• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan rakor menko perek Rapbn 2016 25 Me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bahan rakor menko perek Rapbn 2016 25 Me"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

PADA

RAKOR MENKO PEREKONOMIAN

Tanggal, 25 Mei 2015

I. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019

Visi : TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

Misi :

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara Hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan Indonesia yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan dalam Kerangka Agenda Pembangunan Nasional

1. Agenda Prioritas Melindungi Hak dan Keselamatan Pekerja Migran a. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan;

b. Memperluas Kerjasama dalam Rangka Meningkatkan Perlindungan; c. Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan

(2)

d. Memperbesar Pemanfaatan Jasa Keuangan bagi Pekerja melalui pengenalan jasa keuangan;

e. Meningkatkan perlindungan melalui peningkatan pengawasan dan peningkatan kesejahteraan serta penyusunan skema asuransi yang efektif.

2. Agenda Prioritas Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja a. Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja;

b. Memperbaiki iklim ketenagakerjaan dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Ketenagakerjaan dalam Kerangka Agenda Pembangunan Bidang Ekonomi

1. Memperkuat daya saing tenaga kerja dalam memasuki pasar tenaga kerja global;

2. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjaan;

3. Meningkatkan akses angkatan kerja kpd sumber daya produktif yg dilaksanakan;

4. Mendorong pengembangan ekonomi perdesaan; 5. Memfungsikan pasar tenaga kerja;

6. Memperluas kerja sama dalam rangka melindungi hak dan keselamatan tenaga migran;

7. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan;

8. Membekali pekerja migran dengan pengetahuan, pendidikan dan keahlian;

9. Memperbesar pemanfaatan jasa keuangan bagi pekerja; 10. Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional;

11. Jaminan sosial bagi pekerja penerima upah;

12. Perluasan kepesertaan pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja.

C. Agenda Prioritas Pembangunan Ketenagakerjaan Nawa Kerja Ketenagakerjaan

(3)

4. Perluasan Kesempatan Kerja Formal; 5. Penguatan Wirausaha Produktif;

6. Penciptaan Hubungan Industrial Yang Sehat dan Produktif; 7. Penegakkan Hukum Ketenagakerjaan;

8. Peningkatan Perlindungan Pekerja Migran;

9. Pelayanan Ketenagakerjaan Sederhana, Transparan dan Akuntabel.

D. Sasaran Strategis

1. Peningkatan Kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, dengan indikator kinerja :

Meningkatnya produktivitas tenaga kerja dengan target 83.378 orang mendapat pelatihan berbasis kompetensi, 380 lembaga pelatihan yang terakreditasi, 202.750 orang tenaga kerja yang mendapatkan sertifikat kompetensi, dan 9.350 orang tenaga kerja yang meningkat produktivitasnya.

2. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja, dengan indikator kinerja :

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan fasilitasi penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja sebanyak 2.000.000 orang

3. Penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjan, dengan indikator kinerja :

a. Meningkatnya Perusahaan yang membentuk PKB sebanyak 6,2%; b. Meningkatnya persentase Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial di luar pengadilan HI sebanyak 60%;

c. Meningkatnya Perusahaan yang menyusun Struktur Skala Upah sebanyak 450 perusahaan;

d. Meningkatnya Lembaga Kerjasama (LKS) bipartit yang berfungsi sebanyak 28 %.

4. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan dalam dunia usia dan pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan, dengan indikator kinerja :

a. Menurunnya Jumlah Pekerja Anak Nasional sebanyak 16.500 pekerja anak;

b. Menurunnya Pelanggaran Hukum di Bidang Ketenagakerjaan.

(4)

III. PAGU INDIKATIF ANGGARAN KEMNAKER TAHUN 2016

1. Sesuai dengan Surat Bersama Menteri Negara PPN/Kepala Bapennas dan Menteri Keuangan Nomor 0082/M.PPN/04/2015 dan Nomor S-288/MK.02/2015 tanggal 15 April 2015 hal Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016, Kementerian Ketenagakerjaan mendapat Pagu Indikatif sebesar Rp4.433,5 miliar, yang bersumber dari Rupiah Murni sebesar Rp3.663,07 miliar, PNBP sebesar Rp427,14 miliar dan Pinjaman Luar Negeri (PLN) sebesar Rp343,29 miliar;

