• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSA KONSISTENSI ELEMEN PADA DIAGRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMERIKSA KONSISTENSI ELEMEN PADA DIAGRA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PE M E R I K SA K O NSI S T E NSI E L E M E N PA DA DI A G R A M K E L A S

Institut T eknologi S epuluh Nopember Surabaya K ampus IT S S ukolilo, J awa T imur

UML merupakan bahasa visual dengan menggunakan diagram dalam memodelkan sebuah sistem. Model UML digunakan untuk memodelkan kebutuhan dan fungsionalitas sistem, sehingga informasi yang divisualisasikan dalam UML harus konsisten. Selain itu, keterkaitan antar diagram dalam UML memerlukan konsistensi dalam merancang diagram yang satu dengan yang lain. K onsistensi model merupakan hal yang sangat penting dalam proses perancangan UML , sehingga dibutuhkan pemeriksa konsistensi yang dapat mendeteksi adanya inkonsistensi dalam model. Penelitian ini menggunakan pendekatan bagaimana memeriksa adanya inkonsistensi elemen berdasarkan aturan konsistensi yang diterapkan pada dokumen UML . D okumen UML pada penelitian adalah dokumen X ML dari diagram kelas dan diagram sekuensial. Penelitian ini mempunyai dua kontribusi yaitu pertama adalah menghasilkan dua aturan konsistensi untuk memeriksa konsistensi elemen model UML . K ontribusi kedua adalah melakukan pendekatan memeriksa konsistensi elemen model UML berdasarkan aturan konsistensi yang telah dihasilkan. Proses pemeriksaan inkonsistensi elemen dilakukan dengan menguraikan dokumen X ML menjadi struktur pohon dengan pengurai D OM parser. Selanjutnya pencarian elemen yang inkonsisten dalam dokumen X ML yang telah diurai dilakukan oleh aturan konsistensi yang telah dikonversi dalam bahasa query X P ath. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aturan konsistensi yang diterapkan pada dokumen X ML dapat mendeteksi semua inkonsistensi yang terdapat pada dokumen X ML diagram kelas dan diagram sekuensial.

K ata K unci: konsistensi model, UML diagram, inkonsistensi elemen.

1. Pendahuluan

Unified Modeling L anguage (UML ) merupakan standarisasi bahasa pemodelan yang dikembangkan untuk membantu pengembang sistem dalam membangun, menspesifikasikan, dan memvisualisasikan sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berorientasi objek. Pengembang sistem menggunakan UML untuk memodelkan kebutuhan dan fungsionalitas dari sebuah sistem.UML terdiri dari beberapa tipe diagram, yaitu diagram aktifitas, diagram kelas, diagram kolaborasi, diagram komponen, diagram penempatan ( deployment) , diagram objek, diagram paket, diagram kasus pengguna, diagram urutan dan diagram statechart. K eterkaitan masing-masing diagram dalam UML dapat menimbulkan resiko adanya inkonsistensi pada elemen model UML .

Permasalahan yang banyak diangkat dalam penelitian terkait dengan pemodelan UML adalah mengenai konsistensi dalam sebuah model [ 1,2].A danya desain model yang tidak konsisten seringkali menyulitkan seorang pengembang dalam menganalisis desain model tersebut. Misalnya, Sebuah desain model yang dirancang oleh beberapa pengembang secara pararel dapat menimbulkan inkonsistensi elemen karena model yang dihasilkan dapat berbeda.Selain itu pemahaman yang kurang mengenai keterkaitan antar model dapat pula menghasilkan inkonsistensi elemen antar model.

(2)

14 |b 9 w h

elemen model. Selain itu, beberapa mekanisme yang dilakukan dalam memeriksa inkonsistensi elemen UML hanya mendukung pada diagram yang terstruktur saj a dan belum terlalu mendukung pada diagram perilaku, misalnya diagram sekuensial. Oleh karena itu diperlukan alat yang dapat memeriksa adanya inkonsistensi elemen pada kedua tipe model UML . Penerapan aturan konsistensi pada model UML j uga diperlukan agar informasi inkonsistensi elemen model UML semakin akurat.

