• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUA 1 R Lingkup RUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RUA 1 R Lingkup RUA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan Usaha Agribisnis

Silvana Maulidah, SP, MP

Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya 3. Bahan Kajian 2: Usaha Dalam Agribisnis

3.1 Sistem Agribisnis Dan Lingkungannya 3.2 Elemen Dalam Sistem Agribisnis 3.3 Lingkungan Dalam Sistem Agribisnis

1. PENGANTAR

Modul pertama ini merupakan pendahuluan/pengantar, yang disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai dasar-dasar rancangan usaha dalam agribisnis. Ada 2 (dua) bahan kajian utama, yaitu: bagian pertama adalah mengupas tentang system agribisnis serta agroindustri, ruang lingkup, serta keterkaitan antara keduanya. Bagian kedua, berisi tentang elemen-elemen dasar yang harus diperhatikan bagi seorang pelaku agribisnis (agroindustri) serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi usaha bisnisnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR :

Dengan mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa 1. Mempunyai gambaran secara umum mengenai mata

kuliah Rancangan Usaha agribisnis.

(2)

2. BAHAN KAJIAN 1: SISTEM AGRIBISNIS

2.1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

Istilah “agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis menggunakan istilah tersebut dalam makalahnya yang disampakan pada "Boston Conference on Disiribution". Kemudian John H. Davis dan Ray Goldberg kembali lebih memasyarakatkan agribisnis melalui buku mereka yang berjudul "A Conception of Agribusiness" yang terbit tahun 1957 di Harvard University. Ketika itu kedua penulis bekerja sebagai guru besar pada Universitas tersebut. Tahun 1957, dianggap oleh para pakar sebagai tahun kelahiran dari konsep agribisnis. Dalam buku tersebut, Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai berikut: "The sum total of all operation involved in the manufacture and distribution of farm supplies: Production operation on farm: and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them". Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu system menurut beberapa ahli :

 Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti luas adalah kegitan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatn pertanian.

Agribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution of farm commodities made from them, trading ( wholesaler, retailers), consumers to it, all non farm firms and instituton serving them.

 Agribisnis sebagai suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.

Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup semua kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on the farm) dan pemasaran (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis. Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem.

(3)

A. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi

Sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.

B. Subsistem Usaha Tani

Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dll.

C. SubsistemPengolahan dan Pemasaran (Tata niaga)

Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dll. Agroindustri yang mengolah produk usaha tani disebut agroindustri hilir. Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat mencipakan lapangan kerja.

Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu:

1. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia.

2. Subsistem budidaya dan usaha tani.

3. Subsistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri, dan 4. Subsistem pemasaran hasil pertanian.

2.

2 KONSEP AGROINDUSTRI

A. Pengertian Angroindustri

Dalam konsep sistem agribisnis hubungan antara sektor pertanian dan sektor industri adalah sangat erat dan saling ketergantungan. Agribisnis mencakup seluruh kegiatan disektor pertanian dan sebagian dari sektor industri yang menghasilkan sarana produksi pertanian dan mengolah hasil-hasil pertanian (Agroindustri). Agroindustri dalam Soeharjo (1989) ,adalah salah satu cabang industri yang erat dan langsung dengan pertanian. Agroindustri sebagai suatu sistem dapat dipandang sebagai kegiatan yang memerlukan input dan merubahnya untuk mencapai tujuan tertentu. Input dalam kegiatan industri terdiri dari bahan mentah hasil pertanian maupun bahan tambahan, tenaga kerja, modal dan faktor pendukung lainnya.

Agroindustri juga dapat dikatakan sebagai suatu cabang industri yang mempunyai keterkaitan erat ke belakang (backward linkage) maupun ke depan

(4)

karena mempergunakan hasil produksi budidaya atau industri sebagai bahan bakunya. Sedangkan yang dimaksud dengan keterkaitan ke depan adalah suatu produk agroindustri digunakan untuk bahan baku industri lainnya.

Berdasarkan kaitan-kaitan tersebut, maka agroindustri dapat dibagi dua yakni agroindustri hulu (upstream) yakni subsektor industri yang menghasilkan sarana produksi pertanian (bibit dan benih berkualitas, pupuk, pestisida, alat-alat dan mesin pertanian dan lain-lain); serta agroindustri hilir (downstream) yaitu subsektor industri yang mengolah hasil-hasil pertanian (minyak goreng, susu bubuk, nanas dikalengkan, produk olahan limbah hasil pertanian, misalnya pupuk kandang, kompos serta pakan ternak dan sebagainya). Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam agroindustri sektor pertanian dan sektor industri harus dilihat sebagai satu kesatuan (Integrated). Gangguan pada salah satu sektor misal, tidak tersedianya input modern dapat mengganggu kelancaran pada industri pengolahan dan arah sebaliknya juga bisa terjadi.

Gambar 2. Agroindustri Hulu dan Agroindustri hilir

Agroindustri sebagai kegiatan ekonomi dan bagian dari aktivitas agribisnis yang mengolah hasil-hasil pertanian, dimana kegiatan agroindustri ini memiliki tiga prinsip utama yaitu prinsip nilai tambah (setiap kegiatan agroindustri yang akan dilaksanakan harus mampu menghasilkan atau meningkatkan nilai tambah produk tersebut), prinsip kaitan input-output (setiap agroindustri yang mengolah hasil pertanian harus mempunyai kemampuan untuk mendorong berkembangnya industri-industri lain) serta prinsip mutu dan kontinyuitas (keberhasilan dan kelangsungan kegiatan agroindustri pada dasarnya ditentukan oleh mutu dan ketersediaan bahan-baku yang akan diolah dalam kegiatan agroindustri tersebut).

B. Ruang Lingkup Agroindustri dan Tahapannya

Menurut Soeharjo (1989), ruang lingkup agroindustri harus benar-benar jelas, sampai dimana batas keterkaitannya dengan sektor produksi primer. Kaitan dengan sektor pertanian umumnya dibatasi pada kaitan langsung. Hal tersebut sesuai dengan pendekatan yang dipaparkan James E. Austin dalam bukunya, yang menjelaskan ruang lingkup agroindustri (baca; agroprocessing industry) sebagai berikut:

An agroindustry is an enterprise that processes agricultural raw materials, including ground and tree crops as well as livestock. The degree of processing can very tremendously, ranging from the cleaning and grading of aplles to the milling of rice, to the cooking, mixing, and chemical alteration thet create a textured vegetable food.”

Berdasarkan definisi tersebut, agroindustri dapat digolong-golongkan menurut tingkat pengolahan bahan bakunya (degree of transformation). Secara teoritis, kategori agroindustri hilir dapat ditentukan oleh tingkat proses transformasi

AGROINDUSTRI

INDUSTRI HULU

Menghasilkan sarana produksi pertanian :

Benih, bibit, Pupuk, Pestisida,Insektisida Alat dan mesin pertanian dll

INDUSTRI HILIR

Mengolah hasil pertanian: Minyak goreng, Susu bubuk

Nanas dikalengkan, Ikan dikalengkan, kompos,

pupuk kandang,

(5)

produknya (level of transformation process). Tahapan atau tingkatan pemrosesan

Kegiatan Pengolahan (Processing Activity)

 Penyucian

Contoh Produk Olahan (Illustrative Product)

 Buah segar

Pada kegiatan agroindustri hilir, terdapat beberapa tahapan pengolahan, mulai dari yang paling sederhana, yaitu tanpa mengubah struktur fisik maupun kimianya, sanpai dengan tahapan yang paling akhir, yaitu input sudah mengalami perubahan struktur fisik dan kimianya. Agroindustri dalam hal ini akan secara otomatis meningkatkan nilai tambah produk pertanian atau dengan kata lain, produk tersebut dijual karena atributnya. Dengan demikian kelancaran kegiatan ini sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku (subsistem usahatani), kreatifitas (yang akan menghasilkan diferensiasi dan diversifikasi produk), dan tingkat pemanfaatan teknologi proses (manajemen produksi).

Dengan pendekatan sistem tersebut di atas, orientasi pembangunan pertanian mencakup seluruh aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara terpadu, dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Rangkaian kegiatan yang terkait dalam sistem agribisnis tersebut diatas digerakkan oleh berbagai kelembagaan. Peranan kelembagaan dalam sistem agribisnis sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian di masa depan.

2.3 PERAN AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN

Besar dan luasnya peranan agribisnis dalam perekonomian nasional tidak terlepas dari fungsi agribisnis, yaitu:

 Menghasilkan bahan mentah atau komoditas primer baik bahan pangan, serat,

bangunan, atau bahan lainnya;

 Menghasilkan produk antara atau barang jadi baik pangan, bahan pembuat tekstil,

bahan bangunan, obat-obatan, dan sebagainya;

(6)

 Menyumbang pada pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi; dan  Menghasilkan devisa negara melalui kegiatan ekpor maupun pariwisata.

Dalam perekonomian Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis. Peranan agribisnis adalah sebagai berikut.

o Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) sangat

besar. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.

o Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor migas, hanya

agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia.

o Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity).

Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor-faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untukmewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya tersebut, yaitu agribisnis.

Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.

3. BAHAN KAJIAN 2: USAHA DALAM AGRIBISNIS

3.1 SISTEM AGRIBISNIS DAN LINGKUNGANNYA

(7)

Gambar 2. Sistem Agribisnis dan Lingkungannya

3.2 ELEMEN DALAM SISTEM AGRIBISNIS

Agribisnis dalam perspektif mikro terdiri dari beberapa elemen dasar. Elemen-elemen dalam sistem agribisnis merupakan unsur terkecil pembentuk sistem agribisnis. Di antara elemen saling berinteraksi, bekerja sama membentuk kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi / perusahaan. Elemen sistem agribisnis adalah:

1. Sumber Daya Alam & Lingkungan 2. Sumber Daya Manusia

3. Ilmu Pengetahuan & Teknologi 4. Pasar

5. Finansial/Modal Kerja 6. Organisasi (kelembagaan)

1. Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Sumber daya alam dan lingkungan bagi agribisnis merupakan modal dasar pertama untuk dimanfaatkan atau diolah. Sumber daya alam dan lingkungan terkait erat dengan syarat tumbuh bagi tanaman untuk melakukan proses fotosintesis, faktor tersebut ialah: lahan, energi sinar dalam bentuk cahaya dan panas, iklim atau suhu udara. Sumber daya alam merupakan faktor primer dalam agribisnis.

2. Sumber Daya Manusia

(8)

3. IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal dasar ketiga yaitu sebagai pengetahuan dan teknologi yang digunakan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkait dengan ketersediaan, kesesuaian dan keberlanjutan penerapannya. Pengetahuan dan teknologi tidak berarti harus teknologi mutakhir dan canggih, tetapi yang cocok, yang dapat diterapkan dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat agribisnis. Alih teknologi harus dipelajari, diadopsi atau dimodifikasi, dikembangkan, dan diterapkan. Masalah mendasar yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi adalah dukungan prasarana pertanian, sehingga masih ada hambatan introduksi mesin-mesin pertanian. Pengelolaan SDA, pengaturan dan manejemen pengairan, serta jalan-jalan transportasi pertanian perlu dikelola secara sungguh-sungguh dan profesional.

4. Pasar

Pasar merupakan muara dari agribisnis sehingga diperlukan pemahaman mengenai pasar, pemasaran terutama manajemen pemasaran untuk mendirikan, mengembangkan, mempertahankan dan meregenerasikan sistem agribisnis. Pasar dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai pertemuan permintaan dan penawaran, pasar dalam arti sederhana adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) antara penjual dan pembeli pada waktu dan tempat tertentu. Pasar terbentuk karena ada konsumen yang membutuhkan produk dan ada produsen yang menawarkan produk sesuai kebutuhan konsumen sehingga terjadi pasokan pertukaran produk dengan aliran finansial atau transaksi. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.

5. Finansial / Modal Kerja

Aspek finansial merupakan salah satu tujuan sistem agribisnis selain melestarikan lingkungan, membuka lapangan kerja, mengembangkan iptek, membuka pasar dan mengembangkan organisasi. Dapat dikatakan ketahanan finansial merupakan faktor pendukung untuk memulai agribisnis, untuk mengembangkan agribisnis, untuk mempertahankan agribisnis, untuk regenerasi agribisnis. Finansial secara internal berfungsi untuk modal kerja, investasi dan piutang sedangkan secara eksternal finansial berfungsi untuk membangun ketahanan finansial. Kedua performa ini akan meningkatkan kepercayaan pihak-pihak terkait (agribusiness stakeholder) sekaligus penguasaan sistem agribisnis untuk meningkatkan keunggulan posisi dalam persaingan.

6. Organisasi / Kelembagaan

(9)

3.3 LINGKUNGAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS

Adanya batasan sistem membuat pemisahan antara sistem dengan lingkungan. Segala sesuatu yang ada diluar batas sistem tersebut dan mempengaruhi operasi sitem itulah yang disebut lingkungan. Tujuan dari mengenali sistem agribisnis adalah untuk identifikasi pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan yang merugikan, kemudian mengelola faktor yang menguntungkan atau mendukung sistem dan mengendalikan faktor yang merugikan agar tidak mengganggu kelangsungan hidup sistem. Lingkungan dan hal-hal yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah :

1. Undang Undang dan Legalitas.

2. Lingkungan Bisnis dan Strategi Bisnis 3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah. 4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah. 5. Situasi Ekonomi Internasional.

6. Faktor Lingkungan Lainnya.

1. Undang Undang dan Legallitas

Sebagai suatu bisnis yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlibat dalam hal penawaran dan permintaan, distribusi produk, rantai aliran finansial, kebutuhan investasi atau modal kerja, bentuk dan struktur usaha maka undang-undang dan legalitas usaha merupakan faktor yang mempengaruhi sistem agribisnis.

Ada beberapa manfaat dengan mengikuti peraturan yang ada: memudahkan penetrasi pasar, meningkatkan image usaha sehingga memperbaiki kepercayaan konsumen dan para pemangku kepentingan, melindungi dan memperkuat posisi produsen bila terjadi konflik, dapat menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah atau kalangan swasta.

2. Lingkungan Bisnis & Strategi Bisnis

Kondisi bisnis dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat dan sebaliknya sehingga sistem agribisnis perlu mempelajari pengaruh-pengaruhlingkungan bisnis dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, pertahanan, keamanan. Faktor Lingkungan ada 3, yaitu:

1. Faktor Lingkungan Operasional (opertaional environment): Pesaing; Kreditur; Tenaga Kerja; Pemasok; dan Pelanggan.

2. Faktor Lingkungan Industri (industrial environment): Hambatan Masuk; Daya Tawar Pemasok; Daya Tawar Pembeli; Barang Subtitusi; dan Tingkat Kompetensi.

3. Faktor Lingkungan Jauh (remote environment): Politik; Ekonomi; Sosial; Budaya; Ilmu Pengetahuan; Teknologi; Pertahanan dan Keamanan. Selain faktor-faktor lingkungan, strategi bisnis juga mempengaruhi sistem agribisnis. Strategi dibagi menjadi strategi umum (generic strategi) dan strategi menyeluruh (grand strategi). Strategi umum adalah strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing sedangkan stretegi menyeluruh adalah pendekatan menyeluruh melalui tindakan utama yang didesain untuk mencapai tujuan jangka panjang.

3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah

(10)

bagaimana, apa yang dikonsumsi, untuk oleh dan dari siapa. Berdasarkan pengertian pasar dan mekanisme pasar, aspek-aspek yang sering dianalisis dalam ekonomi mikro adalah interaksi di pasar barang, interaksi pasar faktor produksi serta tingkah laku pembeli dan penjual.

4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah

Bila ekonomi mikro hanya memperhatikan alokasi sumberdaya secara efisien untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri maka ekonomi makro memperhatikan alokasi sumberdaya pada tingkat kumpulan rumah tangga, perusahaan dan industri atau dengan kata lain pada tingkat negara.

Ada dua kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik seperti yang diharapkan, kebijakan tersebut berupa:

 Kebijakan Fiskal

 Kebijakan Moneter

a. Kebijakan Fiskal

Kebijakan pemerintah yang mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya (di Indonesia disebut kebijakan APBN). Dalam sirkulasi aliran pendapatan, penerimaan pemerintah didapat melalui pajak (T) sedangkan pengeluaran pemerintah merupakan konsumsi pemerintah (G).

Ada dua kebijakan fiskal, kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif bila menurunkan pajak dan menaikkan pengeluaran pemerintah dengan tujuan:

 Mendorong pertumbuhan produksi

 Menaikkan pendapatan masyarakat

 Mendorong impor

Kebijakan fiskal kontraktif bila menaikkan pajak dan menurunkan pengeluaran pemerintah dengan tujuan:

 Mengurangi produksi dalam negeri

 Menurunkan pendapatan masyarakat

 Menurunkan impor

b. Kebijakan Moneter

Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar dan mengubah tingkat bunga. Ada dua kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter koontraktif.

Kebijakan moneter ekspansif (easy money policy) bila : menambah jumlah uang yang beredar dan menurunkan tingkat bunga (interest rate) dengan tujuan:

 Mendorong kenaikan investasi

 Menaikkan penerimaan masyarakat

 Mendorong kenaikan impor

 Mendorong arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat penurunan suku bunga

 Menurunkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat penurunan suku bunga

Kebijakan moneter kontraktif (tight money policy) bila : mengurangi jumlah uang yang beredar dan menaikkan tingkat bunga (interest rate) dengan tujuan:

 Menurunkan investasi

(11)

 Menurunkan impor

 Menurunkan arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat kenaikan suku bunga

 Menaikkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat kenaikan suku bunga

5. Ekonomi Internasional

Pengaruh globalisasi ekonomi dunia membuat ekonomi nasional menjadi bagian dari ekonomi internasional, dan tidak ada lagi negara yang hidup terisolasi tanpa hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan perdagangan internasional (ekspor dan impor).

Kebijakan perdagangan internasional yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah:

 Kebijakan ekspor di dalam negeri

 Kebijakan ekspor di luar negeri

 Kebijakan impor

 Kebijakan lain

 Kebijakan kurs

 Kebijakan pengawasan langsung

6. Faktor Lingkungan Lainnya

Merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem agribisnis, seperti kestabilan politik, kondisi sosial budaya dan kondisi keamanan.

REFERENSI

Renville Siagian. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gajah Mada University Press. Seperich, George J., etc. 1994. Introduction to Agribusiness Marketing. Prentice Hall Career

and Technology. New Jersey.

Silvana Maulidah, 2010. Manajemen Agribisnis. Jurusan Sosek Pertanian UB. Malang.

W. David Downey & Steven P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua. Penerbit Erlangga

PROPAGASI

A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)

1. Jika saudara akan berusaha agribisnis, cobalah buat sebuah perencanaan usaha yang terkait dengan elemen sistem agribisnis (Sumber Daya Alam & Lingkungan; Sumber Daya Manusia; Ilmu Pengetahuan & Teknologi; Pasar; Finansial/Modal Kerja; dan Organisasi (kelembagaan).

2. Carilah satu produk agribisnis yang ingin saudara kembangkan dalam usaha, lalu carilah pohon industrinya dan jelaskan!.

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)

1. Pertanian adalah sebuah sector dan agribisnis adalah sebuah system! Jelaskan perbedaan itu!

2. Jelaskan fungsi dan peranan lembaga penunjang dalam bagan system agribisnis!

3.Jelaskan hubungan antara Agribisnis dan agroindustri, beserta bagan keterkaitannya Apakah yang dimaksud dengan rancangan usaha bisnis? Jelaskan fungsinya, dan berikan contoh kasus usaha agribisnis yang saudara inginkan.

(12)

usahatani/farming, agroindustri hilir). Jelaskan alasannya jika ditinjau dari beberapa aspek, beserta gambar rancangan produknya.

Gambar

Gambar 1. Sistem Agribisnis
Gambar 2.  Agroindustri Hulu dan Agroindustri hilirPakan ternak, dll
Tabel 1. Kategori  Agroindustri  Hilir  menurut  Tingkat  Transformasi  dalam  ProsesPengolahan
Gambar 2. Sistem Agribisnis dan Lingkungannya

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tabel 4 menunjukkan pertambahan bobot badan harian pada kambing dengan pemberian ransum yang mengandung level protein yang berbeda yang disuplementasi dengan urea,

3 Strategi Pengelolaan Wakaf Wasiat Polis Asuransi Syariah (Studi pada Lembaga Wakf Al-Azhar Kebayoran Jakarta), Akhmad Rofiki, wakaf wasiat polis di Al-Azhar,

Catatan: Ketidak-sesuaian relasi (10) dengan kenyataan dapat kita fahami karena banyak pendekatan yang dilakukan dalam memperoleh relasi ini, seperti misalnya pada

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan

karena  setiap sila demi sila pada Pancasila mengandung hal – hal yang penting dalam pengembangan IPTEK dan menunjukkan.. sistem etika dalam

Manusia lahir ke dunia ini serba terbatas adanya, baik itu cara berpikir, berbuat dan tindakannya, maka manusia tidak bisa lepas dari perbuatan baik maupun buruk yang

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, secara keseluruhan dapat di- simpulkan bahwa, dalam pembelajaran mate- matika diperlukan pengembangan rencana

Jika masyarakat pada keadaan agraris amat membu- tuhkan sosok berwibawa yang bisa menjelaskan kejadian-kejadian alam dengan dalil agama, me- reka tak lagi memerlukan itu ketika