• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsep dasar dan pendidikan IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "konsep dasar dan pendidikan IPS "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar.

Kurikulum merupakan kunci dalam suatu pendidikan, yakni dengan adanya kurikulum ini selain dapat membantu mempermudah guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran, juga dapat menjadi penentu arah, isi, dan proses pendidikan, yang mana pada akhirnya nanti menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.

Oleh karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

Demi tercapainya keberhasilan suatu pendidikan tentunya perlu diadakan suatu perubahan. Dalam hal ini yakni dari kurikulum yang lama menjadi baru. Ini adalah suatu bentuk upaya perbaikan menjadi yang lebih baik lagi.

Sehingga, kini hadir kurikulum baru yakni kurikulum 2013. Yang mana tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang sebelumnya yakni KTSP. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Yang berakibat menjadikan peserta didik yang kreatif, inovatif dan produktif, hingga mereka bisa meniti sebuah kesuksesan dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dasar pendidikan IPS ?

2. Bagaimanakah arah dan tujuan pengembangan kurikulum IPS ? C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui Konsep dasar pendidikan IPS.

2. Untuk mengetahui Arah dan tujuan pengembangan kurikulum IPS.

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan IPS 1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang dalam bahasa Inggris disebut Social Studies, memiliki banyak definisi, yaitu sebagai berikut:

(3)

b. Sumantri (1988) mengatakan bahwa pendidikan IPS adalah suatu penyederhaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

c. Depdiknas (2002) memberikan definis bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat sekeliling.

d. Wiyono (1995) juga berpendapat bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.

Akan tetapi beberapa penafisiran tersebut masih dapat ditarik kesamaan sehingga definisi pendidikan IPS yang lazim di Indonesia yaitu:

a. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan pendidikan (Somantri, 2001: 92).

b. Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara pendidikan (membentuk warga negara yang memiliki kompetensi sosial baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara atau warga dunia. Melalui pendidikan IPS diharapkan dapat membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan sosial, humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran sosial di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan dalam mengkaji dan memecahkan masalah sosial dalam kehidupannya, sehingga akhirnya diharapkan dapat menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab.

(4)

2. Konsep IPS

Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (dikutip di http://mukhlisaddien.blogspot. co.id/2013/06/konsep-pendidikan-ips-dan- karakteristik.html)

a. Ilmu Sosial (Sicial Science)

Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo, 1996:2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.

Menurut Gross (Djahiri, 1981) Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Studi Sosial (Social Studies).

Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, (Achmad, 1971) memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.

c. Pengetahuan Sosial (IPS)

(5)

wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.

Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS sebagai berikut: social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.

Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

3. Ruang Lingkup IPS

Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS tidak dapat tidak, yaitu kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat atau dapat juga dikatakan manusia dalam konteks sosialnya. Selanjutnya IPS sebagai program pendidikan, ruang lingkupnya sama dengan yang telah diutarakan diatas, namun ditambah dengan nilai-nilai yang menjadi karakter pendidikannya. IPS sebagai bidang pengetahuan, bisa saja dinyatakan sebagai bidang yang “bebas nilai”. Namun sebagai program pendidikan, IPS itu tidak hanya terkait dengan nilai, bahkan wajib mengembangkan nilai tersebut.

(6)

hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi dan aspek politik. Dari ruang lingkup kelompoknya meliputi: keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat, sampai ke tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi tingkat lokal, regional sampai ke tingkat global. Sedangkan dari proses interaksi sosialnya, meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik dan ekonomi. Tiap unsur yang menjadi subsistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks masyarakatnya.

IPS sebagai program pendidikan, tidak sekedar terkait dengan nilai, bahkan justru wajib mengembangkan nilai tersebut. Nilai-nilai yang wajib dikembangkan IPS sebagai program pendidikan (dikutip di http://blog.unila.ac.id/pargito / 2010/08/30/perkembangan-pendidikan- ips / ) yaitu:

a. Nilai Edukatif

Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Perilaku itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Nilai Praktis

Proses pembelajaran IPS harus selalu dikaitkan dengan realitas kehidupan manusia secara prkatis, tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung bernilai praktis serta strategis membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup hari ini, terutama untuk masa-masa yang akan datang.

c. Nilai Teoritis

(7)

mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka dibina serta dikembangkan. Dengan demikian kemampuan mereka mengajukan hipotesis dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan juga dikembangkan. Dengan perkataan lain, kemampuan mereka berteori dalam pendidikan IPS dibina dan dikembangkan. d. Nilai Filsafat

Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses yang demikian, peserta didik dikembangkan kesadaran dan pengahayatannya terhadap keberadaannya ditengah-tengah masyarakat, bahkan juga ditengah-tengah alam raya ini.

e. Nilai Ketuhanan

Kenikmatan kita sebagai manusia mampu menguasai IPTEK, menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan IMTAK kepadanya. Kekaguman kita manusia kepada segala ciptaannya, baik berupa fenomena fisikal alamiah maupun berupa fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berpancasila. Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang begitu luas cakupannya, menjadi landasan kuat penanaman dan pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita manusia lahir bathin. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moral-moralitas SDM hari, terutama untuk masa yang akan datang.

