Tugas 1
Sistem Pakar
“Diagnosa Infeksi Gigi dan Mulut”
Disusun oleh :
Noval Agung Prasetyo
: 1341177004163
Lidiana Syahrul
: 1441177004048
Ratih Dewi Suranenggala
: 1441177004054
Desi Wulandari
: 1441177004122
Rivan Yulian Pratama
: 1441177004243
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
1. Topik/tema sistem pakar yang akan dibangun
Diagnosa Infeksi Gigi dan Mulut
2. Pakar dalam bidangnya
Drg. Suhartono, MKM. Merupakan seorang pakar yang kita wawancarai.
Beliau merupakan Dokter gigi yang pada saat ini praktek di Rumah Sakit
Umum Daerah Karawang, Rumah Sakit Bayukarta dan Klinik PDGI
Karawang. Kami melakukan wawancara di Klinik PDGI Karawang pada
Hari Kamis Tanggal 02 Maret 2017. Berikut merupakan dokumentasinya :
3. Literatur dan sumber pengetahuan yang lain yang mendukung (*bisa diubah
atau ditambahkan) :
(eprintis.dinus.ac.id > jurnal_11459)
SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN
MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY
FACTOR
Rama Ashari Herlambang
Universitas Dian Nuswantoro
(Rama_ashari@yahoo.com)
4. Daftar pertanyaan untuk akuisisi pengetahuan (min.20 pertanyaan)
1. Bagaimana alur sistem yang sedang berjalan saat ini? Baik
administrasi ataupun mengenai konsultasi penyakit.
2. Bagaimana Penanganan dokter ke pasien?
3. Apakah dengan perancangan suatu sistem aplikasi akan
mempermudah dokter untuk menangani penyakit pasien?
4. Apa saja gejala yang dirasakan pasien jika terkena penyakit
peradangan gusi?
5. Apa saja gejala dari gigi berlubang?
6. Apa saja gejala dari sariawan?
7. Apa saja gejala dari Gingivostomatitis ?
8. Apa penyebab timbulnya plak pada gusi?
9. Apa saja penyebab dari timbulnya karang gigi?
10.Apakah muntah dapat merusak gigi?
11.Apa yang harus dilakukan untuk mencegah kerusakan gigi karena
muntah?
12.Apakah tambalan perak aman untuk ibu hamil dan janinnya?
13.Mengapa bisa terjadi resesi gusi?
14.Bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi resesi pada gusi?
15.Apa saja penyebab terjadinya gigi berlubang?
16.Apakah gigi yang berlubang boleh dilakukan pencabutan?
17.Apa saja penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi
berlubang?
18.Bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi gigi berlubang?
19.Apa saja penyakit yang sering dialami atau di derita oleh beberapa
pasien bapak?
5. Jawaban atau hasil akuisisi pengetahuan
1. Terkait sistem pelayanan kesehatan rawat jalan:
a. Input :
Pasien, tempat pendaftaran/registrasi, petugas administrasi.
b. Proses :
Poliklinik, kurir status pasien, perawat poliklinik, dokter.
c. Tindakan medis :
Tindakan penunjang medis (laboratorium, radiologi, apotek).
d. Ouptut :
Pasien sembuh / ada perbaikan status kesehatan pasien.
2. Penanganan Pasien :
a. Anamnesa pasien
• Auto Anamnesa : Pasien bercerita sendiri/menjelaskan
keluhannya tanpa ditanya oleh dokter. • Allo Anamnesa : Pasien ditanya oleh dokter.
b. Diagnosa pasien
c. Tindakan medis
3. Tentunya sangat membantu dalam mendiagonsa penyakit yang
derita pasien.
4. Gejala Peradangan Gusi :
• Bau Mulut
• Gusi bengkak merah dan berdarah
• Gingival berkaratin, gaung luka diantara gigi dan gusi • Pembesaran Limfonodi di kepala, leher atau rahang • Demam
• Nyeri gusi
5 . Gejala Gigi Berlubang :
• Sakit gigi • Gigi sensitif
• Nyeri ringan sampai nyeri yang menusuk ketika makan atau
minum sesuatu yang manis, panas, atau dingin. • Nyeri ketika Anda menggigit.
• Timbul nanah sekitar gigi, terutama ketika Anda menekan pada gusi Anda.
6 . Gejala Sariawan :
• Rasa tidak nyaman dalam mulut.
• Luka berwarna putih yang biasa muncul di lidah atau dinding
mulut.
