• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasar dalam Islam terhadap mekanisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pasar dalam Islam terhadap mekanisme "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

EKONOMI MIKRO ISLAM

PASAR DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

1. Dwi Martaningsih 213-13-015 / Kelas C

2. Nurul Huda 213-13-103 / Kelas C

PRODI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA 2013/2014

KATA PENGANTAR

(2)

Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang singkat ini dengan judul “Pasar Menurut Islam”. Materi ini disajikan secara ringkas yang kami ambil dari beberapa sumber referensi terpilih.

Terima kasih kepada Bpk.Drs.Alfred L,M.SI. selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Mikro Islam yang telah membimbing kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman, yang telah bersedia membaca dan mempelajarinya. Adapuntujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang bersangkutan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, dan bagi kita semua selaku calon generasi pendidik masa depan bangsa.

Salatiga, 27 Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

(3)

BAB II ISI... 2

A. PENGERTIAN PASAR... 2

B. FUNGSI PASAR... 2

C. BENTUK PASAR... 3

D. PERANAN PASAR... 6

E. KEGIATAN PASAR DALAM KEGIATA EKONOMI MASYARAKAT... 6

F. PANDANGAN ULAMA ISLAM TENTANG PASAR... 7

G. PASAR PADA MASA RASULULLAH... 9

H. PRINSIP-PRINSIP PASAR DALAM ISLAM... 12

I. AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS MENGENAIPASAR... 13

BAB III PENUTUP... 15

A. KESIMPULAN... 15

B. SARAN... 15

DAFTAR PUSTAKA... 16

BAB I

PENDAHULUAN

(4)

agama-agama sebelumnya dan syari’atnya mengatur seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat aqidah maupun muamalah. Dalam kaidah tentang muamalah, Islam mengatur segala bentuk perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia. Termasuk di dalamnya adalah kaidah Islam yang mengatur tentang pasar dan mekanismenya.

Pasar adalah tempat dimana antara penjual dan pembeli bertemu dan melakukan transaksi jual beli barang dan atau jasa. Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli sendiri memiliki fungsi penting mengingat, jual beli merupakan salah satu aktifitas perekonomian yang “terakreditasi” dalam Islam. Attensi Islam terhadap jual beli sebagai salah satu sendi perekonomian dapat dilihat dalam surat Al Baqarah 275 bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli sendiri memiliki fungsi penting mengingat, jual beli merupakan salah satu aktifitas perekonomian yang “terakreditasi” dalam Islam. Pentingnya jual beli sebagai salah satu sendi perekonomian dapat dilihat dalam surat Al Baqarah 275 bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Pentingnya pasar sebagai wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar. Dengan fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena peran pasar penting dan juga rentan dengan hal-hal yang dzalim, maka pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat. Syariat Islam terkait pasar antara lain terkait dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar.

BAB II

ISI

(5)

Pasar adalah jantung perekonomian bangsa. Maju mundurnya perekonomian sangat bergantung kepada kondisi pasar. Ia mempertemukan pihak penjual dan pembeli, untuk melakukan transaksi atas barang dan jasa (supply dan demand.

Pasar atau Market adalah tempat dimana pembeli dan penjual barang tertentu berhubungan satu sama lain dan dimana terjadi hubungan tukar-menukar.

Pasar adalah tempat yang menampung hasil produksi dan menjualnya kepada mereka yang membutuhkan.

Syarat-syarat terbentuknya pasar: 1. Adanya penjual

2. Adanya pembeli

3. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan 4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli

B. FUNGSI PASAR

Fungsi pasar dalam Islam tidak berbeda dengan fungsi pasar dalam konvensional, yaitu: 1) Fungsi distribusi

Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

2) Pembentukan harga

Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.

3) Promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel.

C. BENTUK PASAR

(6)

Dalam pasar tradisional, pembeli dilayani langsung oleh penjual, sehingga dimungkinkan masih terjadi tawar menawar harga. Contoh pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Johar di Semarang.

2.Pasar modern

Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga.

b. Pasar menurut Fisik

1.Pasar kongkret/riil, adalah pasar di mana penjual dan pembeli bertemu langsung dan barang yang diperjualbelikan benar-benar ada. Ciri-cirinya: transaksi tunai, barang dapat langsung dibawa,barang yang diperjualbelikan benar-benar ada dan penjual pembeli bertemu langsung.

