• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK TER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK TER"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HALID HANAFI

Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Da’Wah wal Isryad Mangkoso

Abstrak: Anak adalah pujaan hati dan dambaan setiap orang tua. Tidak ada satu pasangan manusiapun dalam kehidupan ini melangsungkan perkawinan tidak menghendaki atau menginginkan adanya anak. Namun untuk mendapatkan anak bagi seorang pasangan suami istri tentulah bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah tetapi butuh perjuangan yang luar biasa dan pengorbanan yang besar baru bisa mendapatkan seorang anak. Demi untuk mendapatkan seorang anak terutama anak yang shaleh maka seorang pasangan suami istri diwajibkan harus menjaga kualitas gen dan hal-hal yang mempengaruhinya, merawat bayi dalam kandungan, menjaga kesehatan jasmani dan rokhani ibu hamil, menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang oleh agama, bertobat bila punya kesalahan-kesalahan masa lalu dan hidup sesuai dengan yang digariskan Islam.

Kata Kunci: Anak, Alam Dunia

I. PENDAHULUAN

(2)

Hal yang sama juga terjadi pada kelahiran seorang anak manusia ke alam dunia yang diidam-idamkan oleh setip orang tua tentu tidak bisa muncul dengan sendirinya dalam kehidupan tanpa ada faktor-faktor penyebab kelahirannya. Anak yang dalam sudut pandang Islam adalah karunia sekaligus amanah Allah yang diberikan kepada orang tua maka orang tua mempunyai tanggung jawab memelihara amanah itu.1 Namun demikian upaya untuk mendapatkan anak bagi seorang pasangan suami istri tentu bukanlah sesuatu yang mudah seperti membalik telapak tangan. Banyak dalam kehidupan pasangan suami istri yang mendambakan seorang anak belum tentu bisa mendapatkan anak sebaliknya ada pasangan yang karena dorongan seksual semata melakukan hubungan intim di luar nikah toh muda melahirkan anak. Orang tua yang mengidam-idamkan untuk mendapatkan anak laki-laki belum tentu mendapatkan anak laki-laki sebaliknya orang tua yang mengharapkan mendapatkan anak perempuan malah mendapatkan anak laki-laki. Ada orang tua yang mengingkan anak yang saleh tetapi ternyata begitu lahir dan tumbuh berkembang malah menjadi anak yang tidak saleh. Bahkan terkadang lantaran perjuangan untuk mendapatkan anak, betapa banyak dalam kehidupan seorang ibu harus melayang nyawanya lantaran perjuangan saat melahirkan.

Uraian di atas menunjukan bahwa boleh jadi faktor-faktor penyebab lahirnya satu orang anak ke alam dunia dengan anak yang lainya bisa sama dan bisa pula berbeda sebab karakteristik anak manusia dalam kehidupan ada yang sama karakter perilaku dan ada pula yang berbeda karakter tetapi karena orang tua sebagai titik awal lahirnya seorang anak ke alam dunia maka sudah barang tentu faktor penyebab dari orang tua akan lebih banyak mempengaruhi atau lebih dominan menjadi penyebab sehingga seorang anak terlahir ke alam dunia.

II. PEMBAHASAN

A. Proses Keberadaan Anak Manusia Dalam Kehidupan Di Dunia

Seorang anak manusia tidak secara otomatis muncul dengan sendiri dalam kehidupan dunia tetapi lewat sebuah proses yang panjang dan memakan waktu serta

(3)

memerlukan perjuangan berat. Secara biologis proses lahirnya anak ke alam dunia terwujudnya lewat proses menyatunya dua insan antara seorang laki-laki dan perempuan lewat prosesi perkawinan lalu dari proses tersebut tumbulah janin dalam rahim seorang istri atau perempuan sehingga melahirkan seorang anak bayi manusia yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi anak-anak hingga menjadi dewasa lalu memasuki masa tua hingga mengakhiri hidupnya di dunia. Dalam perkembangan selanjutnya lewat adanya lagi proses perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan lalu melahirkan anak dan berkembang terus lewat proses perkawinan-perkawinan lain yang terjadi dalam kehidupan sehingga tumbulah manusia dalam kehidupan menjadi kelompok masyarakat, bangsa hingga negara dan bertebaran di muka bumi.

