• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Nomor 18-CG-2016.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Putusan Nomor 18-CG-2016.pdf"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor : 18/Pdt.G/2016/PA.Kras

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili pada

tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan

atas perkara cerai gugat yang diajukan oleh:

PENGGUGAT, umur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan sales elektronik,

pendidikan sekolah dasar, tempat tinggal dahulu di Lingkungan

belong, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem,

Kabupaten Karangasem, sekarang berdomisili di rumah bapak Dwi

di Jalan Pesagi Gang Jempering Kelurahan Subagan, Kecamatan

Karangasem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai

" Penggugat ";

M e l a w a n

TERGUGAT, umur 47 tahun, agama Islam, pekerjaan Buruh bangunan,

pendidikan sekolah dasar, tempat kediaman kampung karang bedil

lingkungan belong, kelurahan Karangasem, Kecamatan

Karangasem, Kabupaten Karangasem selanjutnya disebut sebagai

Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan;

Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat di persidangan ;

Telah memeriksa bukti bukti Penggugat di persidangan;

(2)

Bahwa, Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 21 Nopember

2016 telah mengajukan cerai gugat terhadap Tergugat dan gugatan tersebut

telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem,Nomor

18/Pdt.G/2016/PA.Kras., yang isi pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa pada hari Rabu, tanggal 7 Oktober 1992 Penggugat dan Tergugat

melangsungkan pernikahan yang dicatat Pegawai Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Karangasem, sesuai kutipan Akta Nikah Nomor

31/03/X/1992, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan

Karangasem tanggal 8 Oktober 1992;

2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah orang tua

Tergugat di Lingkungan Belong, Kelurahan Karangasem, Kecamatan

Karangasem, Kabupaten Karangasem sampai sekarang;

3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah

dikaruniai 4 (empat) orang anak-anak masing-masing bernama :

a. ANAK, lahir tanggal 31 Juli1993 (umur 23 tahun)

b. ANAK, lahir tanggal 16 September 1995 (umur 21 tahun)

c. ANAK, lahir tanggal 15 Agustus 2003 (umur 13 tahun )

d. ANAK, lahir tanggal 21 Agustus 2009 (umur 7 tahun)

Keempatnya sekarang dalam asuhan Tergugat;

4. Bahwa sejak tanggal 25 Mei 2008 ketentraman rumah tangga Penggugat

dan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan

pertengkaran terus menerus yang sulit untuk dirukunkan lagi yang

disebabkan antara lain :

- Bahwa Tergugat sering minum-minuman keras sehingga sampai mabok

dan apabila Tergugat pulang ke rumahnya Tergugat, Tergugat

langsung marah kepada Penggugat dan melakukan pemukulan kepada

Penggugat;

- Bahwa Tergugat kurang memperhatikan kewajiban sebagai seorang

muslim seperti sholat dan puasa dan Penggugat sering menasehati

Tergugat, namun Tergugat marah terhadap Penggugat;

- Bahwa Tergugat sering marah kepada Penggugat jika Penggugat salah

(3)

5. Bahwa puncak keretakan hubungan rumah tangga Penggugat dengan

Tergugat tersebut sejak tanggal 19 September 2016 sehingga antara

Penggugat dengan Tergugat pisah ranjang disebabkan karena Penggugat

tidak mau berubah prilakunya;

6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan

Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuaan

perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan

rahmah sudah sulit diwujudkan lagi ; dan karenanya agar masing-masing

pihak tidak melanggar norma hukum dan agama maka perceraian

merupakan alternative terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan

Penggugat dengan Tergugat;

7. Bahwa pihak keluarga Penggugat pernah mendamaikan antara Penggugat

dengan Tergugat, namun tidak berhasil ;

8. Bahwa kehidupan sehari hari Penggugat bekerja sebagai ibu rumah tangga

yang penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

oleh karena itu Penggugat mohon agar diizinkan untuk berperkara secara

cuma-cuma ( prodeo):

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, penggugat mohon agar Ketua

Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan

mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan keputusan yang amarnya

berbunyi :

Primer :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat

3. Membebaskan Penggugat dari membayar biaya perkara ;

Subsider

Dan atau Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon keputusan yang

seadil-adilnya.

Bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan, Penggugat dan Tergugat

hadir secara in person di persidangan dan oleh majelis hakim telah

(4)

menyelesaikan perkara dengan menempuh usaha mediasi, untuk itu para

pihak telah sepakat memilihMEDIATOR ;

Bahwa, usaha mendamaikan kedua belah pihak melalui mediator tidak

berhasil mencapai kesepakatan damai, demikian pula usaha perdamaian setiap

persidangan yang dilaksanakan oleh Majelis Hakim juga tidak berhasil, maka

dimulailah pemeriksaan perkara ini dengan membacakan surat gugatan

Penggugat yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama

Karangasem dengan register Nomor : 18/Pdt.G/2016/PA.Kras, dan isinya tetap

dipertahankan oleh Penggugat dengan tambahan bahwa keempat anak

Penggugat dan Tergugat diasuh oleh Tergugat;

Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Tergugat mengajukan jawaban

secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa gugatan Penggugat sebagian benar dan sebagian tidak benar;

- Bahwa benar setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah

orang tua Tergugat di Lingkungan Belong, Kelurahan Karangasem,

Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem hingga September

2016;

- Bahwa benar selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat

telah dikaruniai 4 (empat) orang anak bernama ANAK, ANAK, ANAK,

ANAK, kesemua anak saat ini dalam asuhan Tergugat ;

- Bahwa benar sekitar Mei 2008 ketentraman rumah tangga Penggugat dan

Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya pertengkaran dan sering

menimbulkan perselisihan namun dapat rukun kembali, yang demikian

sering berulang tetapi saat ini sudah pada puncaknya yakni berselisih terus

hingga sekarang ;

- Bahwa, benar sebagian pemicu terjadinya pertengkaran adalah

sebagaimana apa yang disebutkan oleh Penggugat dalam surat

gugatannya posita 4 , namun ada juga sebagian yang tidak benar ;

- Bahwa bagian yang tidak benar adalah Tergugat memukul Penggugat

karena dipicu sikap Penggugat yang mempunyai hubungan cinta dengan

pria lain yang beralamat di kota Amlapura, namun tergugat tidak

(5)

- Bahwa benar Tergugat kurang perhatiannya masalah peribadatan wajib ,

karena yang dilakukan tergugat sebatas puasa ramadhan dan sholatnya

tidak tertib dan tidak pernah puasa senin kamis sebagaimana yang

dilakukan dan dikehendaki oleh Penggugat karena tergugat sibuk bekerja ;

- Bahwa, tidak benar Tergugat sering marah kepada Penggugat jika

Penggugat salah masak, telat membuatkan kopi dan makan untuk

Tergugat, justru sebaliknya sejak awal berumah tangga Tergugat yang

membantu memasak ;

- Bahwa, benar rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat berada pada

puncak keretakan hubungan,namun tidak benar sejak 19 September

2016,yang benar sejak 2 bulan yang lalu dan sejak itu antara Tergugat

dengan Penggugat tidak lagi melakukan hubungan seksual sebagaimana

layaknya suami isteri hingga sekarang ;

- Bahwa, benar rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat tidak dapat

dibina dengan baik, bahkan keluarga Penggugat pernah mendamaikan

antara Penggugat dengan Tergugat, namun tidak berhasil karena

Penggugat tetap pada pendiriannya,sedangkan saat ini tergugat juga

menyerahkan sepenuhnya atas keinginan Penggugat untuk bercerai

dengan Tergugat ;

Bahwa atas jawaban Tergugat tersebut Penggugat dalam repliknya

menanggapinya secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa replik penggugat tetap sebagaimana dalam gugatan penggugat

sebagaimana tersebut diatas ;

- Bahwa Penggugat membenarkan semua jawaban Tergugat kecuali yang

disanggahnya dan Tergugat sudah merasa tidak mampu untuk

melanjutkan rumah tangganya dengan Penggugat ;

