PT WOODPOINT INDONESIA
(1) Identitas LVLK :
a. Nama Lembaga : PT. TRANsTRA PERMADA b. Nomor Akreditasi : LVLK-009-IDN
c. Alamat : Jl. Magelang KM 4,5 RT 02 RW 11 Rogoyudan, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
d. Nomor telepon/faks/E-mail : 08112652998 e. Direktur : Ir. Tri Madiyono
f. Standar : Peraturan Direktur Jendral PHPL No. P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 g. Tim Audit : Faruq Abdul Jabbar, A.Md
Ardian Dwi Yunanto, S.T h. Pengambil Keputusan : Rohman, S.Hut, MP
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT WOODPOINT INDONESIA
b. SK IUIPHHK/IUI : Ijin Usaha Industri
No. 764/1/IU/PMA/2016
tanggal 21 Juni 2016
c. Alamat Kantor :
Kawasan Industri Candi Blok 27 Kav. 9, Kel.
Ngaliyan, Kec. Ngaliyan, Semarang
d. Alamat Pabrik :
Kawasan Industri Candi Blok 27 Kav. 9, Kel.
Ngaliyan, Kec. Ngaliyan, Semarang
e. Telp/Fax/ :
(024) 76430760
f. Pengurus :
Titin Purdiantini
(3) Ringkasan Tahapan :
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Pertemuan Pembukaan - Rabu, 19 September 2016, Pkl: 10.00 – 11.00 WIB
- Tempat : Pabrik PT WOODPOINT
Perkenalan Tim Audit, Tujuan kegiatan verifikasi, konfirmasi ruang lingkup, rencana kerja verifikasi, metodologi dan mekanisme verifikasi, jaminan
INDONEISA kerahasiaan data dan informasi auditee dan permintaan wakil manajemen auditee
Verifikasi Dokumen dan
Verifikasi Lapangan - Kamis, September 2016 19 - 20
- Tempat : Pabrik PT WOODPOINT
INDONEISA
Dilakukan pengecekan dokumen legalitas perusahaan, dokumen bahan baku, dokumen dan proses produksi, dokumen penjualan, uji petik bahan baku, dokumen dan implementasi K3, Dokumen ketenagakerjaan Pertemuan Penutupan - Jumat, 20 September
2016 pukul 14.00 – 15.00 WIB
- Tempat : Pabrik PT WOODPOINT
INDONEISA
Disampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama yang baik, ringkasan hasil verifikasi lapangan, tanggapan auditee terhadap hasil verifikasi, penyampaian mekanisme penyusunan laporan dan pengambilan keputusan, penyampaian mekanisme banding terhadap hasil keputusan, penandatanganan BA Pertemuan Penutupan
Pengambilan Keputusan Yogyakarta, 06 September 2016
Menetapkan Keputusan PK pada PT WOODPOINT INDONESIA bahwa dinyatakan LULUS dalam Penilikan I Verifikasi Legalitas Kayu dengan ruang lingkup IUI Dengan Nilai Investasi > 500 Juta Rupiah.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator/Verifier Nilai Ringkasan Justifikasi
Prinsip 1. Pemegang Izin Usaha Mendukung Terselenggaranya Perdagangan Kayu Sah Kriteria 1.1. Unit Usaha Dalam Bentuk :
(A) Industri memiliki izin yang sah, dan
(B) Eksportir produk olahan memiliki Izin yang sah
Indikator 1.1.1. Unit usaha adalah produsen yang memiliki izin yang sah Verifier 1.1.1 (a) Akte
pendirian perusahaan
dan/atau perubahan terakhir
Memenuhi Akta pendirian perseroan terbatas PT Woodpoint Indonesia No 1 tanggal 10 Desember 2013 dengan notaris Ronald Tuardja Pandjaitan, S.H. Disahkan oleh
Kementerian Hukum dan HAM dibuktikan dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor : AHU-02443.AH.01.01.Tahun 2014 tanggal 17 Januari 2014. Akta perubahan terakhir berupa akta pernyataan keputusan rapat PT Woodpoint Indonesia No 06 tanggal 16 Desember 2015 dengan notaris Diah Purwaningsih, S.H. Didaftarkan ke Kementrian Hukum dan HAM.
Verifier 1.1.1 (b) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam Izin Industri
Memenuhi Izin usaha perdagangan tercakup dalam izin industry yaitu Izin Usaha Industri (IUI) Nomor : 764/1/IU/PMA/2016 tanggal 21 Juni 2016. izin Usaha Industri berlaku selama perusahaan masih beroperasi. Dalam Izin
Usaha Industri tersebut didalamnya
mencakup perizinan pemasaran yang dimiliki PT. Woodpoint Indonesia untuk perdagangan dalam negeri / ekspor
Verifier 1.1.1 (c) Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar industri)
Tidak diaplikasikan
PT Woodpoint Indonesia berdasarkan surat keterangan domisili usaha nomor : 500/47/IX/2015 dan Akta sewa menyewa nomor 08 tanggal 28 Agustus 2015 dengan notaris Diah Purwaning Nugrahini, S.H. dijelaskan bahwa lokasi usaha bertempatkan di kawasan industri. Sesuai Permendag No 27 tahun 2009 bahwa industri yang berada dalam kawasan industri tidak wajib memiliki HO
Verifier 1.1.1 (d) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Memenuhi Terdapat dokumen Tanda Daftar Perusahaan
(TDP) Perseroan Terbatas Nomor
11.01.1.31.08919 atas nama PT. Woodpoint Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang pada tanggal 24 November 2015.
Verifier 1.1.1 (e) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Memenuhi Terdapat Kartu NPWP PT Woodpoint Indonesia Nomor : 03.326.719.6-503.000. Terdapat Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No : PEM-00362/WPJ.10/KP.0303/2014 tanggal 30 September 2015 yang menyatakan bahwa PT Woodpoint Indonesia dengan nomor NPWP 03.326.719.6-503.000 telah dikukuhkan pada tata usaha KPP Pratama
Semarang Barat sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Verifier 1.1.1 (f) AMDAL/Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) – Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)/ Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)/Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)/Surat Izin Lingkungan (SIL)/Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Memenuhi PT Woodpoint Indoneisa memiliki dokumen UKL-UPL tahun 2016 berdasarkan rekomendasi UKL-UPL nomor: 660.1/522/B.11/V/2016 tanggal 04 Mei 2016 dari BLH Kota Semarang dan Keputusan Walikota Semarang Nomor: 660.1/523/B-II/V/2016 tentang Ijin Lingkungan Kepada PT Woodpoinnt Indoneisa atas Rencana Pengembangan Industri Furniture dan Produksi Kayu Olahan yang dikeluarkan pada 04 Mei 2016. Belum terdapat laporan pemantauan / implementasi UKL-UPL karena belum sampai satu periode/semester.
Verifier 1.1.1 (g) IUIPHHK, Izin Usaha Industri (IUI) atau Izin Usaha Tetap (IUT)
Memenuhi Terdapat dokumen Izin Prinsip Penanaman Modal Asing Nomor : 1819/1/IP/PMA/2013 tanggal 24 Oktober 2013. Terdapat dokumen Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal Asing Nomor : 3561/1/IP-PB/PMA/2015 tanggal 13 November 2015. Terdapat dokumen Izin Usaha Industri Nomor 764/1/IU/PMA/2016 tanggal 21 Juni 2016.
Verifier 1.1.1 (h) Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk IUIPHHK
Tidak diaplikasikan
PT Woodpoint Indonesia merupakann industri lanjutan yang mengolah bahan baku kayu gergajian (kayu gergajian apa ½ jadi)
Kriteria 1.2. Importir Kayu dan produk kayu
Indikator 1.2.1. Importir adalah importir yang memiliki izin yang sah Dokumen pengakuan
dan/atau pengenal sebagai importir
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA bukan sebagai importir serta tidak menggunakan bahan baku kayu impor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Indikator 1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (due diligence) Panduan/pedoman/prosedur
pelaksanaan dan bukti pelaksanaan sistem uji tuntas (due diligence) importir
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA bukan sebagai importir serta tidak menggunakan bahan baku kayu impor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Kriteria 1.3 Unit usaha dalam bentuk kelompok
Indikator 1.3.1. Kelompok memiliki akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok
Akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA mengajukan sertifikasi legalitas kayu secara mandiri, bukan sebagai kelompok. Dengan demikian verifier ini tidak diaplikasikan
Internal Audit anggota kelompok
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA mengajukan sertifikasi legalitas kayu secara mandiri, bukan sebagai kelompok. Dengan demikian verifier ini tidak diaplikasikan
Prinsip 2. Unit Usaha Mempunyai dan Menerapkan Sistem Penelusuran Kayu yang Menjamin Keterlacakan Kayu dari Asalnya
Kriteria 2.1 Keberadaan dan penerapan sistem penelusuran bahan baku (termasuk kayu impor dan hasil olahannya)
Indikator 2.1.1 Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.
Verifier 2.1.1.(a) Kontrak suplai bahan baku dan/atau dokumen jual beli
Memenuhi Sumber bahan baku PT. Woodpoint Indonesia berasal dari PK. Gunung Slamet. Seluruh penerimaan bahan baku dilengkapi dokumen kontrak suplai atau dokumen jual beli berupa bukti kwitansi pembayaran. Bahan baku yang digunakan oleh PT. WOODPOINT INDONESIA yaitu kayu gergajian jati.
Verifier 2.1.1.(b) Daftar Periksa Kayu Bulat (DPKB)
Tidak diaplikasikan
Bahan baku PT WOODPOINT INDONESIA berupa kayu gergajian dan tidak menggunakan kayu bulat, sehingga verifier ini tidak diapplikasikan
Verifier 2.1.1.(c ) Berita Acara serah terima kayu dan/atau bukti serah terima kayu selain kayu bulat dari hutan negara, dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah
Memenuhi Seluruh penerimaan bahan baku dibuatkan Tanda Terima Penerimaan Kayu yang ditandatangani oleh pengirim (suplier) dan penerima (pihak PT. WOODPOINT INDONESIA) dilengkapi dokumen angkutan hasil hutan berupa FAKO dan/atau Nota Angkutan
Verifier 2.1.1.(d) Dokumen angkutan hasil hutan yang sah
Memenuhi Penerimaan bahan baku kayu telah didukung dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.
Rekapitulasi penerimaan bahan baku periode September 2015 s.d Agustus 2016, sesuai dengan informasi penerimaan pada dokumen Laporan Mutasi Kayu periode September 2015 s.d
Agustus 2016.
Hasil uji petik stock bahan baku kayu gergajian menunjukan terdapat selisih volume hasil pengukuran dengan volume dalam dokumen
PT. WOODPOINT INDONESIA bukan industri yang melakukan pemasaran atau pemindahtanganan kayu gergajian, sehingga tidak diperlukan Tenaga Teknis Kehutanan ( GANIS ) penerbit dokumen.
PT. WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu lelang. Verifier 2.1.1.(e) Nota dan
Dokumen Keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabupaten/kota atau dari Aparat Desa/Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untu kayu bekas/hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian Pemasok
Tidak diaplikasikan
PT. WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku dari kayu bekas/hasil bongkaran sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.1.(f) Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri
Tidak diaplikasikan
PT. WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku dari kayu bekas/limbah industri sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.1.(g) Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu/Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang dimiliki pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok.
Memenuhi Penerimaan bahan baku PT. WOODPOINT INDONESIA periode September 2015 s.d Agustus 2016 diterima dari sebanyak 2 (dua) supplier. Tersedia prosedur pemeriksaan DKP, personil yang bertanggung jawab dalam pemeriksaan DKP dan terdapat laporan hasil pemeriksaan terhadap pemasok yang menerbitkan DKP Verifier 2.1.1.(h) Dokumen
Pendukung RPBBI
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA adalah industri lanjutan yang mengolah kayu gergajian, sehingga tidak diawjibkan menyusun RPBBI, dengan demikian verifier ini tidak diaplikasikan
Indikator 2.1.2. Importir mampu membuktikan bahwa kayu yang diimpor berasal dari sumber yang sah
Verifier 2.1.2. (a) Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2. (b) Bill of Lading
(B/L)
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2. (c) Packing List
(P/L)
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2. (d) Invoice Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2. (e) Dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok untuk kayu impor
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2.(f) Rekomendasi Impor
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2.(g) Bukti pembayaran bea masuk bila terkena bea masuk
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2.(h) Dokumen lain yang relevan (diantaranya CITES) untuk kayu yang dibatasi perdagangannya
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.2.(i) Bukti penggunaan kayu impor
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu impor dan tidak melakukan impor kayu dan atau
produk kayu, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Indikator 2.1.3. Unit usaha menerapkan sistem penelusuran kayu Verifier 2.1.3.(a) Tally sheet
penggunaan bahan baku hasil produksi
Memenuhi Tesedia tally sheet /catatan masing-masing tahapan mulai dari pembahanan, konstruksi, assembly, amplas, finishing, packing dan loading. Tally sheet memuat informasi tanggal pengerjaaan, jenis proses, ukuran dan jumlah hasil yang diproses. Kunci penelusuran asal usul bahan baku diketahui dari tanggal penerimaan bahan baku yang diproses dan kode suplier. Verifier 2.1.3.(b) Laporan
produksi hasil olahan
Memenuhi Tersedia laporan produksi PT. WOODPOINT INDONESIA periode September 2015 s.d Agustus 2016 yang sesuai dengan informasi pada Laporan Mutasi Kayu (LMHHOK) dengan periode yang sama. Total penggunaan bahan baku kayu gergajian yang diolah adalah sebesar 16.668 keping dengan volume 166,2512 m3, sedangkan hasil produksi furniture selama September 2015 s.d Agustus 2016 adalah sebesar 5.119 pcs dengan volume 99,7507 m3 dengan randemen rata-rata sebesar 60%. Verifier 2.1.3.(c) Produksi
industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan.
Memenuhi Hasil verifikasi dan observasi lapangan realisasi produksi PT. WOODPOINT INDONESIA sesuai dengan izin yang diberikan yaitu Furnitue dari Kayu berupa meja, kursi, laci dan daun pintu.
Realisasi produksi PT. WOODPOINT INDONESIA periode September 2015 – Agustus 2016 sebesar 5.119 Unit atau
99,7507 m3. Realisasi produksi berdasar jumlah unit adalah sebesar 12,79 %, sedangkan realisasi produksi berdasar kubikasi adalah sebesar 6,65 % dari kapasitas produksi per tahun. Realisasi produksi tersebut tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan.
Verifier 2.1.3.(d) Hasil produksi berasal dari kayu lelang dipisahkan.
Tidak Diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menggunakan bahan baku kayu lelang dan tidak mengolah kayu lelang, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.3.(e) Dokumen LMKB/LMKBK dan LMHHOK
Memenuhi Terdapat dokumen LMHHOK PT. WOODPOINT INDONESIA periode September 2015 s.d Agustus 2016 yang sesuai dengan dokumen pendukung lainnya seperti dokumen pembelian bahan baku, laporan produksi dan laporan penjualan Indikator 2.1.4. Proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau
pengrajin/industri rumah tangga) Verifier 2.1.4.(a) Dokumen
kontrak jasa pengolahan produk dengan pihak lain
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menjasakan sebagian atau seluruh proses produksinya kepada pihak lain sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.4.(b) Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok yang dimiliki penerima jasa.
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menjasakan sebagian atau seluruh proses produksinya kepada pihak lain sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.4.(c) Berita acara serah terima kayu yang dijasakan
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menjasakan sebagian atau seluruh proses produksinya kepada pihak lain sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.4.(d) Ada pemisahan produk yg dijasakan pada perusahaan jasa
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menjasakan sebagian atau seluruh proses produksinya kepada pihak lain sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 2.1.4.(e) Adanya pendokumentasian bahan baku, proses dan produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri jasa.
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA tidak menjasakan sebagian atau seluruh proses produksinya kepada pihak lain sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Prinsip 3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi
Kriteria 3.1. Perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestic Indikator 3.1.1 Unit usaha menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindahtanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
Verifier 3.1.1. Dokumen angkutan hasil hutan yang sah
Memenuhi PT Woodpoint Indonesia dalam periode September 2015 – Agustus 2016 melakukan pemindahtanganan hasil produksinya untuk tujuan domestik. Pemindahtanganan hasil produksi tersebut dibuktikan dengan nota penjualan yang berisi informasi data
penerima, identitas kendaraan, dan data barang yang dikirim.
Dalam periode September 2015 – Agustus 2016 PT Woodpoint Indonesia melakukan pemindahtanganan sebanyak 12 kali dengan jumlah produk kayu 5119 pcs dan 99,7507 m3.
Kriteria 3.2 Pengapalan kayu olahan untuk ekspor
Indikator 3.2.1. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
Verifier 3.2.1. (a) Produk hasil olahan kayu yang diekspor
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.2.1. (b) Pemberitahuan Ekspor Barang (P E B)
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.2.1. (c) Packing List Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.2.1.(d) Invoice Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.2.1.(e) Bill of Lading Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.2.1.(f) Dokumen V‐Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.2.1.(g) Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.2.1. (h) Bukti pembayaran bea keluar bila terkena bea keluar
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak
diaplikasikan Verifikasi 3.2.1.(i) Dokumen
lain yang relevan (diantaranya CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya
Tidak diaplikasikan
PT WOODPOINT INDONESIA dalam periode audit belum melakukan penjualan dengan tujuan ekspor, sehingga verifier ini tidak diaplikasikan
Verifier 3.3.1 Tanda V-Legal yang dibubuhkan sesuai Ketentuan
Tidak diaplikasikan
PT Woodpoint Indonesia dalam periode audit dari September 2015 sampai dengan Agusutus 2016 belum melakukan kegiatan ekspor namun hanya pemindahtanganan untuk tujuan domestik
Prinsip 4. Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan
Kriteria 4.1. Pemenuhan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indikator 4.1.1. Prosedur dan Implementasi K3
Verifier 4.1.1. (a) Implementasi Prosedur K3
Memenuhi Terdapat dokumen prosedur K3 PT Woodpoint Indonesia. Terapat susunan pengusur K3 (P2K3) yang telah disahkan dengan Surat keputusan kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota semarang nomor 560/1695/KK/P2K3/2016 tentang pengesahan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja di PT Woodpoint Indonesia
Verifier 4.1.1.(b) Ketersediaan jalur evakuasi dan peralatan K3 seperti Alat Pemadam Api Ringan, peralatan P3K dan Alat Pelindung Diri
Memenuhi PT Woodpoint Indonesia mengimplementasikan K3 diareal kerjanya berupa penyediaan peralatan K3, APD untuk karyawan, P3K, dan pemasangan rambu K3, jalur evakuasi/titik kumpul serta APAR.
Verifier 4.1.1.(c) Catatan kecelakaan kerja
Memenuhi Dalam periode audit September 2015 – Agustus 2016 terdapat kejadian kecelakaan kerja sebanyak dua (2) kali, yaitu atas nama Abdul Muntholib dan Agus Purwanto yang keduanya terjadi pada bulan Februari 2016. Penanganan terhadap kejadian kecelakaan tersebut adalah dengan dirujuk ke Puskesmas.
Kriteria 4.2. Pemenuhan hak‐hak tenaga kerja Indikator 4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja Verifier 4.2.1. Ada serikat
pekerja atau kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk
Memenuhi Terdapat pernyataan pimpinan untuk kebebasan berserikat bagi karyawan PT Woodpoint Indonesia namun tidak terdapat serikat pekerja yang dibentuk oleh karyawan
membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja
di PT Woodpoint Indonesia.
Indikator 4.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) Verifier 4.2.2. Ketersediaan
Dokumen KKB atau PP
Memenuhi Terdapat draft dokumen Peraturan Perusahaan (PP) PT Woodpoint Indonesia namun belum disahkan oleh instansi yang berwenang, sehingga tim auditor menerbitkan LKS. Pada tanggan 22 September 2016 Auditee mengirimkan pemenuhan berupa tanda terima dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang, sehingga tim auditor menetapkan LKS tersebut telah dipenuhi. Indikator 4.2.3. Tidak Mempekerjakan Anak Dibawah Umur
Verifier 4.2.3. Tidak ada pekerja yang masih di bawah umur
Memenuhi Berdasarkan hasil verifikasi lapangan, karyawan PT Woodpoint Indonesia terdapat 54 orang dengan karyawan termuda kelahiran tahun 1996 atau berumur 20 tahun. Dengan demikian tidak terdapat karyawan dibawah umur PT Woodpoint Indonesia.
Yogyakarta, 06 Oktober 2016
Ir. Tri Madiyono Direktur