Proses perkembangan anak manusia dalam kehidupan di dunia juga disinyalir oleh Allah dalam Islam lewat firmannya yang terdapat dalam QS. al-Hujurat (49): 13, yaitu;









































. Termahnya;

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. 2

Berdasarkan firman Allah swt dapatlah dipahami bahwa memang prosesi keberadaan anak manusia dalam kehidupan di dunia bermula dari diciptakan seorang laki-laki dan perempuan oleh Allah lalu terjadilah perkawinan di antara dua manusia yang berbeda jenis kelamin tersebut lalu terjadi kehamilan pada perempuan sehingga lahirlah seorang anak manusia dan dalam proses selanjutnya menjadikan anak tersebut tumbuh menjadi dewasa dan melakukan pernikahan lagi lalu punya anak, anaknya tumbuh menjadi dewasa dan begitu seterusnya hingga menjadikan manusia dalam

(4)

kehidupan di dunia tumbuh menjadi kelompok-kelompok keluarga, suku-suku dan bangsa yang terus berkembang yang bertebaran di muka bumi.

Secara Islam biasanya dipahami bahwa manusia bermula dari diciptakan Adam dari tanah oleh Allah lalu dari tulang rusuk Adam diciptakan Hawa dan dari perkawinan keduanya berkembanglah anak keturunan manusia di seluruh pelosok dunia. Memang selain Adam dan Hawa yang terlahir tanpa proses ayah dan ibu, ada yang terlahir hanya lewat ibu yaitu Nabi Isa tapi itu semua karena kekuasaan dari Allah, tetapi selain itu semua anak manusia terlahir kedunia lewat prosesi adanya ayah dan ibu.3

Untuk itu jelas dalam proses perkembangan seorang manusia dalam kehidupan melalui tahapan-tahapan perubahan dalam proses yang lama dan dalam proses tersebut terjadi perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang anak manusia dimana hal tersebut lebih dikenal dengan proses perkembangan atau proses pertumbuhan keperibadian anak.

Proses pertumbuhan kepribadian seorang anak adalah tahapan-tahapan perubahan yang dialami oleh seorang anak baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga berarti tahapan berubah tingkah laku anak baik yang terbuka maupun yang tertutup. Proses pertumbuhan anak juga berarti cara terjadinya perubahan dalam diri yang merupakan perubahan-perubahan berhubungan dengan perkembangan yang dialami oleh seorang anak. Perubahan-perubahan yang terjadi pada anak terjadi dalam berbagai kapasitas baik yang bersifat biologis maupun yang bersifat psikologis.

Secara global proses perkembangan individu atau anak sampai menjadi individu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu; tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah), tahapan proses kelahiran saat kelahiran bayi dari rahim ibu ke alam dunia bebas dan tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi pribadi yang khas sehingga bila dikelompokkan terhadap proses perkembangan kepribadian anak maka proses perkembangan anak melalui tiga tahapan yaitu; masa

3 Lihat Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

(5)

anak menjadi janin dalam rahim seorang ibu, masa anak menjadi bayi, dan masa anak dari kanak-kanak hingga tumbuh menjadi dewasa hingga mengakhiri hayat hidup di dunia. 4

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapatlah dipahami bahwa proses keberadaan anak manusia di muka bumi secara umum terjadi lewat proses terjadinya penyatuan dua insan anak manusia antara seorang laki-laki dan perempuan lewat proses pernikahan yang selanjutnya terjadilah proses kehamilan pada perempuan dan setelah melewati masa tertentu maka lahirlah seorang anak manusia, dimana cikal bakal adanya manusia bermula dari diciptkannya Adam dan Hawa lalu dengan pernikahan keduannya melahirkan adanya manusia yang terus berkembang di alam dunia ini.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Terlahir Ke Alam Dunia

