• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR TERHADAP KONSENTRASI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG SEBELUM MENGIKUTI UJIAN -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KUALITAS TIDUR TERHADAP KONSENTRASI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG SEBELUM MENGIKUTI UJIAN -"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

M E N G I K U T I U J I A N

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoieh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

O l e h :

M. FARHAN RAHMADI

NIM: 70 2013 017

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

(2)

MUHAMMADIYAH PALEMBANG S E B E L U M

M E N G I K U T I UJIAN

Dipersiapkan dan disusun oleh

M. FARHAN RAHMADI

NIM : 70 2013 017

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoieh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Pada tanggal 1 I Februari 2017

Menyetujui:

Dr. dr. Irfannuddim Sp. K O , M.Pd.Ked Pembimbing Pertama

J i ^ / —

-dr. Mila Fadliya Bustan Pembimbing K e d u a

Dekan

SjKedokteran

N B M / N I D N . 1062484/0020084707

(3)

Dengan ini Saya menerangkan bahwa:

1. Karya Tulis Saya, skripsi ini adalah asli dan belum pemah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Palembang, maupun Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya Tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian Saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dituiis atau dipublikasikan orang Iain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Palembang, 27 Januari 2017 Yang membuat pernyataan

M . rarhan Rahmadi N I M . 702013017

(4)

Muhammadiyah Palembang Sebelum Mengikuti U j i a n " Kepada Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ( U P 2 M ) I-akultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang ( F K - U M P ) , Saya:

Nama N I M

Program Studi Fakultas

Jenis Karya Ilmiah

M . Farhan Rahmadi 702013017

Pendidikan Kedokteran U m u m

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Skripsi

Demi pengembangan i l m u pengetahuan, setuju memberikan kepada F K - U M P . Pengalihan Hak Cipta dan Publikasi Bebas Royalti atas Karya Ilmiah, Naskah, dan softcopy dialas. Dengan hak tersebut, F K - U M P berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, dalam bentuk pangkalan data (database),

mendistribusikan, menampilkan, mempublikasikan d i internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta izin dari Saya, selama tetap mencanlumkan nama Saya, dan Saya memberikan wewenang kepada pihak F K -U M P unluk menentukan salah satu Pembimbing sebagai Penulis -Utama dalam Publikasi. Segaia bentuk lunlutan hukum yang timbu! atas pelanggaran Hak Cipta dalam Karya Ilmiah ini menjadi tanggungjawab Saya pribadi.

Demikian pernyataan i n i , Saya buat dengan sebenamya. Dibuat d i Pada tanggal

Palembang 14Februari2017 Yang Menyetujui.

(5)

Sesunggufinya pelincfungfu iafdhOih 'Yang teCah menurunfgn jHKjtaS (Af Quran) dan (Dia meCindungi orang-orangyang saleh..

(Q,S.M-A'rqf:m)

"Untuk Diriku, Tetap Rendah Hati dan Jangan Menyerah"

-F34

Alhanidulilhihirobbiralamin dengan izin-Mu ya Allah, ku perscmbahkan karya teibaik ini untuk :

)^ Ayah dan Ibuku tercinta, T r i Satia Hadi dan Fatimah Tuzuhro yang selalu mendoakan, memberikan nasihat, semangat, dan bimbingan agar menjadi pribadi yang baik dan kuat. Terimakasih sudah menjadi panutanku.

>• Adik-adikku tersayang, M . Dzaky jalalludin dan Firdina Camilla yang selalu membuatku termotivasi unuik menjadi lebih Iiaik dan melewati segaia rintangan.

y Pembimbing Dr. dr. Irfannuddin, Sp. K t ) , M.Pd.Ked dan dr. Mila Fadliya Bustan yang memberikan masukan dan meluangkan waktunya untuk membimbing agar meixjadi lebih baik.

y Sahabat dalam menelusuri jaian Allah, Yogi Kurniawan, Ahsanul Khuluqi, Retza Prawira, Farhruridho Kusbari, Egi Anugrah Ramadhan, dan Efri Handriansyah.

>^ Seluruh teman-teman angkatan 2013 yang berjuang bersama. Sukses untuk kita semua, reman sejawat.

(6)

H U B U N G A N K U A L I T A S T I D U R T E R H A D A P K O N S E N T R A S I M A H A S I S W A F A K U L T A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S

M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G S E B E L U M M E N G I K U T I U J I A N X V + 68 Halaman + 8 Tabel + 5 G a m b a r + 8 lampiran

A B S T R A K

Dewasa i n i . banyak individu yang kesuiitan berkonsentrasi dalam aktivitasnya, hal i n i dipengaruhi oieh banyak faktor dan salah satunya adalah kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang sebelum mengikuti ujian. Desain penelitian ini Observasionai Analitik dengan metode Cross Sectional. Cara pengambitan sampel dengan metode total sampling. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang memenuht kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil, jumlah responden yang m e m i l i k i kualitas tidur dan konsentrasi yang baik adalah 28 orang (8,8%), responden dengan kuaiitas tidur baik dan konsentrasi buruk adalalt 17 orang (5,3%), responden dengan kualitas tidur buruk dan konsentrasi baik adalait 104 orang (32,5yo), dan responden dengan kualitas tidur dan konsentrasi buruk adalah 171 orang (53,4%). Kesiinpulan penelitian i n i terdapat hubungan bermakna antara kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang dengan p value (0.002)

R E F E R E N S I : 33 (1935-2012)

K A T A K U N C I : Kualitas T i d u r , Konsentrasi, Stroop test, Pittsburhg Sleep Quality Index

(7)

CORELA TION BETWEEN SLEEP QUALITY A GAINST CONCENTRA TION ON MEDICAL STUDENT UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH

PALEMBANG BEFORE FOLLOmNG EXAM.

XV +68 page + 8 table + 5 Image + 8 attachments

ABSTRACT

Lots of person have a problem to concentrate on his activities, that can be caused by many factors and one of them is the quality of sleep. This research aims to determine the correlation between sleep quality against concentration on medical student University of Muhammadiyah Palembang before following exam. The research design was observational analytic with cross sectional method Samples were students of the Faculty of Medicine. University of Muhammadiyah Palembang who conform the inclusion and exclusion criteria. The results, the number of respondents who have good quality of sleep and concentration is 28 people (8.8%), respondents with good quality of sleep but bad concentration are

17 people (5.3%), respondents with bad quality of sleep and good concentration was 104 people (32.5%), and respondents with bad quality of sleep and concentration was 171 persons (53.4%). In conclusion, there is a significant correlation between sleep quality to concentration Faculty of Medicine students Muhammadiyah University Palembang withp value (0.002)

REFERENCE: 33 (1935-2012)

KEY WORDS: Sleep quality, Concentration, Stroop test, Pittsburhg Sleep Quality Index

(8)

beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempuma. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segaia amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung peneliti dan semoga hasil penelitian ini bennanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, ^ J? Januari 2017

(9)

H A L A M A N P E N G E S A H A N i H A L A M A N P E R N Y A T A A N i i H A L A M A N P U B L I K A S I i i i H A L A M A N P E R S E M B A H A N D A N M O T T O iv

A B S T R A K v i

ABSTRACT v i

K A T A P E N G A N T A R v i i

D A F T A R I S I ix D A F T A R T A B E L x D A F T A R G A M B A R x i D A F I A R L A M P I R A N x i i B A B I . P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang I 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Tujuan Penelitian 3 1.4. Manfaat Penelitian 4

i .4. i . Manfaat Teoritis 4 1.4.2. Manfaat Praktis 4 1.5. Keaslian Penelitian 4 B A B I I . T I N J A U A N P U S T A K A

2.1. Landasan Teori 6 2.1.1. Tidur 6

2.1.2. The Pittsburgh Sleep Quality Index 21

2.1.3. Fungsi Kognitif. 23

2.1.4. Stroop Test 26

2.1.5. Hubungan antara Tidur dan Konsentrasi 27

2.2. Kerangka Teori 28 2.3. Hipotesis 29 B A B H I . M E T O D E P E N E L I T I A N

3.1. Desain Penelitian 30 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 30

3.3. Populasi dan Sampel 30 3.3.1. Populasi 30 3.3.2. Sampel dan Perhitungan Besar Sampel 30

3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 31 3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel 31

3.4. Variabei Penelitian 31

3.4.1. Vtm2AyQ\ Dependent 31

3.4.2. V2in?Y)^\ Independent 31

3.5. Derinisi Operasional 31

(10)

3.9. Jadwal Kegiatan 35 B A B I V . H A S I L D A N P E M B A H A S A N

4.1. Hasil 36 4.2. Pembahasan 39

B A B V . K E S I M P U L A N D A N S A R A N

5.1. Kesimpulan 41 5.2. Saran 42 D A F T A R P U S T A K A x i i i

L A M P I R A N 43

(11)

3.2. Jadwal Kegiatan 30 4.1. EHstribusi Responden berdasm-kan Jenis Kelamin 36

4.2. Distribusi Responden berdasarkan Usia 37 4.3. Distribusi Responden berdasarkan Kualitas Tidur 37

4.4. Distribusi Responden berdasarkan Konsentrasi 38 4.5. Hubungan Kuaiitas Tidur dengan Konsentrasi 38

(12)

2.3. Siklus bangun tidur. 18 2.4. Kerangka Teori 28 3.1. A l u r Penelitian 35

(13)

2. Lembar Perselujuan Setelah penjelasan 43

3. Lembar Stroop test. 44

4. Lembar PSQI 46 5. Cara Skoring Kuisioner PSSQI 49

6. Data Penelitian 50 7. Table Analisa Statistik 64

8. Dokumentasi 68

(14)

1.1. Latar Belakang

Perlu diketahui bahwa tidur merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, secara primer, tidur memiliki peran tersendiri bagi otak. Tidur menyediakan waktu bagi otak untuk pulih kembali. Selama tidur, otak dapat memproses informasl, memperkuat memori, mengelompokkan informasi yang telah ada dan memberikan kesempatan untuk belajar dan berfungsi secara efektif pada siang hari (Robotham, 2011).

Pada manusia, kualitas dan kuantitas dari tidur sangatlah penting. Remaja usia 12-18 tahun memeriukan waktu tidur 8-9 jam per hari. Saat seseorang mencapai tahap dewasa, mereka cenderung memeriukan waktu tidur 7-8 j a m per hari. (Benaroch, 2012). Saat tubuh tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup maka tubuh menyimpan suatu keadaan yang disebut 'sleep debf

yang dapat diganti hanya meialui tidur. Hal ini diatur oleh suatu mekanisme dalam tubuh yang disebut sebagai "sleep homeostat", yang mengatur keinginan untuk tidur. Jika jumlah 'sleep debf besar, maka "sleep homeostaC akan memberitahukan bahwa tubuh perlu tidur lebih banyak (Robotham, 2011).

Kualitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keadaan ruang tidur, peralatan yang digunakan saat tidur, posisi tidur, ada atau tidaknya depresi ataupun gangguan tidur, dan lama tidur. Walaupun lama tidur mempengaruhi efektivitas aktivitas saat terjaga, kualitas tidur lebih berperan dalam efektivitas saat terjaga (Smith, 2012; Mote, 2010).

Kualitas tidur juga dipengaruhi oleh neurotransmitter dan hormon. Neurotransmitter dalam kondisi normal dapat menciptakan kondisi tidur yang baik dan bekerja lebih baik pula di dalam tubuh sesuai dengan fungsinya. Namun, gangguan tidur dapat mengacaukan neurotransmitter yang kemudian dapat mengganggu fungsi tubuh yang lain, salah satunya adalah fungsi kognitif. Salah satu contohnya adalah norepinefrin, pada siklus tidur normal, norepinefrin berkurang untuk menciptakan kondisi tidur atau istirahat. Hal ini baik bagi tubuh

(15)

karena norepinefrin yang beriebihan dapat membuat kondisi seperli tremor dan cemas. Melatonin dan serotonin juga berperan dalam kondisi tidur, kadar kedua neurotransmitter ini akan meningkat untuk menciptakan kondisi mengantuk dan akan menurun seiring kondisi tidur mulai tercapai dan menjadi sangat rendah saat terbangun. Pada kondisi gangguan tidur melatonin dan serotonin terus meningkat untuk membuat tubuh beristirahat, tingginya kadar melatonin dan serotonin akan menimbulkan efek seperti mudah lemas, mengantuk, kcsadaran yang berkurang, kecemasan dan gangguan fungsi kognitif (Hall et al, 2000). Kuaiitas tidur yang buruk memiliki efek negatif baik terhadap kesehatan fisik maupun psikologi seseorang. Gangguan kuaiitas tidur memiliki kaitan yang besar dengan depresi dan kecemasan (Augner, 2011).

Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar pada Remaja di Yogyakarta, didapatkan hubungan yang bermakna dengan P=0,02. Subyek penelitian yang dilakukan adalah remaja usia antara 17-25 tahun temtama yang mengaiami obesitas, dikarcnakan obesitas dapat menyebabkan Obstruktif Sleep Apnea Sindrom (OSAS) sehingga menggangu kualitas tidur para remaja. Sedangkan pada penelitian yang berjudul Hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta tahun 2010, didapatkan juga hubungan yang bermakna dengan P=0,004 hal ini menunjukan bahwa kualitas tidur dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang baik anak-anak ataupun dewasa.

D i Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang menganut sistem PBL {Problem Based Learning) dimana mahasiswa lebih aktif dalam proses belajar yang dikenal dengan istilah adult learning yang berbeda dengan sistem fakultas lain. Dalam sistem PBL, mahasiswa mempunyai beban kuliah yang sama dan mendapat perlakuan yang sama. Pada sistem ini, ujian diadakan satu kali tiap beberapa minggu yang dikenal dengan istilah ujian blok. Nilai akhir mahasiswa merupakan gabungan dari tiga komponen, yaitu ujian Mutiple Chaise Question (MCQ), ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan

(16)

peniiaian lisan dari diskusi tutorial dan keterampiian dari penilaian skills lab. Hal ini menyebabkan mahasiswa harus aktif mencari informasi dan menguasai matcri yang akan di ujikan, terutama pada satu minggu sebelum ujian berlangsung yang menyebabkan mahasiswa kekurangan waktu untuk tidur dan tidur menjadi tidak nyaman. Gangguan kualitas tidur berimpllkasi pada kemampuan akademik dari individu tersebut, menurut beberapa penelitian gangguan kualitas tidur hampir dapat dipastikan mempengaruhi performa akademik terutama pada wanita (Abdulghani et al. 2012).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dilakukan penelitian apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dan konsentrasi seseorang sebelum mengikuti sesi ujian blok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa sebelum mengikuti ujian?

1.3. T u j u a n Penelitian 1.3.1. T u j u a n U m u m

Mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang sebelum mengikuti ujian.

1.3.2. T u j u a n Khusus

1. Mengetahui kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

(17)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran dan kesehatan mengenai kuaiitas tidur dan konsentrasi.

1.4.2. Manfaat Praktis a. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan tentang hubungan kualitas tidur terhadap konsentrasi sebagai sumber ilmu dan informasi.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada masyarakat mengenai pentingnya kualitas tidur terhadap konsentrasi. c. Bagi peneliti

dapat memperiuas wacana ilmu pengetahuan dan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk penelitian seianjutnya.

1.5, Keaslian Penelitian

Tabel I . l . Daftar penelitian sebelumnya

Judul Peneliti Metodelogi Hasil

Hubungan Khairun Cross sectional Terdapat hubungan antara Kualitas Nisak Jumlah sampel: 157 antara kualitas tidur Tidur dengan

Jumlah sampel: 157

dengan indeks prestasi Konsentrasi Variabei Bebas: belajar mahasiswa Belajar dan kualitas tidur P=0,042 (p<0,05) Indeks Prestasi

Mahasiswa Variabei Terikat:

Program D i l i konsentrasi kebidanan

STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Hubungan Izka Cross sectional Terdapat hubungan Kualitas Tidur Sofiyya Jumlah sampel: 300 yang bermakna antara

dengan Metode quota kualitas tidur dengan

Konsentrasi sampling konsentrasi belajar

(18)

Remaja di kuaiitas tidur P-0,02 (p<0,05)

Yopvakarta Variabei Terikat;

konsentrasi

Hubungan Beriliando Eksperimental Adanya hubungan Emosi dkk Jumlah sampel: 40 signifikan antara emosi

Terhadap orang dengan terhadap konsntrasi

Konsentrasi pembagian 20 mahasiswa Universitas mahasiswa kelompok control 20 Bina Nusantara

Universitas kelompok P=0,022(p<0.a5)

Bina Nusantara eksperimen Variabei Bebas: emosi mahasiswa Variabei Terikat: konsentrasi

Hubungan Catur Cross sectional Ada hubungan positif kualitas tidur Masyeni Jumlah sampel: 78 antara kuaiitas tidur

dengan dengan konsentrasi

konsentrasi Variabei Bebas: belajar siswa SD belajar siswa kualitas tidur Muhammadiyah

SD Wirobrajan 3

Muhammadiyah Variabei Terikat: Yogyakarta tahun 2010 Wirobrajan 3 konsentrasi P=0,004 (p<0,05) Yogyakarta

tahun 2010

(19)

2.1.1. Tidur A. Definisi Tidur

Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 2005). Tidur adalah suatu proses perubahan kcsadaran yang terjadi bcrulang-uiang selama periode tertentu (Potter & Perry, 2005). Menurut Chopra (2003), tidur merupakan dua keadaan yang bertolak belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme juga menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama periode bermimpi dibandingkan dengan ketika beraktivitas di siang hari.

Secara primer, tidur memiliki peran tersendiri bagi otak. Tidur menyediakan waktu bagi otak untuk pulih kembali dan beregenerasi. Selama tidur, otak dapat memproses informasi, memperkuat memori, mengelompokkan informasi yang telah ada dan memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar dan berfungsi secara efektif pada siang hari (Robotham, 2011).

Tidur juga mempengaruhi kemampuan kita dalam menggunakan bahasa, mempertahankan konsentrasi, memahami apa yang kita baca, dan menyimpuikan apa yang kita dengarkan. Selain itu, tidur juga mempengaruhi sistem imun tubuh (Robotham, 2011).

Pada manusia, jumlah jam yang diperlukan seseorang untuk tidur berbeda-beda, tergantung pada faktor-faktor tertentu dan usia mereka. Pada neonatus, waktu yang dibutuhkan rata-rata 15-18 jam dan waktu tidur mereka tidak dipengaruhi oleh siklus pagi dan malam yang discbabkan oleh ketiadaan

"circadian ryhthm". Waktu tersebut akan berkurang hingga 13-14 jam setelah satu tahun. Remaja memeriukan waktu tidur lebih lama daripada orang

(20)

dewasa, yang dimungkinkan oleh perubahan fisiologis yang sedang terjadi pada tubuhnya (Robotham. 2011: Benaroch. 2012).

Bayi dengan usia 1-12 bulan memeriukan waktu tidur 14-15 j a m per hari. Mereka masih tidur siang sebanyak 2-3 kali schari dengan waktu tidur yang mulai diarahkan agar memiliki pola kebiasaan yang baik (Benaroch, 2012).

B. Fisiologi T i d u r

Setiap makhluk memiliki irama kehidupan yang sesuai dengan masa rolasi bola dunia yang dikenal dengan nama irama sirkadian. Irama sirkadian bersikius 24 j a m antara lain diperlihatkan oleh menyingsing dan terbenamnya malahari, layu dan segarnya lanam-lanaman pada malam dan siang hari. awas waspadanya manusia dan bintang pada siang hari dan tidumya mereka pada malam hari (Harsono. 1996).

Tidur merupakan kegiatan susunan saraf pusat. dimana ketika seseorang sedang tidur bukan berarti bahwa susunan saraf pusatnya tidak aktif melainkan sedang bekerja (Harsono, 1996). Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah reticular activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional (BSR) yang terletak pada batang otak (Potter & Perry, 2005)

(21)

C . Mekanisme Tidur dan Pengaruh Hormonal

Tidur N R E M dan REM berbeda berdasarkan kumpulan parameter fisiologis. NREM ditandai oleh denyut jantung dan frekuensi pernafasaan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. NREM adalah tahapan tidur yang tenang. REM ditandai dengan gerakan mata yang cepal dan tiba-tiba, peningkatan saraf otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fiuktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi nafas. Keadaan ini disertai dengan penurunan tonus otot dan peningkata aktivitas otot involuntcr. REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks (Robotham, 2011).

Pada tidur yang normal, masa tidur REM berlangsung 5-20 menit, rata-rata timbul setiap 90 menit dengan periode pertama terjadi 80-100 menit setelah seseorang tertidur. Tidur R E M menghasilkan pola EEG yang menyerupai tidur N R E M tingkat I dengan gelombang beta, disertai mimpi aktif, tonus otot sangat rendah, frekuensi jantung dan nafas tidak teratur (pada mata menyebabkan gerakan bola mata yang cepat atau rapid eye movement),

dan lebih sulit dibangunkan daripada tidur gelombang lambat atau NREM. Pengaturan mekanisme tidur dan bangun sangat dipengaruhi oleh sistem yang disebut Reticular Activity System. Bila aktivitas Reticular Activity System

ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar jika aktivitas

Reticular Activity System menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktivitas Reticular Activity System (RAS) ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, koiinergik, histaminergik (Japardi, 2002).

1. Sistem serotoninergik

(22)

beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotoninergik ini terletak pada nucleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktivitas serotonis di nucleus raphe dorsalis dengan tidur REM.

2. Sistem adrenergic

Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepinefrin terletak di badan sel nucleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada

lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hiiangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

3. Sistem koiinergik

Menurut Sitaram dkk, (1976) dalam (Japardi, 2002) membuktikan dengan pemberian prostigimin intravena dapat mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur koiinergik ini, mengakibatkan aktivitas gambaran EEG seperti dalam kedaan jaga. Gangguan aktivitas koiinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikoiinergik (scopolamine) yang menghambat pengeiuaran koiinergik dari lokus sereleus maka tampak gangguan pada fase awal dan penurunan REM.

(23)

D. Siklus Tidur

Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan N R E M terjadi bcrselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup mengalami REM, maka esok harinya la akan menunjukkan kccenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya dan nafsu makan bertambah. Sedangkan jika N R E M kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit (Mardjono, 2008).

Siklus tidur normal dapat dilihat pada diagram berikut:

tali^i prabdtj:

N R E M t a l i a j : ! — > ' XREM taliaiNI — > NPXM taliap III > NREMtaliapIV

Tidur REM

NREM tahap IV

^

NREM tahap

HI

Gambar 2.1. Tahap-tahap siklus tidur Sumber: Potter & Perry, 2005

Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan siklus dari 24 j a m kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka flingsi

fisiologis dan psikologis dapat terganggu (Potter & Perry, 2005).

E . Pola Tidur

Pola tidur Juga memiliki peran yang sama pentingnya dengan total jumlah waktu tidur. Bayi dan anak-anak cenderung tidur beberapa kali dalam

(24)

Sebuah mekanisme yang disebut dengan "circadian timer" mengatur pola tidur- bangun dan berinteraksi dengan "sleep homeostat". Rata-rata setiap makhluk hidup memiliki "internal circadian rhythms", dimana mereka telah beradaplasi dengan siklus siang dan malam hari (Robotham, 2011).

Geophysicisl Francis Jean- Jacques d'Ortous de Mairan adalah orang pertama yang mcnemukan circadian rhythms pada sebuah eksperimen dengan tanaman pada tahun 1729. Dua abad kemudian, Dr. Nathaniel Kleitman mempelajari efek circadian rhythms pada siklus tidur manusia. Siklus ini bereaksi terutama pada terang dan gelap dan biasanya sedikit lebih lama dari 24 jam (Robotham, 2011).

Dapat dipikirkan kemungkinan bahwa "jam utama" yang meregulasi

circadian rhythms tubuh kita. Jam ini tersusun dari kumpulan sel-sel saraf pada otak kita yang disebut dengan suprachiasmatic nucleus (SCN). SCN mengontrol produksi melatonin, hormon yang membuat kita mengantuk dan banyak diproduksi saat gelap. Selama tidur, kadar melatonin meningkat tajam. SCN terlctak di atas nervus opticus, yang mengirimkan signal dari mata ke otak sehingga SCN menerima informasi mengenai kadar pencahayaan lingkungan sekitar meialui mata kita. Ketika cahaya kurang, seperti pada malam hari, akan dikirimkan signal ke otak untuk mengeluarkan lebih banyak melatonin (Robotham, 2011; National Sleep Foundation, 2006).

Balita usia 1-3 tahun memeriukan waktu tidur 12-14 jam per hari. Walaupun masih tidur siang, mereka hanya tidur siang sekali sehari dan tidak lagi tidur siang pada pagi hari (Benaroch, 2012). Balita usia 3-5 tahun dan anak usia 6 tahun memeriukan waktu tidur 10-12 jam per hari. Waktu tidur siang mereka makin lama makin sedikit dan umumnya pada usia 5 tahun, anak tidak lagi tidur siang. Anak usia 7-12 tahun memeriukan waktu tidur

10-11 jam per hari. Pada usia tersebut, aktivitas sehari-hari membuat mereka tidur makin larut dan rata-rata hanya tidur sekitar 9 jam (Benaroch, 2012).

(25)

waktu tidur yang niungkin lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, tuntutan sosial membuat mereka sulit mendapatkan waktu dan kualitas tidur yang sesuai (Benaroch, 2012).

Saat seseorang mencapai tahap dewasa, mereka cenderung memeriukan waktu tidur 7-8 jam per hari. Sedangkan lansia cenderung memeriukan waktu 6-7 jam per hari dengan tidur siang yang lebih sering pada siang hari. Waktu untuk tidur pada orang dewasa kebanyakan bervariasi dari tiap orang ke orang, dan umumnya berkisar antara 5-11 jam (Robotham, 2011).

Kurang tidur dapat mengakibatkan dampak negatif. Saat kita terjaga, kita menyimpan suatu keadaan yang disebut 'sleep debf yang dapat diganti hanya meialui tidur. Ha! ini diatur oleh suatu mekanisme dalam tubuh yang disebut sebagai "sleep homeostat", yang mengatur keinginan kita untuk tidur. Jika jumlah 'sleep debf besar, maka "sleep homeostat" akan memberitahukan pada kita bahwa kita perlu tidur lebih banyak (Robotham, 2011).

(26)

Figure 1

D i a g r a m of s l e e p h o m e o s t a t a n d c i r c a d i a n t i m e r ( a d a p t e d m o d e l from P r o f e s s o r D e r k - J a n Dijk, S u r r e y S l e e p R e s e a r c h C e n t r e )

P e r f o r m a n c e whlf^ •

-v.' • ;t.- •-

\

/

S l e e p W a k e C y c l e

\

/

C i r c a d i a n

H o m e o s i . i ; :

Cycle

Gambar 2.2.Diagram homeostat tidur dan waktu circadian,

Sumber : Robotham, 201!

Pola tidur sangat bervariasi, beberapa fauna aktif saat siang dan cenderung tidur pada malam hari, dan yang lain aktif pada malam hari dan cenderung tidur pada siang hari. Pada manusia, waktu circadian setiap orang diatur sedikit berbeda; beberapa orang dapat beraktivitas secara maksminal pada pagi hari (larks), yang lainnya saat malam (owls), banyak di antara kita yang berada d i antara keduanya (Robotham, 2011).

(27)

dalam hidup, walaupun untuk beberapa orang dapat menjadi sebuah aset (Robotham, 2011).

Efek yang mirip sering didapatkan pada orang-orang yang pola tidumya diganggu oleh faktor ekstemal, seperti bekerja pada shift malam secara

regular (terutama setelah bekerja pada shift siang minggu-minggu sebelumnya, disebut juga dengan work shifts disorder). Contoh yang lain adalah jetlag yang diakibatkan oleh pembahan time zones yang tidak sesuai dengan waktu circadian internal. Keduanya merupakan penemuan yang paling sering dari circadian rhythm disorders. Manusia tidak dirancang untuk terjaga pada malam hari dan tidur pada siang hari. Orang- orang yang secara regular bekerja pada shift malam diperkirakan lebih beresiko menderita kanker dan penyakit jantung, rasa mengantuk yang beriebihan, tidur yang buruk, kurang konsentrasi, refleks motorik yang buruk dan lambat, mual dan

irritability. Awak penerbangan internasional juga diperkirakan lebih beresiko menderika kanker, kemungkinan discbabkan oleh gangguan circadian rhythms yang bcrulang-ulang (Robotham, 2011; National Sleep Foundation, 2006).

Gangguan tidur dan circadian rhythm juga didapatkan pada orang-orang yang menderita bipolar disorder, walaupun tidak jelas apakah yang bertanggung jawab untuk underlying sleep disturbances adalah circadian timer atau sleep homeostat. Telah diajukan bahwa pembahan circadian rhythm seseorang dapat menjadi trigger untuk bipolar disorder, temtama mania (Robotham, 2011).

F . Siklus Tidur-Terjaga

(28)

cortex dan sistem saraf tepi, dimana keduanya mengirimkan feedback positif ke reticular activating nuclei untuk mengaktifkannya lebih jauh. Oleh sebab itu, saat proses terjaga dimulai, terjadi kccenderungan untuk menahan dirinya yang discbabkan oleh aktivitas feedback positif tersebut (Guyton, 2005).

Setelah otak aktif selama beberapa jam, diperkirakan bahwa neuron-neuron di activating system juga menjadi lelah. Akibatnya, siklus feedback positif pada mesencephalic reticular nuclei dan cerebral cortex menghilang perlahan-lahan, dan efek sleep-promoting pada pusat tidur mengambil aiih, mengarah ke transisi yang cepat dari terjaga kembali ke tidur. Teori ini dapat menjelaskan transisi yang cepat dari tidur ke terjaga dan terjaga ke tidur. la juga dapat menjelaskan proses arousal, insomnia yang terjadi ketika pikiran seseorang penuh pikiran, dan keadaan terjaga yang dihasilkan oleh aktivitas fisik tubuh (Guyton, 2005).

G . Efek Psikologis Tidur

Tidur menyebabkan dua tipe efek psikologik utama, yaitu efek pada sistem saraf dan efek pada sistem fungsional tubuh. Efek pada sistem saraf tampaknya jauh lebih penting sebab jika seseorang memiliki spinal cord di leher yang terpotong (sehingga tidak memiliki siklus tidur-terjaga di bawah perpotongan tersebut), tidak menunjukkan efek berbahaya yang dapat berperan langsung pada siklus tidur-terjaga (Guyton, 2005).

Namun, kurang tidur secara pasti mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat. Terjaga yang terlalu lama sering diasosiasikan dengan malfungsi progresif proses berpikir dan kadang-kadang menyebabkan aktivitas perilaku yang abnormal (Guyton, 2005).

(29)

pusat. Hal ini dapat disamakan dengan "rezeroing" elektronik komputer analog setelah penggunaan yang lama, karena komputer tipe ini

perlahan-lahan akan kehilangan baseline operasinya. Maka beralasan mengasumsikan bahwa efek yang sama akan muncul pada sistem saraf pusat sebab penggunaan beriebihan pada beberapa area tertentu otak dapat secara mudah membuat area-area ini tidak seimbang dengan sistem saraf yang lainnya (Guyton, 2005).

Kita dapat mempostulatkan bahwa secara prinsip, nilai tidur adalah mengembalikan keseimbangan alami pusat saraf. Fungsi psikologis spesifik tidur tetaplah merupakan sebuah misteri, dan mereka adalah subjek penelitian seianjutnya (Guyton, 2005).

H . Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tidur Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi tidur yaitu:

1. Faktor fisiologis

Tidur adalah proses fisiologis yang bersikius dan bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur dan terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respon perilaku.

2. Faktor psikologis

(30)

3. Faktor lingkungan

Seseorang orang memeriukan lingkungan tidur yang nyaman dan ventilasi yang baik. Faktor gaya hidup Rutinitas harian seseorang mempengaruhi kualitas tidur. individu yang bekerja sering kali mempunyai kesuiitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. jam internal tubuh diatur pukul 22.00 W I B , tetapi sebaliknya jadwal kerja memaksa untuk tidur pada pukul 9 pagi. Individu mampu utnuk tidur hanya selama 3-4 jam karena tubuh mempersepsikan bahwa ini adalah waktu terbangun dan aktif. Kualitas tidur yang baik dimaiam hari harus benar-benar memperhatlkan pola hidup sehari-hari. Banyak hal yang mempengaruhi terbentuknya pola tidur, seperti kebiasaan makan, program diet, kebiasaan sehari-hari juga kebiasaan tidur itu sendiri (Hirawan, 2007).

1. Irama Sirkadian dan Jam Biologis

(31)

24:00 22:30 TCNGAHMALAM

12:00 TENGAHHARI Gambar 2.3. Siklus Tidur Bangun Sumber; Smolensky & Lamberg, 2000

(32)

J. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. (Nashori, 2002; Purwanto, 2003).

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006). Kualitas tidur, menurut American Psychiatric Association (2000), didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi.

Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Buysse, 2008). Persepsi mengenai kualitas tidur itu sangat bervariasi dan individual yang dapat dipengaruhi oleh waktu yang digunakan untuk tidur pada malam hari atau efesiensi tidur. Beberapa penelitian melaporkan bahwa efisiensi tidur pada usia dewasa muda adalah 80-90%. D i sisi lain, Lai (2001) menyebutkan bahwa kualitas tidur ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidumya pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat semua orang.

Kualitas tidur yang baik diperlihatkan dengan mudahnya seseorang memulai tidur saat jam tidur, mempertahankan tidur, menginisiasi untuk tidur kembali setelah terbangun di malam hari, dan peralihan dari tidur ke bangun di pagi hari dengan mudah (Saputri, 2009).

(33)

dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan psikologis yang dialami.

a. Tanda fisik

Ekspresi wajah (area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang beriebihan (sering menguap), tidak mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. b. Tanda psikologis

Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun.

Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serins, kualitas tidur yang baik seringkali terabaikan dan masih ada anggapan bahwa gangguan tidur bukan masalah yang serius. Padahal tidur merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia (Sindo, 2008). Kualitas tidur yang buruk memberi efek yang buruk diantaranya sakit kepala dan sulit berkonsentrasi, selain itu juga kurang tidur dapat mengganggu metabolisme tubuh. Seperti yang sudah diketahui tidur adalah proses pemulihan sel-sel tubuh. Jika proses ini terganggu tentu regenerasi sel-sel tubuh tidak akan maksimal akibatnya tubuh menjadi lemas dan rentan terhadap penyakit (Lumbantobing, 2004).

(34)

Waklu tidur yang kurang dari kebutuhan dapat mempengaruhi sintesis protein yang berperan dalam memperbaiki sel-sel yang rusak menjadi menurun. Keleiahan, meningkatnya stress kecemasan serta kurangnya konsentrasi dalam aktivitas sehari-hari adalah akibat yang sering terjadi apabila waktu tidur tidak tercukupi. Tidur malam yang berlangsung dengan rerata 7 jam, terdiri dari 2 macam kondisi yaitu REM dan NREM yang bergantian selama 4-6 kali. Seseorang yang kurang cukup menjalani tidur jenis REM maka esok harinya akan menunjukkan kccenderungan untuk hiperaktif, kurang dapat mengendalikan diri dan emosinya, nafsu makan bertambah. Tidur N R E M yang kurang cukup, akan mengakibatkan esok harinya keadaan fisik menjadi kurang gesit (Potter & Perry, 2005). Indeks kualitas tidur: berdasarkan total jam tidur, waktu untuk memulai tidur, frekuensi terbangun pada malam hari, perasaan segar ketika bangun dipagi hari, kedalaman tidur, dan rasa mengantuk disiang hari.

2.1.2. 77/^ Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) A. Definisi

(35)

B. KomponcD Pengukuran

Kualitas tidur dapat diukur dengan menggunakan PSQI yang terdiri dari tujuh komponen, yaitu:

1. Kualitas tidur

Evaluasi kualitas tidur secara subjektif merupakan evaluasi singkat terhadap tidur seseorang tentang apakah tidumya sangat baik atau sangat buruk.

2. Latensi tidur

Latensi tidur adalah durasi mulai dari berangkat tidur hingga tertidur. Seseorang dengan kualitas tidur baik menghabiskan waktu kurang dari 15 menit untuk dapat memasuki tahap tidur seianjutnya secara lengkap. Sebaliknya, lebih dari 20 menit menandakan level insomnia yaitu seseorang yang mengalami kesuiitan dalam memasuki tahap tidur seianjutnya.

3. Durasi tidur

Durasi tidur dihitung dari waktu seseorang tidur sampai terbangun di pagi hari tanpa menyebutkan terbangun pada tengah malam, Orang dewasa yang dapat tidur selama lebih dari 7 j a m setiap malam dapat dikatakan memiliki kualitas tidur yang baik.

4. Efisiensi kebiasaan tidur

Efisiensi kebiasaan tidur adalah rasio persentase antara jumlah total jam tidur dibagi dengan jumlah jam yang dihabiskan di tempat tidur. Seseorang dikatakan mempunyai kualitas tidur yang baik apabila efisiensi kebiasaan tidumya lebih dari 85%.

5. Gangguan tidur

(36)

6. Penggunaan obat

Penggunaan obat-obatan yang mengandung sedatif mcngindikasikan adanya masalah tidur. Obat-obatan mempunyai efek terhadap terganggunya tidur pada tahap REM. Oleh karena itu, setelah mengkonsumsi obat yang mengandung sedatif, seseorang akan dihadapkan pada kesuiitan untuk tidur yang disertai dengan frekuensi terbangun di tengah malam dan kesuiitan untuk kembali tertidur, semuanya akan berdampak langsung terhadap kualitas tidumya.

7. Disfungsi di siang hari

Seseorang dengan kualitas tidur yang bumk menunjukkan keadaan mengantuk ketika beraktivitas di siang hari, kurang antusias atau perhatian.

2.1.3. Fungsi Kognitif A. Definisi Kognitif

Pengertian kognitif menurut behavioral neurology mempakan suatu proses dimana semua masukan yang bersifat sensoris baik bersifat taktil, visual dan auditorik akan diubah, diolah, disimpan dan seianjutnya digunakan untuk hubungan intemeuron secara sempuma sehingga individu mampu melaksanakan penalaran terhadap masukan sensoris tersebut (Wiyoto, 2002). Pada konsep yang banyak dianut mengatakan bahwa 5 domain dari fungsi kognitif adalah: attention (pemusatan perhatian/atensi), language (bahasa),

memory (daya ingat), visuospatial (pengenalan ruang), dan executive function

(fungsi eksekutif: fungsi pencemaan, pengorganisasian dan pelaksanaan (Sidiarto 8c Kusumoputro, 2004).

(37)

Konsentrasi merupakan proses kognitif yang melibatkan berbagai macam aspek psikologis dan neurologis. Konsentrasi sendiri memiliki definisi suatu proses untuk memilih suatu objek dan mempertahankan untuk tetap mempcrhatikan objek tersebut serta menyelesaikan masalah atau rintangan dalam prosesnya (Green, 2003)

Konsentrasi adalah kemampuan untuk bereaksi atau mempcrhatikan satu stimulus tertentu dengan mampu mengabaikan stimulus lain yang tidak dibutuhkan. Konsentrasi merupakan hasil hubungan antara batang otak, aktivitas limbik dan aktivitas kortcks sehinga mampu untuk fokus pada stimulus spesifik dan mengabaikan stimulus yang lain yang tidak relevan. Konsentrasi merupakan kemampuan untuk mempertahankan atensi dalam periode yang lebih lama. Gangguan atensi dan konsentrasi akan mempengaruhi fungsi kognitif lain seperti memori, bahasa, dan fungsi eksekutif (Hamidah, 2011).

B. Definisi konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya) (AIwi dan Hasan, 2007). Menurut Slameto (2003) konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dimana dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Hendrata (2007) berpendapat konsentrasi adalah sumber kekuatan pikiran dan bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa dimana pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa dan ingat dalam waktu bersamaan. Apabila konsentrasi seseorang mulai lemah maka akan cenderung mudah melupakan suatu hal dan sebaliknya apabila konsentrasi masih cukup kuat maka akan dapat mengingat dalam waktu yang lama.

(38)

sebagainya. Dalam belajar dibutuhkan konsentrasi dalam bentuk perhatian yang tcrpusat pada suatu pelajaran

Pengertian konsentrasi secara umum adalah sebagai suatu proses pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu. Artinya tindakan atau pekerjaan yang kita lakukan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan memusatkan seluruh panca indra kita, penciuman, pendengaran, pengelihatan dan fikiran kita. Bahkan yang sifatnya abstrak sekalipun yaitu perasaan. Ketika memahami kata perkata tentu harus paham betul arti kata yang di maksud, pendengaran kita harus mampu menyerap apa yang disampaikan guru. Sehingga maksud dan tujuannya sampai. Ketika kita memahami dengan pendengaran dan mampu mengerti apa yang dimaksud dengan bersungguh mendegar serta memperhatikannya dengan sungguh-sungguh maka itu dinamakan konsentrasi

Aspek - Aspek Konsentrasi

Nugroho (2007) mengungkapkan aspek - aspek konsentrasi sebagai berikut:

a Pemusatan pikiran ; Suatu keadaan yang membutuhkan ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami permasalahan yang dihadapi.

b. Perasaan tertekan : Perasaan seseorang yang bkan dari individu melainkan dorongan / tuntutan dari orang lain maupun lingkungan.

c. Gangguan pemikiran : Hambatan seseorang yang berasal dari dalam individu maupun orang sekitar. Misalnya : masalah ekonomi, keluarga, masalah pribadi individu.

(39)

2.1.4. Stroop Test

Kajian Slroop Effect adalah salah satu kajian yang digunakan untuk meiihat proses perhatian dan kcsadaran dalam diri manusia. "Stroop Effect" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1935 oleh John Ridley Stroop dalam jurnalnya yaitu "Studies Of Interference In Serial Verbal Reactions".

Eksperimen ini adalah yang berkaitan dengan pengecaman wama dan perkataan. Hasil keputusan dalam eksperimen ini, untuk menguji hipotesisnya itu, Stroop memperkenalkan beberapa eksperimen visual (MacLeod, 1991).

Dalam satu eksperimen, Stroop menunjukkan satu perkataan dan wama, subjek perlu membaca dan mengecam wama yang di tunjukkan. Dalam eksperimen ini dua proses berlaku yaitu membaca perkataan dan mengecam wama dalam masa yang sama. Ini memberi satu bentuk 'gangguan' antara membaca perkataan dan mengecam wama tersebut. Stroop membuat kesimpulan bahwa manusia lebih senang membuat pengecaman pada perkataan daripada mengecam wama. Terdapat kurang gangguan apabila seseorang itu mengecam perkataan daripada mengecam wama (Stroop, J. R. 1935).

Stroop test merupakan salah satu bentuk permainan asah otak yang dapat digunakan untuk menguji daya konsentrasi seseorang. Test ini sering digunakan oleh para psikolog untuk menilai daya konsentrasi seseorang. Instrumen tes ini adalah kartu yang berisi sebuah kata dalam berbagai wama. Dimana responden menyebutkan kata dan wama tulisan dalam kartu dengan waktu yang diukur untuk setiap pengukuran. Misalnya, bila yang kartu yang ditunjukan pada responden adalah kartu yang berisi kata 'merah' dalam wama hijau, maka responden harus 'merah' pada pengukuran yang pertama dan menyebutkan hijau dan bukan 'merah' yang tertulis dalam kartu pada pengukuran yang kedua (Stroop, J. R. 1935).

(40)

dari pengukuran saat responden menyebutkan warna tulisan setiap kata dalam 25 kartu dikurangi dengan waktu responden membaca kata dalam 25 kartu untuk mendapatkan interference score. Bila didapatkan selisih kedua waktu (interference score) <13. maka dikatakan konsentrasi baik. Namun bila interference score > ] 3 , maka dikatakan konsentrasi buruk

2.1.5. Hubungan Antara T i d u r dan Konsentrasi

Kualitas tidur dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah neurotransmitter dan hormon. Neurotransmitter dalam kondisi normal dapat menciptakan kondisi tidur yang baik dan bekerja lebih baik pula di dalam tubuh sesuai dengan fungsinya. Namun, gangguan tidur dapat mengacaukan neurotransmitter yang kemudian dapat mengganggu fungsi tubuh yang lain, salah satunya adalah fungsi kognitif. Salah satu contohnya adalah norepinefrin, pada siklus tidur normal, norepinefrin berkurang untuk menciptakan kondisi tidur atau istirahat. Hal ini baik bagi tubuh karena norepinefrin yang beriebihan dapat membuat kondisi seperti tremor

dan cemas. Melatonin dan serotonin juga berperan dalam kondisi tidur, kadar kedua neurotransmitter ini akan meningkat untuk menciptakan kondisi mengantuk dan akan menurun seiring kondisi tidur mulai tercapai dan menjadi sangat rendah saat terbangun. Pada kondisi gangguan tidur melatonin dan serotonin terus meningkat untuk membuat tubuh beristirahat, tingginya kadar melatonin dan serotonin akan menimbulkan efek seperti mudah lemas, mengantuk, kcsadaran yang berkurang, kecemasan dan gangguan fungsi kognitif (Hall et al. 2000).

(41)

2.2. Kerangka Teori

Persiapan Mengikuti sesi

uiian blok

Gangguan Kualitas Tidur

Gangguan Neurotransmiter

Pengunaan obat-obatan Neurokimia

Sistem sirotonergik Sistem koiinergik Sistem adenergik

( r ] Demesia, j

) Cedera Otak, | I A D H D , I 1 Gangguan | I Neurologi |

Gangguan mood

dan Fungsi Kognitif

Penurunan Konsentrasi

(42)

2.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut; a. Hipotesis nihil (Ho):

Tidak ada hubungan kuaiitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang sebelum mengikuti ujian.

b. Hipotesis alternative (Ha)

(43)

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian termasuk penelitian observasionai analitik yang menggunakan metode cross sectional.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 14 Oktober 2016 - 20 Desember 2016.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

a. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang angkatan 2013-2016.

3.3.2. Sampel dan Besar Sampel

Adapun sampel penelitian akan dipilih dengan cara total sampling,

dengan mengambil sampel pada seluruh Mahasiswa Fakultas

(44)

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang angkatan 2013-2016.

3.3.3. Kriteria InkJusi dan Eksklusi Kritena inklusi meliputi:

1) Mengikuti sesi ujian blok 2) Bersedia menjadi responden Kriteria ekslusi meliputi; 1) Menggunakan obat-obatan

3.3.4. C a r a Pengambilan Sampel

Cara pemiiihan sampel adalah total sampling.

3.4. Variabei Penelitian

3.4.1. Variabei Dependent

Varianel dependent pada penelitian ini adalah konsentrasi.

3.4.2. Variabei Independent

Variable independent pada penelitian ini adalah kualitas tidur.

3.5. Definisi Operasional

Table 3.1. Tabei Definisi Operasional No Variabei

yang diukur

Definisi C a r a ukur

Alat ukur Skala ukur

Hasil ukur 1 Kualitas Kualitas tidur Mengguna pittsburhg Nominal <5 =

tidur adalah suatu kan sleep kualitas

keadaan di mana kuisioner quality tidur baik

tidur yang dijalani index >5 =

seorang individu kualitas

menghasilkan tidur

(45)

kebugaran di saat terbangun

2 Konsentrasi Konsentrasi Mengunak Stoop test Nominal, Baik jika adalah pemusatan an lembar

atau pengerahan test stroop

hasil > I 3 Buruk jika (perhatiannya ke

pekerjaannya atau aktivitasnya)

hasil < 1 3

3.6. Cara Pengumpulan Data 3.6.1. Data Primer

Data penelitian adalah data primer menggunakan Pittsburgh Sleep Quality index dan stroop test. Hanya responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang akan diambil.

Untuk mendapatkan nilai Pittsburgh Sleep Quality index

(PSQI) maka responden akan mengisi kuisioner yang berisi kualitas tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat, dan disfungsi di siang hari.

Setelah hasil kualitas tidur didapatkan, penelitian dilanjutkan dengan melakukan stroop test pada responden dengan 2 kali percobaan.

Berikut langkah-langkah melakukan Stroop Test:

1. Menempatkan responden di ruangan yang kondusif dan nyaman

2. Memberikan lembar Stroop Off Test dan di ukur waktunya 3. Seianjutnya memberikan lembar Stroop On Test dan di ukur

kembali waktunnya

4. Hasil Stroop On test akan dikurangi dengan hasil Stroop Off Test

(46)

6. Jika hasil didapatkan >13 detik, menginterpretasikan konsentrasi responden burn

3.7. Metode Teknis Analisis Data Cara Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-iangkahnya sebagai berikut: 1) Pengumpulan data

2) Editing data

Editing akan dilakukan setelah data terkumpul, yaitu memeriksa kelengkapan data dan memeriksa kesinambungan data. Tujuannya adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar.

3) Koding

Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori.

4) Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan data pada tabel kerja. Merupakan proses menabulasi data agar lebih mudah untuk penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi.

5) Analisis data

Analisis yang digunakan adalah Chi-Square dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Bila nilai signifikansinya p<0,05 maka terdapat hubungan antara variable independen dengan variable dependen. Bila nilai p>0,05 maka tidak terdapat hubungan antara variable independen dengan variable dependen. Menggunakan uji hipotesis Chi-Square karena hasil penelitian ini merupakan variable kategorik tidak berpasangan. Syarat dari uji Chi-Square, yaitu:

(47)

b. Apabila bentuk tabel konlingcnsi 2 X 2 , maka tidak bolch ada 1 cell saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut jugd expected count ("Fh") kurang dari 5

c. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2 , misal 2 x 3 , maka jumlah ceil dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

3.8. Alur Penelitian

Populasi: Mahasiswa FK UMP

Sampel

Kriteria inklusi dan ekslusi

Pengukuran indeks kuahtas tidur dengan PSQI

Pengukuran tingkat konsentrasi dengan Stroop Test

t l

Pengumpulan dan analisis data

Hasil dan pembahasan

(48)

Gambar 3.1. Alur penelitian

3.9. Rencana Kegiatan

Tabel 3.2 Tabel Rencana Kegiatan

Bulan Rencana Kegiatan

Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

Pcngajuan Jiidui

Penentuan Pembimbing dan Penguji

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

(49)

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian in! dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang bertempat di Jalan Talang Banten 13 Ulu, Palembang, Indonesia. Pada penelitian ini dari 355 mahasiswa dari angkatan 2013-2016 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang didapatkan 320 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, data penelitian ini di ambil 2 hari menjelang minggu ujian blok pada setiap angkatan. Data penelitian yang di peroleh sebagai berikut.

4.1.1. Analisis Univariat

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Responden penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2013-2016 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang aktif dalam perkuliahan yang telah ditetapkan.

Tabel 4.1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

J E N I S K E L A M I N J U M L A H R E S P O N D E N P E R S E N T A S E (%)

Laki-laki 89 27,8 Perempuan 231 72,2

T O T A L 320 100 Dari tabel 4.1. di atas didapatkan bahwajumlah responden lebih banyak

perempuan dibandingkan dengan laki-laki dengan jumlah 89 laki-laki (27,8%) dan 231 perempuan (72,2%).

(50)

Tabel 4.2. Distribusi Responden berdasarkan Usia

USIA (Taliun) J U M L A H R E S P O N D E N P E R S S E N T A S E ( % )

17 24 7,5

18 57 17,8

19 75 23,4

20 100 31,2

21 51 15,9

22 13 4,1

T O T A L 320 100,0

Dari tabci 4.2. di atas, didapatkan bahwajumlah responden yang memiliki Data menunjukkan bahwa Usia terbanyak sebagai responden adalah 20 tahun.

B. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas T i d u r Tabel 4.3. Distribusi Responden berdasarkan Kualitas Tidur

K U A L I T A S T I D U R J U M L A H R E S P O N D E N P E R S E N T A S E ( % )

Baik (>5) 45 14,1

Buruk (<5) 275 85,9

T O T A L 320 100

(51)

C . Distribusi Responden Berdasarkan Konsentrasi Tabel 4.4. Distribusi Responden berdasarkan Konsentrasi

K O N S E N T R A S I J U M L A H R E S P O N D E N P E R S E N T A S E (%)

Baik (<13) Buruk (>13)

T O T A L

132 188 320

41,2 58,8 100

Dari tabel 4.4. di atas, didapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki konsentrasi baik adalah 132orang (41,2%) dan konsentrasi buruk adalah 188 orang (58,8%). Data menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki konsentrasi yang buruk.

4.1.2. Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi

Uji hipotesis penelitian ini menggunakan metode Chi-square dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.5. Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi

Konsentrasi Konsentrasi Baik Buruk

Total

N % N %

N

%

P value Odds

{Chi- Ratio Confidents

Square) Interval

95%

Kualitas

Tidur Baik 28 17 5,3 45 14.1

Kualitas Tidur

Buruk 104 32,5 171 53,4 275 85,9

0,002 2,708 1,414-5,188

Total 132 41,2 188 58,8 320 100

(52)

responden dengan kualitas tidur baik dan konsentrasi buruk adaiah 17 orang (5,3%), responden dengan kuaiitas tidur buruk dan konsentrasi baik adalah 104 orang (32,5%), dan responden dengan kualitas tidur dan konsentrasi buruk adalah 171 orang (53,4%). Dengan menggunakan uji statistik Chi square, didapatkan p value <0,05 yaitu p= 0,02 yang bermakna Ho di tolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kualitas tidur terhadap konsentrasi.

4.2. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang bertempat di Jalan Talang Banten 13 Ulu, Palembang, Indonesia. Populasi yang diambil adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang aktif dalam perkuliahan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu kuesioner kualitas tidur {Pittsburgh Sleep Quality index) dan lembar Stroop Test. Pada penelitian ini jumlah responden yang didapatkan sebanyak 320 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas tidur

(53)

4.2.2, Distribusi Responden Berdasarkan Konsentrasi

Berdasarkan Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata responden memiliki konsentrasi yang buruk dengan rincinan jumlah responden yang memiliki konsentrasi baik adalah 132orang (41,2%) dan konsentrasi buruk adalah 188 orang (58,8%). Hal ini kemungkinan disebabkan karena rata-rata kualitas tidur dari responden yang buruk sehingga menyebabkan gangguan konsentrasi, hal ini sesuai dengan teori saat kita keicurangan waktu tidur, kita menyimpan suatu keadaan yang disebut 'sleep debf yang dapat diganti hanya meialui tidur. Hal ini diatur oleh suatu mekanisme dalam tubuh yang disebut sebagai "sleep homeostat", yang mengatur keinginan kita untuk tidur. Jika jumlah 'sleep debf besar, maka "sleep homeostat" akan memberitahukan pada kita bahwa kita perlu tidur lebih banyak (Robotham, 2011). Orang-orang yang secara regular mengalami kurang tidur akan mengalami rasa mengantuk yang beriebihan,, kurang konsentrasi, refleks motorik yang buruk dan lambat. (Robotham, 2011; National Sleep Foundation, 2006).

4.2.3. Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan bahwa rata-rata mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang memiliki kualitas tidur dan daya konsentrasi yang buruk dengan jumlah sampel responden yang memiliki kualitas tidur dan konsentrasi yang baik adalah 28 orang (8,8%), responden dengan kualitas tidur balk dan konsentrasi buruk adalah 17 orang (5,3%), responden dengan kualitas tidur buruk dan konsentrasi baik adalah 104 orang (32,5%), dan responden dengan kualitas tidur dan konsentrasi buruk adalah 171 orang (53,4%). Dengan menggunakan uji statistik Chi square didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi (p= 0,02).

(54)

yogyakarta dengan p value 0,02, dan sama hainya dengan penelitian oieh Catur (2010) yang mendapatkan hubungan bermakna antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa SD Muhammadiyah. Hal ini sesuai dengan teori jika dihubungkan dengan hormonal, terutama melatonin dan serotonin yang sangat berperan dalam kondisi tidur, kadar kedua neurotransmitter ini akan meningkat untuk menciptakan kondisi mengantuk dan akan menurun seiring kondisi tidur mulai tercapai dan menjadi sangat rendah saat terbangun. Pada kondisi gangguan tidur melatonin dan serotonin terus meningkat untuk membuat tubuh beristirahat, tingginya kadar melatonin dan serotonin akan menimbulkan efek seperti mudah lemas, mengantuk, kcsadaran yang berkurang, kecemasan dan gangguan fungsi kognitif yaitu konsentrasi (Hall et al. 2000).

(55)

.1. Kesimpulan

Dari data hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1) Pada penelitian didapatkan hampir seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang mengalami kuaiitas tidur yang buruk dengan jumlah 275 responden (85,9%) dari 320 responden.

2) Pada penelitian didapatkan lebih dari separuh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang mengalami konsentrasi yang buruk dengan jumlah konsentrasi buruk adalah 188 responden (58,8%) dari 320 responden.

3) Terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang sebelum mengikuti ujian. a^fj}^ T)

'liVstt/f^^-.2. Saran

Saran dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Univeritas Muhammadiyah Palembang

Kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang untuk memperhatikan kualitas tidur agar dapat berkonsentrasi dengan baik dalam beraktivitas.

2. Bagi masyarakat

Kepada masyarakat untuk selalu membagi waktu kerja dan istirahatnya dengan baik agar tetap dapat berkonsentrasi dengan baik dalam beraktivitas.

3. Bagi penelitian seianjutnya

(56)

a) Penulis berharap untuk penelitian seianjutnya dapat meneliti faktor-faktor yang lebih kompleks pengaruhnya terhadap konsentrasi. b) Penulis berharap kedepannya untuk dapat dilakukan penelitian

mengenai kualitas tidur terhadap konsentrasi dengan metode cohort

agar dapat diketahuinya hubungan faktor risiko dengan kejadian secara lebih akurat.

(57)

Population and Nutrition, 29(5), pp.516-522

A I w i , Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Indonesia.

American Psychiatric Association. (2000) Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revision, DSM-IV-TR. Arlington, V A . American Psychiatric Association

Benaroch, R . , 2012. How Much Sleep Do Children Need?, Soong.

[Http://www.Soong.com/parenting/guide/sleep-children,_ Diakses 25 Agustus 2016).

Buysse, Dj et a l 2008. The. Pittsburgh Sleep Quality. Index (PQSl).

C. M . MacLeod,1991. H a i f a century o f research on the Stroop effect: an integrative review., Psychol. Bull. (109) :163-203.

Djamarah, S., 8c Bahri. 2008. Rahasla Sukses Belajar. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia.

Green AF, Rebok G . & Lyketsos CG. 2008. Influence O f Social Network Characteristics On Cognitive And Functional Status With Aging. International Journal o f Geriatric Psychiatry. (23): 972-978

Guyton, A . C . , 2005. Behavioral and Motivational Mechanism o f the Brain-The Limbic System and the Hypothalamus. In : Hall, J.E., ed. Textbook o f Medical Physiology. 11th ed. University o f Mississippi Medical Center. Mississippi. Hal. 728-738.

(58)

Hidayat. 2005.Pengatar Ilmu Keperawatan Anak 1, Salemba Medika, Jakarta, Indonesia.

Hirawan, A . 2007.Sukses TidurNyenyak, Salemba Medika, Jakarta, Indonesia

.(:hUp://Ameliahirawan..com diakses pada 25 agustus 2016)

Hidayat, A . Aziz. Alimul. 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia: "aplikasi konsep dan proses keperawatan". Salcmba Medika, Jakarta, Indocnsia.

Stroop J. R. 1935. Studies o f interference in serial verbal reactions. Journal o f Experimental Psychology. (18). Hal. 643-662.

Kusumoputro, Sidiarto. 2004. Mengenai Awal Pikun Alzheimer. Ul-prcss. Jakarta, Indonesia.

Lai et, al. 2001. Hypertension and its Related Factors in Taiwanese Elderly People. Yale Journal o f Biology and Medicine. 74 (2): 80 -94.

Lumbantobing. 2004. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Mote, T. ,2010. Effects o f Depression on Sleep. 84 (2): 12-16

(Http://Mote.com/article/69548-effects-depression-slecp_ Diakses pada 26 Agustus 2016).

Nashori, H.F. 2004. Hubungan antara Kualitas Tidur dan Kualitas Mimpi

(59)

National Sleep Foundation, 2006. Sleep-Wake Cycle ;"Its Physiology an Impact

on HQa\th". fHttp://www.sle€pfoundation.ors Diakses pada 25 agustus

2016).

National Sleep Foundation, 2006. Depression and Sleep.

• (Http://www. sleep foundation, ors Diakses pada 25 agustus 2016).

Nugroho, W. 2007. Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Prestasi Pustaka, Surabaya.

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionare.

(Htip://www.goodmedicine.org._ Diakses pada 25 Agustus 2016).

Purwanto, Y. 2003. Memahami Mimpi. Menara Kudus, Yogya, Indoneisa

Robotham, D . , Chakkalackal, L . , Cyhlarova, E . , 2011. The impact of sleep on health and wellbeing, Mental Health Foundation.

(Http://www. howdicfyousleep.org Diakses pada 25 Agustus 2016].

Sadock BJ dan Sadock VA.2007. Synopsis o f Psychiatry. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.

Saputri, D. (2009). Hubungan antaraSleep Hygienedengan Kualitas Tidur pada Lanjut Usia di Dusun Sendowo, Kelurahan Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sherwood, L . , 2001. Susunan Saraf Pusat. In : Pendit, B . U . , ed. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. (2). Hal. 136-138.

(60)

Smolensky M , Lamberg L. 2000. The Body Clock Guide to better Health : "How to Use Your Body's Natural Clock to Fight Illness and Achieve Maximum Health". Henry Holt & Company, New York.

Smith, M . , Robinson, L. , Segal, R., M . A , 2012. How Much Sleep Do You Need?, Help Guide. (Http://www.Smith.org/life/sleepingMm . Diakses pada 25 Agustus 2016).

Wiyoto. 2002. Gangguan Fungsi Kognitif Pada Stroke. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan, Bagian Ilmu Penyakit Saraf. FK UNAIR, Surabaya.

(61)

K O N S E N T R A S I M A H A S I S W A F A K L U T A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H

P A L E M B A N G S E B E L U M M E N G I K U T I U J I A N

L E M B A R P E N J E L A S A N K E P A D A C A L O N S U B J E K

Assiamu'alaikum, saya Muhammad Farhan Rahmadi, mahasiswa S I Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, akan melakukan penelitian tentang "Hubxmgan kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa faklutas kedokteran universitas muhammadiyah Palembang sebelum mengikuti ujian" di UniversitasMuhammadiyah Palembang.

Saya mengajak Saudara/i ikut dalam penelitian ini dengan jangka waktu Test sekitar 30 menit.

a. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela, dan dapat menolak untuk ikut dalam penelitian ini atau dapat berhenti sewaktu-waktu tanpa denda atau sesuatu apapun.

b. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah responden menyelsaikan sesi akhir ujian blok, kemudian responden mengisi kuisioner Pittsburg Sleep Quality Index

(PSQI) untuk mengetahui kualitas tidur responden. Setelah hasil kualitas tidur didapatkan, penelitian dilanjutkan dengan melakukan stroop test pada responden dengan 2 kali percobaan.

c. Kewajiban Subjek Penelitian

Saudara/i diminta mengisi kuisioner dengan jawaban yang sebenamya terkait dengan pertanyaan yang diajukan, kemudian bersedia melakukan Stroop test dengan semaksimal mungkin.

(62)

d. Risikodan Efek Samping dan Penanganannya Tidak ada resiko dan efek samping dalam penelitian ini. e. Manfaat

Adapun manfaat yang bias diperoleh dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan kepada masyarakat mengerti dampak dari kualitas tidur yang buruk terhadap konsentrasi.

f. Kerahasiaan

Informasi yang didapatkan dari Saudara/i terkait dengan penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah (ilmu pengetahuan).

(63)

K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G S E B E L U M M E N G I K U T I U J I A N

L E M B A R P E N J E L A S A N K E P A D A C A L O N S U B J E K

Assiamu'alaikum, saya Muhammad Farhan Rahmadi, mahasiswa si fakultas kedokteran universitas muhammadiyah palembang, akan melakukan penelitian tentang "Hubungan kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa faklutas kedokteran universitas muhammadiyah palembang sebelum mengikuti ujian" di Universitas Muhammadiyah Palembang.

Saya mengajak Saudara/i ikut dalam penelitian ini dengan jangka waktu Test sekitar 30 menit.

a. Kesukarelaan untuk Ikut Penelitian

Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela, dan dapat menolak untuk ikut dalam penelitian ini atau dapat berhenti sewaktu-waktu tanpa denda atau sesuatu apapun.

b. Prosedur Penelitian

Pene

Gambar

Figure 1 Diagram of sleep homeostat and circadian timer
Gambar 2.3. Siklus Tidur Bangun
Tabel 4.2. Distribusi Responden berdasarkan Usia

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN OBESITAS REMAJA USIA 18-20 TAHUN (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan.. Universitas

Penelitian tentang hubungan antara tidur dan nilai telah banyak dilakukan dan menunjukkan nilai indeks prestasi yang lebih rendah didapat oleh mahasiswa dengan gangguan

Dan apabila mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang memiliki kualitas tidur yang baik dan tidak terdapat gangguan memori jangka pendek, maka

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN INDEKS MASSA TUBUH BERLEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN.. UNIVERSITAS

Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan berbagai macam keluhan termaksud nyeri, kesemutan, mati rasa,. kekauan sendi hingga kesulitan

Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa kondisi kualitas tidur mahasiswa semester I Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun

Hubungan Depresi, Ansietas, dan Stres dengan Kejadian Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa Tahun Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sebelum dan

Subyek penelitian adalah mahasiswa kedokteran FKIK Ukrida angkatan 2016 yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran angkatan 2016, mahasiswa