalah penduduk laki-laki yaitu 17.194 jiwa dari total penduduk 35.458 jiwa. Sedangkan, untuk kelompok rentan paling tinggi adalah balita yaitu 2.971 jiwa

Gambar 7. Peta Kerentanan Kecamatan Nanggalo

G. Kecamatan Koto Tangah.

Kecamatan ini memiliki Luas Wilayah 23050,40 km2 dengan jumlah total penduduk 34.194 jiwa. Di kecamatan ini terdiri dari tiga belas kelurahan yaitu air pacah, balai gadang, batang kabung, batipuh panjang, bungo pasang, dadok tunggul hitam, koto panjang ikua koto, koto pulai, lubuk buaya, lubuk minturun, padang sarai, parupuk tabiang, dan pasir nan tigo

(6)

kerentanan yang cukup tinggi. Diwilayah ini terdiri dari 67% zona merah , 28% zona kuning dan 5% zona hijau (Gambar 8).

Gambar 8. Peta Kerentanan Kecamatan Koto Tangah

Dilihat dari hasil analisis persentase wilayah zona merahnya maka dapat diketahui jumlah penduduk terpapar berdasarkan kerentanan kependudukan di wilayah zona merah yaitu 8557 jiwa laki-laki dan 8442 perempuan. Berdasarkan hal ini, maka penduduk terpapar yang paling tinggi kerentanannya diwilayah zona merah adalah penduduk laki-laki. Sedangkan bila dilihat dari hasil analisis kelompok rentan yang ada diwilayah zona merah, maka dapat diketahui kerentanan tertinggi berdasarkan kelompok rentan adalah balita yaitu 1608 jiwa.

Berdasarkan semua penjelasan tersebut maka dapat diketahui perbedaan tingkat kelas bahaya dari masing-masing kecamatan yang berada diwilayah rawan tsunami kota padang berdasarkan tingkat kepadatan penduduk dan kelompok rentannya.

Tingkat kerentanan masyarakat pesisir Kota Padang memperlihatkan angka yang bervariasi antara aspek kependudukan, kelompok rentan dan infrastruktur di kawasan perumahan. Kerentanan berhubungan secara linier dengan tingkat risiko yang akan diterima. Oleh karena itu kerentanan yang rendah mencerminkan pula tingkat risiko yang juga rendah.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dan pemodelan spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis didapatkan hasil berupa peta kerentanan berdasaran kelas bahaya di setiap kecamatan yang berada di zona merah tsunami Kota Padang yang terdiri dari 3 (tiga) kelas yaitu kelas bahaya tinggi, kelas bahaya sedang dan kelas bahaya rendah. Kelas kerentanan tinggi berdasarkan jumlah kepadatan penduduk terdapat di wilayah Padang Utara. Sedangkan untuk kelompok rentan yaitu di Kecamatan Padang Utara dan Padang Barat

DAFTAR PUSTAKA

BNPN. 2013. Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI). Direktorat Pengurangan Risiko BencanaDeputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. ISBN : 978-602-70256-0-8.

Harismanni.(2008). Identifikasi Tingkat Resiko Bencana Tsunami Kota Padang.[Tesis].Bandung

Hudson, Ronald W, Haas, Ralph and Waheed Uddin. (1997). Infrastructure Management. McGraw-Hill. New York

Latief H. (2006). Pemodelan & Pemetaan Rendaman Tsunami serta Kajian Resiko Bencana Tsunami di Kota Padang. Laporan Program Penelitian dan Pengembangan Iptek 2006, Informasi/Peringatan dini kepada masyarakat Rawan bencana Sub- kegiatan No. 155i/IPK.1/OT/2006 : 4977.0582, Pusat penelitian Geoteknologi-LIPI.

Little, R.G., Birkland, T.A., Wallace, W.A., Herabet, P. (2007). Socio-Technological Systems Integration to Support Tsunami Warning and Evacuation. Proceedings of the 40th Hawaii International Conference on System Sciences.

McCloskey, Jet. al. (2010). "The September 2009 Padang Earthquake". Nature

Geoscience 3: 70–

71. doi:10.1038/ngeo753

Permana H, Ita Carolita dan Mohammda Rasyid. 2007. Pedoman Pembuatan Peta

Jalur Evakuasi Tsunami.

Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) Press. Jakarta

sirrma.bppt.go.id. Bencana Gempa Bumi dan Kolateral Longsor dan Kebakaran di Sumbar. Diakses pada 26 Juli 2010.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Trisakti B, Ita Carolita dan Mawardi Nur.(2007).

Simulasi Jalur Evakuasi untuk

Bencana Tsunami Berbasis Data

Pengindraan Jarak Jauh (Kota

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 4. Peta Kecamatan Padang Timur berdasarkan kelas bahaya tsunami.
Gambar 6. Peta Kerentanan Kecamatan Padang Utara
Gambar 8. Peta Kerentanan Kecamatan Koto

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu perlu ditambahkan mengenai perintah bahwa debitur harus melakukan pembayaran kembali atas pinjaman yang telah ditanggungkan kepada penanggung karena dalam

Dengan demikian penulis dapat mengemukakan bahwa terdapat perbedaan fitur pelayanan sirkulasi di SLiMS salah satunya ialah terdapat perpanjangan koleksi yang dapat dilakukan secara

Berdasarkan hasil evaluasi kestabilan kebaikan koleksi inti dalam pemilihan koleksi inti pada pengambilan contoh acak berlapis sebanyak 10% dari seluruh koleksi

Dari ketiga jenis qiyas menurut Ibn Jinni tersebut, dua diantaranya diterima dan diterapkan oleh para ulama bahasa Arab pada masanya dan masa setelahnya, tetapi jenis

13) Mahasiswa diperkenankan pindah antar fakultas apabila telah mengikuti kuliah secara aktif minimal 2 (dua) semester. 14) Mutasi studi tidak diperbolehkan pada jurusan

Pendekatan Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap kemampuan bicara dan komunikasi program kebutuhan khusus pada siswa autis, dengan perhitungan

Data pada Tabel 1 sampai Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian Gandasil D berpengaruh signifikan terhadap tinggi tajuk, banyaknya anakan, jumlah daun dan bobot tajuk,