LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA
LKM 4
“Tekanan Darah”
Disusun oleh :
Mufidah Nurul Hidayah 12030654058
Faristya Putri Alviana Zahroh 12030654059
Selly Nalafradiany Susandoro 12030654060
Erlina Putri Mayangsari 12030654201
Audhea Setya Pramesswari 12030654236
Pendidikan Sains B 2012
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
ABSTRAK
Kami telah melakukan percobaan Tekanan Darah pada hari Selasa, 22 April 2014 di Laboratorium Pendidikan Sains Unesa. Tujuan dari percobaan kami adalah mengukur tekanan darah dan mengetahui pengaruh massa dan aktivitas terhadap tekanan darah serta denyut jantung seseorang. Memilih 3 model dengan massa yang berbeda, kemudian mengukur tekanan darah serta denyut jantung masing-masing model dalam keadaan dudu (rileks), lari-lari kecil di tempat selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit. Kemudian membandingkan tekanan darah dan denyut jantung masing-masing model dengan pengaruh massa mereka yang berbeda serta aktivitas yang semakin tinggi . Adapun variabel yang digunakan adalah variabel manipulasi yaitu massa model, variabel control yaitu kegiatan yang dilakukan model dan waktu, serta variabel respon yaitu sistol, diastol, dan denyut jantung. Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan Dari hasil percobaan kami mengukur tekanan darah dan denyut jantung pada 3 model yang massanya berbeda, didapatkan hasil pengukuran yang berbeda pula. Hal tersebut karena adanya pengaruh dari massa dan aktivitas seseorang. Semakin tinggi aktivitas seseorang semakin tinggi pula tekanan darah serta denyut jantungnya. Sedangkan pengaruh massanya dari ketiga model dengan massa berturut-turut 50 Kg, 53 Kg, dan 55 Kg, tekanan darahnya semakin meningkat dengan bertambahnya massa model yaitu 93/65 mmHg, 113/68 mmHg, dan 115/87 mmHg. Sedangkan denyut jantungnya juga sudah sesuai yaitu semakin lambat frekuensinya dengan bertambahnya massa yaitu 96 denyut jantung/menit untuk massa 50 Kg, 86 denyut jantung/menit untuk massa 53 Kg, dan 88 denyut jantung/menit untuk massa 55 Kg. Hasil tersebut ada sedikit perbedaan dengan teori. Adanya sedikit perbedaan hasil percobaan dengan teori tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu, kurang validnya neraca badan yang dipakai, atau bisa juga kurang telitinya kami membaca skala pada alat Automatic Blood Preassure Monitor.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita pasti sering mendengar istilah tekanan darah. Tekanan darah adalah gaya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan tertutup pada bagian dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Sedangkan Denyut Nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri. Denyutsendiri merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistol. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastol.
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat beristirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah serta denyut jantung dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah dan denyut jantung yang berbeda dengan orang dewasa. Tekanan darah dan denyut jantung dalam satu hari juga berbeda, begitupun massa dan aktivitas juga memengaruhi tekanan darah dan denyut jantung seseorang.
Untuk memahami lebih dalam tentang pengaruh massa dan aktivitas terhadap tekanan darah dan denyut jantung perlu dilakukan praktikum mengukur tekanan darah dan denyut jantung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana pengaruh massa tubuh terhadap tekanan darah dan denyut jantung seseorang?”
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil suatu tujuan percobaan sebagai berikut:
“Mengetahui pengaruh massa tubuh terhadap tekanan darah dan denyut jantung seseorang”
BAB II
DASAR TEORI
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan tertutup pada bagian dalam jantung dan pembuluh darah dan merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Satuan tekanan darah adalah millimeter hydragyrum (Hg) atau air raksa dan biasa disingkat dengan mmHg. Tekanan darah diatas dapat dibaca 120 per 80 milimeter air raksa (Hg).
Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa
Kategori systolic, mmHg diastolic, mmHg
Hypotensi < 90 atau < 60
Normal 90 – 120 Dan 60 – 80
Prahipertensi 121 – 139 atau 81 – 89
Tahap 1 hipertensi 140 – 159 Atau 90 – 99
Tahap 2 hipertensi ≥ 160 or ≥ 100
Waktu yang dibutuhkan otot-otot jantung selama sistol dalam keadaan istirahat kurang lebih 0,27 detik dan diastol 0,53 detik sehingga satu kali denyut jantung membutuhkan kira-kira 0,80 detik. Artinya, frekuensi denyut jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70 sampai 75 kali per menit. Frekuensi denyut jantung ini dikendalikan oleh saraf simpatik dan saraf parasimpatik.Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Tekanan darah dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor patologis dan fisiologis.
A. Faktor patologis antara lain: 1. Umur
Tekanan darah akan meningkat dengan bertambahnya umur. 2. Waktu pengukuran
Bila pagi hari tekanan darah agak menurun sedangkan bila siang hari dan sore hari sedikit lebih meningkat.
3. Latihan (exercise) dan aktivitas
Tekanan darah meningkat selama exercise dan aktivitas. 4. Massa
Tekanan darah meningkat semakin massanya massa seseorang. 5. Stress
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengkibatkan stimulasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer. Efek-efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
6. Medikasi
Tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara brangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
8. Jenis kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi, setelah menopause wanita cenderung memiliki teknan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut. 9. Emosi dan nyeri
Emosi tinggi dan rasa nyeri yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, juga bila kandung kemih penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi kaki silang dapat meningkatkan tekanan darah.
10. Miscellaneus faktor
Bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah dari pada pasien duduk.
B. Faktor fisiologis antara lain: 1. Curah jantung
Curah hujan adalah volume darah yang dipompa jantung ( volume sekuncup) selama 1 menit ( frekuensi jantung). Curah jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas yang lebih besar dari otot jantung, atau peningkatan volume darah.
Sirkulasi darah melalui jalur arteriol kapiler venula dan vena. Arteri dan arteriol dikelilingi oleh otot polos yang berkontraksi atau rileks untuk mengubah ukuran lumen. Ukuran arteri dan arteriol berubah untuk mengatur aliran darah bagi kebutuhan jaringan local. Misalnya, apabila lebih banyak darah yang dibutuhkan oleh organ utama, arteri perifer berkontraki, menurunkan suplai darah. Normalnya arteri dan arteriol tetap berkontriksi sebagian untuk mempertahankan aliaran darah yang konstan. Tahanan pembuluh drah perifer adalah, tahanan terhadap aliaran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah. Semakin kecil lumen pembuluh semakin besar tahanan vaskuler terhadap aliran darah.
Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :
a. Viskositas darah.
Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah, menentukan visikositas darah apabila hematokrit meningkat, dan aliran darah lambat, tekanan darah arteri naik. Jantung berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah yang kental melewati sistem sirkulasi. Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
b. Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. c. Radius pembuluh
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya.
d. Volume Darah
Volume sirkulasi darah dalam sistem vaskuler mempengaruhi tekanan darah. Normalnya volume darh tetap konstan, bagaimanapun juga jika volume meningkat, tekanan terhadap dinding arteri menjadi lebih besar. Misalnya, penginfusan yang cepat dan tdak terkontrol dari cairan intravena meningkatkan tekanan darah. Bila darah sirkulasi menurun, seperti kasus hemoragi atau dehidrasi, tekanan darah menurun.
e. Elastisitas
Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
Denyut Nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah di dalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri atau nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan gystole dari jantung. Sedangkan denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut, misalnya, denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop. (Wijaya, 2007)
Denyut jantung yang normal yakni 60-100 kali setiap menit, sedang denyut jantung lambat kurang dari 60 kali per menit dan yang cepat lebih dari 100 kali per menit maka di nyatakan abnormal. (Wiwi, 2006)
Denyut nadi dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu :
1. Pada aspek ventral dari pergelangan tangan pada sisi ibu (radial arteri), dan kurang umum ulnar arteri kemerah-merahan pada sisi yang lebih mendalam dan sulit untuk meraba.
