• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA BINUS JURUSAN MARKETING COMMUNICATION TERHADAP TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV (STUDI KASUS ANGKATAN 2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA BINUS JURUSAN MARKETING COMMUNICATION TERHADAP TAYANGAN REPORTASE INVESTIGASI DI TRANS TV (STUDI KASUS ANGKATAN 2012)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA BINUS JURUSAN

MARKETING COMMUNICATION

TERHADAP TAYANGAN “REPORTASE

INVESTIGASI” DI TRANS TV (STUDI KASUS

ANGKATAN 2012)

Deny Siawan

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 - Kebon Jeruk Jakarta Barat, Telp : 021 5345830 / 5350660, Fax : 021 5300244, deny_thecloud@yahoo.com

Abstrak

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi

mahasiswa bina nusantara jurusan marketing communication angkatan 2012 terhadap tayangan reportase investigasi yang ditayangkan di Trans TV.

Metode Penelitian Dalam penelitian ini untuk peneliti menggunakan metode penelitian

kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada objek yang diteliti.

Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah bahwa persepsi mahasiswa

binus jurusan marketing communication terhadap tayangan reportase investigasi adalah cenderung baik.

Simpulan Adanya persepsi yang baik dan buruk dari mahasiswa binus jurusan marketing

communication angkatan 2012 mengenai tayangan reportase investigasi, tetapi lebih didominasi oleh persepsi yang baik.

(2)

1.

Pendahuluan

Latar belakang peneliti memilih Trans TV sebagai Obyek penelitian ini adalah karena menurut peneliti Trans TV merupakan TV yang termasuk TV yang masih baru bila dibandingkan dengan TV pendahulunya seperti RCTI, SCTV, Indosiar, dan televisi – televisi lainya, tetapi Trans TV sudah mampu untuk bersaing dengan para pendahulunya bahkan Trans TV sudah bisa menyaingi beberapa televisi – televisi pendahulunya dari segi rating dan share dalam sebagian program tertentu. Kedua, kenapa peneliti memilih tayangan Reportase Investigasi untuk diteliti ? Karena menurut peneliti tayangan Reportase Investigasi ini adalah program yang baik dan sangat bermanfaat bagi penontonya. Tayangan reportase Investigasi ini dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi mereka, tetapi di satu sisi tayangan Reportase Investigasi ini juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi orang – orang disekitar karena dapat membuat pihak – pihak lain meniru perbuatan yang ditayangkan program ini karena program ini memberikan informasi yang terlalu detail tentang cara pelaku menjalankan tindak kejahatannya tersebut.

Tabel 1.1 (Tinjauan Pustaka)

No. Nama Peneliti / Judul Penelitian / Publikasi Topik Permasalahan Analisa Penelitian 1. Robin / Pengaruh Program Reportase

Investigasi di Trans TV Terhadap Persepsi Mahasiswa Binus University ( Studi Tentang Episode Siomay – Batagor Berbalut Pemicu Kanker ) / Skripsi Binus University Tahun 2012 1. Apakah media memiliki dampak terhadap penciptaan persepsi dari penonton?

2. Apakah hasil dari penyampaian persepsi ini mampu mengarahkan audience pada suatu

tindakan untuk

mengikuti isi dari pesan yang diterimanya melalui

media massa ?

1. Ruang lingkupnya terlalu sempit karena hanya meneliti 1 episode saja.

2. Topik

permasalahan tidak terjawab.

2. Dede Kurnia / Pengaruh Program Acara "KICK ANDY HOPE" di metro TV Terhadap Persepsi Masyarakat (Studi Kasus : JL. H. Pentul 2 RT. 07 Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan) / Skripsi Binus University Tahun 2012

1. Bagaimana Analisa SWOT pra produksi Coffee Break di Tv One untuk menarik minat penonton?

2. Bagaimana Analisa SWOT produksi Coffee Break di Tv One untuk

menarik minat

penonton?

3. Bagaimana Analisa SWOT pasca produksi Coffee Break di Tv One untuk menarik minat penonton?

1. Metode penelitian yang digunakan tidak sesuai dengan teknik pengumpulan data 2. ruang lingkup penelitian kurang jelas

Perbedaan penelitian saya dengan 2 penelitian di atas adalah saya lebih focus terhadapa persepsi dari responden sedangkan Robin meneliti pengaruh sehingga terdapat 2 variabel dalam penelitian Robin, sedangkan dalam penelitian saya hanya terdapat 1 variabel. Pada skripsi Dede Kurnia dengan judul pengaruh dan persepsi tetapi menggunakan metode penelitian kualitatif yang mana menurut saya tidak cocok. Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Robin hasil penelitian tersebut tidak menjawab topik permasalahan. Untuk penelitian yang dilakukan Dede Kurnia ruang lingkup yang diteliti menurut saya kurang jelas dan tidak terarah sehingga menimbulkan kebingungan dalam melakukan penelitian, oleh karena itu di dalam penelitian saya kali ini saya mencoba untuk mempelajari apa yang salah dengan penelitian mereka dan berusaha untuk membuat skripsi saya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

(3)

Permasalahan dalam penelitian ini adalah banyak pro dan kontra yang berkembang di masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa tayangan reportase investigasi adalah tayangan yang baik dan bermanfaat, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa tayangan reportase investigasi merupakan tayangan yang tidak baik dan dapat memberi dampak buruk. Dari pendapat di atas maka disimpulkan bahwa, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Bina Nusantara jurusan marketing communication angkatan 2012 mengenai tayangan ”Reportase Investigasi” yang ditayangkan di Trans TV, apakah lebih banyak yang pro atau kontra terhadap tayangan tersebut.

Agar meghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas yang dapat menyebabkan kesulitan dalam pencarian data serta ketidakfokusan dalam penelitian, maka peneliti akan membuat batasan secara spesifik mengenai hal – hal apa saja yang akan diteliti. Pembatasan masalah dan ruang lingkup yang akan diteliti adalah mahasiswa Bina Nusantara jurusan marketing communication angkatan 2012 dan tayangan Reportase Investigasi itu sendiri. Tujuan dari peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Bina Nusantara jurusan Marketing Communication angkatan 2012 mengenai tayangan Reportase Investigasi, apakah lebih banyak yang pro atau kontra terhadap program acara tersebut.

Ada beberapa teori yang peneliti gunakan pada penelitian kali ini, Pertama ada konsep dari persepsi. Persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran (Mulyana, 2005: 168). Menurut Wenburg dan Wilmot, persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulayana, 2005: 167).

Kemudian yang kedua ada teori Individual Differences. Teori ini menelaah perbedaan – perbedaan individu – individu sebagai sarana media massa ketika mereka diterpa sehingga dapat menimbulkan efek tertentu yang berbeda – beda. Menurut teori ini individu - individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan – pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap – sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai – nilainya. Tanggapannya terhadap pesan – pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan karena secara individual berbeda satu sama lain bila dilihat dari struktur kejiwaannya.

Ketiga ada teori S-O-R (Stimulus – Organisme – Respons), teori ini sebenarnya merupakan prinsip yang sederhana, yaitu respon merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Effendy, 2003:225).

(4)

2.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Peneliti dituntut bersifat obyektif dan mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dapat diperoleh dengan pengujian alat ukur yang sudah memenuhi prinsip validitas dan reabilitas. (Kriyantono, 2007:57) Pendekatan kuantitatif menggunakan cara berpikir deduktif dimana teori ditempatkan sebagai titik tolak utama untuk menjawab permasalahan yang diangkat dan proses penelitian dilakukan secara bertahap mengikuti satu garis lurus atau linier. Teknik penelitian dalam pendekatan ini menggunakan instrumen kuesioner yang disajikan kepada setiap responden dalam bentuk daftar pertanyaan. Penelitian kali ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif . Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat suatu fenomena social tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. (Kriyantono, 2007:63)

Metode survei adalah metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpul data. Tujuan dari metode survei adalah memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. (Kriyantono.2007: 60). Metode survei merupakan jenis penelitian investigasi (investigation) yang mengamati keadaan persoalan atau obyek penelitian sebagaimana adanya. Pada umumnya unit analisis dalam penelitian survey adalah individu. Untuk penelitian tertentu, unit analisis mungkin adalah pasanagn sumai – istri, pasangan yang telah bercerai, atau rumah tanga secara keseluruhan, tetapi untuk satu wawancara, digunakan satu kuesioner dan tetap ditujukan kepada satu orang. Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data melalui survey dengan memberikan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang telah disusun dan disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Target daripada pembagian kuesioner ini adalah mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication angkatan 2012.

Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus rumus Slovin, rumusnya adalah:

N n = --- 1+Ne²

Keterangan: n = ukuran sample N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang dapat ditolerir atau yang disebut dengan istilah persepsi (10%). N n= --- 1+Ne² 415 n= --- 1+415(0,1)² 415 n= --- 5,15 n= 80,56 dibulatkan menjadi 81.

Menurut Rachmat Kriyanto dalam buku Riset Komunikasi, terdapat dua rancangan sampling yaitu, rancangan sampling probabilitas dan rancangan sampling nonprobabilitas. Rancangan sampling yang digunakan penulis adalah rancangan sampling probabilitas atau sampling random sederhana, dalam rancangan sampling random sederhana ini menurut (Kriyantono, 2007; 152-153).

(5)

3.

HASIL DAN BAHASAN

3.1 Uji Validitas

Tabel 3.1 (Hasil Uji Validitas) Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 74,9383 45,734 ,520 ,834 VAR00002 75,0370 48,136 ,374 ,841 VAR00003 74,9136 47,655 ,427 ,838 VAR00004 74,9136 47,655 ,427 ,838 VAR00005 75,0741 45,744 ,548 ,833 VAR00006 75,2469 47,363 ,325 ,844 VAR00007 75,1975 45,735 ,395 ,842 VAR00008 75,0000 46,875 ,437 ,838 VAR00009 75,0741 45,744 ,548 ,833 VAR00010 75,3210 47,771 ,275 ,847 VAR00011 74,9136 47,655 ,427 ,838 VAR00012 75,0000 46,500 ,463 ,837 VAR00013 75,0123 45,787 ,593 ,831 VAR00014 74,7901 48,993 ,326 ,842 VAR00015 75,0370 48,136 ,374 ,841 VAR00016 75,0370 48,611 ,347 ,842 VAR00017 74,6173 48,889 ,330 ,842 VAR00018 74,7901 48,993 ,326 ,842 VAR00019 75,0741 45,744 ,548 ,833 VAR00020 75,0741 45,744 ,548 ,833

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila validitasnya rendah maka instrument tersebut kurang valid (Riduan, 2011; 194). Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 20 pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawab sesuai dengan keinginan masing – masing. Setelah diuji validitasnya dari ke -20 pertanyaan tersebut dinyatakan bhwa semuanya merupakan pertanyaan yang valid.

(6)

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen, maka dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus: n∑XiYi - (∑Xi) (∑Yi)

r =

√[ N∑Xi² – ( ∑Xi )]² [ n∑Yi² – (∑Yi)² ]

Dimana:

r = Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment n = Banyaknya pasangan data

Xi = Variabel bebas X yang ke-i Yi = Variabel terikat Y yang ke-i Jika r hitung > r table, maka variabel tersebut valid Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid

3.2 Uji Realibilitas

Alat ukur disebut reliable bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walaupun digunakan berkali-kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable) dan tetap (consistent) (Simamora, 2004; 190). Uji realibilitas pada kuisioner dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien realibilitas Alpha Cronbach dengan rumus yang dikemukakan (Simamora, 2004; 190):

Metode alpha diukur berdasarkan skala alpha cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu dikelompokan kedalam lima kelas dengan rank yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat di interpretasikan sebagai berikut:

Nilai alpha cronbach 0,00 s/d 0,20 berarti kurang realibel Nilai alpha cronbach 0,21 s/d 0,40 berarti agak realibel Nilai alpha cronbach 0,41 s/d 0,60 berarti cukup realibel Nilai alpha cronbach 0,61 s/d 0,80 berarti realibel Nilai alpha cronbach 0,81 s/d 100 berarti sangat raelibel

(7)

Tabel 3.2 (Hasil Uji Reliabilitas)

Tabel 3.2 menunjukan bahwa Cronbach’s Alpha variable Persepsi sebesar 0.840 > 0.5 maka pernyataan variabel (X) dinyatakan sangat reliable.

Penelitian ini tidak memiliki hipotesis, tujuan dari penelitian ini bukan untuk menjawab apakah hipotesis diterima atau hipotesis ditolak, karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Seperti yang telah peneliti jelaskan di bagian kedua bah wa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengukur dengan cermat suatu fenomena social tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis (Kriyantono, 2007:63). Jadi peneliti hanya menghimpun dan menjelaskan data dengan apa adanya. Karena keterbatasan tempat untuk memeparkan hasil dari penelitian ini maka peneliti hanya memasukan beberapa penyataan yang memiliki perbedaan jawaban yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan berpengaruh pada penelitian ini :

Tabel 3.3 Pernyataan No.14

Anda dapat dengan mudah mengingat tips yang diberikan agar terhindar dari kecurangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 19 23,5 23,5 100,0 Setuju 57 70,4 70,4 76,5 Ragu – Ragu 4 4,9 4,9 6,2 Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2 Total 81 100,0 100,0 N Valid Missing Mean 81 0 4.1605

(Sumber : diperoleh dan diolah dari pernyataan No.14)

Berdasarkan tabel 4.14 terdapat 57 responden ata 70,4% dari total reponden yang menyatakan bahwa mereka dapat dengan mudah mengingat tips yang diberikan agar mereka dapat terhindar dari tindak kecurangan serupa. Nilai mean yang didapat dari pernyataan No.14 adalah sebesar 4,1605. Arti dari nilai tersebut adalah bahwa rata – rata responden menyatakan mereka dapat dengan mudah mengingat tips yang diberikan agar mereka dapat terhindar dari tindak kecurangan serupa.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(8)

Tabel 3.4 (Pernyataan No.16)

Tayangan “Reportase Investigasi” menjadikan anda lebih waspada Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 9 11,1 11,1 100,0 Setuju 58 71,6 71,6 88,9 Ragu – Ragu 12 14,8 14,8 17,3 Tidak Setuju 2 2,5 2,5 2,5 Total 81 100,0 100,0 N Valid Missing Mean 81 0 3.9136

(Sumber : diperoleh dan diolah dari pernyataan No.16)

Jika dilihat dari tabel 4.21 maka didapatkan hasil bahwa terdapat 58 responden atau 71,6% dari total responden yang menyatakan setuju jika dikatakan tayangan reportase investigasi dapat menjadikan mereka lebih waspada. Nilai mean yang didapat dari pernyataan No. 16 adalah sebesar 3,9136 yang artinya adalah rata- rata responden menyatakan setuju bahwa tayangan reportase investigasi dapat membuat mereka lebih waspada.

Tabel 3.5 (Pernyataan No.18)

Teknik melakukan kecurangan yang ditayangkan secara detail dapat membuat orang lain menirunya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 19 23,5 23,5 100,0 Setuju 57 70,4 70,4 76,5 Ragu – Ragu 4 4,9 4,9 6,2 Tidak Setuju 1 1,2 1,2 1,2 Total 81 100,0 100,0 N Valid Missing Mean 81 0 4,1605

(Sumber : diperoleh dan diolah dari pernyataan No.18)

Dari tabel 4.23 di atas diperoleh hasil terdapat 57 responden atau 70,4% dari total responden yang setuju bahwa teknik melakukan kecurangan yang disiarkan secara mendetail membuat pihak lain dapat dengan mudah menirunya. Nilai mean yang didapat dari pernyataan No. 18 adalah sebesar 4,1605. Artinya adalah rata – rata responden menyatakan setuju bahwa teknik melakukan kecurangan yang disiarkan secara mendetail membuat pihak lain dapat dengan mudah menirunya.

(9)

4

SIMPULAN DAN SARAN

Secara keseluruhan dilihat dari hasil penelitian ini bahwa penonton atau dalam studi penelitian ini adalah mahasiswa bina nusantara jurusan komunikasi angkatan 2012 lebih banyak mengungkapkan persepsi yang positive daripada persepsi yang negative. Responden setuju bahwa tayangan tersebut memberikan dampak positive bagi orang yang menyaksikannya, walaupun menurut beberapa responden lainnya tayangan terebut dapat memberikan dampak negative bagi sebagian orang lainnya. Reportase investigasi merupakan tayangan yang berbasis informasi, jadi nilai jual dari program acara ini ada pada kualitas informasi, dan kebanyakan responden setuju bahwa informasi yang diberikan mudah untuk diterima dan dimengerti. Responden juga setuju bahwa informasi yang diberikan sangat bermanfaat bagi mereka yang menyaksikan tayangan tersebut. Responden juga setuju bahwa tips yang diberikan mudah untuk diingat dan dimengerti. Tayangan reportase investigasi juga menjadikan mereka lebih waspada. Persepsi negative dari tayangan reportase investigasi ini adalah tidak sedikit responden atau penonton yang menjadi takut untuk mengkonsumsi produk – produk serupa yang pernah ditontonnya. Tayangan reportase ini juga memberikan dampak negative bagi pedagang serupa yang tidak melakukan kecurangan. Jadi kesimpulannya lebih banyak sisi positive yang diberikan oleh tayangan reportase investigasi dibandingkan dengan sisi negative.

Saran saya sebagai peneliti sebaiknya tayangan tersebut tidak perlu dibuat terlalu detail. Detail di sini dalam artian tidak perlu sampai mempertlihatkan semua teknik – teknik yang dilakukan mulai dari awal hingga akhir. Jika hal ini dilakukan maka dapat menimbulkan kemungkinan akan adanya peniruan terhadap tindak kejahatan serupa, sehingga untuk meminimalisir tindak tersebut ada baiknya bila teknik atau cara – cara untuk melakukan tindak kejahatan tersebut tidak perlu dimuat atau ditayangkan sampai terperinci. Saran peneliti berikutnya sebaiknya tim dari reportase investigasi perlu juga memikirkan cara bagaimana agar pedagang – pedagang lain yang tidak melakukan kecurangan tidak terkana efek negative dari tayangan ini, misalnya dengan memberikan himbauan bahwa tidak semua pedagang melakukan tindak kejahatan tersebut, hanya segelintir orang saja yang melakukan tindak kejahatan tersebut, atau bisa juga dengan memberikan rekomendasi tempat – tempat atau produk – produk mana yang aman dan dimana produk tersebut dapat ditemukan

(10)

5.

REFERENSI

Ardianto, E. (2007). Komunikas iMassa :Suatu Pengantar. Bandung: Simbosa Rekatama Media. Bungin, H.M.B. (2007).Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cangara, H. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :Kencana Prenada Media Group.

Deddy, I. (2005). : Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendi, O.U. (2003).Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Effendi, O.U. (2004).Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Krisyantono, R. (2007). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Morrisan, M.A.(2008). Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola radio dan Televisi Edisi

Pertama. Jakarta : Pernada Media Group.

Muda, D.I. (2005). Jurnalistik Televisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa.Jakarta: Rajawali Pers.

Rakhmat, Jalaludin. (2008). Metode Penelitian Komunikasi Cetakan ke-14. Bandung:Remaja Rosdakarya. Simamora, Bilson. (2003). Memenangkan pasar dengan pemasaran efektif dan profitable. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Walgito, B. (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI

Widjaja, A.W. (2008). Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara.

WEBSITE

http://www.kpi.go.id/component/content/article/12-umum/30858-teguran-tertulis-kedua-qreportase-investigasiq-trans-tv

(http://www1.transtv.co.id/frontend/home/category)

JURNAL

BM, Mursito. (2007). Konstruksi Realitas dalam (Bahasa) Media. Dalam Jurnal Komunikasi Massa (Ed.) Candra, N.R.A. (2010). Perkembangan Media Penyiaran Televisi Menjadikan Televisi Sebagai Kebudayaan Masyarakat. Dalam Jurnal Penyiaran Televisi (Ed.)

Gambar

Tabel 3.1 (Hasil Uji Validitas)  Item-Total Statistics  Scale Mean if  Item Deleted  Scale Variance if Item Deleted  Corrected Item-Total  Correlation  Cronbach's  Alpha if Item Deleted  VAR00001  74,9383  45,734  ,520  ,834  VAR00002  75,0370  48,136  ,37
Tabel 3.2 menunjukan bahwa Cronbach’s Alpha variable Persepsi sebesar 0.840 &gt; 0.5 maka pernyataan  variabel (X) dinyatakan sangat reliable

Referensi

Dokumen terkait

SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta suda h menggunakan sistem komputer, mereka belum memanfaatkan secara optimal yaitu hanya berkaitan dengan pengetikan surat menyurat atau

INTENS merupakan program infotainment yang membahas tentang dunia selebritis, yang disirakan setiap hari selama satu jam dari pukul 11.00 sampai dengan 12.00 WIB

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai amilum untuk bahan tambahan dalam formulasi

The Global Positioning System (GPS) was developed by the Department of Defense (DoD) primarily for the U.S. military to provide precise estimates of position,

Profitabilitas, Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2015-2017 )”

transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), dan yang menjadi sampel adalah seluruh mahasiswa dari program studi