- Bahwa, benar anak anak Penggugat dan Tergugat dalam asuhan Tergugat

karena anak anak tersebut tidak bersedia tinggal bersama Penggugat :

- Bahwa Penggugat tidak mempunyai hubungan cinta dengan pria lain yang

beralamat di kota Amlapura,bahwa apa yang dituduhkan oleh Tergugat

pria dimaksud adalah pembeli makanan yang dijual Penggugat di arena

(6)

- Bahwa, tidak benar Tergugat sejak awal berumah tangga Tergugat yang

membantu memasak namun benar sejak September 2016 Tergugat

memasak sendiri ;

- Bahwa, Penggugat tetap pada dalil bahwa puncak keretakan hubungan

antara Penggugat dan Tergugat terjadi sejak 19 September 2016, dan

sejak itu antara Tergugat dengan Penggugat tidak lagi melakukan

hubungan seksual sebagaimana layaknya suami isteri hingga sekarang ;

Bahwa atas replik Penggugat tersebut, Tergugat menyampaikan

dupliknya secara lesan yang pada pokoknya tetap sebagaimana dalam

jawaban semula ;

Bahwa untuk meneguhkan kebenaran dalil-dalil gugatannya , Penggugat

dipersidangan telah mengajukan alat-alat bukti tertulis berupa :

A. Surat :

1. Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai

Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem

Kabupaten karangasem sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor

31/03/X/1992 bertanggal 8 Oktober 1992, yang telah dicocokkan dengan

aslinya telah bernasegelen dan bermaterai cukup, yang selanjutnya

diberi tanda P1;

2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Penggugat yang dikeluarkan oleh eh

Provinsi Bali Kabupaten Karangasem tanggal 11 Maret 2015 atas

nama PENGGUGAT yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya, telah

bernasegelen dan bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda P2;

2. Bukti saksi :

a. Saksi I: SAKSI, umur 22 tahun, agama Islam, pekerjaan sales elektronik,

beralamat di Lingkungan Bangras, Kelurahan Karangasem, Kecamatan

Karangasem, Kabupaten Karangasem, di hadapan persidangan saksi

tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya

sebagai berikut :

- Bahwa saksi merupakan teman Penggugat;

- Bahwa saksi berteman semenjak satu tempat kerja yakni sekitar 6 bulan

(7)

- Bahwa saksi dan Penggugat pernah bekerja di pabrik roti segar katon

lalu pindah menjadi sales elektronik di Kabupaten Klungkung:

- Bahwa Penggugat pernah bercerita, kalau Penggugat bertengkar dan

pernah dipukul oleh suaminya atau Tergugat;

- Bahwa saksi tidak pernah melihat langsung pertengkarannya tetapi

hanya melihat bekas pukulan tersebut;

- Bahwa setahu saksi ketika Penggugat kerja di pabrik roti, antara

Penggugat dan Tergugat masih rukun saja dan Penggugat tinggal di

karangasem bersama suaminya;

- Bahwa setelah kerja di kabupaten Klungkung sebagai sales elektronik,

Penggugat tidak lagi tinggal dengan Tergugat namun Penggugat

tinggal di Subagan;

- Bahwa selama tinggal di Subagan, saksi tidak pernah melihat

Penggugat bersama suaminya, meskipun saksi setiap hari Penggugat

bonceng motor Penggugat menuju tempat kerja;

- Bahwa saksi hanya mendengar dari Penggugat mengenai adanya

perdamaian antara Penggugat dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Penggugat dan

Tergugat tidak mengajukan pertanyaan apapun dan tidak membantahnya;

Menimbang, bahwa pada persidangan tanggal 11 Januari 2017 oleh

karena Penggugat menyatakan tidak sanggup lagi menghadirkan saksi dan

bersedia bersumpah maka majelis hakim memerintahkan penggugat tersebut

untuk bersumpah dan atas perintah majelis Penggugat telah mengucapkan

sumpah supletoir dan Majelis Hakim telah membacakan dalam Putusan Sela;

Bahwa Penggugat menyatakan tidak mengajukan bukti lagi baik tertulis

ataupun menambah saksinya dan telah mencukupkan bukti tersebut diatas ;

Bahwa kepada Tergugat juga telah diberi kesempatan untuk

meneguhkan dalil bantahannya pada tahapan persidangan pembuktian namun

Tergugat menyatakan tidak menggunakan kesempatan tahapan pembuktian

untuk meneguhkan dalil dalil bantahannya;

Bahwa Penggugat menyampaikan kesimpulan akhir secara lisan yang

(8)

sedangkan Tergugat menyampaikan kesimpulan secara lisan menyerahkan

keputusan kepada majelis Hakim;

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, segala yang dicatat

dalam berita acara sidang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan

ini;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang bahwa, maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut diatas;

Menimbang, bahwa perkara ini mengenai permohonan cerai gugat yang

diajukan oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal

49 (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo merupakan

kewenangan absolut peradilan agama;

Menimbang bahwa pada hari sidang yang ditentukan, Penggugat dan

Tergugat hadir sendiri secara in person di persidangan, oleh Majelis telah

diupayakan perdamaian dan kepada pihak berperkara diperintahkan untuk

menyelesaikan perkara dengan menempuh jalur mediasi, dan Hakim Mediator

MEDIATOR bertanggal 07 Desember 2016 menyatakan mediasi tidak

berhasil mencapai perdamaian, oleh karenanya majelis hakim berpendapat

prosedur sebagaimana tersebut diatas telah sesuai dengan ketentuan

Peraturan Mahkamah agung RI nomor 1 tahun 2016 ;

Menimbang, bahwa upaya damai /penasehatan yang dilakukan oleh

Majelis Hakim pada tiap-tiap permulaan sidang, agar Penggugat kembali hidup

rukun dengan Tergugat tidak berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan

secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat (1)

Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31 ayat (1) PP. No. 9 tahun 1975 jo.

Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, kemudian segala

sesuatu yang berkaitan dalam duduk perkaranya akan dipertimbangkan lebih

lanjut dalam pertimbangan hukum;

Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat pada pokoknya adalah

(9)

1. Bahwa Pengugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah;

2. Bahwa Penggugat dan Tergugat memiliki 4 (empat) orang anak;

3. Bahwa sejak bulan Mei 2008 rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai

terjadi pertengkaran dan perselisihan yang disebabkan:

- Tergugat sering minum-minuman keras hingga sampai mabok;

- Tergugat sering marah dan melakukan pemukulan kepada Penggugat;

- Tergugat kurang memperhatikan kewajiban sebagai seoarang muslim

seperti shalat dan puasa;

- Tergugat juga sering marah bila Penggugat salah masak, telat

membuatkan kopi, makan untuk Tergugat;

4. Bahwa puncaknya sejak September 2016 antara Penggugat dengan

Tergugat pisah rumah hingga perkara ini diperiksa di Pengadilan;

5. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah didamaikan namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut, Tergugat pada pokoknya

membenarkan sebagian dan menolak sebagaian. Tergugat memukul

Penggugat karena Penggugat mempunyai hubungan cinta dengan pria lain.

Marah Tergugat bukan karena Penggugat salah masak dan telat membuatkan

kopi karena Tergugat sejak awal rumah tangga selalu membantu masak

Penggugat. Dan Tergugat menyerahkan sepenuhnya keinginan cerai kepada

Penggugat;

Menimbang, bahwa dalam replik dan dupliknya Penggugat dan

Tergugat, keduanya tetap dengan permohonan dan jawaban masing-masing;

Menimbang, bahwa terhadap bantahan Tergugat terhadap dalil-dalil

Penggugat tersebut maka Majelis Hakim menyatakan bantah membantah

tersebut harus dibuktikan sebagaimana pasal 283 R.Bg jo. Pasal 1865 KUH

Perdata;

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil yang diakui Tergugat, majelis

hakim menilai bahwa dalam bidang perkara perdata perceraian bukanlah

sebagai alat bukti yang menentukan sebagaimana pada perkara perdata murni,

oleh karenanya majelis hakim tetap memerintahkan wajib bukti kepada

Penggugat sebagaimana ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah

(10)

Hakim juga harus mendengar keterangan saksi-saksi yang berasal dari

keluarga atau orang dekat kedua pihak tersebut;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya itu Penggugat

mengajukan bukti P-1 (Fotokopi Kutipan Akta Nikah) dikaitkan dengan

ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991,

maka secara hukum telah terbukti antara Penggugat dan tergugat adalah

pasangan suami isteri yang sah, dan arena bukti P.1 merupakan akta otentik

dan pula telah bermeterai cukup serta telah cocok dengan aslinya, maka oleh

karena itu bukti tersebut telah memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUHPerdata, sehingga bukti tersebut

mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas terbukti

bahwa Penggugat adalah isteri sah Tergugat dengan demikian Penggugat

dan Tergugat berkualitas sebagai subjek hukum (legitima persona standi in

judicio) dalam perkara a quo .

Menimbang, bahwa dari bukti P2 diketahui Penggugat tercatat

beralamat KTP di Lingkungan Belong kelurahan Karangasem Kecamatan

Karangasem Kabupaten Karangasem, sekarang berdomisili di Gang Jempering

Jalan Pesagi Kelurahan Subagan Kecamatan Karangasem Kabupaten

Karangasem. Berdasarkan bukti P2 tersebut dan senyatanya Penggugat

berdiam di wilayah Kabupaten Karangasem, dikaitkan dengan ketentuan pasal

73 ayat 1 UU Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 3

tahun 2006 tentang Peradilan agama disebutkan “Gugatan perceraian oleh

isteri atau kuasanya kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi

tempat kediaman Penggugat kecuali apabila Penggugat dengan sengaja

meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa ijin Tergugat“, maka

berdasarkan bukti tersebut majelis hakim berpendapat bahwa alamat KTP

Penggugat dan tempat domisili Penggugat serta Penggugat yang pergi

meninggalkan tempat kediaman bersama ( vide bukti P2 ), sedangkan Tergugat

beralamat di wilayah Kabupaten Karangasem, dengan demikian pengajuan

perkara terbukti telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku yakni

(11)

berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya ;

Menimbang, bahwa Penggugat telah diperintahkan untuk

menghadirkan saksi dari pihak keluarga atau orang yang dekat dengan

Penggugat, dan beban pembuktian tersebut dalam pokok perkara ini berupa

saksi keluarga d a n o r a n g o r a n g y a n g d e k a t d e n g a n Penggugat

adalah sesuai dengan asas doktrin “lex specialis derogate lex

generalis”, merupakan pengecualian dari apa yang diatur dalam Pasal 146

HIR., khusus berlaku dalam perkara perceraian dengan alasan Pasal 19 huruf

f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi

Hukum Islam, dan tidak diterapkan pada alasan perceraian selainnya;

Menimbang, bahwa saksi Penggugat yang bernama Sarifah Sakinah

menyatakan pernah melihat bekas pukulan pada Penggugat karena dipukul

Tergugat saat bertengkar. Saksi juga menyatakan, sejak Penggugat kerja

sebagai sales elektronik bersama saksi di Klungkung, Penggugat tidak lagi

tinggal satu rumah dengan Tergugat sebagai suaminya. Mengenai

perdamaian, saksi mengetahui hanya dari cerita Penggugat;

Menimbang, bahwa keterangan saksi mengenai pisah rumah antara

Penggugat dan Tergugat adalah keterangan yang dilihat atau dialami sendiri,

dengan demikian majelis hakim menilai bahwa keterangan tentang pisah

rumah telah sesuai dengan ketentuan pasal pasal 308 ayat (1) Rbg) dan Pasal

1907 ayat (1) KUH Perdata;

Menimbang, bahwa dengan adanya fakta yang diterangkan saksi

tersebut, Majelis Hakim tidak mendapati adanya fakta perselisihan dan

pertengkaran yang bersifat fisik, cekcok mulut dengan suara keras dan emosi

tinggi namun Majelis Hakim hanya menemukan adanya fakta bahwa

Penggugat dan Tergugat tidak tinggal lagi tinggal satu rumah;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim mengambil sebuah persangkaan dari

fakta pisah rumah Penggugat dan Tergugat. Majelis Hakim menilai tidak

mungkin seorang suami istri pisah rumah jika tidak ada beberapa persoalan

yang didasarkan oleh perselisihan dan pertengkaran. Majelis hakim juga

menilai bahwa tidak mungkin Penggugat dan Tergugat masih menjalankan

(12)

rumah tanpa sebuah alasan yang dibenarkan. Penilaian majelis hakim ini

merupakan persangkaan hakim (rectelijke vermoeden) dan didasarkan atas

pasal 1922 KUH jo. pasal 310 R.Bg;

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Penggugat telah diberikan

keluasan waktu untuk mengajukan alat bukti, namun Penggugat menyatakan

tidak bisa lagi menghadirkan satu saksi lagi. Dengan demikian maka

Penggugat hanya bisa mengahadirkan satu saksi saja dan dinilai Majelis hakim

sebagai unus testis nullus testis (satu saksi bukanlah saksi) dan secara formil

hanya bernilai sebagai bukti permulaan. Dan berdasarkan pasal 1905 KUH

Perdata bahwa satu saksi tersebut dapat dipercaya bila ada bukti yang lain;

Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut Majelis Hakim telah

memerintahkan Penggugat untuk mengucapkan sumpah sebagai tambahan

alat bukti satu saksi tersebut (sumpah supletoir). Inisiatif majelis hakim

didasarkan oleh pasal 182 R.Bg jo. Pasal 1941 KUH Perdata jo. pasal 1941

angka (1) KUH Perdata. Secara formil sumpah tersebut diterima majelis hakim

dengan pertimbangan sumpah tersebut diucapkan secara lisan oleh

Penggugat, sumpah tersebut dilaksanakan di ruang sidang dan pelaksanaan

sumpah tersebut juga dihadiri Tergugat;

Menimbang, bahwa disini majelis hakim mengetengahkan doktrin

hukum dari Prof. Sudikno Mertokusumo dalam bukunya Hukum Acara Perdata

Indonesia halaman 188, selanjutnya diambil sebagai pendapat majelis hakim,

"sumpah suppletoir atau pelengkap ialah sumpah yang diperintahkan oleh

hakim karena jabatannya kepada salah satu pihak untuk melengkapi

pembuktian peristiwa yang menjadi sengketa sebagai dasar putusannya.

Sehingga apabila ditambah dengan sumpah suppletoir pemeriksaan

perkaranya menjadi selesai, misalnya apabila hanya ada seorang saksi saja";

Menimbang, bahwa sumpah supletoir tersebut tidak berdiri sendiri

melainkan sebagai tambahan atau pelengkap keterangan saksi yang

sebelumnya telah dinilai Majelis Hakim. Dengan demikian terhadap alat bukti

saksi ditambah dengan sumpah suppletoir tersebut, Majelis menilai Penggugat

telah memenuhi pembuktian secara formil;

(13)

oleh Penggugat berkaitan erat dengan pokok perkara yakni tentang perceraian

dan penyebab perceraian karena pertengkaran dan perselisihan. Sumpah

tersebut juga telah sejalan dan menguatan bukti satu saksi;

Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Penggugat, jawaban

Tergugat, bukti-bukti tulis, keterangan satu orang saksi, persangkaan hakim

dan sumpah tambahan (sumpah supletoir) maka ditemukan fakta-fakta hukum

sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah;

2. Bahwa Penggugat dan Tergugat sering bertengkar dan berselisih;

3. Bahwa Penggugat dan Tergugat kini telah hidup pisah rumah;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat telah terbukti rumah

tangga Penggugat dan Tergugat pecah, tidak ada lagi rasa saling mencintai,

hak dan kewajiban masing-masing telah terabaikan, sehingga tujuan

perkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sebagaimana

dimaksud pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

dan tujuan perkawinan untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah

dan rohmah sebagaimana dimaksud dalam surat ar-Rum ayat 21 sangat sulit

diwujudkan;

Menimbang bahwa, berdasarkan fakta tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah tidak harmonis, fakta

mana menunjukkan kejadian yang sebenarnya, bahwa rumah tangga antara

Penggugat dengan Tergugat sudah tidak sejalan lagi dengan tujuan perkawinan

yang suci yakni untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa

rahmah dengan demikian Majlis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga

Penggugat dengan Tergugat sudah dalam suasana yang tidak tentram, tidak

terbina dengan baik, oleh karena itu untuk menghindari madlorot yang lebih

besar dalam hubungan keluarga, maka perceraian merupakan pilihan yang

dianggap lebih ringan madlorotnya. Hal ini sejalan dengan qoidah fiqhiyah yaitu:

ﺎ ﻣﮭﻔﺧا ل ﺿﻓ نارر ﺿ ضرﺎ ﻌﺗ اذا

Artinya : “ Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlorot, maka

(14)

Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara

Penggugat dan tergugat seperti tersebut diatas, Majelis yang memeriksa

perkara ini berpendapat bahwa, perceraian lebih maslahat dan memberi

kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan

perkawinan dalam keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan

mendatangkan madlorot yang lebih besar bagi Penggugat dan tergugat ,

sedangkan kemadlorotan harus dihapuskan, sesuai dengan qoidah fiqhiyah :

ﺀﺮﺪ

Artinya : Mencegah kerusakan/ kemadlorotanharus didahulukan dari pada

mengambil suatu manfaat;

Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan doktrin

hukum Islam sebagai berikut di bawah ini :

Dalam Kitab Fiqih Ash Shawi jilid IV Halaman 204:

ن ﺈ ﻓ

diantara keduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraian

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskan

tali ikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal ini

perceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan dan hal ini relevan dengan

pendapat Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa’ yang dikutip Sayid Sabiq dalam

Kitab Fiqhus sunnah juz II halaman 208 yang berbunyi :

ﺑﻧﻟاو رﺷﻟا داز ﺎﻣﮭﻧﯾﺑ ﻊﻣﺟﻟا ﻰﻓ دﮭﺗﺟا ﺎﻣﻠﻛﻓ شﯾ ﺎﻌﻣﻟا تﺻﻐﻧﺗو ( فﻼﺧﻟا يا )و

Artinya : “ Maka bila kedua belah pihak dipaksakan untuk tetap kumpul sebagai

suami isteri, niscaya akan bertambah buruk dan memperuncing peselisihan,

serta kehidupan menjadi suram .

Menimbang, bahwa demikian juga dalam perkara a quo, Pengadilan

Agama Karangasem merujuk pada putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 17

Maret 1999, nomor : 237 K/AG/1998 yang mengandung abstraksi hukum

bahwa cek-cok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman bersama,

(15)

pihak lain adalah merupakan fakta yang cukup untuk alasan suatu perceraian

sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ;

Menimbang, bahwa dengan terbuktinya kondisi rumah tangga

Penggugat dengan Tergugat sebagaimana tersebut di atas, berarti alasan

perceraian yang diajukan Penggugat harus dianggap telah memenuhi

ketentuan sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf (f)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum

Islam ;

Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti sesuai

dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta

Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaian sesuai

dengan Pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 juncto Pasal

31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandang sebagai

tasrih bi ihsan, maka gugatan penggugat mempunyai dasar hukum dan

beralasan, maka gugatan penggugat yang pada petitumnya mohon dikabulkan

sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan sebagaimana amar putusan di

bawah ini ;

Menimbang, bahwa selama pernikahan Penggugat dengan Tergugat

telah dukhul dan belum pernah bercerai, maka terhadap petitum angka 2

gugatan Penggugat dapat dikabulkan, dan sesuai maksud pasal 119 ayat (2)

huruf c Kompilasi Hukum Islam maka perlu ditetapkan jatuhnya talak satu bain

shughra Tergugat terhadap Penggugat;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan maksud pasal 84 Undang Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah

dirubah dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, serta sesuai dengan ketentuan

pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 maka majelis

berpendapat secara ex officio majelis hakim akan memasukkan dalam amar

putusan tentang kewajiban Panitera dalam hal ini Panitera Pengadilan Agama

(16)

kekuatan hukum tetap tanpa materai. Kepada pejabat terkait ( Pegawai

Pencatat Nikah ) guna mencatatkan dalam register yang diperuntukkan untuk

keperluan itu ;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum ketiga yang menyatakan “

agar Penggugat dibebaskan dari beaya perkara ( berperkara secara

prodeo), maka majelis hakim berdasarkan penetapan dari ketua Pengadilan

Agama Karangasem No.18/Pdt.G/2016/PA.Kras. tanggal 21 Nopember 2016

tentang pembebasan biaya perkara telah mengijinkan Penggugat untuk

berperkara secara prodeo, maka sesuai dengan ketentuan pasal 60B ayat (1)

dan (2) Undang Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas

Undang Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. PERMA

No. 1 Tahun 2014, seluruh biaya perkara dibebankan kepada negara Cq

DIPA Pengadilan Agama Karangasem tahun 2016 ;

Mengingat, pasal 49 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama ,sebagaimana yang telah dirubah dengan Undang Undang

Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor

50 Tahun 2009 , serta segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

dan dalil syar’i yang bersangkutan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan gugatan Penggugat ;

2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT) ;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk

mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada

Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem ,

Kabupaten Karangasem,untuk selanjutnya dicatat dalam daftar yang

telah disediakan untuk itu ;

4. Membebankan kepada DIPA Pengadilan Agama Karangasem tahun 2016

sebesar Rp.206.000 ,- ( Dua ratus enam ribu rupiah) ;

Demikian Putusan dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan

(17)

Januari 2017 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Akhir 1438

Hijriah, dan pada hari itu juga putusan tersebut dibacakan dalam sidang

yang terbuka untuk umum oleh Drs. AMANUDIN, S.H., M. Hum.

sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN,S.Ag dan NURUL LAILY,

S.Ag., masing masing sebagai Hakim Anggota serta SALMINI ,BA

.sebagai Panitera Pengganti yang dihadiri oleh Penggugat dan

Tergugat ;

KETUA MAJELIS

Drs. AMANUDIN, SH., M. Hum

HAKIM ANGGOTA HAKIM ANGGOTA

ABDURRAHMAN,S.Ag. NURUL LAILY, S.Ag.

PANITERA PENGGANTI

SALMINI ,BA

Perincian Biaya Perkara :

1. Biaya Pendaftaran : Rp.

-2. Biaya Proses : Rp.

50.000,-3. Biaya Panggilan : Rp.

150.000,-4. Redaksi : Rp.

-5. Meterai : Rp.

Referensi

Dokumen terkait

Gold (2004) berpendapat bahwa volume perdagangan memberikan dampak terhadap return saham karena: Pertama, bahwa perubahan volume perdagangan berhubungan dengan

• Untuk mendapatkan efek yang sama pada curah jantung, volume infus cairan kristaloid setidaknya tiga kali lebih banyak dari volume infus cairan

Ucapan Terima Kasih merupakan bagian terpisah yang dibuat di bagian akhir naskah, sebelum Daftar Pustaka yang wajib dibuat. Pada bagian ini ditulis pihak-pihak yang telah

dan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep siswa melalui penerapan strategi Active Learning Tipe Instant Assessment lebih baik daripada pemahaman konsep siswa

Berdasarkan analisis deskriptif dengan menggunakan metode prosentase, menunjukkan bahwa keterampilan siswa autis membuat batik jumputan menggunakan metode Active

Memenuhi PT Sinar Rimba Pasifik dalam melakukan kegiatan ekspor telah didukung dengan dokumen Packing List (P/L) yang sah dan telah sesuai dengan dokumen

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara kondisi lingkungan dan praktik pencegahan dengan kejadian leptospirosis di Kota Semarang adalah

Alasan peneliti menggunakan metode studi korelasi/ hubungan karena penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan hubungan dan pengaruh interaksi sosial