• Tidak ada hasil yang ditemukan

Imperialisme Inggris di Asia Selatan Ana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Imperialisme Inggris di Asia Selatan Ana"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah negara-negara Islam serta menguasai dan menjajahna. Motivasi mereka datang ke negara-negara Islam adalah motivasi ekonomi, politik dan agama. Hal tersebut dapat terlihat dari cara-cara mereka datang untuk pertama kali ke negara-negara Islam. Mereka datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di Timur. Akhirnya mereka terangsang oleh keuntungan besar dan ambisi yang kuat, sehingga muncullah keinginan untuk menguasai semua sistem ekonomi dan politik negara-negara Islam yang dikuasainya.1 Semua hal itu, didorong dengan sedang bangkit dan majunya

peradaban bangsa Barat. Contohnya ketika Eropa menemukan benua Amerika dan jalan ke Timur melalui Cape Town. Dua penemuan ini, sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam.2

Pada saat yang sama, dunia Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan kaum imperialism Barat.3

Pada awal abad ke-19 tepatnya tahun 1803 M, Delhi, ibu kota Kerajaan Mughal juga berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris. Maka sejak itulah Inggris dengan leluasa mengembangkan kekuasaannya di anak benua India dan sekitarnya. Pada tahun 1842 M, Keamiran Muslim Sind di India dikuasainya. Tahun 1857 M, kerajaan Mughal bahkan dikuasai penuh dan setahun kemudian rajanya yang terakhir dipaksa meninggalkan istana.4

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang “Imperialisme Inggris di Kawasan Asia Selatan (Anak Benua India)”. Adapun materi-materi yang dibahasa berkaitan dengan tema tersebut adalah awal mula kedatangan Inggris ke Asia Selatan, Imperialisme Inggris kepada Asia Selatan (Anak Benua India) dan Dampak Imperialisme Inggris terhadap Asia Selatan (Anak Benua India).

1 Samsul Munir Amin, Sejarah Pradaban Islam, (Jakarta: AMZAH, 2013), hlm. 349.

2 Samsul Munir Amin, Sejarah Islam, hlm. 347-348.

3 Samsul Munir Amin, Sejarah Islam, hlm. 349.

(2)

B. Rumusan Masalah

Adapun pembahasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses awal mulanya kedatangan Inggris ke Kawasan Asia Selatan (Anak Benua India)?

2. Bagaimana proses Imperialisme Inggris terhadap Asia Selatan (Anak Benua India)?

3. Apa saja Dampak dari Imperialisme Inggris terhadap Kawasan Asia Selatan (Anak Benua India)?

C. Pembahasan Masalah

1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kedatangan Inggris ke Kawasan Asia Selatan (Anak Benua India)?

2. Untuk mengetahui proses Imperialisme Inggris terhadap Asia Selatan (Anak Benua India)?

3. Untuk mengetahui Dampak dari Imperialisme Inggris terhadap Kawasan Asia Selatan (Anak Benua India)?

BAB II PEMBAHASAN

A. Awal Mula Kedatangan Inggris ke Asia Selatan (Anak Benua India)

(3)

delapan belas hingga periode selanjutnya, Dinasti Mughal masih tetap berkuasa, pemegang kekuatan politik dan ekonomi yang sebenarnya setelah itu adalah orang-orang Inggris. Karena itu, saat itu, bisa dikatakan sebagai periode kolonialisasi Inggris atas India yang selanjutnya ditandai oleh mundurnya penguasa-penguasa Mughal dan naiknya kekuasaan Inggris di India. Proses ini mencapai puncaknya pada 1857 ketika terjadi pemberontakan Mutini atau Sepoy atas kolonialis Inggris. Saat itu, Dinasti Mughal yang menjadi simbol kekuasaan Islam di India mulai berakhir, dan secara resmi, Inggris mulai berkuasa.5

