• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN TERPAPAR DINGIN GENER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN TERPAPAR DINGIN GENER"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN TERPAPAR DINGIN (GENERAL COOLING) Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gawat Darurat

Dosen Pembimbing: Romadhoni Tri Purnomo.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh : KELOMPOK 2

1. Ari Wahyuni (1502094)

2. Dimas Jatu P (1502101)

3. Febriana Endar P (1502103)

4. Intan Ayu A (1502105)

5. Nurul Annisa (1502117)

6. Selly Rahayu (1502123)

7. Vanny Septyaningrum (1502128)

PRODI D-III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “TERPAPAR DINGIN”, bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat

Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan yang terbatas.Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Kami berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sebagai penyusun sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan atau meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Penyusun

Klaten, 14 September 2017

(3)

Daftar Isi

L. PENGERTIAN GENERAL COOLLING (HIPOTERMIA)...14

M. MANIFESTASI KLINIS HIPOTERMI...15

N. PENATALAKSANAAN HIPOTERMIA...15

O. EFEK PAJANAN SUHU DINGIN TERHADAP KONDISI FISIOLOGIS MANUSIA.. .16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tubuh manusia akan selalu mempertahankan keadaan suhu normal dengan suatu system tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh manusia tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebani.

Secara fisiologis jika suhu disekeliling sangat dingin akan terjadi perbedaan suhu yang sangat mencolok pada bagian kulit. Keadaan ini menyebabkan ketidaknyamanan pada tubuh. Ketidaknyamanan yang berasal dari luar akan mengakibatkan perubahan fungsional organ sebagai respon alami yang bertujuan untuk menyesuaikan tubuh dengan ketidaknyamanan tersebut.

Misalnya suhu panas yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja, sebaliknya kondisi dingin yang berlebihan akan meningkatkan rasa malas untuk istirahat, yang akan mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi terutama berkaitan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental. Kondisi yang berlebihan akan meningkatkan stimulasi tubuh manusia untuk melakukan aktivitas yang menghasilkan “internal heat” yang lebih tinggi.

Tekanan hawa dingin (cold stress) adalah suatu gabungan antara kondisi suhu dingin, kecepatan angin, dan kelembaban yang membahayakan tubuh. Cold stress dapat terjadi pada suhu <180C. akibat dari cold stress ialah terjadi respon fisiologis yang bertujuan untuk mengatur agar suhu tubuh tidak menurun, respon ini disebut cold stress (vasokonstruksi, menurunnya jumlah keringat).

(5)

Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh .panas yang di bentuk tubuh atau yang diperoleh tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan panas sehingga suhu tubuh menjadi rendah < 35 C atau hipotermia. Tubuh akan berusaha untuk mengatasinya dengan cara bergetar, suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas otot. Suhu lingkungan tidak perlu terlalu dingin untuk mencetus hipotermia.Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di lingkungan alam terbuka untuk waktu yang cukup lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu rendah, faktor angina, usia, air, kesehatan penderita dll.

Hipotermia merupakan suatu kondisi yang dapat sangat berbahaya bila tidak di tangani, hal ini di karenakan hipotermia akan mengganggu metabolism sehingga kerja multi organ dapat terganggu. Perawat sebagai tim kesehatan pertama dalam menangani pasien harus mengetahui gejala serta tindakan yang dilakukan dalam menangani pasien dengan hipotermia

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan kegawatdaruratan terpapar dingin (frostbite)?

C. TUJUAN

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Frosbite adalah injuri dingin yang bersifat lokal disebabkan oleh terpapar temperatur yang dingin (Tamsuri, 2006).

Merupakan kondisi dimana sebagian organ tubuh membeku akibat terpapar suhu dingin yang berlebihan.Biasanya organ yang terkena, antara lain dagu, ujung jari tangan dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Frostbite pada organ tubuh biasanya ditandai dengan kulit yang terlihat pucat dan keras, bila terkelupas nampak jaringan di bawahnya yang berwarna merah dan nyeri. Biasanya organ akan mengalami mati rasa.

Terpapar dingin dapat digolongkan sebagai paparan membekukan dan tidak membekukan.Terpapar dingin membekukan disebut “Frostbite”.Terpapar dingin tak membekukan yang diakibatkan oleh lama terpapar keadaan basah atau lembab dikenal “Trench Foot” (Boswick. John A, 2008)

Radang dingin adalah cedera yang disebabkan oleh pembekuan dari kulit dan jaringan di bawahnya.Pertama kali kulit akan menjadi sangat dingin dan merah, kemudian akan mati rasa, keras dan pucat. Frostbite atau radang dingin paling sering terjadi pada jari, jari kaki, hidung, telinga, dan dagu.

B. KLASIFIKASI

Frosbite di klasifikasikan kedalam 2 tipe yaitu frosbite permukaan(local cooling dang frosbite dalam(general cooling)

(7)

sensitive terhadap panas dan dingin sekitar 1 bulan, dan bagian yang mengalami frostbite dapat mengeluarkan keringat yang berlebihan.

2. Frostbite dalam (deep) menyebabkan injuri pada kulit, jaringan subkutan, otot tendon dan struktur neurovaskuler. Bagian yang mengalami injuri kasar dan padat, tetap dingin, belang, dan biru atau kelabu setelah pencairan. Blister mungkin tidak terbentuk tetapi dapat pula terbentuk setelah beberapa minggu pada tempat dimana terdapat jaringan yang masih hidup (viable) dan jaringan yang tidak dapat hidup (nonviable). Edema biasanya mengenai anggota badan dan memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk sembuh. Ketika blister kering, menjadi hitam dan terbentuk cekungan, suatu garis pemisah terlihat karena jaringan yang masih dapat hidup, terlepas atau tertarik dari jaringan yang mati.

Frostbite berdasarkan tingkatan cedera jaringan dibagi kedalam empat derajat dengan karakteristiknya masing-masing, yaitu :

1. Derajar 1 : cedera mengakibatkan eritemia setelah dihangatkan kembali.

(8)

3. Derajat 3 : terjadi nekrosis kulit.

4. Derajat 4 : kerusakan jaringan lunak dan dapat terjadi gangrene pada jari-jari atau ekstremitas.

.

C. TAHAPAN FROSBITE

1. Tahap pertama radang dingin, tidak menyebabkan kerusakan kulit permanen. Anda dapat mengobati radang dingin sangat ringan dengan langkah-langkah pertolongan pertama, termasuk rewarming kulit Anda. Semua radang dingin lainnya memerlukan perhatian medis karena dapat merusak kulit, jaringan, otot dan tulang. Kemungkinan komplikasi dari radang dingin yang parah termasuk infeksi dan kerusakan saraf.

(9)

keterlibatan kulit yang serius. Jika Anda memperlakukan radang dingin dengan rewarming pada tahap ini, permukaan kulit Anda mungkin tampak berbintik-bintik, biru atau ungu. Dan Anda mungkin melihat menyengat, terbakar dan pembengkakan. Sebuah melepuh berisi cairan mungkin muncul 24 sampai 36 jam setelah rewarming kulit.

3. Tahap parah (dalam) radang dingin. Radang dingin yang berlangsung mempengaruhi semua lapisan kulit, termasuk jaringan yang terletak di bawah. Anda mungkin mengalami mati rasa, kehilangan semua sensasi dingin, rasa sakit atau ketidaknyamanan di daerah yang terkena. Sendi atau otot mungkin tidak lagi bekerja. Lepuh besar terbentuk 24 sampai 48 jam setelah rewarming. Setelah itu, daerah berubah hitam dan keras seperti jaringan mati

D. MEKANISME TRAUMA DINGIN

Trauma dinginadalah suhu rendah dan terpaparnya jaringan.Faktor penyokong meliputi lembab atau kebasahan, kontak langsung dengan benda dingin dan tak adanya pelindung.Efek kelembaban atau kebasahan segera terlihat bila ada lubang pada sarung tangan atau sepatunya, yang memasukan lembaban. Kontak dengan benda dingin, khususnya logam, akan menyebabkan kehilangan panas yang cepat.

E. FAKTOR PREDISPOSISI

Terdapat berbagai faktor predisposisi yang berkaitan dengan terjadi frostbite. Orang yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dingin dari iklim hangat akan menagalami vasospasme yang hebat dan berkurangnya produksi oanas pada daerah ekstermitasnya ketika ia terpapar dengan temperature dingin. Diketahui adanya beberapa pengaruh yang memicu terjadinya frostbite :

1. Ras

Ras orang yang berkulit hitam bisa menjadi pengaruh faktor predisposisi tehadap paparan dingin dikarenakan yakni orang yang berkulit hita terbiasa hidup di iklim panas.

2. Kelelahan

Kelelahan bisa menyebabkan terkena frostbite di karenakan kekurangan pasukan O2 sehingga mudah terpapr dingin

3. Usia

(10)

Akibat aterosklerosis dan diabetes mellitus 5. Alcohol

Saat mengkonsumsi alcohol pada posisi kedinginan mungkin merasa lebih hangat karena akibat dari pemanasan kulit yang di dapat dari pasukan darah ekstra akan tetapi darah tersebut akan cepat dingin kembali akibat papran dingin di luar tubuh, kehangatan yang di sebabkan oleh aliran darah menuju kulit juga akan membuat tubuh lebih mudah berkeringat demi melawan sensai panas tersebut. 6. Nikotin (rokok) dan hipoksia

Meningkatkan resiko frostbite atau rentan terjadinya frostbite di karenakan kandungan nikotin di dalam rokok menyebabkan pembuluh darah mengkerut dan mengakitbatkan penumpukan plak arteri sehingga aliran darah ke berbagai anggota tubuh menjadi berkurang.

Faktor yang meningkatkanpengeluaranpanassepertikontakdengan metal, kulitbasahberkontribusiterhadapterjadinyafrostbitesertaberatnyainjurifrosbite .

F. MANIFESTASI KLINIK

Kerusakan yang terjadi dapat kecil atau ringan dapat juga luas hingga mampu menyebabkan hilangnya suatu bagian tubuh.Adapun bagian yang hilang atau yang sering terkena meliputi tangan, kaki, hidung dan telinga.

1. Kulit dingin dan seperti tertusuk, 2. Mati rasa,

3. Berwarna merah, putih,, kulit putih kebiruan atau keabu-abuan-kuning, 4. Keras atau tampak seperti permukaan kulit terdapat lilin,

5. Kecanggungan karena sendi dan otot kaku, 6. Terik setelah rewarming, pada kasus yang berat, 7. Kulit pucat,

8. Edema,

(11)

G. PATOFOSIOLOGI

Cedera sel pada frosbite disebabkan oleh pembekuan secara langsung pada sel disaat injuri atau oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat sebagai akibat dari spasme vaskuler dan oklusi pembuluh-pembuluh kecil pada area injuri.

Dengan pembekuan sel secara langsung (crystallization), terbentuk kristal es di dalam cairan ekstraseluler dan secara osmotik menarik cairan intraseluler, sehingga menyebabkan dehidrasi sel. Perubahan vaskuler yang terjadi antara lain meliputi vasokonstriksi, penurunan perfusi kapiler dan peningkatan viskositas darah dengan disertai terbentuknya endapan dan trombus

(12)

H. PATHWAY

Terpapar dingin

General cooling Local Cooling

Kulit, jaringan subkutan, otot, Area kulit yang terpapar membeku Tendon membeku

Pengisian kapiler tidak ada Vasospasme vaskuler

Kulit memerah GANGGUAN PERFUSI JARINGAN

Udema

Terbentuk Kristal es

Terbentuk Blister Dehidrasi sel

NYERI Vasokontriksi, penurunan perfusi

Kapiler, peningkatan viskositas darah

Disertai thrombus, perdarahan interstisial, Infiltrasi leukosit

Udema

Kerusakan jaringan subkutan

(13)

I. PENATALAKSANAAN 1. Pre hospital

a. Pindahkan penderita ke tempat yang hangat

b. Pegang bagian yang terkena dengan lemah lembut, jangan pernah menggosok bagian yang terkena.

c. Hangatkan secara lemah lembut dengan merendam bagian yang terkena di dalam air hangat (100-105 derajat Farenheit) sampai terlihat merah dan teraba hangat.

d. Membalut dengan bebas bagian yang terkena dengan pembalut yang kering dan steril.

e. Jika jari tangan atau jari kaki penderita mengalami luka karena dingin yang luar biasa, tempatkan perban (gauze) yang kering dan steril diantara luka dan balutan agar keduanya terpisah.

f. Jangan memecahkan lepuhan yang ada

g. Jangan biarkan bagian yang terkena membeku lagi. h. Periksakan ke pelayanan kesehatan sesegera mungkin. 2. In Hospital

a. Pasien koma dengan trauma dingin harus harus diinfus dengan larutan garam seimbang (RL) yang mengandung 100-300 mEq NaHCO3, yang diberikan dalam kecepatan 250 ml/jam

b. Lebih baik memeriksa Ph dan Po2 arteri, serta hematocrit sebelum terapi yang diberikan. Bila hasil pemeriksaan ini tak bisa didapatkan sebelum pengobatan dan di perlukan penghangatan kembali jaringan, maka kecepatan penggantian cairan harus dinaikan sampai 500ml/jam sebab penghangatan kembali mungkin meninggikan derajat asidosis.

c. Untuk mengobati hiposekmia yang biasa timbul pada pasien, dengan trauma dingin, maka oksigen harus di berikan dengan masker atau kateter hidung selama 6-8 jam atau sampai po2 arteri kembali normal. Pengobatan jaringan yang beku atau dingin

d. Bila fasilitas perawatan definitif jauhnya lebih dari 1 atau 2 jam perjalanan dan jaringan dapat di jaga tetap hangat, maka jaringan yang beku atau dingin segera di hangatkan kembali. Ia terbaik dilapisi dengan meletakan pasien di bak mandi air panas

(14)

1) Escharotomy

2) Sympathectomyuntukspasmeberatdannyeri

3) Debridement setelahretraksijaringan viable (13 minggu – 4 bulansetelahinjuri)

4) Amputasiekstremitas nonviable setelahretraksijaringan viable; mungkinbeberapabulan setelahinjuri.

f. Medikasi

1) Imunisasi tetanus 0.5 ml IM

2) Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untukmenurunkanendapan.

3) Antibiotik: tetrasiklinatauampisilinuntukprofilaksis, 250 mg posetiap 6 jam.

4) Analgesiknarkotik :morphin 15 mg IM setiap 3 jam atau 5) Analgesikantipiretik : aspirin, 600 mg posetiap 3 jam.

J. KOMPLIKASI 1. Konfusi

2.

Aritmia jantung 3. Nekrosis kulit

4.

Infeksi dan kerusakan saraf

5.

Penuruna fungsi pergerakan otot dan sendi

K.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.

Rontgen

2. Scan tulang atau tes pencitraan,

3. Magnetic resonance imaging (MRI), untuk menentukan keparahan frostbite dan untuk memeriksa tulang atau otot yang belum terluka.

L. PENGERTIAN GENERAL COOLLING (HIPOTERMIA)

Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan kemampuan tubuh memproduksi panas sehingga akan mengakitbatkan hipotermia. Hipotermia di klasifikasikan melalui pengukuran suhu inti :

(15)

3. Berat 27-30 C 4. Sangat berat <30 C

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berlangsung dan tidak di ketahui selama beberapa jam.Ketika suhu tubuh turun menjadi 35c, orang yamg mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai.

Jika suhu tubuh di bawah 34,4c frekuensi jantung, pernafasan dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran dan tidak responsive terhadap stimulus nyeri.

M. MANIFESTASI KLINIS HIPOTERMI 1. Gejala dan tanda hipotermia sedang :

a. Menggigil b. Terasa melayang

c. Pernafasan cepat, nadi lambat d. Gangguan penglihatan

e. Reaksi mata lambat f. Gemetar

2. Gejala dan tanda hipotermia berat : a. Pernafasan sangat lambat b. Denyut nadi sangat lambat c. Tidak ada respon

d. Manik mata melebar dan tidak bereaksi e. Alat gerak kaku

N. PENATALAKSANAAN HIPOTERMIA

1. Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman 2. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita

3. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin 4. Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada

(16)

8. Pasien dengan hipotermi ringan dapat di terapi langsung dilapangan, yaitu dengan melepas atau menjauhkan benda atau zat yang mendinginkan, kemudian diberi penghangat seperti handuk dan selimut

9. Hipotermia sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di rumah sakit berupa rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh. Perawatan ini berupa rewarming aktif yang diikuti rewarming pasif, rewarming aktif yaitu mendekatkan benda hangat atau panas dari luar tubuh yang di tempelkan pada tubuh pasien.

O. EFEK PAJANAN SUHU DINGIN TERHADAP KONDISI FISIOLOGIS MANUSIA

Terus menerus terpajan dengan dingin akan menyebabkan orang tersebut menggigil sehingga menghasilkan panas dengan menaikkan kecepatan metabolisme tubuh. Tubuh akan bereaksi dengan mulai memindahkan aliran darah dari ekstrimitas tubuh dan kulit bagian luar menuju inti tubuh ( dada dan perut ). Hal ini memungkinkan kulit yang terpajan dan ektrimitas untuk dingin lebih cepat dan meningkatkan resiko fros bite dan hipotermia .

Hipotalamus bertanggungjawab untuk menjalankan system pertahanan suhu tubuh untuk melawan dingin, yaitu vasokontriksi periberal dan menggigil. Tubuh dapat mengatur suhu intinya dengan menurunkan hilangnya panas ( vasokontriksi periberal ).dan meningkatkan produksi panas (menggigil). Memperbaiki aktivitas fisik juga dapat meningkatkan produksi panas.

Vasokontriksi periberal adalah respon yang dilakukan untuk menurunkan suhu kulit .vasokontriksi mengarahkan darah menjauh dari permukaan kulit menuju inti tubuh, dimana panas mudah dijaga

(17)

BAB III 2. Keadaan pasien : baik,

3. Kesadaran : CM 4. Primer survey :

A : Airway

Tidak ada gangguan jalan nafas. Tidak ada suara :

a. Snoring : suara seperti mendengkur

b. Gurgling : suara seperti terdapat cairan di saluran / jalan nafas c. Stidor : suara seperti terdapat benda asing

d. Chocking : suara tambahan diantara scapula / tersedak karena masuknya benda asing (makanan, dll)

e. Hempling : suara tambahan diantara px sternum dan pusar B : Breathing

Alat bantu pernafasan : klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan. C : Circulation

TD : 100/80 mmHg N : 70 x / menit S : 30 – 330C RR : 15x/menit

Akral pasien dingin pada ujung jari tangan dan kaki. Terasa dingin pada ujung telinga / ujung daun telinga, hidung,

Urin output : 500-600cc/hari D : Disability

E4 , V5 , M4

E : Exposure + Hypotermi

(18)

5. Sekundery Survey a. Keluhan utama

Klien mengeluh meraska nyeri pada bagian luka atau merasakan kulit berdenyut, sensitive terhadap panas dan dingin.

b. Riwayat kesehatan

Klien mungkin mengeluh nyeri (rasa terbakar) atau berdenyut. Sensitif terhadap dingin

c. SAMPLE

Sign and Symptom : kedigninan, kaku, nyeri, Allergy : alergi dingin

Medication :

1) Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untuk menurunkan endapan; terapi ini masih kontroversial.

2) Antibiotik: tetrasiklin atau ampisilin untuk profilaksis, 250 mg po setiap 6 jam.

3) Analgesik narkotik : morphin 15 mg IM setiap 3 jam, atau 4) Analgesik antipiretik : aspirin, 600 mg po setiap 3 jam. Past medical history :

Last meal :

-Event leading : kedinginan yang berlebihan, terpapar dingin. 6. Pengkajian nyeri

O (Onset) : kapan mulainya pasien mengalami sakit. P (Provokes / Penyebab) : suhu dingin.

Q (Quality / kualitas) : seperti tertusuk-tusuk

R (Radiates / penyebaran) : area akral, hidung, ujung telinga, ujung jari tangan atau kaki.

S (Severety / keparahan) : nyeri sedang, skala 5 T (Time / waktu) :

7. Psikologi : khawatir (cemas) 8. Pemeriksaan penunjang :

a. Rontgen

(19)

TD : 100/80 mmHg RR : 15x/menit N : 70x/menit

S : 30-330C

10. Pengkajian head to toe a. Kepala

1) Kulit kepala : bersih , terlihat tidak ada lesi 2) Wajah : pucat

3) Mata : bentuk mata simetris , konjungtiva tidak terlihat ada kotoran yang menempel

4) Hidung : bentuk dan posisi metris, dalam hidung tidak ada kotoran, terasa dingin.

5) Telinga : kedua daun telinga bersih , fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen yang keluar, ujung telingan dingin.

6) Mulut : mulut bersih, tidak terdapap peradangan dan pendarahan , mukosa bibir lembab

b. Pengkajian leher : tidak ada pembekaan kelenjar tiroid dan lympa, leher terlihat bersih

c. Pengkajian dada : 1) Jantung

Inspeksi : kedua dada terlihat simetris, denyut jantung terlihat didaerah apeks

Perkusi : redup

Palpasi : ictus cordis teraba Auskultasi : regular

2) Paru – paru

Inspeksi : pengembangan dada simetris, pola nafas reguler Perkusi : suara sonor

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan Auskultasi : vesikuler

3) Abdomen

Inspeksi : tampak datar , tegang .

(20)

d. Pengkajian ekstremitas (cidera) :

Ektremitas atas : terdapat blister diujung jari tangan,kaku,teraba dingin Ektremitas bawah : terdapat blister diujung jari kaki,kaku,teraba dingin

1. Riwayatkesehatan

a. Klienmungkinmengeluhnyeri (rasa terbakar) atauberdenyut. b. Sensitifterhadappanasdandingin

2. Pemeriksaanfisik

a. FrosbitePermukaan (superfisial), akandi dapatkan.

1) Area injuriberwarnaputih, sepertililin; lunakdananestetic. 2) Pengisiankapiler (capillary refill) tidakada.

3) Padasaatpencairan area injurimenjadimerah, edema,

nyeridankemudianmenjadiburik/belangataukeungu-unguan. 4) Blister, dapatpecah, escharhitamdankasar.

5) Area frostbite dapatmengeluarkankeringat yang berlebihan. b. FrosbiteDalam, kemungkinanakandidapatkan :

1) Area injurikasardan padat, tetapdingin, burik/belangdanbiru

/kelabusetelahpencairan.Blister mungkintidakterbentuktetapidapat pula terbentuk 2) Edema.

3) Ketika blister kering, menjadihitamdanterbentukcekungan 4) Kaji pula adanyainfeksi, yang ditandaioleh :

5) Terdapat pus 6) Kemerahan 7) Bau

8) Demam

B. Diagnosa

1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d vasospasme vaskuler 2. Gangguan integritas kulit

(21)

C. Intervensi

No. Diagnosa kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi 1. Gangguan perfusi

jaringan perifer b.d Vasospasme vaskuler

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-6 jam diharapkan, perfusi jaringan adekuat dengan kriteria hasil:

1. TTV dalam batas normal 2. Akral hangat

3. Konjungtiva tidak anemis 4. Membrane mukosa merah

muda

1. Rendam dalam air hangat dengan suhu

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-6 jam

1. Pelihara agar blister tetap utuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-6 jam diharapkan, pasien dapat mengontrol nyeri dan nyeri berkurang dengan skala 0-1 dengan kriteria hasil:

1. Terlihat tenang dan rileks 2. Tidak ada keluhan nyeri 3. Menunjukkan perilaku

(22)

nyaman

4. Kaji tanda-tanda vital 5. Observasi keluhan

nyeri.

6. Catat lokasi dan intensitas (skala 0 -10)

7. Gunakan kata-kata yang konsisten dengan

No. Diagnosa Evaluasi

1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d Vasospasme vaskuler

1. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan

2. Tidak ada ortotastik hipertensi

3. Tidak adda tanda-tanda penigkatan tekanan intracranial

2. Gangguan integritas kulit b.d Terbentuk Kristal es

1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi , elastisitas, temperature,

hidrasi,pigmentasi)

2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 3. Perfusi jaringan baik

4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang

5. Mampu melindungi kulit dan

(23)

perawwatan alami. 3. Nyeri b.d agen injury biologis

(kerusakan jaringan subkutan)

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurngi nyeri, mencari bantuan)

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

3. Mampu mengenali nyeri

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

BAB III

(24)

Merupakan kondisi dimana sebagian organ tubuh membeku akibat terpapar suhu dingin yang berlebihan. Biasanya organ yang terkena, antara lain dagu, ujung jari tangan dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Frostbite pada organ tubuh biasanya ditandai dengan kulit yang terlihat pucat dan keras, bila terkelupas nampak jaringan di bawahnya yang berwarna merah dan nyeri. Biasanya organ akan mengalami mati rasa.

Keadaan yang menyebabkan seseorang terpapar dingin adalah suhu yang rendah dan terpaparnya jaringan. Faktor penyokong meliputi kelembaban atau kondisi basah, kontak langsung dengan benda dingin, dan tidak adanya pelindung / penghangat tubuh. Kontak langsung dengan benda dingin, khususnya logam akan menyebabkan kehilangan panas yang cepat.

Cedera sel pada frosbite disebabkan oleh pembekuan secara langsung pada sel disaat injuri atau oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat sebagai akibat dari spasme vaskuler dan oklusi pembuluh-pembuluh kecil pada area injuri.

(25)

Greaves et al. 2006.Emergency Care Textbook For Paramedics. Edisi ke – 2. Edinburgh: Elsevier Saunder

Hartanto, H. 2011. Pertolongan Pertama. Jakarta: Erlangga.

Kartikawati, D. 2011. Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat Darurat.Jakarta : Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.. sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal

Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam intermiten (suhu yang tinggi, naik turun dan turunnya dapat mencapai normal) Disamping peningkatan suhu tubuh

Kebutuhan Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan Kejang demam adalah kejadian pada bayi atau anak yang mengalami peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal yaitu ≥ 38,8°C

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, klien menunjukkan NOC : Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi dan RR dalam normal Tidak ada perubahan warna

00008 1.mempertahankan suhu ruangan diatas 22,2 o C 2.mempertahankan pakaian bayi tetap kering, ganti pakaian yang basah segera mungkin. 3.memantau suhu bayi

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang

Adaptasi merupakan respons pikiran dan emosi manusia untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan atau perubahan lingkungan guna mempertahankan kinerja yang