• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila sebagai ideologi terbuka (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila sebagai ideologi terbuka (2)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Pancasila sebagai ideologi terbuka

1) Makna Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan bersifat dinamis atau merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsensus dari masyarakat itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

2) Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi di era keterbukaan/globalisasi dalam segala bidang.

3) Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara

Dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dibentuklah BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945, membahas tentang rumusan dasar negara. Tampil tiga tokoh.

1. Tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengemukakan 5 dasar negara Indonesia(dalam pidato) - Peri Kebangsaan

- Peri Kemanusiaan - Peri Ke-Tuhanan - Peri Kerakyatan - Kesejahteraan rakyat

Pada akhir pidatonya beliau menyerahkan rancangan (tertulis) - 1. Ke-Tuhanan Yang maha Esa

- 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

- 3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

(2)

- permusyawaratan/ Perwakilan

- 5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

2. Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengemukakan usulan dasar negara Indonesia yaitu:

- Persatuan - Kekeluargaan

- Kesimbangan lahir dan batin - Musyawarah

- Keadilan rakyat

3. Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya mengenai lima hal yang menjadi dasar negara merdeka, yaitu:

- Kebangsaan Indonesia

- Internasionalisme atau kemanusiaan - Mufakat atau demokrasi

- Kesejahteraan sosial

- Ke-Tuhanan yang berkebudayaan

Pendapat ketiga tokoh dibahas oleh Panitia Sembilan tanggal 22 Juli 1945 dan menghasilkan rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia merdeka yang terkenal dengan nama “Piagam Jakarta” atau Jakarta Charter”.

Sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 – 17 Juli 1945 menerima laporan Panitia Sembilan tentang isi Piagam Jakarta, membahas rancangan Pembukaan UUD 1945 dan tugasnya selesai BPUPKI dibubarkan.

Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk PPKI dan mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 setelah melalui perdebatan yang sengit akhirnya menerima perubahan Piagam Jakarta menjadi Pembukaan UUD’45 dengan rumusan Pancasila sebagai berikut:

- Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

(3)

- Persatuan Indonesia

- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kemudian mengesahkan UUD 1945, mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden, sebelum MPR/DPR terbentuk tugas presiden dibantu oleh KNIP.

4) Fungsi Pokok Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara

Pancasila sebagai dasar negara dijadikan sebagai landasan setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk segala peraturan perundangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek

kenegaraan lainnya.

Sedangkan sebagai ideologi negara, dasar, pandangan bagi sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara memiliki 4 fungsi pokok yaitu:

- Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan - Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya

- Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa

Referensi

Dokumen terkait

Sebahagian besar perkataan dalam Bahasa Banjar adalah sama dengan Bahasa Melayu, begitu juga dengan awalan seperti di, ber, ter, men, meng, dan akhiran seperti kan, an

Pekerjaan yang pernah digeluti yakni sebagai guru SMA Korpri Ciawigebang mulai tahun 1996 sampai dengan 2001 untuk mata pelajaran fisika, guru SMU Negeri 1 Ciawigebang

Franchise merupakan fenomena yang tidak lagi baru dalam dunia bisnis khususnya di Indonesia, waralaba yang menjadi titik tolak adalah adanya.. kesepakatan antara kedua pihak yaitu

Yaitu : PENYARING AIR KOLAM UNTUK BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM MIKROKONTROLER, agar lobster air tawar dapat hidup sehat dengan

Ada 6 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengungkapan CSR sebagai variabel dependen dan profitabilitas, umur perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, dan

Pengadaan 46 Tabel 4.2 Kriteria Usulan Pemilihan Supplier (Dickson 1966) 48 Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Delphi Putaran 1 50 Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Delphi Putaran 2 51

Konsekuensi independensi hakim Mahkamah Syar’iyah terhadap hukuman yang dijatuhkan yaitu adanya putusan hakim yang menjatuhkan hukuman lebih tinggi dari tuntutan JPU, lebih