Setiap anak yang lahir kedunia membawa hereditas tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuannya. Pewarisan tersebut misalnya struktur tubuh, warna kulit, bentuk rambut, kecerdasan, emosional, bakat dan sebagainya. Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas dapat diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (masa pembuahan ovum oleh sel sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen. Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang bentuknya sangat kecil, garis tengahnya kurang lebih 1/200 inchi. Sel ini merupakan perpaduan antara sel telur (ovum) yang berasal dari ibu dengan sperma (spermatozoid) yang berasal dari ayah. Di dalam rahim, sel benih ini terus bertambah besar dengan jalan pembelahan sel menjadi organisme yang bersel dua, empat, delapan, dan seterusnya sehingga setelah kurang lebih sembilan bulan menjadi organisme yang sempurna.

4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Anak Dengan Pendekatan Baru (Cet. IX; Bandung:

(6)

Kesempurnaan janin sebagai makhluk hidup diperoleh setelah ditiupkan ruh oleh malaikat ke dalam dirinya pada usia 120 hari (4 bulan). 5

Setiap sel tersebut memiliki inti sel yang sangat kecil. Inti sel benih berlainan dengan sel yang lainya (sel badan). Sel-sel badan mempunyai fungsi menggerakkan otot, menghubungkan syaraf, menahan keseimbangan dan sebagainya. Sedangkan sel benih mempunyai fungsi yang istimewa dan khusus, yaitu fungsi pertumbuhan (pembentukan organisme baru). Hanya sel-sel benih yang menentukan penurunan sifat, sementara sel-sel lain tidak menentukan sifat. Setiap sel benih memiliki 48 kromosom, yaitu benda seperti benang, yang berpasangan sebanyak 24 pasang. Tiap kromosom mengandung sejumlah gen-gen (unsur-unsur keturunan atau faktor-faktor dasar dalam pembawaan). Gen-gen inilah yang akan menentukan sifat-sifat individu, baik fisik maupun psikisnya. Jumlah gen-gen dalam satu telur yang telah dibuahi sebanyak 10000 sampai 15000.

Setelah terjadi pembuahan maka terjadilah perpaduan kromosom yang jumlahnya menjadi 48 pasang. Perpaduan ini pun segera diikuti oleh pembelahan diri menjadi dua organisme sehingga jumlah kromosom pada sel-sel baru tersebut tetap 24 pasang. Di antara kedua organisme baru tersebut terjadilah perjuangan dan yang lebih kuat dapat terus hidup. Pada akhirnya hanya satu organisme yang berhasil hidup, maka akan lahir satu orang anak, tetapi apabila keduannya berhasil mempertahankan hidupnya, akan lahir anak kembar. Kembar yang berasal dari satu sel telur akan melahirkan anak kembar yang memiliki jenis kelamin dan sifat yang sama. Kembar yang berasal dari dua sel telur akan melahirkan anak kembar bisa memiliki jenis kelamin dan sifat yang sama atau jenis kelamin dan sifat yang berbeda. Mengenai jenis kelamin dari hasil pembuahan, sangat bergantung pada perpaduan antara kromosom. Pada pria ada pasangan kromosom XY sedangkan pada wanita hanya memiliki pasangan XX. Bila dalam pembuahan terjadi pasangan XY (X dari wanita dan Y dari

5 Syamsu Yusuf LN & A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Cet. I; Badung:

(7)

laki-laki ) maka anak yang akan lahir adalah laki-laki, sedangkan apabila XX maka yang akan lahir adalah wanita.6

Penjelasan-penjelasan tersebut memberikan pemahaman bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi anak sebelum lahir adalah faktor gen dari orang tuannya dimana kualitas gen dari orang tua akan sangat berpengaruh dasar pada kondisi fisik maupun psikis dari anak saat dilahirkan, dimana anak itu akan menjadi perempuan atau laki-laki, sehat atau kurang sehat, cerdas atau kurang cerdas, dan sebagainya itu tergantung pada kualitas gen dari orang tua. Ini berarti bahwa agar orang tua dapat memiliki anak yang sehat secara jasmani maupun rokhani maka para orang tua harus menjaga kualitas gen yang dimilikinya minimal selain perawatan bayi dalam kandungan saat ibu mengandung maka boleh jadi seorang ibu dan ayah harus mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang oleh agama baik itu berupa makanan yang dikonsumsi, perilaku yang ditampakkan saat mulai proses pembuatan anak hingga kelahirannya, bertobat bila punya kesalahan-kesalahan masa lalu, hidup sesuai dengan yang digariskan Islam, dan sebagainya. Sebab pepatah kaum bijak mengatakan bahwa buah kelapa jatuh tidak jauh dari pohonnya, bila menanam kelapa maka akan tumbuh kelapa.