Pada awalnya, tepatnya pada 1608 M, orang-orang Inggris mulai berdatangan ke India dan mengajukan permohonan untuk bisa tinggal di India kepada para penguasa Dinasti Mughal. Tetapi, kehadiran mereka ditolak mentah-mentah. Orang-orang Inggris baru bisa diterima masuk ke India pada 1610 M. Sejak saat itu, Inggris mulai mendirikan pabrik, loji dan membentuk tentara dalam jumlah kecil sebagai penjaga loji. Kemudian, pantai Timur India dikuasai dan dipertahankan oleh Inggris.6 Lalu,

diikuti oleh orang-orang Eropa lainnya seperti Portugis, Perancis, dan Belanda. Dengan demikian, sejak saai itu, banyak perusahaan perdagangan Eropa yang mulai membangun pemukiman untuk masyarakatnya.7

Datangnya Inggris ke India dikarenakan juga oleh faktor kekosongan kas negara-negara di Eropa akibat kekalahan pasca perang salib. Karena perdagangan dari timur jauh melalui timur tengah ditutup akibat jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, maka untuk mencari keuntungan yang besar, mereka mencari jalan untuk merebut daerah penghasil rempah-rempah yang bisa dijual di Eropa. Daerah penghasil rempah-rempah, yaitu nusantara telah dikuasai Pemerintahan Hindia Belanda, maka Inggris menguasai daerah India yaitu daerah transit komoditas perdagangan sebelum dikirim di Eropa. Faktor lainnya adalah kemudahan pelayaran yang terjadi setelah dibukanya Terusan Suez di Mesir oleh Ferdinand de Lessep, membuat singkat rute pelayaran. Untuk dapat ke wilayah timur jauh tidak perlu lagi mengelilingi benua Afrika. Sebab lebih lanjut terjadi setelah terjadinya revolusi di

5 John L. Esposito, Pakistan: Pencarian Identitas Islam dalam John L. Esposito (Ed.), Islam dan Perubahan Sosial-Politik di negara sedang Berkembang, alih bahasa Wardah Hafidz, (Yogyakarta: Pusat Latihan, Penelitian dan Pengembangan Masyarakat, 1985), hlm. 276; yang dikutip oleh Ajid Thohir dan Ading Kusdiana, Islam Di Asia Selatan: Melacak Perkembangan Sosial, Politik Umat Islam di India, Pakistan dan Bangladesh, (Bandung: HUMANIORA, 2006), hlm. 157.

6 Ading Kusdiana, Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 261.

(4)

Inggris, India dijadikan daerah sumber bahan baku dan juga daerah pemasaran hasil industri.8

B. Imperialisme Inggris terhadap Asia Selatan (Anak Benua India)

Imperialisme terbagi dua, yaitu Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism) dengan semboyan gold, gospel and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan), dipelopori oleh Spanyol dan Portugal. Imperialisme Modern (Modern Imperialism) yaitu dengan ciri khasnya industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, dan juga sebagai tempat penanaman modal.9 Di India ini termasuk kepada

Imperialisme Modern.

Sebenarnya, proses penguasaan Inggris itu sendiri di Anak Benua India berawal dari pencaplokan Bengal pada 1757, yakni ketika kekuatan Siraj al-Daula dengan mudah bisa dikalahkan dalam peperangan Plassey. Meskipun mendapat perlawanan dari penguasa setempat, perlawanan tersebut dapat segera diselesaikan dengan kemenangan di pihak Inggris. Kemenangan ini sangat penting artinya bagi pertumbuhan kekuatan Inggris di India karena dengan kemenangan itulah Inggris mengukuhkan diri sebagai penguasa de facto yang tidak terkalahkan di Bengal.10

Rupanya Robert Clip memang seorang ahli dalam bidang strategi militer. Sesudah Benggala diduduki, daerah-daerah pantai Timur India sepenuhnya berada di tangan Inggris.11

