MENGATASI MASALAH SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PINJAMAN LUAR NEGRI DENGAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP.
Pembangunan infrastruktur di Indonesia pada umumnya memiliki kendala dalam hal pembiayaan. Pada dasarnya, pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia sudah teranggrkan secara rapi, namun kenyataanya anggran yang telah dibuat tidak sesuai dengan pelaksanaan pembangunan. Terkadang biaya yang dianggarkan untuk pembangunan infrastruktur kurang, sehingga membuat pembangunan menjadi terhambat. Dalam studi kasus ini, sumber pembiayaan menjadi salah satu penyebab keterhambatan pembangunan infrastruktur.
Proyek pembangunan infrastruktur yang menggunakan sumber pembiayaan non konvensional pada umumnya mengalami kelancaran dalam pembiayaan pembangunan. Tetapi, tidak semua pembangunan yang sumbernya non konvensional mengalami kelancaran. Ditinjau lebih lanjut sumber pembiayaan non konvensional tidak hanya berasal dari PPP namun, juga berasal dari hutang luar negri. Sumber non konvensional yang berasal dari hutang luar negri terkadang mengalami hambatan.
Jembatan Suramadu merupakan salah satu proyek pemerintah kota Madura yang bertujuan untuk untuk meningkatkan pengembangan meliputi infrastruktur dan perekonomian Pulau Madura. Jembatan Suramadu menggunakan sumber pembiayaan yang konvensional dimana APBN dan APBD Propinsi Jawa Timur serta APBD Kota Surabaya dan 4 kota di Madura. Pembiayaan jembatan suramadu berupa pinjaman sebesar 45% dengan China dan sisanya 55% akan ditanggung oleh pemerintah. Pada saat tahap operasional pembangunan jembatan suramadu berjalan sangat lancar, namun pada tahap pasca operasional jembatan suramadu memiliki mesalah terkait dengan pembiayaan pembangunan. Masalah tersebut berupa belum dilakukanya pelunasan pembiayaan pekerjaan Consortium of Indonesia Contractors (CIC) meliputi PT. Adhi Karya, PT. Hutama Karya, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya. Hal tersebut membuat pemerintah melakukan peminjaman pada bank, peminjaman tersebut dilakukan dua kali sehingga dapat dikatakan bahwasanya bukan mengurangi beban pemerintah tetapi menambah beban pemerintah dalam melakukan pelunasan hutang.
luar negri. Proyek pembangunan Infrastruktur yang direncanakan dan membutuhkan anggaran yang banyak, akan lebih efektif apabila pembiayaan pembangunan dilakukan menggunakan sumber non konvensional yaitu melalui KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta) dengan investor dalam negri atau swasta.