Suatu perumpamaan yang dapat kami kemukakan misalnya; sebagus apaun tanah yang akan ditanami petani kalau tanam yang ditanamnya itu tidak dirawat dengan baik maka pasti hasinya juga tidak akan baik tetapi walaupun tanah yang akan ditanami itu gersang serta kondisi alam yang panas tetapi kalau petani rajin mengelola tanah yang akan ditanami berupa memberinya pupuk, tanaman rajin dirawat, serta rajin disirami maka boleh jadi akan membuahkan hasil yang memuaskan.

(8)

Dari Abi Hurairah ra berkata; telah bersabda nabi saw; setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majuzi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya (HR Bukhari).

Ahmad Tafsir mengatakan bahwa Rasulullah lewat hadis tersebut telah menggariskan bahwa setiap anak yang dilahirkan itu dalam keadaan fitrah. Ibu dan bapaknyalah yang menjadikan ia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi. Selain itu redaksi hadis tersebut sepertinya tidak bisa dipahami secara tekstual saja sebab kalau yang dipahami kelahiran anak itu sebatas saat anak lahir maka tentu saat anak masih dalam kandungan, apapun yang dilakukan oleh orang tuannya tidak akan berpengaruh padanya, pada hal sebagimana disebutkan di atas dan berdasarkan hasil penelitian dalam bidang psikologi ternyata kebanyakan yang dilakukan oleh orang tua sangat berpengaruh pada perilaku anak selanjutnya.7

H Baihaqy AK yang dikutip oleh Ahmad Tafsir mengemukakan;

Hadis di atas bermakna bahwa karena tangan-tangan orang tuanyalah si anak dapat berubah arah, yang tadinya fitrah malah menjadi menyimpang. Kelahiran anak itu sendiri fitrah, dan orang tuanyalah yang mewarnai dengan celupan Majusi, Nasrani, atau Yahudi. Analogi hadis dimaksud adalah kenakalan, kemalasan, ketidakpatuhan, serta ketidak sopanan, akibat ulah orang tuannya. Pada hal secara kejadian dan kelahiran anak itu bersih atau suci.8

Berdasarkan pendapat Ahmad Tafsir dan H Baihaqy AK tersebut dapatlah dipahami bahwa proses kejadian anak dan kelahirannya itu bersih atau suci nanti yang membuat perangai anak itu menjadi perangai Yahudi, Majusi dan Nasrani karena ulah tangan-tangan atau perilaku keseharian dari kedua orang tuannya sehingga karenanya para orang tua dalam kehidupannya tanpa memandang waktu harus selalu hidup sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

H Jalaluddin mengemukakan bahwa keselamatan diri dapat dipelihara atas dasar ketaatan menjalankan syari’at Islam meliputi;

1. Memelihara agama

7 Ahmad Tafsir (editor), Pendidikan Agama Dalam Keluarga (Cet. IV; Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002), h. 67

(9)

2. Memelihara akal, seperti menghindari minuman memabukkan, menuntut ilmu, dan sebagainya

3. Memelihara jiwa, antara lain tidak menganiaya diri

4. Memelihara harta benda, tidak boros, atau membelanjakan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaat

5. Memelihara keturunan seperti membina keluarga melalui pernikahan yang sah.9 Berdasarkan pendapat H Jalaluddin tersebut dapatlah dipahami bahwa semua yang dimiliki manusia dalam kehidupan baik diri, keluarga, harta benda, nyawa dan sebagainya semuanya harus diarahakan dalam kehidupan demi untuk pengabdian kepada Allah termasuk apa yang diperoleh harus diperoleh lewat jalan yang halal. Ini bermakna dalam hal proses pembuatan anak maka segala aktifitas yang terkait dengan proses pembuatan tersebut benar-benar lewat proses yang halal dan ditopang oleh hal-hal yang hal-halal serta perilaku yang dibenarkan oleh Islam.