• Pendarahan ringan yang terjadi jika luka tergores. • Sensasi terbakar pada lidah
• Bagian dalam mulut dan tenggorokan memerah dan terasa perih. • Rasa sakit atau tidak nyaman saat menelan.
• Kulit bagian sudut mulut pecah-pecah atau kemerahan
(khususnya pada pengguna gigi palsu).
• Muncul stomatitis atau kemerahan dan rasa nyeri pada bagian mulut yang biasanya tertempel gigi palsu .
• Rasa gatal dan iritasi pada daerah bibir dan mulut.
7. Gejala Gingivostomatitis : • Bau mulut
• Demam
• Kehilangan selera makan
• Luka kecil sekitar (1-5 milimeter diameter) • Gusi berwarna merah terang
• Banyak luka terbuka berwarna putih dan kuning
• Jarang menggosok gigi
• Makanan yang mengandung banyak gula dan tepung tinggi • Mengkkonsumsi teh, kopi dan rokok secara berlebih dapat
memicu adanya plak pada gigi.
9. Penyebab timbulnya karang gigi :
• Plak merupakan asal muasal terciptanya karang gigi pada mulut
kita. Plak yang mulai mengeras menjadi penyebab dari
munculnya karang gigi.
• Jarang membersihkan mulut (menyikat gigi) sesudah makan. Sisa makanan yang dicerna oleh mulut apabila tidak segera
dibersihkan akan bercampur bersama kuman-kuman yang berada
di mulut. Ketika kuman dan sisa makanan telah bergabung,
terbentuklah plak di mulut.
• Menyikat gigi dengan cara yang salah juga bisa menyebabkan
karang gigi. Seseorang yang rajin menyikat gigi bukan berarti
bebas dari ancaman karang gigi. Jika menyikat gigi dilakukan
dengan cara yang salah, sisa-sisa makanan di mulut tidak dapat
bersih secara sempurna. Masih ada sedikit sisa makanan di
sela-sela gigi akibat cara menyikat gigi tidak sempurna. Sisa makanan
tersebut selanjutnya menjadi salah satu faktor penyebab karang
gigi.
• Makanan juga bisa menjadi salah satu faktor munculnya karang
gigi. Makanan dengan kandungan gula dan tepung yang tinggi
akan memicu timbulnya plak lebih cepat di gigi. Selain itu,
konsumsi teh, kopi, juga merokok bisa menimbulkan plak yang
berujung pada karang gigi.
10.Ya, Muntah dapat merusak gigi karena gigi tergerus asam lambung
(perimylolysis). Pada saat muntah, asam lambung akan keluar
bersamaan dengan isi perut. Ketika asam lambung keluar dan berada
di dalam mulut, maka akan merusak email gigi sehingga gigi menjadi
11.Jangan gosok gigi setelah muntah karena email gigi menjadi rentan
dan lembut serta mudah rusak oleh gosokan yang kuat, jadi
berkumurlah dengan cairan kumur yang akan membantu memberi
mineral kembali pada kerusakan email yang disebabkan oleh asam
lambung.
12.Penambalan berbahan perak dianggap aman oleh
WHO
dan tidakada penelitian ilmiah yang menunjukkan hal sebaliknya.
13.Resesi gusi merupakan kondisi menurunnya gusi ke arah akar gigi
hingga mengakibatkan permukaan akar gigi menjadi terbuka atau
terpapar. Peyebabnya antaralain:
• Cara menyikat gigi yang terlalu kasar dan keras serta bulu sikat
gigi yang terlalu kasar dapat memicu gusi menurun.
• Peradangan akibat kurang bersih rongga mulut, penumpukan plak
atau karang gigi yang mengiritasi gusi.
• Posisi gigi yang miring ataupun terputar memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mengalami resesi gusi.
• Kebiasaan buruk suka menggesekkan atau menggertakkan gigi juga dapat menyebabkan kondisi resesi gusi.
• Tindikan di dalam mulut juga dapat menyebabkan resesi gusi.
14.Cara pencegahan agar tidak terjadi resesi pada gusi yaitu:
• Pilihlah sikat gigi yang lembut
• Sikatlah gigi dengan cara yang benar dan tepat, jangan terlalu
keras.
• Bersihkan karang gigi secara rutin minimal tiap 6 bulan sekali • Konsultasikan dengan dokter gigi apabila memiliki kebiasaan
menggesekkan atau menggertakkan gigi.
15.Gigi berlubang disebabkan oleh : • Bakteri
• Makanan manis • Mulut kurang bersih • Plak pada gigi • Rokok dan alkohol
16.Saat gigi berlubang itu masih terasa nyeri, sebaiknya tidak dilakukan
pencabutan karena dapat menyebabkan resiko terjadinya pendarahan,
infeksi dan rasa sakit yang lebih parah. Jika gigi berlubang itu masih
terasa sakit, lebih baik di obati terlebih dahulu dan selanjutnya bisa
di tindak lanjuti sesuai dengan kondisi gigi berlubang.
Apabila kondisi gigi berlubang memungkinkan untuk dicabut hal itu
tidak menjadi masalah bagi pasien.
17.Ada beberapa cara penanganan gigi berlubang yang dapat di lakukan
sesuai dengan kondisi gigi, yaitu antara lain : • Penambalan pada gigi berlubang • Perawatan akar dan saraf gigi • Crowning
• Implan • Pencabutan
18.Cara pencegahannya yaitu dengan cara membatasi jumlah gula yang
kita konsumsi. Bila Anda memakan atau meminum sesuatu yang
manis segeralah berkumur dengan air putih. Menyikat gigi lah 2 kali
sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
19.Penyakit yang sering di alami oleh pasien :
1. Peradangan Gusi
2. Gigi Berlubang
4. Gingivostomatitis
20.Cara merawat gigi agar tetap sehat yaitu :
• Menggosok gigi 2 kali sehari, sesudah sarapan dan sebelum tidur.
Sikat seluruh bagian gigi dengan cara yang benar sesuai bagian
masing-masing. Ganti sikat gigi anda bila bulu sikat sudah
mekar/rusak.
• Gunakan dental-floss (benang gigi) bila diperlukan untuk
membersihkan sela-sela gigi yang tidak mudah dijangkau dan
gunakan obat kumur untuk mengatasi bau mulut.
• Hindari penggunaan tusuk gigi untuk membuang sisa makanan.
Sebab, bisa melukai gusi dan mengakibatkangusi bengkak.
• Kurangi konsumsi makanan manis, lengket, dan asam. Segeralah berkumur sesudah makan makanan tersebut. Gula adalah
penyebab utama pembusukkan gigi dan jika bergabung dengan
plak, bakteriStreptococus mutansakan menghasilkan asam yang
mempercepat pembentukan lubang gigi (karies). • Kurangi konsumsi teh, kopi, rokok serta alkohol.
• Pilih permen karet bebas gula karena dapat merangsang produksi air liur (saliva) untuk mencegah masalah gigi berlubang.
• Merawat email gigi dengan suplemen fluoride hanya efektif
hingga usia 11 tahun. Selanjutnya gunakan pasta gigi berfluorida.
Karena selain dapat memperkuat, gigi akan terlihat lebih putih
bersih.
• Membersihkan lidah dengan cara disikat perlahan setelah selesai gosok gigi dapat menjaga nafas segar lebih lama.
• Biasakan menggunakan kedua sisi rahang saat mengunyah
sehingga tercipta beban seimbang untuk kesehatan dan kekuatan
sendi rahang.
• Hindari kebiasaan buruk seperti mengunyah makanan keras (es
batu, permen keras), menggigit pulpen, berkeletuk saat emosi
• Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk perawatan
maksimal. Bila anda pernah mencabut gigi, tambal gigi anda atau
gunakan gigi palsu untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
6. Langkah-langkah untuk validasi pengetahuan :
1. Ketepatan (accuracy) : Sistem yang akan dibuat dapat mewakili gejala
yang dirasakan oleh pasien karena pasien tersebut menjawab pertanyaan
berupa apa saja yang dirasakan pasien dan selanjutnya pasien
mengetahui penyakit yang diderita sesuai dengan pengetahuan yang
sebelumnya telah didapatkan dari pakar.
2. Adaptabilitas : Sistem yang dibuat dapat di perbarui seperti menghapus,
ubah, dan tambah isi dari tiap menu.
3. Kecakupan (adequacy) : Penyakit dan gejala yang di terapkan akan di
dalam sistem ini hanya penyakit-penyakit yang sering di derita pasien
dan yang sering ditangani oleh pakar.
4. Daya tarik (appeal) : Sistem dibuat agar pasien dapat mengetahui
penyakit serta gejala yang di deritanya dengan cara pasien menjawab
pertanyaan mengenai gejala yang di deritanya setelah itu sistem akan