2. Telah dilakukan pertemuan tiga pihak (Trilateral Meeting) antara Menteri Negara PPN/Kepala Bapennas, Menteri Keuangan, dan Kementerian Ketenagakerjaan yang membahas rancangan RKP dan Renja KL tahun 2016 dan Pagu Indikatif RAPBN 2016, salah satunya dengan hasil yaitu rincian Pagu Indikatif Tahun 2016 per program, sebagai berikut:

No Program Anggaran KemnakerPagu Indikatif Tahun 2016 (Rp.000)

a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kemnaker / Setjen 353.613.256 b. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kemnaker / Itjen 61.728.932 c. Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kemnaker /

Barenbang 95.130.213

d. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas /

Ditjen Binalattas 1.740.084.408 e. Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja / Ditjen

Binapenta 1.257.828.384

f. Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja / Ditjen PHI dan Jamsos TK 368.094.174 g. Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem

Pengawasan Ketenagakerjaan / Ditjen Binwasnaker & K3 557.025.803

TOTAL 4.433.505.170

3. Pagu indikatif tersebut telah dituangkan dalam Rencana Kerja Kemnaker tahun 2016 dengan mengacu kapada hasil trilateral meeting yang dilaksanakan tanggal 5 Mei 2015 dengan mempedomani petunjuk penyusunan Renja KL Tahun 2016;

(5)

No. Program/Unit Kerja Eselon I

a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Kemnaker / Setjen 620.162.229 353.613.256 266.548.973 b. Pengawasan dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur Kemnaker / Itjen 122.940.234 61.728.932 61.211.302 c. Perencanaan, Penelitian dan

Pengembangan Kemnaker / Barenbang 390.080.076 95.130.213 294.949.863 d. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja

dan Produktivitas / Ditjen Binalattas 3.931.314.091 1.740.084.408 2.191.229.683 e. Penempatan dan Pemberdayaan Tenaga

Kerja / Ditjen Binapenta 2.786.000.000 1.257.828.384 1.528.171.616 f. Pengembangan Hubungan Industrial dan

Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja / Ditjen PHI dan Jamsos TK

1.039.675.537 368.094.174 671.581.363

g. Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengem bangan Sistem Pengawasan Ketenaga kerjaan / Ditjen Binwasnaker & K3

1.126.204.289 557.025.803 569.178.486

JUMLAH: 10.016.376.455 4.433.505.170 5.582.871.285

5. Dalam rangka mengoperasionalisasikan 276 BLK yang tersebar di seluruh Indonesia untuk percepatan peningkatan kualitas angkatan kerja melalui pelatihan dengan target sebanyak 2.170.377 orang pada tahun 2019, dan jumlah tenaga kerja yang tersertifikasi sebanyak 863.819 orang, maka Kementerian Ketenagakerjaan membutuhkan anggaran Biaya Operasional BLK (BOB) Tahun 2016 sebesar Rp737.790.000.000,- (Tujuh ratus tiga puluh tujuh miliar tujuh ratus sembilan puluh juta rupiah). dan disetujui sebesar Rp135 miliar yang bersumber dari fungsi pendidikan. Sehingga masih terdapat kekurangan sebesar Rp602.790.000.000,-

6. Untuk itu mohon dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

IV. PENUTUP

Demikian Bahan Kementerian Ketenagakerjaan terkait RAPBN 2016. Semoga bermanfaat.

SEKRETARIS JENDERAL

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen penelitian dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen atau pengumpul data penelitian

Penggunaan metode Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok kamar akan menghasilkan harga pokok kamar yang akurat, karena biaya-biaya yang terjadi

Sedangkan, kerusakan yang dianggap mutlak seperti terjadinya busuk, rusaknya sebagian jaringan tanaman sehingga tanaman atau bagian tanaman tidak produktif lagi.. Kerusakan

perawatan luka robek di daerah kemaluan harus dilakukan tiap hari karena untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Ibu nifas

HCR yg gunakan pendekatan interpretif fokus pd budaya dg coba lihat budaya mll mata orang2 yg dikaji, rekonstruksi kehidupan orang2 dikaji & teliti individu atau kelompok

Penemuan 9 tema dalam penelitian ini berdasarkan analisis tentang kedekatan ibu dengan anak perempuan dan anak laki-laki, yaitu sifat ibu yang baik hati dan sabar,

Smartphone membantu perusahaan dalam menangani masalah yang ada dilapangan, penggunaan Software (e-Trace) dapat menampilkan pemetaan terpadu dan perjalanan data

Berdasarkan analisis data minat belajar dari 23 orang mahasiswa diperoleh minat belajar siswa cenderung Cukup yaitu sebesar 15 (65,52%). Dengan demikian dari hasil kegitan