PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM Dalam melakukan percobaan di laboratorium seorang praktikan harus mengenal alat-alat yang dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting untuk kelancaran percobaan yang dilaksanakan dan untuk menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat, nama masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar agar pada saat praktikum selanjutnya yang akan di laksanakan praktikan tidak akan mengalami kesulitan dan tidak melakukan kesalahan. Berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk meggunakannya. Contoh alatnya seperti Spektofotometer yaitu alat untuk mengukur keabsorbansian suatu larutan terhadap gelombang elektromagnetik. Kemudian berbagai alat-alat gelas praktikum lainnya juga mempunyai fungsi masing-masing untuk digunakan dalam menganalisa suatu percobaan dan menemukan hasil terhadap suatu teori yang berhubungan dengan materi praktikum. Sehingga praktikan dapat mengetahui bagaimana suatu praktikum itu dilakukan dan terealisasikan tujuannya dengan menggunakan alat-alatnya sesuai prosedur.
Kata Kunci: alat-alat laboratorium, spektofotometer, alat-alat gelas.
ABSTRACT
the purpose of experiment.Therefore practitioner can know how a experiment realize with using the tools as a procedur.
Keywords : Tools at Laboratory, spectophotometer, Tools of glass.
PENDAHULUAN
Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya digunakan alat-alat pada laboratorium seperti gelas kimia, timbangan, tabung reaksi, dan lainnya. Penggunaan alat-alat ini dimaksudkan untuk mendukung kerja praktikan dalam melakukan percobaan. Dalam melakukan percobaan biokimia pastinya praktikan tidak terlepas dari zat-zat atau larutan yang berbahaya, beracun,dan mudah terbakar. Dalam praktikum diharapkan tidak terjadinya kesalahan dalam penggunaan karena akan mengancam keselamatan praktikan saat bekerja.
Laboratorium merupakan tempat dimana sangat mungkin untuk terjadi kecelakaan jika salah menggunakan alat atau bahannya karena itu di dalam laboratorium baik praktikan maupun dosen atau siapapun yang akan bekerja didalamnya wajib menggunakan APD (alat perlindungan diri) seperti masker, sarung tangan, dan jas lab.
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Contohnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, Ssedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Prhadika, 2015)
valid untuk dianalisa. Oleh karena itu, untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum perlu dilakukan sosialisasi mengenai jenis dan pengoperasian peralatan utama yang banyak digunakan dalam kegiatan praktikum Biokimia Perairan. Jenis peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan praktikum sangat spesifik, tergantung dari jenis praktikumnya. Untuk kegiatan praktikum Biokimia Perairan, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut.
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat -alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum dilakukan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul 08.00 WIB.
Adapun alat yang diperkenalkan dalam praktikum Biokimia ini adalah spektrofotometer,biasanya alat ini dipergunakan dalam praktikum menguji pati enzim. Alat kedua adalah hot plate, hot plate ini digunakan untuk membantu pengadukan atau menghomogenkan suatu zat dengan perlakuan panas. Alat ketiga adalah inkubator, digunakan untuk mempertahankan suhu optimal. Alat keempat adalah lemari pendingin digunakan untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak. Adapun alat-alat tambahan lainnya seperti pipet tetes, tabung reaksi, neraca, labu erlenmeyer, rak tabung, beaker glass dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini adalah : 1. Spektrofotometer
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Alat ini fungsinya untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengankonsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N,2000).
memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan (Hadi,2009).
2. Inkubator
Alat selanjutnya adalah inkubator. Fungsi dari inkubator adalah untuk menjaga suhu ruagan agar suhu tetap konstan/stabil. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb,2001).
Prosedur kerjanya adalah dengan memutar tombol power ke arah kiri dan diatur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set. Sambil menekan tombol set, diputar tombol di sebelah kanan atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan. Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis setelah beberapa menit.
3. Hot Plate
Hot plate stirrer adalah alat yang di lengkapi fasilitas pengaduk dan pemanas sehingga dapat digunakan untuk membantu pengadukan agar suspense tidak mengendap. Fungsi hot plate sendiri untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Prinsip kerja hot plate adalah mengomogenkan larutan dengan putaran dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius. Prinsip kerja Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
Prosedur kerja dari hot plate adalah menggunakan bidang magnetik berputar untuk membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelup didalam cairan menjadi berputar dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan tersebut hingga merata. Bidang beputar tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set eletktromanet statis yang diletakkan dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan
lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana. Gambar 2. Inkubator
Sumber : Indriwati dkk, 2011
4. Lemari Pendingin
Alat selanjutnya adalah lemari pendingin, fungsi dari alat ini adalah untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak ataupun mengendalikan aktivitas pertumbuhan mikroba pada media uji coba. Prinsip kerja dari lemari pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita inginkan.