Selanjutnya, menurut strategi militer orang-orang Inggris, kekuatan di India yang patut diperhitungkan tinggallah Kerajaan Islam Mughal yang wilayahnya hanya sekitar Delhi dan kekuatan tentaranya sudah dapat diketahui. Untuk itu, strategi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, membiarkan kerajaan ini terlebih dahulu, sambil melihat keadaan di kanan dan kiri. Kedua, menurut strategi militer keberadaan kaum Maratha yang tujuannya tidak lepas dari harta dan sudah diketahui pula posisi-posisi kuncinya oleh Inggris. Oleh karena itu, Inggris mengadakan pertemuan dengan pimpinan kelompok Maratha di Najpurdan di Gujarat pada tahun

8 Renny Faqih, Penjajahan India dalam https://www.academia.edu/4120187/Penjajahan_India, diakses pada tanggal 17 Oktober 2015, pukul 06.26 WIB.

9 Tanta, Kolonislisme di India dalam https://ntanta.wordpress.com/2009/11/29/kolonialisme-di-india-sampai-abad-xix-british-raj-kemaharajaan-britania-di-india/, diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 09.37 WIB.

10 Ajid Thohir dan Ading Kusdiana, Islam Asia Selatan, hlm. 158.

(5)

1780 M. Pada saat itulah, Inggris memberikan taktik suap dengan harapan kekuatan Maratha melemah. Dengan cara-cara inilah, kekuatan Maratha menjadi bertambah kendur, bahkan akan berpindah tempat, jika Inggris memang memerlukan. Ketiga,

dalam menghadapi kaum Sikh, Inggris bersikap lunak, bahkan setengah membiarkan, sebab Sikh pada saat itu sudah bergabung dengan Gurkha, penduduk asli Nepal dan Inggris pun membiarkan mereka mengambil lokasi daerah Punjab. Akan tetapi, pada tahun 1849 Inggris terpaksa menyerang orang-orang Sikh yang berada di Kashmir, menggempur dan mengalahkan mereka, tetapi tidak menghabisi riwayatnya. Sejak itulah Kashmir dikuasai Inggris sehingga hanya satu yang belum dikuasai, yaitu Delhi.12

Pada 1772, Waren Hasting menjadi gubernur di Bengal. Di antara keberhasilan Hasting selama menjabat sebagai gubernur adalah kepiawaiannya dalam mempertahankan keutuhan kepemilikan Inggris di Anak Benua India. Proses penguasaan Inggris di Bengal terus berlanjut hingga masa Cornwallis, Shore, Walesley, Minto, dan Marques Hasting. Melalui gubernur jenderal ini, kekuasaan Inggris di Bengal secara perlahan-lahan tetapi pasti mulai meluas dengan keberhasilan Inggris merebut daerah Mysore, Tanjore, Surat, Carnatic, Rohilkand, Farrukhabad, Mainfuri, Garwal, Kumaon, dan Assam. Bahkan, kekuatannya mulai mengancam kekuasaan Dinasti Muhgal.13

Ketika kekuasaan Inggris mulai mengancam daerah-daerah yang ada di Anak Benua India, kekuasan Dinasti Mughal sebagai satu-satunya simbol kekuasaan politik Islam di India justru sedang berada dalam kondisi mundur. Setelah satu setengah abad Dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para sultan setelah Sultan Aurangzeb tidak bisa lagi mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Ini tampak jelas ketika abad delapan belas kemerosotan dinasti ini ditandai oleh, pertama, kekuasaan politiknya mulai merosot dan setiap kemunculan suksesi kepemimpinan di tingkat pusat acapkali menjadi ajang perebutan. Kedua, gerakan separatis Hindu di India Tengah, Sikh di Belahan Utara, dan Islam di Bagian Timur banyak merongrong dinasti ini. Ketiga, orang-orang

12 Ading Kusdiana, Sejarah Islam, hlm. 262.

(6)