2.Pasar abstrak, adalah pasar di mana penjual dan pembali tidak bertemu secara langsung dan barang yang diperjualbelikan tidak tersedia secara langsung. Ciri-cirinya: transaksi berlandaskan rasa percaya, penjual pembeli berada di tempat yang berbeda, barang yang diperjualbelikan tidak tersedia (hanya contohnya saja).

c. Pasar menurut Waktu Terjadinya

1. Pasar harian, pasar yang penyelenggaraannya setiap hari.

2. Pasar mingguan, pasar yang penyelengggaraanya setiap seminggu sekali. 3. Pasar bulanan, pasar yang penyelenggaraanya sebulan sekali.

4. Pasar tahunan, pasar penyelenggaraannya setahun d. Pasar menurut Luas Wilayah Kegiatannya

1. Pasar lokal, pasar yang daerah pemasarannya hanya meliputi daerah tertentu, barang yang diperjualbelikan adalah barang kebutuhan masyarakat di sekitarnya. 2. Pasar nasional, pasar yang daerah pemasarannya meliputi wilayah satu negara, barang yang diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan masyarakat negara tersebut.

3. Pasar regional, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi beberapa negara di wilayah tertentu dan biasanya didukung dengan perjanjian kerjasama misalnya AFTA di wilayah Asia Tenggara.

4. Pasar internasional/pasar dunia, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi seluruh kawasan dunia, barang yang diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan semua masyarakat dunia

(7)

1. Pasar barang konsumsi, adalah pasar yang memperjualbelikan barang yang secara langsung dapat dikonsumsi, misalnya pasar sembako, pasar buah.

2. Pasar barang produksi, adalah pasar yang memperjualbelikan barang produksi atau faktor-faktor produksi, misalnya pasar bibit ikan, pasar mesin-mesin pabrik, bursa tenaga kerja.

f. Pasar menurut Bentuk/Organisasi Pasar

1. Pasar persaingan sempurna (perfect competition market), adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga harga tidak bisa ditentukan oleh masing-masing penjual/pembeli.

Ciri-ciri:

1. Pengetahuan penjual dan pembeli sempurna 2. Penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar 3. Penjual dan pembeli banyak

4. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen

2. Pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition market), adalah pasar di mana jumlah pembeli lebih banyak daripada jumlah penjual.

Ciri-ciri:

1. Pengetahuan pembeli tentang pasar terbatas 2. Terdapat hambatan nutuk memasuki pasar 3. Jumlah penjual sedikit

4. Barang yang diperjualbelikan heterogen

Pasar persaingan tidak sempurna dibedakan menjadi:

a. Pasar monopoli, adalah pasar yang sepenuhnya dikuasai satu penjual. Contoh: PLN menguasai listrik di Indonesia.

Ciri-ciri:

1. Terdapat satu penjual dan banyak pembeli. 2. Harga ditentukan oleh penjual.

3. Tidak ada barang lain yang dapat menggantikan barang yang diperjualbelikan.

4. Ada rintangan bagi penjual baru yang ingin masuk. Penyebab timbulnya pasar monopoli:

(8)

3. Adanya hak paten atas hasil karya

Hambatan yang terjadi pada pasar monopoli: 1. Penetapan harga serendah mungkin

2. Adanya kepemilikan terhadap hak paten/hak cipta dan hak eksklusif

3. Pengawasan yang ketat terhadap agen dan distributor 4. Adanya skala ekonomis yang sangat besar

5. Memiliki sumber daya yang unik

b. Pasar duopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh dua penjual. Contoh: Caltex dan Pertamina menguasai minyak pelumas.

Ciri-ciri:

1. Terdapat dua penjual dan banyak pembeli.

2. Harga ditentukan secara sepihak oleh kedua penjual

c. Pasar oligopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual. Contoh: Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki menguasai sepeda motor.

Ciri-ciri:

1. Terdapat beberapa penjual dan banyak pembeli 2. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen 3. Terdapat hambatan bagi penjual baru

4. Adanya saling ketergantungan 5. Penggunaan iklan sangat intensif

d. Pasar monopolistik, yaitu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menjual barang yang sama tetapi dengan berbagai macam variasi.

Ciri-ciri:

1. Terdapat banyak produsen

2. Barang yang diperjualbelikan sama tetapi dengan berbagai macam variasi

3. Adanya kemudahan bagi produsen baru untuk menawarkan produknya

4. Selalu terbuka peluang untuk menciptakan persaingan

e. Pasar monopsoni, yaitu pasar dimana terdapat banyak penjual tetapi pembelinya hanya satu.

Ciri-ciri:

(9)

2. Pembeli hanya satu

3. Para produsen bersaing keras untuk memberikan pelayanan dan harga serendah mungkin

D. PERANAN PASAR

1.Peranan pasar bagi produsen

- Sebagai tempat untuk mempromosikan barang. - Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi. - Sebagai tempat untuk memperoleh bahan produksi. 2.Peranan pasar bagi konsumen

- Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhan

- Sebagai tempat bagi konsumen untuk menawarkan sumber daya yang dimiliki 3.Peranan pasar bagi pemerintah

- Sebagai penunjang kelancaran pembangunan - Sebagai sumber pendapatan negara

E. KEGUNAAN PASAR DALAM KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

1. Merupakan tempat menjual hasil produksi yang dihasilkan masyarakat 2. Menjadi tampat pemenuhan kebutuhan masyarakat secara langsung 3. Menjadi tempat transaksi jual beli barang atau jasa

4. Membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat 5. Membantu meningkatkan pendapatan masyarakat 6. Membantu meningkatkan pendapatan daerah

F. PANDANGAN ULAMA ISLAM TENTANG PASAR

1. Pandangan Abu Yusuf

Ulama yang pertama kali membahasmekanismepasarsecaraempirikadalah Abu

(10)

(731-798).Diatelahmembahastentanghukumsupply and demand dalamperekonomian.

Pemahaman yang berkembangketikaitumengatakanbahwa

bilatersediasedikitbarang, makahargaakanmahaldanbilatersediabanyakbarang, makahargaakanmurah.

Dengan kata lain, pemahaman pada zaman Abu Yusuf tentang hubungan harga dan kuantitas hanya memperhatikan kurva permintaan. Abu Yusuf membantah pemahaman seperti ini, karena pada kenyataannya persediaan barang sedikit tidak selalu dikuti dengan kenaikan harga, dan sebaliknya persediaan barang melimpah belum tentu membuat harga akan murah. Abu Yusuf mengatakan,” Kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal, dan kadang-kadang makanan sangat sedikit tetapi murah.

Dalam mempertahankan pendapat ini Abu Yusuf mengatakan bahwa ada beberapa variabel dan alasan lainnya yang bisa mempengaruhi, tetapi ia tidak menjelaskan secara detail, mungkin karena alasan-alasan penyingkatan. Mungkin variabel itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di suatu negara atau penimbunan dan penahanan barang. Dalam konteks ini Abu Yusuf mengemukakan bahwa tidak ada batasan tertentu tentang rendah dan mahalnya harga barang. Hal tersebut ada yang mengaturnya. Murah bukan karena melimpahnya makanan, demikian juga mahal bukan disebabkan kelangkaan makanan. Murah dan mahal adalah ketentuan Allah.

Dalam halini Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqiberkomentar, Telaahan Abu Yusuf

lain), Namunpernyataannyatidakmenyangkalpengaruhsupply dan

demanddalampenentuanharga.[1]

[1] Abu Yusuf, Kitab Al-Kharaj, Beirut, Dar al-Ma’arifah, 1979, hlm. 48.

Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy, Economic Though of Abu Yusuf, , Aligarh, In Fikri wa Najjar, vol. 5 No 1, Januari 1964, h.86

2. Pandangan Imam Al-Ghazali

(11)

“Dapat saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada. Namun secara alami mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat pula terjadi tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut atau sbaliknya. Keadaan ini menimbulkan masalah. Oleh karena itu, secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan hasil pertanian di pihak lain. Tempat inilah yang kemudian didatangi oleh pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang kayu, dan pandai besi yang tidak dapat langsung melakukan barter, juga terdorong pergi ke pasar ini. Bila di pasar juga tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter, ia akan menjual pada pedagang dengan harga yang relatif murah untuk kemudian disimpan sebagai persediaan. melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk mendapatkan alat-alat makanan dan membawanya ke tempat lain. Urusan ekonomi orang akhirnya diorganisasikan ke kota-kota di mana tidak seluruh makanan dibutuhkan. Keadaan inilah yang pada gilirannya menimbulkan kebutuhan terhadap alat transportasi. Terciptalah kelas pedagang regional dalam masyarakat. Motifnya tentu saja mencari keuntungan. Para pedagang ini bekerja keras memenuhi kebutuhan orang lain dan mendapat keuntungan, dan keuntungan ini akhirnya dimakan oleh orang lain juga.”[2]

3. Pandangan Ibn Taimiyyah

Masyarakat pada masa Ibn Taimiyah beranggapan bahwa peningkatan harga merupakan akibat dari ketidakadilan dan tindakan melanggar hukum dari pihak penjual atau mungkin sebagai akibat manipulasi pasar. Anggapan ini dibantah oleh Ibn Taimiyah. Dengan tegas ia mengatakan bahwa harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.

Menarik untuk dicatat bahwa tampaknya Ibn Taimiyah mendukung kebebasan untuk keluar-masuk pasar. Ia misalnya mengatakan bahwa memaksa orang agar menjual berbagai benda yang tidak diharuskan untuk menjualnya atau melarang mereka menjual barang-barang yang diperbolehkan untuk dijual, merupakan suatu hal yang tidak adil dan karenanya melanggar hukum.[3]

[2][3] Karim, Adiwarman A., Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007, Edisi Ketiga.

4. Pandangan Ibnu Khaldun

(12)

dinamika sosial, moral, ekonomi, dan politik saling berbeda namun saling berhubungan satu dengan lainnya bagi kemajuan maupun kemunduran sebuah lingkungan masyarakat atau pemerintahan sebuah wilayah (negara).

Dalam buku ‘Masa Depan Ilmu Ekonomi:Perspektif Islam’, Dr. Umer Chapra menuliskan pandangan ilmuwan dan ekonomi Islam terkemuka Ibnu Khaldun, Penurunan harga yang sangat drastis akan merugikan pengrajin dan pedagang serta mendorong mereka keluar dari pasar, sedangkan kenaikan harga yang drastis akan menyusahkan konsumen. Harga “damai” dalam kasus seperti ini sangat diharapkan oleh kedua belah pihak, karena ia tidak saja memungkinkan para pedagang mendapatkan tingkat pengembalian yang ditolerir oleh pasar dan juga mampu menciptakan kegairahan pasar dengan meningktakan penjualan untuk memperoleh tingkat keuntungan dan kemakmuran tertentu. Akan tetapi, harga yang rendah dibutuhkan pula, karena memberikan kelapangan bagi kaum miskin yang menjadi mayoritas dalam sebuah populasi.[4]

[4] R., Muhammad Nafik H., BURSA EFEK & INVESTASI SYARIAH, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2009.

G. PASAR DALAM MASA ROSULULLAH

Dalam ekonomi Islam, hal-hal yang tetap dalam harga yang sama ditentukan oleh operasi bebas kekuatan pasar. Nabi Muhammad SAW tidak menganjurkan campur tangan apa pun dalam proses penetuan harga oleh negara atau indivu. Di samping menolak untuk mengambil aksi langsung apa pun, beliau melarang praktek-praktek bisnis yang dapat membawa kepada kekurangan pasar. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW menghapuskan pengaruh kekuatan ekonomi atas mekanisme harga.

(13)

adalah penentu harga, penahan dan pencurah serta pemberi rizki. Aku mengharap dapat menemui Tuhanku dimana salah satu diantara kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta.”

Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melarang adanya intervensi harga dari siapapun juga. Praktek-praktek dalam mengintervensi harga adalah perbuatan yang terlarang.

Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil. Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidakadilan dilarang.

1. Talaqqi rukban dilarang karena pedagang yang menyongsong di pinggir kota mendapat keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampung akan harga yang berlaku di kota. Mencegah masuknya pedagang desa ke kota ini (entry barrier) akan menimbulkan pasar yang tidak kompetitif.

2. Mengurangi timbangan dilarang karena barang dijual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih sedikit.

3. Menyembunyikan barang cacat dilarang karena penjual mendapatkan harga yang baik untuk kualitas yang buruk.

4. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang karena takaran kurma basah ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang ditukar.

5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang dilarang karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasarnya. Rasulullah menyuruh menjual kurma yang satu, kemudian membeli kurma yang lain dengan uang.

6. Transaksi Najasy dilarang karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.

7. Ikhtikar dilarang, yaitu mengambil keutungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.

8. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang yaitu menjual di atas harga pasar.[5]

[5]Karim, Adiwarman A., Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007, Edisi Ketiga.

(14)

1. Memberikan kebebasan terhadap penjual dan pembeli.

2. Melarang praktek curang seperti penimbunan (ihtikar), menaikkan harga yang terlalu tingi, bay'-hadhir li ba'd, bay' al-tallaqi al-rukhban, menjual atau membeli komoditi yang tidak pasti, dan menjual sesuatu yang tidak dimiliki.

3. Dalam sitem barter, pertukaran dibolehkan jika komoditi yang sama ditukarkan dengan komoditi yang sama.

4. Melarang setiap jenis transaksi bisnis dalam bentuk harga yang dipungut pada waktu tertentu, karena sama dengan riba.

5. Setiap transaksi harus meliputi transfer fisik.

6. Setiap transaksi perdagangan dilakukan di tempat komoditi dan harga ditukarkan. Namun, diperbolehkan menangguhkan harga atau menangguhkan pemberian atau penyerahan barang komoditi.

7. Suatu pertukaran tidak dianggap sah jika seseorang melakukan pembayaran terhadap yang lain tanpa pertimbangan atau imbalan jasa.

8. Tidak membolehkan transaksi jual beli jika si penjual membuat kesalahan statement secara materiil sehingga pembeli percaya dan bertindak memberikan kepada pembeli suatu pilihan untuk mencabut perjanjian atau kontrak. Termasuk dalam prinsip ini, suatu iklan atau informasi yang mengandung kesalahan tidak diperbolehkan.

9. Tidak membolehkan keuntungan yang disebabkan oleh kebutuhan pembeli. Apabila si penjual menukar dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar maka ia harus mengganti kerugian pembeli, karena mengambil untung yang berlebihan.

10. Memberikan hak khiyar berkaitan dengan harga, objek jual beli, waktu, dan tempat penyerahan.

11. Uang bukanlah barang dagangan tetapi hanya sebagai alat tukar. Riba dilarang karena menganggap uang sebagai komoditi.[6]

(15)

H. PRINSIP-PRINSIP PASAR DALAM ISLAM

Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut:

Pertama, ArRidha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara masing-masing pihak (freedom contract).

Kedua, berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli dapat diartikan, setiap barang yang penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.

Ketiga, kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas.

Keempat, keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan yang sesungguhnya.Perbedaan antara pasar konvensional dan pasar Islam

Pasar Tradisonal/Pasar Modern

Pasar Islam

Melayani yang datang lebih

dulu Melayani/mendahulukan wanita, anak-anak, orang tua (orang lemah) Pedagang tidak diwajibkan

untuk memahami hukum riba dan fiqih dagang

Pedagang diwajibkan memahami hukum riba dan fiqih dagang

Pasar serupa dengan masjid Pasar tidak serupa dengan masjid

Ada kepemilikan pribadi Pasar adalah sedekah bagi kaum muslimin, makanya pasar Islam dibangun di atas tanah wakaf

Ada penarikan uang sewa Tidak ada penarikan uang sewa Ada penarikan pajak Tidak ada penarikan pajak

Ada pesan dan klaim tempat Tidak ada pesan dan klaim tempat

(16)

Perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern

Pasar tradisional Pasar modern

 Proses jual-beli melalui tawar menawar harga

 Barang yang disediakan umumnya barang keperluan dapur dan rumah tangga

 Harga yang relatif lebih murah

 Area yang terbuka dan tidak ber-AC

 Area yang terlihat kotor dan becek

 Harga sudah tertera dan diberi Barcode

 Barang yang dijual beranekaragam dan umumnya tahan lama

 Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan sendiri (swalayan)

 Ruangan Ber-AC dan Nyaman tidak terkena terik panas matahari

 Tempat bersih

 Tata tempat sangat diperhatikan untuk mempermudah dalam pencarian barang

 Pembayaran dilakukan dengan membawa barang ke Cashier dan tidak ada tawar menawar lagi

I. AYAT AL-QUR’AN DAN HADITS MENGENAI PASAR

Dan mereka berkata, “Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang Malaikat, agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia ?” (Al-Furqaan; 7)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An Nisa; 29)

“Wahai Rasulullah tentukanlah harga untuk kita!”. Beliau menjawab, “Allah itu sesungguhnya adalah penentu harga, penahan, pencurah serta pemberi rizki. Aku menharapkan dapat menemui Tuhanku di mana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezhaliman dalam hal darah dan harta.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan asy-Syaukani).

(17)

Salman al-Farisi berkata, "Jika engkau bisa, jangan sekali-kali menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan paling akhir keluar darinya. Karena di situlah medan pertempuran dengan setan, dan di sana setan menancapkan benderanya." (atsar riwayat Muslim)

Nabi melarang jual beli anak kambing yang masih dalam kandungan ibunya” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’I dan Tirmidzi).

Nabi melarang jual beli ikan dalam air (HR. Ahmad).

Nabi melarang menjual sesuatu yang tidak dimiliki (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).

Nabi melarang menjual barang yang belum diserahterimakan” (HR. Bukhari dan Muslim).

Nabi melarang jual beli dengan penawaran palsu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah, ” Rasulullah SAW. Telah bersabda, ‘ Janganlah diantara kamu menjual sesuatu yang sudah di beli oleh orang lain’.”(Sepakat Ahli Hadist).

Dari Ibnu Umar, ” Nabi SAW. telah melarang menjual buah-buahan sebelum buahnya tampak masak (pantas diambil).” (Sepakat ahli Hadist).

Dari Abu Hurairah. Ia berkata, ” Nabi SAW. telah melarang memperjualbeliakan barang yang mengandung tipu daya.” (Riwayat Muslim dan lainnya).

(18)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pasar adalah tempat dimana antara penjual dan pembeli bertemu dan melakukan transaksi jual beli barang dan atau jasa. Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli sendiri memiliki fungsi penting mengingat, jual beli merupakan salah satu aktifitas perekonomian yang “terakreditasi” dalam Islam.

Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut: ArRidha, persaingan sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan.

Dari uraian diatas yang menjadi titik pentingnya adalah bahwa regulasi pasar dalam islam adalah dimaksudkan agar terjaganya hak dari semua pihak, baik pembeli maupun penjual. Untuk itu perlu ditekankan disini bahwa aspek utama dalam ekonomi islam termasuk dalam system pasar adalah aspek moralitas. Beberapa aspek itu menyangkut persoalan integritas, akuntabilitas, dan profesionalitas bila diterapkan dalam pelaksanaan system moder saat ini.

(19)

wilayatul hisbah dapat berlaku pada persoalan-persoalan lain yang lebih universal, seperti kesejahteraan, terpenuhinya fasilitas umum dan terjaganya hukum.

B. SARAN

Demikian pemaparan makalah ini semoga dapat menjadi tambahan khazanah pengetahuan kita dan modal pengembangan ekonomi islam terutama dan masalah pasar baik yang bersifat tradisional, modern maupun dalam implementasinya di dalam wilayah pasar modal.

Sebagai mahasiswa yang berpendidikan kita dituntut untuk melakukan perubahan untuk lebih baik untuk bangsa kita, maka jangan sia-siakan waktu yang kita miliki untuk terus belejar,belajar, dan belajar

DAFTAR ACUAN

http://suud83.wordpress.com/2009/03/27/mekanisme-pasar-islami-dan-pengendalian-harga/

http://www.slideshare.net/bazari91/pasar-dalam-islam

Islamic Studies of Economics Group (ISEG),Universitas Padjadjaran Bandung,2009

M.Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus Y.E.F. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Karim, Adiwarman A., Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007, Edisi Ketiga.

R., Muhammad Nafik H., BURSA EFEK & INVESTASI SYARIAH, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2009.

Abu Yusuf, Kitab Al-Kharaj, Beirut, Dar al-Ma’arifah, 1979.

Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy, Economic Though of Abu Yusuf, , Aligarh, In Fikri wa Najjar, vol. 5 No 1, Januari 1964.

KutaibDarulWathan“IlaMurtadatilAswaq,” al-Qism al-IlmiDarulWathan,

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Jika tidak mengakui relativisme budaya dan nilai- nilai yang berkembang di negara-negara, instrumen internasional justru bisa menjadi ‘impotent.’ Salah satu

Augusty Tae Ferdinand (2017) “Pengaruh Desain Produk, Kualitas produk, Harga Kompetitif, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian (studi pada pelanggan Nesty

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat yang melimpah dan kelancaran sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Effects of Grape ( Vitis labrusca B.) Peel and Seed Extracts on Phenolics, Antioxidants and Anthocyanins in Grape Juice.. Pakistan Journal

 Perusahaan belum pernah melakukan penjualan produknya oleh karena itu dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal tidak diverifikasi dan

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “ HUBUNGAN USIA PENDERITA

ayah terima kasih telah menjadi ayah yang baik, sangat sayang sama uni dan sebaliknya uni sangat sangat sayang sekali sama ayah, terima kasih telah mengajarkan apa arti hidup,

Penggunaan tongkat di luar lingkungan sekolah dipengaruhi oleh ada tidaknya pendamping dan kondisi lingkungan tersebut (sudah dikenal atau belum). Selain itu 2