• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Mikrobiologi Pengenalan Alat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Mikrobiologi Pengenalan Alat"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MIKROBIOLOGI Pengenalan Alat

Oleh

DEBY NOVIYANTI NIM. 12 222 020

DOSEN PENGAMPU FITRATUL AINI, S.SI, M.Si

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan (Harjadi, 1990).

Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Mored, 2005).

(3)

Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan laboratorium, maka praktikum pengenalan alat laboratorium Mikrobiologi dirasa sangat penting agar setiap praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

1.2 Tujuan

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph, dan lain-lain (Harjadi, 1990).

Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Harjadi, 1990).

Pada laboratorium Mikrobiologi ada beberapa alat yang umum digunakan dan harus dikenal serta diketahui cara penggunaannya, yang antara lain:

1. Mikroskop Cahaya

(5)

Mikroskop elektron (biokuler) berfungsi untuk melihat objek dengan bantuan elektron atau cahaya lampu. Terdiri atas empat lensa objektif dengan empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat penggunaan menggunakan pembesaran 100x, ditambahkan minyak emersi di atas gelas objek. Tujuannya adalah untuk mengurangi sudut bias akibat banyaknya cahaya yang dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek yang akan diteliti, tidak akan terllihat. Mikroskop ini digunakan saat melihat struktur dan melakukan pewarnaan bakteri (Mored, 2005).

Mikroskop kamera (triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar (objek). Lensa okuler yang terdapat dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop ini dapat mengambil gambar dari preparat. Maka dari itu, mikroskop ini hanya akan digunakan bila ingin mengambil gambar objek yang akan diamati. Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada sedikit perbedaan dalam mengoperasikannya (Mored, 2005).

2. Autoklaf

Autoklaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat berskala menggunakan uap air panas. Dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koagulasi, pada saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat penggunaan autoklaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau bereduksi ke alat (Harjadi, 1990).

3. Inkubator

(6)

4. Hot Plate dan Stirrer Bar

Hot plate dan stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya, mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425 ° C (Khasani, 2003).

5. Colony Counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni bakteri atau jamur yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni yang sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat direset. Cara menggunakannya yaitu setelah kita ON-kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Prinsip kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan pulpen/tombol hitung (Khasani, 2003).

6. Laminar Air Flow (LAF)

(7)

yang disebut HEPA (High Efficiency Particulate Air Filter), dengan menggunakan blower (Mored, 2005).

7. Pipet Mikro (Micropippet) dan Tip

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mikropipet memerlukan tip (Khasani, 2005).

8. Cawan Petri (Petri Dish)

Cawan petri biasanya berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang terbuat dari gelas maupun plastik. Cawan petri terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dasar untuk medium dan bagian penutup yang ukurannya lebih besar. Untuk pemakaian rutin digunakan cawan petri berdiameter 15 cm (biasa diisi agar nutrisi sebanyak 15 ml). Pada suhu 40 medium agar akan mulai memadat, sehingga harus diingat bahwa pada masa inkubasi cawan tersebut harus di simpan secara terbalik. Hal ini untuk mencegah kondensasi uap yang terbentuk saat agar memadat tidak jatuh ke permukaan agar (Harjadi, 1990). 9. Tabung Reaksi

Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba dalam bentuk media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat. Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium nutrisi cair atau padat, untuk alat pengenceran, dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya (Harjadi, 1990).

10. Erlenmeyer

(8)

disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoklaf (Mored, 2005).

11. Jarum Inokulum/Ose

Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores koloni suatu mikroba ke media yang akan digunakan kembali, terdiri dari ose lurus untuk menanam dan ose bulat untuk menggores yang biasanya berbentuk zig-zag (Harjadi, 1990).

12. Beaker Glass

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam Mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media, menampung aquades maupun tempat untuk memanaskan air (Khasani, 2003).

13. Batang Penyebar

Batang penyebar digunakan untuk menyebarkan biakan bakteri yang terdapat diatas wadah pembiakan. Bentuknya segitiga kecil. Biasanya fungsi alat ini sesuai dengan namanya, yaitu sebagai alat penyebar mikroba-mikroba (Khasani, 2003).

14. Kaca Penyaring/Corong

Alat ini digunakan dalam proses penyaringan dan memindahkan medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil misalnya pada gelas kimia ke labu erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu meletakkan corong pada bagian mulut labu dan dipegang lalu cairan dipindahkan (Khasani, 2005). 15. Gelas Ukur

(9)

16. Bunsen

Bunsen adalah alat sterilisasi yang berbentuk botol pendek dengan badan yang bundar. Dilengkapi dengan sumbu dan menggunakan spiritus sebagai bahan bakar. Digunakan untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose. Cara menggunakannya yaitu menyalakan bunsen lalu memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar. Alat ini juga

Berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada lagi perubahan warna kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna acuan (Khasani, 2005).

19. Pipet Filler/Rubber Bulb

(10)

20. Pipet Ukur

Pipet ukur sering digunakan untuk memindahkan kultur secara steril. Ukuran pipet yang sering digunakan adalah 1 ml, 5 ml, dan 10 ml. Pipet dapat terbuat dari plastik atau gelas (Khasani, 2003).

21. Mortar dan Pestle

(11)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Mikrobiologi dengan judul Pengenalan Alat dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 November 2013 pada pukul 13.20 WIB hingga selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu: 1. Mikroskop Cahaya 2. Autoklaf

3. Inkubator

4. Hot Plate dan Stirrer Bar 5. Colony Counter

6. Laminar Air Flow (LAF) 7. Pipet Mikro (Micropippet)

dan Tip

(12)

22.

2. Masing-masing dari alat tersebut akan dijelaskan oleh asisten dosen. 3. Praktikan mulai mengidentifikasi alat-alat laboratorium yang tersedia, baik

dari segi bentuk, serta kegunaan dari masing-masing alat tersebut.

4. Setelah selesai, praktikan mulai menuliskan dan menggambarkan tentang alat-alat tersebut menjadi sebuah laporan sementara.

(13)

56. 57. 58. 59. 60. 61. BAB IV

62. HASIL DAN PEMBAHASAN 63.

4.1 Hasil

64. Berikut gambar dari alat-alat laboratorium yang telah diamati: 65.

66. Gambar Hasil Pengamatan 67. Gambar Referensi

68.

69.

(14)

71.

72.

73. Oven

74.

75.

(15)

77.

78. 79. Bunsen

80.

81.

82. Cawan petri

83.

(16)

86.

87.

88. Pinset

89.

90.

(17)

92.

93. 94. Jarum Ose

95.

(18)

98.

99.

100. Colony Counter

101.

102.

(19)

104.

105.

106. Tabung Reaksi

107.

108.

(20)

110.

111.

112. Gelas Ukur

113.

114.

(21)

116.

117.

118. Pipet Volum

119.

120.

(22)

122.

123.

124. Beaker Glass

125.

126.

(23)

128. 129.

130. Corong 4.2 Pembahasan

1. Mikroskop

131. Mikroskop cahaya adalah salah satu alat yang digunakan untuk melihat sel mikroorganisme, dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang (Khasani, 2003).

132. Bagian-bagian mikroskop yaitu: (Mored, 2005)

1. Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar.

2. Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata.

3. Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan mikroskop secara cepat.

4. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop secara lambat.

5. Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.

6. Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. 7. Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati.

8. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastik. 9. Lengan mikroskop, sebagai pegangan pada mikroskop.

10. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau pengatur tegaknya mikroskop.

(24)

12. Pemutar:

a. Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas.

b. Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan penggesaran kecil, sehingga fokus lebih tepat dan sampel yang kita amati nampak lebih jelas.

133. 2. Oven

134. Untuk sterilisasi alat-alat gelas. 3. Hot Plate

135. Untuk memanaskan atau mencairkan medium. 4. Bunsen

136. Bunsen digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus (methanol).

5. Cawan Petri

137. Cawan petri digunakan untuk tempat penanaman mikroba. 6. Erlenmeyer

138. Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoklaf.

7. Pinset

139. Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya cakram antibiotik.

8. Autoklaf

140. Untuk mensterilisasi alat dan medium. 9. Jarum Ose

(25)

lurus untuk menanam dan ose bulat untuk menggores yang biasanya melewati batas tersebut, maka ketelitian perhitungan akan berkurang. 11. Colony Counter

146. Untuk menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada medium agar lempengan.

12. Mortar dan Pestle

147. Digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut. 13. Tabung Reaksi

148. Tabung reaksi biasanya kita gunakan untuk mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum Mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.

14. Gelas Ukur

149. Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti erlenmeyer. 15. Rak Tabung Reaksi

150. Untuk meletakkan tabung reaksi yang berisi media pembiakkan. 16. Pipet Gondok (Filler+Pipet Volume)

151. Pipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok berfungsi sama seperti pipet volum, hanya saja pengambilan larutan sudah ditentukan.

17. Batang Pengaduk

152. Untuk mengaduk bahan-bahan untuk membuat medium/media. 18. Beaker Glass

153. Tempat melarutkan bahan-bahan untuk membuat medium. 19. Pipet Tetes

(26)

156. 20. Corong

157. Berfungsi untuk memasukkan cairan atau bahan halus lainnya dengan rapi pada saat pembuatan media.

158.Dalam praktikum ini yaitu pengenalan alat-alat laboratorium hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita dapat mengenal dan mengetahui fungsi dari alat-alat laboratorium. Dalam praktikum Mikrobiologi banyak sekali kita menggunakan alat-alat laboratorium baik alat-alat gelas maupun peralatan mekanik dan optik. Alat-alat gelas yang digunakan, terutama cawan petri, tabung reaksi, gelas objek, gelas penutup, gelas piala, gelas erlenmeyer, dan lain-lain. Kebersihan alat-alat gelas tersebut sangat menentukan keberhasilan kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari kontaminasi maupun untuk kejelasan dan ketetapan pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat diartikan sebagai jernih, kering, serta bebas dari debu dan lemak (Khasani, 2003).

159.Pembersihan alat gelas dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan praktek, sesuai dengan keadaan, apakah sudah bersih atau belum. Alat-alat gelas yang digunakan harus selalu dikembalikan dalam keadaan bersih. Untuk memudahkan pembersihan, alat gelas sebaiknya dikelompokkan menurut jenis dan ukurannya. Sebelum dibersihkan, alat gelas juga harus dibersihkan dulu dari segala bentuk kotoran, seperti: medium kultur (media biakan), selotip, marker, dan lain-lain. Marker permanen dapat dihilangkan dengan menyapukan kapas yang telah dibasahi aseton pada bagian yang dibersihkan (Khasani, 2003).

160.Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain itu, bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian harus dalam kondisi steril (Khasani, 2003).

161.

(27)

163. PENUTUP 164. 5.1 Kesimpulan

165.Dalam praktikum Mikrobiologi banyak sekali kita menggunakan alat-alat laboratorium baik alat-alat gelas maupun peralatan mekanik dan optik. Alat-alat gelas yang digunakan, terutama cawan petri, tabung reaksi, gelas obyek, gelas penutup, gelas piala, gelas erlenmeyer, dan lain-lain. Kebersihan alat-alat gelas tersebut sangat menentukan keberhasilan kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari kontaminasi maupun untuk kejelasan dan ketetapan pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat diartikan sebagai jernih, kering, serta bebas dari debu dan lemak.

166.

167. 5.2 Saran

168.Diharapkan alat yang akan digunakan untuk praktikum pengenalan alat bisa lebih banyak lagi agar para praktikan tidak berdesakan hanya untuk melihat alat yang hanya ada satu atau ssedikit.

169.

186. Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia: Jakarta.

187. Khasani. 2003. Prosedur alat-alat Kimia. Liberty: Yogyakarta. 188. Khasani, Imam. 2005. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI

Press: Jakarta.

(28)

191.

Referensi

Dokumen terkait

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas benda (objek), gelas penutup, gelas ukur, pipet kecil, pipet besar, skalpel, jarum preparat, kuas,

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan

Pertama mengambil larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 35 ml dan larutan CH3COONa 0,1 M sebanyak 35 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu mencampurnya di dalam

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan

Alat Alat untuk pembuatan ekstrak meliputi maserator, rotary evaporator ika®, tipe RV-10, water bath, timbangan analitik Metller tolledo, tipe AL204, gelas ukur Pirex, beaker glass

Alat Satu set alat maserasi, satu set alat pengering buatan, gelas-gelas kimia yang umum digunakan di laboratorium seperti: Erlenmeyer, gelas Beaker, gelas ukur dll, corong pisah,

Gelas beaker II dimasukkan larutan NaOH sebanyak 10 mL, lalu dihomogenkan dengan cara diaduk menggunakan pengaduk, selanjutnya ukur pH larutan tersebut dengan pH meter dan kertas

Tipe glassware lainnya yaitu glassware yang bukan alat ukur karena biarpun beberapa alat yang termasuk tipe ini memiliki skala ukuran tetapi ukuran itu tidak mempunyai ketelitian yang