• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SARANA DAN INFRASTRUKTUR TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SARANA DAN INFRASTRUKTUR TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

SARANA DAN INFRASTRUKTUR

TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang Wilayah Kerja Kabupaten Lombok Utara

Propinsi Nusa Tenggara Barat 2014

(2)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

SARANA DAN INFRASTRUKTUR

TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang Wilayah Kerja Kabupaten Lombok Utara

Propinsi Nusa Tenggara Barat 2014

(3)

iii

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

SARANA DAN INFRASTRUKTUR

TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA

©Kementerian Kelautan dan Perikanan - Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulauKecil – Dinas Kelautan dan Perikanan

2014

Bekerjasama dengan:

Wildlife Conservation Society - Indonesia Program

Didukung oleh:

Komposisi dan Layout:

Photo :Tasrif Kartawijaya

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan perkenan-Nya, “Penyusunan Prosedur Operasional Standar Sarana dan Infrastruktur Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan Gili Matra“ dapat diselesaikan dengan baik.

TWP Gili Matra merupakan satu dari delapan kawasan konservasi yang kewenangan pengelolaannya dilimpahkan dari Kementerian Kahutanan kepada Kementrian Kelautan dan Perikanan. Setelah serah terima kawasan, Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu segera menindak lanjuti pengelolaan kawasan ini dengan dimulai dengan Prosedur operasional standar sarana dan infrastruktur. POS sarana dan infrastruktur ini merupakan salah satu bentuk acuan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan di kawasan konservasi perairan TWP Gili Matra, sehingga pengelolaan dapat berjalan dengan efektif dan maksimal.

Besar harapan kami, dokumen prosedur operasional standar sarana dan infrastruktur ini dapat dijadikan acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan di kawasan TWP Gili Matra. Kritik dan saran membangun atas dokumen prosedur operasional standar ini sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

(5)

Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... vii

Daftar Tabel ... Error! Bookmark not defined. 1 PENDAHULUAN ... 9

1.1 Latar Belakang ... 9

1.2 Tujuan ... 9

1.3 Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pengelolaan ... 9

2 KETENTUAN UMUM ... 10

2.1 Landasan Hukum... 10

2.2 Definisi Operasional dan Batasan ... 11

2.3 Prinsip-prinsip ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Alur Kegiatan ... 15

3 METODE ... 16

3.1 Perencanaan ... 16

3.2 Pelaksanaan ... 16

4 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR ... 17

4.1 Pencatatan Aset Kantor ... 17

4.2 Pemeliharaan Fasilitas Kantor ... 17

4.3 Pemeliharaan Infrastruktur Kantor ... 18

4.4 Penyimpanan Fasilitas Kantor ... 19

4.5 Penyimpanan Infrastruktur Kantor ... 20

4.6 Peminjaman Fasilitas Kantor ... 20

4.7 Peminjaman Infrastruktur Kantor ... 21

5 PENDANAAN... 24

5.1 Pendanaan ... 24

5.2 Sumber Dana ... 24

5.3 Prosedur Pendanaan ... 24

5.4 Standar Biaya Fasilitas dan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined. 6 PELAPORAN DAN EVALUASI ... 25

(6)

vi 6.1 Jenis Laporan... 25 6.2 Isi Laporan ... 25 6.3 Evaluasi ... 25 7 PENUTUP ... 26 Daftar Pustaka ... 27

(7)

vii

Daftar Gambar

Halaman Gambar 1. Alur POS Fasilitas dan Infrastruktur ... 15

(8)
(9)

9

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan penting untuk memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan menjamin ketersediaan dan kesinambungan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya yang ada. Upaya pengelolaan diukur dengan menetapkan standar indikator capaian pengelolaan kawasan konservasi. Efektivitas pengelolaan dibagi dalam 5 tingkat berdasarkan parameter; SK Pencadangan, Lembaga Pengelola, Rencana Pengelolaan, Penguatan Kelembagaan (Kemitraan, Jejaring & SDM), Upaya Pengelolaan, Infrastruktur dan Sarana Pengelolaan.

