BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun buku bersangkutan. Seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib
memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik.
Dalam menjalankan profesinya auditor dituntut untuk dapat bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya. Hal
ini telah diatur melalui keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK-06/2002 yang mengatur mengenai rotasi wajib bagi auditor dan kantor akuntan publik tidak
diperbolehkan memberikan jasa nonaudit disamping jasa audit itu sendiri karena dapat mengganggu independensi auditor.
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan yang disusun merupakan sumber informasi yang
adalah mengenai laba perusahaan. Informasi terkait laba memiliki pengaruh yang besar baik bagi pihak internal maupun ekternal perusahaan, oleh karena itu seringkali
informasi ini dimanipulasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kehidupan keinginan pihak manajemen.
Tindakan tersebut dikenal dengan manajemen laba (earning management). Sulistyanto (2008) mendefiniskan manajemen laba sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan
keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Tindakan manajemen laba telah memunculkan
beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui antara lain Enron, Merck, WorldCom. Beberapa kasusu juga terjadi di Indonesia seperti PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi.
Praktik manajemen laba pada perusahaan Enron Crop perusahaan terbesar ke tujuh di AS yang bergerak dibidang industri energi, para manajer memanipulasi angka yang
menjadi dasar untuk memperoleh kompensasi moneter yang besar. Praktik kecurangan yang dilakukan antara lain yaitu Divisi Pelayanan Energi, Para eksekutif melebih-lebihkan nilai kontrak yang dihasilkan dari estimasi internal. Pada proyek
perdagangan luar negerinya misal di India dan Brasil, para eksekutif membukukan laba yang mencurigakan. Strategi yang salah, investasi yang buruk dan pengendalian
praktik akuntansi yang meragukan dan tidak independennya audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen terhadap Enron. Arthur
Andersen yang sebelumnya merupakan salah satu “The Big Six”tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan Enron tetapi juga telah melakukan tindakan
yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Independensi sebagai auditor terpengaruh dengan banyaknya mantan pejabat dari senior KAP Arthur Andersen yang bekerja dalam departemen
akuntansi Enron Corp. Baik Enron maupun Andersen, dua raksasa industri dibidangnya, sama-sama kolaps dan menorehkan sejarah kelam dalam praktik
akuntansi (Boediono,2005).
Perilaku manajer yang melakukan manajemen laba dapat membatasi penerapan mekanisme good corporate governance. Good corporate governance
adalah serangkaian mekanisme yang digunakan untuk membatasi timbulnya masalah asimetri informasi yang dapat mendorong terjadinya manajemen laba. Mekanisme
good corporate governance ditandai dengan adanya kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, keberadaan komite audit dan komisaris independen yang diyakini dapat membatasi perilaku manajer dalam melakukan manajemen laba.
Manajemen laba merupakan salah satu topik penelitian yang sangat menarik perhatian peneliti. Berbagai hasil penelitian terdahulu membuktikan manager
manajemen laba ini untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara menurunkan pajak (Healy, 1996).
Salah satu faktor adalah kualitas auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.Pengauditan merupakan sarana bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) untuk memverifikasi kualitas laporan keuangan yang dibuat managemen. Laporan keuangan auditan tersebut dapat dipercaya kualitasnya apabila audit atas laporan keuangan
tersebut dilakukan oleh auditor yang berkualitas tinggi.
Auditor yang berkualitas tinggi diyakini mempunyai kemampuan mencegah
praktik perekayasaan laba yang mungkin dilakukan manajemen. Auditor yang berkualitas mampu mendeteksi tindakan manajemen laba yang dilakukan klien, sehingga manajer akan cenderung melakukan pembatasan terhadap besarnya akrual
diskresioner.
Penelitian yang menguji faktor kualitas auditor dengan manajemen laba telah
cukup banyak dilakukan. Sanjaya (2008) yang meneliti tentang auditor ekternal, komite audit, dan manajemen laba. Hasil penelitian menunjukan auditor yang berkualitas dan bereputasi yang ditunjukan oleh kantor akuntan publik yang
berafiliasi dengan big four mampu mencegah dan mengurangi manajemen laba. Akan tetapi studi ini gagal membukukan keberadaan komite audit sebagai salah satu
Sebuah penelitian yang dilakukan Luhgiatno (2008) yang meneliti analisis pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba studi pada perusahaan yang
melakukan IPO di indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KAP Big Four dan KAP spesialis industri membuktikan tidak mampu membatasi praktik
manajemen laba bagi perusahaan yang diauditnya pada saat perusahaan melakukan IPO manufaktur. Penelitian Ningsapiti (2010) tentang pengaruh ukuran perusahaan dan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian
ini berkonsentrasi kepemilikan saham, ukuran perusahaan dan kualitas audit dengan proksi auditor spesialis industri yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba. Sedangkan komposisi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian tentang pengaruh kualitas auditor terhadap manajemen laba pernah
dilakukan di Indonesia. Indriani (2010) meneliti tentang pengaruh kualitas auditor,
corporate governance, leverage dan kinerja keuangan terhadap manajemen laba.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba adalah kualitas auditor, kepemilikan
manjerial dan kepemilikan institusional. Perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Four menunjukkan hasil yang positif antara kualitas auditor dengan praktik
dewan komisaris independen dan leverage tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan perbankan.
Pada penelitian ini variabel kualitas auditor ditempatkan sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara komite audit, kepemilikan institusional,
manajemen laba dan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol dengan memperbahurui tahun penelitian. Penggunaan variabel kualitas auditor sebagai variabel pemoderasi didasarkan pada peran auditor sebagai pihak yang memberikan
pengesahaan dan bukan sebagai pihak penyaji laporan keuangan. Maka dalam penelitian ini mengambil judul“ Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite
Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2013”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapatdirumuskan adalah :
1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba?
2. Apakah komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba? 3. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba?
5. Apakah kualitas audit memoderasi hubungan antara kepemilikan institusional dengan manajemen laba?
6. Apakah kualitas audit memoderasi hubungan antara komite audit dengan manajemen laba?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh hubungan
antara kepemilikan institusional,komite audit, terhadap manajemen laba dengan kualitas auditor sebagai moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (2010-2014).
1.4 Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis dan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi empiris terhadap dunia
akademis mengenai pengaruh hubungan antara kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba dengan kualitas auditor sebagai moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Kegunaan bagi Investor
Komite Audit Independen terhadap manajemen laba, sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi.
3. Bagi Manajemen
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada manajemen