4. Karakteristik IPS

(8)

tetapi mereka mengajar tidak seperti mengajarkan materi untuk mahasiswa, bahan itu harus sesederhana mungkin untuk kepentingan usia peserta didik. Oleh karenanya untuk kelas tinggi (SMA) penyajiannya bisa secara separate discipline-based class dalam suatu jurusan (IPS), dengan tetap saling memperhatikan keterkaitannya, sehingga IPS tetap dapat dipahami dengan baik.

Ada dua karakteristik utama IPS, yaitu:

a. Yaitu sebagai bidang kajian penelitian yang ditujukan untuk membentuk warga negara yang baik, dan

b. Kajian terpadu terhadap banyak penelitian.

Akan tetapi secara rinci karekateristik pendidikan IPS menurut Banks (1990) (dikutip di http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2011/03/12/ karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/ )adalah sebagai berikut:

a. Social studies programs have as a major purpose the promotion of civic competence which is the knowledge, skills, and attitude required of students to be able to assume ”the office of citizen” (as Thomas Jefferson called it) in our democratic republic.

b. Program pendidikan IPS mempunyai tujuan utama membentuk warga negara yang memiliki pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan siswa dalam suatu masyarakat yang demokratis.

2) Social studes programs reflect the changing nature of knowledge, fostering, entirely new and highly integrated approaches to resolving issues of significance to humanity.

c. Program pendidikan IPS mencerminkan perubahan pengetahuan, mengembangkan sesuatu yang baru dan menggunakan pendekatan terintegrasi untuk memecahkan isu secara manusiawi.

(9)

sebagai aktor sosial yang cerdas, tidak berarti dan memang tidak bisa hanya dikembangkan aspek kecerdasan rasionalnya (rational intelegence) (Goleman:1996). Dia juga menegaskan bahwa kedua kecerdasan itu sama memiliki kontribusi terhadap keberhasilan seseorang, dalam masyarakat masing-masing diperkirakan 20% kecerdasan rasional dan 80% kecerdasan emosional.

5. Hakekat IPS

Hakekat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Masyarakat sebagai suatu komponen inti dalam interaksi sosial selalu menampilkan peran yang dinamis yang merupakan ciri kehidupan masyarakat sebagai makhluk sosial, makhluk politik dan makhluk yang berbudaya. Salah satu ciri kehidupan manusia sebagai makhluk sosial adalah timbulnya interaksi antara satu dengan yang lainnya, kegiatan interaksi manusia tersebut bertujuan untuk mencapai suatu sistem kehidupan sosial yang seimbang. Karena itu pada hakekatnya ilmu pengetahuan sosial bertujuan membangun kehidupan sosial yang lebih baik atau dengan kata lain, kejadian-kejadian yang ada dalam masyarakat secara langsung akan membentuk pengetahuan sosial seseorang.

6. Hakekat IPS Sebagai Program Pendidikan

(10)

ketrampilan Intelektual, yaitu ketrampilan berpikir, kecekatan dan kecepatan memanfaatkan pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat dan bermasyarakat.

Jadi secara singkat, dapat dikemukakan bahwa fungsi IPS sebagai pendidikan, yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual, dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM Indonesia yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional. (dikutip di http://blog.unila.ac.id/pargito/2010/08/30/perkembangan-pendidikan-ips/).

B. Arah dan Tujuan Pengembangan Kurikulum IPS 1. Arah dan Tujuan Pengembangan Kurikulum IPS

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut, Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya (Gross, 1978)

Sedangkan tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

(11)

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. pengembangan keterampilan pembuatan keputusan.

6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.

8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society’ dan mengembangkan kemampuan siswa mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.

(12)

pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

2. Struktur Kurikulum 2013

Struktur kurikulum 2013 (dikutip di http://wawan-junaidi.blogspot. com/ 2014 / draft-kurikulum-2013 .html ) terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:

1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan

(13)

Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sebagai non integrasi, sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP sebagai tematik integrasi.

1. Struktur Kurikulum SD

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit.

Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER

MINGGU

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

(termasuk muatan lokal)

4 4 4 4 4 4

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.

(14)

Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan dasar/KD dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara terpisah-pisah. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi KD yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

2. Struktur Kurikulum SMP

Beban belajar di SMP untuk Tahun VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP adalah 40 menit.

(15)

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

7. Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3 2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.

3. Struktur Kurikulum SMA

(16)

menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.

Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) serta pilihan akademik dan vokasional (SMK). Mata pelajaran pilihan ini memberikan corak kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit.

Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib sebagai berikut.

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU

X XI XII

Kelompok Wajib

1. Pendidikan Agama 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Prakarya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu 23 23 23 Kelompok Peminatan

(17)

Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib memberikan kemampuan dasar yang sama bagi tamatan Pendidikan Menengah antara mereka yang belajar di SMA dan SMK. Bagi mereka yang memilih SMA tersedia pilihan kelompok peminatan (sebagai ganti jurusan) dan pilihan antar kelompok peminatan dan bebas. Nama Kelompok Peminatan digunakan karena memiliki keterbukaan untuk belajar di luar kelompok tersebut sedangkan nama jurusan memiliki konotasi terbatas pada apa yang tersedia pada jurusan tersebut dan tidak boleh mengambil mata pelajaran di luar jurusan.

Struktur Kelompok Peminatan Akademik (SMA) memberikan keleluasaan bagi peserta didik sebagai subjek tetapi juga berdasarkan pandangan bahwa semua disiplin ilmu adalah sama dalam kedudukannya. Nama kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan Bahasa menjadi Matematika dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai Nama-nama kelompok disiplin ilmu karena adanya berbagai pertentangan fisolosfis pengelompokan disiplin ilmu. Berdasarkan filosofi rekonstruksi sosial maka nama organisasi kurikulum tidak terikat pada nama disiplin ilmu.

3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Peminatan Bahasa

(18)

2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4 3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4

4 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan

Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat 6 4 4 Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia 73 75 75 Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh 41 43 43

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah tersebut dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Konsep dasar pendidikan IPS

(19)

Filsafat , Nilai Ketuhanan. Karakteristik utama IPS yaitu Ada dua Yaitu sebagai bidang kajian penelitian yang ditujukan untuk membentuk warga negara yang baik, dan Kajian terpadu terhadap banyak penelitian dan hakekat. IPS sebagai pendidikan, yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual, dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM Indonesia yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan nasional.

2. Arah dan tujuan pengembangan kurikulum IPS.

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

B. Saran-saran

1. Kritik dan saran kami selalu butuhkan dari pembaca demi tersusunnya makalah agar menjadi lebih baik.

2. Kami harap para pembaca dapat memberikan penambahan materi tentang konsep kurikulum 2013, karena tentunya masih banyak sumber-sumber lain yang dapat menjelaskan lebih lengkap.

3. Dengan adanya makalah ini diharapkan kita semua dapat mengambil manfaat dan sebagai penambah khasanah keilmuan tentang kurikulum 2013.

(20)

Daftar Pustaka

Referensi Buku:

Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum, Teori & Praktik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mulyasa, E. 2014. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Awan, Mutakin. 1998. Pengantar Ilmu Sosial. Bandung : FKIP IKIP

Banks, J.A. 1990. Teaching Strategis For The Social Studies: Inquiry Valuing, And Decision-Making. Newyork : Longman.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Depdiknas

Goleman, Daniel.1996. Emotional Intelligence. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama

Sumantri, N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan. IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

(21)

Wiyono. 1995. Hakekat dan Karakteristik Bidang Studi IPS. Makalah. Jakarta : Depdikbud, Ditjen Dikti.

Referensi Internet:

http://annisanoviyaa.blogspot.co.id/2013/04/pembahasan-tentang-produk-pengembangan.html

https://kelompok26bgr.wordpress.com/2011/07/10/karya-tulis-ilmiah-produk-pengembangan-kurikulum-sekolah-dasar-dan-pengembangan-rencana-belajar/

Addien, Mukhlis. Konep Pendidikan IPS dan Karakteristik, (online) (http://mukhlisaddien.blogspot.co.id/2013/06/konsep-pendidikan-ips-dan-karakteristik.html, diakses 04 oktober 2015)

Junaidi, Wawan.. 2014. Draf Kurikulum 2013. (online) (http://wawan-junaidi.blogspot.com/ 2014 / draft-kurikulum-2013 .html diakses 04 oktober 2015)

Pargito. 2010. Perkembangan Pendidikan IPS, (online) (http://blog.unila.ac.id/pargito/2010/08/30/perkembangan-pendidikan- ips /, diakses 04 oktober 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Formulations MIF4 and MIF5 were selected for in vivo drug release studies on the basis of maximum mucoadhesion and better sustained behavior of the drug among all insert

Dalam pengadaan dan penggunaan suatu mesin, timbul berbagai jenis ongkos yang biasanya bisa diklasifikasikan sbb :.. - Harga awal

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Komunikasi yang dinilai dalam penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang ditemukan bahwa rasio likuiditas tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan

Hubungan antara variabel konsentrasi maltodekstrin dengan waktu kelarutan santan kelapa bubuk pada pelaksanaan penelitian ini memberikan hasil bahwa sampel yang

Hasil penelitian model kedua menunjukkan bahwa audit delay tidak mempengaruhi reaksi investor baik yang diproksikan dengan abnormal return maupun trading volume

Dalam halaman utama admin terdapat beberapa menu yang digunakan admin untuk mengelola aplikasi akademik fitur yang terdapat pada halaman admin yaitu data statis, data

Usecase Diagram digunakan untuk menggambarkan fitur apa saja yang dibuat pada sistem klasifikasi ketepatan waktu kelulusan mahasiswa Program Studi Sistem