Inggris yang didukung penuh oleh kekuatan persenjataannya semakin kuat dan banyak menguasai wilayah pantai.14

Sepeninggal Sultan Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam yang bergelar Bahadur Syah, putra tertua dari Sultan Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul. Pada masa pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun itu, ia dihadapkan pada perlawanan kaum Sikh dan penduduk Lahore. Setelah Bahadur Syah meninggal, dalam waktu yang lama, di kalangan istana terjadi perebutan kekuasaan. Seperti diketahui bahwa Bahadur Syah digantikan oleh anaknya, Azimus Syah. Tetapi, pemerintahannya ditentang oleh Zulfikhar Khan, putra Azad Khan, wazir dari Sultan Aurangzeb. Azimus Syah wafat pada 1712 M, dan kemudian digantikan oleh putranya, Jihandar Syah, yang mendapat tantangan dari Faruk Siyar, adiknya sendiri. Jihandar Syah dapat disingkirkan oleh Faruk Siyar pada 1713. Lalu, Faruk Siyar berkuasan hingga 1719 dengan dukungan kelompok sayyid. Tetapi, ia tewas di tangan para pendukungnya sendiri. Pada 1719, ia digantikan Muhammad Syah. Namun, ia pun terusir oleh suku Asyfar pimpinan Nadhir Syah.15

Setelah Muhammad Syah meninggal, tahta kerajaan dipegang oleh Ahmad Syah (1748-1754), Alamghir II (1754-1759), dan Syah Alam (1716-1807). Pada 1716, Kesultanan Mughal diserang oleh Ahmad Durani dari Afgan. Akhirnya, Kesultanan Mughal pun tidak dapat bertahan. Sejak itu, Mughal di bawah kekuasaan orang-orang Afgan, kendatipun Shah Alam tetap diizinkan untuk memakai gelar.16

Begitulah konflik berkepanjangan yang menimpa Dinasti Mughal di India. Keadaan ini memunculkan implikasi terhadap lemahnya pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah. Pemerintah daerah pun satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Bahkan, mereka cenderung memperkuat posisi pemerintahannya sendiri. Di sisi lain, Nizamul Muluk membentuk pemerintahan di Hiderabad, Shivati memerintah Marathas, Rajput menyelenggarakan pemerintahan sendiri di bawah kendali pimpinan Jai Sing, Punjab dikuasai oleh sekelompok Sikh, Sadath Khan membentuk pemerintahan di Oud, Bengal dikuasai oleh Syuja al-Din, menantu Mursyid Qulli, penguasa Bengal yang diangkat Aurangzeb.

Wilayah-14 Badri Yatim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 159.

15 Badri Yatim, Sejarah Islam, hlm. 159-160.

(7)

wilayah pantai banyak dikuasai oleh pedagang asing, terutama pedagang-pedagang Ingggris yang tergabung dalam East Indian Company (EIC).17

Sikap Inggris dalam menghadapi Kerajaan Mughal selalu bersifat waspada dan sabar menunggu.18 Ketika Kerajaan Mughal memasuki keadaan yang semakin lemah

seperti ini, pada tahun itu juga, EIC yang semakin kuat pun mengangkat senjata untuk melawan pemerintah Kerajaan Mughal. Perang pun berlangsung berlarut-larut yang berakhir setelah perjanjian antara Syah Alam dan orang-orang Inggris ditanda-tangani. Dalam hal ini, Syah Alam menyerahkan wilayah Udh, Bengal, dan Orisadi kepada Inggris. Sementara itu, Najib al-Daula, wazur Kerajaan Mughal dikalahkan oleh aliansi Sikh-Hindu sehingga Delhi dikuasai Sindhia dari Marathas. Tetapi, Shindia dapat dikalahkan kembali oleh Syah Alam dengan bantuan Inggris pada 1803 M.19

Syah Alam meninggal pada 1806 M, dan tahta kerajaan selanjutnya dipegang oleh Akbar II (1806-1837 M). Pada masa pemerintahannya, Akbar berusaha memberi konsesi kepada EIC untuk mengembangkan usahanya di Anak Benua India. Tetapi, perusahaan harus menjamin kehidupan raja dan istana. Tetapi, perusahaan harus menjamin kehidupan raja dan istana. Dengan demikian, kekuasaan sudah berada di tangan Inggris, sekalipun kedudukan dan gelar sultan masih dipertahankan. Tentu saja, hal ini tidak disenangi oleh penerus Akbar II, yakni Bahadur Syah.20

Pada saat yang sama, pihak EIC mengalami kerugian karena penyelenggaraan dan tata-kelola administrasi perusahaan yang kurang efisien, padahal mereka harus tetap memberi jaminan kehidupan istana. Untuk menutupi kerugian, sekaligus memenuhi kebutuhan istana ini, EIC memungut pajak yang tinggi, ketat, dan cenderung kasar terhadap rakyat. Tindakan ini menimbulkan rasa tertekan dalam diri rakyat India, baik yang beragama Hindu maupun Islam sehingga mereka berusaha bangkit untuk melawan dan melakukan pemberontakan. Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk memimpin perlawanan, sekaligus menjadi simbol perjuangan dalam rangka mengembalikan kekuasaan Dinasti Mughal di India. Jadi, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuasaan Inggris pada Mei 1857 M. Namun,

17 Badri Yatim, Sejarah Islam, hlm. 160.

18 Ading Kusdiana, Sejarah Islam, hlm. 262.

19 Ajid Thohir dan Ading Kusdiana, Islam Asia Selatan, hlm. 160-161.

(8)

perlawanan rakyat India dapat dipatahkan dengan mudah karena Inggris mendapat bantuan dukungan dari beberapa penguasa lokal Hindu dan muslim. Karena itu, berakhirlah sejarah kekuasaan Dinasti Mughal di India.21

Setelah Dinasti Mughal jatuh, tahun 1857 M India berada di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Lord Canning menjadi raja muda dan gubernur jenderal pertama. Salah satu hal terpenting yang dilakukan orang-orang Inggris setelah berhasil menumpas pemberontakan tersebut adalah melaksanakan reorganisasi kekuatan militer di India. Langkah ini dilakukan untuk menyatukan kekuatan Inggris ke dalam angkatan bersenjata Inggris saat di bawah kekuasaan nominal mahkota. Kondisi demikian akan menjadi jaminan bahwa angkatan bersenjata India akan menjadi angkatan imperial.22

Mereka pun secara resmi mulai menghapuskan imperium Dinasti Mughal dan EIC, serta mengonsolidasikan rezim di India. Inggris mulai menyempurnakan pemberlakuan beberapa kitab hukum seperti kitab hukum pidana tahun 1860, Undang-undang pidana dan prosedur Sipil tahun 1861, dan mereorganisir system administrasi peradilan. Rentang waktu 1871-1882, mereka menciptakan sistem financial modern, membentuk beberapa provinsi yang mempertanggungjawabkan pendapatan dan pembelanjaan mereka. Pasukan militer diorganisasikan kembali dengan proporsi antara bangsa Inggris dan tentara yang semula satu berbanding lima menjadi satu berbanding dua. Langkah ambisius yang dilakukan oleh kolonialis Inggris dari aspek social-budaya adalah bahwa Inggris mulai memperkenalkan bahasa Inggris dan system pendidikan Barat. Inggris juga mulai melakukan intervensi terhadap persoalan poligami, perbudakan, kebebasan wanita, sistem kasta, dan beberapa praktek keagamaan masyarakat muslim dan Hindu. Tegasnya, pemerintahan imperial Inggris telah banyak melakukan campur tangan (intervensi) terhadap pelaksanaan hukum muslim dan melakukan praktek Kristenisasi.23

Jadi, tepatlah jika dikatakan bahwa sejak paruh kedua abad sembilan belas, pemerintah imperial Inggris telah melakukan konsolidasi dan rekonsiliasi berhubungan erat dengan kegiatan kolonialisasinya di India. Mereka juga megeluarkan kebijakan-kebijakannya, terutama sekali yang terkait dengan tata aturan

21 Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), Jilid III, hlm. 164.

22 Ajid Thohir dan Ading Kusdiana, Islam Asia Selatan, hlm. 162.

(9)

hukum, seperti tata hukum di India yang untuk pertama kali dibagankan pada 1834 oleh Macaulay, pada 1860, ditetapkan sebagai hukum yang pasti. Prosedur hukum bagi penjahat dan sipil digulirkan pada 1861. Pada tahun yang sama, penyatuan system peradilan yang menggabungkan antara pengadilan tertinggi dan adalats

(pengadilan) di negara tersebut juga mulai diberlakukan. Pada 1861, peraturan dalam pencalonan para anggota tidak resmi dewan legislative gubernur jenderal mulai dilaksanakan.24

Pada 1864, Jaames Wilson dan Samuel Laing berhasil membangun perekonomian yang besar di bidang militer dan anggaran belanja sipil seiring dengan diperkenalkannya pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya. Pada 1871, desentralisasi financial yang menjadikan pemerintah provinsi otonom lebih bertanggung jawab atas finansialnya mulai diberlakukan di seluruh wilayah. Cara ini, secara gradual, diperluas sampai 1882 sehingga pemerintah provinsi-provinsi mendapatkan bagian dalam pajak dari pemberian yang ditentukan oleh bendahara pusat. Karena itu, pada masa wakil pemerintahan Lord Lytton (1876-1880), Sir John Sthrachy, Menteri Keuangan pemerintah imperial Inggris di India mampu mengontrol sumber-sumber pasokan dan menghapus anakronisme keuangan. Lalu, pada masa Lord Ripon (1880-1884), tepatnya pada 1882, melalui Undang-Undang Ilbert yang dikeluarkan hakim-hakim senior India untuk menguji-coba kasus-kasus criminal yang terjadi yang di dalamnya orang Inggris terlibat, baik langsung maupun tidak langsung. Inilah keadaan politik di Anak Benua India hingga akhir abad Sembilan belas. Jelasnya, dalam rentang waktu setengah abad, berdasarkan kebijakan-kebijakan yan dikeluarkannya, secara politis, orang-orang Inggris telah berhasil membentuk system birokrasi imperial terbesar dalam sejarah bangsa India.25

C. Dampak Imperialisme Inggris terhadap Asia Selatan (Anak Benua India)

Ketika bangsa Inggris melakukan kolonisme dan imperialisme di India. Wilayah itu mengalami perubahan besar baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Dalam bidang politik terjadi perubahan pada sistem pemerintahan model kolonial. Sedangkan dalam bidang pendidikan, banyak sekali orang-orang India yang disekolahkan di Eropa. Setelah lulus, mereka dikembalikan lagi ke negara asalnya.

24 Ajid Thohir dan Ading Kusdiana, Islam Asia Selatan, hlm. 163.

(10)

Dengan harapan mereka akan mempunyai pola pemikiran model Eropa dan akan berpengaruh kepada lingkungan masyarakatnya.26

Dalam bidang ekonomi jelas bahwa dimana India mempunyai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat besar. Sehingga menguntungkan bagi bangsa Inggris. Banyak sekali prabrik-pabrik industri milik Inggris mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari wilayah jajahan (India) untuk dibuat sebuah produk. Dari hasil produk tersebut dijual lagi kepada daerah jajahan/koloni. India dijadikan sebagai tempat produksi dan sekaligus tempat pemasaran hasil-hasil produksi. Keuntungan dari industri tersebut pastinya sangat besar. Tetapi anehnya penduduk pribumi hanya memperoleh sedikit dari keuntungan tersebut. Karena Inggris tidak melibatkan orang-orang pribumi dalam industrinya. Di satu sisi Inggris juga membangun sebuah jaringan jalan kereta api, yang menghubungkan wilayah satu dengan yang lainnya. Tetapi jalan tersebut ditujukan untuk kepentingan transportasi barang-barang produksi Inggris saja. Bukan untuk kepentingan kedua belah pihak.27

Dalam bidang sosial budaya terjadi perubahan pandangan hidup atau pola pikir masyarakat India dalam menghadapi sesuatu. Misalnya ketika seorang sedang terkena penyakit, mereka selalu berobat kepada dukun, paranormal, dan lain sebagainya. Pastinya mereka mempunyai cara pengobatan secara irasional. Tetapi setelah adanya teknologi dari asing mereka mulai beralih berobat kepada para dokter. Jadi disini mulai terlihat perubahan dalam menghadapi suatu hal yang terjadi pada individu maupun suatu komunitas masyarakat dalam hal mengatasi suatu penyakit. perubahan yang lain terjadi pada strata sosial, dimana pada masa sebelumnya struktur sosial yang paling tinggi adalah kaum brahmana, ketika adanya kolonisasi Inggris. Strata tersebut berubah. Strata yang paling tinggi adalah orang-orang Eropa, baru brahmana.28

Akibat dari semua itu pada 1857, terjadi pemberontakan Sepoy. Inilah permulaan bangsa India melawan pemerintahan asing. Pemberontakan ini dilakukan oleh tentara India yang tergabung dalam kemiliteran Inggris. Akibat dari itu mulai muncul kebencian pribumi terhadap Inggris atas kontrol dan perlakuan mereka terhadap kaum pribumi. Pemberontakan itu banyak merenggut korban jiwa, baik dari bangsa pribumi maupun bangsa Inggris. Dalam peristiwa itu, terdapat tentara yang

26 Zaldi Zakaria, Kolonialisme Inggris di India dalam

http://zaldizakaria.blogspot.co.id/2014/09/kolonialisme-inggris-di-india.html, diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 09.05 WIB.

27 Zaldi Zakaria, Kolonialisme Inggris di India.

(11)

menolak menggunakan peluru berpelumas tersebut karena beberapa alasan atau adanya Rumor yang berkembang bahwa peluru yang digunakan Inggris dilumasi dengan lemak sapi dan babi. Sehingga orang-orang Hindu terlukai perasaannya karena sapi disucikan dalam keyakinan mereka. Adapun Muslim India ternodai karena babi dalam Islam adalah binatang haram. Sehingga mereka yang tetap menolak dipenjarakan. Sehari setelah insiden penahanan, pemberontakanpun pecah. Pertikaian berlangsung selama hampir setahun. Namun, akhirnya EIC mendapatkan kembali kendali kekuasaannya. Dan setelah itu, pemerintahan Inggris lebih mengintensifkan lagi kekuasaannya di India. Dampak pemberontakan itu adalah terjadi jurang pemisah yang makin melebar antara orang-orang Inggris dengan pribumi. Sikap rasis Inggris terhadap pribumi mendominasi kehidupan sosial India.29

BAB III SIMPULAN

Pada awalnya, tepatnya pada 1608 M, orang-orang Inggris mulai berdatangan ke India dan mengajukan permohonan untuk bisa tinggal di India kepada para penguasa Dinasti Mughal. Tetapi, kehadiran mereka ditolak mentah-mentah. Orang-orang Inggris baru bisa diterima masuk ke India pada 1610 M. Sejak saat itu, Inggris mulai mendirikan pabrik, loji dan membentuk tentara dalam jumlah kecil sebagai penjaga loji. Kemudian, pantai Timur India dikuasai dan dipertahankan oleh Inggris.

