PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENDENGARKAN DALAM PROSES BELAJAR BAHASA INGGRIS
DARSIAH
JURUSAN BAHASA INGGRIS, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Darsiahr2@gmail.com
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
mendengar, seseorang tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang didengarnya melainkan inti pesan yang terdengar.
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan dan fungsi belajar mendengarkan (listening) a. Tujuan mendengarkan
Tujuan mendengarkan dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berkomunikasi lisan dengan orang lain. Dalam komunikasi tersebut kita akan menyampaikan dan menerima informasi. Proses penyampaian informasi secara lisan di sebut berbicara. Sedangkan proses menerima menerima informasi di sebut mendengarkan
Tujuan orang mendengarkan adalah untuk memproleh informasi yang ada hubungannya dengan propesi, mengumpulkan data untuk membuat keputusan, dan untuk memberikan respon yang tepat. Selain itu, tujuan lain dari mendengarkan adalah untuk memproleh pengetahuan secara langsung, melalui radio atau televisi, dan lain-lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan mendengarkan dari seseorang tidaklah sama dan ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan mulai dari memperoleh informasi sampai pada pemecahan masalah.
b. Fungsi Mendengarkan
Mendengarkan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Terdapat beberapa jenis umum dari mendengarkan yaitu
a) Mendengarkan untuk kesenangan merupakan bagian yang paling menyenangkan dari keseluruhan waktu yang kita gunakan untuk mendengarkan. Misalnya, mendengarkan komedi di televisi atau drama, kita mencoba menahan kemampuan kritis kita sehingga kita menikmati apa yang kita dengarkan dengan rileks dan santai.
makan. Pada kesempatan lain kita mendengarkan untuk informasi yang kita gunakan dalam memberikan beberapa macam evaluasi, keputusan, dan kritikan.
c) Mendengarkan untuk menolong yang dalam hal ini berfungsi membantu orang lain dalam mengatasi masalah. Misalnya saja kita mendengarkan orang mengadu, mendengarkan persoalan pribadi, atau berusaha untuk membuat keputusan. Mungkin saja kita hanya sekedar mendengarkan atau menjadi pendengar dan hanya bersifat pendukung saja, namun demikian proses ini sudah menjadi upaya untuk menolong orang lain. Kemampuan semacam ini sering disebut dengan istilah katarsis.
d) Mendengarkan untuk tujuan atau kepentingan dalam hal ini berfungsi sebagai sesuatu yang dapat merangsang otak kita seperti mendengarkan musik klasik
perbedaan karakteristik, perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni.
Pertama, keluasan bahan ajar. Dalam memilih keluasan bahan ajar, hendaknya disesuaikan dengan kemampuan siswa. Apabila materi yang diberikan oleh guru cocok untuk siswa, maka mereka akan merasa senang dan ini sangat menentukan dalam tercapainya suatu kegiatan belajar mengajar yang baik. Bahan ajar yang dipilih guru dalam pembelajaran menyimak harus menarik dan menyenangkan agar siswa tidak merasa jenuh dan malas untuk menyimak. Apabila bahan yang digunakan digunakan menarik, tentunya siswa akan merasa senang. Selain itu, bahan ajar yang dipilih harus bisa dipahami oleh siswa. Dengan itu siswa tidak akan merasa jenuh karena mengetahui maksud dari bahan ajar yang telah disimaknya.
Kedua, keterbatasan waktu. Dalam pembelajaran, waktu yang telah diberikan oleh sekolah biasanya tidak cukup untuk menyelesaikan materi yang akan diajarkan, khususnya menyimak. Untuk itu, guru harus pandai memilih bahan ajar dan menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin. Ketiga, Perbedaan karakteristik siswa. Setiap individu pasti mempunyai karakter yang berbeda, baik itu sifat, bakat, maupun minat. Dengan adanya perbedaan itu guru harus bisa memilih materi yang sesuai untuk karakter siswa, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Keempat, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dalam memilih bahan ajar, guru juga harus menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar dapat selaras. Selain itu, siswa juga bisa mendapatkan hal yang baru misalnya tentang teknologi. Semua itu akan membuat siswa merasa tertarik dan senang.
membuktikan bahwa menyimak sebenarnya bersifat aktif. Bila perhatian kita hanya berpusat pada aktivitas fisik penyimak selama yang bersangkutan terlibat dalam peristiwa menyimak, maka seolah-olah menyimak memang benar bersifat pasif. Anggapan seperti ini memang pernah dianut orang. Tetapi kini anggapan seperti itu sudah ditinggalkan. Meyimak dianggap bersifat aktif-reseptif. Setiap orang yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan sejumlah kemampuan. Jumlah kemampuan yang digunakan itu sesuai dengan aktivitas penyimak. Pada saat penyimak menangkap bunyi bahasa, yang bersangkutan harus menggunakan kemampuan memusatkan perhatian. Bunyi yang ditangkap perlu diidentifikasi. Di sini diperlukan kemampuan linguistik. Kembali, bunyi yang sudah diidentifikasi itu harus diidentifikasi dan dipahami mengambil keputusan apakah dia menerima, meragukan, atau menolak isi bahan simakan. Kecermatan managgapi isi bahan simakan membutuhkan kemampuan mereaksi atau menanggapi.
C. Manfaat yang diperoleh dari belajar mendengarkan (listening)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mendengar adalah usaha untuk memproleh pengertian dengan mempergunakan indera pendengaran dan kemampuan pikiran untuk mengadakan interpretasi terhadap berita atau pesan yang di terima baik secara lisan maupun tertulis, dan melalui proses menangkap, memahami, dan mengingat. Dalam sistem komunikasi, proses mendengarkan merupakan aspek yang sangat penting. Mendengarkan secara efektif merupakan aktivitas yang aktif dari pikiran kita, bukan suatu aktivitas yang pasif. Oleh karena itu, Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
hal ini penyimak harus menggunakan kemampuan linguistik dan non-linguistik. Makna yang sudah diidentifikasi dan dipahami, makna itu harus pula ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dan dikaitkan dengan pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki si penyimak. Pada situasi ini diperlukan kemampuan mengevaluasi. Melalui kegiatan menilai ini, maka si penyimak sampai pada tahap mengambil keputusan apakah dia menerima, meragukan, atau menolak isi bahan simakan. Kecermatan managgapi isi bahan simakan membutuhkan kemampuan mereaksi atau menanggapi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, J. (2000). Psikologi komunikasi. Bandung: Penerbit PT remaja rosdakarya.
Sugiyo. (2005). Komunikasi antar pribadi. Semarang: UPT percetakan dan penerbitanUNNES PRESS.