2. Leher (pembuluh nadi kepala),
3. Bagian dalam siku, atau di bawah otot bisep (arteri brachial) 4. Kunci paha
5. Dibalik malleolus di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri) 6. Tengah dorsum dari kaki (dorsalis pedis).
7. Di belakang lutut (popliteal arteri) 8. Diatas Perut (Abdominal aorta)
9. Dada (aorta). Hal ini dapat dirasakan dengan satu tangan atau jari tetapi mungkin untuk auscultate jantung dengan menggunakan stetoskop. Namun yang paling sering dilakukan yaitu pada : a) Arteri radialis b) Arteri Brankialis c) Arteri Karotid
1. Faktor kimia: ion-ion sperti Ca, Na dan K yang terdapat dalam cairan jaringan, adrenalin, dan karbondioksida
2. Pengaruh temperature: frekuensi denyut jantung akan bertambah bila temperature naik dan akan berkurang jika temperature turun
3. Massa: semakin massa tubuh maka semakin lambat denyut jantung begitupun sebaliknya
4. Aktivitas: semakin banyak melakukan aktivitas maka denyut jantung akan semakin cepat karena jantung memompa darah semakin cepat
5. Jenis kelamin: denyut jantung perempuan lebih cepat bila dibandingkan denyut jantung laki-laki
6. Kondisi fisiologs: denyut jantung orang yang stress atau tertekan lebih banyak daripada kondisi yang normal
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Rancangan Percobaan
B. Alat dan Bahan Alat
1. Automatic Blood Preassure Monitor 1 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Timbangan badan 1 buah
C. Variabel
1. Variabel manipulasi : massa model
2. Variabel kontrol : kegiatan yang dilakukan model dan waktu 3. Variabel respon : sistol, diastol, dan denyut jantung
D. Alur Percobaan
Memilih model Menyiapkan alat dan bahan
Model 1 Model 2 Model 3
- Menyiapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan
- Diukur massa model dengan menggunakan timbangan badan Keadaan relaks
- Diukur denyut jantung dalam keadaan duduk santai
- Dihitung denyut jantung dan tekanan darah menggunakan Automatic Blood Preassure Monitor.
E. Langkah Percobaan
Pertama, memilih 3 orang teman untuk menjadi model, mengukur massa model dengan menggunakan timbangan badan. Kemudian mengukur denyut jantung model selama 1 menit dengan mengguunakan stopwatch. Mengulangi sebanyak dua kali., lalu menghitung rata-ratanya. Lalu mengukur juga tekanan darahnya dengan menggunakan Automatic Blood Preassure Preassure Monitor. Lalu model melakukan naik turun tangga selama 3 menit
Lari-lari kecil
- Model berlari-lari kecil selama 1 menit
- Diukur denyut jantung dalam keadaan setelah lari-lari kecil
- Dihitung denyut jantung dan tekanan darah menggunakan Automatic Blood Preassure Monitor.
- Dicatat besarnya tekanan darah dan denyut jantung yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor Naik turun tangga
- Model naik turun tangga selama 3 menit
- Diukur denyut jantung dalam keadaan setelah naik turun tangga
- Dihitung denyut jantung dan tekanan darah menggunakan Automatic Blood Preassure Monitor.
- Dicatat besarnya tekanan darah dan denyut jantung yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor
Data Tabel Hasil Percobaan Hasil Percobaan
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Dari percobaan yang telah kami lakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tekanan Darah
No. Model Jenis Aktivitas
selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 96 mmHg, diastol 54 mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 116 mmHg, diastol 59 mmHg, dan pulse 121 denyut jantung/menit.
Pada model kedua yaitu Selly dengan massa 53 Kg saat normal (relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 113 mmHg, diastol 68 mmHg, dan pulse 86 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 103 mmHg, diastol 68 mmHg, dan pulse 86 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 109 mmHg, diastol 60 mmHg, dan pulse 112 denyut jantung/menit.
C. Grafik
Grafik 1. Model 1
Grafik 4. Saat Normal (Relaks)
Grafik 5. Saat lari-lari kecil ditempat selama 2 menit
BAB V
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
A. Pembahasan
Dari hasil percobaan kami mengukur tekanan darah dan denyut jantung pada 3 model yang massanya berbeda, didapatkan hasil pengukuran yang berbeda pula. Pada model pertama yaitu Audhea dengan massa 50 Kg saat normal (relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 93 mmHg, diastol 65 mmHg, dan pulse 90 denyut jantung/menit. Hal itu menunjukkan bahwa tekanan darah Audhea normal karena berdasarkan teori batas normal sistolnya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolnya pada 60 – 80mmHg. Pulsenya terlalu cepat karena menurut teori frekuensi denyut jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 96 mmHg, diastol 54 mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 116 mmHg, diastol 59 mmHg, dan pulse 121 denyut jantung/menit. Dari hasil tersebut kurang sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi aktivitas semakin tinggi pula tekanan darah dan pulse (denyut jantung) nya. Ketika lari-lari kecil ditempat selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit, sudah sesuai karena sistolnya semakin tinggi, sedangkan diastolnya semakin turun dan denyut jantungnya menurun ketika lari-lari kecil selama 2 menit.
jantung/menit. Ketika lari-lari kecil ditempat selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit, kurang sesuai dengan teori karena sistolnya semakin turun walaupun tdik terlalu signifikan, seharusnya semakin tinggi karena tekanan darah Erlina normal karena berdasarkan teori batas normal sistolnya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, namun diastolnya lebih dari 80 mmHg. Pulsenya terlalu cepat karena menurut teori, frekuensi denyut jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 126 mmHg, diastol 77 mmHg, dan pulse 105 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 129 mmHg, diastol 88 mmHg, dan pulse 126 denyut jantung/menit.. Ketika lari-lari kecil ditempat selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit, sudah sesuai dengan teori karena sistolnya semakin meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya aktivitas, sedangkan diastolnya juga sesuai karena naik pada saat naik turun tangga namun turun ketika lari-lari kecil di tempat, untuk denyut jantungnya sesuai karena meningkat dengan semakin tingginya aktivitas.
Dari ketiga model dengan massa berturut-turut 50 Kg, 53 Kg, dan 55 Kg, tekanan darahnya semakin meningkat dengan bertambahnya massa model yaitu 93/65 mmHg, 113/68 mmHg, dan 115/87. Sedangkan denyut jantungnya juga sudah sesuai yaitu semakin lambat frekuensinya dengan bertambahnya massa yaitu 96 denyut jantung/menit untuk massa 50 Kg, 86 denyut jantung/menit untuk massa 53 Kg, dan 88 denyut jantung/menit untuk massa 55 Kg. Hanya saja seharusnya denyut jantung erlina lambat daripada selly karena massa erlina lebih besar daripada selly.
badan yang dipakai, atau bisa juga kurang telitinya kami membaca skala pada alat Automatic Blood Preassure Monitor.
B. Diskusi
Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah seseorang?
Jawab: Ada 2 faktor yang mempengaruhi yaitu factor patologis dan fisiologis.
1. Faktor patologis antara lain:
a) Umur
b) Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. “Tekanan Darah”. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan darah. Diakses pada 26 April 2014.
Anonim. 2013. “Tekanan Darah”. Tersedia: http://mediskus.com/penyakit/tekanan - darah.html. Diakses pada 26 April 2014.
Febriandi. 2011. “Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah”. Tesedia:
http://mangfebri.blogspot.com/2011/04/faktor-yang-mempengaruhi-tekanan-darah.html. Diakses pada 26 April 2014
Anonim. 2013. “Mengukur Tekanan Darah”. Tersedia:
LAMPIRAN
Gambar 1 Timbangan berat badan
Gambar 2
Automatic Blood Preassure Monitor
Gambar 3 Stopwatch
Gambar 4
Gambar 4 Aktifitas lari-lari kecil
Gambar 5