Sebenarnya, proses penguasaan Inggris itu sendiri di Anak Benua India berawal dari pencaplokan Bengal pada 1757, yakni ketika kekuatan Siraj al-Daula dengan mudah bisa dikalahkan dalam peperangan Plassey. Kemenangan ini sangat penting

(12)

artinya bagi pertumbuhan kekuatan Inggris di India karena dengan kemenangan itulah Inggris mengukuhkan diri sebagai penguasa de facto yang tidak terkalahkan di Bengal. Setelah Dinasti Mughal jatuh, tahun 1857 M India berada di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Lord Canning menjadi raja muda dan gubernur jenderal pertama. Salah satu hal terpenting yang dilakukan orang-orang Inggris setelah berhasil menumpas pemberontakan tersebut adalah melaksanakan reorganisasi kekuatan militer di India.

Ketika bangsa Inggris melakukan kolonisme dan imperialisme di India. Wilayah itu mengalami perubahan besar baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Dalam bidang politik terjadi perubahan pada sistem pemerintahan model kolonial. Sedangkan dalam bidang pendidikan, banyak sekali orang-orang India yang disekolahkan di Eropa. Setelah lulus, mereka dikembalikan lagi ke negara asalnya. Dengan harapan mereka akan mempunyai pola pemikiran model Eropa dan akan berpengaruh kepada lingkungan masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. (2013). Sejarah Pradaban Islam. Jakarta: AMZAH.

Benton, William. (1970). Encyclopedia Britanica Vol. 12. Chicago-London-Toronto-Genewa-Sydney-Tokyo: Encyclopedia Britanica Inc.

Esposito, John L. (1985). Pakistan: Pencarian Identitas Islam dalam John L. Esposito (Ed.), Islam dan Perubahan Sosial-Politik di negara sedang Berkembang, alih bahasa Wardah Hafidz. Yogyakarta: Pusat Latihan, Penelitian dan Pengembangan Masyarakat.

Faqih, Renny. Penjajahan India dalam

https://www.academia.edu/4120187/Penjajahan_India. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015, pukul 06.26 WIB.

(13)

Kusdiana, Ading. (2013). Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. Bandung: Pustaka Setia.

Tanta. Kolonislisme di India dalam

https://ntanta.wordpress.com/2009/11/29/kolonialisme-di-india-sampai-abad-xix-british-raj-kemaharajaan-britania-di-india/. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 09.37 WIB.

Thohir, Ajid dan Kusdiana, Ading. (2006). Islam Di Asia Selatan: Melacak Perkembangan Sosial, Politik Umat Islam di India, Pakistan dan Bangladesh. Bandung: HUMANIORA.

Yatim, Badri. (2008). Sejarah dan Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zakaria, Zaldi. Kolonialisme Inggris di India dalam

http://zaldizakaria.blogspot.co.id/2014/09/kolonialisme-inggris-di-india.html. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015, pukul 09.05 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu: mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat, mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun financial

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa dan mengetahui respon mahasiswa dalam Mata Kuliah Sejarah Seni Rupa Barat II melalui

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung tanggal 18 Nopember 2015 dan Surat penetapan penyedia Barang/jasa tanggal 18 Nopember 2015, maka bersama ini kami

“Dari awal kalau kemarin yang tahun 2013 kita laksanakan sebagaimana biasanya. Pertama adalah kita bermusyawaroh bersama dinas terkait, khususnya Dinas

Teori Gordon (1949), Kecelakaan terjadi karen a adan ya kon tak dian tara 3 (tiga) hal yaitu korban kecelakaan , peran tara terjadin ya kecelakaan dan lin gkun gan yan g kom

Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan

Publikasi yang diusulkan pada Bidang B (Penelitian) harus memperhatikan linearitas juga (point nomor 4), yaitu harus sesuai dengan bidang ilmu pendidikan terakhir

Dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah serangkaian proses penentuan tindakan masa depan yang disertai pertimbangan yang logis