D engan mengacu pada permasalahan mengenai konsistensi model, maka kontribusi pertama pada makalah ini adalah melengkapi aturan konsistensi pada penelitian sebelumnya [egyed] , dengan menambahkan dua aturan konsistensi untuk memeriksa inkonsistensi elemen pada diagram kelas dan diagram sekuensial. K ontribusi kedua adalah membangun sebuah model untuk memeriksa konsistensi elemen pada model UML ( diagram kelas dan diagram sekuensial) berdasarkan aturan konsistensi yang telah ditetapkan. Pemeriksaan terhadap elemen model UML yang inkonsisten dilakukan pada diagram UML yang telah dikonversi kedalam dokumen X ML ( eX tensible Markup L anguage) .Pemilihan format dokumen dalam X ML dilakukan karena X ML mendeskripsikan semua elemen dari diagram UML kedalam sebuah sebuah struktur berbentuk dokumen. X ML menyediakan format data yang terstruktur dan terurut, sehingga data lebih mudah dipahami[ 3] . Selain itu data X ML dapat diakses dimana saja dan pengolahan data X ML menghemat memori [4].

2. Penelitian T er k ait

Penelitian yg sudah pernah dilakukan oleh A lexander E gyed [1] berkaitan dengan konsistensi model, membagi-bagi domain ke dalam cakupan atau ruang lingkupyang disebut sebagai ruang lingkup dampak perubahan ( C hange Impact Scope, secara singkat ditulis C IS ) . C IS kemudian diinstansiasi menjadi instansiasi aturan konsistensi (C onsistency Rule Instances, secara singkat ditulisC R I) . Proses pengecekan inkonsistensi dilakukan dengan membandingkan aturan konsistensi dengan model elemen berbasis pencocokan kata ( text matching).

Penelitian lain yang sudah pernah dilakukan berkaitan dengan konsistensi model fokus kepada konsistensiyang terjadi antara spesifikasi kebutuhan dan UML diagram[9] . K onsistensi antar diagram dalam UML tidak diperiksa. Penelitian lain yang berkaitan dengan transformasi model [5] , dilakukan dengan membuat grafikdari keterkaitan antara model elemen suatu model dan menuliskan properti semantiknya. Perbandingan penelitian terkait yang menjadi dasar penentuan kontribusi penelitian ini dapat dilihat pada T abel 1.

T abel1. Per bandinganP enelitianT er k ait

E gyed [1] L iu [5] K roha [6]

(3)

model UML . Model yang dibangun akan direpresentasikan dalam sebuah kakas bantu menggunakan J ava dan bahasa query X path.

3. D asar T eor i

3.1Unified M odeling L anguage (UML )

UML digunakan untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan dan mendokumentasikan sistem. Masing-masing diagram UML akan merepresentasikan aspek dan sudut pandang yang berbeda dari sebuah sistem. T siolakis [ 7] menyatakan bahwa diagram kelas merepresentasikan struktur statis dalam sebuah sistem, sedangkan diagram sekuensial menggambarkan interaksi pesan yang terjadi antara objek.Diagram kelas menunjukkan struktur statis dari suatu sistem, seperti, elemen sistem, struktur internal dan relasi antar elemen sistem yang satu dengan yang lain. E lemen sistem meliputi kelas, atribut, operasi dan relasi antar kelas.Diagram sekuensial merepresentasikan interaksi antar objek dalam gambaran logis dari sebuah sistem.D iagram sekuensial menggambarkan objek yang terlibat dalam skenario dan urutan pesan yang dipertukarkan antar objek untuk melaksanakan fungsi skenario tersebut.Objek-objek yang berkaitan dengan operasi diurutkan dari kiri ke kanan secara berurutan dan berdasarkan waktu tertentu [ 8] .

3.2E xtensible M ar k up L anguage

X ML adalah suatu bahasa markup yang dirancang untuk menyampaikan informasi atau data dan tidak bergantung pada kakas bantu tertentu. Markup yaitu bahasa yang berisi kode-kode dengan tanda dan aturan tertentu untuk memformat dokumen teks dengan tags agar mudah dimengerti [ 9] . Proses pembacaan dokumen X ML disebut juga parsing. K usnawi [ 4] menyatakan X ML parser sebagai parsing O pengurai X ML berbentuk pustaka perangkat lunak yang memberikan layanan bagi aplikasi yang akan membaca dan mengambil data didalam dokumen X ML . S alah satu cara untuk mengakses dan menampilkan elemen X ML adalah dengan menggunakan teknik scripting. T eknik scripting dapat digunakan untuk menguraikan sebuah dokumen X ML yang berpedoman pada X ML parser. T erdapat pengurai X ML yang sering digunakan yaitu D OM (D ocument Object Model) . D OM menggunakan struktur data berbentuk pohon yang serupa dengan dokumen X ML yang sedang diurai. Setiap elemen X ML memiliki satu simpul O elemen dengan tipenya masing-masing. D okumen X ML memiliki tipe document, sedangkan elemen didalam dokumen umumnya bertipe E lement. A tribut-atribut yang dimiliki oleh elemen diwakili obyek bertipe Attr. Sedangkan komentar dan teks mempunyai tipe C haracterD ata.

3.3A tur an K onsistensi

A turan konsistensi mendeskripsikan suatu kondisi yang harus dipenuhi oleh model UML sehingga model tersebut dapat dikatakan sebagai model yang konsisten.T erdapat 24 aturan konsistensi yang terdapat dalam penelitian E gyed [ 1] .Dari ke-24 aturan konsistensi, 80E merupakan aturan konsistensi untuk diagram kelas saja, sehingga diperlukan studi eksplorasi lebih j auh untuk mendapatkan aturan konsistensi untuk memeriksa konsistensi antar UML diagram.

3.4B ahasa Q uer y X P A T H

(4)

16 |b 9 w h

X Path simpul akar direpresentasikan dengan sebuah garis miring tunggal ( O).Simpul elemen merupakan setiap elemen yang terdapat pada sebuah dokumen X ML .Sebuah simpul elemen setidaknya mempunyai satu simpul atribut.S impul atribut menjelaskan fitur sebuah simpul elemen.Simpul teks berisi teks dari suatu simpul elemen. Nama sebuah simpul elemen tidak dapat dijadikan simpul teks, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kerancuan informasi antara simpul elemen dengan simpul teks.Simpul komentar digunakan sebagai dokumentasi yang berisi keterangan untuk memperjelas isi dokumen X ML . S ebuah simpul instruksi pemrosesan dibagi menjadi dua bagian yaitu nama ( nilai kembalian untuk fungsi name()) dan nilai string. Sebuah ekspresi X Path akan mengembalikan nilai dengan tipe data tertentu.

4. M etodologi Penelitian

L angkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sampai diperoleh luaran akhir berupa model untuk memeriksa konsistensi berdasarkan aturan konsistensi dapat dilihat pada T abel 2.

T abel 2. L angk ah-langk ah penelitian

No. L angkah Penelitian K eluaran T iap T ahap

D ua aturan konsistensi (aturan konsistensi 25 dan aturan konsistensi 26)

3.

Implementasi aturan konsistensi dalam bahasa query X Path

A turan konsistensi dalam sintaks X Path

4. Pengujian dan evaluasi

Inkonsistensi elemen model UML yang terdeteksi berdasarkan aturan konsistensi

L angkah yang harus dilakukan pertama adalah mengkonversi diagram UML menjadi dokumen X ML .Sebelumnya dilakukan perancangan terhadap diagram kelas dan diagram sekuensial yang akan diperiksa dengan menggunakan kakas bantu pemodelan UML yang dalam penelitian ini menggunakan E nterprise Architect ( E A ) . S etiap jenis kakas bantu pemodelan UML akan menghasilkan dokumen X ML dengan struktur yang berbeda. Pada proses konversi setiap elemen pada diagram UML akan dipetakan kedalam simpul-simpul atau elemen-elemen sebuah dokumen X ML . S impulOelemen pada dokumen X ML akan membentuk struktur pohon. Sebuah pohon akan dimulai dari akar dan memiliki cabang sampai level yang paling rendah.S truktur dokumen X ML untuk diagram kelas diperlihatkan pada T abel 3.

T abel 3. Str uk tur dok umen X ML diagr am k elas

Merupakan akar dari dokumen X MI, yang berisi informasi versi, namespaces, dan waktu pembuatan file X ML

<X MI.header> Mengandung dokumentasi elemen X MI, dan informasi kakas bantu yang digunakan untuk menghasilkan file X MI

<X MI.content> B erisi informasi mengenai isi dari dokumen X MI, yaitu dokumen X MI dari diagram kelas sepertinama paket, nama kelas, nama atribut, metode dan semua elemen diagram kelas.

<X MI.extensions

xmi.extender="E nterprise A rchitect 2.5"O>

E lemen <X MI.extension> berisi informasi

(5)

Sama dengan diagram kelas, pada diagram sekuensial setiap elemennya akan dipetakan dalam dokumen X ML , seperti yang terlihat pada T abel 4.

T abel 4. Str uk tur dok umen X ML diagr am sek uensial

E lemen dokumen X ML K eterangan

<?X ML version="1.0"

encoding="windows-1252"?> <X MI xmi.version="1.1"

X ML ns:UML ="omg.orgOUML 1.3" timestamp="2014-06-16 09:38:06">

Merupakan akar dari dokumen X MI, yang berisi informasi versi, namespaces, dan waktu generasi file xmi

<X MI.header> Mengandung dokumentasi elemen X MI, dan informasi kakas bantu yang digunakan untuk menghasilkan file X MI

<X MI.content> B erisi informasi mengenai isi dari dokumen X MI, yaitu dokumen X MI dari diagram seperti nama aktor, objek,pesan.

<X MI.extensions

xmi.extender="E nterprise A rchitect 2.5"O>

E lemen <X MI.extension> berisi informasi

representasi, misalnya tata letak, nama kakas bantu yang digunakan.

5. H asil D an P embahasan

5.1 M odel P emer ik sa K onsistensi B er dasar k an A tur an K onsistensi

Penelitian ini membangun sebuah model untuk memeriksa adanya inkonsistensi elemen pada model UML . Pengujian model dilakukan dengan merepresentasikan model tersebut kedalam sebuah sistem. Sistem ini digunakan untuk melakukan pengujian apakah aturan konsistensi yang dihasilkan dan diterapkan pada dokumen X ML dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan model yang dibangun. S elanjutnya hasil luaran dari sistem yang dibangun akan dibandingkan dengan hasil analisis pakar untuk mengetahui sisi kebenaran dari jalannya sistem yang dibangun. Model pemeriksa konsistensi model UML diperlihatkan pada Gambar 1.

G ambar 1. M odel pemer ik sa k onsistensi model UML .

(6)

18 |b 9 w h

digunakan untuk mengkonversi aturan konsistensi. S elain itu D OMparser menciptakan struktur pohon (tree) berdasarkan dokumen X ML , sehingga memudahkan dalam menambah atau menghapus elemen dalam dokumen X ML . B eberapa pernyataan tersebut yang menjadikan pertimbangan mengapa penelitian ini menggunakan D OMparser sebagai pengurai dokumen X ML yang akan diuji konsistensi elemennya.A turan konsistensi pada penelitian ini diperoleh berdasarkan studi kritis mengenai karakteristik dua diagram UML . A turan konsistensi yang ditambahkan dapat dilihat pada T abel 5.

T abel 5. A tur an K onsistensi

A turan K onsistensi K eterangan

A turan konsistensi 25 Nama kelas pada diagram kelas harus unik A turan konsistensi 26 Nama objek dalam diagram sekuensial harus

sama dengan nama kelas pada diagram kelas

A turan konsistensi 25 mengatur mengenai penamaan kelas. F ungsi dari penamaan sebuah kelas adalah untuk membedakan dari kelas yang lain, sehingga masing-masing kelas harus mempunyai nama yang unik. Seperti yang diunggah pada Rules and Guidelines for identifiers ( docs.intersystems.com) bahwa penamaan kelas yang unik sangat penting karena berkaitan dengan penulisan kode sumber pada aplikasi. B ooch dkk ( 1998) dalam buku mengenai panduan dalam diagram UML menyatakan bahwa setiap kelas harus memiliki nama yang mengandung arti dan membedakannya dari kelas-kelas lainnya. Ghehabi [ 2] dalam penelitiannya menyatakan bahwa salah satu poin penting dalam memvalidasi diagram kelas menurut standar UML 2.0 adalah nama kelas harus unik. Hal – hal tersebut yang mendasari bahwa nama kelas harus unik menjadi sebuah aturan konsistensi dalam penelitian ini.A turan konsistensi 26 adalah nama objek dalam diagram sekuensial harus sama dengan nama kelas pada diagram kelas. Sebuah objek memiliki label dalam standar format UML yaitu name: C lassName, dimana “name” adalah opsional, biasanya merupakan alias dari “C lassName” itu sendiri. Pada diagram kelas, nama kelas memiliki label dengan format C lassName.

5.2M ek anisme Pener apan A tur an K onsistensi

Proses pencarian elemen yang inkonsisten menggunakan ekspresi X Path dilakukan dengan mengidentifikasi ekspresi X Path yang digunakan. Untuk mempermudah proses analisis dan pengujian terhadap ekspresi X Path maka dalam penelitian ini ekspresi X Path dibagi menjadi tiga sub-ekspresi yang dipisahkan oleh tanda ‘ O’ yaitu ( “Opemilihan simpulOperintah pengolahan simpulOtipe data”) . Setiap hasil sub-ekspresi akan disimpan dalam himpunan P1, P2, dan P3. E kspresi X Path dan sub-ekspresi diperlihatkan pada T abel 6.

T abel 6. E k spr esi dan sub-ek spr esi X Path

X Path C ontoh Sub-E kspresi Himpunan K eterangan Pemilihan

simpul

(7)

Mekanisme pencarian diawali melalui simpul akar, dilanjutkan ke simpul dibawahnya sampai ditemukan simpul yang sesuai yaitu simpul “C lass”. Setelah ditemukan simpul yang dicari, selanjutnya ekspresi X Path akan memproses perintah pengolahan simpul “C lass” yang mempunyai nama atribut yang sama. Hasil dari proses pengolahan simpul “C lass” berupa nama atribut yang sama akan disimpan dalam simpul atribut “@ name”. Mekanisme penerapan aturan konsistensi 25 kedalam dokumen X ML diagram kelas dapat dilihat pada Gambar 2.

G ambar 2. Penerapan atur an k onsistensi 25 pada dok umen X ML diagr am k elas

Penerapan aturan konsistensi 26 kedalam dokumen X ML diagram kelas dan diagram sekuensial dapat dilihat pada Gambar 3.

G ambar 3. Penerapan atur an k onsistensi 26 pada dok umen X ML diagr am k elas dan diagr am sek uensial

Mekanisme pencarian yang dilakukan pada dua dokumen diagram kelas dan diagram sekuensial. Proses pencarian simpul diawali dari simpul akar sampai ditemukan simpul elemen “C lass” dan simpul elemen “C lassifierR ole”. Simpul atribut “@ name” pada simpul elemen “C lass” berisi namakelas untuk diagram kelas, sedangkan simpul atribut “@ name” pada simpul elemen “C lassifierR ole” berisi nama obyek pada diagram sekuensial. S ub ekspresi pengolah dua buah simpul tersebut akan mencari nama obyek yang tidak sama dengan nama kelas, dan akan didefinisikan sebagai elemen yang inkonsisten.

5.3 H asil P enelitian

(8)

20 |b 9 w h

penelitian ini. Penerapan masing-maning aturan konsistensi membutuhkan data masukan yang berbeda. A turan konsistensi 25 hanya diterapkan pada dokumen X ML diagram kelas saja, sedangkan aturan konsistensi 26 diterapkan untuk dokumen X ML diagram kelas dan diagram sekuensial. T abel 7. Memperlihatkan data pengujian dan jumlah elemen dari data pengujian.

T abel 7. D ata P enguj ian

Inisial Nama Model D iagram K elas D iagram Sekuensial

J umlahE l emen Model

J umlahSi mpulE lem en

D ata1 V OD_ system V OD_ class.X ML V OD _ sequen ce.X ML

14 348

D ata2 careerPlanning careerPlanning_ cl ass.X ML

careerPlannin g_ sequence.X ML

189 3795

5.3.1 H asil penguj ian sk enar io 1 pada D ata1

Skenario 1 pada data uji 1 memeriksa konsistensi elemen nama kelas pada V OD_ class.X ML . V OD_ class.X ML mempunyai elemen nama kelas yang ditampilkan pada T abel 8.

T abel 8. E lemen nama k elas pada V O D _ class.X ML

No. Namakelas 1. D isplay 2. S erver 3. S treamer

Hasil identifikasi ekspresi X Path aturan konsistensi 25 terhadap D ata1 ditampilkan pada T abel 9.

T abel 9. H asil pener apan k onsistensi 25 ter hadap Data1

Sub-E kspresi X Path Himpunan Hasil

OX MIOOX MI.contentOOJ P1 P1 = { X MI, X MI.content, UML :C lass} OC lass[(@

name=preceding-sibling::C lassO@ name)]

P2 P2 = { D isplay, Server, Streamer}

O@ name P3 P3 = { } .

B erdasarkan T abel 9, pada sub-ekspresi “O@ name” menghasilkan himpunan P3= { } , artinya tidak ada nama kelas yang sama. Hasil yang dapat disimpulkan pada pengujian D ata1 berdasarkan aturan konsistensi 25 diperoleh hasil bahwa semua elemen nama kelas konsisten dengan aturan konsistensi 25.

5.3.2 H asil penguj ian sk enar io 2 pada D ata1

(9)

T abel 10 H asil pener apan k onsistensi 26 ter hadap D ata1

Sub-E kspresi X Path Himpunan Hasil

OX MIOOX MI.contentOOJ P1 P1 = { X MI, X MI.content, UML :C lass} OC lass[ ! =(@

name=preceding-sibling::C lassO@ name)]

P2 P2 = { Display, Server, Streamer, dis:D isplay,str:Streamer}

O@ name P3 P3 = { } .

Pada T abel 10 sub ekspresi terakhir menghasilkan P3 = { } , sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada elemen yang inkonsisten terhadap aturan konsistensi 26.

6. K esimpulan D an S ar an

Penelitian yang dilakukan adalah menerapkan model yang telah dibangun untuk memeriksa konsistensi elemen dari dokumen UML , khususnya diagram kelas dan diagram sekuensial yang direpresentasikan kedalam dokumen X ML . Model yang dibangun adalah menerapkan D OMparser untuk mengurai dokumen X ML menjadi struktur pohon dan menerapkan aturan konsistensi dalam bahasa query X Path untuk melakukan pencarian elemen dokumen X ML yang inkonsisten terhadap aturan konsistensi. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah apakah model yang dibangun dapat menghasilkan informasi konsistensi elemen dokumen UML yang akurat K esimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil pengujian terhadap data uji menunjukkan bahwa aturan konsistensi yang diterapkan dapat mendeteksi semua inkonsistensi elemen diagram UML .

2. K onsistensi elemen hasil analisis dengan menggunakan model yang dibangun pada penelitian ini menunjukkan hasil yang akurat. K esimpulan ini berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan oleh kakas bantu mempunyai hasil keluaran yang sama dengan hasil analisis yang dilakukan pakar.

3. D ari hasil pengujian pada penelitian ini masih terdapat ancaman keabsahan, yaitu model yang dibangun hanya terbatas untuk mendeteksi inkonsistensi elemen pada model UML khususnya diagram kelas dan diagram sekuensial. Selain itu model yang dibangun belum dapat mendeteksi adanya perubahan secara semantic pada elemen diagram UML .

4. Penelitian ini belum dapat mendeteksi inkonsistensi elemen diagram UML yang diakibatkan kesalahan dalam pengetikan O penulisan elemen.

Saran yang dikemukakan terkait dengan adanya ancaman keabsahan hasil analisis penelitian. Sehingga untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengatasi ancaman keabsahan dari penelitian ini. B eberapa saran yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut.

1. Penambahan integrasi X ML semantic dapat diterapkan pada penelitian lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan perubahan secara semantik ataupun perubahaan yang dikarenakan kesalahan pengetikan nama elemen diagram UML .

(10)

22 |b 9 w h

7. D A F T A R P UST A K A

[ 1] E gyed, A . (2011) . A utomatically Detecting and T racking Inconsistencies in S oftware D esign Models. IE E E T ransaction on Software E ngineering, 2.

[ 2] Gherabi, N., & B ahaj, M. (2011) . R obust R epresentation for C onversion UML C lass into X ML D ocument using D OM. International J ournal of C omputer Applications, 0975-8887.

[ 3] K rumbein, T ., & K udrass, T . ( 2004) . R uled-B ased Generation of X ML Schemas from UML C lass D iagram.

[ 4] K usnawi. (2010) . Teknik Document Object Model (DOM) untuk Manipulasi D okumen X ML .

[ 5] L iu, Z ., J iang, F ., & Qian, S . ( 2010) . Semantic C onsistency C hecking F or Model T ransformations. IE E E .

[ 6] K roha, R obert, J ., & J elabra. (2009) . Ontologies in C hecking for Inconsistency of R equirements Spesification. International C onference on Advances in Semantic Processing.

[ 7] T siolakis, A . (2000) . C onsistency A nalysis of UML C lass and S equence D iagrams based on A ttributed T yped Graphs and their T ransformation.

[ 8] D harwiyanti, S ., & W ahono, R . S. ( 2003) . Pengantar Unified Modeling L anguage (UML ). IlmuK omputer.com.

Gambar

Tabel 3. Struktur dokumen XMLdiagram kelas Elemen dokumen XML
Gambar 1. Model pemeriksa konsistensi model UML.
Tabel 5. Aturan K onsistensi
Gambar 3. Penerapan aturan konsistensi 26 pada dokumen XML diagram kelas dan diagram sekuensial
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Kelebihan- kelebihan pendekatan Ki Hajar Dewantara adalah: (1) membiasakan siswa belajar aktif dan mandiri dalam memecahkan suatu persoalan/ masalah yang mampu mengurangi dominasi

Berdasarkan hasil penelitian ekstraksi daun gambir diketahui bahwa terdapat interaksi sangat nyata antara jenis pelarut, suhu maserasi dan waktu maserasi terhadap

Berdasarkan hasil pengamatan di wilayah penelitian diketahui bahwa kawasan wisata Kampung Laut Bontang Kuala merupakan kawasa wisata bahari yang menawarkan keindahan

Tabel 1 merupakan sebagian kebutuhan fungsional pada pengembangan iterasi pertama dan dari hasil ulasan stakeholder pada iterasi pertama menunjukan sistem masih

Sementara itu, penelitian yang penyusun angkat menfokuskan pada pengambilan keuntungan melalui pembulatan pada bisnis warung internet (warnet) ditinjau dari

4. memperkokoh rasa cinta tanah air, sehingga tidak mudah dijajah oleh bangsa lain. Banyak hal yang dapat kamu lakukan untuk menunjukkan bahwa kamu bangga menjadi

Pada saat mendaftar, peserta BPJS Kesehatan dapat memilih FKTP yang dikehendaki yang dekat dengan tempat tinggal, hal itu untuk memudahkan peserta mendapatkan pelayanan