Dalam mencapai penilaian tersebut yang dinilai salah satunya yakni infrasturktur dan sarana pengelolaan. Pengelolaan infrastruktur dan fasilitas menjadi salah satu tolak ukur dalam mengefektifkan pengelolaan dan memberikan tata cara penataan terhadap kepemilikan aset oleh pengelola kawasan konservasi khususnya Wilker TWWP Gili Matra. Oleh sebab itu diperlukan Standar Oprasional Prosedur dari Fasilitas dan Infrastruktur aset pengelola.

1.2 Tujuan

Memberikan acuan kepada pengelola dalam mengelola fasilitas dan infrastruktur yang dimiliki sehingga aset yang telah dimiliki bisa mendukung keberlanjutan dari pengelolaan.

1.3 Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pengelolaan

Ruang lingkup dari SOP Fasilitas dan Infrastruktur mencangkup: a. Pemeliharaan

b. Penyimpanan c. Peminjaman d. Pelaporan

(10)

10

2

KETENTUAN UMUM

2.1 Landasan Hukum

Dasar hukum yang menjadi landasan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Taman Wisata Perairan Gili Matra adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1125, Tambaha Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang tentang Konservasi

Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4779);

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008;

(11)

11 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang

Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2008;

8. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 58/M Tahun 2008;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.04/MEN/2009;

10.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.17/MEN/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;

11.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan;

12.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan.

13.Surat Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Nomor KEP.44/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (E-KKP3K).

2.2 Definisi Operasional dan Batasan

Sarana dan prasarana adalah salah satu masukan (input) dalam kegiatan pengelolaan KKP yang menentukan efektifitas penyelenggaraan pengelolaan KKP. Secara umum, dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), Sarana diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam mencapai sesuatu (maksud) atau tujuan, sedangkan Prasarana diartikan sebagai segala sesuatu (perangkat) yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha/pembangunan/proyek/kegiatan).

Pengertian sarana yang dimaksud dalam pengelolaan KKP adalah mencakup semua peralatan,perlengkapan, dan media yang dipergunakan (secara langsung) dalam mencapai tujuan pengelolaan KKP, seperti; Kantor dan Perlengkapannya,

(12)

12 Papan Informasi Kawasan, Peralatan Monitoring, Peralatan Komunikasi, Kendaraan Transportasi, Kapal Pengawasan, dan lain sebagainya. Sementara, pengertian prasarana pengelolaan KKP adalah mencakup perangkatyang dipergunakan (secara tidak langsung) dalam menunjang proses pengelolaan KKP, seperti; Pondok Jaga, Pos Jaga, Dermaga, Pondok Wisata, Shelter, dan lain sebagainya. Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan, secara umum dapat dikelompokkan menjadi:

a. Sarana & Prasarana Kantor mencakup: Kantor Utama, Peralatan/ Perlengkapan Kantor, dan Fasilitas Kantor (misal: pintu gerbang, MCK)

b. Sarana & Prasarana kegiatan Pengelolaan

Kegiatan pengelolaan KKP secara umum meliputi; Perlindungan Ekosistem, Perikanan Berkelanjutan, Pendidikan, Pariwisata Berkelanjutan, serta Pengawasan & Penegakan Hukum. Sarana dan prasarana kegiatan pengelolaan diantaranya meliputi;

a. Sarana & Prasarana Informasi: Papan Informasi Kawasan;

b. Sarana & Prasarana Pengawasan: Kapal Pengawasan, Pondok Jaga, Pos Jaga; c. Sarana & Prasarana Pemantauan: Pos Pemantauan, Peralatan Komunikasi

Lapangan;

d. Sarana &Prasarana Pariwisata: Pondok Wisata, Shelter, Multipurpose Floating Shelter (MPS),

e. Sarana & Prasarana Perikanan: Peralatan/Perlengkapan dan Fasilitas Budidaya; f. Sarana &Prasarana Pendidikan: Pusat Informasi, instalasi pemeliharaan/

pengembangbiakan biota langka;

g. Sarana &Prasarana Penelitian: Mini Lab, instalasi rehabilitasi ekosistem habitat sumberdaya ikan;

h. Sarana &Prasarana Pendukung : Dermaga, Tanda Batas dan Rambu;

Pemeliharaan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh unit pengelola agar dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama.

(13)

13  Penyimpanan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga dan

memudahkan aset yang dimiliki agar tidak berserakan atau tertata rapi sehingga memudahkan dalam memeriksa.

Peminjaman adalah suatu bentuk pemakaian oleh orang pribadi atau lembaga untuk melakukan suatu proses.

Kerusakan adalah tidak berfungsinya fasilitas dan infrastruktur akibat: Penyusutan/berakhirnya umur sarana dan atau prasarana, salah penanganan (beban fungsi yang berlebih, kebakaran, dan sebagainya), bencana alam dan lain sebagainya.

Biaya pemeliharaan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk keperluan perawatan sarana dan prasarana yang sesuai dengan ketentuan yang ditentukan oleh pihak pengelola.

2.3 Asas-Asas Penyusunan POS

Asas-asas dalam penyusunan POS meliputi : a. Asas Pembakuan

POS disusun berdasarkan tata cara dan bentuk yang telah dibakukan sehingga dapat menjadi acuan yang baku dalam melakukan suatu tugas.

b. Asas Pertanggungjawaban

POS dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi isi, bentuk, prosedur, dan standar yang ditetapkan maupun keabsahannya.

c. Asas Kepastian

Adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara aparatur selaku pemberi layanan dan masyarakat sebagai penerima layanan sehingga masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang sama.

d. Asas Keterkaitan

Bahwa dalam pelaksanaannya POS senantiasa terkait dengan kegiatan administrasi umum lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung dan berkaitan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(14)

14 e. Asas Kecepatan dan Kelancaran

Digunakan untuk menjamin terselesaikannya suatu tugas pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, tepat sasaran, serta menjamin kemudahan dan kelancaran secara prosedural.

f. Asas Keamanan

POS digunakan untuk kepentingan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam pelaksanaan tugas.

g. Asas Keterbukaan

POS dapat menciptakan adanya keterbukaan dalam pelaksanaan tugas sehingga tidak akan muncul kecurigaan baik dari aparatur sebagai pemberi layanan maupun masyarakat sebagai penerima layanan.

2.4 Prinsip-Prinsip Pelaksanaan

Prinsip-prinsip dalam penyusunan POS meliputi : 1. Kemudahan

POS harus dibuat secara jelas, sederhana, dan singkat sehingga mudah dimengerti dan diterapkan.

2. Kejelasan

POS harus dapat memberikan kejelasan kapan dan siapa yang harus melaksanakan kegiatan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan sampai dimana tanggung jawab masing-masing pejabat/pegawai.

3. Keterukuran

POS harus dapat memberikan pedoman yang jelas untuk mengukur ketepatan norma waktu, keakuratan hasil kerja, maupun rincian biaya pelayanan, dan tata cara pembayaran bila diperlukan adanya biaya pelayanan.

4. Fleksibilitas

POS harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga mudah direvisi bila diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan kebijakan yang berlaku.

(15)

15 Laporan ke kupang Lapoan diterim Pengelola Infrastruktur Fasilitas Pelaporan Hasil P en y im p a n a n d at a la p o ra n Pencatatan Aset

Pemeliharaan Penyimpanan Peminjaman

2.2. Alur Kegiatan

(16)

16

3

METODE

3.1 Perencanaan

Simple steps merupakan salah satu metode yang dapat digunakan jika

prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan. Format POS ini dapat digunakan dalam situasi dimana hanya ada beberapa orang yang akan melaksanakan prosedur yang telah disusun, dan biasanya merupakan prosedur rutin. Dalam simple steps, kegiatan yang akan dilaksanakan cenderung sederhana

dengan proses yang pendek.

3.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan prosedur operasional standar dilakukan oleh pihak pengelola kawasan sehingga proses pengelolaan dapat berjalan dengan lebih efektif.

(17)

17

4

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

4.1 Pencatatan Aset Kantor a. Tujuan

Pencatatan aset ditujukan untuk mempermudah dalam melakukan penulisan dalam pemeliharaan, penyimpanan dan peminjaman aset yang dimiliki oleh pengelola.

b. Ruang Lingkup

Pencatatan aset melingkupi pemberian kode kepada fasilitas maupun infrastruktur yang ada di kantor. Hal ini memberikan kemudahan pengelolaan aset yang dimiliki oleh pengelola.

c. Alat dan Bahan

 Form Pencatatan Aset d. Prosedur

1. Pengelola melakukan pengelompokan antara Fasilitas dan Infrastruktur 2. Untuk Fasilitas diberikan kode masing-masing, misalkan untuk Fasilitas

selam seperti Tank SCUBA diberikan Kode A.

3. Sama halnya dengan Infrastruktur kantor juga diberikan kode namun jika sudah ada penomeran, maka dirasakan tidak perlu dilakukan pengkodean. 4. Pengelola menuliskan didalam buku Inventarisasi Pencatatan Aset

5. Buku inventarisasi pencatatan disimpan oleh pengelola.

6. Untuk barang tertentu/ khusus dengan pertanggungjawaban pribadi membutuhkan berita acara.

4.2 Pemeliharaan Fasilitas Kantor a. Tujuan

Pemeliharaan Fasilitas kantor memiliki tujuan mengurangi resiko terhadap kerusakan fasilitas yang diakibatkan oleh penggunaan atau penyimpanan dalam waktu tertentu.

(18)

18 b. Ruang Lingkup

Dalam pemeliharaan perlu dilakukan pengecekan kondisi fasilitas yang ada baik digunakan ataupun tidak. Jika dalam waktu pengecekan terjadi kerusakan pada fasilitas maka dilakukan pelaporan kerusakan .

c. Alat dan bahan

 List kondisi Fasilitas Kantor  Berita acara kerusakan d. Prosedur

1. Mengambil list Fasilitas Kantor di Koordinator Wilker 2. Melakukan pengisian List Fasilitas yang akan di cek 3. Melakukan pengecekan fasilitas

4. Melakukan perawatan fasilitas kantor yang meliputi :

 Perawatan ringan dapat dilakukan oleh teknisi Wilker sedangkan  Perawatan berat dapat melibatkan tenaga teknisi yang profesional 5. Melaporkan kepada koordinator wilker

6. Jika dalam pengecekan terdapat kerusakan, maka dilakukan pembuatan berita acara kerusakan

7. Pengecekan aset dilakukan setiap 6 bulan sekali

8. Meminta pengesahan berita acara kepada Koordinator Wilker

9. Pelaporan Aset yang rusak atau hilang ke pihak otoritas berupa berita acara

4.3 Pemeliharaan Infrastruktur Kantor a. Tujuan

Pemeliharaan bertujuan untuk menjaga kondisi Infrastruktur yang sudah ada. b. Ruang Lingkup

Pemeliharaan mencakup Pengecekan kondisi secara berkala dan pelaporan kerusakan terhadap infrastruktur

c. Alat dan Bahan

 List Kondisi Infrastruktur  Berita acara kerusakan

(19)

19 d. Prosedur

1. Petugas mengambil form kondisi Infrastruktur di koordinator wilker 2. Petugas melakukan pengecekan kondisi dan melakukan pengisian form

penecekan kondisi aset

3. Petugas Melakukan pemeliharaan/ perawatan infrastruktur kantor yang meliputi :

 Perawatan ringan dapat dilakukan oleh teknisi Wilker sedangkan  Perawatan berat dapat melibatkan tenaga teknisi yang profesional 4. Petugas melaporkan kembali kepada koordinator wilker untuk

menyimpan dokumen yang ada dan nantinya agar bisa dipergunakan untuk pengecekan berikutnya

5. Jika dalam pengecekan terdapat kerusakan atau kehilangan, maka petugas membuat berita acara kehilangan/ kerusakan

6. Petugas Meminta Pengesahan berita acara Kepada Kantor

7. Melaporkan kepada kepala gudang tentang apa yang sudah dilaksanakan 8. Pelaporan Aset yang rusak atau hilang ke pihak otoritas berupa berita

acara

4.4 Penyimpanan Fasilitas Kantor a. Tujuan

Tujuannya adalah Memberikan penanganan dalam penyimpanan fasilitas yang dimiliki oleh pengelola

b. Ruang Lingkup

Salah satu yang dilakukan dalam penyimpanan aset kepemilikan yakni pengecekan dan pembersihan aset yang telah dipinjam atau dipakai.

c. Alat dan Bahan

 List Fasilitas kantor

 Berita Acara kerusakan/kehilangan d. Prosedur

1. Sebelum dilakukan penyimpanan dilakukan proses pengecekan dan pembersihan terlebih dahulu. Contohnya adalah membersihkan kamera underwater. Kamera dicuci terlebih dahulu untuk membersihkan sisa air garam yang ada.

(20)

20 2. Setelah itu dilakukan perlakuan khusus kepada barang yang sifatnya mudah

pecah atau mudah rusak. Misalkan menaruh kamera pada laci dengan membungkusnya kembali dan memberikan pelindung.

3. Membuat berita Kerusakan/ Kehilangan jika ada yang mengalami kerusakan.

4. Melaporkan kepada Koordinator Wilker atas berita acara yang telah dibuat 5. Pelaporan Aset yang rusak atau hilang ke pihak otoritas berupa berita

acara

4.5 Penyimpanan Infrastruktur Kantor a. Tujuan

Menjaga aset agar tertata rapi dan penggunaannya tahan lama b. Ruang Lingkup

Penyimpanan mencakup pengecekan dan pembersihan infrastruktur kantor yang sudah terpakai.

c. Alat dan Bahan

 list infrastruktur kantor

 berita acara kerusakan dan kehilangan d. Prosedur

1. Pengambilan form pengecekan infrastruktur kantor di koordinator wilker 2. Dilakukan pengecekan dan penataan terhadap fasilitas kantor

3. Dilakukan pelaporan hasil

4. Pembuatan berita acara jika terdapat kerusakan atau kehilangan 5. Pelaporan kepada kepala kantor atas berita acara yang dibuat

6. Pelaporan Aset yang rusak atau hilang ke pihak otoritas berupa berita acara.

4.6 Peminjaman Fasilitas Kantor a. Tujuan

Memudahkan dalam Pengelolaan aset yang dipinjam b. Ruang Lingkup

Peminjaman fasilitas mencakup peminjaman semua fasilitas yang dipinjam oleh pikah luar atau pihak dalam

(21)

21 c. Alat dan Bahan

 List Fasilitas Kantor

 Form Peminjaman Fasilitas

 Berita acara kerusakan/ kehilangan d. Prosedur

1. Mengajukan surat permohonan peminjaman ke pihak kupang

2. Dalam proses peminjaman fasilitas kantor dilakukan pengisian nota penyewaan oleh peminjam.

3. Dilakukan pengecekan kondisi awal dari fasilitas yang akan dipinjam. pengecekan alat misalkan untuk peminjaman kamera maka hal pertama yang dicek adalah kondisi kamera baik batrai, ring karet, memori, kondisi silica jell, Kode barang dan cashing kamera.

4. Setelah semuanya dilakukan dan nota peminjaman telah ditanda tangani oleh petugas, Koordinator dan peminjam maka barang boleh dipinjam. 5. Ketika dikembaikan maka dilakukan pengecekan kembali berdasarkan

pengecekan awal. ini bertujuan untuk melihat ada atau tidak kerusakan yang terjadi pada barang yang dipinjam.

6. Dilakukan proses penyimpanan

7. Dilakukan penandatanganan nota pengembalian oleh petugas

8. Setelah itu dilakukan penyimpanan pada tempat yang telah disediakan. 9. Dilakukan pelaporan berdasarkan apa yang sudah dilakukan kepada

koordinator wilker

10.Pelaporan Aset yang rusak atau hilang ke pihak otoritas berupa berita acara

4.7 Peminjaman Infrastruktur Kantor a. Tujuan

Memberikan pengaturan terhadap peminjaman atas aset yang dimiliki oleh pengelola sehingga lebih tertata dan teratur

b. Ruang Lingkup

Mencakup peminjaman aset tertentu yang dilakukan oleh lembaga atau kelompok

(22)

22 c. Alat dan Bahan

 List Infrastruktur  Form Peminjaman

 Berita Acara Kerusakan/ kehilangan d. Prosedur

1. Mengajukan surat peminjaman ke kupang

2. Dalam proses peminjaman fasilitas kantor dilakukan pengisian nota penyewaan oleh peminjam.

3. Dilakukan pengecekan kondisi awal dari barang yang akan dipinjam. pengecekan alat misalkan untuk peminjaman kamera maka hal pertama yang dicek adalah kondisi kamera baik batrai, ring karet, memori, kondisi silica jell, Kode barang dan cashing kamera.

4. Setelah semuanya dilakukan dan nota peminjaman telah ditanda tangani oleh petugas, Koordinator dan peminjam maka barang boleh dipinjam. 5. Ketika dikembaikan maka dilakukan pengecekan kembali berdasarkan

pengecekan awal. ini bertujuan untuk melihat ada atau tidak kerusakan yang terjadi pada barang yang dipinjam.

6. Dilakukan proses penyimpanan

7. Dilakukan penandatanganan nota pengembalian oleh petugas

8. Setelah itu dilakukan penyimpanan pada tempat yang telah disediakan. 9. Dilakukan pelaporan berdasarkan apa yang sudah dilakukan.

10.Pelaporan Aset yang rusak atau hilang ke pihak otoritas berupa berita acara

4.8 Pelaporan a. Tujuan

Memberikan informasi terhadap unit pengelola atas kondisi aset yang dimiliki oleh pengelola.

b. Ruang Lingkup

Mencakup pelaporan / berita acara c. Alat dan Bahan

 Berita acara  Nota serah terima

(23)

23 d. Prosedur

1. Petugas meminta persetujuan kepada koordinator wilker sesuai dengan yang akan dilaporkan

2. Koordinator wilker melakukan pengiriman file ke unit pengelola di kupang atau bisa menunjuk staf wilker untuk mengirimkan file.

(24)

24

5

PENDANAAN

5.1 Pendanaan

Pendanaan terhadap pemeliharaan aset kantor secara umum diberikan oleh pihak unit pengelola yang ada di kupang. Wilker TWP gili matra dalam hal ini hanya menyusun anggaran selebihnya berada di BKKPN Kupang.

5.2 Sumber Dana

Sumber dana pengelolaan bersumber dari APBN yang sesuai dengan anggaran yang diminta oleh unit pengelola di masing-masing kawasan.

5.3 Prosedur Pendanaan

Unit pengelola (Wilker) membuat suatu rancangan pendanaan yang nantinya akan diajukan kepada pihak BKKPN Kupang.

(25)

25

6

PELAPORAN DAN EVALUASI

6.1 Jenis Laporan

Jenis laporan yang dihasilkan dalam SOP ini dapat berupa laporan tertulis ataupun lisan kepada koordinator wilker TWP Gili Matra.

6.2 Isi Laporan

Isi dari laporan berupa form ceklist dan atau nota

6.3 Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap 6 bulan oleh koordinator wilker dan nantinya akan dilaporkan kepada pihak BKKPN Kupang sebagai bahan penentuan kebijakan pada tahun berikutnya.

(26)

26

7

PENUTUP

Prosedur Oprasional Standar Fasilitas dan infrastruktur disusun sebagai acuan dalam mengelola aset berupa fasilitas dan Infrastruktur yang dimiliki.Sehingga pengelolaan kawasan konservasi perairan Taman Wisata Perairan Gili Matra bisa berjalan lebih baik. Demikian POS Fasilitas dan Infrastruktur ini kami susun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya demi keberlanjutan pengelolaan kawasan konsrvasi TWP Gili Matra.

(27)

27

Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi

Sumberdaya Ikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

Nusa Tenggara Barat. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No.3

Tahun 2010.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.16/

MEN/2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.17/MEN/ 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.02/MEN/2009 Tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan

Konservasi Perairan.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Lombok Tengah 2005 2025. Pemerintah daerah Kabupaten

Lombok tengah. Download file dari www.lomboktengahkab.go.id

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah. 2011. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 20112015. Pemerintah daerah

Kabupaten Lombok Tengah. Download file dari www.lomboktengahkab.go.id

Peraturan Bupati Lombok Tengah dalam Lembaran Berita Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Laut

Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

Rodney V. Salm. 1982. Marine and Coastal Protected Area : A Guide For Planners and

Managers.International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. Gland, Switzerland.

Suharsono, 2004.Jenis-jenis Karang di Indonesia.Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.

Jakarta.

Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

(28)

28

Lampiran

lampiran 1. Contoh Form Pencatatan Aset Kantor dan Contoh List Kondisi Aset Kantor

a. Fasilitas Kantor

No Nama Barang Kode Barang

Keterangan

*(berisi asal barang, tanggal pembelian) 1 Kesekretariatan A

- Mouse A01 BKKPN Kupang/ 12 Maret 2012

2 Alat monitoring B

- Masker B01 BKKPN Kupang/ 12 Maret 2012

b. Infrastruktur Kantor

No Nama Barang Kode Infrastruktu

r

Keterangan

*(berisi asal barang, tanggal pembelian)

1 Gedung Kantor I BKKPN Kupang/ 1 Januari 2011 2 Papan Nama Kantor II BKKPN Kupang/ 12 April 2012

(29)

29 Lampiran 2. Contoh List Kondisi Aset Kantor

a. Fasilitas kantor

No Kode Fasilitas Nama Barang Kondisi (√) Jumlah Baik Rusak 1 A01 Mouse √ 1 2 B01 Masker √ 1 b. Infrastruktur Kantor No Kode Infrastruk tur

Nama Barang Kondisi (√) Jumlah Baik Rusak

1 I 01 Pagar √ 1

(30)

30 lampiran 3. Contoh Lembar Berita Acara

Berita Acara

*) KEHILANGAN/ KERUSAKAN

Pada hari…. tanggal….. bulan…. tahun…. bertempat di kantor BKKPN Wilker TWP Gili Matra setelah dilakukan pengecekan telah terjadi *) Kehilangan/Kerusakan berupa:

No Nama Barang/ Fasilitas

Kerusakan/ Kehilangan Jumlah Pelapor

1 Masker Hilang karena hanyut 1 Riki

Demikian surat berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bangsal, …/…./….*(tgl/Bln/Thn)

Pelapor Koordinator Satuan Kerja

(31)

31 lampiran 4. Contoh Form Peminjaman

LEMBAR PERMOHONAN PEMINJAMAN INVENTARIS KANTOR Nama Peminjam : Haerul Azmi

Keperluan : Peminjaman Alat SCUBA Set (komplit) untuk melakukan monitoring karang di Taked Segaluh

Mengajukan Permohonan N

Tanggal Nama Barang/ Kode Barang

Jumlah Kondisi awal Kondisi akhir 1 12 Mei 2013 Tabung/ B02 2 Baik

2 BCD/ B04 2 Baik

3 Regulator/B07 2 Sedang

4 Skin dive/B09 4 Baik

Bangsal, (tgl/bln/thn) Petugas Peminjam TTD Hajrin Sani TTD Haerul Azmi Disetujui Ditolak Responsible person TTD Ayatullah

(32)

32 Lampiran 5. Contoh Buku Peminjaman Aset Kantor

BUKU

No Kode Aset Nama Barang Keterangan Peminjam

1 C01 Buku Pengarang, tahun

terbit, judul buku penerbit

(33)

33 Lampiran 6. Contoh Nota Peminjaman dan Pengembalian

NOTA PEMINJAMAN Nomor : BMN-P. 28.1 /BKKPN/ /2014

Telah diterima dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Balai KKPN)

No. Nama Barang Jumlah Keterangan

Barang tersebut dipinjam pada :

Hari / tanggal : / - 2014

dan akan dikembalikan ke Petugas Penyimpan BMN Balai KKPN:

Hari / tanggal : / - 2014

dengan keadaan barang seperti semula pada waktu peminjaman.

Mengetahui Kasubbag TU

Dra. Rostina Abbas

NIP. 19610810 198603 2 017 Penanggung Jawab SIMAK-BMN Edy Hartono NIP. 19920601 201012 1 002 Kupang, 2014 Peminjam

(34)

34 Lampiran 7. Contoh Nota Pengembalian

NOTA PENGEMBALIAN Nomor : BMN-K. /BKKPN/ /2014

Telah dikembalikan kepada Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Balai KKPN)

No. Nama Barang Jumlah Keterangan

Barang tersebut dipinjam pada :

Hari / tanggal : / - 2014

dan telah dikembalikan ke Petugas Penyimpan BMN Balai KKPN:

Hari / tanggal : / - 2014

dengan keadaan barang seperti semula pada waktu peminjaman.

Mengetahui Kasubbag TU

Dra. Rostina Abbas

NIP. 19610810 198603 2 017 Penanggung Jawab SIMAK-BMN Edy Hartono NIP. 19920601 201012 1 002 Kupang, 2014 Peminjam

(35)

35 Lampiran 8. Contoh Surat Izin

No :

Lampiran :

Perihal : Peminjaman

Kepada

Yth. Kepala BKKPN Kupang Di __

Sehubungan dengan diadakannya acara ... pada tanggal... bulan... tahun..., maka kami bermaksud meminjam Fasilitas berupa...

Demikian surat peminjaman ini kami buat, besar harapan kami untuk dapat bekerjasama demi terlaksananya kegiatan ini.

Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Tanjung, (tgl/bln/thn)

(36)

36 Lampiran 9. Daftar Cheklist Perlakuan

No Kode aset/ Bentuk Perlakuan Cheklist

1 A001/ Masker Pembersihan √

Penyimpanan di gudang

Pemberian bedak √

Pemberian anti foging √ Peneraan Tabung Pencucian √ Pengeringan √ Penyimpanan di kotak √ Penyimpanan di rak/laci Dls

Gambar

Gambar 1.  Alur POS Fasilitas dan Infrastruktur

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dibuat sistem pakar menggunakan forward chaining dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF) atau faktor kepastian untuk identifikasi bentuk

Serangkaian kegiatan dalam cara pembibitan merupakan kesatuan teknis yang saling berkaitan untuk dapat menghasilkan ternak yang sesuai dengan harapan.Penerapan GBP aspek

3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung. Peratuaran Menteri Pendidikan

Pemeliharaan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah agar dapat dimanfaatkan dalam jangka

Belanja Pemeliharaan Bangunan, Taman dan Sarana

Adapun penetapan harga yang diperbolehkan, bahkan diwajibkan, adalah ketika terjadinya pelonjakan harga yang cukup tajam disebabkan oleh ulah para pedagang

dicanangkan sejak tahun 2002 lalu, dengan tujuan utama Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara pada Tahun 2016 mencapai target sebesar US$ 3,000 per kapita per

Di dalam kasus ini, Jepang secara langsung telah melakukan perjanjian internasional dengan suatu organisasi internasional yaitu International Whaling commission (IWC) sehingga