Prosedur kerja dari alat ini adalah adanya penguapan. Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas di ubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbulah suhu di dalam temperature rendah (dingin). temperatur dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita inginkan.
5. Autoclave
Autoclave juga sering dipergunakan dalm praktikum Biokimia yang lebih spesifik. Fungsi dari Autoclave yaitu mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Prinsip kerja Autoclave yaitu dengan Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoclave selama 15-20 menit, hal ini bergantung pada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperatur akan terus-menerus naik sampai 121oC .
6. Timbangan Analitik
Berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang
bahan ujincoba dengan skala tertentu. Prosedur kerjanya adalah meletakkan bahan pada timbangan tersebut. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.
7. Bunsen
Alat ini berfungsi sebagai pembakar dengan menggunakan bahan bakar spirtus atau alkohol pada saat pemanasan untuk memanaskan media yang akan digunakan . Prinsip kerjanya adalah pemanasan dengan api. Prosedur penggunaan bunsen yaitu bunsen diisi biasanya dengan spirtus, kemudian nyalakan dengan korek api dan bunsen siap digunakan untuk sterilisasi bahan,
Gambar 5. Autoclave Sumber : www.kimiaktif.edu.id
setelah itu setelah selesai menggunaknnya api dapat dimatikan dengan cara menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api langsung dapat mati.
ALAT-ALAT GELAS KIMIA 8. Buret
Buret berfungsi sebagai tempat untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu. Biasanya digunakan untuk praktikum titrasi. Prinsip kerja buret berdasarkan pada bentuknya yang merupakan tabung berskala pada dindingnya dan berdasarkan pada putaran krannya.
Prosedur kerjanya adalah dekatkan mulut erlenmeyer yang telah diisi larutan tepat dibawah buret, tangan kiri memegang erlenmeyer
sedangkan tangan kanan mengontrol kran buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret keluar setetes demi setetes, setelah indikator analisa menampakkan warnanya biasanya titrasi dianggap selesai, selanjutnya hitung berapa banyak reagen kimia yang digunakan untuk titrasi dengan cara membaca skala yang ada pada buret. Tutup kran, masukkan larutan ke dalam buret dengan corong, masukkan larutan sampai skala 0. Buka kran secara perlahan-lahan sampai ada perubahan warna.
Gambar 7. Bunsen Sumber : www.kimiaktif.edu.id
9. Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades dan lain-lain. Prinsip kerjanya adalah menyimpan larutan yang akan digunakan sesuai dengan skala. Alat ini digunakan untuk menitrasi suatu larutan.
Prosedur kerjanya adalah menyiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih. selanjutna Isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala. Masukkan larutan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan yang akan ditritrasi, kemudian lihat perubahan yang terjadi.
10. Cawan Petri
Cawan Petri merupakan alat gelas yang sering digunakan pada praktikum sebagai wadah preparat dan tempat untuk mengamati bahan kultur pada mikroskop dengan ketelitian 0,4. Cawan Petri berfungsi sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga utk mengkultur bakteri, khamir, spora,atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.
Prinsip kerja Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan, setelah kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi dengan oven.
Prosedur kerja cawan petri hanya dengan mensterilkannya terlebih dahulu kemudian letakkan pada tempat yang aman dan letakkan preparat atau bahan kultur yang akan diamati pada cawan Petri. Gunakan pipet untuk memasukkan bahan agar tidak berantakkan dan lebih rapih. bawa dan letakkan perlahan pada mikroskop.
11. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Prinsip kerjanya adalah mengukur volume larutan berdasarkan skala volume meniskus cekung larutan. Saat mengamati mata harus sejajar dengan miniskus cekungan.
Prinsip kerja gelas ukur yaitu memiliki garis-garis sebagai tanda untuk menghitung atau mengukur volume suatu cairan.Prosedur percobaannya adalah sterilkan terlebih dahulu gelas ukur yang akan digunakan, selanjutnya masukan larutan ke dalam gelas ukur, kemudian lihat skala di gelas ukur tuangkan larutan yang akan digunakan sesuai volume yang diinginkan dengan melihat skala volumenya.
Gambar 10. Cawan Petri Sumber : Data Pribadi
12. Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan/ bahan kimia. Prinsip kerjanya adalah menyimpan media atau larutan dengan volume yang tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Prosedur kerjanya adalah dengan mengsterilisasikan tabung reaksi yang digunakan untuk melakukan percobaan. bahan yang akan di larutkan dimasukkan pada tabung reaks yang telah di sterilkan.
13. Rak Tabung Reaksi
Rak tabung berfungsi untuk menyimpanan tabung reaksi agar posisi tabung tetap tegak. Prinsip kerjanya adalah meletakkan tabung agar rapi dan tegak. Prosedur kerjanya adalah tabung reaksi yang telah di sterilkan atau yang akan digunakan disimpan di celah-celah rak atau di tegakkan lurus.
