• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS FULL DAY SCHOOL DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI SD INTEGRAL HIDAYATULLAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS FULL DAY SCHOOL DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI SD INTEGRAL HIDAYATULLAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS FULL DAY SCHOOL

DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA

DI SD INTEGRAL HIDAYATULLAH SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

TRI OKTAVIANI

NIM: 111-12-137

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(2)

EFEKTIVITAS FULL DAY SCHOOL

DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA

DI SD INTEGRAL HIDAYATULLAH SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

TRI OTAVIANI

NIM: 111-12-137

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(3)
(4)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. TentaraPelajar 02 Telp.(0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : -

Hal : Naskah Skripsi Saudara Tri Oktaviani

Kepada:

Yth. Dekan FTIK Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Tri Oktaviani NIM : 111-12-137

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga.

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

(5)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. TentaraPelajar 02 Telp.(0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

SKRIPSI

EFEKTIVITAS FULL DAY SCHOOL DALAM PEMBENTUKAN

AKHLAK SISWA DI SD INTEGRAL HIDAYATULLAH SALATIGA

DISUSUN OLEH

TRI OKTAVIANI

NIM: 111-12-137

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji:

Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. __________________

Sekretaris Penguji : Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. __________________ Penguji I : Mufiq, M.Phil. __________________

Penguji II : Drs. Badwan, M.Ag. __________________

Salatiga, 24 Maret 2017 Dekan FTIK IAIN Salatiga

(6)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. TentaraPelajar 02 Telp.(0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721

Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tri Oktaviani

NIM : 111-12-137

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 06 Maret 2017 Penulis

(7)

MOTTO











Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan (al Baqarah: 286)

Gagal Itu Biasa.

Terus Berusaha....Itu Yang Luar Biasa!!!! (penulis)

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang tiada lelah mengarahkan putrimu ini, yang

senantiasa memberikan dukungan, semangat, serta do‟a yang tulus

sehingga putrimu dapat menyelesaikan studi.

2. Kakakku tersayang, mas Krismanto Al Rosyid, terimakasih untuk motivasi dan arahannya serta bantuan moril beserta materiilnya. Karena beliaulah aku bisa duduk di bangku kuliah, merasakan pendidikan yang luar biasa di masa-masa kuliah, serta tahu bagaimana perjuangan hidup itu. Karena syarat yang beliau ajukan jugalah akhirnya aku harus tetap berjuang hingga dapat menyelesaikan studi ini.

3. Mbak Yafisa Woro Hesti, mbak Naskah Mila Nurbaya, serta mas Nur Jayadi terimakasih banyak atas nasihat serta dukungannya, karena belajar dari pengalaman kalianlah aku bisa seperti ini.

4. Imamku yang terkasih, M. Basyir Ali Muthohar yang senantiasa setia dan sabar membimbing, mengarahkan, memberikan dukungan, motivasi, kasih sayang, memberikan bantuan secara moril dan materiil, serta selalu mendoakanku hingga aku berhasil menyelesaikan studi ini. Terimaksih banyak duhai imamku.

(9)

6. Terimakasih penulis sampaikan kepada Mas Sabiq, dan teman karibku Mbak Zafi untuk segala motivasi, bimbingan bahkan sampai berkenan meminjami buku, dan meminjami laptop.

7. Rekan-rekan saat PPL, KKL, dan KKN yang berjuang bersama dalam suka dan duka untuk menyelesaikan tugas.

(10)

KATA PENGANTAR

ميحّرلا نحمّرلا للها مسب

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWTatas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun masih jauh dari sempurna. Shalawat dan salam, semoga senantiasa tercurah limpah kepada Nabi Agung Muhammad Saw.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pedidikan Agama Islam. 4. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan selama kuliah.

6. Bapak/Ibu dosen dan seluruh karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan pelayanan kepada penulis.

(11)

8. Seluruh siswa-siswi SD Integral Hidayatullah Salatiga yang telah menginspirasi dan memotivasi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 9. Suamiku, orang tuaku beserta seluruh keluargaku yang telah mendo‟akan

dan membantuku dalam menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik yang telah beliau-beliau berikan, menjadi ladang amal dan mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat hamdalah karena skripsi ini dapat terselesaikan meskipun belum sempurna, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Salatiga, 06 Maret 2017 Penulis

(12)

ABSTRAK

Oktaviani, Tri. 2017. Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga. Skripsi. JurusanPendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd

Kata Kunci: Efektivitas, Full Day School, dan Akhlak.

Latar belakang penelitian ini adalah semakin hilangnya nilai-nilai agama, semakin deras arus pergeseran dan kemerosotan moral yang menimbulkan kegelisahan masyarakat, sehingga lembaga pendidikan sebagai penanggung jawab dalam memberikan pendidikan, menjaga dan memperkokoh moral bangsa harus mampu meningkatkan mutu dari pendidikan, salah satunya dengan penyelenggaraan belajar sehari penuh (full day school), dalam program ini tidak hanya memberi pengetahuan saja tetapi juga memberikan pendalaman tentang agama sebagai media pembentukan akhlak. SD Integral Hidayatullah Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berusaha meningkatkan mutu pendidikan dengan menyelenggarakan full day schoolsebagai media pembentukan akhlak. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)Bagaimana pelaksanaan full day school di SD Integral Hidayatullah Salatiga. (2)Bagaimana efektivitas full day school dalam pembentukan akhlak siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer adalah siswa-siswi yang mengikuti full day school

di SD Integral Hidayatullah Salatiga. Pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan cara mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... I

LEMBAR BERLOGO... Ii

PERSETUJAN PEMBIMBING... Iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... Iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... V

MOTTO... Vi

PERSEMBAHAN... Vii

KATA PENGANTAR ... Ix

ABSTRAK... Xi

DAFTAR ISI... Xiii

DAFTAR TABEL... Xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... Xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian…….………... 5

D. Kegunaan Penelitian....……… 5

E. Penegasan Istilah..…...……… 6

F. Metode Penelitian……….... 8

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian....……….... 8

2. Kehadiran Peneliti...……… 9

(14)

4. Subjek Penelitian...……….... 10

5. Sumber Data...……… 11

6. Metode Pengumpulan Data...……… 7. Analisis Data...……… 8. Pengecekan Keabsahan Data...…...……… 9. Tahap-Tahap Penelitian...……… G. Sistematika Penulisan...…...………...……… 12 14 15 16 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA……….... 19

A. Sistem Full Day School...………. 19

1. Pengertian Full Day School..……… 19

2. Tujuan Full Day School………..……….. 20

3. Kurikulum Full Day School……….. 21

4. Faktor Penunjang dan Penghambat Full Day School…… 21

B. Pembentukan Akhlak………..………... 23

1. Pengertian Pembentukan Akhlak ………. 23

2. Pembagian Akhlak dalam Islam...………... 26

3. Tujuan Pembentukan Akhlak ………...…. 29

4. Metode Pembentukan Akhlak...………... 30

5. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak...…...……… 32

C. Penelitian yang Relevan...……….. 34

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN... 37

A. Sejarah Singkat SD Integral Hidayatullah Salatiga ……... 37

(15)

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah...………... 38

4. Struktur Organisasi Sekolah...…...……… 40

5. Data Sekolah...…...……… 40

6. Kurikulum Sekolah...…...……… 45

B. Pelaksanaan Full Day School dalam Pembentukan Akhlak... 46

C. Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak... 51

BAB IV PEMBAHASAN...………...…… 54

A. Pelaksanaan Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga……… 54

1. Tujuan Pelaksanaan Full Day School di SD Integral Hidayatullah Salatiga..………..… 54

2. Kurikulum Full Day School di SD Integral Hidayatullah Salatiga………...………..…... 55

3. Indikator Capaian dari Pelaksanaan Full Day School di SD Integral Hidayatullah Salatiga…………...……..… 55

4. Proses Pelaksanaan Full Day School di SD Integral Hidayatullah Salatiga..………..… 56

5. Metode Full Day School di SD Integral Hidayatullah Salatiga………...………..…... 62

6. Sarana Prasarana Pelaksanaan Full Day School di SD Integral Hidayatullah Salatiga…………...……..…... 63

(16)

8. Faktor Penunjang dan Penghambat Full Day School di

SD Integral Hidayatullah Salatiga………... 66

B. Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga...……..…... 67

1. Kurikulum yang Mendukung...………. 67

2. SDM dari Pendidik yang Mumpuni...…...………... 67

3. Sarana Prasarana dan Fasilitas yang Kontributif... 68

4. Metode yang Sesuai...………... 68

5. Lingkungan yang Kondusif...…...……… 69

6. Wali Siswa yang Mendukung... 69

7. Akhlak yang Terbentuk...……… BAB V PENUTUP... 70 72 A.Kesimpulan………... 72

B.Saran………... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: 3.1 Data Guru SD Integral Hidayatullah Salatiga ...40

Tabel 2: 3.2 Data Siswa SD Integral Hidayatullah Salatiga ...42

Tabel 3: 3.3 Data Siswa Kelas Madin ...43

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nilai SKK

2. Lembar Penunjukan Pembimbing 3. Lembar Konsultasi

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpredikat sebagai lembaga pendidikan, berarti memiliki tanggung jawab yang besar yakni tidak hanya dituntut dapat memberikan pendidikan saja, melainkan juga mampu menjaga dan memperkokoh moral bangsa. Selain itu pengembangan kepribadian dan akhlak anak merupakan salah satu tugas pokok bagi lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan merupakan suatu jasa pendidikan serta proses pelayanan untuk mentransfer pengetahuan, sikap dan perilaku-perilaku yang baik. Sebab kemajuan bangsa dimasa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi oleh sektor pendidikan, dengan bantuan pendidikan setiap individu akan dapat berkembang menjadi lebih baik. Lewat pendidikan pula semua orang mengharapkan agar semua bakat dan kemampuan serta perilaku yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal (Hamalik, 2008: 26).

(20)



Artinya:“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

mereka itu dapat menjaga dirinya.

Ayat di atas memberikan pengertian kepada kita bahwa dalam ajaran Islam terdapat perintah untuk pendidikan agama, baik dari keluarga maupun dari orang lain. Sehingga orang tua atau keluarga sebagai penentu utama pendidikan seharusnya dapat menentukan pendidikan yang terbaik untuk anaknya yaitu yang memiliki muatan lebih tentang keagamaan.

(21)

pemahaman dan penghayatan terhadap akhlak, semakin hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan dan semakin deras arus pergeseran atau dekadensi moral yang terjadi dikalangan masyarakat secara umum serta hilangnya loyalitas terhadap Islam (Mahmud, 2004: 62).

Selain itu, peran aktif dan kreatif guru sangat dituntut untuk dapat menunjang pembelajaran agama sebagai media pembentukan akhlak peserta didik, semua itu dapat dilakukan melalui keteladanan dan praktek nyata di lingkungannya (sekolah). Tanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan datang harus dipikirkan dan direncanakan secara matang oleh seorang guru beserta orang tua agar terlahirlah generasi yang unggul, yakni generasi yang berprestasi sekaligus berakhlak mulia.

Saat ini banyak sekali lembaga pendidikan yang mengadakan program belajar sehari penuh bagi peserta didiknya atau yang sering dikenal dengan sebutan full

day school. Program ini bertujuan untuk membina akhlak dan membentuk

kepribadian yang baik pada peserta didiknya. Dalam program tersebut tidak hanya memberi pengetahuan saja akan tetapi juga disertai pembentukan akhlak agar peserta didik terbiasa melakukan perilaku-perilaku yang baik dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Full day school adalah salah satu program unggulan yang dirintis oleh beberapa

(22)

kehidupan yang mandiri, menumbuhkan sikap kebersamaan dan kesadaran beribadah serta sikap positif lainnya yang dapat menjadikan mereka lebih baik. Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Salatiga merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengintegrasikan ilmu, amal, dan keikhlasan yakni menumbuhkan potensi ruhiyah, aqliyah, dan jasadiyah. Yang menerapkan kurikulum integral berbasis tauhid yaitu mengintegrasikan nilai-nilai tauhid kedalam kegiatan pembelajaran, dan menjadikan program full day school sebagai media dalam mewujudkan kurikulum tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian secara

mendalam tentang “Efektivitas Full Day School dalam Pembentukan Akhlak

Siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga.”

B. Rumusan Masalah

Mengingat luasnya masalah, penelitian ini difokuskan pada sistem pembelajaran

full day school di SD Integral Hidayatullah Salatiga.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan full day school dalam pembentukan akhlak siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga?

(23)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan full day school dalam pembentukan akhlak siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga.

2. Untuk mengetahui efektivitas full day school dalam pembentukan akhlak siswa di SD Integral Hidayatullah Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

a. Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran, khususnya bagi sekolah yang menerapkan full day school.

2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan teoritis dalam mengintegrasikan pembentukan akhlak dalam penerapan full day school.

b. Praktis

1) Bagi Peneliti

Untuk menambah cakrawala berpikir dan memperluas pengetahuan serta mendapat pengalaman praktis selama proses penelitian.

2) Bagi Guru

(24)

3) Bagi Kepala Sekolah

Sebagai masukan dalam meningkatkan intensitas supervisi dan pengambilan keputusan dalam mengintegrasikan pembentukan akhlak melalui penerapan full day school.

4) Bagi Kemenag

Sebagai rujukan dalam menentukan kurikulum pendidikan.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salahnya persepsi dan memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu:

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata “efektif” yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefiniskan efektivitaas

sebagai berikut: “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan

(25)

2. Full Day School

Kata Full Day School berasal dari bahasa Inggris, full artinya penuh,

day artinya hari, dan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 2010: 259). Jadi pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 07.00-15.30. Dengan demikian sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.

3. Pembentukan Akhlak

Pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk akhlak anak, dengan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia, termasuk akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat (Nata, 2013: 133).

4. Sekolah Dasar (SD) Integral Hidayatullah Salatiga

(26)

lembaga pendidikan yang berbeda dengan sekolah dasar pada umumnya yang menyelenggarakan program unggulan yaitu full day school. Dimana melalui full day school tersebut diharapkan mampu membentuk akhlakul karimah (akhlak mulia) siswa sebagai wujud aplikasi kurikulum sekolah.

F. Metode Penelitian

Metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010: 24).

Metodologi di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis, 2002: 24). Adapun komponen dalam metode penelitian ini adalah:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

(27)

merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan, atau suatu wilayah tertentu. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan (Arikunto, 2010: 3).

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah pendekatan psikologi, maksudnya adalah pendekatan yang meliputi aspek-aspek kejiwaan yang ada dalam pribadi anak. Pendekatan ini mencoba meneliti dan mempelajari sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan seseorang.

Dalam penelitian ini dideskripsikan peneliti dengan memperhatikan semua peristiwa yang terjadi dan selalu berusaha mengungkap kesadaran dari subjek penelitian. Pendekatan ini digunakan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana efektivitas full day school dalam pembentukan akhlak siswa SD Integral Hidayatullah Salatiga.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti merupakan instrumen yang paling penting dalam penelitian kualitatif. Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan salah satu instrumen yang secara langsung mengamati, mewawancarai, dan mengobservasi objek yang diteliti.

(28)

di SD Integral Hidayatullah Salatiga. Selain itu, kehadiran peneliti juga diketahui oleh lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai objek penelitian secara formal melalui surat ijin tertulis dari lembaga pendidikan peneliti (IAIN Salatiga).

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Integral Hidayatullah Salatiga. Penulis mengambil lokasi penelitian di SD Integral Hidayatullah Salatiga karena sekolah ini berbeda dengan sekolah-sekolah yang lain, yakni melaksanakan pembelajaran dengan nilai-nilai keIslaman dan menjadikan

full day school sebagai media alternatif dalam mewujudkan kurikulum

integral berbasis tauhid.

4. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa-siswi full day school SD Integral Hidayatullah Salatiga. Penelitian ini tidak menggunakan responden tetapi memilih informan karena pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Informan dalam penelitian ini berasal dari:

a. Kepala Sekolah SD Integral Hidayatullah Salatiga, yaitu orang yang mengatur dan mengontrol berjalannya proses pembelajaran dalam full day school.

(29)

c. Guru kelas full day school SD Integral Hidayatullah Salatiga, yaitu sebagai pengganti orang tua peseta didik di sekolah sehingga mengetahui dengan betul perkembangan dan keadaan peserta didik selama di sekolah.

d. Orang tua siswa-siswi SD Integral Hidayatullah Salatiga, sebagai pengawas perkembangan perilaku peserta didik saat berada di luar sekolah.

e. Siswa-siswi SD Integral Hidayatullah Salatiga. Dalam penelitian ini siswa dan siswi yang mengikuti full day school merupakan subjek utama dalam penelitian ini.

5. Sumber Data

Setiap penelitian memerlukan data karena data merupakan sumber informasi yang memberikan gambaran utama tentang ada tidaknya masalah yang akan diteliti (Afifudin dan Saebani, 2009: 117).

Dilihat dari segi sumber perolehan data, atau dari mana data tersebut berasal secara umum dalam penelitian dikenal ada dua jenis data, yaitu data sekunder dan data primer.

(30)

Sedangkan data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Jenis data ini sering juga disebut data eksternal. Dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang terkait dengan SD Integral Hidayatullah Salatiga. (Teguh, 2001: 121-122).

6. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik atau metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam pelaksanaannya digunakan teknik pengamatan langsung yaitu teknik pengumpulan data, dimana peneliti mengadakan pengamatan yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2008: 145).

Penelitian menggunakan metode observasi untuk mengetahui secara langsung apa yang terdapat di lapangan tentang keefektifan

full day school dalam pembentukan akhlak di SD Integral

Hidayatullah Salatiga.

b. Wawancara

(31)

dilakukan dengan bentuk tanya jawab secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian (Rimbun dan Efendi, 1995: 192). Dengan wawancara ini kreativitas pewawancara sangat diperlukan. Pewawancara bertujuan untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan

full day school dalam pembentukan akhlak di SD Integral

Hidayatullah Salatiga. Dalam penelitian ini yang menjadi informan atau yang diwawancarai dalam proses pembentukan akhlak siswa adalah Kepala Sekolah SD Integral Hidayatullah Salatiga, Waka Diniyyah SD Integral Hidayatullah Salatiga, guru atau wali kelas, wali murid atau orang tua, dan siswa-siswi yang mengikuti full

day school.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data sehingga menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2010: 221). Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dokumen sekolah seperti data tentang sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi, data guru dan siswa, visi dan misi sekolah, kurikulum sekolah, data sarana prasarana serta proses palaksanaan pembelajaran full day school di SD Integral Hidayatullah Salatiga.

7. Analisis Data

(32)

lapangan dan dokumen dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori dan menjabarkan dalam unit-unit kemudian disusun dalam pola data yang penting, setelah itu disimpulkan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Untuk menganalisis data yang diperoleh, penyusun menggunakan analisis deskriptif yang dikembangkan oleh Milles dan Hubberman dengan tiga langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2008: 26):

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan, sehingga menjadi lebih fokus sesuai dengan obyek penelitian. Reduksi data berlangsung selama proses penelitian sampai tersusunnya laporan akhir penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data terdiri dari sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam skripsi ini merupakan penggambaran seluruh informasi tentang efektivitas full day school

(33)

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Setelah analisis dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan masalah yang telah ditetapkan oleh penulis. Dari hasil pengolahan dan penganalisisan data ini kemudian diberi interpretasi terhadap masalah yang akhirnya digunakan oleh penulis sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

8. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan teknik “triangulasi”, yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi bisa dilaksanakan dengan cara (Moleong, 2002: 178) yaitu :

a. Check Recheck, dengan hal ini dilakukan dengan pengulangan kembali terhadap informasi yang diperoleh.

b. Cross Checking, dalam hal ini dilakukan checking antara metode pengumpulan data yang diperoleh, misalnya dari data wawancara dipadukan dengan observasi,kemudian dipadukan dengan dokumen dan sebaliknya, sehingga ditemukan data yang valid dan sesuai kenyataan.

9. Tahap-tahap Penelitian

(34)

a. Pra Lapangan

Tahap pra lapangan meliputi menyusun rancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, menghubungi lokasi penelitian, mengurus perijinan, penelusuran awal, dan menilai keadaan lapangan penelitian, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan yang menyangkut persoalan etika penelitian.

b. Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan meliputi memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian serta pencatatan data.

c. Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan. Peneliti menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman yaitu mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.

d. Penulisan Hasil Laporan

Dalam tahap ini, penulis menuangkan hasil penelitian secara sistematis sehingga dapat dipahami dan diikuti alurnya oleh pembaca.

(35)

Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, dan halaman daftar lampiran.

Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan memuat latar belakang masalah, fokus penelitian dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Kajian pustaka dijelaskan tentang kajian tentang sistem full day scool, kajian tentang pembentukan akhlak, dan kajian tentang penelitian yang relevan. Bab III: Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang gambaran data yang meliputi sejarah singkat SD Integral Hidayatullah Salatiga, pelaksanaan full day

school dalam pembentukan akhlak siswa dan efektivitas full day school dalam

pembentukan akhlak siswa.

Bab IV: Pembahasan disajikan data tentang analisis pelaksanaan pembentukan akhlak dengan full day school SD Integral Hidayatullah Salatiga dan efektivitas

full day school dalam pembentukan akhlak siswa SD Integral Hidayatullah

Salatiga.

(36)
(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Full Day School

1. Pengertian Full Day School

Kata Full Day School berasal dari bahsa Inggris, full artinya penuh,

day artinya hari, dan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 2010: 259). Jadi pengertian full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 07.00-15.30. Dengan demikian sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.

Full Day School merupakan pendidikan sepanjang hari, dimana

aktivitas anak lebih banyak dilakukan di sekolah daripada di rumah. Meskipun begitu, proses pembelajarannya tidak hanya di dalam kelas saja akan tetapi juga dilaksanakan di luar sekolah atau di tempat lain seperti di masjid, di perpustakaan, atau di laboratorium. Sehingga pergaulan anak tetap dapat terpantau sehingga kepribadianpun terjaga. Semuanya berada di bawah pengawasan dan bimbingan guru.

(38)

pengawasan guru. Dalam full day school lamanya waktu belajar tidak dikhawatirkan menjadikan beban karena sebagian waktunya digunakan untuk kegiatan-kegiatan informal.

(www.informasiguru.com/2016/08/PengertiandanMaknaFullDaySchool.ht

ml diakses pada Jum‟at 25 November 2016).

2. Tujuan Full Day School

Berikut adalah beberapa alasan sekolah menerapkan full day school

yang dijelaskan dalam Baharuddin (2010: 223-224):

1) Banyaknya aktivitas orang tua berakibat pada kurangnya perhatian untuk anaknya terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak sepulang dari sekolah.

2) Kemajuan IPTEK yang begitu cepat, sehingga apabila tidak dicermati akan membawa dampak negatif, terutama dari teknologi komunikasi. Dengan banyaknya program televisi serta menjamurnya Play Station (PS) membuat anak-anak lebih menikmati untuk duduk di depan televisi atau bermain play station daripada harus belajar.

3) Upaya untuk meningkatkan efisiensi waktu belajar.

(39)

3. Kurikulum Full Day School

Kurikulum yang diterapkan dalam model full day school adalah

integrated curriculum yaitu perpaduan kurikulum pendidikan nasional

dengan kurikulum Departemen Agama, dengan adanya perpaduan kurikulum tersebut maka proses belajar membutuhkan waktu yang lama. Kurikulum integrated ini digunakan dalam rangka untuk mengembangkan integrasi antara kebutuhan kehidupan jasmani dengan rohani, yakni mengintegrasikan antara iman, ilmu, dan amal

(www.jenterasemesta.or.id/2016/08/full-day-school-konsep-dan-kurikulum.htmldiakses Jumat, 25 November 2016).

4. Faktor Penunjang dan Penghambat Full Day School

Di antaranya faktor-faktor pendukung itu diantaranya adalah (tamimsyafii.blogspot.co.id/2016/10/kebijakan-full-day-school.html diakses pada Jumat, 25 November 2016):

1) Kurikulum

(40)

2) Manajemen Pendidikan

Manajemen atau pengelolaan adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya manajemen yang efektif dan efisien, maka sangat menunjang dalam pengembangan lembaga pendidikan yang dapat tercapai secara optimal (Sudjana, 2004: 17).

3) Sarana dan Prasarana

Sarana pembelajaran atau fasilitas merupakan kelengkapan yang menunjang belajar peserta didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Sekolah yang menerapkan full day school, diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.

4) Sumber Daya Manusia (SDM)

(41)

Adanya faktor pendukung, juga diiringi oleh faktor penghambat. Adapun faktor penghambat dalam penerapan full day school, antara lain adalah masih banyak kekurangan-kekurangan yang dihadapi sekolah untuk meningkatkan mutunya, mayoritas karena keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan yang dapat menghambat kemajuan sekolah. Selain itu, faktor siswa, pegawai atau tenaga teknis, dan dana, serta kualitas guru juga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan proses belajar mengajar pada penerapan full day school.

B. Pembentukan Akhlak

1. Pengertian Pembentukan Akhlak

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab. Jamak dari khuluqun yang berarti budi pekerti,perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan kata khalkun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan

khaliq berarti Pencipta dan makhluk yang berarti yang diciptakan

(Zahruddin AR & Hasanuddin, 2004: 1).

(42)

a. Ibn Miskawaih

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui proses pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu (Abdullah, 2006: 4).

b. Imam Al Ghazali

Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik maka disebut akhlak terpuji. Dan jika lahir darinya perbuatan buruk,maka disebut akhlak tercela (Zahruddin AR & Hasanuddin, 2004: 4).

c. Sidi Gazalba

Akhlak adalah tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari nilai baik dan buruk, menurut yang digariskan agama. Tindakan yang mengandung nilai akhlak itu adalah tindakan yang dilakukan dengan sadar dan disengaja (Gazalba, 1973: 538).

(43)

perbuatan baik yang disebut akhlak terpuji, dan perbuatan tercela yang disebut akhlak tercela.

Pada kenyataannya di lapangan, usaha-usaha pembinaan atau pembentukan akhlak melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia.

Dengan demikian, pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk akhlak anak, dengan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. (Nata, 2013: 133).

Islam adalah agama yang sangat mementingkan akhlak daripada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berbagai perbuatan ibadah tidak lain merupakan sarana untuk mencapai akhlak yang baik, dan Rasulullah merupakan contoh atau suri tauladan yang baik dalam hal ini. Karena yang membimbing dan membina terciptanya akhlak beliau adalah Allah SWT. Disebutkan dalam surah al Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

(44)

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”

Allah bahkan memuji akhlak Rasulullah melalui firman-Nya dalam surah al-Qalam ayat 4 yang berbunyi:

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

2. Pembagian Akhlak dalam Islam

Menurut M. Yatimin Abdullah (2006: 4-6) secara garis besar akhlak dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Akhlak kepada Allah SWT

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk Allah. Adapun cara manusia mendekatkan dirinya kepada Allah antara lain:

1) Mentauhidkan Allah yakni tidak memusyrikkanNya kepada sesuatu apapun.

2) Beribadah kepada Allah yakni melaksanakan ibadah untukNya 3) Bertakwa kepada Allah yakni melaksanakan semua

perintahNya dan meninggalkan semua yang dilarangNya. 4) Zikrullah yakni ingat kepada Allah.

(45)

b. Akhlak kepada Sesama Manusia

Akhlak kepada sesama manusia merupakan sikap seseorang terhadap orang lain. Adapun akhlak terhadap sesama manusia dibagi menjadi 4 yaitu:

1) Akhlak kepada Orang Tua atau Guru

Semua orang wajib berbakti kepada kedua orang tuanya, setelah takwa kepada Allah. Karena orang tua telah bersusah payah memelihara, mengasuh, mendidik hingga kita menjadi orang yang berguna dan bahagia. Sedangkan seorang guru adalah pengganti orang tua ketika berada di sekolah, sehingga kita harus berakhlak kepada guru seperti halnya berakhlak kepada orang tua.

Adapun perbuatan yang harus dilakukan seorang anak kepada orang tua atau gurunya meliputi: mendoakannya, taat kepada segala perintahnya selagi tidak bertentangan dengan agama, menghormati, sopan santun, merendahkan diri kita, menjaga,menyayangi dan selalu melindunginya.

2) Akhlak kepada Saudara

(46)

dalam segala hal, mencintai dan menyayangi sebagaimana mencintai dan menyayangi diri sendiri.

3) Akhlak kepada Teman

Teman adalah orang paling setia menemani bermain dan belajar. Adapun akhlak kepada teman antara lain: saling menasehati dalam kebaikan, saling menyayangi dan menghargai, saling membantu dan tolong menolong, saling jujur dan memaafkan.

4) Akhlak kepada Tetangga

Tetangga adalah orang yang tinggalnya berdekatan dengan tempat tinggal kita, dimana mereka selalu mengetahui keadaan orang terdekatnya lebih dulu dibandingkan dengan saudara yang rumahnya berjauhan. Dalam ajaran agama Islam, akhlak kepada tetangga adalah sebagai berikut: tidak menyakiti hati tetangga baik berupa ucapan atau perbuatan, selalu berbuat baik dan menasihati jika lalai, selalu menolong jika membutuhkan pertolongan, menengok jika sakit, dan saling berbagi.

c. Akhlak kepada Alam atau Lingkungan

(47)

semesta ini. Oleh karena itu manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya.

Berakhlak dengan alam dapat dilakukan manusia dengan melestarikannya, seperti: tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon secara liar, tidak memburu hewan secara liar, melakukan reboisasi, membuat cagar alam dan suaka margasatwa, serta memelihara lingkungan dengan baik.

3. Tujuan Pembentukan Akhlak

Pembentukan akhlak sejalan dengan pendidikan Islam yaitu Alquran dan hadis, dimana orang yang berpegang teguh kepada dua dasar tersebut diharapkan dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat. Proses pembentukan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang berakhlak mulia. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran.

Menurut Ali Abdul Halim Mahmud (2004:160) tujuan pembentukan akhlak setidaknya mencakup antara lain:

a. Mempersiapkan manusia-manusia yang beriman yang selalu beramal shaleh.

(48)

c. Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang bisa berinteraksi secara baik dengan sesamanya, baik dengan orang muslim maupun non muslim.

d. Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma‟ruf

nahi munkar, dan berjuang fii sabilillah demi tegaknya agama

Islam.

e. Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang merasa bangga dengan persaudaraannya sesama muslim dan selalu memberikan hak-hak persaudaraan.

f. Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang merasa bahwa dia adalah bagian dari seluruh umat Islam yang berasal dari daerah, suku, dan bangsa.

g. Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang merasa bangga dengan loyalitasnya kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya Islam di muka bumi.

4. Metode Pembentukan Akhlak

Adapun metode pendidikan akhlak yang dapat membentuk akhlak seseorang menjadi lebih baik adalah melalui (Aly, 1999: 177-204):

a. Keteladanan

(49)

dan sebagainya kepada peserta didik. Keteladanan merupakan salah satu metode pendidikan yang diterapkan Rasulullah dan paling banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan menyampaikan misi dakwahnya. Ahli pendidikan banyak berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode yang paling berhasil. Hal ini disebabkan seorang anak yang baru beranjak dewasa lebih banyak meniru daripada melakukan hal yang dipikirkan. Oleh karena itu, siswa cenderung meneladani gurunya dan menjadikannya sebagai tokoh identifikasi dalam segala hal.

b. Pembiasaan

Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Metode pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat penting untuk diterapkan dalam mendidik peserta didik.

c. Memberi Nasihat

(50)

5. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ada tiga aliran yang sudah amat populer, yakni aliran nativisme, aliran empirisme, aliran konvergensi (Nata, 2013: 165).

Menurut aliran nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. Aliran ini tampak kurang menghargai atau kurang memperhitungkan peranan pembinaan atau pembentukan dan pendidikan.

Kemudian menurut aliran empirisme bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pembinaan dan pendidikan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian juga sebaliknya. Aliran ini tampak begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.

(51)

pendidikan atau pembentukan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah atau kecenderungan ke arah yang baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode. Aliran yang ketiga ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari surat an-Nahl ayat 78 yang berbunyi:



Artinya:“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu

dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi

kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

Ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran dan hati sanubari. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan pendidikan. Menurut Hamzah

Ya‟kub faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak

atau moral pada prinsipnya dipengaruhi dan ditentukan oleh dua

faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Ya‟qub, 1993:

(52)

a. Faktor intern yang terdiri dari instink (naluri), kebiasaan, keturunan, keinginan atau kemauan keras, dan hati nurani.

b. Faktor ekstern yang terdiri dari lingkungan, pengaruh keluarga, pengaruh sekolah, dan pendidikan masyarakat.

C. Penelitian yang Relevan

Banyak penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

Asep Rumliyani mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun

2010 dengan judul “ Efektivitas Pembelajaran PAI Melalui Media Lagu di

Taman Kanak-Kanak „Aisyiyah Notoprajan Yogyakarta .” Hasil skripsi ini

menyimpulkan bahwa pembelajaran PAI melalui media lagu merupakan salah satu cara yang efektif karena satu lagu dapat diintegrasikan dengan lebih dari satu aspek. (Rumliyani, 2010: 72)

Siti Nurhalimah mahasiswi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga tahun 2012 dengan judul,

Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an (Di Pondok Pesantren

Roudlotu „Usysyaaqil Qur‟an Rowosari, Rowopolo, Kec. Tuntang, Kab.

Semarang.” Hasil skripsi ini menyimpulkan bahwa sistem pendidikan

tahfidzul Qur‟an di pondok Roudlotu Usysyaaqil tersebut sangat efektif

(53)

Yunani mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah di STAIN Ponorogo tahun 2009 dengan judul

“Pelaksanaan Program Full Day School Di MI Muhamadiyyah Dolopo Madiun.” Hasil skripsi ini menyimpulkan bahwa dengan program full day school dilaksanakan untuk membantu siswa dalam mengatasi permasalahan dalam belajarnya. Program ini difokuskan pada materi yang diUANkan (Matematika, IPA, Bahasa Indonesia), dilakukan secara klasikal dengan pembelajaran aktif. Dari hasil program full day school yang telah dilakukan, dapat dilihat MI Muhammadiyah Dolopo mengalami perubahan yang signifikan dalam kemajuan mutu pendidikan. (Yunani, 2009: 76)

Annisa Nurul Azizah mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 dengan judul “Program Full Day School Dalam Pengembangan Kemandirian Siswa Kelas IV di SDIT Insan Utama Bantul Yogyakarta.” Hasil skripsi ini menyimpulkan bahwa program full day school untuk mengembangkan kemandirian yakni dengan melalui kegiatan pramuka

setiap hari Jum‟at, kegiatan market day, kegiatan mutaba‟ah

(54)

Lilies Widyowati mahasiswi Program Pascasarjana Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2014 dengan judul “Pengembangan

Kurikulum Tepadu Sistem Full Day School (Studi Multi Kasus Di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, SDIT Ihsanul Fikri Kota

Magelang dan SD Terpadu Ma‟arif Gunungpring Magelang).” Hasil tesis

ini menyimpulkan implementasi kurikulum merupakan integrasi secara fungsional antara aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. (Widyowati, 2014: 159)

(55)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Sejarah Singkat SD Integral Hidayatullah Salatiga

1. Berdirinya SD Integral Hidayatullah Salatiga

Berdirinya SD Integral Hidayatullah Salatiga diawali dengan berdirinya Yayasan Imaduddin Salatiga pada tahun 1998. Yang mana yayasan ini merupakan lembaga sosial, dakwah, dan ekonomi yang didirikan oleh organisasi Islam bernama Hidayatullah. Dengan program ini organisasi Hidayatullah telah mendirikan berbagai Yayasan dan Pondok Pesantren yang tersebar di wilayah-wilayah di Indonesia.

Sejak Rapat Kerja (Raker) organisasi Hidayatullah pada tahun 2000, mulai dicanangkan empat program pokok yang sebelumnya hanya tiga program yaitu sosial, dakwah, dan ekonomi. Maka pada Raker ini dilengkapi dengan satu program lagi yaitu program pendidikan. Adapun dalam program pendidikan, dicanangkan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang berjenjang. Program ini adalah sebagai wujud keprihatinan kader dalam organisasi Hidayatullah terhadap kegersangan agama terutama akhlak para generasi masa depan.

(56)

Taman Penitipan Anak (TPA), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Raudhotul Athfal (RA) Yaa Bunayya, dan Sekolah Dasar (SD) Integral Hidayatullah Salatiga.

Kepala sekolah pertama SD Integral Hidayatullah adalah Bapak Syakur Muhtar M.Pd.I selama tiga tahun sampai mendapat ijin operasional, kemudian dilanjutkan oleh Bapak Tumidi S.Pd.I tahun 2009-2016, selanjutnya kini tahun 2016/2017 yang diamanahi sebagai kepala sekolah adalah Bapak Wuryantoro S.Pd.I.

2. Identitas Sekolah

(57)

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

a. Visi

Terbentuknya generasi Islami unggul yang memiliki kecerdasan intelektual, kematangan emosional, ketaatan spiritual.

b. Misi

Menyelenggarakan pendidikan Islam secara integral dalam aspek ruhiyah, aqliyah, dan jismiyah.

c. Tujuan

Sekolah Dasar (SD) Integral Hidayatullah Salatiga, memiliki tujuan membentuk karakter atau sikap dasar siswa, dibagi dalam 3 macam karakter yaitu:

1) Karakter Keagamaan

a) Memiliki pemahaman menyeluruh tentang Iman,Islam, dan Ihsan.

b) Tumbuh kesadaran menjalankan ibadah shalat, berdoa, dan dzikir.

c) Senang membaca dan memahami alQuran.

d) Hafal al Quran juz 30 dan juz 29 sebagai penjajagan. e) Tumbuh semangat berakhlakul karimah.

f) Terbentuknya adab dalammenuntut ilmu.

2) Karakter Keilmuan

(58)

b) Tumbuh semangat belajar, rasa ingin tahu tinggi dan senang melakukan observasi dan eksplorasi.

c) Tumbuh sikap gemar membaca, menulis, berbicara, berfikir logis, kreatif, dan inovatif.

3) Karakter Kemandirian

a) Tumbuh jiwa kepemimpinan dan kemandirian.

b) Terampil mengembangkan potensi sesuai minat dan bakat yang dimiliki.

4. Struktur Organisasi

Ketua Yayasan : Ust. Sukap

Kepala Sekolah : Wuryantoro, S.Pd.I Waka Kurikulum : Suyono, S.Pd

Waka Kesiswaan : Ust. Krismanto Al Rosyid Waka Sarpras : Tumidi, S.Pd.I

Waka Dinniyah : Ust. Krismanto Al Rosyid

Bendahara : Novia S., S.Pd dan Siti Nur Amin, S.Pd Sekretaris : Eka Anisawati, S.Pd.I

Tata Usaha : Ali Shodiqin, S.Pd.I

5. Data Sekolah

a. Data Guru

(59)

1. Wuryantoro, S.Pd.I GTY Kepala Sekolah 2. Umi Kulsum, S.Pd.I GTY Guru Kelas 1 3. Eka Anisawati, S.Pd GTY Guru Kelas 1 4. Siti Nur Amin, S.Pd GTY Guru Kelas 2 5. Novia Sudarsih, S.Pd GTY Guru Kelas 3 6. EnggarWahyudi, S.Pd.I GTY Guru Kelas 4 7. Thohir Wijaya, S.Pd.I GTY Guru Kelas 5 8. Suyono, S.Pd GTY Guru Kelas 6 9. Krismanto Al Rosyid GTY Guru Mapel 10. M. Ali Shodiqin, S.Pd.I GTY Guru Mapel 11. Nor Komariah, S.Pd.I GTY Guru Mapel 12. Tumidi, S.Pd.I GTY Guru Mapel

13. Sutarso PNS Guru Mapel

14. Sujiyanto Hari Rujito PNS Guru Mapel

15. Hayu A‟la GTY Guru Madin

16. Dewi Inayati GTY Guru Madin 17. Zainal Muvid GTY Guru Madin 18. Sayekti Kunti GTY Guru Madin

19. Umar A. GTY Guru Madin

(60)

alumni pesantren yang memiliki dedikasi tinggi untuk memajukan pendidikan. Selain itu, secara umum tenaga pengajar juga harus memiliki kualifikasi pemahaman Islam yang baik dengan mengikuti kajian Islam yang diselenggarakan oleh sekolah di

bawah naungan yayasan, dapat membaca dan menulis al qur‟an

dengan baik, hafal al qur‟an minimal 2 juz, memahami psikologi

anak, berakhlak mulia, dan terampil.

Tenaga pengajar di SD Integral Hidayatullah Salatiga dibedakan antara guru pagi dengan guru sore (diniyyah). Guru pagi adalah yang tertulis di atas selain guru madin, sedangkan guru diniyyah adalah yang tertulis guru Madin.

b. Data Siswa

Tabel 3.2 Data Siswa SD Integral Hidayatullah Salatiga

No. Kelas Banyak Siswa

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. I 15 5 20

2. II 10 10 20

3. III 13 15 28

4. IV 1 8 9

5. V 6 4 10

6. VI 8 6 14

(61)

Dari data siswa diatas dapat dilihat bahwa keadaan siswa di SD Integral Hidayatullah mengalami naik turun. Hal tersebut disebabkan karena pada tahun ini terdapat banyak anak pindahan dari sekolah lain. Namun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sudah mengalami kenaikan jumlah siswa yang cukup baik, yang mulai terlihat oleh masyarakat dengan output yang dihasilkan selama ini.

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas Madin

No. Nama Kelas Jumlah Siswa

1. Kelas Ibtida‟ 28 siswa

2. Kelas Ula 9 siswa

3. Kelas Wustho 10 siswa

4. Kelas Ulya 14 siswa

Sumber: hasil wawancara Waka Diniyyah

Dari data di atas dapat dipaparkan oleh peneliti bahwa antara kelas pagi dan kelas pagi dibedakan. Kelas yang digunakan di kelas sore bukan lagi kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6, tetapi menggunakan

penamaan kelas diniyyah yaitu kelas ibtida‟, ula, wustho, dan ulya.

(62)

c. Data Sarana Prasarana Sekolah

Sarana prasarana merupakan faktor penunjang terlaksananya proses pembelajaran. Adapun sarana prasarana di SD Integral Hidayatullah Salatiga adalah:

1) SD Integral Hidayatullah Salatiga berdiri di atas tanah seluas kira-kira 400 m2 dengan bangunan berlantai dua yang digunakan untuk:

Tabel 3.4 Data Sarpras SD Integral Hidayatullah Salatiga No. Nama Barang Jumlah Keadaan

1. Ruang KBM 6 ruang Baik 2. Ruang Kantor Guru

Putra

1 ruang Baik

3. Ruang Kantor Guru Putri

1 ruang Baik

4. Ruang Perpustakaan 1 ruang Baik 5. Ruang UKS 1 ruang Baik 6. Ruang

Laboratorium

1 ruang Baik

(63)

12. Ruang penjaga sekolah

1 ruang Baik

Sumber: Profil Sarpras SD Integral Hidayatullah Salatiga 2) Memiliki mushola sebagai tempat kegiatan keagamaan,

seperti: sholat dhuha, wirid dan dzikir, sholat dhuhur, sholat ashar, dan lain-lain.

3) Memiliki ruang aula yang dipergunakan untuk parenting,

wisuda Islami, uji terbuka hafalan al qur‟an, pesantren

ramadhan,dan kegiatan yang lain.

4) Selain sarana prasarana yang berupa bangunan, di SD Integral Hidayatullah juga memberikan beberapa fasilitas yaitu privatisasi siswa-siswi, biro konsultasi, serta lingkungan pesantren. Yang mana dengan adanya lokasi sekolah yang berada di lingkungan pesantren ini akan memberikan keuntungan tersendiri yakni lebih terminimalisir hal negatif dan akan menunjang dampak positif.

6. Kurikulum Sekolah

(64)

“Tujuan kami menerapkan kurikulum integral berbasis

tauhid yaitu dengan pengintegrasian nilai-nilai tauhid ke dalam

kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik tidak hanya mampu memahami pembelajaran saja, akan tetapi juga dapat mengetahui nilai keIslaman yang terkandung serta dapat

mengamalkannya.”(hasil wawancara dengan bapak Wuryantoro

selaku Kepala Sekolah pada Senin, 16 Januari 2017).

Hal tersebut merupakan tujuan dan harapan diterapkannya kurikulum integral berbasis tauhid di SD Integral Hidayatullah. Dengan kurikulum itu siswa-siswi akan mengetahui nilai keIslaman yang terkandung di setiap kegiatan pembelajaran sehingga kemudian diaplikasikan dalam kehidupan mereka.

Materi pelajaran umum yang diajarkan di SD Integral Hidayatullah Salatiga yaitu pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni budaya dan keterampilan, pendidikan olahraga dan kesehatan, bahasa jawa, bahasa inggris, dan bahasa arab.

Sedangkan materi tambahan yang membedakannya dengan

sekolah yang lain yaitu baca tulis al qur‟an, tahfidz al qur‟an,

(65)

B. Pelaksanaan Full Day School dalam Pembentukan Akhlak Siswa

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan full day school di SD Integral Hidayatullah Salatiga dibagi menjadi dua yaitu:

a. Kelas Pagi: dilaksanakan mulai jam 07.00-13.00 WIB untuk pelajaran jam 1 sampai setengah 4. Selain waktu yang dibedakan, tenaga pengajar dan penempatan kelas siswa juga berbeda disesuaikan target yang ditentukan oleh Waka Diniyyah yang mengurusi Madin. Tujuannya agar lebih spesifik dan anak lebih fokus dan maksimal dalam mengikuti

pembelajaran.” (hasil wawancara dengan Bapak Wuryantoro, selaku

Kepala Sekolah SD Integral Hidayatullah Salatiga pada Senin, 16 Januari 2017).

Dari keterangan Bapak Wuryantoro ini dapat disimpulkan bahwa ada klasifikasi untuk kelas pagi dengan kelas madin terkait tenaga pengajar, waktu, serta kelasnya. Tujuan pengklasifikasian tersebut adalah agar peserta didik lebih fokus dan maksimal dalam mengikuti pembelajaran. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ust. Rosyid selaku Waka Diniyyah.

“iya mbak, memang benar. KBM dibedakan, pagi untuk umum dan sore

dikhususkan untuk penguatan agamanya. Kemudian juga untuk gurunya juga beda dengan guru pagi, karena kelas madin dikhususkan pada pelajaran agama saja. Tujuannya agar lebih spesifik dalam pengelolaannya

dan siswa tidak bosan jika gurunya beda.” (hasil wawancara dengan Waka

Diniyyah SD Integral Hidayatullah Salatiga pada Rabu, 18 Januari 2017).

“kelas madin itu punya nama-nama kelas sendiri, bukan lagi dengan nama

kelas 1, 2, 3,dst..tetapi dengan 4 kelas saja yang terdiri kelas ibtida‟ yang

(66)

tinggi tingkatannya. Pembagiannya itu berdasarkan target pencapaian dalam hafalan. Jadi bisa saja anak yang sebenarnya sudah kelas 5 di kelas

pagi menjadi kelas ula atau bahkan ibtida‟ di kelas madin. Tujuannya agar

memudahkan mereka dalam perbaikan dan evaluasi. Selain itu, sebagai motivasi bagi dirinya.” (hasil wawancara dengan Waka Diniyyah SD Integral Hidayatullah pada Rabu, 18 Januari 2017).

SD Integral Hidayatullah Salatiga menerapkan full day school (selanjutnya disingkat FDS) dengan tujuan untuk membentuk generasi Islami yang unggul sebagaimana visi dan misinya. Peserta didik tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual saja, melainkan cerdas secara emosional beserta spiritual.

“Mengapa FDS ini diterapkan, karena menurut kami, seorang siswa itu

tidak hanya sebatas butuh materi-materi umum saja sebagaimana SD pada umumnya, tapi juga butuh materi-materi agama yang mana lebih dibutuhkan bagi perkembangannya dan akan berguna untuk diaplikasikan

didalam kehidupannya dalam rangka menghadapi masa depan mereka.”

“Contohnya; sholat berjamaah, sholat tepat waktu, hafal doa dan wirid,

dengan begitu siswa yang mengikuti FDS akan terbiasa melakukan hal-hal positif. Apalagi jika terpantau oleh guru, sehingga selanjutnya jika sudah biasa maka akan dilakukan dengan kesadaran mereka sendiri tanpa pantauan lagi.”

“Kemudian di sekolah ini juga diadakan agenda setelah ujian semester untuk mengisi waktu senggang setelah tes semester dengan “pasar kejujuran”, teknisnya kami para bapak ibu guru menyiapkan dagangannya,

kemudian anak-anak yang membeli dengan mengambil sendiri barangnya, membayar sendiri, dan mengambil uang kembalian sendiri. Tanpa pantauan kami. Dan itu sudah terlaksana 2x dan alhamdulillah dari perhitungan harga dengan uang yang didapat bisa sama, tidak kurang tidak lebih. Nah, itu berarti bahwa anak-anak kami jujur. Harapannya kedepan anak-anak sendiri yang menyiapkan dagangan juga yang membeli, kemudian hasil yang diperoleh tidak sama lagi dengan harga barang tapi justru lebih. Artinya disini mengalami peningkatan akhlak anak jujur juga ikhlas bersedekah.”(hasil wawancara dengan Kepala Sekolah pada Senin, 16 Januari 2017).

(67)

yang mengikuti FDS menjadi terbiasa melakukan hal positif karena pembiasaan dan bimbingan dari bapak ibu guru. Sehingga tertanam akhlakul karimah dalam diri peserta didik.

Adapun agenda pasar kejujuran untuk melatih kejujuran peserta didik ini diadakan satu semester sekali karena biasanya di sekolah ini tidak diperbolehkan jajan di sekolah, bahkan di sekolah ini tidak disediakan warung atau kantin seperti sekolah pada umumnya. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta didik terbiasa makan sehat, dan membiasakan diri untuk berhemat.

“Disini memang disengaja tidakdisediakan warung atau kantin mbak. Juga

tidak diperbolehkan jajan di luar saat berada di sekolahan, tujuannya agar

anak tidak boros dan tidak jajan sembarangan.”(hasil wawancara dengan

Kepala Sekolah pada Senin, 16 Januari 2017).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan SETS memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam proses pembelajaran terutama pada peningkatan motivasi dan hasil

Menggunakan pemanfaatan bahan loose part yang ada dilingkungan sekitar sekolah maupun rumah, kegiatan ini akan mendorong peserta didik untuk dapat mengeksplorasi

Peserta didik merupakan bagian tidak terpisahkan dari pendidikan, bahkan sebagai objek dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya objek

Untuk itu diharapkan orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang tua diharapkan melakukan diskusi dengan anak, memberikan kasih sayang dan kehangatan

Skripsi ini membahas mengenai Korelasi Persepsi Peserta Didik Tentang Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan Ketaatan Beribadah serta Akhlak

Alternatif Qaryah Thayyibah adalah pendidikan yang membebaskan siswa untuk belajar.. sesuai dengan keinginan dan tanpa

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa penyusunan skripsi yang berjudul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK PADA

Kerja Keras Berdasarkan pengamatan kerja keras diwujudkan dengan perilaku yang selalu menggebu-gebu dalam melakukan sesuatu dan tidak kenal lelah, sekolah menanamkan kepada peserta