• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1

Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui standarisasi dan profesionalisasi yang digulirkan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Peningkatan kebijakan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralasasi telah menekankan bahwa pengambilan kebijakan dialihkan dari pemerintah pusat ke pemarintah daerah yang berpusat di pemerintah kota/kabupaten, maka kewenangan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah telah diwenangkan oleh pemerintah kota/kabupaten, sehingga akan diwarnai oleh peraturan daerah (perda), yang berwenang adalah bupati dan DPRD dalam pengambilan keputusan.

Dengan adanya reformasi bidang pendidikan yang ditandai terjadinya pergeseran paradigma pengelolahan dan pembinaan pendidikan, agar terwujudnya mutu pendidikan yang lebih baik dalam satuan pendidikan maka disusunlah sebuah manajemen yang baru oleh Depdiknas dalam dunia pendidikan yaitu Manajemen Berbasis Sekolah.

(2)

tuntutan, dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan. Dalam MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki “Full Authority And Responsibility” untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan dan berbagai kebijakan lokal sekolah sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh sekolah Calwell and Spinks (1999 dalam Mulyasa 2013:177). Lebih dirinci lagi oleh Depdiknas (2001:3) bahwa manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah dapat diartikan sebagai modal manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelolanya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program yang lebih sesuai dengan pengambilan keputusan partisipatif, yaitu pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan, maka rasa memiliki ini akan menyebabkan peningkatan rasa tanggung jawab, dan akan meningkatkan dedikasi warga sekolah tehadap sekolahnya. Hal ini akan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku.

(3)

memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara parsitif. Secara khusus tujuan diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah untuk: 1. Meningkatkan mutu pendidikan, 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat, 3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah, dan 4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang akan dicapai Mulyasa (2013;179).

(4)

tidak memperhatikan kualitas pembelajaran guru, kurang melakukan supervisi akademis pada guru, dan (8) partisipasi orang tua siswa sering diartikan dengan penggalangan dana, orang tua siswa terlalu percaya pada sekolah dan belum terlibat pada upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajaran secara langsung. (Nurkolis, 2006: 142-144).

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat ketrampilan, kecakapan, dan pengetahuan yang baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajar. Gambaran mengenai prestasi belajar tersebut biasanya dapat diperoleh melalui raport sekolah yang dibagikan pada waktu-waktu tertentu. (Murjono, 1996:174). Prestasi belajar seorang siswa berkaitan dengan berbagai hal yang meliputi keadaan anak tersebut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu: faktor yang bersifat internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, diantaranya: kondisi fisik dan kondisi psikologis siswa. Sedangkan faktor yang bersifat eksternal adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan disekitar siswa. Inteligensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. (sinambela, 1996:202). Selain itu Hawadis (2001:91) juga mengemukakan bahwa dari beberapa penelitian ditemukan adanya korelasi positif dan cukup kuat antara taraf intelegensi dengan prestasi seseorang.

(5)

sekolah karena dalam faktor ini memerankan dari berbagai komponen yang ada di lingkungan sekitar siswa, misalnya peran orang tua, peran karyawan, peran guru, peran kepala sekolah, peran masyarakat, dan peran birokrasi pemerintahan yang memberikan bagian penting dalam perkembangan siswa dalam pencapaian prestasi. Dengan peran guru siswa akan mudah memahami materi atau tehnik belajar yang tepat sesuai denga keinginan siswa. Menurut Wrightman yang dikutip Uzer Usman (1992:1), peran guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Hal itu akan memberikan dampak positif bagi siswa dalam pemerolehan prestasi yang diinginkan.

(6)

menciptakan kinerja kerja dewan guru. Dalam aktivitas dewan guru tentunya perlu adanya peran orang lain sebagai kepala sekolah, karyawan dan pengurus untuk menciptakan lembaga yang berkualitas dan akuntabel dimata masyarakat dilingkungannya.

Dalam sinergi perkembangan proses kegiatan belajar mengajar selama lima tahun yang lalu sudah menunjukkan prestasi siswa dalam tingkat kelulusan yang dicapainya. Hal tersebut memberikan dampak yang sangat signifikan dalam kegiatan belajar mengajar yang akhirnya berimbas atas prestasi siswa dengan jumlah siswa yang sudah lulus kurang lebih 389 siswa, dengan hasil prestasi yang diperoleh dari jumlah siswa tersebut mampu mencapai kelulusan 100% setiap tahunnya namun hanya 25 siswa yang mendapatkan raking 10 besar dalam ruang lingkup lokal, yang lainnya dibawah 10 besar, kalau dilihat dari prestasi tingkat kabupaten SMP NU 10 Ringinarum belum mampu mencapai prestasi 10 besar. Ini dilihat dari data hasil kelulusan pertahun yang sudah terlalui. Sejalan dengan prestasi kelulusan secara akademik namun secara non akademik belum mampu membuahkan prestasi secara signifikan dari berbagai lomba yang diikuti selama ini.

(7)

sesuai dengan mekanisme MBS yang dicanangkan oleh pemerintah. Selain itu juga sarana prasarana serta kondisi geografi yang menunjang kegiatan belajar mengajar pada sekolah tersebut.

Dalam kegiatan tersebut digunakan model pendekatan CIPP sebagai bahan atau alat evaluasi dalam pelaksanaan MBS secara keseluruhan di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Dengan adanya proses tersebut akan diketahui faktor-faktor yang menunjang serta penghambat ketercapaian prestasi siswa di SMP NU 10 Ringinarum.

Dari uraian diatas, peneliti mencoba melakukan pemahaman keterkaitan evaluasi manajemen berbasis sekolah dengan prestasi belajar siswa namun yang dinilai bukan sekedar penerapan dan manajemennya saja. Dengan dasar hal tersebut peneliti pengembangan dengan melalukan penelitian tentang evaluasi manajemen berbasis sekolah dalam peningkatan prestasi belajar siswa di SMP NU 10 Ringinarum kecamatan Ringinarum kabupaten Kendal.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana context Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal?

(8)

SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal?

3. Bagaimana process Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal?

4. Bagaimana product Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana yang dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengevaluasi context Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal.

2. Mengevaluasi input Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal.

3. Mengevaluasi process Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal.

(9)

SMP NU 10 Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dengan harapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memperdalam teori-teori manajemen pendidikan yang berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah. Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat mengungkapkan keragaman model pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sesuai dengan karakter masyarakat dan kebutuhan sekolah yang mampu memperkaya keragaman pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Supaya sebagai mengkaji pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, supaya dihanyati secara utuh wujud implementasi manajemen berbasis sekolah khususnya di SMP NU 10 Ringinarum.

2. Secara Praktis

(10)

Referensi

Dokumen terkait

initiate the teacher talk in the classroom during teaching learning process.. 1.4

Dengan metode tanya jawab guru mengarahkan siswa untuk memahami materi sebelumnya yang berkaitan dengan volume tabung, kerucut dan bola.. Menginformasikan

A study was conducted to evaluate effects of replacing Processed Lupin Meal (PLM) for soybean meal (SBM) as protein ingredient on feed intake, body weight gain, egg production

Jika anda menyatukan antara pendapat mereka yang menyatakan tidak adanya ketetapan karakter, dengan pendapat mereka yang menyamakan se- mua tubuh dan perbuatan, dan bahwa manusia

Kesimpulan penelitian adalah aplikasi sericin pada permukaan HA meningkatkan jumlah perlekatan sel osteoblas dan konsentrasi pelapisan (0,01; 0,05; 0,1%) tidak

[r]

Menurut ilmu kesehatan lingkungan sampah hanya sebagian dari benda atau hal-hal lain yang dipandang tidak dapat digunakan lagi, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus

Sedangkan dalam segi waktu eksekusi dapat disimpulkan bahwa pertama, penggunaan blockfull pada HDFS memberikan waktu eksekusi yang lebih baik, kedua, tidak ada