14. Corong
Corong berfungsi untuk memindahkan zat dari wadah yang besar ke wadah yang diameternya lebih kecil. Prinsip kerjanya berdasarkan perbedaan diameter mulut corong, diameter besar untuk memasukan cairan dan diameter kecil untuk mengeluarkan cairan. Prosedur kerja dari corong yaitu taruh corong diatas wadah yang diameternya lebih kecil, larutan dituangkan kedalam corong.
15. Labu Ukur
Labu Ukur merupaan alat gelas yang sering digunakan pada praktikum dalam membuat larutan. Labu ukur berfungsi untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu. Prinsip kerja labu ukur berdasarkan alat yang telah kita gunakan, ternyata prinsip dari labu ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
Gambar 13. Rak Tabung Reaksi Sumber : Setiawati, 2002
Prosedur kerja pada alat labu ukur yaitu dengan masukkan zat, lalu tambahkan aquades hanya setengah labu, kemudian kocok-kocok lalu tambahkan aquades sampai tanda batas pada labu, setelah itu di kocok-kocok lagi agar larutannya tercampur. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu. Berdasarkan alat yang telah kita gunakan, ternyata prinsip dari labu ukur yaitu untuk mengencerkan larutan.
16. Pipet Ukur
Pipet Ukur culup besar bentuknya, dan biasanya menggunakan Bulb Pipet. Berfungsi untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml.
Prinsip kerjanya adalah meneteskan larutan dengan sedikit demi sedikit. Prosedur kerjanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.
17. Pipet Tetes
Pipet ukur tidak berbeda jauh dengan pipet tetes. Fungsi alat ini sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Prinsip kerja dan prosedur percobaan pun sama dengan pipet ukur. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen pada uji biokimia.
18. Beaker Glass
Beaker glass biasa digunakan dalam praktikum dalam mengukur larutan bahan selain labu erlenmeyer ataupun gelas ukur. Beaker glass hanya sebagai
wadah atu tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif.
Gambar 16. Pipet Ukur Sumber : Setiawati, 2002
Prinsip kerja Alat ini digunakan untuk mengambil sebuah sampel dengan ukuran yang besar, biasanya penggunaannya di pakai di dalam suatu sampel dalam ukuran volumetrik. Prosedur kerja ala ini yaitu dapat digunakan sebagai penampung, mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan dengan meletakkan cairan ke dalam gelas beker.
19. Batang Pengaduk
Batang Pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan atau menghomogenkan larutan. Prinsip kerjanya adalah pengadukan larutan secara sederhana. Prosedur kerjanya adalah 2 atau lebih larutan dalam wadah diaduk secara merata.
20. Lakmus
Gambar 18. Beaker Glass Sumber : Data Pribadi
Lakmus berbentuk kertas yang kecil, biasanya berwarna merah dan biru. Lakmus lebih mudah digunakan dibandingkan pH meter elektronik yang menggunakan listrik, meskipun memiliki kekauratan lebih teliti dibanding lakmus. Dalam percobaan yang hanya mengukur larutan yang tidak terlalu netral seperti kandungan air suatu kolam, Lakmus sering digunakan untuk mengetahui suatu larutan yang sudah diketahui kadar asam basanya.
Prinsip kerja kertas lakmus yaitu memiliki rentang pH dari 0 – 14, dengan 0 sebagai titik paling asam, 7 titik netral, dan 14 sebagai titik paling basa. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah akan menjadi berwarna biru ketika berada pada larutan yang bersifat basa, dan tatap merah pada larutan yang bersifat asam. Kertas lakmus biru akan menjadi berwarna merah ketika berada pada larutan yang bersifat asam, dan tatap biru pada larutan yang bersifat basa.
21. Mortar
Mortar digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan. Prinsip kerjanya digunakan untuk menghancurkan atau menghaluskan zat. Prosedur kerjanya yaitu taruh zat atau bahan yang akan dihancurkan ke dalam mortar lalu tumbuk.
Gambar 20. pH Meter Sumber : http://biosmart.dintian.com
Gambar 21. Mortar
22. Aluminium Foil
Aluminium foil merupakan kertas sterilisasi yang berfungsi untuk membungkus bahan uji coba. Prinsip kerjanya Alat pembungkus dalam autoclave atau biasa digunakan dalam hot and sterilization. Alat-alat gelas yang akan disterilisasi atau dipanaskan dibungkus dengan alumunium foil.
23. Penangas Air (Water Bath)
Penangas air besfungsi untuk menyimpan media agar (yang digunakan untuk analisa dengan teknik tuang / pure plate ) supaya media tetap dalam kondisi leleh/cair, bisanya suhu diatur pada kisaran 40-45oC. Prinsip kerja untuk menjaga air pada penangas air tidak terkontaminasi mikro organisme maka perlu ditambahkan citric acid 0.3% dan potassium sorbat 0.1%.
Prosedur Kerja alat ini yaitu dengan menyalakan alat terlebih dahulu tunggu sampai suhu stabil, kemudian larutan atau bahan yang akan digunakan dapat dimasukkan ke penangas. Larutan air diambil dan disimpan dengan teknik tuang. Tutu penangas apabila larutan akan digunakan nantinya.
Gambar 22. Aluminium Foil Sumber : http://biosmart.dintian.com
Alat-alat dilaboratorium memiliki berbagai macam kegunan yang prlu dikethui terlebih dahulu sebelum digunakan selain itu, tiap alat mempunyai prosedur kerja yang berbeda karena itu harus diberikan perlakuan yang berbeda. Beberapa alat mempunyai sensitifitas yang tinggi terutama yang memiliki indicator-indikator tertentu seperti spektrofotometer karena itu harus di gunkn sesuai dengan peruntuka dan prosedur penggunaan alat yang benar agar alat tidak rusak.
Setiap alat maupun bahan di laboratorium dapat selalu menimbulkan masalah dari mulai kecelakaan yang kecil hingga kecelakaan yang besar. Karena itu pengenalan alat dan bahan beserta resikonya sangat perlu untuk di keahui sebelum digunakan.
Selai dari resiko-resiko tersebut dilaboratorium kita wajib menggunakan ala pelindung diri (APD) karena di dalam labolatorium banyak ala seperi kaca yang mudah pecah, pemanas, bahan-bahan toksik, bahan – bahan korosif, dan juga uap-uap zat kimia yang dapat merusak organ pernafasan. Karena itu ala pelindung diri sperti masker, sarung tangan, jas lab, sepatu wajib dipakai selama bekerja di laboraorium, namun jika diketahui akan bekerja dengan resiko sangat tinggi, maka perlu APD yang lebih aman lagi.
Alat-alat ukur di lab juga mempunyai ketelitian yang berbeda walaupun namanya sama alat ukur misal untuk ketelitian yang rendah dapat digunakan gelas kimia atau erlenmayer, ketelitian yang sedang menggunakan gelas ukur dan untuk ketelitian tinggi harus mengunakan buret atau labu ukur.
KESIMPULAN
Menurut dari kunjungan lab dengan materi pengenalan alat laboratorium kita akan tahu bahwa di setiap masing-masing alat yang ada di laboratorium mempunyai jenis-jenis yang berbeda, fungsi-fungsi yang berbeda, serta prinsip kerja yang berbeda. Dimana itu akan membantu kita sebagai praktikan untuk melakukan praktikum.
Laboratorium merupakan tempat untuk melakukankan berbagai pengujian dan percobaan dengan alat dan bahan di dalamnya. Pentingnya menjaga dan merawat berbagai peralatan dalam laboratorium merupakan tanggung jawab para pemakainya. Setiap alat memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kita perlu mengenal setiap jenis alat, fungsinya dan prosedur pengunaannya masing-masing.Pembagian alat-alat dalam laboratorium antara lain Alat-alat elektrik, Alat-alat gelas dan keramik Alat-alat non gelas
Alat-alat elektrik biasanya merupakan alat-alat yang menggunakan listrik atau membutuhkan aliran listrik untuk dapat menjalankan fungsinya. Hasilnya akan lebih efisien atau tepat dibandingkan dengan alat manual. Karena itulah alat elektrik lebih sering dipergunakan daripada alat manual.
Dalam melakukan uji atau percobaan perlu dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Jika tidak serius dan bermain-main maka hasil yang diperoleh tidak akan benar atau tepat. Selain itu penting juga untuk menggunakan alat sesuai dengan fungsinya agar hasil percobaan tepat dan tidak merusak alat itu sendiri.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Stuktur, Jakarta : Binarupa Aksara
Dintian. 2009. Biosmart (Online). Diakses pada http://biosmart.dintian.com diakses pada 21:12 31 Oktober 2015
Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian.
Imamkhasani. 2000. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Indrawati, dkk. 1998. Pendayagunaan Alat-Alat dan Bahan Praktikum Kimia. Jakarta : Depdikbud
Indralaya : Universitas Sriwijaya
Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty.
Moechtar. 1990. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Bogor : Regina.
Mored. 2000. Biokimia 2000. Erlangga. Jakarta.
Neilands. 1990. Analisa Kimia.Jakarta : Erlangga.
Pradhika, E. I. 2011.Mikrobiologi Dasar.(Online). http://ekmon-saurus.blogspot.com/15 (diakses pada 24 Oktober 2015 pukul 17:55)
Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB