Apa hukum zakat perhiasan yang dikenakan?
Tanya :
Apakah seorang wanita harus menzakati emas yang dikenakannya jika jumlahnya banyak?
Jawab :
Ada perbedaan pendapat seputar masalah zakat perhiasan emas, perak dan lainnya yang dikenakan para wanita. Mayoritas berpendapat bahwa itu tidak ada zakatnya, karena perhiasan tersebut hanya diproyeksikan untuk dikenakan sehingga tidak berkembang. Ada juga yang mengatakan bahwa zakatnya adalah melepaskannya.
Pendapat yang kuat berdasarkan dalil adalah harus dizakati setiap tahun, sehingga pemiliknya harus menghitung harga perhiasannya lalu mengeluarkan zakatnya tanpa melihat kepada harga asalnya. Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Amr bin Al-’Ash tentang seorang wanita yang membawa putrinya, sementara tangan putrinya mengenakan dua gelang emas, lalu Nabi shallallohu 'alaihi wasallam berkata kepadanya, “Apakah engkau mengeluarkan zakatnya?” Wanita itu menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda, “Apakah engkau senang bila Allah mengenakan gelang padamu karena kedua gelang tersebut pada hari kiamat nanti dengan dua gelang yang terbuat dari api? ... dst” HR. Abu Dawud, kitab Az-Zakah (1563) dan An-Nasa’i (5/38). Dan berdasarkan hadits-hadits lainnya. Wallahu a’lam. ( Al-Muslimun, hal. 54, Syaikh Ibnu Jibrin. )
Wajibnya zakat perhiasan wanita jika mencapai nishob
Tanya :
Apakah harus dikeluarkan zakat dari emas yang diproyeksikan wanita hanya sebagai perhiasan dan untuk dipakai, bukan untuk diperjual belikan?
Jawab :
Ada perbedaan pendapat tentang wajibnya zakat pada perhiasan wanita jika telah mencapai nishab dan tidak diproyeksikan untuk perdagangan. Yang benar adalah bahwa harus dikeluarkan zakatnya jika telah mencapai nishab walaupun hanya untuk dipakai dan hanya sebagai perhiasan.
Nishab emas adalah 20 mitsqal, kadar zakatnya 11 3/7 junaih Saudi. Jika perhiasan itu kurang dari jumlah itu, maka tidak ada zakatnya, kecuali jika diproyeksikan untuk perdagangan maka secara mutlak ada zakatnya jika mencapai nishabnya, baik berupa emas maupun perak.
Dalil wajibnya zakat pada perhiasan yang berupa emas dan perak yang dialokasikan untuk dipakai adalah keumuman cakupan sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam,
امم
“Siapa saja yang memiliki emas dan perak lalu tidak dikeluarkan zakatnya maka pada hari Kiamat nanti akan dibentangkan baginya lempengan dari api lalu dipanaskan dalam neraka kemudian dahi-dahi mereka, lambung dan punggung mereka dibakar dengannya. (Al-Hadits). ( HR. Muslim, kitab Az-Zakah (987).)
Hadits Abdullah bin Amr bin Al-’Ash Radhiallaahu anhu : Bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam, wanita itu bersama putrinya yang mengenakan dua gelang emas yang besar di tangannya, maka beliau bertanya kepadanya,
أص
ن
ص ينط
م عنتي
ة
ص اك
ص زص
؟اذصه
ص
“Apakah engkau mengeluarkan zakatnya?” Wanita itu menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda,
أص
“Apakah engkau senang bila Allah mengenakan gelang padamu karena kedua gelang tersebut pada hari kiamat nanti dengan dua gelang yang terbuat dari api?” Maka wanita itu pun langsung melepaskan kedua gelang tersebut lalu menjatuhkannya kepada Nabi Shalallaahu alaihi wasalam sambil mengatakan, “Kedua gelang itu untuk Allah Subhannahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya.(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, kitab Zakah (1563) dan An-Nasa’i, kitab Az-Zakah (5/38) dengan isnad hasan.)”
Hadits Ummu Salamah Radhiallaahu anha, ia berkata, “Aku mengenakan gelang-gelang kaki yang terbuat dari emas, lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah ini termasuk harta simpanan?’ Beliau menjawab,
“Barang apa saja yang telah mencapai nishab lalu dikeluarkan zakatnya maka tidak termasuk kanz (harta simpanan). ( Diriwayatkan oleh Abu Dawud, kitab Az-Zakah (1564) dan Ad-Daru Quthni seperti itu (2/105), dishahihkan oleh Al-Hakim (1/390).)”