Untuk itu sudah seharusnya bagi seorang calon ibu atau suami sejak dini sudah mempersiapkan dirinya dengan baik berupa hidup sesuai dengan ajaran Islam dalam segala aktifitas kehidupannya. Bila sebelumnya ia banyak melakukan kesalahan maka segerahlah bertobat sebab Allah maha pengampun. Sebaliknya juga bagi para ibu atau bapak yang terlanjur melakukan kesalahan dalam proses pengadaan anak maka perbaikilah diri anda dengan jalan tobat dan hidup secara Islami sehingga dengan demikian anak-anak yang akan dilahirkan atau sudah dilahirkan bisa menjadi anak yang saleh.

Hery Noer Aly mengemukakan bahwa;

Pertumbuhan jasmani seorang anak kadangkala dipengaruhi oleh faktor iklim, baik alamiah seperti iklim, perubahan musim dan sifat tanah, maupun dipengaruhi sosio-budaya seperti cara makan, cara memelihara badan dari penyakit dan perawatan. Untuk faktor warisan dari orang tua ibarat sebiji benih apabila disemaikan di atas tanah yang sesuai, benih akan tumbuh menjadi pohon atau tumbuh-tumbuhan yang diharapkan. Namun, apabila disemaikan di atas tanah yang tidak sesuai, ia tidak akan tumbuh dengan semestinya. Sebaliknya, walaupun bagaimana suburnya tanah itu, benih tidak akan dapat menjadi tanaman yang baik apabila tanaman yang disemaikan itu benih yang buruk. Demikian pula halnya

(10)

dengan kecerdasan. Seorang tidak akan bisa diharapkan untuk menjadi pintar atau genius walaupun bagaimanapun suburnya lingkungan di sekelilingnya apabila sejak awal ia membawa warisan dari kecerdasan dari orang tuannya rendah. 10

Berdasarkan penjelasan dari Hery Noer Aly tersebut dapatlah dipahami bahwa faktor penyebab yang mempengaruhi anak terlahir ke alam dunia adalah kualitas sperma dari ayah dan kualitas sel telur yang dimiliki oleh seorang ibu serta proses perawatan yang dilakukan terhadap ibu hamil selama mengalami proses kehamilan sehingga hal tersebut memungkin bisa lahirnya seorang anak dengan baik.

Kartini Kartono mengemukakan bahwa;

Janin dalam rahim ibu itu nyaman terlindung dari setiap gangguan lingkungan. Namun hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut bisa aman dari pengaruh luar. Sebagian besar proses pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung pada kondisi internal sang ibu, yaitu kondisi fisik dan psikisnya. Ibu dan janin merupakan satu bagian perkumpulan organik tunggal. Semua kebutuhan ibu dan bakal anak dicukupi melalui proses fisiologis yang sama. Substansi fisik dari ibu si anak mengalir pula ke dalam jasad janinya. Unitas ini tidak hanya meliputi proses-proses kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga menyangkut segi-segi destruktif. Tegasnya, kesejahteraan ibu, baik jasmani maupun rokhani, akan melimpahkan kesejahteraan kepada janinya. Gangguan-gangguan pada pribadi ibu, baik yang bersifat fisik maupun psikis (misalnya suatu penyakit yang parah atau gangguan emosional yang serius). Selanjutnya, kematian dari salah seorang yaitu ibu atau janinnya, biasanya mengakibatkan pula kematian pada pihak lainya. Apabila mineral dan hormon-hormon yang esensial penting bagi pertumbuhan calon bayi itu sangat kurang, maka janin akan banyak menyerap mineral dan hormon dari ibunya dengan mengorbankan kondisi ibunya.11

Berdasarkan pendapat Kartini Kartono tersebut di atas dapatlah dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi seorang anak terlahir ke alam dunia juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dari seorang ibu termasuk makanan yang dikonsumsi oleh seorang ibu. Untuk itu di saat seorang sedang mengandung maka ia harus dijaga makanannya, kesehatannya, dan kenyamanan tempat ia selama mengandung anak dimana bila hal itu baik maka anak yang dilahirkan kemungkinan akan lahir dengan baik tetapi bila hal tersebut kurang baik maka bisa jadi akan mempengaruhi kelahiran mislanya bayi lahir cacat, keguguran, atau bahkan kematian bayi atau ibu dan bayinya.

10 Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Logos, 1999), h. 123

11 Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembanga ) (Cet. V; Bandung: Mandar Maju,

(11)

Dengan demikian berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapatlah dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi anak terlahir ke alam dunia meliputi; kualitas sperma seorang ayah, kualitas sel telur seorang ibu, makanan yang dikonsumsi seorang ibu, kondisi dalam kehidupan rumah tangga, kondisi kejiwaan seorang ibu, perilaku keagamaan orang tua, kenyaman tempat tinggal ibu saat mengandung, kondisi kesehatan ibu, dan takdir dari Allah. Masuknya takdir dari Allah sebagai salah satu penyebab yang mempengaruhi anak sebelum dilahirkan dikarenakan secara Islam walapuan berbagai hal telah diupayakan oleh manusia agar ia bisa mempunya anak namun bila Allah tidak menghendaki keduannya untuk mendapatkan anak maka pasangan tersebut tentu tidak dikarunia anak, prinsipnya manusia harus melakukan ikhtiar berusaha asal jangan menghalakan segala cara tetapi tetap merujuk pada ajaran Islam.

III. KESIMPULAN

1. Proses keberadaan anak manusia di muka bumi secara biologis terjadi lewat proses terjadinya menyatunya dua insan antara seorang laki-laki dan perempuan lewat proses perkawinan sehingga terjadilah proses kehamilan pada perempuan dan setelah melewati masa tertentu maka lahirlah seorang anak manusia sementara cikal bakal adanya manusia bermula dari diciptkannya Adam dan Hawa lalu dengan pernikahan keduannya melahirkan adanya anak manusia yang terus berkembang hingga akhir hayat hidupnya di dunia.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak hingga terlahir ke alam dunia meliputi; kualitas sperma seorang ayah, kualitas sel telur seorang ibu, makanan yang dikonsumsi seorang ibu, kondisi dalam kehidupan rumah tangga, kondisi kejiwaan seorang ibu, perilaku keagamaan orang tua, kenyaman tempat tinggal ibu saat mengandung, kondisi kesehatan ibu dan takdir dari Allah

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya : Mahkota, 1989

al-Ja’fiy, Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhariy, Shahih Bukhari,

Cet. I; Riyadh: Dar al-Salam, 1997

Muhaimin dkk. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Anak Dengan Pendekatan Baru, Cet. IX; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

Ms, Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Jalaluddin, H. Teologi Pendidikan, Cet. III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 LN, Syamsu Yusuf & A Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling, Cet. I;

Badung: PT Remaja Rosdakarya, 2005

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Cet. XII; Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 2002

Tafsir, Ahmad (editor), Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Cet. IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Ali, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II; Jakarta: Logos, 1999

Referensi

Dokumen terkait

(2) BPJS Kesehatan mengirimkan tautan aktivasi secara realtime kepada Badan Usaha Lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui surat elektronik Badan Usaha Lama yang telah

“Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya” (Bimo Walgito, 2010: 45). Di SMA, siswa-siswa yang

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hal yang melatar belakangi Pengabdian Masyarakat (PENGMAS) ini adalah Pandemi COVID-19 membuat ruang gerak dalam beraktifitas menjadi terbatas dikarenakan kecepatan penyebaran dan

a. Project, merupakan kumpulan dari komponen – komponen yang dikemas menjadi satu dalam sebuah software agar bisa di build menjadi sebuah aplikasi. Pada Unity, Project

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi