• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-Book Majalah Traveling Backpacking Menyapa Pagi Desa Bayan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "E-Book Majalah Traveling Backpacking Menyapa Pagi Desa Bayan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

K

ru back-packin

magazine,

Ambar Arum dapat

kesempatan

men-elusuri Desa Bayan,

Lombok Utara,

Nusa Tenggara

Barat, beberapa waktu lalu. Perjalanan ini terwujud berkat

inisiasi British Council dan Bank Mandiri dalam program

Mandiri Bersama Mandiri: Familiarization Tour

Kemashyuran Gunung Rinjani, kebanyakan orang

lebih mengenal Desa Senaru, yang letaknya

bersebela-han dengan Desa Bayan. Padahal diam-diam, Desa Bayan

memiliki kecantikan kultur dan alam yang luar biasa. Sebut

saja air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep, atau masjid

Bayan Beleq, konon masjid tertua di Pulau Lombok.

Desa Bayan memiliki hutan adat dengan mata air

yang dikelola sangat baik yakni Mata Air Mandala. Ada

juga Teras Genit berupa hamparan sawah terbentang

hingga menyentuh panorama laut lepas. Cantik.

Mengunjungi Desa Bayan berarti mempelajari

bu-daya setempat. Tersebutlah Wetu Telu, filosofi hidup yang

dianut oleh penduduk Desa Bayan, sebuah nasehat agar

selalu mengingat dari mana kita berasal dan ke mana kita

akan kembali. Kita juga dapat menyaksikan pentas drama

tradisional Cupak Gurantang,

Kuliner Desa Bayan pun tidak kalah menarik. Pepes

daun sawe, sate ikan laut, sayur jejeruk, serta olah-olah

rembong dicampur komak yang rasanya luar biasa nikmat.

Untuk apa berwisata kalau tidak dibagi, Backpackin

akan berbagi tulisan-tulisan pendek mengenai Desa Bayan

yang akan hadir di www.backpackinmagazine.com. Selain

itu, kami juga menyajikan ulasan spesial mengenai Desa

Bayan dalam e-magazine edisi khusus yang kamu baca saat

ini.

Selamat Ransel!

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

1 2

Setengah berlari saya menghampiri meja check-in di bandara Soekarno Hatta.

15

PAKET WISATA BUDAYA

DARI BEGAWE BELEQ HINGGA MASJID BAYAN KUNO

Salah satu pemandangan yang menjadi lazim adalah terdapatnya lumbung padi disebut geleng

23

HUKUM ADAT MANDALA

KESEMPATAN BERINTERAKSI DENGAN PENDUDUK LOKAL

Desa Bayan, Lombok, memiliki beberapa hutan adat.

(3)

S

etengah

sang burung besi

masih menunggu

saya dengan manisnya. Fiuh…

Dua jam berselang, saya berada di bandara Praya,

Lombok. Lalu bertemu beberapa wartawan dan blogger dari

Jakarta yang bersama-sama kami menuju Desa Bayan,

tem-pat di mana sebuah kisah seru akan dimulai.

Kami dikumpulkan oleh sebuah program Mandiri

Ber-sama Mandiri, program yang diselenggarakan British Council

bekerja sama dengan Bank Mandiri. Tujuannya

mengembang-kan kemandirian ekonomi sebuah kelompok atau komunitas.

Salah satunya mengembangkan potensi pariwisata di Desa

Bayan.

Pemandangan indah di kanan kiri jalan membuat

perjalanan kami selama tiga jam jadi tidak membosankan.

Sebagian jalan yang kami lewati adalah pinggir pantai.

Ham-paran sawah sebetulnya sudah cukup membuat saya gembira,

apalagi ini ditambah indahnya pantai pasir putih. Seru!!

Sore pun datang dan sampailah kami di penginapan

Senaru, sebuah penginapan di Desa Senaru yang bertetangga

dengan Desa Bayan. Desa Senaru telah lebih dulu populer

sebagai pintu masuk sekaligus pintu keluar bagi para pendaki

Gunung Rinjani, gunung ketiga tertinggi di Indonesia setelah

Jaya Wijaya dan Kerinci.

CATPER

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

Kesempatan Berinteraksi dengan

Penduduk Lokal

(4)

WISATA ADAT DAN BUDAYA

Setelah sarapan pagi, pukul delapan tepat kami semua

berangkat menuju visitor centre Desa Bayan. Penjelasan

singkat mengenai budaya Bayan dijelaskan di sini. Dari sinilah

saya mendengar mengenai istilah wetu telu dan awik-awik,

istilah yang terus-menerus saya coba pahami sepanjang

per-jalanan ini.

Pagi sampai siang ini kami akan mencoba paket wisata

budaya serta paket wisata hutan adat Mandala. Semua

peser-ta semangat, tidak terkecuali saya. Kami dibagi menjadi tiga

kelompok dan saya kebagian kelompok paling akhir. Untuk

melakukan perjalanan wisata budaya, setiap orang dari kami

dipinjamkan kain sarung dan sabuk untuk wanita. Sementara

untuk pria dipinjamkan kain, sabuk, dan sapuk (penutup

ke-pala). Semua ini wajib dikenakan untuk dapat masuk ke dalam

begawe beleq, yaitu area tempat tinggal pemangku adat

seka-ligus tempat melakukan ritual-ritual penting.

Paket wisata budaya ini menjadi sangat menarik

kare-na banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk

lokal, mulai dari pemandu wisata kami, pemangku adat,

hingga masyarakat biasa. Mereka semua menyambut kami

dengan sangat hangat. Lebih lengkap mengenai perjalanan ini

saya sajikan dalam tulisan terpisah.

Jelang tengah hari, kami kembali ke visitor centre

untuk makan siang. Kemudian perjalanan kedua pun

dimu-lai, yaitu mencoba paket wisata hutan adat Mandala. Semua

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

5

GELENG-Tempat Menyimpan Beras

MENENUN di depan rumah

(5)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto Sumatera peserta masih semangat, apa lagi saya.

Sebelum memasuki hutan adat, terlebih dulu kami

me-nyusuri sawah. Entah mengapa, sawah selalu memiliki daya

magis tersendiri bagi saya, terutama saat sedang menghijau

seperti saat itu. Yah, barangkali saya bisa senorak ini karena

saya berasal dari sebuah kota besar, ibu kota yang tidak terlalu

keibuan. Pemandangan hamparan sawah, dengan gubuk kecil

di tengah-tengahnya serta kerbau lengkap dengan bapak

dan ibu tani, semua itu selalu berhasil menenangkan hati ini.

Karena hamparan sawah itulah saya tertinggal rombongan.

Beruntung ada pemandu wisata yang selalu setia menemani

kami dan menunjukkan kami ke jalan yang benar.

Tak lama kemudian kami pun memasuki rumah

pen-duduk dan kami disuguhi pemandangan anak-anak sedang

bermain beledog, yaitu permainan tembak-tembakan

tradis-ional menggunakan bambu kecil. Mereka tidak menolak saat

kami ajak berfoto.

Perjalanan kami lanjutkan memasuki hutan adat

Man-dala, lebih lengkapnya saya ceritakan dalam tulisan terpisah

lagi ya…. :)

Setelah puas masuk hutan, kami diajak bersantai

sejenak di Teras Genit, yaitu salah satu tempat di Desa Bayan

dengan pemandangan sangat cantik. Kembali mata saya

dimanjakan dengan hamparan sawah. Sekitar setengah jam

kami di sini, lalu kami dibawa kembali ke penginapan untuk

bersih-bersih dan istirahat sejenak.

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan 8

RUMAH ADAT

(6)

Edisi Foto Sumatera

CUPAK GURANTANG

Malam harinya kami digiring kembali ke visitor centre

untuk menyaksikan pentas kesenian tari dan drama.

Tari-tari-an dibawakTari-tari-an oleh Tari-tari-anak-Tari-tari-anak Desa BayTari-tari-an yTari-tari-ang

menggemas-kan. Setelah acara tari-tarian usai, lalu diumumkan pemenang

penghargaan desa terbersih. Persoalan kebersihan sepertinya

pantas untuk menjadi sorotan, karena sepanjang perjalanan

saya kesulitan menemukan tempat sampah. Penghargaan

tersebut adalah salah satu cara untuk mendorong penduduk

agar lebih menjaga kebersihan.

Selanjutnya panggung diisi dengan pentas drama

teat-erikal Cupak Gurantang. Pentas drama ini sudah saya tunggu

sejak tadi. Saya sangat menyukai seni pementasan, apalagi

kalau lakonnya mengangkat kisah tradisional yang belum saya

ketahui sebelumnya. Dan benar saja, saya sangat terhibur

dengan pementasan Cupak Gurantang yang berkisah tentang

kakak beradik dengan dua kepribadian bertolak belakang.

Yang satu berperangai baik, sementara yang lain buruk.

Sa-yangnya tidak mudah memahami percakapan dalam drama

ini, karena pemainnya banyak menggunakan bahasa daerah.

Satu hari penuh kami sudah mencicipi paket wisata

adat, budaya, dan kesenian di Desa Bayan. Selain tiga hal

tersebut, ada satu hal lagi yang juga menarik, yaitu potensi

kuliner di sini yang tinggi. Sepanjang kami di sini, semua

suguhan makanan sangat unik dan membuat kami ketagihan,

beberapa di antaranya adalah pepes daun sawe, sate ikan

laut, dan sayur jejeruk.

Ibu Wiwin, perwakilan dari British Council,

mencerita-kan rahasianya. Ternyata seorang chef handal secara khusus

didatangkan ke sini untuk mengajari para ibu-ibu memasak

menggunakan bahan-bahan yang dapat diambil dari kebun

warga sendiri, seperti daun sawe. Hasilnya sungguh nikmat

dan hanya dapat kita temui di Bayan!

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

9

(7)

Edisi Foto Sumatera

MENYAPA PAGI DI SENDANG GILE

Tidak jauh dari tempat kami menginap, terlihat pintu

masuk menuju air terjun Sendang Gile yang seakan

memang-gil kami semua untuk masuk ke dalamnya. Seharian waktu

kami sudah habis blusukan di Desa Bayan. Maka sebagian

dari kami secara sukarela berkomitmen bangun lebih awal

keesokan harinya untuk menyempatkan diri ke Sendang Gile.

Tidak ada waktu lain, karena kami harus mengejar pesawat

kembali ke kota kami masing-masing.

Pagi pun datang dan saat saya bangun, semua peserta

lain masih terlelap. Sambil menunggu, saya manfaatkan

waktu untuk mengambil gambar di beberapa sudut, termasuk

mengabadikan matahari terbit yang indah saat itu. Beberapa

menit kemudian, beberapa orang mulai bermunculan dan

berangkatlah kami ke Sendang Gile.

Tidak perlu waktu lama untuk mencapai Sendang Gile

dari pintu masuk, sebab medannya menurun dan sudah

diper-mudah dengan dibuatnya tangga. Sekitar lima menit kami

sudah menghirup kesegaran air terjun Sendang Gile yang

me-nyejukkan. Percikan embun dari Sendang Gile berhasil

mem-buat wajah saya segar seketika. Sebenarnya saya sangat ingin

terjun ke kaki air terjun, tetapi udara saat itu begitu dingin,

selain juga kami tidak punya banyak waktu. Jadi niat pun saya

urungkan.

Tak lama berselang, kami kembali ke penginapan.

Per-Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

11

(8)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto Sumatera jalanan kembali merupakan tugas tersendiri bagi kami karena

jalannya menanjak. Meski mudah karena sudah dibangun

tangga, namun tentu cukup menguras keringat. Baru sekitar

sepuluh hingga lima belas menit kemudian kami sampai ke

penginapan.

Tanpa dikomando, kami bersiap menuju bandara.

Kembali kami melewati tiga jam perjalanan ke bandara Praya.

Siang menjelang, sang burung besi sudah siap membawa

saya dan beberapa sahabat baru kembali ke Jakarta. Terima

kasih Bayan, terima kasih British Council, terima kasih Bank

Mandiri. Semoga tulisan kecil dari kami ini dapat

memperke-nalkan Bayan ke masyarakat luas dan menarik minat banyak

wisatawan mengunjungi Desa Bayan tercinta. Menurut saya,

belum ke Lombok kalau belum ke Bayan!

(9)

PAKET

WISATA BUDAYA

Edisi Khusus Desa Bayan

D

alam perjalanan

menuju

begawe beleq

(tempat tinggal

pemangku adat dan

tempat beberapa

ritual penting) di

Desa Bayan, salah satu pemandangan yang menjadi lazim

adalah terdapatnya lumbung padi di depan rumah penduduk.

Lumbung padi di sini disebut geleng atau sambi, bentuknya

seperti rumah panggung kecil dengan kaki tinggi hingga

seki-tar dua meter untuk menghindari gangguan binatang.

Seperti kebanyakan rumah di sini, geleng dibentuk dari

kayu panjang sebagai rangka, anyaman bambu sebagai

din-ding, dan jerami sebagai atapnya. Dengan adanya geleng ini,

penduduk Desa Bayan dapat meminimalisir potensi

kekuran-gan pankekuran-gan, terutama di masa-masa sulit panen.

Keliling Desa Bayan semacam ini termasuk dalam

wi-sata budaya yang ada dalam pilihan paket wiwi-sata Desa Bayan.

Sebelum memulai perjalanan wisata budaya Desa Bayan, kita

akan diberi penjelasan ringkas seputar Desa Bayan. Selain itu,

setiap pengunjung juga akan dipinjamkan kain dan sabuk bagi

para wanita, serta kain, sabuk dan sapuk (penutup kepala)

bagi para pria. Semua ini wajib dikenakan untuk dapat masuk

dan bertemu dengan pemangku adat Desa Bayan.

Melangkah lebih maju lagi, kita akan menemukan

makam leluhur pemangku adat di Bayan Timur, hanya

bang-sawan yang boleh dimakamkan di sini. Kemudian berbelok ke

kiri, sampailah kita di begawe beleq.

Dari Begawe Beleq Hingga

Masjid Bayan Kuno

(10)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto Sumatera Bagian depan begawe beleq terdiri dari empat

beru-gak. Berugak adalah istilah suku Sasak untuk sebuah

bangun-an terbuka dengbangun-an empat atau enam tibangun-ang. Di rumah

pen-duduk biasa, berugak umumnya digunakan untuk bersantai

atau menerima tamu.

Berugak di begawe beleq ini memiliki fungsinya

masing-masing. Di ujung kiri sebelah belakang ada Berugak

Agung, yaitu berugak utama, tempat para kyai melakukan

musyawarah dan memutuskan perkara. Kemudian di kiri

depan adalah berugak untuk tempat mengolah daging atau

sayur. Juga ada Berugak Senaru dan satu lagi adalah Berugak

Malang.

Kemudian masuk ke dalam, dapat kita temui beberapa

bangunan rumah serta satu berugak di tengahnya. Setiap

rumah diisi oleh keluarga pemangku adat dan beberapa

saudara yang membantu pemangku adat dalam menjalankan

tugas-tugasnya. Di sini pemangku adat beserta beberapa

saudara-saudaranya menyambut anda dan siap bercerita

banyak mengenai budaya di Desa Bayan.

Selepas dari begawe beleq, kita akan diajak

menyam-bangi bangunan termasyhur di desa ini, yaitu masjid kuno

Bayan Beleq. Masjid ini begitu istimewa karena telah berusia

ratusan tahun dan merupakan masjid pertama yang berdiri di

Pulau Lombok.

Bangunannya amat sederhana, seperti layaknya

ban-gunan lain di Desa Bayan. Masjid ini memiliki ukuran sekitar

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

17

GELENG-Tempat Menyimpan Beras

AKTIVITAS DI BEGAWE BELEQ-

(11)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto Sumatera 9 x 9 meter persegi, serta berdinding rendah dari anyaman

bambu. Dinding yang rendah ini memiliki filosofi bahwa

siapa-pun yang masuk harus terlebih dulu menundukkan badannya.

Artinya, dalam hidup kita harus selalu rendah hati dan saling

menghormati. Di dalamnya terdapat sebuah bedug dari kayu.

Masjid ini tidak lagi digunakan untuk sembahyang sholat

sehari-hari, tetapi masih tetap digunakan dalam upacara

ke-agamaan besar seperti Maulid Nabi Muhammad.

Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Bayan Barat.

Di sana juga terdapat begawe beleq yang serupa dengan

begawe di Bayan Timur. Kita juga akan diajak mampir ke

kam-pung Karang Salah, tepatnya ke rumah Raden Gedarip, salah

satu saudara dari pemuka adat Desa Bayan. Karena sudah

melalui setengah perjalanan, di sini kami disuguhi kue khas

Lombok yang dibuat dari tangan para ibu-ibu Lombok.

Sambil mencemil kue, Raden Gedarip mengajak kita

masuk ke dalam rumahnya yang telah ada dari zaman nenek

moyangnya. Bagian dalam rumah terbagi menjadi beberapa

bagian dengan fungsinya masing-masing. Di ujung belakang

adalah dapur, sementara di dekat pintu masuk terdapat

Edisi Khusus Desa Bayan 20

MASJID KUNO

-Masjid Kuno Bayan Beleq, masjid tertua di Lombok

(12)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto Sumatera pijakan tempat menaruh beberapa barang dan di atasnya

ada ruangan yang disebut inan bale. Ruangan itu tidak terlalu

besar dan berfungsi menyimpan barang-barang antik seperti

keris atau dokumen penting.

Selanjutnya kita masih diajak berkeliling Desa Bayan

sambil berbincang dengan para tokoh adat yang kesemuanya

ramah dan tidak bosan menceritakan tradisi di Desa Bayan.

Misalnya mengenai awik-awik. Awik-awik adalah kesepakatan

bersama atau hukum adat yang berlaku. Misalnya agar dapat

menjaga keberlangsungan mata air di dalam hutan adat,

dis-epakati untuk tidak boleh ada yang menebang pohon dalam

areal hutan adat, apabila ada yang melanggar maka harus

membayar denda.

Tidak terasa 2 jam telah terlewati, kita pun akan

diba-wa kembali ke visitor centre dan usailah wisata budaya Desa

Bayan yang sarat dengan pengalaman dan wawasan menarik.

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

21

(13)

Edisi Foto Sumatera

D

esa Bayan, Lombok,

memiliki

beberapa hutan

adat. Salah satu

yang paling popular

adalah hutan adat

Mandala. Hutan

adat ini menjadi populer karena di dalamnya terdapat mata air

yang menjadi sumber kehidupan bagi penghuni Desa Bayan.

Mata air ini bukan mata air biasa karena pernah

memenangkan lomba pengelolaan mata air terbaik se-pulau

Lombok. Tidak heran, sebab Bayan memegang teguh

awik-awik atau hukum adat yang sangat ketat mengatur

pengelo-laan hutan adat agar kekayaan alamnya tetap terjaga.

Terdapat beberapa aturan dalam awik awik, seperti

dilarang menggembala ternak di kawasan hutan maupun

pinggiran hutan, dilarang mencabut pohon, dilarang

menang-kap satwa yang ada di dalam hutan, dan dilarang mencemari

sumber-sumber mata air dalam hutan adat Mandala.

Turan-aturan tersebut dibuat oleh masyarakat untuk

masyarakat. Jika ada yang melanggar, hukumannya

tergan-tung seberapa berat pelanggarannya. Biasanya berkisar pada

denda satu ekor kerbau, denda beras 1 kuintal, atau hasil bumi

lainnya. Jika pelanggarannya sangat berat, maka bisa jadi

sanksi yang diberikan ada pengasingan.

Perjalanan menjelajahi hutan adat Mandala dimulai

dari visitor centre kemudian berjalan menyusuri sawah hingga

masuk ke dalam pemukiman penduduk. Kenakanlah pakaian

paling santai dan sepatu kets atau sandal gunung agar

nya-man sepanjang perjalanan.

Ditemani pemandu lokal, perjalanan jadi terasa

me-Sumber Kehidupan Desa Bayan

HUTAN ADAT

MANDALA

(14)

Edisi Foto Sumatera ngasyikkan karena banyak hal yang dapat diceritakan dari

setiap langkah perjalanan ini. Mulai dari tumbuhan apa saja

yang tumbuh subur di sana, bagaimana kondisi panen, dan

pastinya tentang mata air Mandala yang masyhur itu.

Tidak sampai setengah jam berjalan kaki, kita

su-dah sampai di pintu masuk hutan adat. Tidaklah begitu sulit

melakukan trekking di dalam hutan adat, hanya saja perlu

eks-tra hati-hati dalam berpijak apabila habis hujan karena sangat

licin.

Sekitar sepuluh menit memasuki hutan, terdapat area

yang disebut Lokok Jawa. Titik ini konon dipercaya sebagai

tempat beristirahatnya para muballigh murid sunan Wali

Songo. Masuk lebih dalam lagi, kita dapat menemui mata air

Mandala yang tidak pernah berhenti memberi kehidupan bagi

warga Desa Bayan.

Tidak jauh dari mata air Mandala terdapat tanah

lapang yang tidak terlalu besar dan kerap dijadikan titik untuk

melakukan ritual adat slamet olor, yaitu ritual syukuran mata

air. Biasanya diadakan setahun sekali setelah panen.

Perjalanan pun dilanjutkan dan semakin dekatlah kita ke

penghujung hutan. Di sini terdapat tempat pemandian yang

saat kami berkunjung sedang dalam proses renovasi. Apabila

sudah diperbaiki, tentu akan menjadi salah satu daya tarik

wisatawan karena tidak banyak terdapat pemandian di tengah

hutan seperti ini.

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

25

(15)

CARA MENUJU

DESA BAYAN

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa BayanEdisi Foto Sumatera 28

(16)

Edisi Foto Sumatera

Edisi Khusus Desa Bayan 30 Edisi Khusus Desa Bayan

(17)

GALERI

SNAPSHOT

DESA BAYAN

(18)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto Sumatera

KESENIAN

DESA BAYAN

Edisi Khusus Desa Bayan

S

uatu kein-dahan tidak

melulu

berbentuk fisik yang

diam dan dapat

kita raba kapanpun.

Sebuah seni

pertun-jukan merupakan

keindahan lain yang hanya dapat kita alami saat ia tampil,

dan menorehkan kesan mendalam di ingatan siapa pun yang

menyaksikannya.

Di Bayan, sebuah desa di Lombok, selain panorama

dan kekayaan budayanya yang memukau, keindahan lain juga

terasa melalui pementasan seni teater dengan lakon Cupak

Gurantang. Judul lakon ini diambil dari kisah dua bersaudara

dengan dua kepribadian yang bertolak belakang.

Cupak sang kakak adalah seorang yang kikir, pemalas,

licik, dan pelit. Semua sifat buruk melekat di dalam dirinya,

dan ini juga terwujud melalui rupa wajahnya yang buruk.

Sebaliknya Gurantang sang adik memiliki pribadi yang sabar,

penyayang, murah hati, rajin, dan sifat baik lainnya. Wajahnya

pun rupawan. Meski memiliki sifat yang bertolak belakang,

mereka terus menghabiskan waktu bersama-sama.

Suatu saat Cupak mengajak Gurantang untuk

melaku-kan perjalanan panjang. Di tengah perjalanan, mereka

ber-temu dengan pasangan mandul yang kemudian mengangkat

mereka berdua sebagai anak. Selama tinggal bersama, Cupak

seringkali berperingai buruk.

Kisahnya berlanjut hingga mereka mendengar kabar

mengenai sang putri raja yang diculik raksasa jahat. Lantas

Cupak Gurantang: Jahat dan Baik

dalam Diri Manusia

(19)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto Sumatera raja berikrar, siapapun yang sanggup mengembalikan putrinya

akan diberi kedudukan tinggi di kerajaan dan dinikahkan

de-ngan sang putri.

Cupak dan Gurantang menerima tantangan tersebut.

Lagi-lagi Cupak berniat jahat dengan membiarkan Gurantang

membunuh sang raksasa, namun kepada raja ia mengaku

bahwa dirinyalah yang membunuh raksasa dan

menyelamat-kan putri raja. Namun pada akhirnya semua kelicimenyelamat-kan Cupak

dapat terbongkar, maka Gurantang lah yang menikahi sang

putri dan menjadi putra mahkota.

Kisah Cupak Gurantang ini tersebar luas di Bali dan

Lombok. Sifat keduanya merupakan cerminan kepribadian

yang tinggal dalam diri manusia. Selalu ada sifat buruk dan

baik di diri kita masing-masing. Sifat buruk selalu akan

meng-hasilkan dampak yang buruk pula, sementara sifat baik akan

membawa kebahagian bagi siapa saja. Ujung dari kisah Cupak

Gurantang ini pun menggambarkan bahwa pada akhirnya

kebaikanlah yang akan menang.

Nilai-nilai kehidupan bisa dengan mudah kita adopsi

jika penyampaiannya tidak terkesan menggurui. Cupak

Gu-rantang adalah salah satu media dalam menyampaikan hal

tersebut.

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

(20)

Edisi Foto Sumatera Edisi Foto SumateraEdisi Khusus Desa Bayan

KULINER

PEPES

DAUN SAWE

Ikan laut diberi bumbu pepes kemudian dibungkus

denga daun sawe, lalu diikat dengan daun serai dan

dikukus

SATE

IKAN LAUT

Ikan laut disate menggunakan bumbu santan

SAYUR

JEJERUK

Sayur daun belimbing, pepaya muda, kelapa muda,

serta kacang hijau, diberi bumbu kelapa tua

OLAH OLAH

REMBONG

(21)

Edisi Foto Sumatera

SI’E

Saat berjalan-jalan mengelilingi Desa Bayan,

sesekali kita akan mendengar teriakan “si’e, si’e,

si’e” datang dari truk yang berjalan pelan

men-gelilingi desa. Si’e dalam bahasa Lombok artinya

garam. Truk tersebut mengangkut garam yang

sudah dikemas dalam kantong plastik dan siap

dijual kepada penduduk desa. Siapapun yang mau

membeli tinggal berjalan mendekati truk sambil memberi kode kepada sang supir, maka

truk akan berhenti dan siap melayani pembeli. Garam yang dijual adalah garam kasar

den-gan harga Rp10 ribu per kantung.

INTERMEZZO

(22)

WETU TELU

Setiap masyarakat memiliki filosofi yang hidup dalam

komuni-tasnya. Filosofi hidup masyarakat Desa Bayan disebut dengan Wetu

Telu. Wetu Telu adalah sebuah ajaran mengenai hakikat manusia,

mengingatkan siapa saja tentang dari mana ia berasal dan ke mana

ia akan kembali.

Terdapat tiga unsur utama dalam Wetu Telu yaitu unsur Ilahiah,

unsur Adam (bapak), dan unsur Hawa (ibu). Dibutuhkan

kede-wasaan berpikir untuk dapat memahami Wetu Telu secara utuh. Apabila hanya dipahami sebagian malah

akan memunculkan persepsi yang keliru. Wetu Telu seringkali dianggap sebagai penerjemahan dari waktu

tiga, di mana penduduknya dipercaya hanya menjalankan ibadah sholat selama tiga waktu. Ini merupakan

salah satu pemahaman yang keliru mengenai Wetu Telu. Karenanya apabila belum betul paham mengenai

tra-disi dan filosofi sebuah masyarakat, sebaiknya pelajari lebih dahulu sebelum disebarluaskan agar tidak terlalu

banyak menimbulkan kesalahpahaman.

Edisi Khusus Desa Bayan Edisi Khusus Desa Bayan

41

JELASKAN WETU TELU- Seorang

(23)

TENUN

Selama berkeliling Desa Bayan, dapat kita

lihat banyak ibu-ibu yang sedang menenun. Di

beberapa rumah juga terdapat toko kecil yang

menjual kerajinan tenun dari penduduk sekitar.

Mampirlah sejenak untuk sekedar melihat-lihat

beragam kain, tas, atau selendang dari tenun hasil

karya para ibu-ibu di Desa Bayan. Jangan sungkan

untuk menawar, namun jangan menawar terlalu rendah karena bagaimanapun mengerjakan

kerajinan tenun tentu tidak mudah dan tidak sebentar.

Edisi Khusus Desa Bayan

Edisi Khusus Desa Bayan 44

(24)

SIRIH

Masyarakat Desa Bayan gemar makan sirih.

Seperangkat alat untuk mengunyah sirih dapat

dengan mudah kita temukan di beberapa

beru-gak atau di rumah penduduk. Terdapat daun sirih,

kapur sirih, buah pinang dan pisau pemotong

buah pinang.

Pertama-tama buah pinang dipotong dan

diambil daging buahnya, kemudian dibungkus menggunakan daun sirih bersamaan dengan

kapur sirih, lalu dikunyah. Hati-hati saat menaruh kapur sirih, terlalu banyak dapat membuat

mulut terasa sangat panas. Jangan hanya mencoba sekali, cobalah sampai dua atau tiga

kali, maka akan terasa nikmatnya.

Edisi Khusus Desa Bayan 45

POTONG PINANG PERLENGKAPAN MENYIRIH

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun Objek dari penelitian adalah bangunan kolonial yang berada pada kawasan kota Medan dan dipilih yang dapat mewakili kebijakan politik dan kekuasaan pada waktu itu,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan

Menurut Vitruvius di dalam bukunya “ De Architectura ”, bangunan yang baik haruslah memilik keindahan/estetika ( venustas ), kekuatan ( firmitas ), dan kegunaan/fungsi ( utilitas

tidak melakukan suatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan Tidak lengkap karena yang dirumuskan itu hanya mengenai.. perjanjian sepihak saja.Definisi itu

Unit kompetensi ini berlaku pada pelaksanaan melakukan konsultasi dan analisa kondisi fisik calon pengantin di tempat kerja pada semua jenis usaha skala kecil, menengah dan besar

Sedangkan debitur menurut ketentuan Pasal 1 angka 3undang-undang tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan debitur adalah orang yangmempunyai utang karena perjanjian

Dalam naskah akademik SKKNI, dinyatakan beberapa informasi terkait dengan makna kompetensi dan standar kompetensi sebagaimana dinyatakan berikut ini. Berdasar pada arti

Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh